Professional Documents
Culture Documents
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Disusun Oleh:
Ansar Ahmed S.I.T 1710029074
Eka Mulianingsih 1810029025
Ni Putu Vivi 1810029024
Noni Priscilia 1710029062
Pembimbing :
dr. Alfiani Rachmiputeri, Sp.OG (KFER)
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................5
2.1 Perdarahan Uterus Abnormal.......................................................................................5
3
BAB I
PENDAHULUAN
pola atau volume darah menstruasi. Perdarahan uterus abnormal merupakan hal
yang paling banyak dikeluhkan oleh wanita Penyebab PUA bisa dari organik
Polip serviks dapat tumbuh dari lapisan permukaan luar serviks dan
diderita oleh wanita usia produktif. Prevalensi kasus polip serviks berkisar antara
2 hingga 5% wanita. Pada wanita premenopause (di atas usia 20 tahun) dan telah
memiliki setidaknya satu anak, pertumbuhan polip sering berasal dari bagian
menentukan lokasi lesi berdasarkan usia, namun hal itu bukan merupakan ukuran
absolut untuk menetapkan letak polip secara pasti. Sejumlah prosedur lain tetap
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perdarahan Uterus Abnormal
yaitu durasi 4-7 hari, jumlah darah 30-80 ml, dan interval 24-35 hari2.
5
2.1.2 Epidemiologi Perdarahan Uterus Abnormal
ini terjadi pada 5-10% wanita. Lebih dari 50% terjadi pada masa
perimenopause, sekitar 20% pada masa remaja, dan kira-kira 30% pada
leiomioma pada wanita ras Afrika lebih tinggi dan mereka memiliki kadar
estrogen yang lebih banyak, karena itu mereka cenderung untuk lebih sering
2.1.3 Klasifikasi
Perdarahan
Berdasarkan International Federation of Gynecology and
6
akronim “PALM COEIN”. Kelompok “PALM” adalah merupakan
penyebab PUA yang tidak dapat dinilai dengan teknik pencitraan atau
histopatologi3.
.
Gambar 1. Klasifikasi PUA Berdasarkan Penyebab (FIGO)3
1. PUA-P (Polip)
Pertumbuhan endometrium berlebih yang bersifat lokal
7
Leiomioma adalah tumor jinak fibromuscular pada permukaan
7. PUA-E (Endometrial)
Pendarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan
endometrium 3.
8. PUA-I (Iatrogenic)
Pendarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan
8
uterus abnormal akut dapat terjadi pada kondisi PUA kronik atau
bulan3.
3. Intermenstrual Bleeding
Perdarahan haid yang terjadi diantara 2 siklus haid yang
teratur. Pendarahan dapat terjadi kapan saja atau dapat juga terjadi
2.1.4 Diagnosis
Anamnesis
Untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis
banding. Perlu digali siklus haid sebelumnya dan waktu mulai terjadi
dieksplorasi 3.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menilai stabilitas keadaan
atau keganasan 3.
Pemeriksaan Penunjang
9
Pemeriksaan fungsi hemostasis untuk menyingkirkan
AUB3.
2.2.2.Etiologi/ Patofisiologi
10
Pertumbuhan polip merupakan implikasi dari degenerasi hiperplastik fokal
pembuluh darah pada canalis cervicalis. Polip tersusun atas stroma jaringan
berlebihan7,8.
dapat terjadi saat jeda antar menstruasi, setelah berhubungan seksual dan
setelah menstruasi7.
beberapa dapat memiliki dasar yang lebar. Namun sebagian lainnya dapat
memiliki tangkai yang panjang hingga keluar dari canalis cervicalis. Epitel
berdarah. Maka dari itu sebenarnya polip harus ditegakkan apakah polip
pengangkatan7,8.
11
Polip endoserviks biasanya berwarna merah, dengan ujung seperti
nyala api, fragil, dan bervariasi dalam ukuran, dari beberapa mm hingga
dan tumbuh melingkar atau memanjang dari pedikel. Polip ini tumbuh di
stratifikatum skuamosa8,9.
dilaporkan9.
terjadi torsi atau trauma (saat koitus) dapat terjadi perdarahan. Selain itu,
dapat pula terjadi infeksi dan inflamasi yang cukup berpotensi meluas ke
12
berdegenerasi maligna, maka pemeriksaan sitologi perlu dilakukan setelah
A B
13
bleeding , postcoital bleeding, leukorea , hipermenorrhea dan tidak terasa
nyeri9,10.
Leukorea
Perdarahan di luar siklus menstruasi
Perdarahan setelah koitus
Perdarahan setelah menopause
Perdarahan intermenstrual atau paska-koitus dengan hipermenorea
Polip serviks tampak sebagai massa kecil, merah, dan tampak seperti
jari yang keluar melalui kanal serviks dan biasanya berukuran panjang 1-2
cm dan diameter 0,5-1 cm. Umumnya, polip ini teraba lunak bila dilakukan
2. Pemeriksaan Radiologi
3. Pemeriksaan Laboratorium
kali ditemukan sel-sel atipik. Pemeriksaan darah dan urin tidak terlalu
14
4. Pemeriksaan Khusus
untuk menyingkirkan adanya massa atau polip yang tumbuh dari uterus10.
sarkoma endometrial dapat tumbuh di bagian mulut rahim, dan sering kali
15
merupakan ciri mioma submukosa pedenkel kecil atau polip endometrial
dilatasi serviks, dan keluar melalui OUE menyerupai polip. Hasil konsepsi,
jaringan polipoid10.
memiliki tangkai. Bersumber dari rongga rahim dan dapat keluar sampai ke
Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari OUE. Epitel yang melapisi
biasanya adalah epitel endo yang dapat juga mengalami metaplasia menjadi
pengaruh ovarium, selain itu juga terjadi atropi endometrium di atas mioma
tersebut menderita10:
1. Diabetes Mellitus
2. Vaginitits berulang
16
3. Servisitis
5. Wanita hamil
2.2.7 Komplikasi
diberikan bila tanda awal infeksi telah tampak. Inisiasi atau eksaserbasi
2.2.7 Penatalaksanaan
tempat praktik. Hal ini karena sebagian besar polip serviks berukuran kecil.
besar biasanya dilakukan eksisi di ruang operasi. Pada tindakan ini, pasien
maka histeroskopi harus dilakukan, terlebih lagi bila pedikel sukar dilihat.
17
untuk mengidentifikasi adanya polip lain di daerah itu. Seluruh jaringan
yang diambil perlu diperiksa secara histoPA untuk menilai secara spesifik
Bila dari hasil pemeriksaan sekret serviks ditemukan profil sel-sel infektif,
atau secara klinis dan laboratoris mengarah kepada infeksi, maka pemberian
menentkan besar dan letak uterus serta ada tidaknya kelainan pada uterus
serviks jam 11 dan jam 1, lalu lepas speculum anterior, sedangkan speculum
pada fornix dextra dan sinistra sebanyak 2 ml (40 mg) yang diencerkan
dilakukan dilatasi canalis cervicalis dengan busi hegar dari nomor yang
terkecil namun tidak boleh lebih dari busi nomor 12 pada multipara. Lalu
kuretasi dilakukan boleh dengan kuret tajam maupun tumpul, searah dengan
jarum jam10.
profilaksis dan pencegahan perdarahan dan berupa suplemen zat besi. Yaitu
18
mefenamat diberikan sebagai analgesic. Sulfas ferrous diberikan sebagai
2.2.8 Prognosis
19
BAB III
PRESENTASI KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. L
Umur : 48 tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
B. ANAMNESA (Autoanamnesa)
Keluhan Utama :
lahir sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Perdarahan yang terjadi diluar
siklus haid. Pasien mengatakan haid terkahirnya pada tanggal 12 Februari 2019,
kemudian keluar darah berwarna merah segar pada tanggal 25 Februari 2019.
Jumlah peradrahan adalah 3-4 kali ganti pembalut perhari. Sebelumnya pasien
mengatakan sering keluar flek pasca koitus sejak 2 bulan terkahir. Tidak ada
Riwayat Haid
20
Siklus Haid : Tidak teratur
Riwayat Perkawinan :
Menikah satu kali pada usia 21 tahun, dengan suami sekarang selama 29 tahun.
Hipertensi
Riwayat Obstetri
21
m gr
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
Kesadaran : Composmentis
Vital sign :
T = 140/90 S = 36,3 0C
N = 801x/mnt R = 16 x/mnt
TB = 149 Cm BB = 47 kg
KGB (-/-)
Thoraks
Jantung
Pulmo
22
Ekstremitas: oedem - / -, dan varises - / -, turgor kulit normal, capillary
refill<2”.
2. Status Ginekologi
a. Pemeriksaan Luar
- Inspeksi : Abdomen datar, tak tampak striae
- Palpasi : Abdomen supel, nyeri tekan (-), massa tumor (-).
kurang lebih 2x1 cm, berbentuk bulat ireguler, mudah berdarah, perdarahan tidak
aktif
c. Pemeriksaan Dalam
Dinding vagina licin, portio servix mencucu, konsistensi kenyal, teraba massa
dengan diameter kurang lebih 2 cm, berbentuk bulat ireguler, konsistensi kenyal,
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Eritrosit : 4.630.000/ul
Hb : 13.7 g%
Leukosit : 8.470/mm3
Trombosit : 273.000/ul
Hematokrit : 42.4%
Bt : 2”
Ct : 10”
Ur : 30,4 mg/dL
Cr : 0,6 mg/dL
23
F. DIAGNOSIS
E. PENATALAKSANAAN
F. FOLLOW UP
24
Frekuensi nafas : 20 kali/menit - Cefadroxil 2x500 mg
Suhu : 36,7 0C - Asam Mefenamat
A : Post Ekstripasi, Dilatasi dan 2x500 mg
Kuratase - Kalnex 2x500 mg
Pulang
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Anamnesis
Teori Kasus
Gejala dan Tanda : Keluhan flek pasca koitus
25
Polip serviks sering kali tidak bergejala, Perdarahan diluar siklus haid
26
kali ditemukan sel-sel atipik. Pemeriksaan USG : -
Pemeriksaan darah dan urin tidak
terlalu banyak membantu
menegakkan diagnosis
Pemeriksaan ultrasonografi
dilakukan untuk menyingkirkan
adanya massa atau polip yang
tumbuh dari uterus
4.4 Penatalaksanaan
Teori Fakta
Dilakukan ekstirpasi pada Dilakukakan ekstirpasi
BAB V
KESIMPULAN
pasca berhubungan sexual, keputihan, serta nyeri pada bagian perut bawah dan
inspekulo.
27
3. Pada inspekulo sering
serviks adalah dilakukan ekstirpasi atau pemuntiran polip dan diikuti kuretase
5.
28
DAFTAR PUSTAKA
29