You are on page 1of 4

ANALISIS ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASASI

Dalam memulai usaha fotokopi ini, dibutuhkan suatu manajemen yang handal dalam
melaksanakannya dan memiliki kemampuan untuk memanage/mengatur segala sesuatu yang
berhubungan dengan usaha tersebut, mulai dari aktifitas / kegitan yang akan dilakukan maupun
yang telah dilakukan yang berhubungan dengan usaha tersebut. Dengan demikian dapat digunakan
pendekatan-pendekatan untuk mengkaji layak tidaknya bisnis tersebut dalam studi kelayakan bisnis
yang ditinjau dari aspek manajemen dan organisasi.

Kajian fungsi manajemen dalam usaha “Fotokopi Bintang 57”


Ada empat pendekatan strategis dalam aspek manajemen yang berlaku yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning)
Dengan pendekatan ini, diharapkan usaha “Fotokopi Bintang 57” yang akan didirikan dapat
memberikan petunjuk perencanaan usaha secara garis besar kepada para karyawannya. Sedangkan
perencanaan detailnya diserahkan kepada kreatifitas para karyawan dengan mematuhi aturan yang
ada, sehingga tercipta hubuungan komunikasi yang baik dan feedback yang seimbang antara pemilik
usaha dengan karyawan .

2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah pemilik usaha dalam
melakukan pengawasan dan mementukan orang-orang yang dibutuhkan untuk melaksakan tugas-
tugas yang telah dibagi-bagi. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa
saja yang akan dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas-tugas tersebut, pada tingkat mana
keputusan harus diambil. Tujuan utama usaha fotokopi “Bintang 57” adalah mendapatkan
laba/profit yang sebesar-besarnya dengan memberikan kepuasan maksimal kepada pelanggan. Jadi
motivasi utama dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh fotokopi “Bintang 57” adalah keuntungan.
Oleh karena itu usahan fotokopi ini harus dapat melayani para konsumen / pelanggan dengan cara
menguntungkan untuk kelangsungan hidup usaha tersebut dalam jangka panjang, selain itu juga
harus mengetahuikesempatan-kesempatan baru untuk memuaskan keinginan dan memenuhi
kebutuhan pelanggan. Fotokopi “Bintang 57” memerapkan koordinasi antar unit usaha sehingga
tercipta pembagian kerja yang seimbang serta pelimpahan wewenang yang jelas dan tepat. Struktur
organisasi disusun secara sederhana, yaitu pemilik usaha berada pada posisi paling atas selaku
pemimpin usaha tersebut. Lalu dibawahnya diikuti oleh para karyawan selaku pelaksana dimana
masing-masing karyawan melakukan aktivitas yang telah ditentukan.
3. Pengarahan (Actuating)
Pengarahan usaha fotokopi “bintang 57” pengkajiannya seperti : fungsi pengarahan yang harus
terpenuhi kriteria agar dapat mengarahkan bawahannya. Oleh karena itu, pemilik usaha berusaha
menggunakan kekuasaan secara positif terutama dalam mengambilkeputusan, sehingga dapat
memberikan arahan dan motivasi kepada para karyawan untuk selalu memberikan pelayanan yang
memuaskan pelanggan. Dengan pengarahan ini diharapkan terjalin koordinasi yang baik antara
pemilik usaha fotokopi “Bintang 57” dengan karyawannya.

4. Pengendalian (Controling)
Pengendalian (controling) yang dilakukan untuk memastikan apakah aktivitas yang telah
dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Oleh karena itu fotokopi “Bintang 57”
menerapkan pelaporan pengawasan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan dan
menjamin berlakunya tindakan korektif / perbaikan atas kesalahan yang sewaktu-waktu bisa saja
terjadi. Metode pengawasan yang berlaku di usaha fotokopi “Bintang 57” bersifat fleksibel, dinamis
dan ekonomis sehingga bisa dilakukan kapan saja dengan mengutamakan implementasi solusi dan
evaluasi. Usaha fotokopi “Bintang 57” menerapkan sistem pengendalian yang efektif dan akurat
tepat waktu strategis, relistis, dan objektif. Dengan pengendalian ini diharapkan usaha fotokopi yang
akan didirikan mampu memngimplementasikan usaha secara layak dan mampu memuaskan
pelanggan.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada bidang usaha ini adalah pemilik langsung membawahi dua karyawannya,
tidak ada senioritas diantara kedua karyawan, jadi antara karyawan lama dan baru adalah sama.

Dengan struktur organisasi yang cukup sederhana tersebut diharapkan usaha fotokopi dalam
memulai usahanya dapat dinilai dari segi efisiensi tenaga kerja yang dibutuhkan jika usaha tersebut
sudah berjalan dan ternyata usaha tersebut mendapat respon yang baik kepada para konsumen
bahkan sampai usaha yang berjalan kebanjiran order / kebanjiran pelanggan yang membuthkan
jasa fotokopi kami akan menambah tenaga kerja dan unit fotokopi sekaligus merubah struktur
organisasi tersebut agar lebih mudah para karyawan maupun pemilik usaha mengerjakan jobnya
secara maksimal dan profesional.

Job Deskripsi
1. Pemilik usaha / manajer fotokopi “Bintang 57”
Pemilik usaha fotokopi sekaligus manajer fotokopi mempunyai wewenang sepenuhnya terhadap
berjalannya kelangsungan usaha fotokopi.

o Mengatur usaha fotokopi agar berjalan dengan baik, baik dari segi finansial maupun non finansial.
o Menganalisa dan mengawasi kinerja pegawai.
o Menentukan tim kerja yang solid.
o Menentukan kelayakan usaha.
2. Operator fotokopi

Tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut :

o Menerima pesanan dari konsumen / melayani konsumen secara langsung khususnya fotokopi.
o Mengoprasikan mesin fotokopi dan alat-alat penunjang lainnya (mesin laminating & alat-alat
penjilidan)
o Menerima pembayaran dari konsumen yang nantinya diserahkan kepada pemilik usaha.
o Menjaga kebersihan tempat usaha.
o Menjaga dan merawat mesin fotokopi dan alat-alat penunjang lainnya agar kondisi mesin dan alat
tersebut dapat berumur panjang.
o Bertanggung jawab langsung kepada pemilik usaha.

Perizinan

Surat izin usaha perdagangan atau yang lebih dikenal dengan singkatan SIUP adalah surat izin
untuk dapat melaksanakan usaha perdagangan.

SIUP kecil diberikan untuk usaha yang memiliki modal disetor dan kekayaan bersih seluruhnya
sampai dengan Rp 200.000.000,00 ( di luar tanah dan bangunan tempat usaha )

Manfaat kepemilikan SIUP adalah sebagai berikut :

Sebagai syarat pengesahan yang diminta oleh pemerintah, sehingga dalam kegiatan usaha tidak
terjadi masalah perijinan

Prosedur Pembuatan SIUP


Untuk prosedur pembuatan SIUP biasanya dilakukan di kantor Dinas Perindustrian dan
Perdagangan daerah tingkat II atau setingkat dengan kabupaten / kota setempat.

Berikut tahapan dan persyaratan untuk mendapatkan SIUP :


1. Pemilik atau pelaku usaha mengurus sendiri atau melalui kuasa yang dikuasakan ke kantor Dinas
Perindustrian dan Perdagangan setempat
2. Mengambil formulir pendaftaran, mengisi formulir SIUP / PDP bermaterai Rp 6.000 yang
ditandatangani oleh pemilik usaha. Kemudian formulir yang sudah diisi kemudian di fotokopi
sebanyak dua rangkap, yang dilengkapi dengan syarat – syarat berikut :
o Fotokopi akte pendirian usaha / badan hukum sebanyak 3 lembar
o Fotokopi KTP ( Kartu Tanda Penduduk ) sebanyak 3 lembar
o Fotokopi NPWP sebanyak 3 lembar
o Fotokopi ijin gangguan / HO sebanyak 3 lembar
o Neraca perusahaan sebanyak 3 lembar
o Gambar denah lokasi tempat usaha
Untuk biaya pembuatan SIUP di daerah kami khususnya usaha fotokopi ini dikenakan biaya
administrasi Rp 150.000,00.

Dengan adanya SIUP, usaha yang dijalankan akan lebih aman karena terhindar dari masalah
perijinan yang sering berakibat hingga penggusuran tempat usaha.

Rekruitmen
Perekrutan karyawan sebagai pelaksana dilakukan dengan tiga pengetesan yaitu; tes administrasi,
tes wawancara dan tes praktek.

Pada tes administrasi persyaratannya adalah;

o Fotokopi KTP
o Pas foto 4×6 2 lembar
o Ijazah min SMA
o Fotokopi SKCK
o Surat pengalaman kerja
Tes wawancara, adalah pengetesan untuk mengetahui bagaimanakah karakteristik si pelamar, agar
pemilik lebih tahu bagaimana gaya dia berbicara, penyampaian ke pelanggan, sopan santun, dan
keuletan serta kerja keras yang akan diketahui nantinya.

Tes praktek adalah pengetesan untuk mengetahui bagaimanakah si pelamar mengetahui tentang
mesin fotokopi dan cara pengoprasiannya.

Orientasi
Pengenalan lingkunga kerja

Disini karyawan yang sudah di terima di kenalkan tentang tempat yang akan di jadikan bisnis usaha,
lingkungan sekitar tempat usaha, tempat tempat yang layak untuk di berikan penawaran promosi.

Pengenalan sistem kerja

Karyawan akan di ajarkan bagaimanakah sistim kerja tempat usaha fotokopi ini, dari awal pagi hari
dia bangun, jam berapa dia mulai bekerja, bagaimana urutan kerja untuk memproduksi sampai
memasarkan, dan jam berapa harus tutup serta kapan hari libur mereka.

Pengenalan pembukuan

Disini karyawan diajarkan tentang sistem pembukuan jumlah produk yang telah mereka jual, berapa
penghasilan per hari, dan yang harus disetorkan kepada pemilik tiap harinya beserta struk
penjualan, bagaimana cek stok bahan yang ada di tempat usaha.
Pebekalan materi kerja

Pada bagian ini karyawan di kenalkan dengan alat alat pendukung pekerjaan mereka, bagaimana
urutan tata kerja. Sistem yang digunakan, tata cara penggunaan alat.

Actual
Evaluasi kinerja karyawan

Karyawan tiap bulan di berikan evaluasi tentang kinerjanya, yang meliputi berapa total hasil usaha
yang di peroleh, bagaimana pendapat pelanggan yang mereka layani, apakah ada complain dari
customer tentang pelayanan atau mungkin produk yang di hasilkan, di usaha ini juga di berikan
nomor telpon untuk pelayanan pelanggan mengenai saran, kritik, serta keluhan tentang produk yang
di hasilkan untuk menunjang agra terciptanya kemajuan pada usaha ini.

Over Sales

Apabial terjadi penjulan yang melebihi penjualan yang telah di targetkan, tentu akan diadakan
penambahan personil yang mulanya hanya dengan dua orang karyawan akan di tambahkan menjadi
tiga atau lebih guna mendukung majunya usaha ini.

Hak Karyawan
Karyawan di dalam usaha fotokopi “Bintang 57” ini kerja mulai pukul 09.00 pagi dan tutup pada
pukul 21.00 malam, dan hak hak karyawan adalah sebagai berikut;

Gaji

Gaji di bayarkan tepat waktu tiap tanggal 1 tiap bulannya, mendapatkan insentif tiap bualnnya bila
penjualannya memenuhi target, dan kenaikan gaji tiap tahunnya sesuai persentase kenaikan UMK
tiap tahunnya

Cuti

Hak cuti karyawan tiap tahunnya mendapat 12 kali cuti, dan sisa cuti tidak bisa di uangkan

THR

Tunjangan Hari Raya di berikan tiap tahunnya pada hari ke duapuluh saat bulan Ramadhan dan
besarnya di sesuaikan dengan masa kerja karyawan tersebut yaitu bila belum ada satu tagun maka
berapa bulan dia bekerja di bagi dengan duabelas bulan dikalikan dengan gaji pokok mereka, dan
apabial sudah memasuki masa satu tahun bekerja THR di berikan satu kali gaji pokok mereka.

Referensi dari tugas UAS SKB.

Annang Nuris L. B.131.09.0335 USM/Ekonomi/Manajemen

You might also like