You are on page 1of 10

PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI


KESULITAN BELAJAR DI KELAS VIII-H SMP NEGERI 2 SOREANG

Ahmad Dimyati Mawaridz


E-mail : mawaridz79@gmail.com
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan
IKIP Siliwangi Bandung

Abstract
This research is in the background behind problems about student learning motivation.
Where from the observations it was found that some students of SMP Negeri 2 Soreang
school, especially class VIII H, found 11 students who had a low level of learning
motivation, so the authors conducted research to improve learning motivation of students
who had learning difficulties through the application of group guidance. This research was
conducted in 2 (two) cycle.Where before the research was conducted the results showed
that 11 students had an average percentage of 60.80%. From these results, treatments were
carried out in the first cycle and the results obtained were that of the 11 students who were
given services that were able to achieve completeness criteria above 65% were 6 students,
while 5 students had not reached the completeness criteria above 65% with an average
65.72%, experiencing an increase of 4.92%. Where as in the second cycle the increase in
learning motivation has occurred in 5 students whose signs are still experiencing less
learning motivation, which is still below 65% (the minimum achievement limit of learning
motivation) is above 65%. In the second cycle the increase in student learning motivation
was 65.72% to 73.72%. The increase occurred in both the first cycle and the second cycle.
This proves that the application of group guidance can function effectively to improve
student learning motivation.
Abstrak
Penelitian ini di latar belakangi oleh permasalahan tentang Motivasi belajar siswa. Dimana
dari hasil observasi ditemukan bahwa sebagian siswa SMP Negeri 2 Soreang, khususnya
kelas VIII H ditemukan 11 siswa yang mempunyai tingkat motivasi belajar yang rendah,
sehingga penulis melakukan penelitian untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yang
mengalami kesulitan belajar melalui penerapan bimbingan kelompok. Penelitian ini
dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Dimana sebelum dilakukan penelitian mendapati hasil
bahwa 11 orang siswa tersebut memiliki rata-rata persentase 60,80%. Dari hasil
tersebut dilakukanlah treatmen pada siklus I dan hasil yang diperoleh yaitu dari ke
11 orang siswa yang diberikan layanan yang mampu mencapai kriteria ketuntasan
di atas 65% adalah 6 orang, sedangkan 5 orang lainnya belum mencapai kriteria
ketuntasan di atas 65% dengan rata-rata 65,72%, mengalami peningkatan 4,92%.
Sedangkan pada siklus II peningkatan motivasi belajar sudah terjadi pada 5 orang siswa
yang tandanya masih mengalami motivasi belajar kurang yaitu masih di bawah 65% (batas
minimal pencapaian keberhasilan motivasi belajar) menjadi di atas 65%. Pada siklus II
peningkatan motivasi belajar siswa adalah 65,72% menjadi 73,72%. Peningkatan terjadi
baik pada penelitian siklus I maupun siklus II. Hal ini membuktikan bahwa penerapan
bimbingan kelompok dapat berfungsi secara efektif untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa.
Kata Kunci : Motivasi Belajar, Kesulitan Belajar, Bimbingan Kelompok
A. Pendahuluan
Perkembangan kehidupan sosial budaya serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang pesat dewasa ini memberikan tantangan tersendiri
bagi guru dan peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajar. Setiap peserta
didik senantiasa ditantang untuk terus meningkatkan kegiatan belajarnya melalui
berbagai sumber dan media seperti internet, televisi, perangkat audiovisual, selain
belajar langsung dengan guru. Sedangkan guru senantiasa ditantang untuk
mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi peserta didik. Melalui
peranannya sebagai pengajar guru diharapkan mampu memberikan motivasi pada
anak untuk belajar dalam berbagai kesempatan, guru hendaknya dapat
mengembangkan cara dan kebiasaaan belajar yang baik, sehingga peserta didik
memiliki motivasi yang kuat untuk belajar dan pada akhirnya bisa mencapai hasil
belajar yang optimal.
Motivasi dapat diartikan sebagai suatu dorongan yang menuntun seseorang
untuk mencapai apa yang diinginkan. Motivasi adalah suatu proses untuk
menggalakkan suatu tingkah laku supaya dapat mencapai maklumat-maklumat
yang tertentu (Purwanita, Dantes, & Setuti, 2013). Oemar Hamalik (2004)
menjelaskan motivasi berupa dorongan-dorongan dasar atau internal dan intensif
diluar individu atau hadiah. Motivasi adalah proses membangkitkan,
mempertahankan dan mengontrol minat-minat. Motivasi dipandang sebagai
dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan prlikau manusia, termasuk
prilaku belajar. Jadi, motivasi merupakan suatu dorongan yang dimiliki seseorang
untuk melakukan sesuatu, dan juga sebagai pemberi arah dalam tingkah lakunya,
salah satunya dorongan seseorang untuk belajar (Mustiqa, Yakub, & Saam, 2016).
Dari pengamatan konselor sekolah, proses belajar di SMP Negeri 2 Soreang
berjalan dengan cukup baik, karena didukung dengan guru yang berdedikasi
terhadap tugasnya, didukung dengan sarana prasarana belajar yang sangat memadai
seperti ruang kelas yang bersih, media, dan sumber pembelajaran yang ada baik
perpustakaan, laboratorium. Dengan kodisi ini mestinya siswa SMP Negeri 2
Soreang bisa menjalani proses belajar mengajar dengan baik, yang ditunjukan
dengan adanya motivasi belajar yang kuat dan pada akhirnya bisa menunjukan hasil
belajar yang optimal.
Namun kondisi nyata dilapangan tidaklah menunjukan kodisi ideal yang
diharapkan, dan hasil pengamatan ditemukan sejumlah siswa kelas VIII-H SMP
Negeri 2 Soreang yang motivasi belajarnya rendah. Identifikasi dari sejumlah siswa
menunjukkan perilaku sebagai berikut : Ada siswa yang terlihat malas-malasan saat
proses belajar berlangsung, ada siswa yang kurang aktif dalam kelas pada waktu
berlangsungnya pelajaran, ada siswa yang bermain saat proses belajar berlangsung,
ada siswa yang sering tidak mengerjakan PR yang diberikan guru, ada siswa yang
sering keluar masuk kelas saat proses belajar berlangsung, ada siswa yang
mengobrol saat proses belajar berlangsung, selain faktor-faktor di atas masih ada
beberapa faktor lain yang menyebabkan motivasi belajar mereka rendah seperti
kurangnya kesadaran akan pentingnya belajar, siswa kurang dapat menyesuaikan
diri terhadap lingkungannya, serta kurang perhatian orang tua terhadap pendidikan
anaknya.
Menurut Abu Ahmadi (1990:98) gejala berprestasi kurang ini sesungguhnya
dirasakan sebagai salah satu masalah dalam belajar karena secara potensial mereka
memiliki kemungkinan untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi.
Timbulnya gejala ini berkaitan dengan aspek motivasi, minat, sikap dan kebiasaan
belajar untuk itu, siswa yang bersangkutan harus segera diberikan bimbingan.
Karena apabila siswa tidak memiliki motivasi berprestasi, maka akan berpengaruh
pada proses belajar sehari-hari, kelanjutan pendidikannya dan karir dimasa
depannya. Sebelum hal itu terjadi, maka guru pembimbing atau konselor dituntut
untuk segera melakukan penindakan terhadap siswa yang bersangkutan. Salah
satunya adalah melalui layanan bimbingan kelompok.
Dimana berdasakan hasil penelitian oleh oleh penelitian Yuda Pratama (2013)
yang menyatakan bahwa motivasi dapat ditingkatkan melalui pemberian layanan
bimbingan kelompok.
Bimbingan kelompok adalah suatu bentuk bimbingan yang melibatkan
sejumlah orang sebagai kesatuan kelompok yang memungkinkan semua anggota
kelompok bisa mengeluarkan pendapat, mampu berbicara di depan umum, dan
mampu mengungkapkan prilaku empati pada teman, bisa menghargai teman, dan
bisa menghargai pendapat orang lain.
Melalui layanan bimbingan kelompok ini, diharapkan adanya dampak positif
yang berguna bagi perkembangan siswa dalam hal meningkatkan motivasi
berprestasinya. ini juga sangat penting dalam kehidupan siswa yang bersangkutan
untuk menentukan pendidikan lanjutan dan karirnya dimasa depan.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa kurangnya motivasi belajar pada
siswa dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penulis ingin mengajukan
penelitian yang berjudul “PENERAPAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGALAMI
KESULITAN BELAJAR DI KELAS VIII-H SMP NEGERI 2 SOREANG”.

BIMBINGAN KELOMPOK
Menurut Prayitno, (1995: 61) bimbingan kelompok diartikan sebagai upaya
untuk membimbing kelompok-kelompok siswa agar kelompok itu menjadi besar,
kuat, dan mandiri, dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai
tujuan-tujuan dalan bimbingan dan konseling. Maksud pernyataan tersebut bahwa
bimbingan kelompok dapat diartikan suatu upaya membina kelompok siswa untuk
menjadi kelompok yang besar, kuat dan mandiri. Kegiatan yang dilakukan melalui
kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan-
tujuan dalam bimbingan dan konseling. Semua peserta dalam kegiatan kelompok
saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran,
dan sebagainya, apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta
yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.
Menurut Sukardi (dalam Rai Indrayasa, 2012:12) layanan bimbingan
kelompok adalah layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara
bersama-sama memperoleh bahan dari narasumber tertentu (terutama guru
pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari
baik individu sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk
mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya
interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan
sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang
bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.

MOTIVASI BELAJAR
Menurut Sardiman, (1986: 75) menyatakan bahwa motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat
tercapai. Sedangkan Menurut Uno, (2006) berpendapat motivasi dan belajar
merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul
karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan
kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah
adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang
menarik.
Menurut Mc.Donald (Sardiman, 2011) mengatakan bahwa motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “ feeling”
dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Pernyataan yang dikemukakan
Mc.Donald ini mengandung tiga elemen penting:
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa “ feeling”, afeksi seseorang.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan, jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakn respon dari suatu aksi, yakni tujuan.
Penulis menyimpulkan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks.
Motivasi akan mneyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri
manusia, sehingga akan terkait dengan persoalan kejiwaan, perasaan, dan juga
emosi untuk kemudian melakukan sesuatu. Semua itu didorong karena adanya
tujuan, kebutuhan, atau keinginan. Berdasarkan dari teori diatas dapat disimpulkan
bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan memberikan arah kegiatan
belajar, sehingga diharapkan tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai.

CARA MENGETAHUI SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR


Gading (dalam Harisyanto, 2011: 24) mengemukakan beberapa ciri-ciri
dalam tingkah laku yang merupakan manifestasi kesulitan belajar adalah :
menunjukkan hasil yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai kelompoknya
atau dibawah potensi yang dimiliki, hasil yang dicapai tidak seimbang dengan
usaha yang telah dilakukan, lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar,
selalu ketinggalan dalam menyelesaikan tugas dalam waktu yang tersedia, serta
menunjukkan prilkau yang kurag wajar seperti acuh tak acuh, suka menentang,
sering membolos dan lain-lain. Sering menunjukkan gejala emosional yang kurang
wajar seperti pemurung dan mudah tersinggung
B. Metode
Penelitian ini tergolong penelitian tindakan bimbingan konseling (action
research in counselling), yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Penelitian ini dirancang dalam 2 siklus.
Setiap siklus terdiri dari enam tahapan yaitu: identifikasi, diagnosa, prognosa,
konseling/treatment, follow up atau evaluasi, dan refleksi, yang berulang secara
siklus.
Penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling di laksanakan di SMP Negeri
2 Soreang dimana penelitian dilakukan pada kelas VIII H dengan jumlah 47 siswa
terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 27 siswa perempuan.
Adapun alasan mengambil sampel kelas ini karena berdasarkan catatan
harian, Rekapitulasi absensi siswa selama penulis melaksanakan layanan
Bimbingan dan Konseling serta laporan dari wali kelas dengan beberapa guru mata
pelajaran di kelas VIII H, hasil dari identifikasi masalah bahwa motivasi belajar
mereka kurang baik dalam mengikuti dalam Kegiatan belajar mengajar maupun
dalam mengerjakan tugas/PR, malas bertanya pada guru kurangnya respon pada
mata pelajaran yang mereka anggap kurang disukai.
Kemudian dilihat dari prestasi belajar yang rendah di kelas tersebut serta
dengan menyebarkan kuesioner motivasi belajar peneliti memperoleh data bahwa
terdapat beberapa siswa yang memang benar memiliki motivasi belajar yang rendah
akibat dari siswa tersebut mengalami kesulitan dalam belajarnya. Kuesioner
diberikan dengan jalan mengajukan suatu daftar pertanyaan tertulis kepada siswa
dan siswa yang diberikan daftar pernyataan tersebut diminta untuk memberikan
jawaban secara tertulis. Kuesioner ini diharapkan dapat mengetahui bagaimana
motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan tindakan. Variabel motivasi
belajar datanya dikumpulkan dalam skala interval. Karena dalam kuesioner ini
berisi 10 pernyataan yang memiliki rincian skor seperti berikut :
Selalu : 1 poin
Kadang-kadang : 2 poin
Tidak Pernah : 3 poin
C. Hasil dan Pembahasan
Dari hasil penyebaran kuesioner ditemukan bahwa ada 11 orang siswa yang
memiliki motivasi rendah karena memiliki rata-rata persentase 60,80%. 11 orang
siswa tersebut kemudian diberikan treatmen yaitu layanan bimbingan kelompok.
Hasil yang diperoleh yaitu dari ke 11 orang siswa yang diberikan layanan yang
mampu mencapai kriteria ketuntasan di atas 65% adalah 6 orang, sedangkan 5
orang lainnya belum mencapai kriteria ketuntasan di atas 65%. Dari hasil siklus I
diketahui bahwa belum ke 11 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan, maka dari
itu perlu dilanjutkan ke siklus II.
Setelah diberikan tindakan pada siklus II diperoleh bahwa seluruh siswa yang
diberikan layanan sudah bisa mencapai kriteria ketuntasan yaitu di atas 65 %.
Pada siklus I diketahui bahwa rata-rata Persentase awal 60,80% meningkat
menjadi 65,72%, persentase peningkatannya adalah 4,92%. Persentase
Peningkatan Motivasi Belajar Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar terlihat
dari Tabel 1 berikut Ini :
Tabel 1. Peningkatan motivasi belajar pada siklus 1
Pengamatan Presentase
Keterangan
No Subjek Awal Siklus 1 peningkatan
Skor % Skor % % Meningkat
1. AMB 19 63 20 67 4 Meningkat
2. BP 18 60 19 63 3 Meningkat
3. DMS 19 63 21 70 7 Meningkat
4. DD 18 60 19 63 3 Meningkat
5. IAS 19 63 20 67 4 Meningkat
6. IM 19 63 21 70 7 Meningkat
7. MDA 19 63 20 67 4 Meningkat
8. MRFP 17 57 18 60 3 Meningkat
9. RFN 18 60 19 63 3 Meningkat
10. R 17 57 19 63 6 Meningkat
11. RH 18 60 21 70 10 Meningkat
Rata-rata 18,27 60,80 19,72 65,72 4,9

Berdasarkan hasil evaluasi dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan


motivasi belajar siswa. Persentase peningkatan antara 3% sampai 10% dengan rata-
rata peningkatan sebesar 4,9%.
Berikut ini akan disajikan grafik peningkatan motivasi belajar siswa siklus I.

Peningkatan Motivasi Belajar


80%
70% 70% 70%
70% 67% 67% 67%
63% 63% 63% 63% 63% 63% 63% 63% 63%
60% 60% 60% 60% 60%
60% 57% 57%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
AMB BP DMS DD IAS IM MDA MRFP RFN R RH

Presentase awal Siklus I

Sedangkan Pada siklus II peningkatan motivasi belajar siswa dari 65,72%


menjadi 73,72% dan persentase peningkatannya adalah 8%. Peningkatan motivasi
belajar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dilihat pada tabel 2 berikut :
Tabel 2. Peningkatan motivasi belajar siswa setelah diberikan layanan bimbingan
kelompok siklus II.
Pengamatan Presentase
Keterangan
No Subjek Awal Siklus 1 Siklus II peningkatan
Skor % Skor % Skor % % Meningkat
1. AMB 19 63 20 67 22 73 10 Meningkat
2. BP 18 60 19 63 23 77 17 Meningkat
3. DMS 19 63 21 70 22 73 10 Meningkat
4. DD 18 60 19 63 21 70 10 Meningkat
5. IAS 19 63 20 67 22 73 10 Meningkat
6. IM 19 63 21 70 22 73 10 Meningkat
7. MDA 19 63 20 67 22 73 10 Meningkat
8. MRFP 17 57 18 60 21 70 13 Meningkat
9. RFN 18 60 19 63 22 73 13 Meningkat
10. R 17 57 19 63 22 73 26 Meningkat
11. RH 18 60 21 70 25 83 23 Meningkat
Rata-rata 18,27 60,80 19,72 65,72 22,18 73,72 13,81
Berdasarkan tabel evaluasi di atas dapat dikemukakan bahwa terjadi
peningkatan motivasi belajar siswa setelah diberikan tindakan melalui proses
layanan bimbingan kelompok. Seluruh subjek penelitian mampu mencapai
Persentase motivasi belajar di atas 65%.
Berikut ini akan disajikan grafik motivasi belajar siswa yang mengalami
kesulitan belajar siklus II
Peningkatan Motivasi Belajar
90% 83%
77%
80% 73% 73% 73% 73% 73% 73% 73%
70% 70% 70% 70% 70%
67% 67% 67%
70% 63% 63% 63% 63% 63% 63% 63% 63% 63%
60% 60% 60% 60% 60%
57% 57%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
AMB BP DMS DD IAS IM MDA MRFP RFN R RH

Presentase awal Siklus I siklus II

Proses layanan bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan motivasi


belajar siswa yang mengalami kesulitan belajar. Seperti diketahui bahwa motivasi
belajar merupakan dorongan dan usaha yang mendorong seseorang untuk bertindak
agar mendapatkan hasil yang memuaskan demi tercapainya suatu tujuan (belajar
dan prestasi). Jika bimbingan kelompok diberikan secara tepat dan baik untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa yang mengalami kesulitan belajar, akan
nampak hasilnya dengan segera. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terjadi
peningkatan motivasi belajar pada semua subjek penelitian (11 orang siswa) yang
berakhir pada siklus II. Ini berarti jika layanan bimbingan kelompok diterapkan
dengan efektif maka motivasi belajar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat
ditingkatkan.
D. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Ini dikarenakan pada siklus I siswa sudah
mulai memahami layanan bimbingan kelompok, sehingga dari ke 11 orang siswa
tersebut sudah 6 orang yang bisa mencapai kriteria ketuntasan diatas 65 % dan
mengalami peningkatan motivasi belajar belajarnya dari 60,80% menjadi 65,72%
karena adanya interaksi saat layanan bimbingan kelompok dilaksanakan. Namun
masih ada siswa yang belum mencapai batas minimal pencapaian keberhasilan
motivasi belajar yaitu diatas 65% sebanyak 5 orang siswa sehingga perlu
dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II sudah terjadi peningkatan dari 65,72%
menjadi 73,72%. Hal ini dikarenakan dilakukannya penekanan dari peneliti
terhadap aspek-aspek motivasi belajar sehingga siswa lebih dapat memahami
motivasi belajar tersebut melalui layanan bimbingan kelompok.
Dari simpulan di atas, dapat disampaikan beberapa saran mengenai layanan
bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar : bagi siswa agar dapat
memanfaatkan layanan bimbingan kelompok sebagai wadah untuk meningkatkan
motivasi belajar, bagi guru BK agar menjadikan bimbingan kelompok sebagai
alternatif peningkatan motivasi belajar siswa, bagi guru BK agar menjadikan
bimbingan kelompok sebagai alternatif peningkatan motivasi belajar siswa, serta
bagi sekolah agar memperhatikan motivasi belajar siswa guna pencapaian
keberhasilan belajar, sehingga menjadi masukan untuk penyusunan program
bimbingan terhadap siswa dalam rangka peningkatan motivasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta.
Amti, Erman dan Priyatno. (1994). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta
: Rineka Cipta.
Mustiqa, Yakub, E., & Saam, Z. (2016). THE IMPACT OF GROUP GUIDANCE
SERVICES BY USING GAME METHOS TO IMPROVE ACHIEVEMENT
MOTIVATION OF STUDENTS GRADE X SMA NEGERI 14
PEKANBARU ACADEMIC Program Studi Bimbingan dan Konseling
METODE GAMES UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
BERPRESTASI SISWA KELAS X SMA, 1–12.
Purwanita, N. W. H., Dantes, N., & Setuti, N. M. (2013). Motivasi Belajar Siswa
Yang Mengalami Kesulitan. Jurnal Pendidikan Dan Kejuruan, 8(1), 40–50.
Retrieved from
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJBK/article/viewFile/908/778
Rochman, Natawijaya. (1987). Pendekatan Penyuluhan Kelompok. Bandung :
Diponegoro.
Romlah, T. (2001). Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Rusmana, Nandang. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah.
Bandung : Rizqi Press.
Sardiman. (2011) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.

You might also like