Professional Documents
Culture Documents
MINYATUL FALIHAH
03111745000004
Dosen Pembimbing
Dr. Yudhi Lastiasih, ST., MT.
NIP. 197701222005012002
i
PROPOSAL TUGAS AKHIR
MINYATUL FALIHAH
03111745000004
Dosen Pembimbing
Dr. Yudhi Lastiasih, ST., MT.
NIP. 197701222005012002
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
MINYATUL FALIHAH
Nrp. 0311745000004
SURABAYA
JANUARI 2019
i
ANALISA PENYEBAB KELONGSORAN DAN ALTERNATIF
PERKUATAN TEBING PADA PERUMAHAN GRANDCITY CLUSTER
L KAVLING L12 DAN L15, BALIKPAPAN UTARA, KALIMANTAN
Nama Mahasiswa : Minyatul Falihah
Jurusan : Teknik Sipil
Nomor Mahasiswa : 03111745000004
Dosen Konsultasi : Dr. Yudhi Lastiasih, ST., MT.
Abstrak
Kota Balikpapan merupakan salah satu pusat perekonomian terbesar di Provinsi
Kalimantan Timur, sehingga mobilitas masyarakat Balikpapan maupun pendatang cukup
tinggi. Laju pertumbuhan penduduk di kota Balikpapan secara tidak langsung berdampak
terhadap tingginya permintaan hunian (rumah) layak bagi warga.
Wilayah Balikpapan Utara memiliki kondisi topografi yang berbukit dan dibatasi oleh
hutan lindung. Oleh sebab itu, pengembang harus memperhatikan kondisi geografis tersebut
dan stabilitas lereng dalam perencanaannya. Salah satu pembangunan perumahan di Balikpapan
Utara yang mengalami permasalahan kelongsoran adalah Perumahan Grandcity yang terletak
di Jalan MT.Haryono No.16, Batu Ampar, Balikpapan Utara. Lokasi yang mengalami
kelongsoran adalah area forestside residential yang disebut sebagai cluster perumahan L, area
ini direncanakan dengan elevasi tertentu sehingga dibutuhkan timbunan dengan tinggi
bervariasi untuk mencapai elevasi rencana. Timbunan dimulai dari lokasi rencana kavling L10
sampai L15, hanya saja lokasi rencana kavling L12 sampai L15 mengalami kelongsoran.
Lokasi rencana kavling L12 akan diberi perkuatan DPT sementara kavling L15 sudah
diberi proteksi perkuatan menggunakan soldier pile diameter 500 mm, dan panjang 12 m
sebanyak 1 lapis. Diatas soldier pile terdapat DPT yang disatukan menggunakan capping beam
dengan ketebalan puncak dinding DPT sebesar 30 cm dan pada kaki DPT sebesar 50 cm.
Namun perkuatan pada area L15 mengalami geser disebabkan adanya pergerakan tanah yang
terjadi pada saat timbunan di belakang dinding penahan tanah area L15 baru mencapai
ketinggian ± 2 m. Selain itu diduga lapisan tanah lunak yang jenuh air disebabkan adanya pipa
air baku PAM Balikpapan yang mengalami kebocoran dan adanya hujan yang cukup deras
menyebabkan terjadinya pergeseran perkuatan dan menyebabkan longsor (Report
ReviewGrand blpp 2017).
Berdasarkan permasalahan diatas, akan dilakukan analisis ulang bidang longsor dengan
perkuatan sesuai eksisting untuk mengetahui penyebab kelongsoran. Jika didapat angka
keamanan < 1,5 maka diperlukan perkuatan. Perkuatan akan dibagi menjadi 2 berdasarkan
lokasi rencana kavling. Kavling L12 akan diberi proteksi perkuatan dengan menggunakan
kombinasi cerucuk sebagai perkuatan tanah dasar dan geotextile untuk menahan tinggi
timbunan. Alternative tersebut dibandingkan menggunakan perkuatan DPT dan soldier pile
dengan mempertimbangkan adanya timbunan. Untuk kavling L15 akan dibuat lereng landai
atau counterweight dari potongan +0.065 s/d +0.175 dikarenakan pada potongan ini tidak
direncanakan adanya rumah. Sedangkan dari potongan +0.005 s/d +0.060 direncanakan adanya
timbunan tegak dangan tambahan perkuatan DPT dan soldier pile baru yang akan diletakan
dibelakang perkuatan lama.
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT karena berkat, rahmat, dan ridho-Nya penulis dapat
menyelesaikan proposal tugas akhir yang berjudul “Analisa Penyebab Kelongsoran dan
Alternatif Perkuatan Tebing pada Perumahan Grandcity Cluster l Kavling L12 dan L15,
Balikpapan Utara, Kalimantan” dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu pekerjaan laporan proposal tugas akhir ini terutama kepada :
1. Ibu Dr. Yudhi Lastiasih.,ST.,MT selaku dosen konsultasi yang telah menolong,
mengarahkan dan membimbing penulis dalam membuat proposal tugas akhir ini.
2. Ibu Prof. Ir. Noor Endah, S.Mc., Ph.D selaku dosen mata kuliah Teknik Penulisan Ilmiah
yang telah menolong, mengarahkan, dan membimbing penulis dalam membuat proposal
tugas akhir ini.
3. Seluruh dosen pengajar di Jurusan Teknik Sipil ITS, terimakasih atas bantuan dan ilmu-
ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
4. Teman-teman S-1 Lintas Jalur 2017 Teknik Sipil ITS yang turut membantu dan memberi
semangat kepada penulis.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
Lampiran 5 Hasil Sondir Ts-01 (Blok L 15) ........................................................................ 52
Lampiran 6 Hasil Sondir Ts-02 (Blok L 15) ........................................................................ 54
Lampiran 7 Hasil Sondir Ts-03 (Blok L 15) ........................................................................ 56
Lampiran 8 Hasil Sondir Ts-04 (Blok L 15) ........................................................................ 58
Lampiran 9 Hasil Sondir Ts-05 (Blok L 12) ........................................................................ 61
Lampiran 10 Hasil Sondir Ts-06 (Blok L 12) ...................................................................... 63
Lampiran 11 Hasil Sondir Ts-07 (Blok L 12) ...................................................................... 66
Lampiran 12 Denah Lokasi Titik Bor Tahap 2 (3 Titik Tambahan) .................................... 69
Lampiran 13 Hasil Boring & Spt BH-01 Tahap 2 ................................................................ 70
Lampiran 14 Hasil Boring & Spt BH-02 Tahap 2 ................................................................ 72
Lampiran 15 Hasil Boring & Spt BH-03 Tahap 2 ................................................................ 74
Lampiran 16 Hasil Laboratorium 2 Titik Bor Tahap 1 ........................................................ 76
Lampiran 17 Hasil Laboratorium 3 Titik Bor Tahap 2 ........................................................ 77
Lampiran 18 Denah Exsisting Rencana Awal ...................................................................... 76
Lampiran 19 Exsisting dan Rencana Awal Perkuatan Potongan A STA 0+000 s/d STA
0+150 .................................................................................................................................... 77
Lampiran 20 Rencana Baru Potongan A STA 0+060 .......................................................... 88
Lampiran 21 Rencana Baru Potongan A STA 0+100 .......................................................... 89
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Kota
Balikpapan
Lahan kosong
di wilayah kota
Balikpapan
Blkp.Barat Blkp.Utara Utara
Blkp.Timu
r
Blkp.Tengah
Blkp.Selatan
Gambar 1. 2 Peta administrasi wilayah Balikpapan dan wilayah kota Balikpapan Utara yang
memiliki banyak lahan kosong
(Sumber : http://balikpapan.go.id/assets/images/petaadminitrasibalikpapan.jpg )
1
Wilayah Balikpapan Utara memiliki kondisi topografi yang berbukit dan dibatasi oleh hutan
lindung. Oleh sebab itu, pengembang harus memperhatikan kondisi geografis tersebut dan
stabilitas lereng dalam perencanaannya. Salah satu pembangunan perumahan di Balikpapan
Utara yang mengalami permasalahan kelongsoran adalah Perumahan Grandcity yang terletak
di Jalan MT.Haryono No.16, Batu Ampar, Balikpapan Utara, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Letak perumahan sangat strategis di mana berjarak 15 menit dengan Bandara Internasional
Sepingan, dekat dengan Balikpapan baru, akses mudah yaitu pintu utama dari Jl. MT. Haryono,
serta memiliki jalan tembus ke Jl. Soekarno Hatta. Peta lokasi Perumahan Grandcity dapat
dilihat Gambar 1.3
Perumahan Grandcity terbagi menjadi beberapa area antara lain yaitu forestside residential,
lakeview exclusive residential, hillside residential, commercial area, and office park. Dari
beberapa area diatas, area forestside residential memiliki struktur tanah yang terjal karena
terletak dekat tepi hutan. Hasil pengujian tanah di area forestside residential dominan bersifat
lempung. Berdasarkan hasil uji SPT hingga kedalaman rata-rata 5 m, jenis tanah didominasi
oleh lempung dengan konsistensi lunak (very soft) dengan nilai NSPT sekitar 2. Dari kedalaman
-5 m s/d -8 m, jenis tanah berlempung dengan konsistensi kaku (medium stiff) dengan nilai NSPT
sekitar 5. Dari kedalaman -8 m s/d -10 m, jenis tanah berlempung dengan konsistensi keras
(stiff) dengan nilai NSPT sekitar 13. Dari kedalaman -10 m s/d -30 m, jenis tanah berlempung
dengan konsistensi keras (hard) dengan nilai NSPT sekitar 50. Berikut adalah rekapitulasi
parameter tanah berdasarkan hasil SPT dan laboratorium pada area forestside residential yang
disajikan pada Tabel 1.1
Tabel 1. 1 Rekapitulasi Parameter Tanah
(sumber : Geotechnical Engineering Consultant)
qc E = 700N c’ Ф’
Kedalaman Name N-SPT
(kg/cm2) [KN/m2] [KN/m2] [̊]
0 s/d -5 Lapis 1 – Very soft-soft clay 5 2 1400 2 22
-5 s/d -8 Lapis 2 – Medium-stiff clay 10 5 3500 5 24
-8 s/d -10 Lapis3 – Stiff clay 27 13 9100 133 27
-10 s/d -30 Lapis – Hard clay 100 50 35000 50 30
Area forestside residential yang disebut sebagai cluster perumahan L, direncanakan dengan
elevasi tertentu sehingga dibutuhkan timbunan dengan tinggi bervariasi untuk mencapai elevasi
rencana. Timbunan dimulai dari lokasi rencana kavling L10 sampai L15, hanya saja lokasi
rencana kavling L12 sampai L15 mengalami longsoran. Garis patahan akibat longsoran terlihat
di area kavling L12 dan kavling L15 yang direncanakan menjadi tempat tinggal dengan arah
pergerakan tanah menuju ke arah kavling L15 seperti yang terlihat pada Gambar 1.4.
2
Gambar 1. 4 Denah area timbunan dan garis patahan longsor
(Sumber : Memo Geotechnical Engineering Consultant)
Lokasi rencana kavling L12 akan diberi perkuatan DPT sementara kavling L15 sudah diberi
proteksi perkuatan menggunakan soldier pile diameter 500 mm, dan panjang 12 m sebanyak 1
lapis untuk menahan pergeseran tanah dasar. Diatas soldier pile terdapat DPT yang disatukan
menggunakan capping beam dengan ketebalan puncak dinding DPT sebesar 30 cm dan pada
kaki DPT sebesar 50 cm. Namun perkuatan pada area L15 mengalami geser (Gambar 1.5)
disebabkan adanya pergerakan tanah yang terjadi pada saat timbunan di belakang dinding
penahan tanah area L15 baru mencapai ketinggian ± 2 m. Dinding penahan tanah sebagai
perkuatan mengalami patah dan bergeser mencapai ± 60 cm dari as rencana seperti yang terlihat
pada Gambar 1.6., Gambar 1.7.
L15
Gambar 1. 5 Perkuatan rencana awal pada kavling L12 dan L15 dan pergeseran perkuatan pada kaki
lereng L15 ditinjau pada potongan +0.065
(Sumber : Memo Geotechnical Engineering Consultant)
3
Gambar 1. 6 Kondisi sekitar DPT yang mengalami patah
(Sumber : GEC 2018, Report ReviewGrand blpp)
Longsoran tanah dan pergeseran perkuatan juga diduga terjadi karena lapisan tanah lunak
yang jenuh air di kaki lereng meneyebabkan berkurangnya kuat geser tanah sehingga stabilitas
overallnya menjadi berkurang. Lapisan tanah lunak yang jenuh air disebabkan adanya pipa air
baku PAM Balikpapan yang mengalami kebocoran dan adanya hujan yang cukup deras, (Report
ReviewGrand blpp 2017). Sementara itu, kondisi subdrain dinilai cukup baik, namun air tetap
menggenang dikaki DPT. Kondisi subdrain dan kaki DPT yang tergenang air dapat dilihat pada
Gambar 1.8. dan Gambar 1.9.
4
Gambar 1. 9 Kondisi kaki DPT yang basah
(Sumber : GEC 2018, Report ReviewGrand blpp)
Berdasarkan permasalahan diatas, akan dilakukan analisis ulang bidang longsor dengan
perkuatan sesuai eksisting untuk mendapatkan angka keamanan dan untuk mengetahui
penyebab kelongsoran. Apabila telah diketahui penyebab kelongsoran dan didapatkan nilai
keamanan < 1.5 maka diperlukan alternatif perkuatan tambahan.
Alternatif perkuatan tambahan harus mampu menahan beban yang ada baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Dalam analisa tugas akhir ini perkuatan akan dibagi menjadi
2 berdasarkan lokasi rencana kavling, hal ini bertujuan agar beban yang diterima perkuatan
tidak terlalu besar. Kavling L12 akan diberi proteksi perkuatan dengan menggunakan
kombinasi cerucuk sebagai perkuatan tanah dasar dan geotextile untuk menahan tinggi
timbunan. Alternative tersebut dibandingkan menggunakan perkuatan DPT dan soldier pile
dengan mempertimbangkan adanya timbunan. Kedua alternatif tersebut dibandingkan dari segi
biaya dan dipilih yang paling tepat dan efisien untuk perkuatan pada area kavling L12.
Sementara itu, untuk kavling L15 akan dibuat lereng landai atau counterweight dari potongan
A sta +0.065 s/d sta +0.175 dikarenakan pada potongan ini tidak direncanakan adanya rumah.
Sedangkan dari potongan A sta +0.005 s/d sta +0.060 direncanakan akan dibangun
perumakahan maka dibutuhkan timbunan tegak dangan tambahan perkuatan DPT dan soldier
pile baru yang akan diletakan didelakang perkuatan lama. Potongan A sta +0.065 s/d sta +0.175
dan potongan A sta +0.005 s/d sta +0.060 dapat dilihat pada Lampiran 19 Selanjutnya dihitung
biaya material untuk perkuatan kavling L15.
5
5. Bagaimana perencanaan alternatif perkuatan pada tepi tebing lereng pada area kavling L15
Perumahan Grancity Balikpapan yang akan direncanakan dengan timbunan tegak yang
diperkuat menggunakan DPT dan Soldier Pile baru pada potongan +0.005 s/d +0.060?
6. Bagaimana perencanaan alternatif perkuatan pada tepi tebing lereng pada area kavling L15
Perumahan Grancity Balikpapan yang akan direncanakan dengan membuat lereng landai
atau counterweight pada potongan +0.065 s/d +0.175?
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Selain ke empat jenis kelongsoran ada satu jenis longsoran yang disebut Soil creep
atau rayapan tanah adalah pergerakan massa tanah menuruni lereng dalam waktu yang lama
dan kecepatan yang relatif pelan (tidak seperti longsor yang sifat gerakannya cepat dan
dalam waktu yang singkat). Secara visual kenampakan soil creep tidak mudah dikenali
dalam waktu yang singkat karena kenampakan morfologi permukaannya biasanya relatif
tidak terlalu berubah. Namun ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi soilcreep, antara lain adanya pohon, tiang listik yang miring, dan retak –
retak pada permukaan tanah (Gambar 2.1I).
8
c. Pergerakan tektonik dapat mengubah geometri talud, bila pergerakannya membuat talud
menjadi landai maka talud akan lebih stabil, tetapi bila pergerakannya membuat talud
menjadi terjal maka akan mengurangi kestabilan talud.
d. Gempa bumi, pada saat terjadi gempa bumi gelombang merambat naik dari permukaan
batuan ke permukaan tanah, sebelum mencapai permukaan tanah rambatan gelombang
melewati berbagai lapisan tanah sehingga menimbulkan perubahan pada tegangan
tanah.
2. Faktor Pengaruh Dalam
Faktor ini disebabkan oleh penurunan kekuatan geser tanah yang disebabkan oleh :
a. Peningkatan kadar air yang terjadi pada tanah lempung.
b. Struktur geologi dan keadaan geometri talud.
c. Absorbsi oleh mineral lempung yang biasanya diikuti oleh penurunan harga kohesi
tanah.
d. Penyusutan tanah lempung diakibatkan oleh perubahan temperatur yang dapat
menimbulkan retak susut, sehingga kohesi tanah menjadi turun dan memberikan
kesempatan kepada air untuk masuk kedalam lapisan tanah.
e. Perubahan berat volume dan tekanan air pori tanah.
2.1.3 Stabilitas Lereng
Analisis stabilitas adalah untuk menentukan faktor aman dari bidang longsor yang
potensial. Faktor aman didefinisikan sebagai nilai banding antara gaya yang menahan dan
gaya yang menggerakkan (Hardiyatmo, 2010):
𝜏
𝐹 = 𝜏𝑑 (2.1)
Di mana :
𝜏 = tahanan geser maksimum yang dapat dikerahkan oleh tanah
𝜏d = tegangan geser yang timbul akibat gaya berat tanah yang akan longsor
F = faktor aman
Menurut teori Mohr-Columb, tahanan geser maksimum (𝜏) yang dapat dikerahkan oleh
tanah, di sepanjang bidang longsornya, dinyatakan oleh:
𝜏 = 𝑐 + 𝜎 𝑡𝑔 𝜑 (2.2)
Di mana :
c = kohesi (sepanjang bidang longsor)
σ = tegangan normal
φ = sudut gesek dalam tanah (sepanjang bidang longsor)
Tegangan geser yang terjadi akibat beban tanah dan beban – beban lain pada bidang
longsornya, dinyatakan oleh :
𝜏𝑑 = 𝑐𝑑 + 𝜎 𝑡𝑔 𝜑𝑑 (2.3)
Di mana :
cd dan φ = kohesi dan sudut gesek dalam yang terjadi
Umumnya, faktor aman stabilitas lereng atau faktor aman terhadap kuat geser tanah
diambil lebih besar atau sama dengan 1,2 – 1,5 (Hrdiyatmo, 2010).
Analisa stabilitas lereng dengan bidang longsor datar dibagi menjadi dua yaitu
berdasarkan lereng tak terhingga (Infinite Slope) and lereng terhingga (Finite Slope). Akan
dijelaskan lebih mendalam tentang lereng terbatas.
9
Lereng Terbatas (Finite Slope) seperti Gambar 2.2 menunjukan timbunan yang
terletak di atas tanah asli yang miring. Akibat permukaan tanah asli yang miring, timbunan
akan longsor sepanjang bidang datar AC. Di mana pada lapisan tanah asli masih terdapat
lapisan lemah yang berada di dasar timbunannya.
Korelasi nilai Cu dengan Nspt dan sondir untuk tanah dominan lanau dan lempung
menurut Mochtar, 2006 seperti pada Tabel 2.3.
Tabel 2. 3 Konsistensi Tanah Dominan Lanau dan Lempung
(Sumber: Motchar, 2015)
11
Taksiran harga sudut geser, berat volume jenuh dan kepadatan relatif menurut Mocthar,
2009 seperti pada Tabel 2.4, dan Tabel 2.5.
Nilai modulus young menunjukkan besarnya nilai elastisitas tanah yang merupakan
perbandingan antara tegangan yang terjadi terhadap regangan. Nilai ini bisa didapatkan dari
Triaxial Test. Nilai Modulus elastisitas (Es) secara empiris dapat ditentukan dari jenis tanah
dan data sondir seperti pada Tabel 2.6.
Tabel 2. 6 Nilai Perkiraan Modulus Elastisitas Tanah
(Sumber: Bowles, 1997)
12
Poisson Ratio didefenisikan sebagai perbandingan antara regangan lateral dan longitudinal.
Tabel 2.7 di bawah ini merupakan Poisson’s Ratio untuk beberapa material
Tabel 2. 7 Nilai Perkiraan Modulus Elastisitas Tanah
(Sumber: Bowles, 1988)
13
Gambar 2. 3 Pondasi telapak bentuk bujur sangkar
(Sumber: Gunawan, 1991)
𝑉
P = 𝐴 ton/m2 (2.9)
A adalah luas pondasi. Pmin ≥ 0 adalah syarat agar pada dasar pondasi hanya terjadi
tegangan desak saja, sebab tanah tidak dapat menahan tegangan Tarik.
Bila beban gaya V tidak sentris (eksentris), keadaan ini sama dengan V sentris
dengan momen M = V.e, di mana e adalah eksentrisitas dari gaya vertikal V.
14
b. Menahan terjadinya sliding. Micropile direncanakan agar dapat menahan gaya geser
lebih besar dari pada gaya geser tanah pada bidang longsor.
c. Menahan kelongsoran pada tanah timbunan bersama dengan tanah dasar di bawahnya
(kelongsoran keseluruhan).
Mochtar, I.B., (2000) mengembangkan teori untuk konstruksi cerucuk / micropile
dengan menggunakan asumsi bahwa :
a. Kelompok cerucuk dianggap sebagai kelompok tiang dengan “rigid cap” di muka tanah
yang menerima gaya horizontal.
b. Gaya horizontal tersebut merupakan tegangan geser yang terjadi sepanjang bidang
gelincir. seperti dijelaskan pada Gambar 2.4
15
Selanjutnya dapat dihitung gaya horizontal (P) yang mampu ditahan oleh satu tiang
dengan Persamaan :
Mp
P= (2.14)
Fm x T
Di mana :
P = gaya horizontal yang diterima cerucuk (kg)
T = faktor kekakuan relative (cm)
Mp = momen lentur maksimum yang bekerja pada cerucuk akibat beban P (kg-cm)
Nilai Mp dapat dihitung dengan Persamaan :
𝜎𝑚𝑎𝑥−𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑥 𝐼𝑛
Mp max-1cerucuk = 𝐷 (2.15)
(2)
Di mana :
σmax = Tegangan tarik/tekan maksimum dari bahan cerucuk.
In = Momen Inersia penampang terhadap garis netral penampang.
D atau B = diameter atau lebar tergantung bentuk penampang
cerucuk.
Fm = koefisien momen akibat gaya lateral P
Dengan merencanakan panjang cerucuk dibawah bidang gelincir(L) sehingga harga L/T
dipakai untuk menentukan harga Fm pada kedalaman (z) didapatkan menurut NAVFAC
DM-7, 1971 seperti dijelaskan pada Gambar 2.6 ebagai berikut :
16
𝐿
0,89 +0,12 (𝐷) 0,855.𝐶𝑢−0.392
Fkg = 2,643[ ]x[ ] (2.17)
2,69 2,865
Di mana :
L = panjang cerucuk dibawah bidang gelincir
D = Diameter atau lebar penampang tergantung penampang cerucuk.
MR = ∑ ΔCu x L x R (2.19)
Di mana :
ΔCu = tegangan geser undrained tanah dasar
L = Panjang bidang gelincir
R = Jari-jari putar bidang gelincir
Momen dorong (MD) yang telah dihitung dapat digunakan untuk menghitung
momen penahan tambahan (ΔMR) yang diperlukan untuk meningkatkan angka
keamanan (SF) dengan Persamaan :
ΔMR = (SFrencana – SFminimum) x MD (2.20)
Di mana :
ΔMR = momen penahan tambahan.
SFrencana = SF rencana ≥1,1 (beban sementara) dan ≥1,5 (beban tetap).
SFmin = angka keamanan minimum yang dianalisis melalui dxstable.
MD = momen dorong.
Sehingga dapat dihitung jumlah cerucuk (n) yang harus dipasang persatuan
panjang dengan menggunakan Persamaan :
𝛥𝑀𝑅
n= (2.21)
𝑅 𝑥 𝑃𝑚𝑎𝑥−𝑙𝑐𝑒𝑟𝑢𝑐𝑢𝑘
Di mana :
n = Jumlah cerucuk yang dibutuhkan
ΔMR = momen penahan tambahan.
R = Jari-jari kelongsoran
Pmax = Gaya horizontal maksimum yang mampu dipikul 1 micropile
17
Soldier pile merupakan bored pile yang akan difungsikan sebagai penahan tanah dan
akan diaplikasikan menerima / menahan gaya atau beban horizontal yang ditimbulkan dari
tekanan yang ada di sebelahnya. Kedalaman dan diameter soldier pile tergantung dari
perhitungan kekuatan, berdasarkan ketinggian lereng, jenis tanah dan perkiraan beban
horizontal yang ada. Jarak antar Soldier Pile ini di buat rapat agar berfungsi sebagaimana
yang diinginkan yaitu sejarak 20 cm pada setiap penulangannya seperti Gambar 2.7.
Perancangan soldier pile juga bisa dari baja. Pada konstruksi soldier pile yang
menggunakan bahan dasar baja berdasarkan hasil analisa bending moment maksimum yang
didapatkan dari hasil analisa tegangan pada pemodelan dinding penahan tanah. Untuk
mencari modulus penampang profil soldier pile yang akan dipasang dapat menggunakan
rumus sebagai berikut :
𝑀𝑚𝑎𝑥
S = (2.22)
𝜃𝜎ɑ
Di mana:
𝜃 = Faktor pembesaran baja (0,9)
σa = Tegangan ijin baja
S = Jarak pemasangan soldier pile (berkisar 1-1,5 m)
18
Gambar 2. 8 Garis keruntuhan pada pondasi dangkal menerus menurut Terzagi
(Sumber: Gunawan, 1991)
Tanah XYZ dibawah pondasi akan bergerak ke bawah dan mengakibatkan desakan ke
samping, yang menimbulkan keruntuhan menurut daris ZHF dan ZIG.
Analisa pada keadaan seimbang ultimate:
1. Bagian XHF dan YIG adalah dalam keseimbangan tekanan tanah pasif
2. Bagian XZH dan YZI adalah daerah radial-geser
3. Bagian tanah diatas garis ketinggian dari dasar pondasi, hanya dianggap sebagai bebean
tambahan
Berdasarkan penjabaran keseimbangan statika, Terzagi mengemukakan rumus untuk
menghitung daya dukung tanah sebagai berikut:
1. Untuk pondasi menerus
qu = c. Nc + q. Nq + 0.5 γ B.Nγ (2.24)
2. Untuk pondasi persegi
qu = 1,3.c. Nc + q. Nq + 0.4 γ B.Nγ (2.25)
3. Untuk pondasi lingkaran
qu = 1,3.c. Nc + q. Nq + 0.3 γ B.Nγ (2.26)
Di mana:
qu = daya dukung tanah ultimate
B = lebar pondasi
D = kedalaman pondasi
γ = berat volume tanah
q = γ.D (surcharge load)
c = kohesi tanah
φ = sudut geser tanah
Nc, Nq, Nγ= faktor daya dukung tanah
Faktor daya dukung tanah (tergantung dari sudut geser tanah) dapat dilihat pada Gambar
2.10 grafik koefisien kapasitas daya dukung dari Terzagi, dan Tabel 2.8. Rumus daya
dukung tanah Terzagi diatas berlaku untuk kondiisi general share failure yang terjadi pada
tanah pada atau agak keras (Gambar 2.9a).
Pada lapisan tanah yang agak lunak atau kurang padat, karena desakan pondasi
bangunan pada tanah, keruntuhan pada keseimbangan tanah di bawah pondasi. Kondisi ini
disebut local shear failure (Gambar 2.9a) sehingga rumus daya dukung Terzagi diberi
faktor reduksi.
c’ = 2/3 c (2.27)
tan φ’ = 2/3 tan φ (2.28)
Di mana:
c’ = kohesi tanah pada local share failure
tan φ’ = sudut geser tanah pada local share failure
sedangkan faktor daya dukung tanah dipakai Nc’, Nq’, dan Nγ’.
19
Untuk tanah non kohesif, dapat digunakan pedoman:
1. Loncatan shaer failure terjadi jika φ ≤ 28̊
2. General shear failure terjadi jika φ > 38̊
20
1. Daya dukung pondasi berdasarkan data SPT
Data SPT (Sandard Penetratoin Test) dari lapangan tidak langsung digunakan untuk
perencanaan tiang pancang, harus dilakukan koreksi terlebih dahulu terhadap data
SPT asli sebagai berikut:
a. Koreksi terhadap muka air tanah
Untuk tanah halus, pasir berlanau dan pasir berlempung yang berada dibawah
muka air tanah dan bila N > 15, maka harga N dikoreksi dengan menggunakan
persamaan berikut dan diambil harga yang terkecil :
1) N1 = 15+1/2(N-15) (Terzagi & Peck, 1960) (2.29)
2) N1 = 0.6 N (Bazara, 1967) (2.30)
Untuk jenis tanah lempung, lanau, pasir kasar dengan harga N 15 tidak perlu
dilakukan koreksi sehingga N1 = N.
b. Koreksi terhadap tekanan overburden dari tanah
Hasil koreksi N1 perlu dikoreksi lagi untuk pengaruh terhadap tekanan vertikal
efektif pada lapisan tanah di mana harga N tersebut didapatkan (Bazaraa, 1967).
4N1
N2 = ; bila p’o ≤ 7.5 ton/m2 (2.31)
1+0.4p′o
4N1
N2 = ; bila p’o > 7.5 ton/m2 (2.32)
3.25+0.1p′o
Bila P’o dalam KPa = KN/m2, maka:
4N1
N2 = ; bila p’o ≤ 75 KN/m2 (2.33)
1+0.4p′o
4N1
N2 = ; bila p’o > 75 KN/m2 (2.34)
3.25+0.1p′o
Nilai N2 harus lebih kecil dari 2 N1. Namun jika dari koreksi didapatkan nilai N2 >
2N1, maka N2 = 2N1. Nilai daya dukung dapat dihitung dengan rumus:
Qult = Cn x A + ∑Cli x Asi (2.35)
Di mana:
Cli = Fsi = hambatan geser selimut tiang pada segmen i
Untuk lempung / lanau, fsi = N/2
Untuk tanah pasir, fsi = N/5
Asi = luas selimut tiang pada segmen I = Oi x hi
Oi = keliling tiang
Cu = 40Ň (ton/m2)
N̅ = harga rata – rata N2 4D dibah ujung s/d 8D diats ujung tiang
Sehingga:
Ni
Qult = 40 N̅ x Aujung + ∑ni−1 x Asi (2.36)
2 atau 5
Qult
Qult = (2.37)
SF
2. Daya dukung pondasi berdasarkan data sondir
Menutut Schmertmanm (1975) dan Nottingham (1975) daya dukung sondir. Untuk
tanah lempung dan lanau:
𝑙𝑖
Qs = {∑𝑙𝑖=80𝐷
𝑙𝑖=0 𝐾𝑐 [(8𝐷) 𝐻𝑝𝑖. 𝑂𝑖] + ∑𝑙𝑖=𝐿
𝑙𝑖=8𝐷 𝐾𝑐 [𝐻𝑝𝑖. 𝑂𝑖 ]} (2.38)
Untuk tanah pasir:
𝑙𝑖
Qs = {∑𝑙𝑖=80𝐷
𝑙𝑖=0 𝐾𝑠 [( ) 𝐻𝑝𝑖. 𝑂𝑖] + ∑𝑙𝑖=𝐿
𝑙𝑖=8𝐷 𝐾𝑠[𝐻𝑝𝑖. 𝑂𝑖 ]} (2.39)
8𝐷
Di mana:
Qs = daya dukung ultimit tiang akibat hambatan lekat / friksi disepanjang tiang
Kc = faktor koreksi untuk clay
21
Ks = faktor koreksi untuk sand
Li = kedalaman ruas yang ditinjau (i)
D = diameter tiang pancang
Hpi = Hambatan pelekat untuk ruas pada kedalaman Li
Oi = Keliling tiang untuk kedalaman li
L = total panjang tiang pancang yang terpendam dalam tanah
Menurut Schmertmanm daerah pengaruh bidang keruntuhan akibat dari batang
sondir / tiang pancang adalah 4D dibawah ujung tianga dan 8D tiatas ujung tiang.
Jadi perencanaan harga conus tidak dapat begitu saja diambil langsung dari grafik
sondir, melainkan harus diambil rata –ratanya mulai dari 4D dibawah ujung tiang
dan 8D diatas ujung tiang.
1 ̅̅̅̅̅̅+Cn2
̅̅̅̅̅̅+Cn3
̅̅̅̅̅̅ )
(Cn1
̅̅̅̅
𝐶𝑛 rat-rata ujung = 2 (2.40)
2
Di mana:
̅̅̅̅̅
𝐶𝑛1 = harga conus rata – rata dihitung mulai dari ujung tiang sampai 4D
kebawah
̅̅̅̅̅
𝐶𝑛2 = harga conus rata – rata dari conus minimum dihitung mulai dari ujung
tiang sampai 4D kebawah
̅̅̅̅̅
𝐶𝑛3 = harga conus rata – rata dihitung mulai dari ujung tiang sampai 8D
keatas
Sehingga:
Qp = ̅̅̅̅
𝐶𝑛 rat-rata x Aujung tiang (2.41)
22
Gambar 2. 10 Kurva hubungan antara tebal timbunan dengan intensitas
beban yang bersesuaian dengan beban traffic
(Sumber :Mochtar, 2000)
1. Penentuan Beban Preloading
Tinggi timbunan awal pada saat awal pelaksanaan konstruksi tidak sama dengan tinggi
timbunan rencana. Penentuan dari tinggi timbunan rencana pada saat pelaksanaan fisik
(dengan memperhatikan adanya pemampatan), dapat dihitung dengan persamaan
(Mochtar, 2012)
Kondisi awal:
qawal = Hawal x γtimbunan (2.42)
Setelah mengalami konsolidasi:
qakhir = (Hawal x γtimbunan) – (Sc x (γtimbunan – γ’timbunan)) (2.43)
untuk kondisi γsat ≠ γtimbunan, maka:
𝑞𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟𝑖 +(𝑆𝑐𝑖 (γtimbunan−γ′ timbunan))
Hinitial = (2.44)
γtimbunan
untuk kondisi γsat = γtimbunan, maka:
𝑞𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟𝑖 +(𝑆𝑐𝑖 .𝛾𝑤)
Hinitial = (2.45)
γtimbunan
Perhitungan Hakhir, adalah:
Hakhir = (Hinitial – Sctim – Scpavement – Hbongkar) + Hpavement (2.46)
Di mana:
Hawal = tinggi timbunan awal yang diasumsikan
qawal = beban awal akibat Hawal
qakhir = beban akhir sebagai beban yang menyebabkan penurunan Hawal
Hinitial = tinggi timbunan yang dibutuhkan untuk mencapai Hakhir setelah
mengalami penurunan
Sctim = penurunan tanah akibat beban timbunan
Scpavement = Penurunan tanah akibat beban lalu lintas
Hpavement = tinggi timbunan yang dapat dibongkar akibat pengaruh beban traffic
Sketsa perencanaan tinggi timbunan saat mengalami pemampatan seperti Gmbar 2.12.
24
Gambar 2. 12 Kurva faktor pengaruh I beban embangkment
(NAVFAC DM-7, 1970)
Besarnya penambahan beban (∆p), akibat beban perkerasan dan lalu lintas dapat
dihitung dengan formula sebagai berikut:
∆p = 4 x I x q (2.53)
Di mana:
q = tegangan vertikal efektif di muka tanah berupa beban perkerasan dan lalu lintas
I = faktor pengaruh (influence factor) yang ditentukan dari kurva didasarkan teori
Wetergaard (Duncan dan Buchigani, 1976) lihat Gambar 2.13
25
Di mana:
t = waktu konsolidasi
Tv = time factor, bergantung dari derajad konsolidasi U (%)
Cv = koefisien konsolidasi akibat aliran air pori arah vertikal
Harga Tv menurut Das, 1985 diambil berdasarkan Tabel 2.9
Tabel 2. 9 Variasi Faktor Waktu pada Derajat Konsolidasi
(Das, 1985)
Untuk menentukan derajat konsolidasi akibat aliran air pori secara vertical, harga
Uv digunakan Persamaan :
𝑇𝑣
Untuk Tv antara 0% s/d 60%, Uv = (2√ 𝜋 ) 𝑥 100% (2.55)
Untuk Tv > 60%, Uv = (100 – 10a)% (2.56)
Di mana:
1.781−Tv
a = (2.57)
0.933
t x Cv
Tv = (2.58)
Hdr2
Hdr= jarak terjauh air pori dilapisan tanah mengalir keluar (m)
Cv = harga Cv tanah pada lapisan setebal jarak terjauh air pori keluar
t = waktu yang dipilih.
26
perhitungan perkuatan tanah timbunan dapat diperiksa peningkatan daya dukung tanah
dasar akibat penimbunan bertahap sehingga dapat dimanfaatkan untuk menahan
kestabilan agar tidak membutuhkan banyak perkuatan. Untuk menghitung nilai CU baru
menggunakan Persamaan :
Untuk PI <120%,
Cu (Kg/cm2) = 0.0737 +(0.1899 – 0.0016Pi)σp’ (2.59)
Untuk PI >120%,
Cu (Kg/cm2) = 0.0737 +(0.0454 – 0.00006Pi)σp’ (2.60)
Di mana :
Cubaru = daya dukung tanah baru (kg/cm2)
PI = Plasticity Index
σp` = penambahan tegangan total (kg/cm2)
Untuk tanah yang mengalami harga p’ yang berubah sesuai waktu maka tegangan
total dapat dihitung menggunakan persamaan 2.53 dengan distribusi tegangan dihitung
menggunakan persamaan 2.55.
28
Gambar 2. 17 Perbandingan digunakan dan tidak digunakan geotextile
((Sumber : PT. Teknindo Geosistem Unggul, 2015.)
30
3) External Stability (Geotextile Wall Reinforcement)
Tanah timbunan bersisi tegak perlu diperiksa kestabilan timbunan terhadap daya
dukung tanah dasarnya maka itu untuk eksternal stability maka timbunan yang
direncana harus aman terhadap bahaya guling, geser, dan ambles. Seperti dijelaskan
pada Gambar 2.19 berikut :
Gambar 2. 20 Analisis pendekatan dari gay a aktif yang bekerja pada tembok dengan
urugan tanah tak berkohesi
(Sumber : Mochtar, 2000)
32
Di mana :
Pa = tekanan tanah aktif total (KN/m’)
H = tinggi dinding penahan tanah (m)
γ = berat volume tanah
Ka = koefisien tenakan aktif
φ = sudut geser dari tanah
θ = sudut kemiringa dari tembok
ɑ = sudut kemiringan tanah
δ = sudut geser antara tanah dengan tembok
2. Tanah Berkohesi
Tanah urugan yang berkohesi atau nilai c tidak nol, tekanan tanah aktif pada dasar
dinding penahan dapat dilihat pada Gambar 2.21a. Persamaannya adalah sebagai berikut:
Pa = H 𝛾Ka – 2c√𝐾𝑎 (2.75)
Variasi Pa menurut kedalamannya dapat dilihat pada Gambar 2.21b. Di mana nilai
hc = 2c/( 𝛾√𝐾𝑎), untuk kondisi undrained, φ = 0, Ka = 1, dan c = cu, maka hc = 2cu/ 𝛾.
Tekanan tanah aktif total per satuan lebar dinding penahan dengan tinggi H, adalah
1
Pa = 2H 𝛾Ka – 2c√𝐾𝑎H (2.76)
Karena untuk φ = 0, Ka =1, maka:
1
Pa = 2H2 𝛾 – 2cH (2.77)
33
Di mana :
Pa = tekanan tanah aktif total (KN/m’)
H = tinggi dinding penahan tanah (m)
γ = berat volume tanah
Ka = koefisien tenakan aktif
c = kohesi (KN/m3)
2.6.2 Tekanan Tanah Lateral Pasif
Pada dinding menekan tanah, tekanan tanah pasif pada dasar dinding setinggi H
(Gambar 2.22a), dapat dihitung dengan persamaan:
Pp = 𝛾H Kp + 2c√𝐾𝑝 (2.78)
Pada permukaan tanah urug, tekanan tanah pasif :
Pp = 2c√𝐾𝑝 (2.79)
Di mana:
F = faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas dukung tanah
qult = kapasitas dukung ultimit(kN/m2)
qmax = tekanan akibat beban struktur (kN/m2)
∑𝑉 ∑𝑀
a. Bila ≥
𝐴 𝑊
∑𝑉 ∑𝑀
Maka, qmax = + ≤ qult (2.84)
𝐴 𝑊
∑𝑉 ∑𝑀
qmin = − ≤0 (2.85)
𝐴 𝑊
∑𝑉 ∑𝑀
b. Bila ≤
𝐴 𝑊
2∑𝑉
Maka, qmax = 1 ∑𝑀 ≤ qult (2.86)
3(2𝐵− ∑𝑉 )
35
BAB III
METODOLOGI
Mulai
Study Literatur
Pengumpulan Data:
1. Data pengujian tanah dilapangan (bor
log dan sondir)
2. Data pengujian tanah di laboraturium
3. Gambar layout lokasi proyek
4. Data perkuatan eksisting
YA Analisa kembali
Stabilitas Penyebab
>1,5 Kelongsoran yang
terjadi
NOT
Perencanaan alternatif baru
pada dua lokasi Solusi agar tidak terjadi
longsor
A B
36
A B
Rencana elevasi
timbunan
YA YA
Biaya Biaya
Pemilihan alternatif
yang efisien
Selesai
37
3.2 Studi Literatur
Studi Literatur dalam sebuah perencanaan bertujuan mengumpulkan referensi yang
diperlukan untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang teori-teori yang akan
digunakan dalam pengerjaan tugas akhir. Berikut ini adalah beberapa teori yang digunakan
sebagai acuan dalam melakukan perencanaan :
1. Teori kelongsoran
2. Teori korelasi parameter tanah
3. Teori Stabilitas lereng
4. Teori daya dukung pondasi dangkal
5. Teori daya dukung pondasi dalam
6. Teori pemampatan/settlement
7. Teori perkuatan dinding penahan tanah
8. Teori perkuatan soldierpile
9. Teori perkuatan geotextile
10. Teori perkuatan micropile
11. Teori perkuatan counterweight
38
- Merencanakan jumlah soldier pile setiap 5 m memanjang dengan kedalaman soldier
pile yang dibutuhkan setiap segmen.
- Merencanakan dimensi DPT yang diperlukan
- Cek stabilitas setelah adanya DPT dan soldier pile
2. Kavling L15
a. Butuh Timbunan
- Perencanaan elevasi timbunan
o Setiap potongan 5 m sepanjang longsoran direncanakan elevasi timbunan
o Cek stabilitan timbunan tanpa perkuatan
- Perkuatan menggunakan DPT dengan Soldier Pile
o Merencanakan dimensi Soldier Pile yang harus dipasang
o Merencanakan jumlah Soldier Pile setiap 5 m dengan kedalaman Soldier
Pile yang dibutuhkan setiap segmen.
o Merencanakan dimensi DPT yang diperlukan
o Cek stabilitas setelah adanya DPT dan Soldier Pile
b. TanpaTimbunan
Membuat lereng menjadi datar dengan sudut kemiringan landai.
- Merencanakan tinggi counterweight
3.6 Pemilihan Desain Alternatif yang Efektif dan Ekonomis
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan material pada perkuatan tanah di kavling L12 dan
L15 maka dapat dihitung total biaya yang dibutuhkan untuk masing-masing total material
perkuatan tanah. Sehingga selanjutnya dapat diketahui total biaya untuk perkuatan tanah pada
kavling L12 dan L15 yang nantinya akan dipilih alternatif paling efektif dari segi ekonomis dan
kemudahan metode pelaksanaan dilapangan.
39
DAFTAR PUSTAKA
40
LAMPIRAN
41
Lampiran 1
Jadwal Pekerjaan Tugas Akhir
Minggu ke-
No Uraian Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Penyusun dan Penulisan Laporan
2 Studi Literatur
3 Pengumpulan Data-Data Perencanaan awal
4 Analisis Data Tanah
5 Perencanaan Alternatif Timbunan dan Perkuatan Kavling L12
6 Perencanaan Timbunan dan Perkuatan Kavling L15
7 Perenacanaan Lereng Landai pada Kavling L15
8 Perhitungan Biaya Material Perkuatan Timbunan
9 Kesimpulan dan saran
46
Lampiran 2
Denah Lokasi Titik Bor Dan Sondir Tahap 1
47
Lampiran 3
Hasil Boring & Spt BH-01 Tahap 1
LOG BOR
Project : Penyelidikan Tanah Boring Cluster Pineville (Blok L12)
Lokasi : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L12) Tanggal : 07 Juli s/d 19 Juli 2017
No. Lubang : BH - 01 (SATU) Mesin : Koken
Dia. Lubang : 73 mm Inklinasi : Vertikal
Elevasi : - Juru Bor : Imron Rosadi
MAT : 6.00 m Penanggung Jawab : Mugianto, ST
Kedalaman : 30.00 m Pelaksana : CV. INDOTECH KONSULTAN
Simbol Rock Quality SPT ( N )
Tipe Core
Kekerasan
Pelapukan
Depth Satuan Designation %
Tingkat
Warna
Muka Air Tanah/ Tanah & Recovery
Tanah/ DESCRIPTION (CR) ( RQD )
(m) Tanah Batua Blow
Batuan
n 0
Batuan % 50 100 10 50
00.00 0.00 - 2.00 m
Lempung
03.00
04.00
N=9
Abu-abu
Lembek
05.00
5.00 - 9.50 m UDS
Pasir halus, sedikit lempung putih, warna abu-abu, sedang.
06.00
Pasir Halus
MAT N = 24
07.00
08.00
N=7
09.00
Lempung
9.50 - 11.50 m
Lempung Lempung Lempung
10.00
Abu-abu
Lembek-sedang
11.00
UDS
11.50 - 12.50 m
Kuning abu-
12.00
abu
N = 38
Sedang-Keras
15.00
15.00 - 16.00 m
Lemp
ung
18.00
N > 50
Keras
19.00
N > 50
20.00
48
Lampiran 3 – Lanjutan
Hasil Boring & Spt Bh-01 Tahap 1
LOG BOR
Project : Penyelidikan Tanah Boring Cluster Pineville (Blok L12)
Lokasi : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L12) Tanggal : 07 Juli s/d 19 Juli 2017
No. Lubang : BH - 01 (SATU) Mesin : Koken
Dia. Lubang : 73 mm Inklinasi : Vertikal
Elevasi : - Juru Bor : Imron Rosadi
MAT : 6.00 m Penanggung Jawab : Mugianto, ST
Kedalaman : 30.00 m Pelaksana : CV. INDOTECH KONSULTAN
Tipe Simbol Core Rock Quality SPT ( N )
Kekerasan
Pelapukan
Satuan
Warna
Tingkat
Depth Muka Air Tanah/ Recovery Designation %
Tanah/ Tanah & DESCRIPTION
(m) Tanah Batua (CR) ( RQD ) Blow
Batuan
n Batuan % 0 50 100 10 50
20.00 20.00 - 21.00 m
Abu-
abu
Lemp un
Hitam
N > 50
23.00
23.50 - 26.00 m
24.00
Lempung Pasiran
Abu-abu
N > 50
Sangat keras
25.00
26.00
26.00 - 29.00 m
Lempung, kepasiran, warna abu-abu, sangat keras. N > 50
Lempung
27.00
Abu-abu
28.00
N > 50
29.00
Pasir x x 29.00 - 30.00 m
Abu-
abu
Halus
x Pasir Halus, sedikit lanau, warna abu-abu, sangat keras.
30.00
Akhir Pemboran 30.00 m
31.00
Catatan :
32.00
35.00
36.00
37.00
38.00
39.00
40.00
49
Lampiran 4
Hasil Boring & Spt BH-02 Tahap 1
LOG BOR
Project : Penyelidikan Tanah Boring Cluster Pineville (Blok L15)
Lokasi : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L15) Tanggal : 21 Juli s/d 24 Juli 2017
No. Lubang : BH - 02 (DUA) Mesin : Koken
Dia. Lubang : 73 mm Inklinasi : Vertikal
Elevasi : - Juru Bor : Imron Rosadi
MAT : 3.20 m Penanggung Jawab : Mugianto, ST
Kedalaman : 30.00 m Pelaksana : CV. INDOTECH KONSULTAN
Simbol Rock Quality SPT ( N )
Tipe Core
Kekerasan
Pelapukan
Depth Satuan Designation %
Tingkat
Warna
Muka Air Tanah/ Tanah & Recovery
Tanah/ DESCRIPTION (CR) ( RQD )
(m) Tanah Batua Blow
Batuan
n 0
Batuan % 50 100 10 50
00.00 Lem p 0.00 - 1.00 m
ung
Lempung, sedikit kerikil dan batu bara, lembek.
01.00
1.00 - 5.00 m
Lempung, sedikit kerikil dan batu bara(tanah urug), warna kuning-
02.00
abu-abu, lembek. N=5
Kuning
Lempung
03.00
MAT
04.00
N=8
05.00
5.00 - 6.00 m
kuning
Lem p
ung Lempung, sedikit humus, warna kuning, lembek. UDS
Lembek
06.00
x x 6.00 - 7.80 m N=7
Lempung
x x
Lempung
x
10.00
x x N=8
x x
11.00
x x
x x UDS
12.00
12.00 - 14.00 m
Lempung
N = 30
13.00
14.00
14.00 - 16.50 m
Batu Bara
Keras-Sangat keras
16.00
ng
19.00
halus
Pasir
x x N > 50
20.00 x x
50
Lampiran 4 – Lanjutan
Hasil Boring & Spt Bh-02 Tahap 1
LOG BOR
Project : Penyelidikan Tanah Boring Cluster Pineville (Blok L15)
Lokasi : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L15) Tanggal : 21 Juli s/d 24 Juli 2017
No. Lubang : BH - 02 (DUA) Mesin : Koken
Dia. Lubang : 73 mm Inklinasi : Vertikal
Elevasi : - Juru Bor : Imron Rosadi
MAT : 3.20 m Penanggung Jawab : Mugianto, ST
Kedalaman : 30.00 m Pelaksana : CV. INDOTECH KONSULTAN
Tipe Simbol Core Rock Quality SPT ( N )
Kekerasan
Pelapukan
Satuan
Warna
Tingkat
Depth Muka Air Tanah/ Recovery Designation %
Tanah/ Tanah & DESCRIPTION
(m) Tanah Batua (CR) ( RQD ) Blow
Batuan
n Batuan % 0 50 100 10 50
20.00 x x 20.00 - 24.00 m
x x Pasir Halus, sedikit lanau, warna kuning abu-abu, sangat padat. N > 50
21.00
Pasir Halus
x x
Kuning abu-abu
x x
22.00
x x
x x N > 50
23.00
x x
x x
24.00
x x Pasir Halus, sedikit lanau, warna kuning abu-abu, sangat padat N > 50
25.00
x x
Pasir Halus
Kuning abu-abu
x x
26.00
x x
x x N > 50
27.00
x x
x x
28.00
28.00 - 30.00 m
Lempung
29.00
30.00
Akhir Pemboran 30.00 m
31.00
Catatan :
32.00
35.00
36.00
37.00
38.00
39.00
40.00
51
Lampiran 5
Hasil Sondir Ts-01 (Blok L 15)
CV. INDOTECH KONSULTAN SOUNDING DATA
PROJECT : Penyelidikan Tanah Cluster Pineville (Blok L15) CREW / OPERATOR : Prasetyo, CS
LOCATION : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L15) CHECKED BY : Mugianto, ST.
HOLE NO. : TS - 01 ( SATU ) TYPE OF APPARATUS : 5 TON
COORDINATE : - GAUGE 1: 0 - 60 kg/cm2 / GAUGE 2: 0 - 250 kg/cm2
GWL : ± 1,00 m TYPE OF CONE UNIT : BICONUS
DATE : 14 Juni 2017 SHEET : 1 of 1
CONE PENETRATION TEST
TIP TOTAL FRICTION FRICTION LOCAL TOTAL
DEPTH RESISTANCE RESISTANCE RESISTANCE SLEEVE RESISTANCE FRICTION KOORD
(m) Rd1 = qc Rd2 R2 - R1 fc 20 fc TF = S 20 fc
(kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm) (kg/cm)
0.20 2.00 3.00 1.00 0.090 1.80 1.80
0.40 3.00 4.00 1.00 0.090 1.80 3.60
0.60 2.00 3.00 1.00 0.090 1.80 5.40
0.80 3.00 4.00 1.00 0.090 1.80 7.20
1.00 3.00 5.00 2.00 0.180 3.60 10.80
1.20 4.00 6.00 2.00 0.180 3.60 14.40
1.40 4.00 7.00 3.00 0.270 5.40 19.80
1.60 5.00 8.00 3.00 0.270 5.40 25.20
1.80 5.00 9.00 4.00 0.360 7.20 32.40
2.00 4.00 7.00 3.00 0.270 5.40 37.80
2.20 8.00 12.00 4.00 0.360 7.20 45.00
2.40 9.00 13.00 4.00 0.360 7.20 52.20
2.60 8.00 11.00 3.00 0.270 5.40 57.60
2.80 10.00 13.00 3.00 0.270 5.40 63.00
3.00 8.00 12.00 4.00 0.360 7.20 70.20
3.20 13.00 18.00 5.00 0.450 9.00 79.20
3.40 15.00 19.00 4.00 0.360 7.20 86.40
3.60 17.00 22.00 5.00 0.450 9.00 95.40
3.80 18.00 22.00 4.00 0.360 7.20 102.60
4.00 16.00 20.00 4.00 0.360 7.20 109.80
4.20 10.00 14.00 4.00 0.360 7.20 117.00
4.40 10.00 15.00 5.00 0.450 9.00 126.00
4.60 12.00 16.00 4.00 0.360 7.20 133.20
4.80 20.00 25.00 5.00 0.450 9.00 142.20
5.00 20.00 25.00 5.00 0.450 9.00 151.20
5.20 21.00 25.00 4.00 0.360 7.20 158.40
5.40 24.00 29.00 5.00 0.450 9.00 167.40
5.60 25.00 29.00 4.00 0.360 7.20 174.60
5.80 22.00 27.00 5.00 0.450 9.00 183.60
6.00 23.00 28.00 5.00 0.450 9.00 192.60
6.20 80.00 86.00 6.00 0.540 10.80 203.40
6.40 95.00 104.00 9.00 0.810 16.20 219.60
6.60 120.00 131.00 11.00 0.990 19.80 239.40
6.80 135.00 146.00 11.00 0.990 19.80 259.20
7.00 140.00 152.00 12.00 1.080 21.60 280.80
7.20 160.00 173.00 13.00 1.170 23.40 304.20
7.40 200.00 213.00 13.00 1.170 23.40 327.60
7.60 222.00 237.00 15.00 1.350 27.00 354.60
7.80 250.00 264.00 14.00 1.260 25.20 379.80
8.00 270.00 285.00 15.00 1.350 27.00 406.80
8.20 300.00 300.00 0.00 0.000 0.00 406.80
8.40
8.60
8.80
9.00
9.20
9.40
9.60
9.80
10.00
Total Depth : 8,20 m
Diameter of piston (d1) = 3.60 cm REMARKS:
Area of piston (Ap) =0.25 x 3.14 x 3.60² = 10 cm ² lf = R2 - R1
Diameter cylinder of conus (d2) = 3.60 cm fc = Ap x lf
Length of cylinder (l) = 10.00 cm Ac
Area of cylinder (Ac) =3.14 x 3.6 x 10 = 113.10 cm ² TF = S 20 fc
52
Lampiran 5 - Lanjutan
Hasil Sondir Ts-01 (Blok L 15)
CV. INDOTECH KONSULTAN SOUNDING GRAPH
PROJECT : Penyelidikan Tanah Cluster Pineville (Blok L15) CREW / OPERATOR : Prasetyo, CS
LOCATION : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L15) CHECKED BY : Mugianto, ST.
HOLE NO. : TS - 01 ( SATU ) TYPE OF APPARATUS : 5 TON
2 2
COORDINATE : - GAUGE 1: 0 - 60 KG/cm / GAUGE 2: 0 - 250 kg/cm
GWL : ± 1,00 m TYPE OF CONE UNIT : BICONUS
DATE : 14 Juni 2017 SHEET : 1 of 1
CONE PENETRATION TEST
fc(kg/cm2)
0 5 10 15 20 25 30 35 40
0
8
fc qc
Tf
qc > 300 kg/cm2 pada Kedalaman 8.20 m
10
Depth (m)
12
14
16
18
20
qc(kg/cm2)
0 50 100 150 200 250 300 350 400
53
Lampiran 6
Hasil Sondir Ts-02 (Blok L 15)
CV. INDOTECH KONSULTAN SOUNDING DATA
PROJECT : Penyelidikan Tanah Cluster Pineville (Blok L15) CREW / OPERATOR : Prasetyo, CS
LOCATION : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L15) CHECKED BY : Mugianto, ST.
HOLE NO. : TS - 02 ( DUA ) TYPE OF APPARATUS : 5 TON
COORDINATE : - GAUGE 1: 0 - 60 kg/cm2 / GAUGE 2: 0 - 250 kg/cm2
GWL : ± 1,00 m TYPE OF CONE UNIT : BICONUS
DATE : 14 Juni 2017 SHEET : 1 of 1
CONE PENETRATION TEST
TIP TOTAL FRICTION FRICTION LOCAL TOTAL
DEPTH RESISTANCE RESISTANCE RESISTANCE SLEEVE RESISTANCE FRICTION KOORDINA
(m) Rd1 = qc Rd2 R2 - R1 fc 20 fc TF = S 20 fc
(kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm) (kg/cm)
0.20 3.00 4.00 1.00 0.090 1.80 1.80
0.40 3.00 5.00 2.00 0.180 3.60 5.40
0.60 4.00 6.00 2.00 0.180 3.60 9.00
0.80 4.00 5.00 1.00 0.090 1.80 10.80
1.00 6.00 8.00 2.00 0.180 3.60 14.40
1.20 8.00 11.00 3.00 0.270 5.40 19.80
1.40 6.00 10.00 4.00 0.360 7.20 27.00
1.60 6.00 8.00 2.00 0.180 3.60 30.60
1.80 7.00 10.00 3.00 0.270 5.40 36.00
2.00 7.00 11.00 4.00 0.360 7.20 43.20
2.20 10.00 15.00 5.00 0.450 9.00 52.20
2.40 11.00 15.00 4.00 0.360 7.20 59.40
2.60 10.00 14.00 4.00 0.360 7.20 66.60
2.80 11.00 15.00 4.00 0.360 7.20 73.80
3.00 12.00 15.00 3.00 0.270 5.40 79.20
3.20 16.00 20.00 4.00 0.360 7.20 86.40
3.40 18.00 22.00 4.00 0.360 7.20 93.60
3.60 20.00 25.00 5.00 0.450 9.00 102.60
3.80 50.00 57.00 7.00 0.630 12.60 115.20
4.00 60.00 66.00 6.00 0.540 10.80 126.00
4.20 85.00 92.00 7.00 0.630 12.60 138.60
4.40 98.00 104.00 6.00 0.540 10.80 149.40
4.60 80.00 86.00 6.00 0.540 10.80 160.20
4.80 85.00 92.00 7.00 0.630 12.60 172.80
5.00 84.00 91.00 7.00 0.630 12.60 185.40
5.20 65.00 71.00 6.00 0.540 10.80 196.20
5.40 65.00 72.00 7.00 0.630 12.60 208.80
5.60 63.00 68.00 5.00 0.450 9.00 217.80
5.80 64.00 70.00 6.00 0.540 10.80 228.60
6.00 65.00 70.00 5.00 0.450 9.00 237.60
6.20 48.00 53.00 5.00 0.450 9.00 246.60
6.40 50.00 56.00 6.00 0.540 10.80 257.40
6.60 52.00 57.00 5.00 0.450 9.00 266.40
6.80 49.00 55.00 6.00 0.540 10.80 277.20
7.00 50.00 55.00 5.00 0.450 9.00 286.20
7.20 156.00 168.00 12.00 1.080 21.60 307.80
7.40 185.00 198.00 13.00 1.170 23.40 331.20
7.60 200.00 214.00 14.00 1.260 25.20 356.40
7.80 210.00 225.00 15.00 1.350 27.00 383.40
8.00 237.00 250.00 13.00 1.170 23.40 406.80
8.20 259.00 270.00 11.00 0.990 19.80 426.60
8.40 300.00 300.00 0.00 0.000 0.00 426.60
8.60
8.80
9.00
9.20
9.40
9.60
9.80
10.00
Total Depth : 8,40 m
Diameter of piston (d1) = 3.60 cm REMARKS:
Area of piston (Ap) =0.25 x 3.14 x 3.60² = 10 cm ² lf = R2 - R1
Diameter cylinder of conus (d2) = 3.60 cm fc = Ap x lf
Length of cylinder (l) = 10.00 cm Ac
Area of cylinder (Ac) =3.14 x 3.6 x 10 = 113.10 cm ² TF = S 20 fc
54
Lampiran 6 - Lanjutan
Hasil Sondir Ts-02 (Blok L 15)
CV. INDOTECH KONSULTAN SOUNDING GRAPH
PROJECT : Penyelidikan Tanah Cluster Pineville (Blok L15) CREW / OPERATOR : Prasetyo, CS
LOCATION : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L15) CHECKED BY : Mugianto, ST.
HOLE NO. : TS - 02 ( DUA ) TYPE OF APPARATUS : 5 TON
2 2
COORDINATE : - GAUGE 1: 0 - 60 KG/cm / GAUGE 2: 0 - 250 kg/cm
GWL : ± 1,00 m TYPE OF CONE UNIT : BICONUS
DATE : 14 Juni 2017 SHEET : 1 of 1
CONE PENETRATION TEST
fc(kg/cm2)
0 5 10 15 20 25 30 35 40
0
8
fc qc
Tf
qc > 300 kg/cm2 pada Kedalaman 8.40 m
10
Depth (m)
12
14
16
18
20
qc(kg/cm2)
0 50 100 150 200 250 300 350 400
55
Lampiran 7
Hasil Sondir Ts-03 (Blok L 15)
CV. INDOTECH KONSULTAN SOUNDING DATA
PROJECT : Penyelidikan Tanah Cluster Pineville (Blok L15) CREW / OPERATOR : Prasetyo, CS
LOCATION : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L15) CHECKED BY : Mugianto, ST.
HOLE NO. : TS - 03 ( TIGA ) TYPE OF APPARATUS : 5 TON
COORDINATE : - GAUGE 1: 0 - 60 kg/cm2 / GAUGE 2: 0 - 250 kg/cm2
GWL : ± 1,00 m TYPE OF CONE UNIT : BICONUS
DATE : 15 Juni 2017 SHEET : 1 of 1
CONE PENETRATION TEST
TIP TOTAL FRICTION FRICTION LOCAL TOTAL
DEPTH RESISTANCE RESISTANCE RESISTANCE SLEEVE RESISTANCE FRICTION KOORDINAT
(m) Rd1 = qc Rd2 R2 - R1 fc 20 fc TF = S 20 fc
(kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm) (kg/cm)
0.20 2.00 3.00 1.00 0.090 1.80 1.80
0.40 3.00 4.00 1.00 0.090 1.80 3.60
0.60 3.00 5.00 2.00 0.180 3.60 7.20
0.80 3.00 4.00 1.00 0.090 1.80 9.00
1.00 4.00 6.00 2.00 0.180 3.60 12.60
1.20 4.00 5.00 1.00 0.090 1.80 14.40
1.40 4.00 7.00 3.00 0.270 5.40 19.80
1.60 5.00 7.00 2.00 0.180 3.60 23.40
1.80 5.00 8.00 3.00 0.270 5.40 28.80
2.00 14.00 16.00 2.00 0.180 3.60 32.40
2.20 15.00 18.00 3.00 0.270 5.40 37.80
2.40 14.00 16.00 2.00 0.180 3.60 41.40
2.60 14.00 17.00 3.00 0.270 5.40 46.80
2.80 15.00 18.00 3.00 0.270 5.40 52.20
3.00 14.00 17.00 3.00 0.270 5.40 57.60
3.20 16.00 19.00 3.00 0.270 5.40 63.00
3.40 16.00 20.00 4.00 0.360 7.20 70.20
3.60 15.00 18.00 3.00 0.270 5.40 75.60
3.80 16.00 20.00 4.00 0.360 7.20 82.80
4.00 15.00 19.00 4.00 0.360 7.20 90.00
4.20 18.00 24.00 6.00 0.540 10.80 100.80
4.40 19.00 24.00 5.00 0.450 9.00 109.80
4.60 18.00 23.00 5.00 0.450 9.00 118.80
4.80 17.00 22.00 5.00 0.450 9.00 127.80
5.00 18.00 23.00 5.00 0.450 9.00 136.80
5.20 30.00 36.00 6.00 0.540 10.80 147.60
5.40 84.00 90.00 6.00 0.540 10.80 158.40
5.60 100.00 110.00 10.00 0.900 18.00 176.40
5.80 110.00 121.00 11.00 0.990 19.80 196.20
6.00 113.00 124.00 11.00 0.990 19.80 216.00
6.20 90.00 97.00 7.00 0.630 12.60 228.60
6.40 100.00 109.00 9.00 0.810 16.20 244.80
6.60 120.00 131.00 11.00 0.990 19.80 264.60
6.80 125.00 137.00 12.00 1.080 21.60 286.20
7.00 124.00 135.00 11.00 0.990 19.80 306.00
7.20 100.00 108.00 8.00 0.720 14.40 320.40
7.40 120.00 130.00 10.00 0.900 18.00 338.40
7.60 115.00 127.00 12.00 1.080 21.60 360.00
7.80 120.00 132.00 12.00 1.080 21.60 381.60
8.00 150.00 163.00 13.00 1.170 23.40 405.00
8.20 155.00 167.00 12.00 1.080 21.60 426.60
8.40 164.00 177.00 13.00 1.170 23.40 450.00
8.60 165.00 176.00 11.00 0.990 19.80 469.80
8.80 180.00 193.00 13.00 1.170 23.40 493.20
9.00 195.00 208.00 13.00 1.170 23.40 516.60
9.20 235.00 250.00 15.00 1.350 27.00 543.60
9.40 240.00 254.00 14.00 1.260 25.20 568.80
9.60 286.00 300.00 14.00 1.260 25.20 594.00
9.80 300.00 300.00 0.00 0.000 0.00 594.00
10.00
Total Depth : 9,80 m
Diameter of piston (d1) = 3.60 cm REMARKS:
Area of piston (Ap) =0.25 x 3.14 x 3.60² = 10 cm ² lf = R2 - R1
Diameter cylinder of conus (d2) = 3.60 cm fc = Ap x lf
Length of cylinder (l) = 10.00 cm Ac
Area of cylinder (Ac) =3.14 x 3.6 x 10 = 113.10 cm ² TF = S 20 fc
56
Lampiran 7 - Lanjutan
Hasil Sondir Ts-03 (Blok L 15)
CV. INDOTECH KONSULTAN SOUNDING GRAPH
PROJECT : Penyelidikan Tanah Cluster Pineville (Blok L15) CREW / OPERATOR : Prasetyo, CS
LOCATION : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L15) CHECKED BY : Mugianto, ST.
HOLE NO. : TS - 03 ( TIGA ) TYPE OF APPARATUS : 5 TON
2 2
COORDINATE : - GAUGE 1: 0 - 60 KG/cm / GAUGE 2: 0 - 250 kg/cm
GWL : ± 1,00 m TYPE OF CONE UNIT : BICONUS
DATE : 15 Juni 2017 SHEET : 1 of 1
CONE PENETRATION TEST
fc(kg/cm2)
0 5 10 15 20 25 30 35 40
0
10
Depth (m)
0
Tf fc qc
12
14
16
18
20
qc(kg/cm2)
0 50 100 150 200 250 300 350 400
57
Lampiran 8
Hasil Sondir Ts-04 (Blok L 15)
CV. INDOTECH KONSULTAN SOUNDING DATA
PROJECT : Penyelidikan Tanah Cluster Pineville (Blok L15) CREW / OPERATOR : Prasetyo, CS
LOCATION : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L15) CHECKED BY : Mugianto, ST.
HOLE NO. : TS - 04 ( EMPAT ) TYPE OF APPARATUS : 5 TON
COORDINATE : - GAUGE 1: 0 - 60 kg/cm2 / GAUGE 2: 0 - 250 kg/cm2
GWL : ± 2,50 m TYPE OF CONE UNIT : BICONUS
DATE : 15 Juni 2017 SHEET : 1 of 2
CONE PENETRATION TEST
TIP TOTAL FRICTION FRICTION LOCAL TOTAL
DEPTH RESISTANCE RESISTANCE RESISTANCE SLEEVE RESISTANCE FRICTION KOORDINA
(m) Rd1 = qc Rd2 R2 - R1 fc 20 fc TF = S 20 fc
(kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm) (kg/cm)
0.20 2.00 3.00 1.00 0.090 1.80 1.80
0.40 3.00 4.00 1.00 0.090 1.80 3.60
0.60 3.00 5.00 2.00 0.180 3.60 7.20
0.80 3.00 4.00 1.00 0.090 1.80 9.00
1.00 4.00 6.00 2.00 0.180 3.60 12.60
1.20 3.00 5.00 2.00 0.180 3.60 16.20
1.40 4.00 5.00 1.00 0.090 1.80 18.00
1.60 4.00 6.00 2.00 0.180 3.60 21.60
1.80 7.00 11.00 4.00 0.360 7.20 28.80
2.00 8.00 11.00 3.00 0.270 5.40 34.20
2.20 8.00 13.00 5.00 0.450 9.00 43.20
2.40 8.00 12.00 4.00 0.360 7.20 50.40
2.60 15.00 20.00 5.00 0.450 9.00 59.40
2.80 16.00 20.00 4.00 0.360 7.20 66.60
3.00 80.00 86.00 6.00 0.540 10.80 77.40
3.20 85.00 93.00 8.00 0.720 14.40 91.80
3.40 95.00 106.00 11.00 0.990 19.80 111.60
3.60 105.00 115.00 10.00 0.900 18.00 129.60
3.80 110.00 118.00 8.00 0.720 14.40 144.00
4.00 85.00 92.00 7.00 0.630 12.60 156.60
4.20 64.00 70.00 6.00 0.540 10.80 167.40
4.40 60.00 65.00 5.00 0.450 9.00 176.40
4.60 72.00 77.00 5.00 0.450 9.00 185.40
4.80 65.00 70.00 5.00 0.450 9.00 194.40
5.00 66.00 72.00 6.00 0.540 10.80 205.20
5.20 86.00 93.00 7.00 0.630 12.60 217.80
5.40 85.00 91.00 6.00 0.540 10.80 228.60
5.60 60.00 65.00 5.00 0.450 9.00 237.60
5.80 70.00 76.00 6.00 0.540 10.80 248.40
6.00 70.00 75.00 5.00 0.450 9.00 257.40
6.20 90.00 96.00 6.00 0.540 10.80 268.20
6.40 76.00 82.00 6.00 0.540 10.80 279.00
6.60 73.00 80.00 7.00 0.630 12.60 291.60
6.80 74.00 80.00 6.00 0.540 10.80 302.40
7.00 65.00 71.00 6.00 0.540 10.80 313.20
7.20 95.00 104.00 9.00 0.810 16.20 329.40
7.40 100.00 110.00 10.00 0.900 18.00 347.40
7.60 105.00 114.00 9.00 0.810 16.20 363.60
7.80 110.00 120.00 10.00 0.900 18.00 381.60
8.00 115.00 126.00 11.00 0.990 19.80 401.40
8.20 110.00 120.00 10.00 0.900 18.00 419.40
8.40 115.00 124.00 9.00 0.810 16.20 435.60
8.60 120.00 131.00 11.00 0.990 19.80 455.40
8.80 115.00 126.00 11.00 0.990 19.80 475.20
9.00 120.00 132.00 12.00 1.080 21.60 496.80
9.20 135.00 146.00 11.00 0.990 19.80 516.60
9.40 135.00 147.00 12.00 1.080 21.60 538.20
9.60 140.00 152.00 12.00 1.080 21.60 559.80
9.80 154.00 166.00 12.00 1.080 21.60 581.40
10.00 154.00 167.00 13.00 1.170 23.40 604.80
Total Depth : 13,00 m
Diameter of piston (d1) = 3.60 cm REMARKS:
Area of piston (Ap) =0.25 x 3.14 x 3.60² = 10 cm ² lf = R2 - R1
Diameter cylinder of conus (d2) = 3.60 cm fc = Ap x lf
Length of cylinder (l) = 10.00 cm Ac
Area of cylinder (Ac) =3.14 x 3.6 x 10 = 113.10 cm ² TF = S 20 fc
58
Lampiran 8 - Lanjutan
Hasil Sondir Ts-04 (Blok L 15)
CV. INDOTECH KONSULTAN SOUNDING DATA
59
Lampiran 8 - Lanjutan
Hasil Sondir Ts-04 (Blok L 15)
CV. INDOTECH KONSULTAN SOUNDING GRAPH
PROJECT : Penyelidikan Tanah Cluster Pineville (Blok L15) CREW / OPERATOR : Prasetyo, CS
LOCATION : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L15) CHECKED BY : Mugianto, ST.
HOLE NO. : TS - 04 ( EMPAT ) TYPE OF APPARATUS : 5 TON
2 2
COORDINATE : - GAUGE 1: 0 - 60 KG/cm / GAUGE 2: 0 - 250 kg/cm
GWL : ± 2,50 m TYPE OF CONE UNIT : BICONUS
DATE : 15 Juni 2017 SHEET : 1 of 2
CONE PENETRATION TEST
fc(kg/cm2)
0 5 10 15 20 25 30 35 40
0
10
Depth (m)
12
fc qc
Tf
qc > 300 kg/cm2 pada Kedalaman 13.00 m
14
16
18
20
qc(kg/cm2)
0 50 100 150 200 250 300 350 400
60
Lampiran 9
Hasil Sondir Ts-05 (Blok L 12)
CV. INDOTECH KONSULTAN SOUNDING DATA
PROJECT : Penyelidikan Tanah Cluster Pineville (Blok L12) CREW / OPERATOR : Prasetyo, CS
LOCATION : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L12) CHECKED BY : Mugianto, ST.
HOLE NO. : TS - 05 ( LIMA ) TYPE OF APPARATUS : 5 TON
COORDINATE : - GAUGE 1: 0 - 60 kg/cm2 / GAUGE 2: 0 - 250 kg/cm2
GWL : - TYPE OF CONE UNIT : BICONUS
DATE : 17 Juni 2017 SHEET : 1 of 1
CONE PENETRATION TEST
TIP TOTAL FRICTION FRICTION LOCAL TOTAL
DEPTH RESISTANCE RESISTANCE RESISTANCE SLEEVE RESISTANCE FRICTION KOORDINAT
(m) Rd1 = qc Rd2 R2 - R1 fc 20 fc TF = S 20 fc
(kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm) (kg/cm)
0.20 2.00 3.00 1.00 0.090 1.80 1.80
0.40 2.00 3.00 1.00 0.090 1.80 3.60
0.60 3.00 4.00 1.00 0.090 1.80 5.40
0.80 2.00 3.00 1.00 0.090 1.80 7.20
1.00 2.00 4.00 2.00 0.180 3.60 10.80
1.20 6.00 10.00 4.00 0.360 7.20 18.00
1.40 8.00 12.00 4.00 0.360 7.20 25.20
1.60 15.00 19.00 4.00 0.360 7.20 32.40
1.80 16.00 19.00 3.00 0.270 5.40 37.80
2.00 15.00 18.00 3.00 0.270 5.40 43.20
2.20 9.00 14.00 5.00 0.450 9.00 52.20
2.40 8.00 12.00 4.00 0.360 7.20 59.40
2.60 8.00 13.00 5.00 0.450 9.00 68.40
2.80 7.00 11.00 4.00 0.360 7.20 75.60
3.00 8.00 12.00 4.00 0.360 7.20 82.80
3.20 10.00 14.00 4.00 0.360 7.20 90.00
3.40 12.00 16.00 4.00 0.360 7.20 97.20
3.60 12.00 15.00 3.00 0.270 5.40 102.60
3.80 10.00 14.00 4.00 0.360 7.20 109.80
4.00 13.00 16.00 3.00 0.270 5.40 115.20
4.20 15.00 18.00 3.00 0.270 5.40 120.60
4.40 19.00 24.00 5.00 0.450 9.00 129.60
4.60 20.00 24.00 4.00 0.360 7.20 136.80
4.80 19.00 24.00 5.00 0.450 9.00 145.80
5.00 20.00 25.00 5.00 0.450 9.00 154.80
5.20 14.00 17.00 3.00 0.270 5.40 160.20
5.40 13.00 16.00 3.00 0.270 5.40 165.60
5.60 13.00 17.00 4.00 0.360 7.20 172.80
5.80 15.00 18.00 3.00 0.270 5.40 178.20
6.00 16.00 20.00 4.00 0.360 7.20 185.40
6.20 19.00 24.00 5.00 0.450 9.00 194.40
6.40 16.00 20.00 4.00 0.360 7.20 201.60
6.60 16.00 19.00 3.00 0.270 5.40 207.00
6.80 17.00 21.00 4.00 0.360 7.20 214.20
7.00 17.00 20.00 3.00 0.270 5.40 219.60
7.20 20.00 26.00 6.00 0.540 10.80 230.40
7.40 23.00 27.00 4.00 0.360 7.20 237.60
7.60 21.00 25.00 4.00 0.360 7.20 244.80
7.80 26.00 32.00 6.00 0.540 10.80 255.60
8.00 40.00 45.00 5.00 0.450 9.00 264.60
8.20 80.00 89.00 9.00 0.810 16.20 280.80
8.40 100.00 110.00 10.00 0.900 18.00 298.80
8.60 135.00 150.00 15.00 1.350 27.00 325.80
8.80 140.00 153.00 13.00 1.170 23.40 349.20
9.00 165.00 178.00 13.00 1.170 23.40 372.60
9.20 180.00 194.00 14.00 1.260 25.20 397.80
9.40 230.00 245.00 15.00 1.350 27.00 424.80
9.60 260.00 276.00 16.00 1.440 28.80 453.60
9.80 300.00 300.00 0.00 0.000 0.00 453.60
10.00
Total Depth : 9,80 m
Diameter of piston (d1) = 3.60 cm REMARKS:
Area of piston (Ap) =0.25 x 3.14 x 3.60² = 10 cm ² lf = R2 - R1
Diameter cylinder of conus (d2) = 3.60 cm fc = Ap x lf
Length of cylinder (l) = 10.00 cm Ac
Area of cylinder (Ac) =3.14 x 3.6 x 10 = 113.10 cm ² TF = S 20 fc
61
Lampiran 9 - Lanjutan
Hasil Sondir Ts-05 (Blok L 12)
CV. INDOTECH KONSULTAN SOUNDING GRAPH
PROJECT : Penyelidikan Tanah Cluster Pineville (Blok L12) CREW / OPERATOR : Prasetyo, CS
LOCATION : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L12) CHECKED BY : Mugianto, ST.
HOLE NO. : TS - 05 ( LIMA ) TYPE OF APPARATUS : 5 TON
2 2
COORDINATE : - GAUGE 1: 0 - 60 KG/cm / GAUGE 2: 0 - 250 kg/cm
GWL : - TYPE OF CONE UNIT : BICONUS
DATE : 17 Juni 2017 SHEET : 1 of 1
CONE PENETRATION TEST
fc(kg/cm2)
0 5 10 15 20 25 30 35 40
0
10
Depth (m)
0
Tf fc qc
12
14
16
18
20
qc(kg/cm2)
0 50 100 150 200 250 300 350 400
62
Lampiran 10
Hasil Sondir Ts-06 (Blok L 12)
CV. INDOTECH KONSULTAN SOUNDING DATA
PROJECT : Penyelidikan Tanah Cluster Pineville (Blok L12) CREW / OPERATOR : Prasetyo, CS
LOCATION : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L12) CHECKED BY : Mugianto, ST.
HOLE NO. : TS - 06 ( ENAM ) TYPE OF APPARATUS : 5 TON
COORDINATE : - GAUGE 1: 0 - 60 kg/cm2 / GAUGE 2: 0 - 250 kg/cm2
GWL : ± 5,00 m TYPE OF CONE UNIT : BICONUS
DATE : 17 Juni 2017 SHEET : 1 of 2
CONE PENETRATION TEST
TIP TOTAL FRICTION FRICTION LOCAL TOTAL
DEPTH RESISTANCE RESISTANCE RESISTANCE SLEEVE RESISTANCE FRICTION KOORDINAT
(m) Rd1 = qc Rd2 R2 - R1 fc 20 fc TF = S 20 fc
(kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm) (kg/cm)
0.20 2.00 3.00 1.00 0.090 1.80 1.80
0.40 2.00 4.00 2.00 0.180 3.60 5.40
0.60 2.00 3.00 1.00 0.090 1.80 7.20
0.80 3.00 5.00 2.00 0.180 3.60 10.80
1.00 3.00 4.00 1.00 0.090 1.80 12.60
1.20 2.00 3.00 1.00 0.090 1.80 14.40
1.40 3.00 4.00 1.00 0.090 1.80 16.20
1.60 3.00 5.00 2.00 0.180 3.60 19.80
1.80 3.00 4.00 1.00 0.090 1.80 21.60
2.00 2.00 4.00 2.00 0.180 3.60 25.20
2.20 6.00 9.00 3.00 0.270 5.40 30.60
2.40 6.00 8.00 2.00 0.180 3.60 34.20
2.60 5.00 8.00 3.00 0.270 5.40 39.60
2.80 6.00 9.00 3.00 0.270 5.40 45.00
3.00 6.00 8.00 2.00 0.180 3.60 48.60
3.20 10.00 15.00 5.00 0.450 9.00 57.60
3.40 12.00 17.00 5.00 0.450 9.00 66.60
3.60 10.00 15.00 5.00 0.450 9.00 75.60
3.80 12.00 16.00 4.00 0.360 7.20 82.80
4.00 13.00 17.00 4.00 0.360 7.20 90.00
4.20 8.00 13.00 5.00 0.450 9.00 99.00
4.40 9.00 13.00 4.00 0.360 7.20 106.20
4.60 8.00 12.00 4.00 0.360 7.20 113.40
4.80 8.00 13.00 5.00 0.450 9.00 122.40
5.00 6.00 11.00 5.00 0.450 9.00 131.40
5.20 15.00 18.00 3.00 0.270 5.40 136.80
5.40 14.00 18.00 4.00 0.360 7.20 144.00
5.60 15.00 19.00 4.00 0.360 7.20 151.20
5.80 16.00 20.00 4.00 0.360 7.20 158.40
6.00 20.00 25.00 5.00 0.450 9.00 167.40
6.20 13.00 18.00 5.00 0.450 9.00 176.40
6.40 10.00 15.00 5.00 0.450 9.00 185.40
6.60 12.00 16.00 4.00 0.360 7.20 192.60
6.80 15.00 19.00 4.00 0.360 7.20 199.80
7.00 15.00 20.00 5.00 0.450 9.00 208.80
7.20 25.00 30.00 5.00 0.450 9.00 217.80
7.40 30.00 36.00 6.00 0.540 10.80 228.60
7.60 32.00 38.00 6.00 0.540 10.80 239.40
7.80 31.00 37.00 6.00 0.540 10.80 250.20
8.00 30.00 35.00 5.00 0.450 9.00 259.20
8.20 32.00 36.00 4.00 0.360 7.20 266.40
8.40 30.00 35.00 5.00 0.450 9.00 275.40
8.60 35.00 41.00 6.00 0.540 10.80 286.20
8.80 26.00 31.00 5.00 0.450 9.00 295.20
9.00 30.00 36.00 6.00 0.540 10.80 306.00
9.20 29.00 34.00 5.00 0.450 9.00 315.00
9.40 25.00 30.00 5.00 0.450 9.00 324.00
9.60 26.00 31.00 5.00 0.450 9.00 333.00
9.80 26.00 32.00 6.00 0.540 10.80 343.80
10.00 26.00 30.00 4.00 0.360 7.20 351.00
Total Depth : 14,40 m
Diameter of piston (d1) = 3.60 cm REMARKS:
Area of piston (Ap) =0.25 x 3.14 x 3.60² = 10 cm ² lf = R2 - R1
Diameter cylinder of conus (d2) = 3.60 cm fc = Ap x lf
Length of cylinder (l) = 10.00 cm Ac
Area of cylinder (Ac) =3.14 x 3.6 x 10 = 113.10 cm ² TF = S 20 fc
63
Lampiran 10 - Lanjutan
Hasil Sondir Ts-06 (Blok L 12)
CV. INDOTECH KONSULTAN SOUNDING DATA
64
lampiran 10 - lanjutan
hasil sondir ts-06 (blok l 12)
CV. INDOTECH KONSULTAN SOUNDING GRAPH
PROJECT : Penyelidikan Tanah Cluster Pineville (Blok L12) CREW / OPERATOR : Prasetyo, CS
LOCATION : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L12) CHECKED BY : Mugianto, ST.
HOLE NO. : TS - 06 ( ENAM ) TYPE OF APPARATUS : 5 TON
2 2
COORDINATE : - GAUGE 1: 0 - 60 KG/cm / GAUGE 2: 0 - 250 kg/cm
GWL : ± 5,00 m TYPE OF CONE UNIT : BICONUS
DATE : 17 Juni 2017 SHEET : 1 of 2
CONE PENETRATION TEST
fc(kg/cm2)
0 5 10 15 20 25 30 35 40
0
10
Depth (m)
12
14
fc qc
Tf
qc > 300 kg/cm2 pada Kedalaman 14.40 m
16
18
20
qc(kg/cm2)
0 50 100 150 200 250 300 350 400
65
Lampiran 11
Hasil Sondir Ts-07 (Blok L 12)
CV. INDOTECH KONSULTAN SOUNDING DATA
PROJECT : Penyelidikan Tanah Cluster Pineville (Blok L12) CREW / OPERATOR : Prasetyo, CS
LOCATION : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L12) CHECKED BY : Mugianto, ST.
HOLE NO. : TS - 07 ( TUJUH ) TYPE OF APPARATUS : 5 TON
COORDINATE : - GAUGE 1: 0 - 60 kg/cm2 / GAUGE 2: 0 - 250 kg/cm2
GWL : ± 4,00 m TYPE OF CONE UNIT : BICONUS
DATE : 16 Juni 2017 SHEET : 1 of 2
CONE PENETRATION TEST
TIP TOTAL FRICTION FRICTION LOCAL TOTAL
DEPTH RESISTANCE RESISTANCE RESISTANCE SLEEVE RESISTANCE FRICTION KOORDINA
(m) Rd1 = qc Rd2 R2 - R1 fc 20 fc TF = S 20 fc
(kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm²) (kg/cm) (kg/cm)
0.20 2.00 4.00 2.00 0.180 3.60 3.60
0.40 3.00 5.00 2.00 0.180 3.60 7.20
0.60 5.00 7.00 2.00 0.180 3.60 10.80
0.80 5.00 8.00 3.00 0.270 5.40 16.20
1.00 10.00 14.00 4.00 0.360 7.20 23.40
1.20 13.00 16.00 3.00 0.270 5.40 28.80
1.40 15.00 19.00 4.00 0.360 7.20 36.00
1.60 16.00 19.00 3.00 0.270 5.40 41.40
1.80 16.00 20.00 4.00 0.360 7.20 48.60
2.00 10.00 14.00 4.00 0.360 7.20 55.80
2.20 20.00 25.00 5.00 0.450 9.00 64.80
2.40 23.00 28.00 5.00 0.450 9.00 73.80
2.60 26.00 31.00 5.00 0.450 9.00 82.80
2.80 27.00 31.00 4.00 0.360 7.20 90.00
3.00 28.00 34.00 6.00 0.540 10.80 100.80
3.20 12.00 16.00 4.00 0.360 7.20 108.00
3.40 10.00 14.00 4.00 0.360 7.20 115.20
3.60 11.00 14.00 3.00 0.270 5.40 120.60
3.80 12.00 15.00 3.00 0.270 5.40 126.00
4.00 12.00 16.00 4.00 0.360 7.20 133.20
4.20 20.00 26.00 6.00 0.540 10.80 144.00
4.40 21.00 26.00 5.00 0.450 9.00 153.00
4.60 22.00 26.00 4.00 0.360 7.20 160.20
4.80 25.00 29.00 4.00 0.360 7.20 167.40
5.00 32.00 37.00 5.00 0.450 9.00 176.40
5.20 34.00 38.00 4.00 0.360 7.20 183.60
5.40 36.00 41.00 5.00 0.450 9.00 192.60
5.60 35.00 40.00 5.00 0.450 9.00 201.60
5.80 40.00 46.00 6.00 0.540 10.80 212.40
6.00 43.00 48.00 5.00 0.450 9.00 221.40
6.20 32.00 37.00 5.00 0.450 9.00 230.40
6.40 36.00 41.00 5.00 0.450 9.00 239.40
6.60 40.00 45.00 5.00 0.450 9.00 248.40
6.80 41.00 45.00 4.00 0.360 7.20 255.60
7.00 36.00 41.00 5.00 0.450 9.00 264.60
7.20 25.00 28.00 3.00 0.270 5.40 270.00
7.40 24.00 28.00 4.00 0.360 7.20 277.20
7.60 23.00 26.00 3.00 0.270 5.40 282.60
7.80 22.00 26.00 4.00 0.360 7.20 289.80
8.00 21.00 26.00 5.00 0.450 9.00 298.80
8.20 25.00 30.00 5.00 0.450 9.00 307.80
8.40 24.00 28.00 4.00 0.360 7.20 315.00
8.60 35.00 41.00 6.00 0.540 10.80 325.80
8.80 65.00 72.00 7.00 0.630 12.60 338.40
9.00 90.00 98.00 8.00 0.720 14.40 352.80
9.20 85.00 93.00 8.00 0.720 14.40 367.20
9.40 95.00 104.00 9.00 0.810 16.20 383.40
9.60 100.00 110.00 10.00 0.900 18.00 401.40
9.80 112.00 123.00 11.00 0.990 19.80 421.20
10.00 112.00 122.00 10.00 0.900 18.00 439.20
Total Depth : 12,60 m
Diameter of piston (d1) = 3.60 cm REMARKS:
Area of piston (Ap) =0.25 x 3.14 x 3.60² = 10 cm ² lf = R2 - R1
Diameter cylinder of conus (d2) = 3.60 cm fc = Ap x lf
Length of cylinder (l) = 10.00 cm Ac
Area of cylinder (Ac) =3.14 x 3.6 x 10 = 113.10 cm ² TF = S 20 fc
66
Lampiran 11 - Lanjutan
Hasil Sondir Ts-07 (Blok L 12)
CV. INDOTECH KONSULTAN SOUNDING DATA
67
Lampiran 11 - Lanjutan
Hasil Sondir Ts-07 (Blok L 12)
PROJECT : Penyelidikan Tanah Cluster Pineville (Blok L12) CREW / OPERATOR : Prasetyo, CS
LOCATION : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L12) CHECKED BY : Mugianto, ST.
HOLE NO. : TS - 07 ( TUJUH ) TYPE OF APPARATUS : 5 TON
COORDINATE : - GAUGE 1: 0 - 60 KG/cm2 / GAUGE 2: 0 - 250 kg/cm2
GWL : ± 4,00 m TYPE OF CONE UNIT : BICONUS
DATE : 16 Juni 2017 SHEET : 1 of 2
CONE PENETRATION TEST
fc(kg/cm2)
0 5 10 15 20 25 30 35 40
0
10
Depth (m)
12
Tf fc qc
16
18
20
qc(kg/cm2)
0 50 100 150 200 250 300 350 400
68
Lampiran 12
Denah Lokasi Titik Bor Tahap 2 (3 Titik Tambahan)
69
Lampiran 13
Hasil Boring & Spt BH-01 Tahap 2
LOG BOR
Project : Penyelidikan Tanah Boring Cluster Pineville (Blok L12 & L15)
Lokasi : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L12 & L15) Tanggal : 06 Agst s/d 11 Agst 2017
No. Lubang : BH - 01 (SATU) Mesin : Koken
Dia. Lubang : 73 mm Inklinasi : Vertikal
Elevasi : - Juru Bor : Imron Rosadi
MAT : 4.00 m Penanggung Jawab : Mugianto, ST
Kedalaman : 30.00 m Pelaksana : CV. INDOTECH KONSULTAN
Simbol Rock Quality SPT ( N )
Tipe Core
Kekerasan
Pelapukan
Depth Satuan Designation %
Tingkat
Warna
Muka Air Tanah/ Tanah & Recovery
Tanah/ DESCRIPTION (CR) ( RQD )
(m) Tanah Batua Blow
Batuan
n 0
Batuan % 50 100 10 50
00.00 Coral 0.00 - 0.20 m Coral, warna abu-abu.
Lemp un x x 0.20 - 1.80 m Lempung, berkerikil sedikit lanau, warna kuning, abu-abu,
01.00
sedang.
g
Kuning Abu-abu
x
1.80 - 4.00 m
Sedang-keras
x x
02.00
Lempung
Sedang
x x x
06.00
x N = 16
x x x
07.00
x x 7.00 - 8.30 m UDS
Lempun
g
Sedang
Lemp un
N = 13
g
Lempung, sedikit batu bara, warna hitam. Hitam
Lempung
09.00
Pasir x 9.20 - 10.00 m
Halus x x Pasir Halus, sedikit lanau, mengandung batu bara.
10.00
10.00 - 12.00 m N = 17
Putih kekuningan
x x
Pasir Halus
x
11.00
x x
x
12.00
x x 12.00 - 13.80 m N = 20
Lempung
x x
13.00
x x UDS
x x
14.00
Lemp un x x 13.80 - 15.00 m
g
x Lempung, sedikit lanau, mengandung batu bara, keras. N = 24
15.00
15.00 - 17.00 m
Lempung
N = 40
Keras
17.00
17.00 - 19.00 m
Lempung
N = 44
19.00
19.00 - 20.00 m N > 50
Lempung, warna abu-abu, sangat keras.
Lempung
20.00
70
Lampiran 13 - Lanjutan
Hasil Boring & Spt BH-01 Tahap 2
LOG BOR
Project : Penyelidikan Tanah Boring Cluster Pineville (Blok L12 & L15)
Lokasi : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L12 & L15) Tanggal : 06 Agst s/d 11 Agst 2017
No. Lubang : BH - 01 (SATU) Mesin : Koken
Dia. Lubang : 73 mm Inklinasi : Vertikal
Elevasi : - Juru Bor : Imron Rosadi
MAT : 4.00 m Penanggung Jawab : Mugianto, ST
Kedalaman : 30.00 m Pelaksana : CV. INDOTECH KONSULTAN
Tipe Simbol Core Rock Quality SPT ( N )
Kekerasan
Pelapukan
Satuan
Warna
Tingkat
Depth Muka Air Tanah/ Recovery Designation %
Tanah/ Tanah & DESCRIPTION
(m) Tanah Batua (CR) ( RQD ) Blow
Batuan
n Batuan % 0 50 100 10 50
20.00 20.00 - 22.00 m
Lempung
Abu-abu
Lempung, warna abu-abu, sangat keras. N > 50
21.00
22.00
22.00 - 23.00 m
Lempung
Hitam
Lempung, mengandung batu bara, warna hitam, sangat keras. N > 50
23.00
23.00 - 26.00 m
Lempung, sedikit kerikil, warna abu-abu, sangat keras.
24.00
Lempung
Abu-abu
Lempung
N > 50
Sangat keras
25.00
26.00
Abu-abu
26.00 - 27.00 m
Lempung
Abu-abu
Batu Bara, sedikit lempung, warna abu-abu gelap, sangat keras.
28.00
Abu-abu
29.00
Lempung, warna abu-abu, sangat keras. UDS
30.00
Akhir Pemboran 30.00 m
31.00
Catatan :
32.00
35.00
36.00
37.00
38.00
39.00
40.00
71
Lampiran 14
Hasil Boring & Spt BH-02 Tahap 2
LOG BOR
Project : Penyelidikan Tanah Boring Cluster Pineville (Blok L12 & L15)
Lokasi : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L12 & L15) Tanggal : 11 Agst s/d 16 Agst 2017
No. Lubang : BH - 02 (DUA) Mesin : Koken
Dia. Lubang : 73 mm Inklinasi : Vertikal
Elevasi : - Juru Bor : Imron Rosadi
MAT : 4.50 m Penanggung Jawab : Mugianto, ST
Kedalaman : 30.00 m Pelaksana : CV. INDOTECH KONSULTAN
Simbol Rock Quality SPT ( N )
Tipe Core
Kekerasan
Pelapukan
Depth Satuan Designation %
Tingkat
Warna
Muka Air Tanah/ Tanah & Recovery
Tanah/ DESCRIPTION (CR) ( RQD )
(m) Tanah Batua Blow
Batuan
n 0
Batuan % 50 100 10 50
Abu-
0.00 - 0.20 m Coral, warna abu-abu.
abu
00.00 Coral
0.20 - 2.50 m
Lempung
Sedang
01.00
Kecoklatan
Lempung, berkerikil, warna kecoklatan, sedang.
02.00
N = 13
x x 2.50 - 6.50 m
03.00
x Lempung, berlanau, warna kekuningan, sedang.
x x
Lempung
04.00
kekuningan
Sedang
x
x x N = 25
05.00
MAT x
x x
06.00
x N = 14
x x 6.50 - 12.00 m
07.00
x x Lempung, sedikit lanau, warna kuning keabu-abuan, sedang.
x x UDS
08.00
x x
Kuning keabu-abuan
Lempung
x x N = 36
Lempung
09.00
Sedang
x x
x x
10.00
x x
x x N = 32
11.00
x x
x x
12.00
12.00 - 15.00 m
Lempung, mengandung batu bara, warna abu-abu, kehitaman, sangat- N > 50
Lempung
Sangat Keras
13.00
Abu-abu
keras.
14.00
N > 50
15.00
15.00 - 18.00 m UDS
Lempung, warna abu-abu, sangat keras.
Lempung
Sangat Keras
16.00
Abu-abu
N > 50
17.00
18.00
18.00 - 20.00 m
Lempung
Sangat Keras
N > 50
19.00
N > 50
20.00
72
Lampiran 14 - Lanjutan
Hasil Boring & Spt BH-02 Tahap 2
LOG BOR
Project : Penyelidikan Tanah Boring Cluster Pineville (Blok L12 & L15)
Lokasi : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L12 & L15) Tanggal : 11 Agst s/d 16 Agst 2017
No. Lubang : BH - 02 (DUA) Mesin : Koken
Dia. Lubang : 73 mm Inklinasi : Vertikal
Elevasi : - Juru Bor : Imron Rosadi
MAT : 4.50 m Penanggung Jawab : Mugianto, ST
Kedalaman : 30.00 m Pelaksana : CV. INDOTECH KONSULTAN
Tipe Simbol Core Rock Quality SPT ( N )
Kekerasan
Pelapukan
Satuan
Warna
Tingkat
Depth Muka Air Tanah/ Recovery Designation %
Tanah/ Tanah & DESCRIPTION
(m) Tanah Batua (CR) ( RQD ) Blow
Batuan
n Batuan % 0 50 100 10 50
20.00 20.00 - 21.50 m
Lempung
Lempung, sedikit batu bara, warna abu-abu, gelap, sangat keras. N > 50
21.00
21.50 - 25.00 m
22.00
Batu Lempung, sedikit batu bara, warna abu-abu, gelap, sangat keras.
Abu-abu
Batu Lempung
N > 50
23.00
24.00
Lempung
N > 50
Sangat keras
25.00 Batu
25.00 - 25.50 m Batu Bara, warna hitam. Hitam
Bara
28.00
Lempung, sedikit pasir, mengandung batu bara, warna abu-abu, gelap.
N > 50
29.00
29.00 - 30.00 m
Lempun
UDS
g
Catatan :
32.00
35.00
36.00
37.00
38.00
39.00
40.00
73
Lampiran 15
Hasil Boring & Spt BH-03 Tahap 2
LOG BOR
Project : Penyelidikan Tanah Boring Cluster Pineville (Blok L12 & L15)
Lokasi : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L12 & L15) Tanggal : 19 Agst s/d 23 Agst 2017
No. Lubang : BH - 03 (TIGA) Mesin : Koken
Dia. Lubang : 73 mm Inklinasi : Vertikal
Elevasi : - Juru Bor : Imron Rosadi
MAT : 5.00 m Penanggung Jawab : Mugianto, ST
Kedalaman : 30.00 m Pelaksana : CV. INDOTECH KONSULTAN
Tipe Simbol Core Rock Quality SPT ( N )
Kekerasan
Pelapukan
Satuan
Tingkat
Warna
Depth Muka Air Tanah/ Recovery Designation %
Tanah/ Tanah & DESCRIPTION
(m) Tanah Batua (CR) ( RQD ) Blow
Batuan
n Batuan % 0 50 100 10 50
00.00 0.00 - 4.00 m
Lempung, sedikit kerikil, warna kuning abu-abu, lembek.
01.00
Lempung
Kuning Abu-abu
Lembek
02.00
N=6
03.00
04.00
4.00 - 7.00 m N=4
Lempung, sedikit kerikil dan pecahan batu bara, warna kecoklatan.
Lembek-sedang
Lempung
05.00
Kecoklatan
MAT
06.00
N = 21
07.00
7.00 - 8.50 m
Lempun
UDS
Keras-Sangat keras
08.00
Abu-abu
Lempung
8.50 - 10.50 m N = 39
Lempung
09.00
Lempung, warna abu-abu, sangat keras.
10.00
Batu
Hita
Abu-abu
13.00
Batu bara, sedikit batu kerikil, warna hitam putih, sangat keras.
Hitam Putih
14.00
14.00 - 16.50 m
Sangat Keras
Batu Bara
16.00
UDS
Hitam
18.00
19.00
x Pasir Halus, sedikit lanau, warna keputihan. N > 50
20.00 x x
74
Lampiran 15 - Lanjutan
Hasil Boring & Spt BH-03 Tahap 2
LOG BOR
Project : Penyelidikan Tanah Boring Cluster Pineville (Blok L12 & L15)
Lokasi : Perumahan Grand City Cluster Pineville (Blok L12 & L15) Tanggal : 19 Agst s/d 23 Agst 2017
No. Lubang : BH - 03 (TIGA) Mesin : Koken
Dia. Lubang : 73 mm Inklinasi : Vertikal
Elevasi : - Juru Bor : Imron Rosadi
MAT : 5.00 m Penanggung Jawab : Mugianto, ST
Kedalaman : 30.00 m Pelaksana : CV. INDOTECH KONSULTAN
Tipe Simbol Core Rock Quality SPT ( N )
Kekerasan
Pelapukan
Satuan
Warna
Tingkat
Depth Muka Air Tanah/ Recovery Designation %
Tanah/ Tanah & DESCRIPTION
(m) Tanah Batua (CR) ( RQD ) Blow
Batuan
n Batuan % 0 50 100 10 50
20.00 x x 20.00 - 30.00 m
x Pasir Halus, sedikit lanau, warna keputihan, sangat padat. N > 50
21.00
x x
x
22.00
x x
x N > 50
23.00
x x
x
24.00
Pasir Halus
x x
Pasir Halus
Sangat keras
N > 50
Keputihan
x
25.00
x x
x
26.00
x x
x N > 50
27.00
x x
x
28.00
x x
x N > 50
29.00
x x UDS
x
30.00
Akhir Pemboran 30.00 m
31.00
Catatan :
32.00
35.00
36.00
37.00
38.00
39.00
40.00
75
Lampiran 16
Hasil Laboratorium 2 Titik Bor Tahap 1
76
Lampiran 17
Hasil Laboratorium 3 Titik Bor Tahap 2
77
Lampiran 18
Denah Exsisting Rencana Awal
76
Lampiran 19
Exsisting dan Rencana Awal Perkuatan Potongan A STA 0+000 s/d STA 0+150
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
Lampiran 20
Rencana Baru Potongan A STA 0+060
88
Lampiran 21
Rencana Baru Potongan A STA 0+100
89