Professional Documents
Culture Documents
Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan
sedih dan berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. Alam perasaan merujuk pada
perpanjangan keadaan emosional yang mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi
kehidupan seseorang . Alam perasaan ini meliputi perlakuan dan penyerapan emosi
seseorang dan mempunyai arti yang sama dengan afek, keadaan perasaan dan emosi.
Emosi atau alam perasaan memberikan suatu peran adaptif terhadap individu. Depresi
adalah suatu jenis Gangguan alam perasaan atau emosi yang disertai komponen
psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen
somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut
nadi sedikit menurun. Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor
heriditer dan genetik, faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik,
faktor psikobiologi, faktor neurologik, faktor biokimia dalam tubuh, faktor
keseimbangan elektrolit dan sebagainya. Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma
fisik seperti penyakit infeksi, pembedahan, kecelakaan, persalinan dan sebagainya,
serta faktor psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja
keras. Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang
pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai
dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang
bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak
dapat dimengerti oleh orang lain.
1.2 Tujuan
b. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang askep klien dengan depresi dari
materi yang dicari diluar bangku kuliah.
BAB II PEMBAHASAN
2.2 Definisi
Faktor Predisposisi
1. Faktor Genetik Mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan
melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan mengikat pada
kembar memozigot daripada di zigot.
2. Teori agresi berbalik pada diri sendiri Mengemukakan bahwa depresi
diakibatkan oleh perasaan marah yang dijatuhkan pada diri sendiri. Fresusi
mengatakan bahwa kehilangan objek / orang ambilkan antara kerusakan dan cinta
dapat berbalik menjadi perasaan yang mengasihkan diri sendiri
3. Teori Kehilangan Berhubungan dengan faktor perkembangan misalnya
kehilangan orang bisa pada masa anak, perpisahan yang bersifat romantis dengan
orang yang sangat dicintai, individu tidak berdaya mengatasi kehilangan. 4. Teori
Kepribadian Mengemukakan bahwa sifat kepribadian akan menyebabkan
seseorang mengalami depresi.
5. Teori Kognitif Mengemukakan bahwa depresi terjadi sebagai akibat gangguan
perkembangan terhadap penilaian yaitu penilaian negatif terhadap diri sehingga
terjadi gangguan proses pikir, individu menjadi pesimis dan memandang dirinya
tidak ada kuat dan tak berharga secara hidup yang tidak memiliki harapan.
6. Model belajar ketidakberdayaan Mengemukakan bahwa depresi dimulai dari
kehilangan kendali diri karena pengalamn kegagalan, menjadi pasif dan tidak
mampu menghadapi masalah akhirnya keyakinan individu akan ketidakmampuan
mengadakan kehidupan sebagai ia tidak berupaya mengembangkan respon yang
adaptif.
7. Model Perilaku Mengemukakan bahwa depresi merupakan kurangnya
pengiriman (reinforcement) positif selama interaksi dengan lingkungan.
8. Model biologis Mengemukakan bahwa pada keadaan depresi terjadi penurunan
kimiawi yaitu defisiensi kolefsolamin dan banyaknya endokrin & hipersekresi
isortisol.
Tanda dan Gejala / Perilaku yang Ditampilkan oleh Klien Depresi Afektif :
sedih, cemas, apatis, kebencian, kebesaran, marah, perasaan artolok, perasaan
bersalah, merasa tidak berdaya, putus asa, merasa sendirian, merasa rendah diri
dan merasa tidak berharga. Kognitif : Abivalen, bingung, ragu-ragu, tidak mampu
konsentrasi, kurang perhatian dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, pikiran
merusak diri, rasa tak menentu, pesimis. Fisik : sakit perut, anorexia, gangguan
tingkat aktivitas, menarik diri, isolasi sosial, irritable (mudah marah, menangis,
tersinggung), berkesan menyedihkan, kurang spontan, gangguan kebersihan.
Tingkah laku: agresif, agriasi, gangguan tingkat aktivitas, menarik diri, isolasi
sosial, irritable (mudah marah, menangis, tersinggung) berkesan menyedihkan,
kurang spontan, gangguan kebersihan. Menurut Kaplan (1997) gejala utama dari
depresi adalah kehilangan minat atau kesenangan. Pasien mengatakan bahwa
mereka merasa murung, putus asa dalam kesedihan, atau tidak berguna. Adapun
tanda dan gejala depresi menurut Rawlins et all (1993) adalah:
1). Dimensi Fisik
1. Gangguan primer pada struktur dan fungsi otak dan sistem saraf
2. Perubahan kimiawi yaitu penurunan noreprineprin, serotonin &peningkatan
steroid
3. Penurunan metabolism
4. Penurunan perawatan diri dan kebersihan diri
5. Kehilangan energi dengan lelah dan lemah
6. Penurunan aktivitas motorik
7. Depresi mungkin berhubungan dengan adanya gangguan sistem imun
2.Koping maladaptive
a. DS: menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.
b. DO: nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.
No. Diagnosa :
1 Risiko mencederai diri b.d gangguan mental depresi
TU : Mengajarkan klien dapat berespon yang adaptif, merespon kepuasan dan
rasa senang klien terhadap apa yang diterima dari lingkungan.
TK.
1.Klien dapat membina hubungan saling percaya diri.
a. bina hubungan saling percaya dengan klien, tanggapi pembicaraan dengan
sabar, tidak menyangkal, bicara jelas, empati, hangat, bisa hebatan.
b. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan
c. Berikan respon empati dan menerima klien.
a. Bantu klien untuk dapat mengarah tujuan yang tidak realistis ke tujuan yang
realistis.
b. Bantu klien menyadari nilai yang dimilikinya / perubahan yang terjadi
c. Fokuskan kegiatan pada saat ini bukan masa lalu/ masa depan
d. Berikan penghargaan / pujian jika klien melakukan sesuatu.
- Merupakan sasaran untuk melakukan intervensi dan perawatan pada klien.
- Untuk mengetahui apa yang dipikirkan dan dirasakan klien
- Klien merasa penting dan ditangani
-Klien depresi mania mempunyai kesamaan mengantisipasi dan mengekspresikan
perasaannya
-Modifikasi pola kognitif / membantu untuk melakukan pengendalian diri
dantingkah laku perubahan diri.
-Tujuan yang realistis memudahkan klien lebih jelas dicapai sehingga mengurangi
rasa tidak berdaya dan putus asa.
Evaluasi
Kemampuan keluarga:
a.Keluarga mampu mengenali tanda dan gejala awal perilaku bunuh diri
b.Keluarga mampu menyediakan lingkungan yang aman untuk mencegah perilaku
bunuh diri
c.Keluarga mampu membantu pasien dalam menetapkan cara-cara yang positif
untuk mengatasi masalah
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :
- Untuk mengatasi masalah depresi ini tidak bisa dilakukan secara instan
melainkan harus sabar dan konsisten. Ada beberapa cara sederhana dan mudah
dalam menghadai depresi adalah :
o Berolah raga secara rutin dan teratur
o Perbanyaklah berjemur di sinar matahai pagi
o Hindari menyendiri, usahakan untuk sering berkumpul bersama keluarga atau
saudara agar ada orang yang bisa diajak bicara.
o Jangan terlalu banyak berpikir akan hal hal negatif, pikirkanlah hal hal baik dan
menyenangkan
o Usahakan untuk bersikap terbuka terhadap orang terutama keluarga
o Berjalan jalan ke tempat tempat yang disukai.
o Pijat refleksi pada orang yang tepat juga bisa membantu mengurangi depresi.
o Jika olah raga dan jalan jalan dipagi hari bisa dilakukan secara rutin dan
konsisten maka dapat memacu otak untuk melepaskan hormon bahagia
(endorphins) dan dukungan yang sepenuhnya dari keluarga juga sangat
dibutuhkan oleh penderita depresi.