Professional Documents
Culture Documents
LATAR BELAKANG
2
RUMUSAN MASALAH
3
Mengetahui definisi dari NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan
Zat adiktif)
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
TINJAUAN TEORITIS
2.1 DEFINISI
2.2 EPIDEMIOLOGI
Di Amerika, prevalensi :
Alkohol 13,8%
6
Zat psikotherapetic dan kokain : 12,5% zat psikotherapetic,
11,5% kokin
2.3 DEMOGRAFI
7
Jenis kelamin : laki-laki > wanita
2.4 KOMORBIDITAS
A. Golongan Narkotika
1. Narkotika Golongan I :
8
2. Narkotika Golongan II :
B. Golongan Psikotropika
1. Psikotropika Golongan I :
2. Psikotropika Golongan II :
9
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan dapat digunakan dalam terapi, dan/atau tujuan ilmu
pengetahuan serta menpunyai potensi kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan . ( Contoh amfetamin, metilfenidat
atau ritalin).
4. Psikotropika Golongan IV :
1. Minuman berakohol
10
Mengandung etanol etil alkohol, yang
berpengaruh menekan susunan syaraf pusat, dan sering
menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam
kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai campuran
dengan narkotika atau psikotropika, memperkuat pengaruh
obat/zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman
beralkohol :
2. Inhalansia
3. Tembakau
11
Pemakaian tembakau yang mengandung
nikotin sangat luas di masyarakat. Dalam upaya
penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan
alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari
upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi
pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
Golongan Narkotika
OPIOID (OPIAD)
Opioid atau opiat berasal dari kata opium, jus dari bunga
opium, Papaver somniverum, yang mengandung kira-kira 20
alkaloid opium, termasuk morfin. Nama Opioid juga
digunakan untuk opiat, yaitu suatu preparat atau derivat dari
opium dan narkotik sintetik yang kerjanya menyerupai opiat
tetapi tidak didapatkan dari opium. opiat alami lain atau
opiat yang disintesis dari opiat alami adalah heroin
(diacethylmorphine), kodein (3-methoxymorphine), dan
hydromorphone (Dilaudid).
12
Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara,
kerusakan penglihatan pada malam hari, mengalami
kerusakan pada liver dan ginjal, peningkatan resiko terkena
virus HIV dan hepatitis dan penyakit infeksi lainnya melalui
jarum suntik dan penurunan hasrat dalam hubungan sex,
kebingungan dalam identitas seksual, kematian karena
overdosis.
13
Kram otot parah dan nyeri tulang, diare berat, kram perut,
rinorea lakrimasipiloereksi, menguap, demam, dilatasi pupil,
hipertensi takikardia disregulasi temperatur, termasuk
pipotermia dan hipertermia.
Seseorang dengan ketergantungan opioid jarang meninggal
akibat putus opioid, kecuali orang tersebut memiliki
penyakit fisik dasar yang parah, seperti penyakit jantung.
Gejala residual seperti insomnia, bradikardia, disregulasi
temperatur, dan kecanduan opiat mungkin menetap selama
sebulan setelah putus zat. Pada tiap waktu selama sindroma
abstinensi, suatu suntikan tunggal morfin atau heroin
menghilangkan semua gejala. Gejala penyerta putus opioid
adalah kegelisahan, iritabilitas, depresi, tremor, kelemahan,
mual, dan muntah.
Candu
14
Morfin
Heroin ( putaw )
Codein
Demerol
15
Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya
dapat ditelan atau dengan suntikan. Demerol dijual dalam
bentuk pil dan cairan tidak berwarna.
Methadon
Kokain
16
Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalahgunakan
dan merupakan zat yang sangat berbahaya. Kokain
merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar
Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan,
dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-
kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek
stimulan.
Golongan Psikotropika
Ecstasy
17
Rumus kimia XTC adalah 3-4-Methylene-Dioxy-Methil-
Amphetamine (MDMA). Senyawa ini ditemukan dan mulai
dibuat di penghujung akhir abad lalu. Pada kurun waktu
tahun 1950-an, industri militer Amerika Serikat mengalami
kegagalan didalam percobaan penggunaan MDMA sebagai
serum kebenaran. Setelah periode itu, MDMA dipakai oleh
para dokter ahli jiwa. XTC mulai bereaksi setelah 20 sampai
60 menit diminum. Efeknya berlangsung maksimum 1 jam.
Seluruh tubuh akan terasa melayang. Kadang-kadang lengan,
kaki dan rahang terasa kaku, serta mulut rasanya kering.
Pupil mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang.
Mungkin pula akan timbul rasa mual. Bisa juga pada awalnya
timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit
udara segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu
lama. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita
menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu
menjadi hilang. Kepala terasa kosong, rileks dan "asyik".
Dalam keadaan seperti ini, kita merasa membutuhkan teman
mengobrol, teman bercermin, dan juga untuk menceritakan
hal-hal rahasia. Semua perasaan itu akan berangsur-angsur
menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita
akan merasa sangat lelah dan tertekan.
SHABU-SHABU
18
Shabu-shabu berbentuk kristal, biasanya berwarna putih,
dan dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas
aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah
ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup
dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi
air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap
tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian
pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca
karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan
aluminium foil yang terhirup.
Sabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa
takut yang berlebihan), menjadi sangat sensitif (mudah
tersinggung), terlebih bagi mereka yang sering tidak berpikir
positif, dan halusinasi visual. Masing-masing pemakai
mengalami efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Jika
sedang banyak mempunyai persoalan / masalah dalam
kehidupan, sebaiknya narkotika jenis ini tidak dikonsumsi.
Hal ini mungkin dapat dirumuskan sebagai berikut:
MASALAH + SABU = SANGAT BERBAHAYA. Selain itu,
pengguna Sabu sering mempunyai kecenderungan untuk
memakai dalam jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar
berhenti kecuali jika Sabu yang dimilikinya habis. Hal itu juga
merupakan suatu tindakan bodoh dan sia-sia mengingat efek
yang diinginkan tidak lagi bertambah (The Law Of
Diminishing Return). Beberapa pemakai mengatakan Sabu
tidak mempengaruhi nafsu makan. Namun sebagian besar
mengatakan nafsu makan berkurang jika sedang
mengkonsumsi Sabu. Bahkan banyak yang mengatakan berat
badannya berkurang drastis selama memakai Sabu.
19
Bahan berbahaya ini adalah zat adiktif yang bukan Narkotika
dan Psikotropika atau Zat-zat baru hasil olahan manusia
yang menyebabkan kecanduan.
Minuman Keras
20
Kemampuan mental mengalami hambatan, yaitu gangguan
untuk memusatkan perhatian dan daya ingat terganggu,
mulut rasanya kering. Pupil mata membesar dan jantung
berdegup lebih kencang. Mungkin pula akan timbul rasa
mual. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas
(untuk itu diperlukan sedikit udara segar). Jenis reaksi fisik
tersebut biasanya tidak terlalu lama. Selebihnya akan timbul
perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal
dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa
kosong, rileks dan "asyik". Dalam keadaan seperti ini, kita
merasa membutuhkan teman mengobrol, teman bercermin,
dan juga untuk menceritakan hal-hal rahasia. Semua
perasaan itu akan berangsur-angsur menghilang dalam
waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita akan merasa sangat
lelah dan tertekan.
Nikotin
21
Secara perilaku, efek stimulasi dari nikotin menyebabkan
peningkatan perhatian, belajar, waktu reaksi, dan
kemampuan untuk memecahkan maslah. Menghisap rokok
meningkatkan mood, menurunkan ketegangan dan
menghilangkan perasaan depresif. Pemaparan nikotin dalam
jangka pendek meningkatkan aliran darah serebral tanpa
mengubah metabolisme oksigen serebtral.
Desainer
22
1. Golongan Depresan (Downer)
3. Golongan Halusinogen
1. Dampak Fisik:
23
Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-
kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf
tepi
24
Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi
Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan
tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan
kematian
2. Dampak Psikologi:
25
Dampak fisik dan psikis berhubungan erat.
Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang
luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak
mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan
psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk
mengkonsumsi (biasa disebut sugest). Gejala fisik dan
psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti
dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah,
manipulatif, dll.
Solidaritas Kelompok
26
Suatu kelompok orang yang mempunyai tingkat kekerabatan
yang tinggi antar anggota biasanya memiliki nilai solidaritas
yang tinggi. Misalnya, jika ketua atau beberapa anggota
kelompok yang berpengaruh pada kelompok itu
menggunakan narkotik, maka biasanya anggota yang lain
baik secara terpaksa atau tidak terpaksa akan ikut
menggunakan narkotik itu agar merasa seperti keluarga
senasib sepenanggungan.
Coba-coba / penasaran
Menyelesaikan Masalah
27
Orang yang dirudung banyak masalah dan ingin lari dari
masalah dapat terjerumus dalam pangkuan narkotika,
narkoba atau zat adiktif agar dapat tidur nyenyak atau jadi
gembira ria dan kemudian merasa masalahnya terselesaikan
sejenak.
28
a. Preventif (pencegahan), yaitu untuk membentuk
masyarakat yang mempunyai ketahanan dan kekebalan
terhadap narkoba. Pencegahan adalah lebih baik dari pada
pemberantasan. Pencegahan penyalahgunaan Narkoba dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembinaan dan
pengawasan dalam keluarga, penyuluhan oleh pihak yang
kompeten baik di sekolah dan masyarakat, pengajian oleh
para ulama, pengawasan tempat-tempat hiburan malam oleh
pihak keamanan, pengawasan obat-obatan illegal dan
melakukan tindakan-tindakan lain yang bertujuan untuk
mengurangi atau meniadakan kesempatan terjadinya
penyalahgunaan Narkoba.
29
d. Rehabilitatif (rehabilitasi), dilakukan agar setelah
pengobatan selesai para korban tidak kambuh kembali
“ketagihan” Narkoba. Rehabilitasi berupaya menyantuni dan
memperlakukan secara wajar para korban narkoba agar
dapat kembali ke masyarakat dalam keadaan sehat jasmani
dan rohani. Kita tidak boleh mengasingkan para korban
Narkoba yang sudah sadar dan bertobat, supaya mereka
tidak terjerumus kembali sebagai pecandu narkoba.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
30
1. Pengkajian
Tahap pengkajian terdiri atas kumpulan data yang meliputi
data biologis, psikologis, social, dan spiritual. Adapun hal-hal
yang perlu dikaji adalah sebagai berikut :
a. Kaji situasi kondisi penggunaan zat
- Kapan zat digunakan
- Kapan zat menjadi lebih sering digunakan/mulai menjadi
masalah
- Kapan zat dikurangi/dihentikan, sekalipun hanya
sementara
b. Kaji risiko yang berkaitan dengan penggunaan zat
1) Berbagi peralatan suntik
2) Perilaku seks yang tidak nyaman
3) Menyetir sambil mabuk
4) Riwayat over dosis
5) Riwayat serangan (kejang) selama putus zat
c. Kaji pola penggunaan
1) Waktu penggunaan dalam sehari (pada waktu menyiapkan
makan malam)
2) Penggunaan selama seminggu
3) Tipe situasi (setelah berdebat atau bersantai di depan TV)
4) Lokasi (timbul keinginan untuk menggunakan NAPZA
setelah berjalan melalui rumah Bandar)
5) Kehadiran atau bertemu orang-orang tertentu (mantan
pacar, teman pakai)
6) Adanya pikiran-pikiran tertentu (“Ah, sekali nggak bakal
ngerusak” atau “Saya udah nggak tahan lagi nih, saya harus
make”)
7) Adanya emosi-emosi tertentu (cemas atau bosan)
8) Adanya faktor-faktor pencetus (jika capek, labil, lapar,
tidak dapat tidur atau stress yang berkepanjangan)
d. Kaji hal baik/buruk tentang penggunaan zat maupun
tentang kondisi bila tidak menggunakan
31
2. Pohon Masalah
Resti Menciderai Diri
(CP)
HDR
4. Intervensi
Strategi Pertemuan 1- klien :
a. Mendiskusikan dampak penggunaan NAPZA bagi
kesehatan, cara meningkatkan motivasi berhenti, dan cara
mengontrol keinginan.
b. Melatih cara meningkatkan motivasi dan cara mengontrol
keinginan
c. Membuat jadwal latihan
32
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat untuk
membantu klien mengatasi craving / nagih (keinginan untuk
menggunakan kembali NAPZA) adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi rasa nagih muncul
b. Ingat diri sendiri, rasa nagih normal muncul saat kita
berhenti
c. Ingatlah rasa nagih seperti kucing lapar, semakin lapar,
semakin diberi makan semakin sering muncul
d. Cari seseorang yang dapat mengalihkan dari rasa nagih
e. Coba menyibukkan diri saat rasa nagih dating
f. Tundalah penggunaan sampai beberapa saat
g. Bicaralah pada seseorang yang dapat mendukung
h. Lakukan sesuatu yang dapat membuat rileks dan nyaman,
i. Kunjungi teman-teman yang tidak menggunakan narkoba
j. Tontonlah video, ke bioskop atau dengar musik yang dapat
membuat rileks
k. Dukunglah usaha anda untuk berhenti sekalipun sering
berakhir dengan menggunakan lagi
l. Bicara pada teman-teman yang berhasil berhenti
m. Bicaralah pada teman-teman tentang bagaimana mereka
menikmati hidup atau rilekslah untuk dapat banyak ide.
33
a. Diskusikan tentang masalah yang dialami keluarga dalam
merawat klien.
b. Diskusikan bersama keluarga tentang penyalahgunaan /
ketergantungan zat (tanda, gejala, penyebab, akibat) dan
tahapan penyembuhan klien (pencegahan, pengobatan, dan
rehabilitasi).
c. Diskusikan tentang kondisi klien yang perlu segera dirujuk
seperti: intoksikasi berat, misalnya penurunan kesadaran,
jalan sempoyongan, gangguan penglihatan (persepsi),
kehilangan pengendalian diri, curiga yang berlebihan,
melakukan kekerasan sampai menyerang orang lain. Kondisi
lain dari klien yang perlu mendapat perhatian keluarga
adalah gejala putus zat seperti nyeri (Sakau), mual sampai
muntah, diare, tidak dapat tidur, gelisah, tangan gemetar,
cemas yang berlebihan, depresi (murung yang
berkepanjangan).
d. Diskusikan dan latih keluarga merawat klien NAPZA
dengan cara: menganjurkan keluarga meningkatkan motivasi
klien untuk berhenti atau menghindari sikap-sikap yang
dapat mendorong klien untuk memakai NAPZA lagi (misalnya
menuduh klien sembarangan atau terus menerus mencurigai
klien memakai lagi); mengajarkan keluarga mengenal ciri-
ciri klien memakai NAPZA lagi (misalnya memaksa minta
uang, ketahuan berbohong, ada tanda dan gejala intoksikasi);
ajarkan keluarga untuk membantu klien menghindar atau
mengannkan perhatian dari keinginan untuk memakai
NAPZA lagi, anjurkan keluarga memberikan pujian bila klien
dapat berhenti walaupun 1 hari, 1 minggu atau 1 bulan; dan
anjurkan keluarga mengawasi klien minum obat.
34
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mendiskusikan dampak NAPZA
3) Mendiskusikan cara meningkatkan motivasi
4) Mendiskusikan cara mengontrol keinginan
5) Latihan cara meningkatkan motivasi
6) Latihan cara mengontrol keingan
7) Membuat jadwal aktivitas
Sp 2-P
1) Mendiskusikan cara menyelesaikan masalah
2) Mendiskusikan cara hidup sehat
3) Latihan cara menyelesaikan masalah
4) Latihan cara hidup sehat
5) Mendiskusikan tentang obat
b. Keluarga
Sp1-K
1) Mendiskusikan masalah yang dialami
2) Mendiskusikan tentang NAPZA
3) Mendiskusikan tahapan penyembuhan
4) Mendiskusikan cara merawat
5) Mendiskusikan kondisi yang perlu dirujuk
6) latihan cara merawat
Sp2-K
1) Mendiskusikan cara meningkatkan motivasi
2) Mendiskusikian pengawasan dalam minum obat
(Sumber: Keliat dkk, 2006).
5. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari klien adalah sebagai berikut
:
a. Klien mengetahui dampak NAPZA
b. Klien mampu melakukan cara meningkatkan motivasi
35
untuk berhenti menggunakan NAPZA
c. Klien mampu mengontrol kemampuan keinginan
menggunakan NAPZA kembali
d. Klien dapat menyelesaikan masalahnya dengan koping
yang adaptif
e. Klien dapat menerapkan cara hidup yang sehat
f. Klien mematuhi program pengobatan
Evaluasi yang diharapkan dari keluarga adalah sebagai
berikut :
a. Keluarga mengetahui masalah yang dialami klien
b. Keluarga mengetahui tentang NAPZA
c. Keluarga mengetahui tahapan proses penyembuhan klien
d. Keluarga berpartisipasi dalam merawat klien
e. Keluarga memberikan motivasi pada kilien untuk sembuh
f. Keluarga mengawasi klien dalam minum obat
36
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
37
Masalah penyalahguanaan NARKOBA / NAPZA
khususnya pada remaja adalah ancaman yang sangat
mencemaskan bagi keluarga khususnya dan suatu bangsa
pada umumnya. Pengaruh NAPZA sangatlah buruk, baik dari
segi kesehatan pribadinya, maupun dampak sosial yang
ditimbulkannya.
3.2 SARAN
38
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bnn.go.id
39