You are on page 1of 3

Asuhan Keperawatan Stroke Hemoragik Pada Ny.

T Dan
Tn. S Dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas
Fisik Di Ruang Melati RSUD Dr. Haryoto Lumajang Tahun
2017
Maghfiroh, Ervi
URI: http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86850
Date: 2018-08-01
Abstract:
Stroke merupakan faktor utama penyebab kecacatan serius, dimana 1530% adalah stroke
hemoragik khususnya perdarahan intraserebral. Kondisi tersebut akan menyebabkan
penurunan kekuatan otot yang merupakan faktor yang berhubungan pada masalah
keperawatan hambatan mobilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi Asuhan
Keperawatan Stroke Hemoragik dengan masalah Hambatan Mobilitas Fisik di Ruang Melati
RSUD dr. Haryoto Lumajang. Desain yang digunakan adalah desain deskriptif dalam bentuk
laporan kasus. Penelitian dilakukan kepada dua orang klien yang sudah terdiagnosa Stroke
Hemoragik pada rekam medik klien. Data yang dikumpulkan dengan cara wawancara
dengan klien maupun keluarga, observasi dan pemeriksaan fisik serta studi dokumentasi.
Hasil penelitian dilakukan penulis di RSUD dr. Haryoto Lumajang pada klien stroke
hemoragik dengan masalah hambatan mobilitas fisik, terdapat 10 batasan karakteristik yang
muncul diantaranya gangguan sikap berjalan, gerakan lambat, gerakan tidak terkoordinasi,
instabilitas postur, kesulitan membolakbalikkan posisi, keterbatasan rentang gerak,
ketidaknyamanan, melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan, penurunan
kemampuan melakukan keterampilan motorik halus, dan penurunan kemampuan melakukan
keterampilan motorik kasar. Intervensi dan implementasi yang dilakukan pada klien stroke
hemoragik dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik ada 7 intervensi yang
dipilih secara umum, diantaranya pengaturan posisi, terapi latihan: mobilitas sendi,
peningkatan latihan: latihan kekuatan, pemijatan, perawatan tirah baring, bantuan
perawatan diri, dan pemberian terapi secara dependen. Intervensi dan implementasi secara
khusus yang dilakukan secara khusus dengan mengajarkan ROM (Range Of Motion)
aktif/pasif dan pemijatan dengan teknik akupresur. Hasil evaluasi selama 9 hari perawat
tercapai 6 dari 8 kriteria hasil yaitu adaptasi terhadap disabiltas fisik, pergerakan sendi,
status pernafasan, partisipasi dalam latihan, reaksi sisi yang terkena dampak, dan tanda-
tanda vital normal selama 9 hari. Perawatan pada klien stroke hemoragik dengan masalah
keperawatan hambatan mobilitas fisik perlu dilakukan tindakan keperawatan lebih dari 9 hari
untuk mencapai 8 kriteria hasil.

Stroke merupakan faktor utama penyebab kecacatan serius, dimana 1530% adalah stroke
hemoragik khususnya perdarahan intraserebral. Kondisi tersebut akan menyebabkan
penurunan kekuatan otot yang merupakan faktor yang berhubungan pada masalah
keperawatan hambatan mobilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi Asuhan
Keperawatan Stroke Hemoragik dengan masalah Hambatan Mobilitas Fisik di Ruang Melati
RSUD dr. Haryoto Lumajang. Desain yang digunakan adalah desain deskriptif dalam bentuk
laporan kasus. Penelitian dilakukan kepada dua orang klien yang sudah terdiagnosa Stroke
Hemoragik pada rekam medik klien. Data yang dikumpulkan dengan cara wawancara
dengan klien maupun keluarga, observasi dan pemeriksaan fisik serta studi dokumentasi.
Hasil penelitian dilakukan penulis di RSUD dr. Haryoto Lumajang pada klien stroke
hemoragik dengan masalah hambatan mobilitas fisik, terdapat 10 batasan karakteristik yang
muncul diantaranya gangguan sikap berjalan, gerakan lambat, gerakan tidak terkoordinasi,
instabilitas postur, kesulitan membolakbalikkan posisi, keterbatasan rentang gerak,
ketidaknyamanan, melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan, penurunan
kemampuan melakukan keterampilan motorik halus, dan penurunan kemampuan melakukan
keterampilan motorik kasar. Intervensi dan implementasi yang dilakukan pada klien stroke
hemoragik dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik ada 7 intervensi yang
dipilih secara umum, diantaranya pengaturan posisi, terapi latihan: mobilitas sendi,
peningkatan latihan: latihan kekuatan, pemijatan, perawatan tirah baring, bantuan
perawatan diri, dan pemberian terapi secara dependen. Intervensi dan implementasi secara
khusus yang dilakukan secara khusus dengan mengajarkan ROM (Range Of Motion)
aktif/pasif dan pemijatan dengan teknik akupresur. Hasil evaluasi selama 9 hari perawat
tercapai 6 dari 8 kriteria hasil yaitu adaptasi terhadap disabiltas fisik, pergerakan sendi,
status pernafasan, partisipasi dalam latihan, reaksi sisi yang terkena dampak, dan tanda-
tanda vital normal selama 9 hari. Perawatan pada klien stroke hemoragik dengan masalah
keperawatan hambatan mobilitas fisik perlu dilakukan tindakan keperawatan lebih dari 9 hari
untuk mencapai 8 kriteria hasil.

Stroke merupakan faktor utama penyebab kecacatan serius, dimana 1530% adalah stroke
hemoragik khususnya perdarahan intraserebral. Kondisi tersebut akan menyebabkan
penurunan kekuatan otot yang merupakan faktor yang berhubungan pada masalah
keperawatan hambatan mobilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi Asuhan
Keperawatan Stroke Hemoragik dengan masalah Hambatan Mobilitas Fisik di Ruang Melati
RSUD dr. Haryoto Lumajang. Desain yang digunakan adalah desain deskriptif dalam bentuk
laporan kasus. Penelitian dilakukan kepada dua orang klien yang sudah terdiagnosa Stroke
Hemoragik pada rekam medik klien. Data yang dikumpulkan dengan cara wawancara
dengan klien maupun keluarga, observasi dan pemeriksaan fisik serta studi dokumentasi.
Hasil penelitian dilakukan penulis di RSUD dr. Haryoto Lumajang pada klien stroke
hemoragik dengan masalah hambatan mobilitas fisik, terdapat 10 batasan karakteristik yang
muncul diantaranya gangguan sikap berjalan, gerakan lambat, gerakan tidak terkoordinasi,
instabilitas postur, kesulitan membolakbalikkan posisi, keterbatasan rentang gerak,
ketidaknyamanan, melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan, penurunan
kemampuan melakukan keterampilan motorik halus, dan penurunan kemampuan melakukan
keterampilan motorik kasar. Intervensi dan implementasi yang dilakukan pada klien stroke
hemoragik dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik ada 7 intervensi yang
dipilih secara umum, diantaranya pengaturan posisi, terapi latihan: mobilitas sendi,
peningkatan latihan: latihan kekuatan, pemijatan, perawatan tirah baring, bantuan
perawatan diri, dan pemberian terapi secara dependen. Intervensi dan implementasi secara
khusus yang dilakukan secara khusus dengan mengajarkan ROM (Range Of Motion)
aktif/pasif dan pemijatan dengan teknik akupresur. Hasil evaluasi selama 9 hari perawat
tercapai 6 dari 8 kriteria hasil yaitu adaptasi terhadap disabiltas fisik, pergerakan sendi,
status pernafasan, partisipasi dalam latihan, reaksi sisi yang terkena dampak, dan tanda-
tanda vital normal selama 9 hari. Perawatan pada klien stroke hemoragik dengan masalah
keperawatan hambatan mobilitas fisik perlu dilakukan tindakan keperawatan lebih dari 9 hari
untuk mencapai 8 kriteria hasil.
Stroke merupakan faktor utama penyebab kecacatan serius, dimana 1530% adalah stroke
hemoragik khususnya perdarahan intraserebral. Kondisi tersebut akan menyebabkan
penurunan kekuatan otot yang merupakan faktor yang berhubungan pada masalah
keperawatan hambatan mobilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi Asuhan
Keperawatan Stroke Hemoragik dengan masalah Hambatan Mobilitas Fisik di Ruang Melati
RSUD dr. Haryoto Lumajang. Desain yang digunakan adalah desain deskriptif dalam bentuk
laporan kasus. Penelitian dilakukan kepada dua orang klien yang sudah terdiagnosa Stroke
Hemoragik pada rekam medik klien. Data yang dikumpulkan dengan cara wawancara
dengan klien maupun keluarga, observasi dan pemeriksaan fisik serta studi dokumentasi.
Hasil penelitian dilakukan penulis di RSUD dr. Haryoto Lumajang pada klien stroke
hemoragik dengan masalah hambatan mobilitas fisik, terdapat 10 batasan karakteristik yang
muncul diantaranya gangguan sikap berjalan, gerakan lambat, gerakan tidak terkoordinasi,
instabilitas postur, kesulitan membolakbalikkan posisi, keterbatasan rentang gerak,
ketidaknyamanan, melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan, penurunan
kemampuan melakukan keterampilan motorik halus, dan penurunan kemampuan melakukan
keterampilan motorik kasar. Intervensi dan implementasi yang dilakukan pada klien stroke
hemoragik dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik ada 7 intervensi yang
dipilih secara umum, diantaranya pengaturan posisi, terapi latihan: mobilitas sendi,
peningkatan latihan: latihan kekuatan, pemijatan, perawatan tirah baring, bantuan
perawatan diri, dan pemberian terapi secara dependen. Intervensi dan implementasi secara
khusus yang dilakukan secara khusus dengan mengajarkan ROM (Range Of Motion)
aktif/pasif dan pemijatan dengan teknik akupresur. Hasil evaluasi selama 9 hari perawat
tercapai 6 dari 8 kriteria hasil yaitu adaptasi terhadap disabiltas fisik, pergerakan sendi,
status pernafasan, partisipasi dalam latihan, reaksi sisi yang terkena dampak, dan tanda-
tanda vital normal selama 9 hari. Perawatan pada klien stroke hemoragik dengan masalah
keperawatan hambatan mobilitas fisik perlu dilakukan tindakan keperawatan lebih dari 9 hari
untuk mencapai 8 kriteria hasil.

Stroke merupakan faktor utama penyebab kecacatan serius, dimana 1530% adalah stroke
hemoragik khususnya perdarahan intraserebral. Kondisi tersebut akan menyebabkan
penurunan kekuatan otot yang merupakan faktor yang berhubungan pada masalah
keperawatan hambatan mobilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi Asuhan
Keperawatan Stroke Hemoragik dengan masalah Hambatan Mobilitas Fisik di Ruang Melati
RSUD dr. Haryoto Lumajang. Desain yang digunakan adalah desain deskriptif dalam bentuk
laporan kasus. Penelitian dilakukan kepada dua orang klien yang sudah terdiagnosa Stroke
Hemoragik pada rekam medik klien. Data yang dikumpulkan dengan cara wawancara
dengan klien maupun keluarga, observasi dan pemeriksaan fisik serta studi dokumentasi.
Hasil penelitian dilakukan penulis di RSUD dr. Haryoto Lumajang pada klien stroke
hemoragik dengan masalah hambatan mobilitas fisik, terdapat 10 batasan karakteristik yang
muncul diantaranya gangguan sikap berjalan, gerakan lambat, gerakan tidak terkoordinasi,
instabilitas postur, kesulitan membolakbalikkan posisi, keterbatasan rentang gerak,
ketidaknyamanan, melakukan aktivitas lain sebagai pengganti pergerakan, penurunan
kemampuan melakukan keterampilan motorik halus, dan penurunan kemampuan melakukan
keterampilan motorik kasar. Intervensi dan implementasi yang dilakukan pada klien stroke
hemoragik dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik ada 7 intervensi yang
dipilih secara umum, diantaranya pengaturan posisi, terapi latihan: mobilitas sendi,
peningkatan latihan: latihan kekuatan, pemijatan, perawatan tirah baring, bantuan
perawatan diri, dan pemberian terapi secara dependen. Intervensi dan implementasi secara
khusus yang dilakukan secara khusus dengan mengajarkan ROM (Range Of Motion)
aktif/pasif dan pemijatan dengan teknik akupresur. Hasil evaluasi selama 9 hari perawat
tercapai 6 dari 8 kriteria hasil yaitu adaptasi terhadap disabiltas fisik, pergerakan sendi,
status pernafasan, partisipasi dalam latihan, reaksi sisi yang terkena dampak, dan tanda-
tanda vital normal selama 9 hari. Perawatan pada klien stroke hemoragik dengan masalah
keperawatan hambatan mobilitas fisik perlu dilakukan tindakan keperawatan lebih dari 9 hari
untuk mencapai 8 kriteria hasil.

You might also like