You are on page 1of 4

Hidrosefalus; Gejala, Penyebab dan Penanganan

Hidrosefalus adalah keadaan dimana terjadi gangguan atau ketidakseimbangan pada cairan
serebrospinal (CSS) di kepala yang ditandai dengan membesarnya ukuran kepala biasa terjadi pada
bayi dan anak-anak.

Mengenal Hidrosefalus
Cairan serebrospinal (CSS) adalah cairan yang terdapat mengelilingi otak manusia. Cairan ini
penting untuk beberapa hal antara lain menyediakan nutrisi bagi otak, menjadi bantalan pada otak
agar mengurangi efek saat terjadi cedera kepala dan efek antibakterial untuk mengambat
pertumbuhan bakteri di otak.
Gangguan cairan serebrospinal yang terjadi pada hidrosefalus dapat berupa gangguan
pembentukan cairan, aliran atau penyerapanya. Hal ini menyebabkan terjadinya pelebaran pada
ventrikel otak dan meningkatkan tekanan intrakranial (TIK). Hidrosefalus dapat terjadi sebelum
atau sesudah kelahiran dan diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yakni tipe komunikans dan non-
komunikans.
Hidrosefalus non-komunikans terjadi ketika tidak terdapat hubungan antara sistem ventrikel dan
rongga pada subarachnoid sehingga tidak ada saluran yang dapat digunakan untuk aliran CSS.
Sementara pada hidrosefalus komunikans, ada saluran yang terbentuk namun karena beberapa hal
seperti perdarahan, infeksi selaput otak atau infeksi pada saat kehamilan menyebabkan terjadinya
gangguan penyerapan CSS sehingga terjadi penumpukan di dalam kepala.

Epidemiologi
Kasus hidrosefalus terjadi pada 3 dari 1000 kelahiran di Amerika Serikat dan angkanya cenderung
meningkat pada negara-negara berkembang. Di Indonesia sendiri, hidrosefalus merupakan kasus
tersering yang diterima pada dokter bedah saraf dengan angka 40-50% kasus untuk berobat atau
tindakan operatif. Hidrosefalus tidak berpengaruh pada seks sehingga baik laki-laki atau
perempuan memiliki resiko yang sama terkena.
Gejala
Gejala yang paling sering timbul dan paling nampak adalah membesarnya ukuran kepala. Hal ini
terjadi pada anak-anak dikarenakan belum menutupnya ubun-ubun besar dan tulang kepala yang
masih lunak. Pembesaran kepala biasa tidak simetris Apabila sudah menutup, maka akan terjadi
peningkatan TIK dimana ditandai dengan nyeri kepala, rasa mual, muntah, anak rewel hingga
lemas sampai penurunan kesadaran karena tekanan yang menekan otak. Untuk memonitor hal ini
maka dilakukan pengukuran lingkar kepala saat kontrol rutin anak. Apabila dilaukan pemeriksaan
mata dapat terlihat pembesaran pembuluh darah mata dan apabila sudah menekan saraf mata akan
nampak mata anak cenderung melihat ke bawah dan terjadi gangguan penglihatan. Selain itu dapat
pula terjadi masalah perkembangan kognitif dan retardasi mental serta gangguan pertumbuhan
anak.

Penyebab
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, penyebab hidrosefalus dapat terjadi di prenatal (sebelum
kelahiran) dan postnatal (setelah kelahiran) dan terjadi gangguan baik pada pembentukan CSS
yang berlebihan, gangguan aliran CSS atau gangguan pada penyerapanya.
Prenatal
Terjadinya penyempitan saluran (stenosis) akuaduktus sylvii, kelainan pembentukan (malformasi)
Dandy Walker, Malformasi Arnold Chiari atau infeksi intrauterine, adanya massa atau faktor
genetic.
Postnatal
Adanya massa / tumor di kepala yang paling sering kista arachnoid dan perdarahan yang
menyebabkan gangguan aliran CSS.
Produksi Berlebihan CSS
Hal in adalah penyebab paling jarang pada kasus hidrosefalus. Dimana biasanya disebabkan akibat
adanya tumor pada pleksus koroid atau adanya hipervitaminosis atau kelebihan vitamin A
Gangguan Aliran CSS
Gangguan aliran CSS Merupakan penyebab tersering yang mengakibatkan hidrosefalus. Terjadi
hambatan atau obstruksi pada sirkulasi CSS baik pada vili arachnoid maupun ventrikel. Adanya
penyempitan saluran, massa atau infeksi intrauterine. Sehingga penting untuk ibu hamil untuk
memeriksakan TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes Simplex Virus) dan
apabila positif diberikan antibiotic yang tepat.
Gangguan Penyerapan Cairan
Biasa terjadi pada kasus Sindroma Vena Cava atau Trombosis Sinus yang mengakibatkan
gangguan penyerapan CSS dan menyebabkan hidrosefalus tekanan normal.

Diagnosis
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakan diagnosis hidrosefalus
antara lain pemeriksaan transiluminasi dan foto rontegn kepala yang akan menggambarkan tanda-
tanda peningkatan TIK. Pemeriksaan transiluminasi dilakukan dengan menyinari kepala di ruanga
gelap dan dikatakan positif apabila lebar halo di tepi sinar pada bagian kepala >2,5cm dan pada
bagian belakang kepala >1cm.
Selain itu pada kasus dimana UUB belum menutup atau pada bayi dapat pula dilakukan
ultrasonografi (USG). Namun untuk mencari lebih jelas penyebab terjadinya hidrosefalus biasanya
dilakukan pemeriksaan CT-Scan merupakan baku emas (gold standard) dalam menegakan
diagnosis atau MRI untuk melihat bagian mana yang mengalami obstruksi.

Tatalaksana
Satu-satunya penanganan definitif adalah dengan melakukan operasi pembedahan pada kepala,
paling sering dengan memasang pirau ventriculoperitoneal (VP-Shunt) yaitu memasang selang
dari kepala ke rongga perut untuk mengalirkan CSS dan menurunkan TIK. Prosedur ini dimulai
dengan membuat insisi dan lubang kecil di belakang telinga untuk kemudian memasukan kateter
untuk mengalirkan CSS dan akan dipasang dibawah kulit melewati dada dan perut. Keuntungan
prosedur ini adalah hanya perlu dilakukan satu kali karena bersifat permanen. Namun demikian
tetap ada resiko pada prosedur ini seperti terjadinya infeksi, pembekuan darah atau perdarahan
pada otak yang dapat berakibat fatal.
Salah satu tindakan yang sedang popular adalah dengan Endoscopic Third Ventriculostomy (ETV)
terutama pada kasus hidrosefalus obstruktif, stenosis akuaduktus atau tumor Dandy Walker. ETV
dilakukan dengan membuat lubang pada ventrikel ke-3 di kepala dan mengalirkan CSS melewati
bagian yang mengalami penyumbatan. Karena masih di dalam kepala, prosedur ini memungkinkan
tidak harus memasang selang terlalu jauh ke rongga perut.
Pada kasus-kasus dimana tidak memungkinkan dilakukan VP-Shunt dilakukan drainase eksterna
ventrikel atau pungsi lumbal serial.
Pemeberian obat-obatan fibrinolysis seperti asetozolamid atau diuretic seperti furosemide hanya
sementara sambal menunggu kesiapan pasien untuk dioperasi.

Daftar Pustaka
1. Hydrocephalus. Diunduh dari: https://emedicine.medscape.com/article/1135286-
overview. Diakses pada 11 Desember 2018.
2. Apriyanto, Agung RP, Sari F. Hidrosefalus pada anak. Jambi Medical Journal. 2013;1(1)
3. Hidrosefalus dan Tatalaksana Bedah Sarafnya. Diunduh dari:
http://www.kalbemed.com/Portals/6/07_270Hidrosefalus%20dan%20Tatalaksana%20Be
dah%20Sarafnya.pdf. Diakses pada 11 Desember 2018.
4. Ventriculoperiotenal Shunt. Diunduh dari:
https://www.healthline.com/health/ventriculoperitoneal-shunt. Diakses pada 11 Desember
2018
5. Pudjiadi AH, et al. 2011. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Indonesia Edisi II.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. H.111-3.

You might also like