Professional Documents
Culture Documents
a. Trimester 1 :
Sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga perode ini mempunyai
resiko tinggi untuk terjadi pertengkaran atau rasa tidak nyaman.
b. Trimester II :
Fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil lebih
terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi saat kehamilan,
kehidupan seksual keluarga dan hubungan bathiniah dengan bayi yang
dikandungannya.
c. Trimester III :
Berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan sehingga
wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai
segala sesuatu yang akan dihadapi.
Gangguan Panik
Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang cukup
berat dan menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi adalah ide yang
menetap, pikiran atau impuls yang tidak masuk akal,misalnya keinginan.
Kompulsi adalah tingkah laku yang berulang-ulang yang dilakukan sebagai respon
atas obsesi. Tingkah laku kompulsif dan pikiran obsesif menyebabkan tekanan
mental yang nyata pada wanita hamil.
Penanganannya
Psikoterapi membantu wanita hamil yang mengalami kecemasan untuk
mengatasi ketakutan dan kecemasan yang berhubungan dengan kehamilannya.
Dengan mendiskusikan pikiran dan perasaan yang mengganggu menyebabkan dapat
lepas dari tekanan. Pengurangan gejala kecemasan membuat wanita tersebut dapat
berfungsi lebih efektif dalam hubungan pribadi dan keluarga dengan sendirinya
kecemasan itu akan hilang.
Pada wanita dengan gangguan obsesif kompulsif, dimana obsesi menetap dan
kecemasan yang tidak dapat ditoleransi rawat inap mungkin diperlukan. Pengobatan
noninvasif yang efektif dari gangguan kecemasan dapat digunakan melalui latihan
relaksasi otot yang bertahap, visual imagery, latihan kognitif, latihan
biofeedback.Dasar pengobatan ini adalah relaksasi otot dan ketegangan otot tidak
timbul pada waktu yang sama, karena itu wanita hamil yang belajar untuk
melemaskan ototnya tidak akan mengalami gejala gangguan kecemasan.
Obat anti cemas dapat menghilangkan gejala cemas. Penggunaan obat anti cemas
sebaiknya dihindari pada kehamilan trimester I. Bila kecemasan berlebihan dan
mengganggu dapat diberikan obat anti cemas golongan benzodiazepin dan non
benzodiazepin. Pasien yang hamil dengan adanya gejala panik yang serius dapat
diberikan alprazolam dengan dosis minimum.
Wanita hamil yang mendapat obat golongan benzodiazepin, bayinya akan
memberikan 2 tipe reaksi toksik, yaitu : sindrom floppy infant dan reaksi withdrawal.
Gilberg menghubungkan penggunaan benzodiazepin dosis rendah yang lama dengan
sindrom floppy infant dengan gejala : hipotoni, letargi, sulit mengisap, sianosis dan
hipotermia. Rementeria dan Bhatt menggambarkan gejala withdrawal pada bayi baru
lahir dengan penggunaan diazepam selama kehamilan yang timbul 2 – 6 jam setelah
kelahiran, terdiri dari : tremor, iritabel, hipertonia dan semangat menghisap. Gejala ini
berhasil diatasi dengan pemberian fenobarbital selam 6 minggu. Erkkola dan Kanto
menrekomendasikan wanita yang menggunakan benzodiazepin sebaiknya tidak
menyusui. Penggunaan obat anti cemas tentang terjadinya kelainan kongenital masih
kontroversi. Namun, beberapa penelitian melaporkan penggunaan diazepam selama
kehamilanmeningkatkan resiko terjadinya labiopalatoskisis.
1. Pengkajian
a. Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar
perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang.
Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini :
a) Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan.
d) jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e) Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.
f) Komplikasi pada bayi.
g) Rencana menyusui bayi.
b. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat
kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan
berlanjut.
c. Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit
ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit
infeksi, prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus
didokumentasikan.
d. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
a) Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko
tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
b) Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
c) Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
d) Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang).
e) Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberkulosis.
f) Riwayat dan perawalan anemia.
g) Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
h) Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman
ringan.
i) Merokok (Jumlah batang per hari).
j) Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko
terinfeksi toxoplasma.
k) Alergi dan sensitif dengan obat.
l) Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
m) Riwayat keluarga.
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit
kronis (menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung,
infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang
perlu dikumpulkan.
n) Riwayat kesehatan pasangan.
Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan
dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-
obatan seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh pada kemampuan
keluarga untuk menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok yang
digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan janin, terulama risiko
mengalami komplikasi.
Pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe
Rhesus ayah penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan
inkompabilitas darah dapat terjadi.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan TTV
a) Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan
memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah
diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung.
Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan.
b) Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada
keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit
penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa
untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat
dan teratur.
c) Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit.
Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung.
Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan
paru bebas dari suara napas abdominal.
d) Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6°C. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
b. Sistem Kardiovaskuler
1. Bendungan vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan
vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya
terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.
2. Edema
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada
ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial.
Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan
terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada
tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda
dari hipertensi pada kehamilan.
c. Sistem Muskuloskeletal
(1) Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan.
Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.
(2) Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk
dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat
badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang
dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan
lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat
menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan,
persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
(3) Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan
diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam.
(4) Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus
diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih
harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan
keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu
berbaring.
d. Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki
tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan refleks
tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya
komplikasi kehamilan.
e. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis,
jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti
cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie
perlu dicatat. Penampang kuku berwarna merah muda menandakan pengisian
kapiler baik.
f. Sistem Endokrin
Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan
menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
g. Sistem Gatsrointestinal
a) Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari
ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan
estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu
dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal
menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan prematur.
Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigi
b) Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk
ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot
polos, sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi
bila menderita diare.
h. Sistem Urinarius
a) Protein
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal
ini menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta
hipertensi pada kehamilan.
b) Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada
ibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan
gula darah.
c) Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau
pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.
d) Bakteri
Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih
yang biasa terjadi pada ibu hamil.
i. Sistem reproduksi
1) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran
kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada
payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
2) Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu diperiksa
dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada perineum.
3) Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna
merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.
Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Gangguan citra Setelah dilakukan suhan keperawatan Intervensi :
1) Perawatan
tubuh b.d selama 3x24 jam diharapkan
prenatal
perubahan gangguan citra tubuh dapat teratasi Mandiri :
a. Anjurkan untuk
penampilan. 1) Citra tubuh
menghadiri kelas
Indikator : prenatal
b. Monitor kenaikan
a. Kepuasaan dengan
berat badan
penampilan tubuh c. Monitor gangguan
hipertensi (mis,
b. Kesesuaian antara
tekanan darah,
realitas tubugh dan edema pergelangan
kaki, tangan dan
ideal tubuh dengan
wajah dan
penampilan tubuh proteinuria)
d. Monitor status
c. Penyusaian terhadap
psikososial pasien
perubahan tampilan dan pasangan
pasien
fisik
e. Diskusikan
d. Penyesuaian terhadap bersama pasien
mengenai adanya
perubahan status
perubahan citra
kesehatan
d. Perkembangan Temperamen
Temperamen merupakan sebuah aspek karakter yang menyelubungi
seseorang secara umum, yang dibentuk oleh kecenderungan-kecenderungan pola-
pola khusus reaksi emosional, perubahan suasana hati, dan tingkat kepekaan yang
dihasilkan rangsangan. Temperamen juga bisa dilihat sebagai reaksi seseorang
terhadap respon lingkungannya. Temperamen umumnya diperoleh seseorang
melalui orang tuanya dengan cara diturunkan, juga dipengaruhi lingkungan
sekitar. Perbedaan kualitas dan intensitas respons emosional serta pengaturan diri
yang memunculkan perilaku individual yang terlihat sejak lahir, yang relatif stabil
dan menetap dari waktu ke waktu dan pada semua situasi yang dipengaruhi oleh
interaksi antara pembawaan, kematangan, dan pengalaman. (Aziz Alimul Hidayat
: 2008).
Beberapa bayi sangat aktif menggerakkan tangan, kaki dan mulutnya tanpa
henti-hentinya, tetapi bayi lain terlihat sangat tenang. Sebagian bayi merespons
dengan hangat kepada orang lain cerewet, rewel dan susah diatur. Semua gaya
perilaku ini merupakan tempramen seorang bayi. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
e. Tahap Attachment
Attachment adalah sebuah istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh J.
Bowlby tahun 1958 untuk menggambarkan pertalian atau ikatan antara ibu dan
anak. Kebanyakan ahli psikologi perkembangan mempercayai
bahwa attachment pada bayi merupakan dasar utama bagi pembentukan
kehidupan sosial anak di kemudian hari. Menurut J. Bowlby,
pentingnya attachment dalam tahun pertama kehidupan bayi adalah karena bayi
dan ibunya secara naluriah memiliki keinginan untuk membentuk suatu
katerikatan. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
Ada 4 tahap perkembangan attachment pada bayi adalah sebagai berikut :
a) Tahap Indiscriminate Sosiability (0-2 bulan)
Bayi tidak membedakan antara orang- orang dan merasa senang dengan atau
menerima dengan senang orang yang dikenal dan yang tidak dikenal.
b) Tahap Attachment Is The Makin (2-7 bulan)
Bayi mulai mengakui dan menyukai orang-orang yang dikenal, tersenyum
pada orang yang lebih dikenal.
c) Tahap Specific, Clear-Cut Attachment (7-24 bulan),
Bayi telah mengembangkan keterikatan dengan ibu atau pengasuh pertama
lainnya dan akan berusaha untuk senantiasa dekat dengannya, akan menangis
ketika berpisah dengannya.
d) Tahap Goal-Coordination Partenerships (24- seterusnya)
Bayi merasa lebih aman dalam berhubungan dengan pengasuh pertama, bayi
tidak merasa sedih selama berpisah dengan ibunya atau pengasuh pertamanya
dalam jangka waktu yang lama. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
2. Perkembangan Rasa Percaya
Menurut Erik Erikson (1968), pada tahun pertama (bayi usia 1-2 bulan)
kehidupan ditandai dengan adanya tahap perkembangan rasa percaya dan rasa tidak
percaya. Erikson meyakini bayi dapat mempelajari rasa percaya apabila mereka
diasuh dengan cara yang konsisten. Rasa tidak percaya dapat muncul apabila bayi
tidak mendapatkan perlakuan yang baik. Gagasannya tersebut banyak persamaanya
dengan konsep Ainsworth tentang keterikatan yang aman (secure attachment).
Rasa percaya dan tidak percaya tidak muncul hanya pada tahun pertama
kehidupan saja. Tetapi rasa tersebut muncul lagi pada tahap perkembangan
selanjutnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat anak-anak memasuki
sekolah dengan rasa percaya dan tidak percaya dapat mempercayai guru tertentu yang
banyak memberikan waktu baginya sehingga membuatnya sebagai orang yang dapat
dipercayai. Pada kesempatan kedua ini, anak mengatasi rasa tidak percaya
sebalumnya. Sebaliknya, anak-anak yang meninggalkan masa bayi dengan rasa
percaya pasti pada tahap selanjutnya masih dapat memiliki rasa tidak percaya, yang
mungkin terjadi karena adanya konflik atau perceraian kedua orang tuanya. Erikson
menekankan bahwa tahun kedua kehidupan ditandai oleh tahap otonomi versus rasa
malu dan ragu-ragu. (Aziz Alimul Hidayat : 2008).
Deteksi Dini
Pengertian :
Fungsi :
– Agar upaya pencegahan, stimulasi dan penyembuhan dapat diberikan sedini mungkin
dengan indikasi yang jelas.
Faktor genetik
Faktor lingkungan
- Post natal :
DETEKSI DINI
Pertumbuhan
BB
TB
Lingkar Kepala, lingkar lengan, lipat kulit
Penglihatan
Pendengaran
Lahir – 3 bulan :
Usia 3- 4 bulan:
Usia 6 – 9 bulan :
- Motorik halus
Lahir – 3 bulan :
- mengikuti obyek dengan matanya
- menahan barang yang dipegangnya
Usia 3- 6 bulan:
- menyentuhkan tangan satu ke tangan lainnya
- belajar meraih benda dalam dan di luar jangkauannya
- menaruh benda di mulut
Usia 6 – 9 bulan :
- memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya
- memegang benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk
- bergembira dengan melempar benda-benda
Usia 9-12 bulan:
- Ingin menyentuh apa saja
- dan memasukkan benda ke mulut
- Bahasa/Kognitif
Milestone Bahasa/Kognitif :
Lahir – 3 bulan :
- mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh (cooing)
Usia 3-6 bulan:
- tertawa dan menjerit gembira bila diajak main
Usia 6 – 9 bulan :
- mengeluarkan kata-kata tanpa arti (bubbling), da-da, ta-ta
Usia 9-12 bulan :
- menirukan suara
- dapat mengulang bunyi yg didengarnya
- belajar menyatakan satu atau dua kata
- Sosial
Milestone Sosial :
Milestone Emosi :
Lahir – 3 bulan :
- Bereaksi terhadap suara/bunyi
Usia 3-6 bulan:
- tersenyum melihat gambar/mainan lucu atau binatang
- peliharaan
- tertawa dan menjerit gembira bila diajak main
Usia 6 – 9 bulan :
- mengenal anggota keluarga dan takut terhadap orang asing
Usia 9-12 bulan :
- memperlihatkan minat yang besar terhadap sekitarnya,
STIMULASI
0-3 bulan
Motorik kasar :
o latihan mengangkat kepala
o berguling-guling
o menahan kepala tegak
Motorik halus ;
o Mainan gantungan
o Memperhatikan benda bergerak
o Jatuhkan benda kecil
o Letakkan benda kecil di tangan bayi (latihan megang dan rasa/raba)
Bahasa/Kognitif :
o Berbicara
o Menirukan Bunyi ocehan bayi
o Dengarkan berbagai bunyian (TV<Hp, kerincingan)
Sosial :
o Rasa aman dan kasih sayang (pelukan)
o Sering tersenyum
o Mengamati sekitar
o Mengayun dan meninabobo
3-6 bulan
Motorik kasar :
o Balikkan bayi dari posisi telentang ke telungkup
o Angkat pada posisi ketiak, turunkan hingga kaki menyentuh meja
o mengembangkan kontrol kepala (tarik ke posisi duduk dr posisi telentang)
o Bantu duduk
Motorik halus:
o Letakkan mainan yg berayun atau bergerak di tempat tidur bayi
o Ajak merasakan berbagai bentuk permukaan
o Memegang, memakai kedua tanagn
o Makan sendiri
o Mengambil benda kecil
Bahasa/Kognitif:
o Bicaralah sering, latih mendengar berbagai suara
o mencari sumber suara
o menirukan pembicaraan
Sosial :
o Tenangkan dan bujuk ketika rewel
o Senyum dan sering bicara
o Permainan ciluk-ba
o Melihat di kaca
o Berusaha meraih mainan
6-9 bulan
Motorik Kasar:
o Angkat bayi ke posisi berdiri
o Bantu duduk sendiri
o Berjalan untuk mencapai sesuatu
o Berjalan dg bantuan
o Merangkak
Motorik halus :
o Dorong makan sendiri
o Usahakan mau memakai kedua tangan untuk mengambil benda
o Memasukkan benda ke wadah
o Bermain genderang
o Mencoret-coret
o Membuat bunyi-bunyian
o Menyembunyikan dan mencari mainan
Bicara/kognitif :
o Bicaralah yg sering, tirukan suara bayi, kenalkan berbagai jenis suara dan
bantu temukan sumber suara
o Buku bergambar
Sosial :
o Bermain cilukba. Lihat di kaca
o Ajak dalam permainan bersama anda
9-12 bulan
Motorik Kasar :
o Bantu berjalan, mengambil mainan di luar jangkauan
o Bermain bola
o Membungkuk
o Memanjat tangga
Motorik halus:
o Memasukkan benda kecil ke wadah
o Menyusun balok/mainan
o Menggambar
Sosial
o main bersama bayi
o Minum dr cangkir
o makan bersama anggota keluarga
o Mendapatkan mainan yg tak terjangkau
Bahasa/kognitif :
o Melihat buku
o Menirukan kata-kata
o Boneka
o Bersenandung dan bernyanyi
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT MENTAL
PADA INFANT
.
A. Tahap Bayi (Basic TrustVs Miss Trust)
1. Pengertian
Adalah tahap perkembangan bayi usia 0-18 bulan dimana pada usia ini bayi
belajar terhadap kepercayaan dan ketidakpercayaan. Masa ini merupakan krisis
pertama yang dihadapi oleh bayi.
2. Karakteristik Perilaku
Karakteristik Normal
1) Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya
2) Menangis saat basah, lapar, haus, dingin, panas, sakit.
3) Menolak atau menangis saat digendong oleh orang yang tidak dikenalnya
4) Segera terdiam saat digendong, dipeluk atau dibuai
5) Saat menangis mudah dibujuk untuk diam kembali
6) Menyembunyikan wajah dan tidak langsung menangis saat bertemu dengan
orang yang tidak dikenalnya
7) Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang
8) Menoleh mencari sumber suara saat namanya dipanggil
9) Saat diajak bermain memperlihatkan wajah senang
10) Saat diberikan mainan meraih mainan atau mendorong dan membantingnya.
Diagnosa keperawatan : Kesiapan peningkatan perkembangan infant
3. Intervensi
Intervensi Generalis
a. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis
b. Memenuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
c. Memberi selimut saat bayi kedingingan
d. Mengajak berbicara dengan bayi
e. Memanggil bayi sesuai dengan namanya
f. Mengajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda, memperlihatkan
benda berwarna menarik, benda berbunyi)
g. Keluarga bersabar dan tidak melampiaskan kekesalan atau kemarahan pada bayi
h. Segera membawa bayi kepada pusat layanan kesehatan bila bayi mengalami
masalah kesehatan atau sakit.
Intervensi Spesialis
Terapi stimulasi perkembangan psikososial anak usia 0-18 bulan.