You are on page 1of 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beberapa pengobatan komplementer dan alternatif berkembang dari praktek
yang diwariskan turun temurun. Masyarakat dahulu mengembangkan pendapat atau
teorinya masing-masing tentang penyakit dan praktek untuk menyembuhkan penyakit
Di Cina, pengobatan tradisional berkembang pada jaman kaisar Fu Hsi (th
2.800 SM) yang mencanangkan filosofi tentang Yin dan Yang dari alam, Kaisar Shen
Nung (2.700 SM) yang mengembangkan pengobatan dengan herbal dan akupuntur;
dan Kaisar Huang Ti (2.600 SM) yaitu pengarang teks kedokteran kuno Nei Ching
(Kitab dasar kedokteran Cina) yang sangat terkenal hingga saat ini 2,5. Dua unsur
dasar yang ada di alam adalah Yang (unsur laki-laki) dan Yin (unsur wanita).
Kesehatan merupakan keseimbangan dari kedua hal tersebut sementara energi yang
menggerakkan tubuh disebut Qi. Diagnosis dikembangkan dengan mempelajari jenis
denyut nadi dan warna lidah.
Walaupun saat ini pengobatan komplementer dan alternatif digeser tempatnya
oleh pengobatan konvensional yang berkembang sangat pesat melalui penelitian
ilmiah, namun pengobatan ini masih mendapat tempat dalam masyarakat terutama
mereka yang memiliki masalah penyakit kronis dan tidak puas dengan pengobatan
konvensional yang ada.

B. Tujuan Pembelajaran
 Mahasiswa dapat mengetahui pengertian modalitas penyembuhan dan
komplementer.
 Mahasiswa dapat mengetahui macam macam penyembuhan.
 Mahasiswa dapat mengetahui contoh penyembuhan komplementer.

Kelompok 4 HAL 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Alternatif modalitas / komplementer telah didefinisikan sebagai teknik
pengobatan yang tujuan adalah untuk membangkitkan penyembuhan, dengan
mempertimbangkan hubungan tubuh-pikiran-jiwa dari setiap individu ( Dossey, 1995
). Penggunaan kata 'alternatif' menjadi populer pada 1990-an ketika pengobatan
holistik dianggap sebagai bidang yang baru muncul. Kemudian, pengobatan
'alternatif' berarti praktek dan penyembuhan teknik yang umumnya tidak diajarkan di
sekolah kedokteran ( Eisenberg, dkk, 1993 ), dengan demikian, alternatif pandangan
yang berlaku. Selanjutnya, penggunaan kata 'alternatif' tersirat bahwa teknik-teknik
tertentu yang digunakan bukan dari yang direkomendasikan, perawatan biomedis.
Kata 'pelengkap' mendapatkan popularitas di lapangan menyampaikan gagasan
bahwa modalitas atau teknik dapat digunakan untuk melengkapi dan meningkatkan
perawatan biomedis.

Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan


komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara
yang bersangkutan, sehingga untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk
pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan
tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu
digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Tetapi di
Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan
komplementer.

Pembentukan dan penamaan National Institutes of Health (NIH) Kantor


Pengobatan Alternatif pada tahun 1992 mencerminkan definisi ini. Seiring waktu,
bagaimanapun, menjadi jelas bahwa definisi tersebut tidak memadai karena banyak
modalitas dibawa ke dalam kurikulum sekolah kedokteran, diajarkan sebagai metode
yang sah perawatan, dan dimasukkan dalam praktek medis ( Wetzel, Eisenberg, &
Kaptchuk, 1998 ) . Selanjutnya, penggunaan kata 'alternatif' tersirat bahwa teknik-
teknik tertentu yang digunakan bukan dari yang direkomendasikan, perawatan
biomedis. Kata 'pelengkap' mendapatkan popularitas di lapangan menyampaikan
gagasan bahwa modalitas atau teknik dapat digunakan untuk melengkapi dan

Kelompok 4 HAL 2
meningkatkan perawatan biomedis. Dengan demikian, cabang praktek berganti nama
menjadi 'CAM', pengobatan komplementer dan alternatif, dan ketika kantor NIH
diangkat ke pusat, itu juga diganti sebagai Pusat Nasional untuk Pelengkap dan
Pengobatan Alternatif (NCCAM). Menurut NCCAM factsheet, CAM mengacu pada
filosofi penyembuhan dan pendekatan pengobatan Barat tidak biasa digunakan,
menerima, belajar, memahami, atau membuat tersedia ( NCCAM, 2001 )
Pembentukan dan penamaan National Institutes of Health (NIH) Kantor
Pengobatan Alternatif pada tahun 1992 mencerminkan definisi ini. Seiring waktu,
bagaimanapun, menjadi jelas bahwa definisi tersebut tidak memadai karena banyak
modalitas dibawa ke dalam kurikulum sekolah kedokteran, diajarkan sebagai metode
yang sah perawatan, dan dimasukkan dalam praktek medis ( Wetzel, Eisenberg, &
Kaptchuk, 1998 ) . Selanjutnya, penggunaan kata 'alternatif' tersirat bahwa teknik-
teknik tertentu yang digunakan bukan dari yang direkomendasikan, perawatan
biomedis. Kata 'pelengkap' mendapatkan popularitas di lapangan menyampaikan
gagasan bahwa modalitas atau teknik dapat digunakan untuk melengkapi dan
meningkatkan perawatan biomedis. Dengan demikian, cabang praktek berganti nama
menjadi 'CAM', pengobatan komplementer dan alternatif
Definisi CAM yang disepakati adalah suatu bentuk penyembuhan yang
bersumber pada berbagai sistim, modalitas dan praktek kesehatan, yang didukung
oleh teori dan kepercayaan. Termasuk di dalamnya latihan atau usaha untuk
menyembuhkan diri sendiri. CAM digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan
penyakit atau juga untuk meningkatkan taraf kesehatan. Walaupun demikian ada
perbedaan antara alternatif dan komplementer.Terapi alternatif adalah terapi di luar
terapi konvensional. Sementara komplementer berarti pelengkap bagi terapi
konvensional yang ada dan telah terbukti bermanfaat. Meskipun belum banyak data
ilmiah yang mendukung sistim terapi ini namun masyarakat tetap mencari
pengobatan tersebut. Seperti kita ketahui pasien sering bertanya bagaimana pendapat
dokter tentang salah satu dari terapi pelengkap ataupun alternatif ini, sebagai dokter
alangkah baiknya kita mengetahui baik tidaknya terapi tersebut.
Menurut data di Amerika Serikat pada tahun awal 1990-an, sepertiga dari
1.530 orang yang disurvei, menggunakan terapi tersebut. Dalam penelitian lebih
lanjut dari tahun 1990 sampai 1997, ternyata respondennya bertambah dari 34%
menjadi 42%. Dari survei tersebut ditemukan sebagian besar mereka yang
menggunakan terapi ini adalah orang-orang dengan taraf pendidikan yang tinggi dan

Kelompok 4 HAL 3
penghasilan yang cukup serta usia berkisar antara 25-49 tahun . Hal yang menarik
dari penelitian ini bahwa pasien-pasien yang mencari terapi pelengkap dan alternatif
adalah mereka yang menderita nyeri pinggang belakang (35,9% tahun 1990; 47,6%
tahun 1997, arthritis (17,5%; 26,7%) dan nyeri muskuloskeletal (22,3%; 23,6%) Hal
ini sebanding dengan penelitian yang dilakukan di beberapa negara lain seperti
Australia, Canada,Inggris dan Belanda (Perry, Potter, 2009).
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1109/MENKES/PER/IX/2007 Tentang Penyelanggaraan Pengobatan Komplementer
Alternatif Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, definisi pengobatan Komplementer
tradisional-alternatif adalah pengobatan non konvensional yang di tunjukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meliputi upaya
promotiv,preventive,kuratif, dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan, dan evektivitas yang tinggi berandaskan ilmu
pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam kedokteran konvensional. Dalam
penyelenggaraannya harus sinergis dan terintregrasi dengan pelayanan pengobatan
konvensional dengan tenaga pelaksanaanya dokter,dokter gigi, dan tenaga kesehatan
lainnya yang memiliki pendidikan dalam bidang pengobatan komplementer
tradisional-alternatif. Jenis pengobatan komplementer tradisional-alternatif yang
daoat diselenggarakan secara sinergis dan terintergrasi harus di tetapkan oleh
menteri kesehatan setelah memalui pengkajian.

B. Peran Keperawatan dalam Terapi Alternatif dan Latihan


Ketertarikan pada terapi medis alternatif dan komplementer meningkat secara
signifikan pada 20 tahun terakhir. Pendekatan kedokteran terintegrasi konsisten
dengan pendekatan holistik yang dipelajari perawat untuk dipraktikkan. Perawat
memiliki potensi untuk menjadi partisipan utama dalam jenis filosofi pelayanan
kesehatan ini. Banyak perawat sudah mempraktikkan manfaat sentuhan. Pahami
terapi medis alternatif atau komplementer untuk membuat rekomendasi yang tepat
kepada penyelenggaraan pelayanan primer alopatik tentang terapi mana yang
bermanfaat bagi klien. Selain itu, berikan nasihat kepada klien tentang kapan waktu
yang tepat untuk mencari terapi konvensional atau terapi medis alternatif dan
komplementer.

Kelompok 4 HAL 4
Perawat bekerja sangat dekat dengan klien mereka dan berada dalam posisi
mengenali titik pandang budaya spiritual klien. Perawat biasanya dapat menentukan
terapi medis alternatif atau komplementer mana yang lebih sesuai dengan
kepercayaan dan menawarkan rekomendasi yang sesuai (Potter, Perry, 2009).

C. Teori Keperawatan / Conceptual Model

Teori keperawatan adalah dasar dari praktek keperawatan profesional


(George, 1995). Teori mengartikulasikan pandangan dunia, menunjukkan bagaimana
perawat menginterpretasikan peristiwa praktek dan berpikir tentang perawatan.
Setiap teori membahas konsep paradigma yang keperawatan dengan cara yang
berbeda, mengeksplorasi hubungan antara dan di antara konsep orang, kesehatan,
perawat, dan lingkungan. Praktek-teori berbasis praktik reflektif - keperawatan
adalah baik perawatan menyediakan dan berpikir tentang perawatan untuk
memastikan itu konsisten dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip lain.

Modalitas dimasukkan ke dalam praktek dari dalam kerangka teori


keperawatan diberikan makna dari dalam teori. Beberapa modalitas yang kompatibel
dengan prinsip-prinsip dan konsep-konsep teori keperawatan tertentu. Dalam kasus
lain, teori-teori sendiri memberikan mandat untuk jenis tertentu intervensi
keperawatan. Teori keperawatan memberikan bahasa, konsep dan pandangan dunia
untuk merenungkan perawatan dan penggunaan alternatif / komplementer modalitas.
Beberapa contoh dari teori keperawatan yang dipilih akan dibahas di bawah ini.

Contoh pertama dari penggunaan alternatif / komplementer dan modalitas


teori keperawatan akan diambil dari Modeling dan Role-Modeling Teori Erickson,
Tomlin dan Swain ( 1984 ). Konsep "Modeling" dan "Role-Modeling" adalah pusat
untuk teori. Modeling adalah proses dimana perawat mengembangkan gambar dunia
klien, memberikan kemampuan perawat untuk memahami dunia dari sudut pandang
klien, dan Peran-Modeling terjadi ketika perawat berencana intervensi untuk teladan
perilaku kesehatan kongruen dengan pandangan dunia klien ( Frisch & Bowman,
1995 ; . Erickson et al, 1998 ) Teori ini didasarkan pada adaptasi dan melalui
penilaian tertentu potensi adaptif, Potensi Model Assessment Adaptive (APAM),
perawat dipandu untuk menilai kekuatan klien, bidang adaptasi positif, dan keadaan
gairah ( Bowman, 1997 ; Erickson & Swain, 1982 ). Keperawatan profesional dari
dalam kerangka ini mengharuskan perawat membangun model dunia klien dan dari
Kelompok 4 HAL 5
dalam model yang perawat harus perilaku kesehatan teladan untuk membantu klien
mendapatkan kembali / mencapai kesehatan. Asuhan keperawatan direncanakan
setelah diskusi dan disepakati tujuan perawatan bersama.

Konsep 'model' memandu perawat untuk modalitas tertentu. Ketika seorang


perawat model dunia klien, perawat mencoba untuk masuk ke dalam pandangan
dunia klien. Perawat mengamati klien, dan menyesuaikan / waktu nya sendiri dan
mondar-mandir dengan yang klien. Jika klien dalam keadaan kegembiraan dan
pernapasan dengan kecepatan tinggi, perawat cocok / nya napas dan tindakannya
dengan yang ada pada klien. Jika klien dalam keadaan kelelahan, perawat duduk,
lambat dalam gerakan, dan mondar dia / dirinya sendiri untuk mencocokkan tingkat
klien energi. Jika klien mengungkapkan kecemasan dan keinginan untuk merasa
lebih tenang, model perawat kecemasan dan, melalui sadar peran-pemodelan,
menunjukkan untuk klien sarana untuk memperlambat laju pernapasan, bersantai,
dan mengambil kendali kecemasan pertama pada tingkat fisik dan kedua pada
kognitif, tingkat reflektif. Modalitas relaksasi progresif, citra, citra dipandu, dan
hipnosis adalah teknik yang digunakan untuk melaksanakan konsep pemodelan dan
peran-modeling. Dengan demikian, teknik yang digunakan dalam teori, tidak hanya
sebagai modalitas untuk membantu klien rileks. Teknik-teknik menjadi metode
untuk melaksanakan prinsip-prinsip dasar praktik keperawatan profesional. Sebagai
bagian integral dari teori, teknik ini memungkinkan perawat untuk menilai klien
dalam perspektif holistik, relfect dan menggunakan model Apam, berencana
perawatan berdasarkan tingkat gairah menurut teori, dan mengevaluasi hasil sesuai
dengan tingkat gairah dan kemampuan untuk meregulasi perasaan ini. Modalitas,
yang dilakukan oleh seorang perawat profesional, memiliki kedalaman yang
disediakan oleh pandangan dunia teoritis dan memungkinkan tingkat canggih
penilaian.

Kedua, Teori Roy Adaptasi akan dieksplorasi. Central teori ini adalah konsep
focal, kontekstual dan residual stimuli ( Roy & Andrews, 1991 ). Rangsangan fokus
adalah kondisi segera menghadapi klien, kontekstual adalah semua stimulus lain
yang hadir, dan rangsangan sisa adalah mereka kepercayaan, sikap dan kondisi yang
memiliki efek tak tentu pada kondisi sekarang. Perawat, yang beroperasi dari dalam
kerangka ini, menilai rangsangan dan mengambil tindakan untuk mempromosikan
adaptasi klien dalam kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan hubungan

Kelompok 4 HAL 6
saling ketergantungan keperawatan kesehatan dan penyakit. Roy menyatakan bahwa
"perawat bertindak sebagai kekuatan peraturan untuk memodifikasi rangsangan yang
mempengaruhi adaptasi" ( 1980, hal. 186 ).

Terutama berkaitan dengan rangsangan kontekstual, ada beberapa modalitas


komplementer / alternatif yang memungkinkan perawat untuk mengubah stimuli dan
mengubah rangsangan lingkungan yang tidak sehat atau berbahaya untuk orang-
orang yang netral atau sehat. Terapi musik dan aromaterapi adalah modalitas tertentu
yang mengubah lingkungan di mana klien menemukan dia / dirinya dan secara tegas
dirancang untuk mengubah konteks perawatan dari salah satu yang merusak ke salah
satu yang mendukung.

Terapi musik dan aromaterapi adalah modalitas tertentu yang mengubah


lingkungan di mana klien menemukan dia / dirinya dan secara tegas dirancang untuk
mengubah konteks perawatan dari salah satu yang merusak ke salah satu yang
mendukung. Modalitas ini dapat dengan mudah dilihat sebagai kegiatan keperawatan
mempromosikan adaptasi positif. Terapi musik adalah aplikasi sistematis musik
untuk menghasilkan relaksasi dan diinginkan perubahan emosi, perilaku, dan
fisiologi ( Guzzetta, 2000 ) dan armoatherapy adalah penggunaan minyak esensial
untuk menawarkan bantuan gejala atau untuk meningkatkan rasa kesejahteraan (
Buckle, 1998 ; Stevenson, 1994 ). Digunakan dari dalam Roy Adaptasi Model
Keperawatan, dua modalitas tersebut berlangsung dalam proses keperawatan dan
intervensi yang bertujuan untuk memanipulasi rangsangan yang mempengaruhi
kesehatan klien. Mengingat penggunaan teori, penilaian kebutuhan untuk modalitas
menjadi bagian dari reflektif, asuhan keperawatan holistik, dan hasil
diinterpretasikan dari dalam rangka adaptasi, rangsangan, stres dan pandangan dunia
tertentu.

Terapi musik dan aromaterapi adalah modalitas tertentu yang mengubah


lingkungan di mana klien menemukan dia / dirinya dan secara tegas dirancang untuk
mengubah konteks perawatan dari salah satu yang merusak ke salah satu yang
mendukung. Modalitas ini dapat dengan mudah dilihat sebagai kegiatan keperawatan
mempromosikan adaptasi positif. Terapi musik adalah aplikasi sistematis musik
untuk menghasilkan relaksasi dan diinginkan perubahan emosi, perilaku, dan
fisiologi ( Guzzetta, 2000 ) dan armoatherapy adalah penggunaan minyak esensial
untuk menawarkan bantuan gejala atau untuk meningkatkan rasa kesejahteraan (

Kelompok 4 HAL 7
Buckle, 1998 ; Stevenson, 1994 ). Digunakan dari dalam Roy Adaptasi Model
Keperawatan, dua modalitas tersebut berlangsung dalam proses keperawatan dan
intervensi yang bertujuan untuk memanipulasi rangsangan yang mempengaruhi
kesehatan klien. Mengingat penggunaan teori, penilaian kebutuhan untuk modalitas
menjadi bagian dari reflektif, asuhan keperawatan holistik, dan hasil
diinterpretasikan dari dalam rangka adaptasi, rangsangan, stres dan pandangan dunia
tertentu.

Ketiga, ada beberapa teori keperawatan yang menggabungkan konsep


'lapangan manusia energi' dan 'medan energi lingkungan', khususnya Teori Rogers
'dari Makhluk Kesatuan Manusia, Teori Newman dari Memperluas Kesadaran, dan
Teori Parse murah dari Manusia Menjadi ( Frisch, 2000 ) . Semua modalitas berbasis
energi kongruen dengan teori-teori ini. Sementara Therapeutic Touch (TT) adalah
modalitas yang dikembangkan oleh dan diteliti oleh perawat ( Keiger, 1979 ; Quinn,
1988 ; Straneva, 2000 ), modalitas berbasis energi lain seperti Reiki dan
Penyembuhan Sentuh teknik yang banyak digunakan oleh dan diajarkan kepada anak
yang kurang perawat. Kerangka teoritis untuk teknik melibatkan bidang energi
manusia dan lingkungan adalah teori keperawatan dan filsafat tradisi Timur ( Slater,
2000 ). Untuk perawat yang terlibat dalam teknik berbasis energi, membawa teknik
menjadi pandangan dunia keperawatan memungkinkan perawat untuk menilai dan
berlatih dengan manfaat refleksi tentang makna pertukaran energi dan efeknya pada
menciptakan kenyataan bagi perawat dan klien.

Terakhir, dalam kaitannya dengan teori Jean Watson dari Humancare,


perawat akan mengenali aspek yang paling penting dari semua kegiatan keperawatan
adalah tindakan yang mempromosikan profesional, penuh kasih, manusia untuk
interaksi manusia ( Watson, 2000 ). Untuk teori Humancare, sangat dasar
keperawatan adalah interaksi dan hubungan antara dua manusia. Modalitas
kehadiran penyembuhan adalah, teknik penting yang signifikan untuk memberikan
kepercayaan, dukungan dan untuk memulai pertemuan peduli diperlukan untuk
menyusui berlangsung. Penyembuhan kehadiran adalah salah satu modalitas yang
sering dinyatakan oleh perawat holistik dalam survei modalitas yang digunakan
dalam praktek keperawatan dibahas di atas. Teori Watson mengangkat pentingnya
tindakan keperawatan ini ke keadaan yang sah dalam perawatan - itu adalah
prasyarat untuk setiap kegiatan keperawatan profesional. Dari kalangan dunia dari

Kelompok 4 HAL 8
teori Humancare, perawat akan mengidentifikasi kehadiran sebagai tindakan
keperawatan sangat diperlukan. Kehadiran sering digambarkan sebagai 'berada di
saat ini' ( Dossey, 1995 ), atau 'berada bersama' daripada 'lakukan untuk' ( Paterson
& Zderad, 1976 ). Ada tiga tingkat kehadiran yang ditetapkan untuk praktik
keperawatan: kehadiran fisik (berada di sana), kehadiran psikologis (berada
bersama), dan kehadiran terapi sebagai perawat reflektif yang berhubungan dengan
klien secara keseluruhan keberadaan ke seluruh keberadaan menggunakan semua
nya sumber daya - tubuh, pikiran, emosi dan jiwa ( McGivergin & Daubenmire,
1994 ). Ini adalah tingkat akhir, bahwa kehadiran terapi, yang paling cocok dengan
gagasan Humancare. Sementara banyak yang tidak sadar berpikir tentang
penyembuhan kehadiran sebagai modalitas, itu memerlukan keterampilan centering,
keterbukaan dan intuisi untuk mempekerjakan untuk kebaikan perawatan klien.
Teori Humancare mengingatkan perawat bahwa penyembuhan kehadiran memang
modalitas dan satu yang belum mendapat perhatian yang cukup, pengembangan dan
penelitian seperti yang diasumsikan, mengingat betapa dasar itu adalah untuk
disiplin.

Melalui contoh-contoh dari kerangka teoritis empat keperawatan yang


berbeda, beberapa pelengkap / modalitas alternatif telah dibahas sesuai untuk
memasukkan ke dalam keperawatan profesional. Jika seseorang menerima gagasan
bahwa 1) keperawatan profesional didasarkan pada teori dan 2) bahwa praktik
berbasis teori adalah praktek reflektif, penggunaan modalitas dalam teori menjadi
bijaksana dan dianggap sebagai sarana untuk memahami dan menafsirkan tindakan
perawat. Teori Keperawatan menyediakan sarana untuk memahami modalitas dan
memungkinkan perawat untuk menilai dan memasukkan aspek baru perawatan
menjadi lebih besar, lebih holistik, dan sangat profesional, pandangan dunia.

D. Penggunaan terapi komplementer


Faktor yang mempengaruhi perkembangan atau penggunaan terapi
komplementer (Astin, 1998:kaptchuk dan eisenberg 1998 : jobs,1998 : mitzdorf
dkk,1999) antara lain:
1. Adanya kenyakinan bahwa terapi biomedis tidak menyentuh seluruh dominan
yang dimiliki individu.

Kelompok 4 HAL 9
2. Adanya efek biomedis yang dianggap lebih buruk daripada efek terapi yang
diharapkan;
3. Konsumen menginginkan penyedia layanan kesehatan yang pesuli (carig).
4. Konsumen menginginkan pengakuan dan perlakuan secarautuh atau holistis
5. Konsumen menginginkan keterlibatandalam pengambilan keputusan dalam
menangani masalahkesehatan yang di hadapi.
6. Faktor lain yang telah meningkatkan penggunaan terapi komplementer adalah
peningkatan pengeseran budaya yang menggunakan pelayanan kesehatan
selain sistem biomedis.
Terapi komplementer sangat penting dalam klien dengan kondisi kesahatan
fonis yang meliputi spiritual, sosial, psikologi, dan masalah fisik (haines, McKibbon
dan Kanani, 1996).
Terapi komplementer keperawatan Nightingale menyerahkan penggunaan
terapi komplementer dalam perawatan klien. Fundamental of nursing menjelaskan
beberapa penggunaan prinsip terapi komplementer seperti pijat (massage), panas dan
dingin, dan gizi. Pada akhir 1950 – an, proses keperawatan diperkenalkan dengan
menggunakan 5 langkah pendekatan pemecahan masalah untuk keperawatan yaitu
pengakajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, intervensi, dan evaluasi.
Keterampilan pengakajian sangat penting karena berkaitan dengan langkah
selanjutnya, yaitu intervensi. Perpedaan dalam menyusun intervensi dipengaruhi
oleh pengelompokan yangmeliputi tundakan dependen (dependent), kolaborasi
(interdependent), mandiri (independent).
Perawat memiliki otonomi yang luas dalam memberikan intervensi, terutama
tindakan mandiri, sebagai tindakan profesi yang ditunjang pendidikan tinggi.
Kondisi ini memberikan kesempatan kepada perawat untuk dapat memberikan
praktik keperawatan komplementer. Menurut Sydner, Bulechek, dan McCloskey
(1985), beberapa intervensi keperawatan mandiri yang termasuk terapi
komplementer antara lain musik, imagery, relaksasi otot progesif, jurnaling, reminis
chance, dan pijat. Indetifikasi dan klasifikasi intervensi keperawatan oleh
internasional council of nurses poject (ICNP) dan national intervention clssification
project (NIC) telah memperluas ruang lingkup intervensi yang mencangkup seluruh
kegiatan keperawatan (ICNP, 1997; McCloskey, dan bulechek. 1996). Dengan
demikian berdasarkan konsep keperawatan, istilah intervensi tidak membedakan
terapi komplementer dengan tindakan keperawatan lainnya sperti pemantauan status

Kelompok 4 HAL 10
perawatan klien atau koordinasi. Perawat harus menggunakan terapi komplementer
yang lebih banyak untuk membantu klien mencapai hasil ksehatan yang lebih
optimal.

E. Tujuan
 Dapat mengurangi nyeri,memperbaiki aliran darah dan limfe, meregangkan
sendi.
 Dapat Merelaksasi otot dan mengurangi asam laktat.
 Dapat mengurangi kecemasan.

F. Konsep Holisme dan Keperawatan Holistic


Istilah holisme ditemukan oleh jan smuts,seorang negarawan dari Afrika
Selatan,dalam bukunya yang berjudul Holisme dan evolution (1926). Smuts
membuat teori bahwa alam cenderung menyatukan sesuatu guna membentuk
organisme yang utuh dan bahwa factor penentu di alam dan evolusi adalah satu
kesatuan,tidak terpisah-pisah. Konsep tersebut semakin diminati pada tahun 1940-an
dan 1950-an, saat Dunbar (1945),seorang perintis pengibatan psikomatis,
menerbitkan studi menghubungkan stress dan tipe kepribadian dengan penyakit fisik
dan Hans Selye(1956) menerbitka teori-teorinya tentang psikofiologi stres.
Teoretikus keperawatan Martha Rogers (1970) memperkenalkan filosofinya tentang
Ilmu Manusia Sebagai Satu Kesatuan yang Utuh karya penting yang melandasi
tahapan teori keperawatan Holistik seperti yang dikemukakan oleh Parse (1981),
Nawman (19 86), dan Watson (1988).
Dalam teori holistic, semua organism hidup dipandang sebagai satu kesatuan
yang utuh dan berinteraksi yang lebih dari sekedar jumlah bagian-bagiannya.
Menurut pandangan ini , setiap gangguan pada salah satu bagian adalah gangguan
pada keseluruhan system ; degan kata lain, gangguan tesebut mempengaruhi
makhluk secara utuh. Oleh karena itu perawat harus tetap memandang makhluk
sebagai satu kesatuan saat mengkaji salah satu bagian dari individu dan
memerhatikan bagaimana bagian tersebut berhubungan dengan yang lain. Perawat
juga harus memerhatikan bagaimana individu tersebut berinteraksi dan berhubungan
dengan lingkungan luar dan orang lain.

Kelompok 4 HAL 11
Teori holistic menyebutkan bahwa kekuatan alam perlu dijaga seimbang atau
selaras guna mempertahankan kesehatan. Kehidupan manusia adalah salah satu
aspek alam yang harus selaras dengan bagian alam lain. Ketika keseimbangan atau
keselarasan alam terganggu,timbul penyakit. Banyak budaya memegang kepercayaan
kesehatan yang holistic selama berabad-abad. Kesehatan holistic, kemudian
melibatkan individu yang utuh; keutuhan diri dan keseluruhan kualitas gaya hidup
orang tersebut.Layanan kesehatan holistic meliputi pendidikan kesehatan, promosi
kesehatan, pemeliharaan kesehatan pencegahan penyakit dan perawtan pemulihan-
rehabilitas. Identifikasi kebutuhan pasien,serta rencana, implementasi, dan evaluasi
perawatan yang holistik membutuhkan kepekaan terhadap nilai-nilai individu,
keluarga, dan budaya. Kotak wawancara pengkajian berisi anjuran pertanyaan yang
dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pandangan klien terhadap
CAM sambil mengumpulakan riwayat kesehatan.
Tujuan keperawatan holistic sebagai mana deskripsi American Holistic
Nurses Association (AHNA) adalah meningkatkan kesembuhan individu yang utuh
dari lahir hingga wafat (Frisch,Dossey,Guzzetta & Quinn,2000).perawat holistic
mengenali dimensi biopsikososial dan spiritual individu. Mereka juga mnegenali
bahwa individu adalah satu kesatuan yang utuh yang hidupnya terkait dengan
keluarga, masyarakat, budaya,dan lingkungan. Standard of Holistic Nursing Practice
AHNA berpusat pada lima nilai inti : filosofi dan pendidikan kesehatan holistic ;
etika,teori, dan penelitian holistic; perawatan diri perawat yang holistic; komunikasi
holistic, lingkungan terapeutik, dan keragaman budaya ; dan proses perawatan
holistic (Dossey,Keegaan,dan guzzeta 2000). Dengan demikian CAM hanyalah satu
bagian praktik keperawatan holistic.
Praktisi kesehatan holistic berfokus pada pemikiran yang utuh,perpaduan
antara proses linear yang diatur oleh hemisfer kiri otak dan proses pemikiran diuditif
yang diatur oleh hemisfer kanan. Otak kiri selalu dianggap sebagai hemisfer yang
dominan dan dinilai bermanfaat oleh pengongobatan Barat karena mengatur nalar,
dan aspek piker verbal, matematis dan berhitung.

G. Hubungan Terapi Komplementer Dan Holistik


Terapi komplementer telah didefinisikan sebagai teknik pengobatan yang
tujuan adalah untuk membangkitkan penyembuhan, dengan mempertimbangkan

Kelompok 4 HAL 12
hubungan tubuh-pikiran-jiwa dari setiap individu ( Dossey, 1995 ). Dalam hal ini
ketika perawat akan melakukan terapi komplementer tersebut, perawat harus tetap
memandang makhluk (pasien tersebut) sebagai satu kesatuan saat mengkaji salah
satu bagian dari individu tersebut ketika berinteraksi dan berhubungan dengan
lingkungan luar dan orang lain. Mereka juga (perawat) mengenali bahwa pasien
adalah satu kesatuan yang utuh yang hidunya terkait dengan keluarga, masyarakt,
budaya dan lingkungan. Sehingga perawat harus mengkaji masalah pasien secara
holistik sebelum melakukan terapi komplementer tersebut.

H. Konsep Penyembuhan
Penyembuhan lebih sulit dipahami dibandingkan patofiologi. Hingga kini,
gagasan mengobati, bukan menyembuhkan, memdominasi cara perawatan keehatan
Barat, degan penekanan pada teknologi, kekuatan, anlisis, danj perbaikan bagian yang
rusak. Memgobati juga menyiratkan bahwa orang yang memberikan pengobatan
adalah pihak yang pasif.
 Era pengobatan menurut Dossey
Dua praktisi terkenal di bidang CAM adalah Lerry dan Barbara Dossey, Larry
Dossey, MD, editor eksekutif Alternative Therapies in Health and Medice yang
didirikan pada tahun 1995, menggolonkan era pengobatan menjadi tiga era yang
berbeda berdasarkan pendekatannya terhadap sehat, sakit, dan penyembuham
(Dossey,1993)
Era I adalah masa pengobatan “fisik”, yang dimulai sejak lahir tahun 1980-an
dan tetap berpengaruh dan efektif sampai sekarang. Masa ini berfokus pada pengaruh
“sesuatu” pada tubuh dan mencakup terapi medis barat, seperti obat-obatan,
pembedahan, radiasi, dan lain-lain . Masa I dipandu oleh hukum klasik dan materi
dan energi:alam semesta dan tubuh dipandang sebagai mekanisme seperti jam besar
yang berfungsi sesuai prinsip penyebab yang menentu.
Era II adalah masa pengobatan “pikiran tubuh”. Yang berlembang pada
pertengahan tahun 1950-an dan masih masih berkembang sampai sekarang. Dossey
(1993) menandai pertengahan taghun 1950-an sebagai permulaan pengobatan Era II
karena sejak itu, pendekatan pikiran-tubuh pertama kali mulai menyedot perhatian
dikalangan peneliti, persepsi,pikiran,emosi, sikap dan citra ditemukan sangat
mempengaruhi tubuh dan diketahui terapeutik dan penting untuk penyembuhan.

Kelompok 4 HAL 13
Terapi pikran-tubuh berfokus pada membantu indivuidu untuk memakai pikirannya
guna menyembuhkan tubuhnya sendiri dan mencakup teknik relaksasi, sebafian
besar ripe terapi imajinasi, umpan balik hayati,hipnosis, dan konseling.
Era III adalah masa pengobatan “nonlokal” atau “transpersonal”. Dossey
membedakan terapi Era III dari terapi Era II sebagai berikut: Terapi Era I Ddan Era
II menitikberatkan pada terapi “lokal”. Terapi tersebut memakai kerangka kerja
waktu-ruang klasik yang memandang pikiran sebagai titik terlokalisasi dalam ruang
(yaitu,otak dan waktu masa sekarang). Sebaliknya, pengobatan pada Era III tidak
memandang “pikiran” atau “kesadaran” terlokalisasi dalam otak individu dan
terbatas pada masa sekarang: bahkan era ini mengklaim bahwa pikiran dapat
bergerak menembus waktu dan ruang. Oleh karena itu,pengobatan Era III dipandang
sebagai pengobatan nonlokal dan transpersonal :pikiran dianggap sebagai faktor
yang dapat mempengaruhi penyembuhan antar individu. Terapi Era III selalu
melibatkan seorang pengirim, atau penyembuh.dan seorang penerima, arau orang
yang disembuhkan. Terapinya mencakup sentuhan terapi tanpa menmyentuh,doa
perantara, imajinasi transpersonal, beberapa tipe penyembuhan perdukunan, dan
semua bentuk penyembuhan jarak jauh. Sentuhan terapi tanpa sentuhan dan doa
perantara dibahas kemudian dalam bab ini.
 Bodymind atau minded body
Barbara Dossey, Phd, RN, telah menjadi seorang pendidik, konsultan,peneliti,
dan penulis dalam bidang keperawatan holistik sejak awal tahun 1980-an. Dr.
Dossey dan koleganya menggunakan istilah mindedbody untuk menmjelaskan suatu
keadaan utuh yang meliputi tubuh, pikiran, dan jiwa (Bartol & Courts,2000).
Dahulu,pikrandiyakini terletakdi dalam sruktur anatomis otak: namun, sebagian
orang berpendapat bahwa proses ingatan,pikiran, dan perilaku disimpan di seluruh
tubuh. Penulis ini lebih menyukai istilah minded body. Untuk menekankan bahwa
kualitas yang kita asosiasikan dengan pikiran (termasuk pengetahuan,emosi dan
kesadaran) disebarkan kes elruh tubuh. Kesulitan istilah ini muncul karena tubuh
adalah bagian dari pengalaman sehari hari, sementara pikiran dan jiwa adalah konsep
abstrak. Menurut Benner dan Wrubel (1989), seseorang bukan pikiran atau jiwa
dalam tubuh (pepatah “ghost in the machine”), melainkan perwujudan yang utuh.
Benner membahas masalah tersebut bersama para penelaah holistik yang melihat
tubuh sebagai kendaraan semata untuk perkembangan atau ekspresi pikiran,jiwa, dan

Kelompok 4 HAL 14
roh sertya mengemukakan bahwa tubuh yang berakal,sadar, dan berkehendak adalah
kesatuan yang suci.
Sistem limbik-hipotalamus, yang berpusat di otak dan secara biokimiawi saling
terkait dengan semua bagian lain tubuh, memfasilitasi integrasi pikiran,emosi, dan
sensasi di tingkat fisiologis dan sel. Landasan teoretis untuk penyembuhan bodymind
sangat rumit: teori tersebut mencakup, tetapi tidak terbatas pada transduksi informasi,
dan modulasi sistem otonom, endokrin, imun,n dan neuropeptida (Bartol &
Courts,2000)
Transduksi informasi adalah pengubahan atau informasi informasi atau energi
dari satu bentuk ke bentuk lain. Pikiramn dipandang sebagaio cara alamii menerima,
menghasilkan, dan mentransduksi informasi. Informasi (sebuah gagasan atau
peristiwa) yang baru menentang, menggugah rasa ingin tahu, atau misterius memioliki
nilai informasi tertinggi. Informasi tersebut meniumbulkan perubahan dalam tubuh
dan pikiran yang mempercepat jaras saraf dan kesadaran untyuk terhubung guna
menghasilkan transduksi oinformasi. Dua contoh transduksi adalah pemakaian teknik
relaksasi dan imajinasi. Teknik relaksasi dapat mempengaruhi penurunan tekanan
darah, frekuensi jantung, frekuensi pernapasan, dan nyeri. Imajinasi mengubah citra
atau gagsan menjadi tindakan relaksasi dan penyembuhan fisiologis.
Modulasi pikiran adalah proses pengubahan pesan saraf
(pikiran,sikap,perasaan, dan emosi) menjadi molekul perantara neurohormonal dan
menghubungkannya dengan semua sistem tubuh yang menimbulkan keadaan sehat
atau sakit oleh otak (Bartol & Courts,2000) pikiran memodulasdi aktivitas biokimia
sel dalam semua sistem organ utama, yaitu,siostem saraf otonom,sistem endokrin,
sistem imun, dan sistem neuropeptida. Semua sistem ini terkait erat:tidak ada satu pun
yang dapat dipuisahkan sari yang lain, aktivitas salah satu dari sistem ini dapat
memodulasi akjtivitas yang lain.
Modulasi pikiran melalui sistem saraf otonom digunakan dalam terapi holistik,
seperti relaksasi, imajinasi, meditasi, dan terapi musik. Terapi ini menyokong
penyembuhan bodymind dengan mengurangi respons simpatis seseorang terhadap
stres, sehingga memungkinkan pengaruh menenangkan sistem parasimpatis untuk
mendominasi (lihat tabel 14-1)

Pengaruh sistem otonom


Cabang parasimpitis (Relaksasi) Cabang simpatis (Aktivasi)

Kelompok 4 HAL 15
Penurunan ukuran pupil Peningkatann ukuran pupil
Penurunan sekresi lakrimal Peningkatan sekresi kelenjar lakrimal
Peningkatan aliran saliva Penurunan aliran saliva
Penurunan frekuensi jantung Peningkatan frekuensi jantung
Vasodilatasi Vasokonstriksi
Bronnkokonstriksi Bronkodilatasi
Peningkatan motilitas dan sekresi Penurunan motalitas dan sekresi
lambung lambung
Peningkatan sekresi pankreas Penurunan sekresi pankreas
Peningkatan sekresi adrenal (epinetrin
dan kortisol)
Peningkatan motalitas usus Penurunan motalitas usus
*Peningkatan sekresi adrenal menyebabkan respons fight-or-flight atau sidrom
adaptasi umum.

Modulasi pikiran melalui sitem imun melibatkan area.Reseptor pada


permukaan limfosit T dan B yang dapat mengaktifkan, mengarahkan, dan
memodifikasi fungsi imun.Penelitian menunjukkan korelasi langsung antara relaksasi,
imajinasi, dan fungsi siostem imun.
Neuropeptida, molekul perantara asam amino yang dihasilkan di berbagai
tempat diseluruh tubuh,adalah kunci lain untuk memahami interkoneksi bodymind.
ketika melekat pada satu era reseptor, neuropeptida mempermudah atau menghambat
respons seluler. Neuropeptida adalah “molekul perantara” yang bertanggung jawab
menghubungkan tubuh dan emosi. Sistem otonom,endokrin, dan imun kendaraan
untuk neuropeptida tersebut.
Area lain pada pemikiran-tubuh adalah psikoneurolmunoligi, yang berfokus
pada hubungan antara stress, sistem imun,dan hasil kesehatan (DeAngelis, 2002).
Emosi dan sosial dan fungsi fisiologis.meskipun penelitian belum menunjukkan
pengaruh yang mutlak, terdapat bukti penelitian yang menunjukkan sebaliknya: yaitu
aktivitas tubuh memengaruhi otak. Penelitian di masa mendatang dapat mencakup
upaya mengidentifikasi jenis intervensi (seperti manajemen stres) yang memodifikasi
keadaan psikologis seorang dalam upaya memengaruhi fungsi fiologis mereka.

Kelompok 4 HAL 16
I. Modalitas Penyembuhan
Perawat yang memiliki orientasi holistik sering kali menggunakan berbagai
praktik perawatan diri dalam hidup mereka.Kesehatan dan kesejahteraan relatif
perawat merupakan kekuatan penting dalam prosese penyembuhan.Kotak 14-1
memuat metode yang terutama bermanfaat bagi perawat guna meningkatkan
kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri.
Bab ini empat kelompok besar modalitas penyembuhan seperti terapi
sentuhan, pikiran tubuh, aroma, dan transpersonal. Tiap perawat dapat menggunakan
beberapa modalitas ini dengan klien, sementara modalitas lain membutuhkan
pelatihan lanjut. Selain memiliki keterampilan prasyarat, perawat juga harus familier
dengan lingkup hukum keperawatan yang melandasi praktik mereka. Di Amerika
Serikat pada tahun 2001, 25 dewan keperawatan negara bagian menyertakan aspek
CAM dalam undang-undang praktik mereka dan 6 negara bagian lain sedang dalam
proses membahas topik tersebut. Sebagai contoh, di California, semua perawat dapat
menggunakan teknik pelengkap dan alternatif untuk meredakan nyeri, seperti
pernapasan dan relaksasi terfokus, mesage, imajinasi terbimbing, musik, humor, dan
distraksi, serta terapi obat untuk meredakan nyeri(terapi konvensional).
Terapi pelengkap dan alternatif yang makin kompleks tersebut menjadi bagian
pendidikan dan praktik keperawatan lanjut, sering kali dalam konteks lokakarya atau
seminar pendidikan yang berkelanjutan; contohnya termasuk akupresur, aromaterapi,
mesage, yoga, dan refleksologi.Akupunktur dan kiropraktik membutuhkan izin
praktik agar dapat dipraktikkan di California. Kinesiologi terapan, terapi herbal,
homeopati, dan Ayurverda biasanya membutuhkan persiapan pendidikan dan latihan
formal, dan pada beberapa keadaan terapi ini membutuhkan sertifikasi tersendiri
(Sparber, 2001, bagian California, paragraf 3-4).
 Terapi Sentuhan
Penyembuhan melalui sentuhan berasal dari peradaban awal.Salah satu
dokumen tertulis yang paling awal mengenai topik ini berasal dari Asia 5.000 tahun
yang lalu.Hippocrates menulis tentang pengaruh pijat terapi dan manipulasi saat
peradaban Yunani sedang dalam masa jayanya.Meskipun sebagian besar budaya telah
mengembangkan beberapa tipe terapi sentuhan, sikap terhadap sentuhan sangat
bervariasi antara budaya.Sentuhan dapat menstimulasi produksi kimiawi yang

Kelompok 4 HAL 17
meningkatkan penyembuhan oleh sistem imun atau limbik.Terapi sentuhan yang
umum dilakukan diuraikan berikut
 Masase
Selama berabad-abad, perawat telah memberikan masase punggung.Masase
dianggap memperbaiki sirkulasi darah dan membantu relaksasi.Baru baru ini,
manfaat mamase semakin jelas teridentifikasi dan dikategorikan sebagai manfaat
fisik, mental-emosional, dan spiritual.
Secara fisik, mesage merelaksasi otot dan melepaskan asam laktat yang
menumpuk selama olahraga.Masase juga dapat memperbaiki aliran darah dan limfe,
meregangkan sendi, dan meredakan nyeri dan kongesti.Masase juga dianggap
melepaskan toksin tubuh dan menstimulasi sistem imun, sehingga membantu tubuh
melawan penyakit.
Dalam area mental-emosional, masase dapat meredakan kecemasan dan
memberikan rasa relaksasi dan sejahtera.Secara spiritual, masase memberikan rasa
keselarasan dan keseimbangan.Individu yang memperoleh masase dapat memasuki
keadaan meditasi, sehingga merelaksasikan dan memperluas kesadaran mereka.
Berbagai hentakan atau gerakan masase dapat digunakan secara tunggal atau
kombinasi, yang bergabtung pada hasil yang diharapkan.Gerakan masase ini
mencakup eflurasi (pemijatan ulang), menggosok, tekanan, dan pemijatan tekan
(meremas atau mencubit kulit, jaringan subkutan, dan otot dengan cepat dan lebar).
 Refleksologi Kaki
Refleksologi didasarkan pada prinsip bahwa tangan dan kaki adalah cermin
tubuh dan bahwa tangan dan kaki mempunyai titik refleks yang berhubungan dengan
tiap kelenjar, struktur, dan organ tubuh.Ketika dimasase, erea refleksi menstimulasi
organ yang terkait dengan zona tersebut.Teknik masase yang dipakai bervariasi,
bergantung pada tujuan pengobatan.
Refleksologi, juga disebut terapi zona, berasal dari zaman Mesir kuno.
Refleksologi kaki modern dihubungkan dengan William H. Fitzgerald, yang
mengembangkan teori tersebut pada awal tahun 1900-an. Kontribusi utamanya
adalah teorinya yang menyatakan bahwa ada 10 zona membujur yang sama
disepanjang tubuh mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki dan 5 zona yang saling
terkait di tiap-tiap lengan. Masing-masing ibu jari kaki adalah awal dimulainya garis
yang memanjang sampai ke aspek tengang tubuh melewati tengah wajah berakhir di
atas kepala.Tiap zona (5 pada tiap sisi tubuh) mempunyai area refleks pada tangan

Kelompok 4 HAL 18
dan kaki.Menurut aturan refleksologi, lebih dari 72.000 saraf tubuh yang berakhir di
kaki.Ketika aliran energi tersumbat atau terbendung, memijat titik refleks dapat
melepaskan ketegangan tersebut.Sumbatan disemua bagian zona dapat memengaruhi
seluruh zona.
Pada tahun 1930-an, Eunice Ingham menyatakan bahwa kaki lebih responsif
terhadap pengobatan refleksologi dari pada jari tangan.Tujuan utama refleksologi
kaki adalah memberikan relaksasi dengan mempertahankan atau memulihkan
keadaan sehat dan meredakan bendungan atau ketegangan di zona tersebut.
Refleksologi kaki seperti pijat kaki dapat menstimulais relaksasi, yang
memengaruhi respons otonom, yang dapat memengaruhi sistem endokrin dan imun
serta neuropeptida.Meskipun refleksologi adalah prosedur yang cukup aman, kita
perlu berkonsultasi dengan ahli refleksologi yang berpengalaman saat klien yang
menderita masalah sirkulasi pada ekstremitas mengalaminya.
 Akupresur
Akupresur adalah bentuk penyembuhan yang dilakukan dengan pemberian
tekanan jari oleh ahli terapi akuseptur.Sesuai teori yang melandasi akuseptur, 657
titik yang telah ditentukan dapat dipijat.Titik ini serupa dengan titik yang digunakan
di akupuntur dan pijat shiatsu. Titik tersebut berada di sepanjang 12 jaras atau
meriden yang menghubungkan titik-titik pada tiap sisi tubuh. Pemberian tekanan jari
tangan atau ibu jari dianggap memulihkan keseimbangan aliran energi dan saat
energi dapat mengalir bebas, tubuh dapat sembuh dengan sendirinya.
Akupresur digunakan baik untuk menegakkan diagnosis maupun untuk
mengobati penyakit.Dengan memakai akuseptur, secara teoritis tubuh terjaga
keselarasannya, sehingga meredakan banyak penyekit minor dan mencegah penyakit
minor tersebut menjadi penyakit mayor. Pada shiatsu, tekanan diberikan pada titik
yang sama menggunakan ujung jari ibu dan jari tangan dan juga telapak tangan.
Tujuan utama shiatsu adalah memelihara kesehatan, bukan mengobati penyakit.
 Reiki
Reiki adalah kata dari bahasa Jepang yang artinya energi-kekuatan-hidup
universal.Dalam terapi ini, praktisi meletakkan tangan pada klien dan eneri mengalir
diantara mereka.Kualitas dan efektivitas energi dikatakan bergantung pada
keterbukaan dan kebutuhan resipen, bukan pengaturan aliran oleh praktis.Meskipun
biasanya dilakukan menggunakan kontak langsung antara praktisi dan klien.Reiki
juga dapat dilakukan dari jarak jauh.

Kelompok 4 HAL 19
Terdapat tiga tingkat latihan Reiki.Tingkat pertama, yang dapat diajarkan
pada akhir minggu, berfokus pada posisi tangan.Tingkat kedua, yang dapat dipelajari
dalam satu hari, menekankan penggunaan Reiki pada klien pada jarak jauh. Tingkat
ketiga, tingkat master, mempersiapkan praktisi untuk mengajar (Nield-Anderson &
Ameling, 2000)

J. Terapi pikiran tubuh


Pada terapi pikiran tubuh, individu berfokus pada penyejajaran atau
penciptaan keseimbangan proses mental guna menimbulkan penyembuhan. Advokat
terapi ini perlu menghindari mempromosikan gagasan pikiran menyembuhkan tubuh
melalui “kendali” kesadaran.Mudah sekali masuk kedalam mentalitas pikiran
melebihi materi yang tidak konsisten dengan perawatan holistik.Kegagalan mencapai
penyembuhan diharapkan juga dapat meningkatkan rasa bersalah.Fokus terapi
pikiran-tubuh adalah menciptakan keseimbangan pikiran, emosi atau pernapasan
demi kepentingan pikiran, emosi atau pernapasan tersebut. Karena individu adalah
satu kesatuan yang utuh, hal ini dapat membantu memulihkan kedamaian dan
keseimbangan, tetapi pendekatan instrumental (berlatih yoga untuk melawan kanker,
bukan berlatih dengan berlatih yoga guna mencapai kesehatan yang ditimbulkan
yoga) mungkin akan kurang efektif. Terapi pikiran tubuh meliputi relaksasi yang
progresif, umpan balik hayati, imajinasi, yoga, meditasi, berdoa, terapi musik, humor
dan tertawa, dan hipnosis.
a. Relaksasi progresif
Teknik relaksasi banyak digunakan guna menurunkan tingkat stres dan nyeri
kronis.Teknik relaksasi memungkinkan klien mengendalikan respons tubuhnya
terhadap ketegangan dan kecemasan.Selama beberapa tahun, perawat unit maternitas
menganjurkan ibu bersalin untuk relaks dan bernapas secara ritmik.
Relaksasi progresif dilakukan dengan cara klien menegangkan dan melemaskan
sekelompok otot secara berurutan dan memfokuskan perhatian pada perbedaan
perasaan yang dialami antara saat kelompok otot relaks dan saat otot tersebut tegang.
Jasobsen (1938), penemu teknik relaksasi progresif, menemukan bahwa ketegangan
sekelompok otot sebelum relaksasi sebenarnya mencapai derajat relaksasi yang lebih
besar dibandingkan hanya sekedar memerintahkan seseorang untuk relaks. Teknik ini

Kelompok 4 HAL 20
dapat menurunkan konsumsi oksigen, metabolisme, frekuensi pernapasan, frekuensi
jantung, tegangan otot, dan tekanan darah sistolik dan diastolik.
Tiga syarat mencapai relaksasi adalah postur yang benar, istirahat pikiran, dan
lingkungan yang tenang.Klien harus berada pada posisi yang nyaman, dengan
seluruh bagisn tubuh disangga, sendi agak ditekuk, dan tidak ada tegangan atau
tarikan pada otot (misalnya, lengan dan tungkai sebaiknya tidak disilangkan).Untuk
mengistirahatkan pikiran, klien diminta untuk memandang kesekeliling ruangan
dengan perlahan (misalnya, melintasi langit-langit, menuruni dinding, sepanjang tirai
jendela dan seputar pola tirai).Latihan ini memfokuskan pikiran keluar tubuh dan
menciptakan pusat konsentrasi kedua.
Prosedur untuk mengajarkan teknik relaksasi progresif beragam. Metode
untuk merelaksasi kelompok otot, kelompok otot khusus yang akan direlaksasi,
jumlah sesi yang diperlukan, dan peran instrutur dapat berbeda. Tegangan kelompok
otot sering kali dipertahankan selama 5 sampai 7 detik dan diikuti dengan relaksasi
kelompok otot pada tanda yang telah ditentukan.Untuk mencapai relaksasi
maksimum, berbagai frase yang positif dan menegaskan dipakai, seperti “Lepaskan
semua ketegangan” dan “Nikmati perasaan yang muncul saat otot Anda menjadi
lemas dan kendur”.
b. Umpan balik hayati
Umpan balik hayati merupakan teknik yang mengajarkan berbagai bentuk
relaksasi dengan memberikan respons dari proses fisiologis. Umpan balik biologis
seringkali digambarkan sebagai teknik yang membawa proses tubuh di bawah
kendali kesadaran, dan oleh karena itu, dokter sering sering memprogramnya.
Namun, maksud terapi dan mekanismenya berbeda.Maksud dan motivasi terapi ini
untuk meningkatkan aliran darah pasien, sementara fokusnya adalah mengajarkan
klien untuk relaks.Umpan balik yang tidak kentara dari meteran suhu atau
elektromigram membantu klien belajar mengidentifikasi kapan mereka semakin
relaks dan kapan mereka semakin tegang.Secara khusus, umpan balik hayati
mengajarkan klien mencapai status relaksasi umum yang ditandai dengan dominasi
parasimpatis dan penurunan pola bangkitan fisiologis yang dimanifestasikan dengan
penyakit akibat stres.

Kelompok 4 HAL 21
c. Imajinasi
Imajinasi didefinisikan sebagai “penggunaan manfaat kekuatan imajinasi
secara sadar dengan maksud mengaktifkan penyembuhan biologis, psikologis, atau
spiritual”. Imajinasi yang disadari melibatkan penciptaan citra mental apa yang
diinginkan dan dapat dibangkitkan dari ingatan, mimpi, khayalan, dan harapan.
d. Yoga
Yoga berasal dari bahasa sansekerta “yuj” yang berarti union atau penyatuan.
Beberapa pengertian menyatu antara lain:
 Penyatuan antara spirit dengan spirit universal
 Penyatuan antara tubuh, pikiran dan jiwa
 Penyatuan antara tubuh, napas, dan pikiran.
Yoga merupakan pendekatan dalam mencapai keseimbangan hidup menurut
ajaran kuno yang ditemukan di risalat spiritual Hindu yang ditulis pada 800-400
SM. Peyoga besar, Patanjali (500 SM) mengklasifikasikan ajaran Upanishad
menjadi 8 cara mewujud, yang disebut sebagai yoga Ashtanga, yang berarti yoga
delapan prinsip atau utuh. Dua prinsip pertama adalah landasan yoga. Apabila
seseorang tidak mempraktikkannya maka enam prinsip lain akan menjadi sia-sia.
Keenam prinsip lain mengatur latihan yang membantu seseorang menguasai dua
prinsip pertama. Kedelapan tahapan yoga tersebut adalah:
1. Yama :Hal ini merujuk pada perbaikan perilaku sosial dan dicapai melalui lima
tindakan mulia: tanpa kekerasan, kejujuran, menahan diri dari mencuri,
mengekang diri di setiap aspek kehidupan, dan menahan diri dari menimbun.
2. Niyama :prinsip ini merujuk pada perbaikan perilaku pribadi dan dicapai
dengan memelihara kemurnian tubuh dan pikiran, mengembangkan kebiasaan
puas terhadap diri, bersikap tegas disetiap aspek kehidupan, mempelajari
literatur yang berhubungan dan beribadah kepada Tuhan setiap hari.
3. Asanas (postur fisik) : Prinsip ini terdiri atas rangkaian 84 postur utama yang
dimaksudkan untuk memperbaiki kesehatan tubuh. Sifat melengkung, meregang
dan mencengkram dari postur tersebut dirancang untuk melemaskan dan
menegangkan otot serta memperbaiki fungsi berbagai orgam sistem endokrin
dan saraf.
4. Pranayama: (mengendalikan pernapasan). Prinsip ini mencakup delapan teknik
untuk pengendalian napas. Dengan menjalankan berbagai latihan tersebut,

Kelompok 4 HAL 22
individu tidak hanya belajar untuk mengendalikan pernapasan, tetapi juga
mengekang dan menenangkan aliran energi daya kehidupan.
5. Pratyahara : (mengendalikan indera). Aspek yoga yang satu ini melibatkan
pengekangan aktifitas organ indera dengan tujuan akhir mengekang pikiran. Hal
ini dicapai dengan meminimalkan stimulasi organ indera dan mengarah menuju
kehidupan yang sesederhana mungkin.
6. Dharana:(konsentrasi pikiran pada satu titik). Belajar menghindari semua
distraksi dan berkonsentrasi pada sebuah benda yang dipilih sendiri melibatkan
ketekunan dan tekad yang amat kuat. Konsentrasi membantu menenangkan
eksitasi mental dan menginduksi ketenangan dan ketentraman pikiran.
7. Dhayana (meditasi) :Prinsip ini merujuk pada meditasi yang terjadi saat
konsentrasi seseorang telah terfokus., yang memungkinkan orang tersebut
menyatukan kesadaran secara penuh dan mengalami status kewaspadaan
transendental.
8. Samadhi (alam atas sadar) :Prinsip ini merujuk pada perpanjangan kendali
kesadaran di atas alam kesadaran yang lebih dalam secara berturut-turut.
e. Meditasi
Meditasi adalah sebuah teknik yang digunakan untuk menenangkan pikiran
pada masa sekarang serta untuk melepaskan rasa takut, ansietas, dan keraguan yang
berkaitan dengan masa lalu dan masa pada masa sekarang serta untuk melepaskan
rasa takut, ansietas, dan keraguan yang berkaitan dengan masa lalu dan masa datang.
Meditasi menghasilkan keadaan kedamaian dan istrahat yang dalam dipadukan
dengan kewaspadaan mental.
Meditasi terdiri atas relaksasi dan perhatian terfokus.Keterampilan bermeditasi
meningkat saat orang tersebut terlebih dahulu menguasai keterampilan pernapasan,
relaksasi progresif, dan imajinasi.
Karena banyak tipe meditasi, teknik yang digunakan untuk mencapai hasil
yang diharpkan sangat bervariasi. Pada salah satu tipe meditasi, yang disebut sebagai
meditasi konsentrasi, orang tersebut memvisualisasikan dan memfokuskan perhatian
pada suatu benda tertentu (misalnya sebuah lilin atau bunga) atau mengulang-ulang
bacaan mantra sehingga semua benda dan stimulus lain dalam lingkungan
menghilang. Kata sansekerta om atau aum, yang berarti “satu”, adalah mantra yang
biasa digunakan. Umat hidu mempercayai bahwa om adalah bunyi universal dan
bahwa kualitas bunyi getarannya meningkatkankedamaian dan meditasi yang

Kelompok 4 HAL 23
mendalam. Namun, orang dapat memilih kata atau frase yang bermakna bagi mereka
shalom, damai, atau “saya menyatu dengan Tuhan”.
Pada tipe meditasi lain, yang disebut sebagai meditasi keterbukaan atau
kesadaran, individu berupaya tetap terbuka terhadap stimulus. Berbagai tipe meditasi
menyatukan unsur kedua teknik tersebut. Sebagai contoh, individu dapat
memfokuskan pada pola pernapasan(meditasi Zen) atau pada mentra (meditasi
transendental), tetapi membiarkan pemikiran lain “muncul”, mengawasi pemikiran
tersebut, dan kembali ke fokus asal.
Panduan meditasi :
1. Sediakan waktu dan tempat khusus untuk meditasi. Idealnya, pilih pada awal
pagi atau sore hari, dan tunggu minimal selama 2 jam setelah makan sehingga
energi yang penuh disalurkan untuk meditasi, bukan untuk kebutuhan
pencernaan. Tempat yang tenang dan nyaman, tanpa distarksi akan sangat
membantu.
2. Duduk dengan bersila di atas lantai atau tegak di kursi dengan sandaran lurus,
pertahanan tulang belakang tetap lurus dan tubuh relax. Hindari posisi berbaring
telentang, posisi ini menghidari kecenderungan untuk jatuh tidur.
3. Letakkan telapak tangan di atas paha dan tutup mata.
4. Lakukan latihan napas dalam atau relaksasi progresif.
5. Fokuskanperhatian sepenuhnya baik pada pernapasan maupun citra mental yang
dipilih. Apabilamenggunakan mantra, ualangi kata atau frase dengan keras atau
dalam hati sembari menghembuskan napas. Ketika pemikiran yag mengganggu
muncul, biarkan pikiran tersebut keluar masuk pikiran anda tanpa memberikan
perhatian yang tidak semestinya, kemudia fokuskan kembali pada pernapasan
atau mantra anda.
6. Lakukan proses ini setiap hari selama 10 sampai 20 menit.
f. Berdoa
Berdoa hampir sama dengan meditasi, tetapi ditujukan untuk berkomunikasi
dengan Tuhan, seorang sabto, atau beberapa bentuk lain yang menjawab doa. Berdoa
dapat dilakukan secara individu atau dalam kelompok dan bahkan dapat dilakukan
dengan jarak jauh oleh individu yang tidak dikenal untuk orang yang di doakan
sembuh tersebut.

Kelompok 4 HAL 24
g. Terapi Musik
Terapi musik dapat disebut sebagai “ilmu perilaku yang barkaitan dengan
pemakaian musik yang sistematik untuk menimbulkan relaksasi dan perubhan emosi,
perilaku, dan fisiologis yang diinginkan” (Guzetta, 2000, hlm 585). Musik dapat
secara dramatis memperbaiki koordinasi fiisk dan mental, sehingga music dapat
menjadi katalis yang sangat efektif dalam proses belajar dan perkembangan.
Menurut para pakar terapi musik, tubuh manusia memiliki pola getar
dasar.Kemudian vibrasi musik yang terkait erat dengan frekuensi dasar tubuh atau
pola getar dasar dapat memiliki efek penyembuhan yang sangat hebat pada seluruh
tubuh, pikiran, dan jiwa manusia, yang meinmbulkan perubahan emosi, organ,
hormon, enzim, sel-sel, dan atom.Secara teoritis, musik yang dipilih dengan cermat
membantu memulihkan fungsi regulasi yang tidak mengikuti irama selama masa stres
dan sakit.Musik menyelaraskan tubuh, pikiran, dan jiwa dengan frekuensi dasarnya.
Terapi musik terdiri atas mendengarkan, irama, gerakan tubuh, dan
menyanyi.Tetapi ini digunakan untuk berbagai alasan.Musik dapat berfungsi sebagai
sarana untuk mengubah tingkat kesadaran yang biasa guna mencapai potensi pikiran
yang paling maksimal. Individu dapat bergerak meleawati berbagai tahap kesadaran:
keadaan terjaga normal, ambang sensorik meluas, melamun, setengah sadar, dan
meditasi.
Melalui terapi musik, individu juga dapat mengalihkan persepsi waktu mereka
dari waktu jam, menit, dan detik sebenarnya (yang dipersepsikan di hemisfer kiri
otak) menjadi waktu yang dialami-yang dipersepsikan lewat ingatan.Pendengar dapat
benar-benar kehilangan ingatan urutan waktu selama masa yang panjang, yang
memungkinkan mereka mengurangi rasa cemas, takut dan nyeri. Musik bersifat
nonverbal sehingga lebih condong pada hemisfer kanan otak, yang mengatur cara
pemrosesan informasi yang sifatnya pencitraan, intuitif, dan kreatif. Otak kanan
mengenali nada, irama, gaya dan melodi. Musik tidak membutuhkan logika atau
analisis otak kiri.Namun, seiring peningkatan pengetahuan musik individu, fungsi
otak kiri mendominasi, musisi, misalnya, menganalisis teknik komposisi dan
gambaran musik, individu perlu belajar melepaskan respons yang terkondisikan guna
menyatukan fungsi kedua hemesfer otak.
Terapi musik dapat digunakan di berbagai tatanan praktik.Musik yang tenang
dan menenangkan tanpa lirik sering kali digunakan untuk menginduksi relaksasi.
Pemilihan musik tanpa lirik lebih dipilih sehingga klien tidak berkonsentrasi pada

Kelompok 4 HAL 25
pesan dan arti lirik, melainkan memungkinkan mereka mengalir megikuti musik
tersebut. Rekaman musik sering kali digunakan untuk membuat relaks dan
mendistraksi klien di ruang operasi, unit perawatan jantung, ruang bersalin,ruang
konseling, unit terapi rehabilitasi dan terapi fisik, dan unit penginduksi tidur.
Untuk terapi individual, perawat perlu tahu efek dihasilkan tipe musik
tertentu.Musik terapeutik dapat meliputi musik berjenis mood, paduan suara, klasik,
romantis, impresionis, country, rock and roll lembut, opera atau musik New
Age.Untuk memilih musik yang tepat, perawat perlu mempertimbangkan kesukaan
klien serta tujuan terpi tersebut.Selain itu, perawat harus mempertimbangkan waktu
pemakaian yang tepat dan lama sesi terapi. Sebagai contoh, beberapaorang
memungkinkan ingin melakukan sesi musik setelah mandi pagi duna
menyeimbangkan pikian-tubuh selama kegiatan siang hari. Durasi lazim satu sesi
adalah 20 menit.Klien dianjurkan untuk mebiarkan tubuh berespons terhadap musik
sesuai dengan keinginan tubuh yaitu, merelakskan otot, berebaraing telentang,
bersenandung, bertepuk tangan, atau berdansa.Beberapa klien memungkinkan ingin
membuat rekaman musik pilihan mereka sendiri yang menurut mereka menarik.
Kemampuan musik untuk menyembuhkan terkait erat dengan pengalaman pribadi dan
apakah dapat mencapai ketegangan batin atau kualitas lain yang diharapkan dalam diri
orangtersebut.
h. Humor dan Tertawa
Profesional kesehatan baru-baru ini telah memusatkanperhatian pada
pengaruh positif humor dan tertawa terhadap kesehatan dan penyakit. Humor
melibatkan kemampuan untuk menemukan, mengungkapkan, atau menghargai
ketidakpatutan secara menggelikan atau kocak, menertawakan ketidaksempurnaan diri
atau aspek kehidupan yang aneh, dan melihat sisi lucu situasi yang serius. Humor
dalam keperawatan didefinisikan sebagai membantu klien “menerima, menghargai,
dan mengungkapkan sesuatu yang lucu, dapat ditertawakan, atau menggelikan dalam
upaya membina hubungan, meredakan ketegangan, melepaskan kemarahan,
memfasilitasi belajar, atau mengatasi perasaan yang menyakitkan” (McCloskey &
Bulecheck, 2000, hlm.380). Rincian manfaat humor dalam situasi keperawatan adalah
sebagai berikut:
 Membina hubungan. Humuor mengurangi jarak sosial antara-individu dan
membantu memudahkan individu. Pemakaian humor membantu perawat

Kelompok 4 HAL 26
membina hubungan dengan klien, faktor penting dalam mencapai keberhasilan
intervensi keperawatan.
 Meredakan ketegangan dan kecemasan. Freud pada tahun 1905 menyatakan
bahwa tertawa melepaskan energi psikis yang sebelumnya digunakan untuk
menghambat ekspresi impuls yang tidak diterima secara sosial atau secara
pribadi.Pemakaian humor yang efektif meredakan ketegangan dari peristiwa
yang bermuatan emosi. Individu juga dapat menggunakan humor untuk tujuan
pencegahan guna mengurangi stres.
 Melepaskan rasa marah dan agresi. Humor membantu individu mengeluarkan
impuls atau perasaan dengan cara yang aman dan tidak mengancam. Humor
mengeluarkan rasa marah dan agresi dengan memfokuskan pada unsur
menggelikan dari sebuah situasi.
 Memfasilitasi belajar. Banyak kuliah dan presentasi dimulai dengan sebuah
lelucon atau kartun.Humor tidak hanya mengurangi kecemasan penyaji, tetapi
juga mendapatkan perhatian peserta.Orang dapat belajar lebih banyak saat
mereka mengasosiakan informasi dengan sebuah lelucon. Namun, pemakaian
humor dalam instruksi perlu direncanakan secara saksama sehingga dapat
membantu pembelajaran.
 Mengatasi perasaaan yang menyakitkan. Orang dapat menggunakan humor
untuk menumpulkan efek situasi yang baru saja dialami yang terlalu
menyakitkan, seperti efek diagnosis atau terpi yang mengancam.Humor
mengurangi kecemasan dan rasa takut serta mengurangi ketegangan, sehingga
memungkinkan orang melawan dan mengatasi situasi tersebut.
Humor juga mempunyai manfaat fisiologis yang melibatkan keadaan stimulasi
dan relaksasi yang silih berganti.Tertawa merangsang peningkatan frekuensi
pernapasan, frekuensi jantung, ketegangan otot, dan pertukaran oksigen.Keadaan
relaksasi terbentuk setelah tertawa, ketika terjadi penurunan frekuensi jantung,
tekanan darah, pernapasan dan ketegangan otot.Humor merangsang produksi
katekolamin dan hormon.Humor juga melepaskan endorfin, yang meningkatkan
toleransi nyeri.
Humor mengeluarkan dan memdukan emosi positif individu, harapan,
keyakinan, semangat hidup, kesenangan, tujuan, dan ketepatan.Dengan demikian
humor mempunyai efek menyembuhkan.

Kelompok 4 HAL 27
Untuk menggunakan humor secara efektif, perawat perlu menyadarai perasaan
mereka sendiri dan perasaan orang lain dan variasi budaya terkait anggapan orang
terhadap humor.
Banyak tatanan perawatan kesehatan kini tertarik memsukan humor sebagai
keterampilan perawatan dan mengenali bahwa “tertawa adalah obat terbaik”, Ruang
“humor” dibuat bagi klien dan staff yang dilengkapi dengan permainan, audiotape,
dan videotape yang lucu, buku-buku lucu, koleksi kartun, dan sebagainya.
i. Hipnosis
Hipnosis adalah perubahan suatu kesadaran saat konsentrasi individu terfokus
dan distraksi minimal. Hipnosis dapat digunakan untuk mengendalikan
nyeri,mengubah fungsi tubuh dan, dan mengubah kebiasaan gaya hidup. Ilmuwan
tidak dapat memahami bagaimana sebenrnya hipnosis dapat meredakan nyari, namun,
suatu teori menyebutkan baha hipnosis mencegah stimulus nyeri dalam otak
menembus pikiran sadar. Teori lain meyebutkan bahwa hipnosis bekerja dengan
mengaktifkan jalan saraf dalam otak yang menyebabkan pelepasan zat seperti morfin
alamiah yang disebut enkafalin dan endorfin. Opoid ini mengubah perilaku dan
persepsi nyeri.
Hipnosis membutuhkan partisipasi aktif klien; Klien bahkan dapat belajar
membangkitakan keadaan hipnotik mereka.Hipnosis tidak menghilangkan kendali diri
seseorang, bahkan orang yang berada di bawah hipnosis tidak dapat disuruh
melakukan sesuatu yang mereka anggap tidak bermoral atau berbahaya.Dalam
keadaan tidak sadarkan diri hipnosis, klien tidak jatuh tidur, tetapi menjadi sangat
terfokus sehingga distraksi minor dapat diabaikan.Beberapa teknik hipnosis
digunakan, yang bergantung pada tipe nyeri dan pilihan klien dan ahli terapi. Salah
satu yang paling sering digunakan adalah supresi gejala, yaitu kesadaran klien akan
gejala (mis. Nyeri) dihambat dan klien tersebut dijauhkan dari hal tersebut.keefektifan
tipe hipnosis ini bergantung pada keparahan gejala dan kemampuan klien untuk
berkonsentrasi.
j. Aromaterapi
Aromaterapi ialah salah satu jenis pengobatan alternatif yang menggunakan
bahan cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai minyak esensial, dan
senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan yang bertujuan untuk memengaruhi
suasana hati atau kesehatan seseorang, yang sering digabungkan dengan praktik
pengobatan alternatif dan kepercayaan kebatinan.

Kelompok 4 HAL 28
Contoh-contoh Aromaterapi:
 Eucalyptus (kayu putih)
 Lavender
 Teh hijau (green tea)
 Sandalwood (cendana)
 Rose (bunga mawar)
 Ylang-ylang (bunga kenanga)

K. Terapi Pengobatan Alternatif


Sekarang ini minat terhadap CAM semakin meningkat. Hal ini dikarenakan
masyarakat menuntut lebih banyak piihan dan lebih bertanggung jawab terhadap
kesehatan mereka sendiri. Beberapa orang memilih CAM saat kebutuhan perawat
kesehatan mereka belum terpenuhi melalui pengobatan tradisional. Beberapa dokter
menggunakan terapi CAM sebagai bagian dari praktik mereka, tetapi pasien
sebaiknya menyadari bahwa dokter yang menggunakan CAM dalam praktik mereka
tidak sepenuhnya berkualifikasi untuk melakukannya.
1. Akupuntur dan Pengobatan Oriental
Pengobatan Cina Tradisional (traditional chinese medicine, TCM) telah
berkembang selama ribuan tahun dan mempunyai sejarah yang panjang diseluruh
asia. TCM berdasar pada sistem canggih yang memadukan teori kedokteran dan
filosofis serta riwayat pengalaman dan tradisi yang didokumentasikan secara
empiris. Teori dan praktik TCM telah berkembang secara berbeda disepanjang Asia
dan Eropa, tetapi hal ini konsisten dengan dasar pikiran filosofis yang melandasi
bahwa kesehatan dan lingkungan slaing terkait. Modalitas terapi dalam TCM
mencakup akupuntur, herbal, latihan diet, dan mamase.
TCM didasarkan pada premi bahwa energi vital tubuh mengalir melalui aliran
atau meridian dan dapat diakses melalui titik anatomis tertentu disepanjang
permukaan tubuh. Penyakit digambarkan sebagai gangguan atau ketidak seimbangan
aliran energi vital tubuh. Fokus terapi akupuntur adalah memulihkan keseimbangan
aliran energi vital tubuh dalam upaya membantu tubuh menyembuhkan diri. Hal ini
dapat dilakukan dengan menusukkan jarum halus dan steril ke dalam titik tertentu di
sepanjang meridian diberbagai area tubuh. Ketika jarum ditusukkan, jarum dapat
dipanaskan, distimulasi dengan aliran listrik ringan, atau dimanipulasi secara

Kelompok 4 HAL 29
manual. Kadang kalah herbal “moxa” dibakar di atas titik akupuntur tertentu untuk
memfasilitasi aliran energi vital tubuh.
Akupuntur adalah salah satu metode pengobatan tradisional yang berasal dari
China. Penggunaan jarum-jarum yang sangat tajam pada titik-titik terdapat dalam
tubuh sehingga menstimulasi tubuh untuk memberikan energy yang dapat digunakan
untuk mengatasi penyakit. Akupuntur pertama kali diperkenalkan di Amerika serikat
tahun 1970-an. “terdapat cukup bukti mengenai manfat akupuntur yang dapat
digunakan secara luas dalam pengobatan konvensional dan mendorong penelitian
lebih lanjut terkait manfaat klinis dan fisiologinya” (Acupunture, 1997). Akibatnya
lebih banyak professional mempertimbangkan untuk memadukan akupuntur dengan
pengobatan konvensional. Penelitian menunjukkan bahwa akupuntur efektif dalam
meredakan nyeri pascaoperasi dan mual akibat kehamilan dan kemoterapi
(Acupunture, 1997). Akupuntur tampak efektif pada banyak penyakit termasuk
stroke, sakit kepala, nyeri pinggang kronis, kram menstruasi, nyeri otot, carpal
tunnel syndrome, kecanduan, asma, dan mual akibat kehamilan. Terapi akupuntur
juga dapat menyebabkan penurunan banyaknya obat pereda nyeri atau anestesi yang
mungkin diperlukan.
2. Kiropraktik
Berasal dari bahasa yunani yang berarti “dilakukan dengan tangan”, mencakup
penyesuaian tulang belakang dan sendi (Cassileth, 1998). Kiropraktik dilandaskan
pada asumsi bahwa mempertahankan kesejajaran tulang belakang dan sendi dapat
memfasilitasi aliran energi diseluruh tubuh, termasuk sistem saraf, sirkulasi,
pernapasan, gastrointestinial, dan limbik. Ahli kiropraktik memperhatikan
pemeliharaan sistem pengaturan mandiri tubuh dan berfokus membantu tubuh ntuk
menyembuhkan dirinya sendiri. Manipulasi tulang belakang telah digunakan selama
berabad-abad di Eropa, Asia, dan Mesir kuno untuk memelihara dan memulihkan
kesehatan.
Kiropraktik adalah terapi CAM yang saat ini paling diterima dan sering
digunakan di Amerika Serikat. Ahli kiropraktik dapat menggunakan sinar-X,
inspeksi visual, kekuatan dan kelemahan otot, rentang gerak, dan postur untuk
mengkaji tulang belakang terhadap ketidaksejajaran vertebrata. Nyeri pinggang yang
ditangani dengan manipulasi tulang belakang merupakan fokus kiropraktik.

Kelompok 4 HAL 30
3. Pengobatan Herbal
Herba telah digunakan sejak zaman purbakala untuk mengobati penyakit.
Herba adalah tanaman yang dinilai bermanfaat karena sifat obat, rasa, dan aromanya.
Orang amerika terus menunjukkan peningkatan minat terhadap penggunaan herba
dan tonik herba dalam upaya mencari cara hidup yang lebih alami atau karena
ketidak puasan dengan terapi yang ditawarkan oleh profesi kedokteran. Gaya hidup
yang sehat adalah promotor utama kesehatan yang baik, dan pengobatan
konvensional dapat menjadi terapi terbaik untuk banyak masalah, terapi herba
tertentu dapat dijadikan pilihan untuk manajemen sehat dan sakit. Seiring
perkembangan literature awam saat ini mengenai ramuan herba dan peningkatan
ketersediaan produk tersebut ditoko makanan sehat, makin banyak orang yang
bergantung pada herba dan terapi yang kurang konvensional lain untuk berbagai
masalah.
4. Homeopati
Berasal dari bahasa yunani yaitu homois (serupa) dan pathos (penderitaan).
Menurut teori homeopati, zat pengobatan yang benar untuk serangkaian gejala
tertentu adalah zat yang secara alami menghasilkan gejala tersebut pada orang yang
sehat. Umumnya disebut sebagai “like cures like”. Biasanya obat-obatan homeopati
terdiri atas tumbuhan, hewan, atau zat mineral yang diencerkan dalam air atau
alkohol dan dikocok dengan keras. Proses pengenceran dan pengocokan dapat
diulang beberapa kali sampai tidak ada lagi sisa kimia zat asli yang dapat dideteksi.
Secara paradoks, semakin banyak pengenceran, semakin kuat obat tersebut. Hingga
tahun 2002, hanya tiga Negara bagian di Amerika Serikat yang memberikan jasa
homeopati meskipun perawat praktisi, asisten dokter, dokter gigi, dokter hewan, ahli
kiropraktik, ahli akupuntur berizin, perawat bidan, ahli penyakit kaki, dan ahli
naturopati dapat mempraktikkan homeopati apabila undang-undang praktik dinegara
bagian mereka memperbolehkan. Homeopati bahkan lebih popular di Eropa.

Kelompok 4 HAL 31
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
CAM yang disepakati adalah suatu bentuk penyembuhan yang bersumber
pada berbagai sistim, modalitas dan praktek kesehatan, yang didukung oleh teori dan
kepercayaan. Termasuk di dalamnya latihan atau usaha untuk menyembuhkan diri
sendiri. CAM digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit atau juga
untuk meningkatkan taraf kesehatan. Walaupun demikian ada perbedaan antara
alternatif dan komplementer.Terapi alternatif adalah terapi di luar terapi
konvensional. Sementara komplementer berarti pelengkap bagi terapi konvensional
yang ada dan telah terbukti bermanfaat.

B. Saran
Semoga makalah kami dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca serta
dapat menjaga makalah dar kelompok kami,apabila ada kritik dan saran bagi
makalah kami, kami dapat menerima. Terimakasih.

Kelompok 4 HAL 32

You might also like