Professional Documents
Culture Documents
STUDI KELAYAKAN
(PROPOSAL USAHA : Budidaya Ayam Petelur)
Oleh :
Kelompok 6
Kelas B
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR - SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT karena hanya
berkat rahmat dan hidayah-Nya penyusunan laporan akhir praktikum Studi
Kelayakan dapat diselesaikan. Laporan akhir praktikum ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan. Adapun yang menjadi bahasan
dalam laporan akhir praktikum ini adalah mengenai proposal usaha budidaya ayam
petelur.
Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh
pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran, tenaga, maupun waktu yang telah
diluangkan untuk menyelesaikan laporan akhir praktikum ini, yaitu anggota
kelompok 6 dan dosen pengampu mata kuliah Studi Kelayakan, Dr. Ir. Linda
Herlina, MP.
Penyusun menyadari tidak ada yang sempurna, begitu juga laporan akhir
praktikum yang telah dibuat. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang dan untuk melengkapi
kekurangan yang terdapat di dalam laporan akhir praktikum ini.
Akhir kata, semoga apa yang telah diberikan oleh semua pihak dalam
penyusunan ini menjadi amal baik, dan diridhoi Allah SWT, Aamiin.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
I PENDAHULUAN
IV ASPEK KEUANGAN
V KELAYAKAN INVESTASI
VI ASPEK LINGKUNGAN
iii
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan................................................................................... 26
7.2 Saran ............................................................................................. 26
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Asumsi........................................................................................................ 5
2. Koefisien Teknis…....................................................................................10
v
I
PENDAHULUAN
yang akan datang, hal ini disebabkan karena besarnya jumlah penduduk sehingga
secara matematis permintaan akan produk peternakan seperti daging, telur dan susu
akan semakin meningkat pula. Salah satu sub sektor peternakan yang berperan
salah satu bahan pangan hewani yang paling lengkap gizinya. Kandungan gizi telur
ayam dengan berat 50 gram terdiri dari protein 6,3 gram, karbohidrat 0,6 gram,
lemak 5 gram, vitamin dan mineral.
peternakan ayam skala kecil, menengah dan industri ayam modern tumbuh pesat.
Untuk memenuhi kebutuhan telur sebagai sumber protein hewani, peternak tidak
hanya memproduksi telur ayam tersebut dalam jumlah yang banyak, tapi perlu
untuk mengetahui strategi pemasaran yang baik demi kelancaran penyaluran telur
pemindahan hak milik produk dari produsen atau lembaga perantara pemasaran
yang mempunyai hak kepemilikan kepada konsumen.
Untuk mewujudkan sistem pemasaran yang baik, para peternak pada industri
peternakan ayam petelur menjual telur ayam melalui beberapa cara yaitu ada yang
langsung menjual ke konsumen, ada pula yang menggunakan jasa perantara seperti
lembaga pemasaran yang dapat terdiri dari pedagang pengumpul besar/agen, dan
vi
rumah makan/restoran. Harga jual telur dari peternak ditentukan berdasarkan
kesepakatan harga antara peternak dengan konsumen atau lembaga pemasaran yang
terlibat dalam sistem pemasaran.
bagi para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan
undangan, yang tentunya kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya.
manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan
kesempatan kerja, dan lain-lain.
kelayakan terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya
sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan.
Hal tersebut di atas adalah menunjukan bahwa dalam studi kelayakan akan
melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang sesuai dengan bidang atau aspek
1.2 Permasalahan
memilih usaha beternak ayam petelur karena usaha ini selain memiliki peluang
pasar yang besar, usaha ini juga tidak membutuhkan modal yang besar dan tidak
vii
memerlukan tenaga kerja yang banyak. Usaha ini juga memiliki prospek yang yang
cerah dengan resiko kegagalan yang relatif kecil. Karena hal-hal inilah, penyusun
sebagai pemula dalam dunia usaha berharap dapat menjalankan usaha ini dengan
baik.
petelur dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis,
aspek ekonomi dan keuangan, aspek investasi, aspek manfaat, dan aspek
analisis kriteria investasi diantaranya Net Present Value (NPV), Internal Rate of
Return (IRR), B/C Ratio (Gross B/C dan Net B/C), Payback Period (PBP) dan
Break Event Point (BEP). Metode analisis ini akan memberikan hasil akhir dengan
memberikan kesimpulan apakah usaha tersebut layak dijalankan atau tidak layak.
viii
II
untuk memulai studi kelayakan yang lebih rinci pada aspek finansial.
konsumen tertentu dalam suatu daerah tertentu dalam waktu tertentu dalam
perusahaan.
besar di beberapa kota yang ada di Jawa Barat. Selain itu, pemasaran di luar
kota pun dilakukan keseluruh wilayah Jawa Tengah, dan Jawa Timur,
ix
2.3 Strategi Pemasaran
produksi. Karena usaha ini belum banyak ditekuni di daerah kami, maka
produksi.
x
III
memerlukan kisaran suhu yang ideal antara 18-21C, karena ayam ras
makan ayam ras petelur dan ayam cenderung lebih banyak minum.
berpengaruh pada produksi telur. Ayam ras petelur lebih mudah beradaptasi
(lebih tahan) dengan suhu yang relatif tinggi daripada suhu yang selalu
berubah-ubah.
agar dapat menekan biaya transportasi. Oleh karena itu, masalah temperatur
dapat diatasi dengan membuat sistem ventilasi udara yang baik yaitu dengan
memberi kipas pada kandang, sehingga dapat mengurangi panas. Jadi yang
mengganggu produktivitas ayam ras petelur. Hal ini dapat di atasi dengan
membuat sistem ventilasi udara yang baik pada kandang.
xi
adanya sirkulasi yang baik, suhu yang sesuai, adanya sanitasi yang baik
untuk ternaknya, jarak dengan sumber air, pakan pemasaran, dan bahan
kandang yang dipakai sesuai dengan keamanan ternak tersebut.
3.2 Perkandangan
yang tidak terlalu lebar sangat berguna untuk kebutuhan ayam dalam hal ini
akan sulit mendapatkan udara segar karena sirkulasi atau pergerakan udara
yang lambat. Kandang pada ayam itu diantaranya yaitu kandang postal dan
kandang batteray. Kandang tipe postal dengan luas 200 m², (40 x 5 m) cukup
optimal untuk memelihara pullet sejumlah 1600 ekor hingga berumur 112
hari. Sedangkan kandang batteray yang berukuran 200 m² bisa diisi dengan
xii
3.3 Asumsi dan Koefisien Teknis
Tabel 1. Asumsi
NO. ASUMSI SATUAN NILAI
1 Ternak bibit
jantan harga/ekor 8,000
betina layer harga/ekor 7,000
2 Pakan
Pakan starter Rp/kg/ekor 6,000
pakan grower Rp/kg/ekor 6,000
Pakan Layer Rp/kg/ekor 8,000
3 Vaksin/periode Rp/ekor 500
4 Lahan dan bangunan
a. Kantor Rp/m2 3,000,000
b. Ruang Penetasan Rp/m2 5,000,000
c. Gudang Pakan Rp/m2 2,500,000
d. Lahan Parkir Rp/m2 300,000
e. Pos Keamanan Rp/m2 800,000
h. Pemasangan Pagar Rp/m2 200,000
i. Kandang m2 100,000
J. Lahan m2 300,000
k. Cage battere per unit 150,000
l. kandang doc m2 1,000,000
5 Upah pegawai
a. manajer Rp/orang/hari 200,000
b. anak kandang Rp/orang/hari 90,000
6 Sarana dan prasarana
lampu unit 15,000
tempat pakan unit 10,000
tempat minum unit 10,000
listrik bulan 3,000,000
Mesin tetas unit 400,000
mobil unit 80,000,000
blower unit 400,000
timbangan unit 600,000
bensin liter 6,500
sekam kg 10,000
brooder electric unit 400,000
egg tray unit 15,000
7 Harga jual
xiii
a. telur konsumsi butir 1,500
b. DOC ekor 8,000
c. ayam afkir ekor 17,000
xiv
jantan ekor 1000
betina layer ekor 10000
TAHUN KE-1
Mortalitas 5%
Penjualan
b. Ayam Afkir -
c. DOC 11300
Replacement Stock
a. Jantan -
b. Betina -
xv
Tabel 4. Dinamika Populasi dan Produksi Tahun Ke-2
TAHUN KE-2
Mortalitas 5%
Produksi Telur
a. Telur Konsumsi
Penjualan
e. Ayam Afkir -
f. DOC 12788
Replacement Stock
c. Jantan 1000
d. Betina 11323
TAHUN KE-3
Mortalitas 5%
Penjualan
xvi
b. Ayam Afkir -
c. DOC 12723
Replacement Stock
e. Jantan 1000
f. Betina 12799
TAHUN KE-4
Mortalitas 5%
Penjualan
f. DOC 9825
Replacement Stock
g. Jantan 12734
h. Betina 1000
xvii
Tabel 7. Dinamika Populasi dan Produksi Tahun Ke-5
TAHUN KE-5
Mortalitas 5%
Penjualan
c. DOC 9538
Replacement Stock
a. Jantan 12432
b. Betina 1000
xviii
VI
ASPEK KEUANGAN
A. Investasi tetap
1 Kantor 30 Rp/m2 3,000,000 90,000,000
Ruang
2 Penetasan 250 Rp/m2 5,000,000 1,250,000,000
xix
Pemasangan
6 Pagar 550 Rp/m2 200,000 110,000,000
7 Lahan 1,800 Rp/m2 300,000 540,000,000
Brooder
17 electric 500 unit 400,000 200,000,000
Biaya
B. Operasional
1 Biaya Tetap
betina layer 10,000 ekor 7,000 70,000,000
anak kandang/
3 orang 3 Rp/orang/hari 90,000 270,000
egg tray 500 unit/30butir 15,000 7,500,000
Biaya
2 Variabel
Pakan starter 40 gr/hari/ekor 6,000 240,000
xx
sekam 60 karung/bulan 10,000 600,000
Sedangkan biaya operasional atau disebut pula sebagai modal kerja adalah
Proyeksi biaya dan manfaat pada budidaya ayam petelur pada tahun pertama
mengalami kerugian sebesar Rp. 1.737.291.065 hal ini wajar dalam suatu
proyek, karena tahun pertama merupakan modal awal atau investasi tetap
bangunan mess, gudang kamar susu, instalasi air dan listrik, harga bakalan,
dll. Pada tahun kedua proyek ini mendapatkan keuntungan (Net Benefit
pada tahun ke-5 sehingga secara perhitungan biaya dan manfaat proyek
budidaya ayam petelur ini menguntungkan (untuk lebih jelasnya bisa dilihat
pada lampiran).
xxi
4.3 Proyeksi Cashflow
kantong perusahaan. Arus kas terdiri dari arus kas masuk (cash in flow), arus
kas keluar (cash outflow). Selisih antara arus kas masuk dengan arus kas
keluar di sebut dengan arus bersih (net cash flow). Aliran kas masuk
peralatan, kendaraan, ayam dan lain-lainya pada akhir masa proyek yaitu
pada akhir tahun. Aliran kas keluar dari suatu proyek adalah merupakan
variabel dan biaya tetap), dan pajak penghasilan. Secara rinci arus kas dari
total dan biaya tunai dapat dilihat pada lampiran. Nilai net cash flow pada
setiap tahun menunjukkan angka yang positif yang artinya usaha ini
menguntungkan, sehingga layak dilaksanakan.
xxii
V
KELAYAKAN INVESTASI
𝑛
𝐵𝑡 − 𝐶𝑡
𝑁𝑃𝑉 = ∑
(1 + 𝑖 )𝑡
𝑖=1
Keterangan :
Bt : Penerimaan (Benefit) tahun ke-t (Rupiah)
Ct : Biaya (Cost) tahun ke-t (Rupiah)
N : Umur ekonomis proyek (Tahun)
i : Tingkat suku bunga/Discount rate (persen)
T : Periode Tahun
xxiii
Modal usaha yang digunakan adalah pinjaman dari bank dengan
tingkat suku bunga pinjaman yang digunakan sebesar 10 %.
Berdasarkan kriteria investasi NPV ≥ 0 berarti secara finansial usaha
layak untuk dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih besar
dari biaya yang dikeluarkan. Hal ini menunjukkan bahwa usaha
budidaya ayam petelur yang dijalakan memberikan manfaat positif
selama umur proyek dengan suku bunga pinjaman 10 %, sehingga dari
keriteria tersebut usaha ini layak untuk dilaksanakan.
Total
Biaya 5,785,700,000 1,310,700,000 1,430,700,000 1,310,700,000 1,850,700,000
Total
Benefit (1,737,291,065) 3,979,211,884 4,215,206,963 4,130,973,442 3,434,593,884
Net
Benefit (7522991065.00) 2668511884 2784506963 2820273442 1583893884
DF 10% 0.909 0.826 0.751 0.683 0.621
Total
NPVi 14046263998 7207181212
Total
PvC 9462221327
Total
PvB 9830319753
NPV 9857186173
xxiv
5.2 B/C Ratio (Net B/C dan Gross B/C)
a. Net N/C
positif dengan jumlah PV net benefit negatif. Nilai Net B/C ratio
Dari hasil perhitungan Net B/C ratio terdapat tiga kriteria kelayakan
investasi,yaitu:
b. Net B/C ratio< 1, maka usaha tersebut tidak layak untuk dilakukan.
c. Net B/C ratio= 1, maka usaha tersebut berada pada titik impas.
Nilai net benefit cost ratio (Net B/C) yang diperoleh sebesar 1,05.
Nilai tersebut menunjukan lebih dari satu. Nilai tersebut
menunjukan usaha peternakan ayam petelur layak untuk dijalankan
(Net B/C > dari 1).
b. Gross B/C
pengeluaran. Gross B/C adalah rasio antara total present value benefit
selama umur proyek. Apabila nilai gross B/C lebih dari 1 maka proyek/
usaha tersebut feasible atau go, nilai gross B/C kurang dari 1 maka
proyek/ usaha tersebut tidak feasible atau no go, dan apabila nilai gross
B/C kurang sama dengan 1 maka proyek/ usaha tersebut berada dalam
keadaan BEP (Ibrahim, 2003).
xxv
Nilai Gross B/C adalah 1,04. Nilai ini menunjukkan bahwa pendapatan
menunjukkan bahwa usaha ayam petelur adalah layak dijalankan. Hal ini
dikarenakan nilai Gross B/C tersebut lebih dari 1.
𝑁𝑃𝑉1
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖1 + (𝑖2 − 𝑖1 )
𝑁𝑃𝑉1 − 𝑁𝑃𝑉2
Keterangan :
NPV1 : NPV yang bernilai positif
NPV2 : NPV yang bernilai negatif
i1 : Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif
i2 : Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif
Dari hasil perhitungan IRR terdapat tiga kriteria kelayakan investasi,
yaitu:
xxvi
5 1583893884.13 0.567 898743926.46 0.543 859674143.18
TOTAL 83400769 TOTAL (48474320)
(POSITIF) (NEGATIF)
xxvii
5.4 Payback Period (PBP)
Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk
menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan
aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara
pengeluaran investasi dengan cash inflow yang hasilnya merupakan
satuan waktu (Umar 2005). Selama proyek dapat mengembalikan
modal/investasi sebelum berakhirnya umur proyek, berarti proyek
masih dapat dilaksanakan. Jadi Payback Period merupakan jangka
waktu periode yang dibutuhkan untuk membayar kembali semua
biaya-biaya yang telah dikeluarkan di dalam investasi suatu proyek.
Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik proyek tersebut
untuk diusahakan. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai
berikut :
I
𝑃𝐵𝑃 =
𝐴𝑏
Keterangan :
PBP : 2,18
xxviii
Nilai PBP adalah sebesar 2,18. Hal ini menandakan bahwa dalam
waktu 2 tahun 2 bulan 4 hari dapat mengembalikan biaya tetap dan biaya
variabel. Waktu tersebut dapat dikatakan cepat, sehingga usaha ayam
petelur dapat dikatakan sangat baik.
BEP : 2.33
Nilai BEP adalah sebesar 2,33. Hal ini menandakan bahwa dalam waktu 2
tahun 4 bulan 29 hari usaha ayam petelur dapat mengembalikan biaya tetap dan
biaya variabel. Waktu tersebut dapat dikatakan standar, sehingga usaha ayam
petelur dapat dikatakan sangat baik.
xxix
IV
ASPEK LINGKUNGAN
negatif terhadap masyarakat. Dampak positif yang ditimbulkan yaitu kotoran ayam
masyarakat sekitar peternakan dan dampak negatif yang ditimbulkan antara lain bau
yang tidak sedap dari peternakan, banyak lalat di rumah-rumah warga sekitar
peternakan. Hal yang paling mengganggu masyarakat sekitar yaitu pada musim
hujan tiba, karena kotoran ayam menjadi basah dan baunya menyengat.
ayam dapat ditakukan dengan beberapa cara antara lain dengan membubuhkan
efisiensi pakan, sehingga mengurangi sisa protein yang tidak tercerna dan
pakan maupun ditambahkan pada kotoran. Senyawa lain adalah kaporit dan kapur
xxx
VII
KESIMPULAN
7.1 Kesimpulan
petelur ini dikatakan sangat layak secara finansial, apabila nilai NPV positif atau
nilai IRR lebih tinggi dari suku bunga kredit. Hal tersebut dibuktikan dengan
perhitungan yang sudah dibuat dan membuktikan bahwa usaha yang akan
dijalankan ini layak dimana nilai NPV > 0 yaitu Rp. 9.857.186.173,- , IRR > SOCC
yaitu 11,37% dan Net B/C > 1 yaitu 1,05 dan Gross B/C sebesar 1,04.
7.2 Saran
Usaha peternakan ayam petelur ini perlu ditambahkan jumlah kandang dan
ayam petelur agar menghasilkan telur lebih banyak sehingga peternakan dapat
berkembang lebih pesat dan dapat memenuhi kebutuhan konsumsi telur untuk
masyarakat.
xxxi