You are on page 1of 4

1.

3 Sufiks
Sufiks adalah bentuk terikat yang diimbuhkan pada akhir bentuk dasar. Sufiks
dalam bahasa Indonesia adalah –an, -kan, -i. Sufiks tersebut tidak mengalami proses
morfofonemik, sehingga sufiks itu tidak mengalami perubahan apabila diimbuhkan pada
bentuk dasar dimanapun.
Contoh:
-an + pikir → pikiran
-an + marah → satuan
-kan + tambah → tambahkan
-kan + bersih → bersihkan
-i + khianat → khianati
-i + sayang → sayangi

1.4 Gabungan awalan dan akhiran (konfiks/simulfiks)


Penggabungan awalan-akhiran dalam bahasa indonesia dapat dilakukan dengan
dua cara. Penggabungan/pengimbuhan yang dilakukan dengan bersamaan pada bentuk
dasar, gabungan awal itu dinamakan konfiks. Artinya bentuk dasar yang diimbuhkan
awalan-akhiran secara bersamaan itu tidak mempunyai tataran kata sebelumnya.
Contoh:
Per-an + tani → pertanian
Ke-an + rajin → kerajinan
di-kan + kerja → dikerjakan
ber-an + lanjut → berkelanjutan

Pengimbuhan awalan-akhiran dalam bahasa Indonesia yang mempunyai tataran


kata sebelumnya, pengimbuhan ini dinamakan simulfiks. Artinya pengimbuhan awalan-
akhiran itu dilakukan secara bertahap, sehingga mempunyai tataran sebelum bentuk
kompleks itu terwujud.
Contoh:
ber- + sama → bersama + -an → bersamaan
peN- + tani → petani + -an → pertanian
di- + marah → dimarah + -I → dimarahi

2. Reduplikasi (kata ulang)


Reduplikasi adalah proses morfologis atau proses morfemis yang mengulang
bentuk dasar, baik secara keseluruhan, secara sebagian maupun dengan perubahan bunyi.
Reduplikasi merupakan cara membentuk kata baru dengan mengulang bentuk dasarnya.
Proses ini menghasilkan kata ulang.
Secara konkret, berdasarkan beberapa pendapat para ahli bahasa, bentuk kata ulang dapat
dibedakan atas 5 macam, yaitu :
2.1. Kata ulang murni
Kata ulang mrni adalah kata ulang yang dihasilkan oleh unsure pengulangan
secara penuh.
Contoh:
baca-baca malam-malam
meja-meja pagi-pagi
dua-dua lama-lama
hitam-hitam makanan-makanan
dia-dia tulisan-tulisan

2.2. Kata ulang berimbuhan


Kata ulang berimbuhan adalah semua kata ulang yang salah satu unsurnya
berimbuhan.
Contoh:
membaca-membaca bersama-sama
menyebut-nyebut secepat-cepatnya
bersenang-bersenang tersenyum-senyum

2.3. Kata ulang berubah bunyi


Kata ulang berubah bunyi adalah kata ulang yang mengalami perubahan bunyi
pada salah satu kata.
Contoh:
bolak-balik
kedap-kedip
sayur-mayur
lalu-lalang
hingar-bingar

2.4. Kata ulang semu


Kata ulang semu adalah kata yang hanya dijumpai dalam bentuk ulang seperti itu.
Bila tidak diulang, komponennya itu tidak mempunyai makna, atau mempunyai makna
lain yang tidak ada hubungannya dengan kata ulang tersebut. Dengan kata lain, kata
ulang semu ialah kata ulang tidak jelas.
Contoh:
agar-agar
ari-ari
hati-hati
kunang-kunang
kupu-kupu
3. Komposisi (kata majemuk)
Komposisi atau pemajemukan adalah hasil dan proses penggabungan morfem
dasar dengan morfem dasar, baik yang bebas maupun yang terikat, sehingga terbentuk
sebuah konstruksi yang memiliki identitas makna yang berbeda atau yang baru.

Ciri-ciri komposisi :
a.Memiliki makna dan fungsi baru yang tidak persis sama denganfungsi masing-masing
unsurnya.
b. Unsur-unsurnya tidak dapat dipisahkan baik secara morfologis maupun secara
sintaksis.

Contoh:
- kambing+hitam →kambinghitam
- rumah+sakit →rumahsakit
- kaki+tangan → kaki tangan
- orang+tua → orang tua
- kepala + batu→kepalabatu
- mata + pelajaran→matapelajaran.

3.1. Komposisi Verba


Yang dimaksud dengan komposisi verba adalah komposisi yang pada satuan
klausa berkategori verba (kata kerja). Misalnya komposisi menyanyi menari dan datang
mengahadap pada kedua kalimat berikut:
- Mereka menyanyi menari sepanjang malam
- Dia datang mengahadap kepala sekolah
Sebagai pengisi fungsi predikat komposisi menyanyi menari dan datang
menghadap berkategori verba. Komposisi verba dapat dibentuk dari dasar:
1) Verba + verba, seperti menyanyi menari, duduk termenung, makan minum.
2) Verba + nomina, seperti gigit jari, membanting tulang, lompat galah.
3) Verba + adjektifa, seperti lompat tinggi, lari cepat, terbaring gelisah.
4) Adverbia + verba, seperti sudah makan, belum ketemu, masih tidur.

3.2.Komposisi Nomina
Yang dimaksud dengan komposisi nomina adalah komposisi yang pada satuan
klausa berkategori nomina (kata benda). Misalnya komposisi kakek nenek dan baju baru.
Sebagai pengisi fungsi subjek komposisi kakek nenek berkategori nomina; dan sebagai
pengisi fungsi objek komposisi baju baru juga berkategori nomina. Komposisi nomina
dapat dibentuk dari dasar:
1) Nomina + nomina, seperti kakek nenek, meja kayu, sate kambing
2) Nomina + verba, seperti meja makan,, buku ajar, ruang tunggu.
3) Nomina + adjektifa, seperti guru muda, mobil kecil, meja hijau.
4) Adverbial + nomina, seperti bukan uang, banyak serigala, beberapa guru.

3.3. Komposisi Adjektiva


Yang dimaksud dengan komposisi ajektival adalah komposisi yang pada satuan
kalusa, berkatagori ajektiva. Misalnya komposisi cantik molek dan kaya miskin dalam
klausa berikut :
- Gadis yang cantik molek itu duduk termenung.
- Kaya miskin di hadapan Allah sama saja.
Komposisi ajektifal dapat dibentuk dari dasar :
1) Adjektiva + adjektiva, seperti tua muda, besar kecil, putih abu-abu.
2) Adjektiva + nomina, seperti merah darah, keras hati, biru laut.
3) Adjektiva + verba, seperti takut pulang, malu bertanya, berani pulang.
4) Adverbia + adjektiva, seperti, tidak takut, agak malu, sangat menyenangkan.

B. Pemilihan Kata (Diksi)

Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu
untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata dapat dilakukan bila
tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Pemilihan kata
bukanlah sekedar memilih kata yang tepat, melainkan juga memilih kata yang
cocok. Cocok dalam arti sesuai dengan konteks di mana kata itu berada, dan maknanya
tidak bertentangan dengan yang nilai rasa masyarakat pemakainya.
Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata dipengaruhi
oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui,
memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat
mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara
efektif kepada pembaca atau pendengarnya.
Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep,
pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi antara
lain :
a) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c) Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d) Mencegah perbedaan penafsiran.
e) Mencagah salah pemahaman.
f) Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

You might also like