You are on page 1of 39

1

LATAR BELAKANG

Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-


giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang, baik
pembangunan fisik maupun pembangunan mental spiritual
manusia seutuhnya lahir maupun batin. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dewasa ini
berkembang pengaruh pemakaian obat-obatan dikalangan
masyarakat. Hal ini sebagai dampak kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin lama semakin
berkembang dengan pesat, dan salah satu yang paling marak
saat ini adalah “Masalah Narkotika dan Psikotropika.”

Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan


Zat Adiktif lainya (NAPZA) atau istilah yang populer dikenal
masyarakat sebagai NARKOBA (Narkotika dan Bahan/ Obat
berbahanya) merupakan masalah yang sangat kompleks,
yang memerlukan upaya penanggulangan secara
komprehensif dengan melibatkan kerja sama multidispliner,
multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang
dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen dan
konsisten. Meskipun dalam Kedokteran, sebagian besar
golongan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) masih bermanfaat bagi pengobatan, pelayanan
kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan, namun di
sisi lain dapat pula menimbulkan addication (ketagihan dan
ketergantungan) tanpa adanya pembatasan, pengendalian
dan pengawasan yang ketat dan seksama dari pihak yang
berwenang, dan juga jika disalahgunakan atau digunakan
tidak menurut indikasi medis atau standar pengobatan akan
berakibat sangat merugikan bagi individu maupun
masyarakat luas khususnya generasi muda.

2
RUMUSAN MASALAH

Apa definisi dari NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat


adiktif) ?

Apa saja jenis-jenis dari NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan


Zat adiktif) ?

Bagaimana Epidemiologi , Demografi dan Komobiditas dari


pengguna NAPZA ?

Bagaimana Penyalahgunaan dari NAPZA (Narkotika,


Psikotropika dan Zat adiktif) ?

Efek Dan dampak apa saja yang ditimbulkan dari pemakaian


NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif) ?

Faktor apa saja yang menjadi penyebab penggunaan NAPZA


(Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif) ?

Bagaimana Penanggulangan dan pencegahan yang dilakukan


?

Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien dengan


penggunaan NAPZA?

TUJUAN DAN MAKSUD PENULISAN

3
Mengetahui definisi dari NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan
Zat adiktif)

Mengetahui jenis-jenis dari NAPZA (Narkotika, Psikotropika


dan Zat adiktif)

Mengetahui Epidemiologi , Demografi dan Komobiditas dari


pengguna NAPZA .

Mengetahui Penyalahgunaan dari NAPZA (Narkotika,


Psikotropika dan Zat adiktif)

Mengetahui dan memahami Efek Dan dampak apa saja yang


ditimbulkan dari pemakaian NAPZA (Narkotika, Psikotropika
dan Zat adiktif)

Mengetahui Faktor apa saja yang menjadi penyebab


penggunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif)

Memahami dan dapat mengaplikasikan Penanggulangan dan


pencegahan yang dilakukan terhadap NAPZA (Narkotika,
Psikotropika dan Zat adiktif)

Memahami asuhan keperawatan pada klien dengan NAPZA

4
BAB II

PEMBAHASAN

5
TINJAUAN TEORITIS

2.1 DEFINISI

Narkotika adalah suatu zat atau obat yg berasal dari tanaman


atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yg dpt
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan ( Undang-
undang RI No.22 thn 1997 ttg Narkotika)

Psikotropika adalah suatu zat atau obat, baik alamiah


maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.

Zat adiktif lain adalah bahan/zat yg berpengaruh psikoaktif


diluar yang disebut Narkotika dan Psikotropika.

2.2 EPIDEMIOLOGI

Di Amerika, prevalensi :

16,7 % > usia 18 tahun

Alkohol 13,8%

Non – alcohol 6,2%

Marijuana 12- 33% per tahun, 5% pengguna baru

6
Zat psikotherapetic dan kokain : 12,5% zat psikotherapetic,
11,5% kokin

Zat – zat lain inhalan – halusinogen : 9%

Di Indonesia, prevalensi 0,065% pada tahun 1971 Bakilah


dan hasil penelitian 10x lebih besar. Jumlah pecandu sampai
sekarang ± 3.800.000 orang

2.3 DEMOGRAFI

Usia : 18- 25 tahun

7
Jenis kelamin : laki-laki > wanita

Ras dan etnik : kulit hitam > kulit putih

Daerah padat pendudukmetropolitan lebih tinggi

Daerah barat > timur

2.4 KOMORBIDITAS

Ditemukan 76% laki-laki dan 65% wanita

Paling sering penggunaan alcohol dan zat lain

Gangguan kepribadian atau autisosial

Depresi dan bunuh diri

2.5 JENIS-JENIS NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

A. Golongan Narkotika

1. Narkotika Golongan I :

Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu


pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta
mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan
ketergantungan. Contoh narkotika golongan 1
heroin/putauw, kokain, ganja .

8
2. Narkotika Golongan II :

Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai


pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan .Contoh
kodein

3. Narkotika Golongan III :

Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak


digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan (Contoh : kodein).

B. Golongan Psikotropika

Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan


sindroma ketergantungan digolongkan menjadi 4 golongan
yaitu :

1. Psikotropika Golongan I :

Psikotropika yang hanya dapat


digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi,
shabu, LSD).

2. Psikotropika Golongan II :

9
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan dapat digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu
pengetahuan serta menpunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan . ( Contoh amfetamin, metilfenidat
atau ritalin).

3. Psikotropika Golongan III :

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan


dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan (Contoh :
pentobarbital, Flunitrazepam).

4. Psikotropika Golongan IV :

Psikotropika yang berkhasiat pengobatan


dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindrom ketergantungan (Contoh : diazepam,
bromazepam, Fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide,
nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum, MG).

Zat adiktif lainnya

Yang dimaksud disini adalah bahan/zat yang


berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut Narkotika dan
Psikotropika, meliputi :

1. Minuman berakohol

10
Mengandung etanol etil alkohol, yang
berpengaruh menekan susunan syaraf pusat, dan sering
menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam
kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai campuran
dengan narkotika atau psikotropika, memperkuat pengaruh
obat/zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman
beralkohol :

a. Golongan A : kadar etanol 1-5% (Bir)

b. Golongan B : kadar etanol 5-20%, (Berbagai


jenis minuman anggur)

c. Golongan C : kadar etanol 20-45 %,


(Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker,
Kamput.)

2. Inhalansia

Yaitu gas yang dihirup dan solven (zat


pelarut) mudah menguap berupa senyawa organik, yang
terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering
disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku,
Bensin.

3. Tembakau

11
Pemakaian tembakau yang mengandung
nikotin sangat luas di masyarakat. Dalam upaya
penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan
alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari
upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi
pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.

2.6 PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA & PSIKOTROPIKA

Golongan Narkotika

OPIOID (OPIAD)

Opioid atau opiat berasal dari kata opium, jus dari bunga
opium, Papaver somniverum, yang mengandung kira-kira 20
alkaloid opium, termasuk morfin. Nama Opioid juga
digunakan untuk opiat, yaitu suatu preparat atau derivat dari
opium dan narkotik sintetik yang kerjanya menyerupai opiat
tetapi tidak didapatkan dari opium. opiat alami lain atau
opiat yang disintesis dari opiat alami adalah heroin
(diacethylmorphine), kodein (3-methoxymorphine), dan
hydromorphone (Dilaudid).

Efek samping yang ditimbulkan

12
Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara,
kerusakan penglihatan pada malam hari, mengalami
kerusakan pada liver dan ginjal, peningkatan resiko terkena
virus HIV dan hepatitis dan penyakit infeksi lainnya melalui
jarum suntik dan penurunan hasrat dalam hubungan sex,
kebingungan dalam identitas seksual, kematian karena
overdosis.

Gejala intoksitasi (keracunan) opioid

Konstraksi pupil ( atau dilatasi pupil karena anoksia akibat


overdosis berat ) dan satu ( atau lebih ) tanda berikut, yang
berkembang selama , atau segera setelah pemakaian opioid,
yaitu mengantuk atau koma bicara cadel ,gangguan atensi
atau daya ingat.
Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang
bermakna secara klinis misalnya: euforia awal diikuti oleh
apatis, disforia, agitasi atau retardasi psikomotor, gangguan
pertimbangaan, atau gangguan fungsi sosial atau pekerjaan )
yang berkembang selama, atau segera setelah pemakaian
opioid.

Gejala putus obat dari ketergantungan opioid

13
Kram otot parah dan nyeri tulang, diare berat, kram perut,
rinorea lakrimasipiloereksi, menguap, demam, dilatasi pupil,
hipertensi takikardia disregulasi temperatur, termasuk
pipotermia dan hipertermia.
Seseorang dengan ketergantungan opioid jarang meninggal
akibat putus opioid, kecuali orang tersebut memiliki
penyakit fisik dasar yang parah, seperti penyakit jantung.
Gejala residual seperti insomnia, bradikardia, disregulasi
temperatur, dan kecanduan opiat mungkin menetap selama
sebulan setelah putus zat. Pada tiap waktu selama sindroma
abstinensi, suatu suntikan tunggal morfin atau heroin
menghilangkan semua gejala. Gejala penyerta putus opioid
adalah kegelisahan, iritabilitas, depresi, tremor, kelemahan,
mual, dan muntah.

Turunan OPIOID (OPIAD) yang sering disalahgunakan adalah


:

Candu

Getah tanaman Papaver Somniferum didapat dengan


menyadap (menggores) buah yang hendak masak. Getah yang
keluar berwarna putih dan dinamai "Lates". Getah ini
dibiarkan mengering pada permukaan buah sehingga
berwarna coklat kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi
suatu adonan yang menyerupai aspal lunak. Inilah yang
dinamakan candu mentah atau candu kasar. Candu kasar
mengandung bermacam-macam zat-zat aktif yang sering
disalahgunakan. Candu masak warnanya coklat tua atau
coklat kehitaman. Diperjual belikan dalam kemasan kotak
kaleng dengan berbagai macam cap, antara lain ular,
tengkorak,burung elang, bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb.
Pemakaiannya dengan cara dihisap.

14
Morfin

Morfin adalah hasil olahan dari opium/candu mentah. Morfin


merupaakan alkaloida utama dari opium ( C17H19NO3 ) .
Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung halus berwarna
putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya
dengan cara dihisap dan disuntikkan.

Heroin ( putaw )

Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari


morfin dan merupakan jenis opiat yang paling sering
disalahgunakan orang di Indonesia pada akhir - akhir ini .
Heroin, yang secara farmakologis mirip dengan morfin
menyebabkan orang menjadi mengantuk dan perubahan
mood yang tidak menentu. Walaupun pembuatan, penjualan
dan pemilikan heroin adalah ilegal, tetapi diusahakan heroin
tetap tersedia bagi pasien dengan penyakit kanker terminal
karena efek analgesik dan euforik-nya yang baik.

Codein

Codein termasuk garam / turunan dari opium / candu. Efek


codein lebih lemah daripada heroin, dan potensinya untuk
menimbulkan ketergantungaan rendah. Biasanya dijual
dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya
ditelan dan disuntikkan.

Demerol

15
Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya
dapat ditelan atau dengan suntikan. Demerol dijual dalam
bentuk pil dan cairan tidak berwarna.

Methadon

Saat ini Methadone banyak digunakanorang dalam


pengobatan ketergantungan opioid. Antagonis opioid telah
dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan
ketergantungan opioid. Sejumlah besar narkotik sintetik
(opioid) telah dibuat, termasuk meperidine (Demerol),
methadone (Dolphine), pentazocine (Talwin), dan
propocyphene (Darvon). Saat ini Methadone banyak
digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan opioid.
Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis
opioid dan ketergantungan opioid. Kelas obat tersebut
adalah nalaxone (Narcan), naltrxone (Trexan), nalorphine,
levalorphane, dan apomorphine. Sejumlah senyawa dengan
aktivitas campuran agonis dan antagonis telah disintesis, dan
senyawa tersebut adalah pentazocine, butorphanol (Stadol),
dan buprenorphine (Buprenex). Beberapa penelitian telah
menemukan bahwa buprenorphine adalah suatu pengobatan
yang efektif untuk ketergantungan opioid. Nama popoler
jenis opioid : putauw, etep, PT, putih.

Kokain

16
Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalahgunakan
dan merupakan zat yang sangat berbahaya. Kokain
merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar
Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan,
dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-
kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek
stimulan.

Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal,


khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan
tenggorokan, karena efek vasokonstriksifnya juga
membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotik,
bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif dan
efek merugikannya telah dikenali. Nama lain untuk Kokain :
Snow, coke, girl, lady dan crack ( kokain dalam bentuk yang
paling murni dan bebas basa untuk mendapatkan efek yang
lebih kuat ).

Golongan Psikotropika

Psikotropika yang sekarang sedang populer dan banyak


disalahgunakan adalah psikotropika Gol I, diantaranya yang
dikenal dengan Ecstasi dan psikotropik Gol II yang dikenal
dengan nama Shabu-shabu.

Ecstasy

17
Rumus kimia XTC adalah 3-4-Methylene-Dioxy-Methil-
Amphetamine (MDMA). Senyawa ini ditemukan dan mulai
dibuat di penghujung akhir abad lalu. Pada kurun waktu
tahun 1950-an, industri militer Amerika Serikat mengalami
kegagalan didalam percobaan penggunaan MDMA sebagai
serum kebenaran. Setelah periode itu, MDMA dipakai oleh
para dokter ahli jiwa. XTC mulai bereaksi setelah 20 sampai
60 menit diminum. Efeknya berlangsung maksimum 1 jam.
Seluruh tubuh akan terasa melayang. Kadang-kadang lengan,
kaki dan rahang terasa kaku, serta mulut rasanya kering.
Pupil mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang.
Mungkin pula akan timbul rasa mual. Bisa juga pada awalnya
timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit
udara segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu
lama. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita
menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu
menjadi hilang. Kepala terasa kosong, rileks dan "asyik".
Dalam keadaan seperti ini, kita merasa membutuhkan teman
mengobrol, teman bercermin, dan juga untuk menceritakan
hal-hal rahasia. Semua perasaan itu akan berangsur-angsur
menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita
akan merasa sangat lelah dan tertekan.

SHABU-SHABU

18
Shabu-shabu berbentuk kristal, biasanya berwarna putih,
dan dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas
aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah
ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup
dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi
air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap
tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian
pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca
karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan
aluminium foil yang terhirup.
Sabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa
takut yang berlebihan), menjadi sangat sensitif (mudah
tersinggung), terlebih bagi mereka yang sering tidak berpikir
positif, dan halusinasi visual. Masing-masing pemakai
mengalami efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Jika
sedang banyak mempunyai persoalan / masalah dalam
kehidupan, sebaiknya narkotika jenis ini tidak dikonsumsi.
Hal ini mungkin dapat dirumuskan sebagai berikut:
MASALAH + SABU = SANGAT BERBAHAYA. Selain itu,
pengguna Sabu sering mempunyai kecenderungan untuk
memakai dalam jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar
berhenti kecuali jika Sabu yang dimilikinya habis. Hal itu juga
merupakan suatu tindakan bodoh dan sia-sia mengingat efek
yang diinginkan tidak lagi bertambah (The Law Of
Diminishing Return). Beberapa pemakai mengatakan Sabu
tidak mempengaruhi nafsu makan. Namun sebagian besar
mengatakan nafsu makan berkurang jika sedang
mengkonsumsi Sabu. Bahkan banyak yang mengatakan berat
badannya berkurang drastis selama memakai Sabu.

Jenis-Jenis Bahan Berbahaya Lainnya

19
Bahan berbahaya ini adalah zat adiktif yang bukan Narkotika
dan Psikotropika atau Zat-zat baru hasil olahan manusia
yang menyebabkan kecanduan.

Minuman Keras

Adalah semua minuman yang mengandung Alkohol tetapi


bukan obat.

Efek Samping Yang Ditimbulkan

Efek yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi alkohol dapat


dirasakan segera dalam waktu beberapa menit saja, tetapi
efeknya berbeda-beda, tergantung dari jumlah / kadar
alkohol yang dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol
menimbulkan perasaan relax, dan pengguna akan lebih
mudah mengekspresikan emosi, seperti rasa senang, rasa
sedih dan kemarahan.
Bila dikonsumsi lebih banyak lagi, akan muncul efek sebagai
berikut : merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri,
tanpa ada perasaan terhambat menjadi lebih emosional (
sedih, senang, marah secara berlebihan ) muncul akibat ke
fungsi fisik - motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi
kabur, sempoyongan, inkoordinasi motorik dan bisa sampai
tidak sadarkan diri.

20
Kemampuan mental mengalami hambatan, yaitu gangguan
untuk memusatkan perhatian dan daya ingat terganggu,
mulut rasanya kering. Pupil mata membesar dan jantung
berdegup lebih kencang. Mungkin pula akan timbul rasa
mual. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas
(untuk itu diperlukan sedikit udara segar). Jenis reaksi fisik
tersebut biasanya tidak terlalu lama. Selebihnya akan timbul
perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal
dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa
kosong, rileks dan "asyik". Dalam keadaan seperti ini, kita
merasa membutuhkan teman mengobrol, teman bercermin,
dan juga untuk menceritakan hal-hal rahasia. Semua
perasaan itu akan berangsur-angsur menghilang dalam
waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita akan merasa sangat
lelah dan tertekan.

Nikotin

Adalah obat yang bersifat adiktif, sama seperti Kokain dan


Heroin. Bentuk nikotin yang paling umum adalah tembakau,
yang dihisap dalam bentuk rokok, cerutu, dan pipa.
Tembakau juga dapat digunakan sebagai tembakau sedotan
dan dikunyah (tembakau tanpa asap).
Walaupun kampanye tentang bahaya merokok sudah
menyebutkan betapa berbahayanya merokok bagi kesehatan
tetapi pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak
orang yang terus merokok. Hal ini membuktikan bahwa sifat
adiktif dari nikotin adalah sangat kuat.

Efek Samping Yang Ditimbulkan

21
Secara perilaku, efek stimulasi dari nikotin menyebabkan
peningkatan perhatian, belajar, waktu reaksi, dan
kemampuan untuk memecahkan maslah. Menghisap rokok
meningkatkan mood, menurunkan ketegangan dan
menghilangkan perasaan depresif. Pemaparan nikotin dalam
jangka pendek meningkatkan aliran darah serebral tanpa
mengubah metabolisme oksigen serebtral.

Tetapi pemaparan jangka panjang disertai dengan


penurunan aliran darah serebral. Berbeda dengan efek
stimulasinya pada sistem saraf pusat, bertindak sebagai
relaksan otot skeletal. Komponen psikoaktif dari tembakau
adalah nikotin. Nikotin adalah zat kimia yang sangat toksik.
Dosis 60 mg pada orang dewasa dapat mematikan, karena
paralisis ( kegagalan ) pernafasan.

Desainer

Zat Desainer adalah zat-zat yang dibuat oleh ahli obat


jalanan. MEreka membuat obat-obat itu secara rahasia
karena dilarang oleh pemerintah. Obat-obat itu dibuat tanpa
memperhatikan kesehatan. Mereka hanya memikirkan uang
dan secara sengaja membiarkan para pembelinya kecanduan
dan menderita. Zat-zat ini banyak yang sudah beredar
dengan nama speed ball, Peace pills, crystal, angel dust
rocket fuel dan lain-lain.

2.7 EFEK / AKIBAT PEMAKAIAN ZAT

Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan


dari NAPZA dapat digolongkan menjadi 3 golongan :

22
1. Golongan Depresan (Downer)

Adalah jenis NAPZA yang berfungsi


mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini menbuat
pemakaiannya merasa tenang, pendiam dan bahkan
membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri. Golongan ini
termasuk Opioida (morfin, heroin/putauw, kodein), Sedatif
(penenang), hipnotik (otot tidur), dan tranquilizer (anti
cemas) dan lain-lain.

2. Golongan Stimulan (Upper)

Adalah jenis NAPZA yang dapat merangsang


fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini
membuat pemakainya menjadi aktif, segar dan bersemangat.
Zat yang termasuk golongan ini adalah : Amfetamin (shabu,
esktasi), Kafein, Kokain.

3. Golongan Halusinogen

Adalah jenis NAPZA yang dapat


menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah
perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya
pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat
terganggu. Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis.
Golongan ini termasuk : Kanabis (ganja), LSD, Mescalin.

Namun, secara umum dampak kecanduan narkoba dapat


terlihat pada fisik, psikis maupun sosial
seseorang.diantaranya :

1. Dampak Fisik:

23
Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-
kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf
tepi

Gangguan pada jantung dan pembuluh darah


(kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung,
gangguan peredaran darah

Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan


(abses), alergi, eksim

Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan


fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan
paru-paru

Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus,


suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur

Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan


padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi
(estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi
seksual

Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja


perempuan antara lain perubahan periode menstruasi,
ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)

Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya


pemakaian jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah
tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga
saat ini belum ada obatnya

24
Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi
Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan
tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan
kematian

2. Dampak Psikologi:

Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah

Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga

Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal

Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan

Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan


bunuh diri

Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh


lingkungan

Merepotkan dan menjadi beban keluarga

Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram

25
Dampak fisik dan psikis berhubungan erat.
Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang
luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak
mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan
psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk
mengkonsumsi (biasa disebut sugest). Gejala fisik dan
psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti
dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah,
manipulatif, dll.

2.8 FAKTOR PENYEBAB PENGGUNAAN NARKOBA

Faktor penyebab penggunaan narkoba antara lain:

Ingin terlihat gaya

Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat pamakainya


menjadi lebih berani, keren, percaya diri, kreatif, santai, dan
lain sebagainya. Efek keren yang terlihat oleh orang lain
tersebut dapat menjadi trend pada kalangan tertentu
sehingga orang yang memakai zat terlarang itu akan disebut
trendy, gaul, modis, dan sebagainya.

Solidaritas Kelompok

26
Suatu kelompok orang yang mempunyai tingkat kekerabatan
yang tinggi antar anggota biasanya memiliki nilai solidaritas
yang tinggi. Misalnya, jika ketua atau beberapa anggota
kelompok yang berpengaruh pada kelompok itu
menggunakan narkotik, maka biasanya anggota yang lain
baik secara terpaksa atau tidak terpaksa akan ikut
menggunakan narkotik itu agar merasa seperti keluarga
senasib sepenanggungan.

Menghilangkan rasa sakit

Seseorang yang memiliki suatu penyakit atau kelainan yang


dapat menimbulkan rasa sakit yang tidak tertahankan dapat
membuat orang jadi tertarik jalan pintas untuk mengobati
sakit yang dideritanya yaitu dengan menggunakan obat-
obatan dan zat terlarang.

Coba-coba / penasaran

Dengan merasa tertarik melihat efek yang ditimbulkan oleh


suatu zat yang dilarang, seseorang dapat memiliki rasa ingin
tahu yang kuat untuk mencicipi nikmatnya zat terlarang
tersebut. Jika iman tidak kuat, maka seseorang dapat
mencoba ingin mengetahui efek dari zat terlarang. Tanpa
disadari dan diinginkan orang yang sudah terkena zat
terlarang itu akan ketagihan dan akan melakukannya lagi
berulang-ulang tanpa bisa berhenti.

Menyelesaikan Masalah

27
Orang yang dirudung banyak masalah dan ingin lari dari
masalah dapat terjerumus dalam pangkuan narkotika,
narkoba atau zat adiktif agar dapat tidur nyenyak atau jadi
gembira ria dan kemudian merasa masalahnya terselesaikan
sejenak.

Mencari Tantangan / Kegiatan Beresiko

Bagi orang-orang yang senang dengan kegiatan yang


memiliki resiko tinggi dalam menjalankan aksinya ada yang
menggunakan obat terlarang agar bisa menjadi yang
terhebat, penuh tenaga dan penuh percaya diri.

2.9 UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan


psikotropika dapat dilakukan melalui beberapa cara, sebagai
berikut ini :

28
a. Preventif (pencegahan), yaitu untuk membentuk
masyarakat yang mempunyai ketahanan dan kekebalan
terhadap narkoba. Pencegahan adalah lebih baik dari pada
pemberantasan. Pencegahan penyalahgunaan Narkoba dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembinaan dan
pengawasan dalam keluarga, penyuluhan oleh pihak yang
kompeten baik di sekolah dan masyarakat, pengajian oleh
para ulama, pengawasan tempat-tempat hiburan malam oleh
pihak keamanan, pengawasan obat-obatan illegal dan
melakukan tindakan-tindakan lain yang bertujuan untuk
mengurangi atau meniadakan kesempatan terjadinya
penyalahgunaan Narkoba.

b. Represif (penindakan), yaitu menindak dan


memberantas penyalahgunaan narkoba melalui jalur hokum,
yang dilakukan oleh para penegak hukum atau aparat
kemananan yang dibantu oleh masyarakat. Jika masyarakat
mengetahui harus segera melaporkan kepada pihak berwajib
dan tidak boleh main hakim sendiri.

c. Kuratif (pengobatan), bertujuan penyembuhan para


korban baik secara medis maupun dengan media lain. Di
Indonesia sudah banyak didirikan tempat-tempat
penyembuhan dan rehabilitas pecandu narkoba seperti
Yayasan Titihan Respati, pesantren-pesantren, yayasan
Pondok Bina Kasih dll.

29
d. Rehabilitatif (rehabilitasi), dilakukan agar setelah
pengobatan selesai para korban tidak kambuh kembali
“ketagihan” Narkoba. Rehabilitasi berupaya menyantuni dan
memperlakukan secara wajar para korban narkoba agar
dapat kembali ke masyarakat dalam keadaan sehat jasmani
dan rohani. Kita tidak boleh mengasingkan para korban
Narkoba yang sudah sadar dan bertobat, supaya mereka
tidak terjerumus kembali sebagai pecandu narkoba.

Upaya pencegahan penyalahgunaan napza :

Upaya pencegahan meliputi 3 hal :

1. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko


tinggi penyalahgunaan NAPZA dan melakukan intervensi.

Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali


remaja yang mempunyai resiko tinggi untuk
menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan intervensi
terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA.

Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak


berusia dini, agar faktor yang dapat menghabat proses
tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.

2. Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi


agar tidak lagi menggunakan NAPZA.

3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan


NAPZA.

B. ASUHAN KEPERAWATAN

30
1. Pengkajian
Tahap pengkajian terdiri atas kumpulan data yang meliputi
data biologis, psikologis, social, dan spiritual. Adapun hal-hal
yang perlu dikaji adalah sebagai berikut :
a. Kaji situasi kondisi penggunaan zat
- Kapan zat digunakan
- Kapan zat menjadi lebih sering digunakan/mulai menjadi
masalah
- Kapan zat dikurangi/dihentikan, sekalipun hanya
sementara
b. Kaji risiko yang berkaitan dengan penggunaan zat
1) Berbagi peralatan suntik
2) Perilaku seks yang tidak nyaman
3) Menyetir sambil mabuk
4) Riwayat over dosis
5) Riwayat serangan (kejang) selama putus zat
c. Kaji pola penggunaan
1) Waktu penggunaan dalam sehari (pada waktu menyiapkan
makan malam)
2) Penggunaan selama seminggu
3) Tipe situasi (setelah berdebat atau bersantai di depan TV)
4) Lokasi (timbul keinginan untuk menggunakan NAPZA
setelah berjalan melalui rumah Bandar)
5) Kehadiran atau bertemu orang-orang tertentu (mantan
pacar, teman pakai)
6) Adanya pikiran-pikiran tertentu (“Ah, sekali nggak bakal
ngerusak” atau “Saya udah nggak tahan lagi nih, saya harus
make”)
7) Adanya emosi-emosi tertentu (cemas atau bosan)
8) Adanya faktor-faktor pencetus (jika capek, labil, lapar,
tidak dapat tidur atau stress yang berkepanjangan)
d. Kaji hal baik/buruk tentang penggunaan zat maupun
tentang kondisi bila tidak menggunakan

31
2. Pohon Masalah
Resti Menciderai Diri

(CP)

HDR

Gangguan Konsep Diri


Atau
Koping Mal Adaptif

3. Diagnosa yang mungkin timbul :


a. Resiko tinggi menciderai diri sendiri
b. Intoksikasi
c. Harga diri rendah
d. Koping mal adaptif

4. Intervensi
 Strategi Pertemuan 1- klien :
a. Mendiskusikan dampak penggunaan NAPZA bagi
kesehatan, cara meningkatkan motivasi berhenti, dan cara
mengontrol keinginan.
b. Melatih cara meningkatkan motivasi dan cara mengontrol
keinginan
c. Membuat jadwal latihan

32
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat untuk
membantu klien mengatasi craving / nagih (keinginan untuk
menggunakan kembali NAPZA) adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi rasa nagih muncul
b. Ingat diri sendiri, rasa nagih normal muncul saat kita
berhenti
c. Ingatlah rasa nagih seperti kucing lapar, semakin lapar,
semakin diberi makan semakin sering muncul
d. Cari seseorang yang dapat mengalihkan dari rasa nagih
e. Coba menyibukkan diri saat rasa nagih dating
f. Tundalah penggunaan sampai beberapa saat
g. Bicaralah pada seseorang yang dapat mendukung
h. Lakukan sesuatu yang dapat membuat rileks dan nyaman,
i. Kunjungi teman-teman yang tidak menggunakan narkoba
j. Tontonlah video, ke bioskop atau dengar musik yang dapat
membuat rileks
k. Dukunglah usaha anda untuk berhenti sekalipun sering
berakhir dengan menggunakan lagi
l. Bicara pada teman-teman yang berhasil berhenti
m. Bicaralah pada teman-teman tentang bagaimana mereka
menikmati hidup atau rilekslah untuk dapat banyak ide.

Menurut Keliat dkk. (2006). Tujuan tindakan keperawatan


untuk keluarga adalah sebagai berikut:
a. Keluarga dapat mengenal masalah ketidakmampuan
anggota keluarganya berhenti menggunakan NAPZA.
b. Keluarga dapat meningkatkan motivasi klien untuk
berhenti.
c. Keluarga dapat menjelaskan cara merawat klien NAPZA.
d. Keluarga dapat mengidentifikasi kondisi pasien yang perlu
dirujuk
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan pada keluarga
antara lain :

33
a. Diskusikan tentang masalah yang dialami keluarga dalam
merawat klien.
b. Diskusikan bersama keluarga tentang penyalahgunaan /
ketergantungan zat (tanda, gejala, penyebab, akibat) dan
tahapan penyembuhan klien (pencegahan, pengobatan, dan
rehabilitasi).
c. Diskusikan tentang kondisi klien yang perlu segera dirujuk
seperti: intoksikasi berat, misalnya penurunan kesadaran,
jalan sempoyongan, gangguan penglihatan (persepsi),
kehilangan pengendalian diri, curiga yang berlebihan,
melakukan kekerasan sampai menyerang orang lain. Kondisi
lain dari klien yang perlu mendapat perhatian keluarga
adalah gejala putus zat seperti nyeri (Sakau), mual sampai
muntah, diare, tidak dapat tidur, gelisah, tangan gemetar,
cemas yang berlebihan, depresi (murung yang
berkepanjangan).
d. Diskusikan dan latih keluarga merawat klien NAPZA
dengan cara: menganjurkan keluarga meningkatkan motivasi
klien untuk berhenti atau menghindari sikap-sikap yang
dapat mendorong klien untuk memakai NAPZA lagi (misalnya
menuduh klien sembarangan atau terus menerus mencurigai
klien memakai lagi); mengajarkan keluarga mengenal ciri-
ciri klien memakai NAPZA lagi (misalnya memaksa minta
uang, ketahuan berbohong, ada tanda dan gejala intoksikasi);
ajarkan keluarga untuk membantu klien menghindar atau
mengannkan perhatian dari keinginan untuk memakai
NAPZA lagi, anjurkan keluarga memberikan pujian bila klien
dapat berhenti walaupun 1 hari, 1 minggu atau 1 bulan; dan
anjurkan keluarga mengawasi klien minum obat.

 Strategi Pertemuan dengan Pasien dan Keluarga


Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAPZA.
a. Pasien
 Sp1-P

34
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mendiskusikan dampak NAPZA
3) Mendiskusikan cara meningkatkan motivasi
4) Mendiskusikan cara mengontrol keinginan
5) Latihan cara meningkatkan motivasi
6) Latihan cara mengontrol keingan
7) Membuat jadwal aktivitas

 Sp 2-P
1) Mendiskusikan cara menyelesaikan masalah
2) Mendiskusikan cara hidup sehat
3) Latihan cara menyelesaikan masalah
4) Latihan cara hidup sehat
5) Mendiskusikan tentang obat

b. Keluarga
 Sp1-K
1) Mendiskusikan masalah yang dialami
2) Mendiskusikan tentang NAPZA
3) Mendiskusikan tahapan penyembuhan
4) Mendiskusikan cara merawat
5) Mendiskusikan kondisi yang perlu dirujuk
6) latihan cara merawat

 Sp2-K
1) Mendiskusikan cara meningkatkan motivasi
2) Mendiskusikian pengawasan dalam minum obat
(Sumber: Keliat dkk, 2006).

5. Evaluasi
 Evaluasi yang diharapkan dari klien adalah sebagai berikut
:
a. Klien mengetahui dampak NAPZA
b. Klien mampu melakukan cara meningkatkan motivasi

35
untuk berhenti menggunakan NAPZA
c. Klien mampu mengontrol kemampuan keinginan
menggunakan NAPZA kembali
d. Klien dapat menyelesaikan masalahnya dengan koping
yang adaptif
e. Klien dapat menerapkan cara hidup yang sehat
f. Klien mematuhi program pengobatan
 Evaluasi yang diharapkan dari keluarga adalah sebagai
berikut :
a. Keluarga mengetahui masalah yang dialami klien
b. Keluarga mengetahui tentang NAPZA
c. Keluarga mengetahui tahapan proses penyembuhan klien
d. Keluarga berpartisipasi dalam merawat klien
e. Keluarga memberikan motivasi pada kilien untuk sembuh
f. Keluarga mengawasi klien dalam minum obat

36
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

37
Masalah penyalahguanaan NARKOBA / NAPZA
khususnya pada remaja adalah ancaman yang sangat
mencemaskan bagi keluarga khususnya dan suatu bangsa
pada umumnya. Pengaruh NAPZA sangatlah buruk, baik dari
segi kesehatan pribadinya, maupun dampak sosial yang
ditimbulkannya.

Masalah pencegahan penyalahgunaan NAPZA


bukanlah menjadi tugas dari sekelompok orang saja,
melainkan menjadi tugas kita bersama. Upaya pencegahan
penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan sejak dini sangatlah
baik, tentunya dengan pengetahuan yang cukup tentang
penanggulangan tersebut.

3.2 SARAN

Kita sebagai generasi penerus bangsa seharusnya sadar akan


pentingnya bahaya narkoba di lingkungan sekitar kita.

Memahami dan mendalami ilmu pengetahuan yang cukup


tentang bahaya narkoba.

Adanya penyuluhan yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait


mengenai bahaya narkoba dalam kehidupan sehari-hari
kepada masyarakat luas, agar upaya penanggulangan
penyalahgunaan narkoba dapat dilaksanakan dalam tugas
bersama.

Kesadaran untuk menjahui barang-barang haram narkoba.

Kuatkan tekad untuk berkata, “TIDAK PADA NARKOBA”.

38
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.A.A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia:


Aplikasi, Konsep, dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba.
Kusumawaati, Farida, 2010, Buku Ajar Keperawatan Jiwa,
Salemba Medika
Keliat, Budi ana, 2006, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa,
Edisi 2, EGC, Jakarta
Depkes. (2002). Keputusan Menteri kesehatan RI tentang
pedoman penyelenggaraan sarana pelayanan rehabilitasi
penyalahgunaan dan ketergantungan narkotika,
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA). Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Depkes. (2001). Buku pedoman tentang masalah medis yang
dapat terjadi di tempat rehabilitasi pada pasien
ketergantungan NAPZA. Jakarta: Direktorat Kesehatan Jiwa
Masyarakat

http://www.bnn.go.id

39

You might also like