You are on page 1of 5

ASUHAN GIZI

Nama pasien : Asifa Jenis kelamin : Perempuan Umur : 25 bulan

Diagnosa medis : Malnutrisi

PENGKAJIAN GIZI

Antropometri

TB : 78 cm BB/U : Gizi Buruk

BB : 7,5 kg TB/U : Pendek

BB/TB : Sangat Kurus

Biokimia

Klinik/ Fisik

1. Klinik

2. Fisik

a. Sangat kurus

b. Bicara dan jalan belum lancar

c. Rambut jarang dan pirang

d. Lidah berbercak putih

e. Belum bisa berbicara

Riwayat Gizi

Asupan recall 1 x 24 jam :

Energi : 566.2 kkal

Protein : 15.3 gr
Lemak : 14.8 gr

Karbohidrat : 44.3 gr

Kebiasaan makan :

1. Makan 3 kali sehari

2. Makan hanya sedikit

3. Suka mengkonsumsi roti

4. Jarang mengkonsumsi buah (2 kali seminggu)

5. Tidak menyukai sayur toge

6. Hanya megkonsumsi sayur kangkung dan bayam

7. Tidak suka tempe, ikan dan daging

8. Jarang mengkonsumsi lauk nabati hanya menyukai tahu

9. Hanya menyukai telur

10. Tidak ada alergi / pantangan

Riwayat Personal

1. Riwayat Personal

a. BBLR ≤ 2 kg

b. Tidak ASI eksklusif

c. (langit-langit mulut berlubang)

d. Sering mengalami demam (sakit)

2. Riwayat Keluarga

a. Ayah bekerja sebagai buruh tani

b. Ibu sebagai ibu rumah tangga

c. Anak ke dua dari dua bersaudara

d. Kakaknya autis
DIAGNOSA GIZI

Problem Etiologi Sign/Symptom

(P) (E) (S)

Balita Sangat Berkaitan dengan Yang ditandai oleh BB/TB


Kurus kurangnya pengetahuan ibu <-3 SD, asupan makanan
tentang pola asuh yang baik hanya 50% dari kebutuhan,
serta keterbatasan daya beli variasi makanan kurang.
makanan

Gizi buruk Berkaitan dengan Yang ditandai oleh BB/U


kurangnya pengetahuan ibu <-3 SD, kurang mendapat
tentang pola asuh yang baik asupan makanan dengan
serta keterbatasan daya beli frekuensi dan jumlah yang
makanan adekuat

Pertumbuhan yang Berkaitan dengan Yang ditandai oleh BB/TB


kurang optimal peningkatan kebutuhan gizi <-3 SD dan BB/U <-3 SD,
karena gangguan kurang mendapat asupan
pencernaan makanan dengan frekuensi
dan jumlah yang adekuat

Kesimpulan

1. Balita Sangat Kurus (P) berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang pola
asuh yang baik serta keterbatasan daya beli makanan (E) yang ditandai oleh BB/TB
<-3 SD, asupan makanan hanya 50% dari kebutuhan, variasi makanan kurang (S)

2. Gizi buruk (P) berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang pola asuh
yang baik serta keterbatasan daya beli makanan (E) yang ditandai oleh BB/U <-3 SD,
kurang mendapat asupan makanan dengan frekuensi dan jumlah yang adekuat (S)

3. Pertumbuhan yang kurang optimal (P) berkaitan dengan peningkatan kebutuhan


gizi karena gangguan pencernaan (E) yang ditandai oleh BB/TB <-3 SD dan BB/U
<-3 SD, kurang mendapat asupan makanan dengan frekuensi dan jumlah yang
adekuat (S)

4. Kasus balita gizi buruk (P) berkaitan dengan riwayat berat badan lahir rendah (E)
ditandai dengan BB/U < -3 SD, asupan food recall hanya E : 50,32%, P : 58,84%, L :
33,63% dan KH :28,58% (S)

5. Kasus balita gizi buruk (P) berkaitan dengan kurangnya asupa makanan, rendahnya
tingkat ekonomi dan kurangnya penerapan PHBS (E) ditandai dengan BB/U <-3 SD,
variasi makanan yang terbatas, keterbatasan akses terhadap pemenuhan makanan dan
sumber air yang kurang bersih (S)

INTERVENSI GIZI

A. Tujuan Intervensi

1. Memberikan asupan secara bertahap sehingga asupan menjadi adekuat

2. Menaikkan berat bedan sampai dengan gizi kurang

3. Memberikan PMT

4. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait gizi dan makanan

B. Edukasi Gizi

Bertujuan memberikan pengetahuan dan melatih keterampilan orang tua tentang


pemberian makanan yang tinggi protein dan energi (sesuai dengan sumber pangan
lokal)

MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring Frekuensi Target

Asupan Setiap hari Mampu mengabiskan


makanan yang diberikan
Berat badan 1x seminggu Berat badan meningkat
menuju gizi kurang

You might also like