Professional Documents
Culture Documents
STEP 2
1. Mengapa ditemukan keluar darah dari jalan lahir?
2. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan teraba 2 jari diatas symphysis, tidak terdengar DJJ,
fluksus pada vagina, OUE terbuka, teraba jaringan, cavum douglass tidak menonjol, dan
tidak ada nyeri goyang pada servix?
3. Mengapa pasien mengeluh nyeri perut bawah?
4. Bagaimana ciri-ciri darah pada jalan lahir yang patologis pada kehamilan?
5. Apa etiologi dan faktor resiko kasus di scenario?
6. Bagaimana patofisiologi kasus di scenario?
7. Bagaimana alur diagnosis kasus di scenario?
8. Apa DD dan Dxnya?
9. Apa saja klasifikasi pada kasus di scenario?
10. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus di scenario?
STEP 3
Trimester Lanjut
Solusio plasenta
Previa plasenta
Ruptur uterus : Dinding Rahim lemah karena kurangnya progesterone (tidak dapat
mempertahankan janin)
o Karena adanya janin yang terlepas dari endometrium, jika usia kehamilan
kurang dari 8 minggu, maka janin akan dikeluarkan seluruhnya karena vili
korialis belum menembus desidua secara mendalam.
o Lapisan Rahim ada 3, dalamnya endometrium ada lapisan desidua yang
melapisi mukosanya
2. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan teraba 2 jari diatas symphysis, tidak terdengar DJJ,
fluksus pada vagina, OUE terbuka, teraba jaringan, cavum douglass tidak menonjol, dan
tidak ada nyeri goyang pada servix?
o DJJ (Denyut Jantung Janin) menggunakan Doppler normalnya 120-130 x/menit
dimulai pada umur 8 minggu akan meningkat sampai 170x/menit di usia 10 minggu,
meningkat 180 x/menit pada umur 36 minggu disebut fetal takikardia. Biasanya
janin yang mengalami peningkatan DJJ karena ibu hipertiroid, atau bisa jadi infeksi
kuman dan hipoksia pada janin, serta ada anemia
o OUE terbuka ketika Rahim kontraksi untuk mengeluarkan benda asing dalam lahir,
biasanya terjadi pada kehamilan ke 2 atau 3 yang pernah mengalami abortus,
diameter kanalis servikalis sudah melebar
o Teraba jaringan ada dua: plasenta dan ketuban (amnion). Biasanya jika teraba
jaringan abortus incomplete
o Cavum douglass tidak menonjol berarti tidak ada darah atau cairan dalam cavum,
cavum yang menonjol merupakan ciri dari KET
o Tidak ada nyeri goyang servix: jika ada berarti KET
Bisa disebabkan kelainan uterus, neoplasma, peradangan akut atau kronis. Pada abortus
nyeri biasanya disertai mulas-mulas yang terjadi secara berkala
Bisa abortus incomplete: kuratase bisa terjadi karena post anestesi, jaringan terputus
(merangsang area sensoris motoric, bisa nyeri yang mengakibatkan keterbatasan gerak dan
menghambat mobilitas fisik ibu), masuknya alat tindakan kuratase, jaringan terbuka
Nyeri karena uterus terus menerus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing yang ada
di dalam uterus, jika abortus insipien biasanya lebih sakit karena janin belum keluar
4. Bagaimana ciri-ciri darah pada jalan lahir yang patologis pada kehamilan?
1. Abortus: darahnya biasa, tidak ada gumpalan-gumpalan. Jika missed abortion: janin
sudah mati, darahnya bisa kehitaman. Jika ada gumpalan berarti insipien
2. Mola hidatidosa: darah ada gelembungnya dan berwarna coklat
3. KET: Darah coklat tua
4. Plasenta pervia: darah merah segar
5. Solutio plasenta: merah tua kehitaman
5. Apa etiologi dan faktor resiko kasus di scenario?
1. Ibu
o Riwayat keguguran
o Infeksi
o Penyakit kronis
o Kelainan endokrin
o Kekurangan nutrisi
o Trauma emosional atau fisik
o Kekurangan sekresi progesterone
o Alcohol
o Tembakau
o Deformitas uterus atau servix
o Kesamaan atau ketidaksamaan imunologi kedua orang tua
2. Janin
o 50-60% abortus pada trimester 1, disebabkan karena kelainan kariotik, contoh
autosomal trisomy, monosomy X, Poliploidi
o Sperma ovum normal
3. Paternal
o Karena kromosom, sperma rusak yang masuk ke ovum sehingga menyebabkan
kelainan dari janin, terlalu sedikit atau terlalu banyak bahan kromosom
1. Autoimun: SLE mempunyai antibody anti SLE yang disebut APA yang
menyebabkan thrombosis lalu berikatan dengan uterus dan terjadi
thrombosis sehingga pasokan udara sedikit
2. Infeksi: seperti parasite toxoplasma gondii, bisa bakteri, virus
PF
PP
1. HCG:
2. Doppler
3. USG:
Transvaginal
KET: jika kosong, HCG kuantitatif > 1800 IU/L
Transabdominal
KET: jika kosong, HCG > 3500 IU/L
4. Darah rutin: Hb menurun atau tidak, trombosit, fibrinogen, PT time, waktu perdarahan,
waktu pembekuan
5. Kuldosintesis (+) -> KET
Dikategorikan
1. Kehamilan kurang dari 20 minggu (abortus, ket, mola) atau lebih dari 20 minggu (solusio
plasenta, plasenta previa)
2. Tidak hamil: kanker servix, trauma
KET: syok, nyeri goyang servix, cairan di cul de sac
Mola: darah coklat ada gelembung, DJJ tidak terdengar, di USG ada gambaran snow
strom
Abortus: dibagi jadi banyak
Paternal
Translokasi kromosom dalam sperma dapat menyebabkan zigote mempunyai
terlalu sedikit atau terlalu banyak bahan kromosom, sehingga mengakibatkan
abortus
6. Bagaimana patofisiologi kasus di scenario?
7. Bagaimana alur diagnosis kasus di scenario?
8. Apa DD dan Dxnya?