Professional Documents
Culture Documents
Surveilans Bencana
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Bencana
2.1.1 Definisi Bencana
Bencana adalah peristiwa/rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun
faktor manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis dan di luar kemampuan masyarakat dengan segala
sumber dayanya.1
Sumber lain juga mendefinisikan bencana sebagai suatu kejadian alam, buatan manusia, atau
perpaduan antara keduanya yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menimbulkan dampak negatif
yang dahsyat bagi kelangsungan kehidupan.2
2.1.2 Klasifikasi Bencana
Bencana dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 3
Menurut Penyebab :
a. Alam : gempa bumi dan erupsi vulkanik, keadaan cuaca yang berat kekeringan (banjir dan
angin taufan)
b. perbuatan manusia : kecelakaan kimia atau perang.
Menurut Perkiraan :
a. Dapat diprediksi sebelumnya : banjir, angin taufan,
b. Tidak dapat diprediksi : gempa bumi.
Menurut Waktu Berlangsungnya :
a. Singkat saja : angin tornado, gempa bumi
b. Jangka waktu lama : kekeringan, kecelakaan radiasi.
Menurut Frekuensi :
a. Sering : angin tornado dan taufan,
b. Jarang : mencairnya reaktor-reaktor nuklir.
Menurut Dampak :
a. Terhadap jutaan orang : kelaparan, gempa bumi
b. Relatif kecil orang : runtuhnya jembatan.
2.1.3 Risiko KLB Pasca Bencana
Bencana alam dapat memperbesar risiki penyakit yang dapat dicegah akibat perubahan yang
merugikan pada bidang-bidang berikut : 7
Kepadatan penduduk
Kontak yang dekat antar manusia berpotensi meningkatkan penyebaran penyakit bawaan udara
(airborne disease). Kondisi tersebut ikut menyebabkan sebagian peningkatan kasus infeksi
pernapasan akut yang dilaporkan pasca bencana.
Perpindahan penduduk
Pemindahan korban bencana dapat menyebabkan masuknya penyakit menular baik pada penduduk
migran maupun pada penduduk asli yang rentan.
Kerusakan dan pencemaran layanan sanitasi dan penyediaan air
Air minum sangat rentan terhadap kontaminasi yang disebabkan oleh kebocoran saluran air kotor
dan adanya bangkai binatang di sumber air.
Terganggunya program kesehatan masyarakat
Setelah bencana, tenaga dan dana biasanya dialihkan untuk kegiatan pemulihan. Jika program
kesehatan masyarakat (misalnya program pengendalian vector atau program vaksinasi) tidak
dipelihara atau dipulihkan sesegera mungkin, penyebaran penyakit menular dapat meningkat pada
populasi yang tidak terlindung.
Perubahan ekologi yang mendukung perkembangbiakan vektor
Musim hujan yang disertai atau yang tidak disertai banjir, kemungkinan dapat memengaruhi
kepadatan populasi vector. Salah satu dampaknya adalah pertambahan tempat perkembangbiakan
nyamuk atau masuknya hewan pengerat di daerah banjir.
Perpindahan hewan peliharaan dan hewan liar
Seperti halnya populasi manusia, populasi hewan sering berpindah akibat bencana alam, sehingga
zoonoses yang ada pada tubuh hewan tersebut dapat ditularkan pada manusia dan juga pada hewan
lain.
Persediaan makanan, air dan penampungan darurat dalam situasi bencana
Kebutuhan dasar penduduk sering disediakan dari sumber baru atau sumber yang berbeda. Sangat
penting untuk memastikan bahwa makanan dari sumber baru tersebut tidak merupakan sumber
penyakit menular.
2.2 Surveilans Epidemilogi
2.2.1 Definisi Surveilans
Definisi surveilans menurut WHO adalah kegiatan pemantauan secara cermat dan terus menerus
terhadap berbagai dfaktor yang menentukan kejadian dan penyebaran penyakit atau gangguan
kesehatan, yang meliputi pengumpulan, analisis, interpretasi dan penyebarluasan data sebagai
bahan untuk penganggulangan dan pencegahan. Dalam definisi ini, surveilans mempunyai arti
seperti sistem informasi kesehatan rutin. Menurut CDC (Center of Disease Control), surveilans
adalah pengumpulan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus menerus
yang diperlukan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat. Selain
itu, kegiatan ini dipadukan dengan diseminasi data secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang
perlu mengetahuinya.4
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa surveilans adalah pengamatan secara teratur dan
terus menerus terhadap semua aspek penyakit tertentu, baik keadaan maupun penyebarannya
dalam suatu masyarakat tertentu untuk kepentingan pencegahan dan penganggulangannya.5
2.2.2 Tujuan Surveilans:
Mengurangi jumlah kesakitan,resiko kecacatan dan kematian saat terjadi bencana.
Mencegah atau mengurangi resiko munculnya penyakit menular dan penyebarannya.
Mencegah atau Mengurangi resiko dan mengatasi dampak kesehatan lingkungan akibat
bencana(misalnya perbaikan sanitasi).
2.2.3 Kegunaan Surveilans
Surveilans mempunyai manfaat/kegunaan sebagai berikut : 4
1. Dapat menjelaskan pola penyakit yang sedang berlangsung, dikaitkan dengan
tindakan/intervensi kesehatan masyarakat.
2. Dapat melakukan monitoring kecenderungan penyakit endemis dan mengestimasi dampak
penyakit di masa mendatang.
3. Dapat mempelajari riwayat alamiah penyakit dan epidemiologi penyakit, khususnya untuk
mengidentifikasi adanya KLB atau wabah.
4. Memberikan informasi dan data dasar untuk penentuan prioritas, pengambilan kebijakan,
perencanaan, implementasi dan alokasi sumber daya kesehatan.
5. Dapat memantau pelaksanaan dan daya guna program pengendalian khusus dengan
membandingkan besarnya masalah sebelum dan sesudah pelaksanaan program.
6. Membantu menentapkan prioritas masalah kesehatan dan prioritas sasaran program pada
tahap perencanaan program.
7. Dapat mengidentifikasi kelompok risiko tinggi menurut usia, pekerjaan, wilayah dan variasi
terjadinya dari waktu ke waktu, menambah pemahaman mengenai vector penyakit, reservoir
binatang dan dinamika penularan penyakit menular.
2.3 Surveilans Bencana
Surveilans bencana meliputi :
1. Surveilans penyakit-penyakit terkait bencana, terutama penyakit menular.
Di lokasi pengungsian korban bencana, sangat perlu dilakukan survey penyakit-penyakit yang ada,
terutama penyakit menular. Dengan ini diharapkan nantinya ada tindakan penanganan yang cepat
agar tidak terjadi transmisi penyakit tersebut.
Ada 13 besar penyakit menular dan penyakit terkait bencana : Campak, DBD, diare berdarah, diare
biasa, hepatitis, ISPA, keracunan makanan, malaria, penyakit kulit, pneumonia, tetanus, trauma
(fisik), dan thypoid.
Penyakit Menular Prioritas (dalam pengamatan dan pengendalian) :
× Pnemonia
× Diare
× Malaria
× Campak
× Malnutrisi
× Keracunan pangan
Mudahnya penyebaran penyakit pasca bencana dikarenakan oleh adanya penyakit sebelum
bencana, adanya perubahan ekologi karena bencana, pengungsian, kepadatan penduduk di tempat
pengungsian, dan rusaknya fasilitas publik. Pengungsi yang termasuk kategori kelompok rentan yaitu
bayi dan anak balita, orang tua atau lansia, keluarga dengan kepala keluarga wanita, ibu hamil.
2. Surveilans data pengungsi.
Data pengungsi meliputi data jumlah total pengungsi dan kepadatan di tempat pengungsian, data
pengungsi menurut lokasi, golongan umur, dan jenis kelamin. Data dikumpulkan setiap minggu atau
bulanan.
3. Surveilans kematian.
Yang tercantum dalam data kematian meliputi nama, tempat atau barak, umur, jenis kelamin,
tanggal meninggal, diagnosis, gejala, identitas pelapor.
4. Surveilans rawat jalan.
5. Surveilans air dan sanitasi.
6. Surveilans gizi dan pangan.
7. Surveilans epidemiologi pengungsi.
2. Ketika bencana RHA (Rapid Health Assessment) dilakukan hari H hingga H+3.6
Rapid Health Assessment (penilaian kesehatan secara cepat) dilakukan untuk mengatur besarnya
suatu masalah yang berkaitan dengan kesehatan akibat bencana, yaitu dampak yang terjadi maupun
yang kemungkinan dapat terjadi terhadap kesehatan, sebarapa besar kerusakan terhadap sarana
permukiman yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dan merupakan dasar bagi upaya
kesehatan yang tepat dalam penanggulangan selanjutnya.
Assessment terhadap kondisi darurat merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Artinya seiring
dengan perkembangan kondisi darurat diperlukan suatu penilaian yang lebih rinci.
Tujuan dari dilakukannya assessment awal secara cepat adalah :
a. Mendapatan informasi yang memadai tentang perubahan keadaan darurat
b. Menjadi dasar bagi perencanaan program
c. Mengidentifikasi dan membangun dukungan berbasis self-help serta aktivitas-aktivitas berbasis
masyarakat.
d. Mengidentifikasi kesenjangan, guna :
× Menggambarkan secara tepat dan jelas jenis bencana, keadaan, dampak, dan kemungkinan
terjadinya perubahan keadaan darurat
× Mengukur dampak kesehatan yang telah terjadi dan akan terjadi
× Menilai kapasitas sumber daya yang ada dalam pengelolaan tanggap darurat dan kebutuhan
yang perlu direspon secepatnya
× Merekomendasikan tindakan yang menjadi prioritas bagi aksi tanggap darurat.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan yang dilakukan pada sebelum bencana terjadi adalah pengorganisasian dan koordinasi
dengan lembaga terkait.
Kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya bencana adalah melakukan RHA (Rapid Health
Assessment)/penilaian kesehatan secara cepat.
Kegiatan yang dilakukan pada setelah terjadinya bencana adalah melakukan intervensi dari RHA
yang sudah dibuat. Misalnya dengan memberikan bantuan makanan, dll.
3.2 Saran
Surveilans bencana dilakukan secara berkesinambungan mulai dari pra bencana, saat bencana dan
pasca bencana. Jadi perlu koordinasi dan kerjasama yang baik antara pihak-pihak terkait agar
persiapan mengahadapi bencana dan intervensi setelah bencana dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA