You are on page 1of 6

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN

KEHILANGAN DAN BERDUKA

Nama klien : Bpk. M Ruangan : Anggrek

No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Mdjamil

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Bpk. M, usia 48 tahun mempunyai seorang istri . Seminggu yang lalu,istrinya meninggal karena
kecelakaan. Sejak kejadian tersebut, bapak M sering melamun dan selalu mengatakan jika istrinya belum
meninggal. bapak M terlihat sering mengingkari kehilangan, dan menangis Selain itu, bapak M juga tidak
mau berinteraksi dengan orang lain dan merasa gelisah sehingga susah tidur.

2. Diagnosa Keperawatan

Berduka disfungsional

3. Tujuan khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan klien dapat merasa aman dan
nyaman saat berinteraksi dengan perawat

b. Klien mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya

c. Klien merasa lebih tenang

4. Tindakan keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan salam terapeutik,
memperkenalkan diri perawat sambil berjabat tangan dengan klien

b. Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dengarkan setiap perkataan klien. Beri
respon, tetapi tidak bersifat menghakimi

c. Ajarkan klien teknik relaksasi

B. Strategi pelaksanaan

1. Tahap orientasi

a. Salam terapeutik:
“Assalamu’alaikum, selamat pagi pak . Saya ainul fitri,bapak bisa memanggil saya suster riri. Saya
perawat yang dinas pagi ini dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti dan saya yang akan merawat bapak.
Nama bapak siapa? Bapak senangnya dipanggil apa?”

b. Evaluasi / validasi:

“Baiklah pak, bagaimana keadaan bapak M hari ini?”

c. Kontrak:

1) Topik :

“Kalau begitu, bagaimana jika kita berbincang-bincang sebentar tentang keadaan bapak? Tujuannya
supaya bapak bisa lebih tenangbapakdalam menghadapi keadaan ini, dengan bapak mau berbagi cerita
dengan saya, kesedihanbapak mungkin bisa berkurang

2) Waktu :

bapak maunya berapa lama kita berbincang-bincang?

3) Tempat :

bapak mau kita berbincang-bincang dimana? Di sini saja? Baiklah.”

2. Tahap kerja

Baiklah bapak M, bisabapak jelaskan kepada saya bagaimana perasaanbapak M saat ini?” “Saya mengerti
bapak sangat sulit menerima kenyataan ini. Tapi kondisi sebenarnya memang istri bapak telah
meninggal. Sabar ya, pak ” “Saya tidak bermaksud untuk tidak mendukung bapak. Tapi coba bapak pikir,
jika bapak pulang ke rumah nanti, bapak tidak akan bertemu dengan tri bapak karena beliau memang
sudah meninggal. Itu sudah menjadi kehendak Tuhan, bapak.bapak harus berusaha menerima kenyataan
ini.”“bapak, hidup matinya seseorang semua sudah diatur oleh Tuhan. Meninggalnya sistri bapak juga
merupakan kehendak-Nya sebagai Maha Pemilik Hidup. Tidak ada satu orang pun yang dapat
mencegahnya, termasuk saya ataupun bapak sendiri.”bapak sudah bisa memahaminya?” “bapak tidak
perlu cemas. , Bapak bisa mencoba mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga bapak.
Saya percaya bapak mempunyai keahlian yang bisa digunakan. bapak juga tidak akan hidup sendiri.
bapak masih punya saudara-saudara, anak-anak dan orang lain yang sayang dan peduli sama bapak.”
“Untuk mengurangi rasa cemas bapak, sekarang bapakikuti teknik relaksasi yang saya lakukan. Coba
sekarang bapak tarik napas yang dalam, tahan sebentar, kemudian hembuskan perlahanlahan.” “Ya,
bagus sekali bapak, seperti itu.”

3. Tahap terminasi

a. Evaluasi:
(Subjektif): “Bagaimana perasaan bapak sekarang? Apa bapak sudah mulai memahami kondisi yang
sebenarnya terjadi?”

(Objektif) : “Kalau begitu, coba bapak jelaskan lagi, hal-hal yang bapak dapatkan dari perbincangan kita
tadi dan coba bapak ulangi teknik relaksasi yang telah kita lakukan.”

b. Tindak Lanjut :

“Ya, bagus sekali bapak. Nah, setiap kalibapak merasa cemas, bapak dapat melakukan teknik tersebut.
Dan setiap kali bapak merasabapak tidak terima dengan kenyataan ini, bapak dapat mengingat kembali
perbincangan kita hari pak, ini ada buku kegiatan untuk bapak Bagaimana kalau kegiatan teknik rileksasi
bapak masukkan kedalam jadwal kegiatan bapak?bapak setuju? Nah, Disini ada kolom kegiatan, tanggal,
waktu dan keterangana bapak bisa mengisi kegiatan tenik rileksasi pada kolom kegiatan Kira-kira jam
berapa bapak nanti melakukan teknik rileksasi pak? Cara mengisi buku kegiatan ini: jika bapak
melakukannya tanpa dibantu atau diingatkan oleh orang lain napak tulis “M” disini, jika ibu di bantu atau
diingatkan ibu tulis “B” dan jika bapak tidak melakukannya bapak tulis “T”Ibu paham pak?” Nant
bapakjangan lupa mengisi buku kegiatannya ya

c. Kontrak yang akan datang:

Sesuai dengan kontrak kita tadi kita berbincang-bincang selama 30 menit dan sekarang sudah 30 menit
pak, kapan bapak mau kita melanjutkan perbincangan kita? Bagaimana kalau kita besok membicarakan
tentang hobi bapak, bapak maunya dimana? Nah, sekarang bapak istirahat dulu Sebelum saya
permisi apak ada yang mau bapak tanyakan Baiklah, kalau tidak ada, saya permisi dulu ya pak.
Assalamu’alaikum.”

Standar pelaksanaan keperawatan dengan kekerasan

Pengkajian :
a) Data Subyektif :

Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal atau marah.Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

b) Data Obyektif :

Mata merah, wajah agak merah.Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.

Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.Merusak dan melempar barang-barang.

2) Diagnosa keperawatan : Perilaku kekerasan/ngamuk

B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Tindakan keperawatan untuk pasien

a. Tujuan

1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan

3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya

4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya

5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya

6) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual, sosial, dan dengan
terapi psikofarmaka.

b. Tindakan

1) Bina hubungan saling percaya

a) Mengucapkan salam terapeutik

b) Berjabat tangan

c) Menjelaskan tujuan interaksi

d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien

2) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu

3) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan

d) Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien


3) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik:

a) Latihan nafas dalam dan pukul kasur – bantal

b) Susun jadwal latihan dalam dan pukul kasur – bantal

4) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal

a) Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik

b) Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal.

5) Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual:

a) Latih mengontrol marah secara spiritual: sholat, berdoa

b) Buat jadwal latihan sholat, berdoa

6) Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat:

a) Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama
obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna
obat dan akibat berhenti minum obat

Tujuan

Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda dan gejala yang
dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara mengontrol secara fisik I

ORIENTASI:

“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya nurhakim yudhi wibowo, panggil saya yudi, saya perawat
yang dinas di ruangan 9 ini, Nama bapak siapa, senangnya dipanggil apa?”

“Bagaimana perasaan bapak saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?”

“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah bapak”

“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10 menit?

“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak? Bagaimana kalau di ruang tamu?”

KERJA:

“Apa yang menyebabkan bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Terus, penyebabnya
apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, apakah ada penyebab lain yang membuat bapak marah”
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak stress karena pekerjaan atau masalah uang(misalnya
ini penyebab marah pasien), apa yang bapak rasakan?” (tunggu respons pasien)

“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup
rapat, dan tangan mengepal?”

“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak marah-marah, membanting pintu dan
memecahkan barang-barang, apakah dengan cara ini stress bapak hilang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian
cara yang bapak lakukan? Betul, istri jadi takut barang-barang pecah. Menurut bapak adakah cara lain
yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?”

”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya adalahlah dengan cara fisik. Jadi
melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.”

”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”

”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik napas dari
hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiupu perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali.
Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”

“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu
muncul bapak sudah terbiasa melakukannya”

TERMINASI

“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?”

”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ........ (sebutkan) dan yang bapak rasakan ........ (sebutkan) dan
yang bapak lakukan ....... (sebutkan) serta akibatnya ......... (sebutkan)

”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa yang bapak lakukan
kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan napas dalamnya ya pak. ‘Sekarang kita buat
jadual latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak mau latihan napas dalam?, jam berapa saja pak?”

”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak, Selamat pagi”

You might also like