Professional Documents
Culture Documents
Entitas pelaporan adalah Pemerintah Kabupaten Siak yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggung-jawaban berupa laporan
keuangan.
Laporan keuangan yang dibuat oleh OPD sebagai entitas akuntansi terdiri dari LRA,
Neraca, Laporan Operasional (LO), laporan perubahan Ekuitas ( LPE ), dan Catatan atas
Laporan Keuangan (CALK).
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Siak
adalah basis akrual untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset, kewajiban dan
ekuitas. Dalam hal peraturan perundangan-undangan mewajibkan disajikannya laporan
keuangan dengan basis kas, maka entitas wajib menyajikan laporan demikian.
Basis akrual untuk LO berarti bahwa pendapatan diakui pada saat hak untuk memperoleh
pendapatan telah terpenuhi walaupun kas belum diterima di Rekening Kas Umum Daerah
atau oleh entitas pelaporan dan beban diakui pada saat kewajiban yang mengakibatkan
penurunan nilai kekayaan bersih telah terpenuhi walaupun kas belum dikeluarkan dari
Rekening Kas Umum Daerah atau entitas pelaporan. Pendapatan seperti bantuan pihak
luar/asing dalam bentuk jasa disajikan pula pada LO.
Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis kas, maka LRA disusun
berdasarkan basis kas, berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui
pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh entitas pelaporan, serta
belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari
Rekening Kas Umum Daerah. Namun demikian, bilamana anggaran disusun dan
dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka LRA disusun berdasarkan basis akrual.
Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas diakui dan dicatat
pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan
berpengaruh pada keuangan Pemerintah Kabupaten Siak, tanpa memperhatikan saat kas
atau setara kas diterima atau dibayar.
Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa untuk diakui
yaitu:
terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kejadian atau
peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari atau masuk ke dalam entitas pelaporan
yang bersangkutan;
kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur atau
dapat diestimasi dengan andal.
1. Pengakuan Aset
Aset diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh
Pemerintah Kabupaten Siak dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal.
Sejalan dengan penerapan basis akrual, aset dalam bentuk piutang atau beban
dibayar dimuka diakui ketika hak untuk mendapatkan arus kas masuk atau manfaat
ekonomi lainnya dari entitas lain telah atau tetap masih terpenuhi, dan nilai klaim
tersebut dapat diukur atau diestimasi.
Aset dalam bentuk kas yang diperoleh Pemerintah Kabupaten Siak antara lain
bersumber dari pajak, penerimaan bukan pajak, retribusi, pungutan hasil pemanfaatan
kekayaan daerah, dan setoran lain-lain, serta penerimaan pembiayaan, seperti hasil
pinjaman. Proses pemungutan setiap unsur penerimaan tersebut sangat beragam dan
melibatkan banyak pihak atau instansi. Dengan demikian, titik pengakuan penerimaan
kas oleh Pemerintah Kabupaten Siak untuk mendapatkan pengakuan akuntansi
memerlukan pengaturan yang lebih rinci, termasuk pengaturan mengenai batasan
waktu sejak uang diterima sampai penyetorannya ke Rekening Kas Umum Daerah.
Aset tidak diakui jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya
2. Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi
akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai
saat pelaporan, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian
yang dapat diukur dengan andal.
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban timbul.
Sejalan dengan penerapan basis akrual, kewajiban diakui pada saat dana pinjaman
diterima atau pada saat kewajiban timbul.
3. Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih Pemerintah Kabupaten Siak yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban Pemerintah Kabupaten Siak pada tanggal laporan.
Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan
Ekuitas.
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada
aliran amsuk sumberdaya ekonomi.
Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima di Rekening Kas Umum Daerah atau oleh
entitas pelaporan.
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, atau terjadinya
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Belanja diakui berdasarkan terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah
atau entitas pelaporan. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran
pengakuannya terjadi pada saat
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap
pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam laporan keuangan
menggunakan nilai perolehan historis.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang
menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata
uang rupiah.
Pengukuran Aset
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai
wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut.
Pengukuran Kewajiban
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan
dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs
tengah bank sentral pada tanggal neraca.
4.5. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang Ada dalam
Standar Akuntansi Pemerintahan.
Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi belanja menurut jenis belanja dalam Laporan
Realisasi Anggaran. Klasifikasi belanja menurut organisasi disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran atau di Catatan atas Laporan Keuangan. Klasifikasi belanja
menurut fungsi/urusan disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
a. Akuntansi Anggaran
b. Akuntansi Pendapatan-LRA
Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Daerah.
Transfer masuk adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain, misalnya
penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat.
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
c. Akuntansi Belanja
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Daerah.
Dalam hal badan layanan umum, belanja diakui dengan mengacu pada peraturan
perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali belanja) yang terjadi pada
periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada periode
yang sama. Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas pengeluaran
belanja dibukukan dalam pendapatan-LRA dalam pos pendapatan lain-lain-LRA.
d. Akuntansi Surplus/Defisit
Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan
dicatat dalam pos Surplus/defisit-LRA.
Surplus-LRA adalah selisih lebih antara pendapatan-LRA dan belanja selama
satu periode pelaporan.
Defisit-LRA adalah selisih kurang antara pendapatan-LRA dan belanja selama
satu periode pelaporan.
e. Akuntansi Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum
Daerah.
Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya
(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pencairan Dana Cadangan mengurangi Dana Cadangan yang bersangkutan.
f. Akuntansi Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening Kas Umum
Daerah antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan modal
Pemerintah Kabupaten Siak, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode
tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan.
Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Daerah.
g. Akuntansi Pembiayaan Neto
Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama
satu periode pelaporan dicatat dalam Pembiayaan Neto.
h. Akuntansi Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/ SiKPA)
Selisih lebih/kurang antara realisasi pendapatan-LRA dan belanja serta
penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat
dalam pos SiLPA/SiKPA.
Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran pada akhir periode pelaporan
dipindahkan ke Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih.
3. Laporan Operasional
Entitas pelaporan menyajikan pendapatan-LO yang diklasifikasikan menurut sumber
pendapatan.
a. Akuntansi Pendapatan-LO
Pendapatan-LO diakui pada saat:
- Timbulnya hak atas pendapatan;
- Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
Pendapatan-LO yang diperoleh sebagai imbalan atas suatu pelayanan yang telah
selesai diberikan berdasarkan peraturan perundang-undangan, diakui pada saat
timbulnya hak untuk menagih imbalan.
Pendapatan-LO yang diakui pada saat direalisasi adalah hak yang telah diterima
oleh Pemerintah Kabupaten Siak tanpa terlebih dahulu adanya penagihan.
Dalam hal badan layanan umum, pendapatan diakui dengan mengacu pada
peraturan perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas pendapatan-LO
pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dibukukan sebagai
pengurang pendapatan.
Pendapatan Transfer
Pendapatan transfer diakui pada saat terbitnya peraturan mengenai penetapan
alokasi definitif dana yang akan ditransfer.
Apabila tidak terdapat alokasi definitif maka pendapatan transfer diakui pada
saat diterima di kas daerah.
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Lain-lain pendapatan yang sah diakui pada saat diterima di kas daerah.
Merupakan kelompok pendapatan lain yang tidak termasuk dalam kategori
pendapatan sebelumnya. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah pada PPKD,
antara lain meliputi Pendapatan Hibah baik dari Pemerintah Pemerintah
Kabupaten Siak Lainnya, Badan/Lembaga/ Organisasi Swasta Dalam Negeri,
maupun Kelompok Masyarakat/ Perorangan. Naskah Perjanjian Hibah yang
ditandatangani belum dapat dijadikan dasar pengakuan pendapatan LO
mengingat adanya proses dan persyaratan untuk realisasi pendapatan hibah
tersebut.
Pendapatan Non Operasional:
Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke
Pemerintah Kabupaten Siak tanpa diikuti keluarnya kas dari kas umum daerah.
Contohnya tagihan rekening telepon dan rekening listrik yang belum dibayar
Pemerintah Kabupaten Siak.
Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas
kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi
aset non kas dalam kegiatan operasional Pemerintah Kabupaten Siak.
Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat
penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset
bersangkutan/berlalunya waktu. Contoh penurunan manfaat ekonomi atau potensi
jasa adalah penyusutan atau amortisasi.
Dalam hal badan layanan umum, beban diakui dengan mengacu pada peraturan
perundangan yang mengatur mengenai badan layanan umum.
Beban Transfer adalah beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk
mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas pelaporan lain
yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
Koreksi atas beban, termasuk penerimaan kembali beban, yang terjadi pada
periode beban dibukukan sebagai pengurang beban pada periode yang sama.
Apabila diterima pada periode berikutnya, koreksi atas beban dibukukan dalam
pendapatan lain-lain. Dalam hal mengakibatkan penambahan beban dilakukan
dengan pembetulan pada akun ekuitas.
4. Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyediakan informasi mengenai saldo awal ekuitas,
perubahan ekuitas dan saldo akhir ekuitas dari suatu entitas pelaporan. Informasi
tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan
mengenai akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan.
5. Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) menyediakan informasi mengenai
saldo anggaran lebih awal, mutasi perubahan saldo anggaran lebih, dan saldo
anggaran lebih akhir suatu entitas pelaporan. Informasi tersebut berguna bagi para
pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai akuntabilitas dan
ketaatan entitas pelaporan.
6. Neraca
a. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap
saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan yang sangat likuid
yang siap dijabarkan/dicairkan menjadi kas serta bebas dari risiko perubahan nilai
yang signifikan.
Saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat ditarik atau digunakan untuk
melakukan pembayaran.
Dalam pengertian kas ini juga termasuk setara kas. Setara kas Pemerintah
Kabupaten Siak ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek atau
untuk tujuan lainnya. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi jangka
pendek harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat
diketahui tanpa ada risiko perubahan nilai yang signifikan. Oleh karena itu, suatu
investasi disebut setara kas kalau investasi dimaksud mempunyai masa jatuh
tempo kurang 3 (tiga) bulan dari tanggal perolehannya.
Kas Pemerintah Kabupaten Siak mencakup kas yang dikuasai, dikelola dan
dibawah tanggung jawab bendahara umum daerah (BUD) dan kas yang dikuasai,
dikelola dan di bawah tanggung jawab selain bendahara umum daerah.
Kas Pemerintah Kabupaten Siak yang dikuasai dan dibawah tanggung jawab
bendahara umum daerah terdiri dari:
- saldo rekening kas daerah, yaitu saldo rekening-rekening pada bank yang
ditentukan oleh kepala daerah untuk menampung penerimaan dan
pengeluaran.
- setara kas, antara lain berupa surat utang negara (SUN)/obligasi dan deposito
kurang dari 3 bulan, yang dikelola oleh bendahara umum daerah.
Kas dicatat sebesar nilai nominal. Nilai nominal artinya disajikan sebesar nilai
rupiahnya. Apabila terdapat kas dalam bentuk valuta asing, dikonversi menjadi
rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.
Kas dan setara kas harus disajikan dalam Neraca dan Laporan Arus Kas.
Mutasi antar pos-pos kas dan setara kas tidak diinformasikan dalam laporan
keuangan karena kegiatan tersebut merupakan bagian dari manajemen kas dan
bukan merupakan bagian dari
aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris pada Laporan Arus Kas.
b. Piutang
Piuatang adalah
Piutang diklasifikasikan menjadi:
1. Bagian Lancar Piutang, antara lain:
- Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran;
- Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMD dan Lembaga Lainnya;
- Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi;
2. Piutang dari Pungutan Pendapatan Daerah;
3. Piutang dari Perikatan;
4. Piutang dari Transfer Antar Pemerintahan;
5. Piutang dari Kerugian Daerah; dan
6. Piutang Lainnya.
Piutang yang timbul dari pungutan pendapatan daerah selain pajak banyak sekali
jenisnya. Di lingkup Pemerintah Kabupaten Siak antara lain terdapat piutang
retribusi, yaitu imbalan yang dipungut oleh Pemerintah Kabupaten Siak dari
masyarakat sehubungan dengan pelayanan yang diberikan, misalnya retribusi
kesehatan dan izin trayek.
Piutang selain pajak ini baru dapat diproses dalam sistem akuntansi apabila telah
ditetapkan jumlahnya, yang ditandai dengan terbitnya surat penagihan atau
ketetapan. Disamping itu apabila pada akhir periode pelaporan masih ada tagihan
pendapatan yang belum ada surat penagihannya, satuan kerja dimaksud wajib
menghitung besarnya piutang tersebut dan selanjutnya menyiapkan dokumen
sebagai dasar untuk menagih. Dokumen inilah yang menjadi dokumen sumber
untuk mengakui piutang, untuk disajikan dineraca.
Piutang Retribusi diakui apabila satuan kerja telah memberikan pelayanan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Piutang atas bagian laba BUMD timbul apabila pada suatu tahun buku telah
diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan dalam RUPS
tersebut telah ditetapkan besarnya bagian laba yang harus disetor ke kas daerah.
Apabila persyaratan dokumen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan telah dipenuhi, namun sampai dengan tanggal 31 Desember belum
diterima pembayarannya, maka pada akhir tahun buku diakui adanya piutang atas
bagian laba BUMN/D.
Terhadap piutang-piutang yang telah lama dan sulit untuk ditagih akan
dilimpahkan ke institusi yang ditunjuk untuk melakukan proses penagihan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Terhadap piutang yang telah dilimpahkan ini,
satuan kerja yang mempunyai piutang tetap mengakui piutang tersebut sebagai
asetnya di Neraca satuan kerja yang bersangkutan dan harus mengungkapkan
mengenai piutang yang dilimpahkan penagihannya ke institusi yang ditunjuk
untuk melakukan proses penagihan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
a. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan
dari setiap tagihan yang ditetapkan berdasarkan surat ketetapan kurang bayar
yang diterbitkan;
b. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan
dari setiap tagihan yang telah ditetapkan terutang oleh Pengadilan Pajak
untuk WP yang mengajukan banding;
c. Disajikan sebesar nilai yang belum dilunasi sampai dengan tanggal pelaporan
dari setiap tagihan yang masih proses banding atas keberatan dan belum
ditetapkan oleh lembaga yang menangani peradilan pajak;
d. Disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value)
untuk piutang yang tidak diatur dalam undang-undang tersendiri dan kebijakan
penyisihan piutang tidak tertagih telah diatur oleh Pemerintah Kabupaten Siak.
Piutang yang timbul diakui berdasarkan pemberian fasilitas atau jasa yang telah
diberikan oleh pemerintah pada akhir periode pelaporan, dikurangi dengan
pembayaran atau uang muka yang telah diterima.
Aset berupa piutang di neraca harus terjaga agar nilainya sama dengan nilai
bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value).
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar
persentase tertentu dari akun piutang berdasarkan penggolongan kualitas
piutang.
Pengungkapan
Setelah disajikan di neraca, informasi mengenai akun piutang sekurang-kurang
harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Informasi dimaksud
dapat berupa:
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian, pengakuan dan
pengukuran piutang;
b. Rincian jenis piutang dan saldo menurut umur;
c. Penjelasan atas penyelesaian piutang, misalnya informasi mengenai piutang
TP/TGR yang masih dalam proses penyelesaian baik secara damai maupun
pengadilan; dan
d. Informasi lainnya yang dianggap penting.
c. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-
barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk
digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis
pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti
komponen bekas tidak termasuk didalamnya penggandaan/fotocopy dokumen.
Dalam hal pemerintah menyimpan barang untuk tujuan cadangan strategis seperti
cadangan energi (misalnya minyak) atau untuk tujuan berjaga-jaga seperti pupuk,
cadangan pangan (misalnya beras), barang-barang dimaksud diakui sebagai
persediaan.
Persediaan hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
sebagaimana dimaksud pada paragraf sebelumnya misalnya sapi,
kerbau,kambing, kuda, ikan, benih padi dan bibit tanaman.
Persediaan dalam kondisi rusak, usang atau kadaluarsa tidak dilaporkan dalam
neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Termasuk
dalam kategori usang adalah barang kuasi yang sudah tidak berlaku lagi.
Belanja barang peralatan dapur yang tidak memenuhi nilai kapitalisasi dan barang
yang memiliki criteria ”barang pecah belah” diperlakukan sebagai persediaan
pakai habis, dengan pertimbangan barang tersebut relatif mudah tidak berfungsi
karena mudah pecah atau rusak dan hilang.
Perlengkapan tidur dan perlengkapan lainnya (misal: sarung bantal guling, Sprey,
selimut, bedcover, handuk, dan sejenisnya) diperlakukan sebagai persediaan
pakai habis.
Pengakuan Persediaan
Persediaan diakui pada saat:
a. Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh Pemerintah Kabupaten Siak
dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
b. Diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi
fisik (stock opname).
Pengukuran Persediaan
Persediaan disajikan sebesar:
a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;
b. Harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;
c. Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti
donasi/rampasan, hasil pengembangbiakan hewan atau tanaman yang akan
dijual atau diserahkan kepada masyarakat.
Persediaan dinilai dengan menggunakan harga pembelian terakhir.
Harga pembelian terakhir adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir
diperoleh.
Beban Persediaan
Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan (use of goods).
Pengungkapan
Pengukuran Investasi
Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat membentuk nilai
pasar, dalam hal investasi yang demikian nilai pasar dipergunakan sebagai dasar
penerapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang
aktif dapat dipergunakan nilai nominal, nilai tercatat atau nilai wajar lainnya.
Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan
obligasi jangka pendek, dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan
investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara
jual beli, jasa bank dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan
tersebut.
Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan,
maka investasi dinilai berdasar nilai wajar investasi pada tanggal perolehannya
yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, biaya perolehan setara
kas yang diserahkan atau nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh
investasi tersebut.
Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam bentuk
deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut.
Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus dinyatakan dalam rupiah
dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank sentral) yang berlaku pada
tanggal transaksi.
Diskonto atau premi pada pembelian investasi diamortisasi selama periode dari
pembelian sampai saat jatuh tempo sehingga hasil yang konstan diperoleh dari
investasi tersebut.
Diskonto atau premi yang diamortisasi tersebut dikreditkan atau didebitkan pada
pendapatan bunga, sehingga merupakan penambahan atau pengurangan dari
nilai tercatat investasi (carriying value) tersebut.
Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek, antara lain berupa
bunga deposito, bunga obligasi dan deviden tunai (cash dividend) diakui pada
saat diperoleh dan dicatat sebagai pendapatan.
Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan modal
Pemerintah Kabupaten Siak yang pencatatannya menggunakan metode biaya,
dicatat sebagai pendapatan hasil investasi. Sedangkan apabila menggunakan
metode ekuitas, bagian laba berupa deviden tunai yang diperoleh oleh Pemerintah
Kabupaten Siak akan dicatat sebagai pendapatan hasil investasi dan mengurangi
nilai investasi Pemerintah Kabupaten Siak. Dividen dalam bentuk saham yang
diterima tidak akan menambah nilai investasi Pemerintah Kabupaten Siak.
Hasil investasi berupa bunga dari bagi hasil investasi non permanen dana
bergulir dicatat sebagai pendapatan.
Pelepasan dan Pemindahan Investasi
Penyisihan investasi non permanen tidak tertagih adalah cadangan yang dibentuk
sebesar persentase (%) tertentu dari akun investasi non permanen berdasarkan
penggolongan kualitas investasi non permanen.
Kualitas investasi non permanen adalah hampiran atas ketertagihan investasi non
permanen yang diukur berdasarkan kepatuhan membayar kewajiban oleh pihak
ketiga penerima invetasi non permanen/debitor.
Pengungkapan
Pengukuran
Pengungkapan
Jumlah Harga
No. Uraian
Lusin/Set/Satuan (Rp)
1 Tanah 1
*) Khusus pengadaan buku yang menjadi koleksi pada Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah serta buku materi ajar pada SD/SMTP/SLTA batas kapitalisasi
ditetapkan sebesar Rp. 20.000 (dua puluh ribu rupiah).
Dalam menentukan apakah suatu pos mempunyai manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan, suatu entitas harus menilai manfaat ekonomik masa depan yang
dapat diberikan oleh pos tersebut, baik langsung maupun tidak langsung, bagi
kegiatan operasional Pemerintah Kabupaten Siak.
Pengeluaran belanja barang yang tidak memenuhi kriteria belanja modal akan
diperlakukan sebagai ekstra komtabel.
Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan
menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap
didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.
Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya
langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk
biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa
peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan
aset tetap tersebut.
Pengakuan awal ATB sebesar biaya perolehan untuk ATB yang berasal dari
transaksi pertukaran atau untuk ATB yang dihasilkan dari internal entitas Pemerintah
Kabupaten Siak.
Nilai wajar digunakan untuk ATB yang diperoleh melalui transaksi bukan pertukaran.
Secara umum, ATB pada awalnya diukur dengan harga perolehan, kecuali ketika
ATB diperoleh dengan cara selain pertukaran diukur dengan nilai wajar.
Apabila perubahan yang dilakukan tidak memenuhi salah satu kriteria di atas maka
pengeluaran harus dianggap sebagai beban pemeliharaan pada saat terjadinya.
Amortisasi
Amortisasi adalah penyusutan terhadap ATB yang dialokasikan secara sistematis
dan rasional selama masa manfaatnya.
Amortisasi dilakukan untuk ATB yang memiliki masa manfaat terbatas.
Amortisasi dilakukan dengan berbagai metode seperti metode garis lurus.
f. Kewajiban
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing
dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing
menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca.
Pada saat Pemerintah Kabupaten Siak menerima hak atas barang, termasuk
barang dalam perjalanan yang telah menjadi haknya, Pemerintah Kabupaten Siak
harus mengakui kewajiban atas jumlah yang belum dibayarkan untuk barang
tersebut
Bila kontraktor membangun fasilitas atau peralatan sesuai dengan spesifikasi yang
ada pada kontrak perjanjian dengan Pemerintah Kabupaten Siak, jumlah yang
dicatat harus berdasarkan realisasi fisik kemajuan pekerjaan sesuai dengan berita
acara kemajuan pekerjaan.
Utang bunga atas utang Pemerintah Kabupaten Siak harus dicatat sebesar biaya
bunga yang telah terjadi dan belum dibayar. Bunga dimaksud dapat berasal dari
utang Pemerintah Kabupaten Siak baik dari dalam maupun luar negeri. Utang
bunga atas utang Pemerintah Kabupaten Siak yang belum dibayar harus diakui
pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian dari kewajiban yang berkaitan.
Pengukuran dan penyajian utang bunga di atas juga berlaku untuk sekuritas
Pemerintah Kabupaten Siak yang diterbitkan Pemerintah Kabupaten Siak pusat
dalam bentuk Surat Utang Negara (SUN) dan yang diterbitkan oleh Pemerintah
Kabupaten Siak daerah (provinsi, kota, dan kabupaten) dalam bentuk dan
substansi yang sama dengan SUN.
Pada akhir periode pelaporan, saldo pungutan/potongan berupa PFK yang belum
disetorkan kepada pihak lain harus dicatat pada laporan keuangan sebesar jumlah
yang masih harus disetorkan.
Nilai yang dicantumkan dalam laporan keuangan untuk bagian lancar utang
jangka panjang adalah jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas)
bulan setelah tanggal pelaporan.
Termasuk dalam kategori Bagian Lancar Utang Jangka Panjang adalah jumlah
bagian utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dan harus dibayarkan dalam
waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban lancar lainnya merupakan kewajiban lancar yang tidak termasuk dalam
kategori yang ada. Termasuk dalam kewajiban lancar lainnya tersebut adalah
biaya yang masih harus dibayar pada saat laporan keuangan disusun.
Pengukuran untuk masing-masing item disesuaikan dengan karakteristik masing-
masing pos tersebut, misalnya utang pembayaran gaji kepada pegawai dinilai
berdasarkan jumlah gaji yang masih harus dibayarkan atas jasa yang telah
diserahkan oleh pegawai tersebut. Contoh lainnya adalah penerimaan
pembayaran di muka atas penyerahan barang atau jasa oleh Pemerintah
Kabupaten Siak kepada pihak lain.
Nilai nominal atas utang Pemerintah Kabupaten Siak yang tidak diperjualbelikan
(non-traded debt) merupakan kewajiban entitas kepada pemberi utang sebesar
pokok utang dan bunga sesuai yang diatur dalam kontrak perjanjian dan belum
diselesaikan pada tanggal pelaporan.
Contoh dari utang Pemerintah Kabupaten Siak yang tidak dapat diperjualbelikan
adalah pinjamankepada lembaga keuangan international. Bentuk hukum dari
pinjaman ini biasanya dalam bentuk perjanjian pinjaman (loan agreement).
Untuk utang Pemerintah Kabupaten Siak dengan tarif bunga tetap, penilaian
dapat menggunakan skedul pembayaran (payment schedule) menggunakan tarif
bunga tetap. Untuk utang Pemerintah Kabupaten Siak dengan tarif bunga
variabel, misalnya tarif bunga dihubungkan dengan satu instrumen keuangan atau
dengan satu indeks lainnya, penilaian utang Pemerintah Kabupaten Siak
menggunakan prinsip yang sama dengan tarif bunga tetap, kecuali tarif bunganya
diestimasikan secara wajar berdasarkan data-data sebelumnya dan observasi
atas instrumen keuangan yang ada.
Akuntansi untuk utang Pemerintah Kabupaten Siak dalam bentuk yang dapat
diperjualbelikan seharusnya dapat mengidentifikasi jumlah sisa kewajiban dari
Pemerintah Kabupaten Siak pada suatu waktu tertentu beserta bunganya untuk
setiap periode akuntansi. Hal ini membutuhkan penilaian awal sekuritas pada
harga jual atau hasil penjualan, dan penilaian pada saat jatuh tempo atas jumlah
yang akan dibayarkan ke pemegangnya dan pada periode diantaranya untuk
menggambarkan secara wajar kewajiban Pemerintah Kabupaten Siak.
Jenis sekuritas utang Pemerintah Kabupaten Siak harus dinilai sebesar nilai pari
(original face value) dengan memperhitungkan diskonto atau premium yang
belum diamortisasi. Sekuritas utang Pemerintah Kabupaten Siak yang dijual
sebesar nilai pari (face) tanpa diskonto ataupun premium harus dinilaisebesar
nilai pari (face). Sekuritas yang dijual dengan harga diskonto akan bertambah
nilainya selama periode penjualan dan jatuh tempo; sedangkan sekuritas yang
dijual dengan harga premium nilainya akan berkurang.
Sekuritas utang Pemerintah Kabupaten Siak yang mempunyai nilai pada saat
jatuh tempo atau pelunasan, misalnya Surat Utang Negara (SUN) baik dalam
bentuk Surat Perbendaharaan Negara maupun Obligasi Negara, harus dinilai
berdasarkan nilai yang harus dibayarkan pada saat jatuh tempo (face value) bila
dijual dengan nilai pari. Bila pada saat transaksi awal, instrumen pinjaman
Pemerintah Kabupaten Siak yang dapat diperjualbelikan tersebut dijual diatas
atau dibawah pari, maka penilaian selanjutnya memperhitungkan amortisasi atas
diskonto atau premium yang ada.
Amortisasi atas diskonto atau premium dapat menggunakan metode garis lurus.
Utang Pemerintah Kabupaten Siak dalam mata uang asing dicatat dengan
menggunakan kurs tengah bank sentral saat terjadinya transaksi.
Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi sering disebut kurs spot (spot
rate). Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati kurs tanggal transaksi
sering digunakan, misalnya rata-rata kurs tengah bank sentral selama seminggu
atau sebulan digunakan untuk seluruh transaksi pada periode tersebut. Namun,
jika kurs berfluktuasi secara signifikan, penggunaan kurs rata-rata untuk suatu
periode tidak dapat diandalkan.
Pada setiap tanggal neraca pos kewajiban moneter dalam mata uang asing
dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah bank
sentral pada tanggal neraca.
Selisih penjabaran pos kewajiban moneter dalam mata uang asing antara tanggal
transaksi dan tanggal neraca dicatat sebagai kenaikan atau penurunan ekuitas
dana periode berjalan.
Konsekuensi atas pencatatan dan pelaporan kewajiban dalam mata uang asing
akan mempengaruhi pos pada Neraca untuk kewajiban yang berhubungan dan
ekuitas dana pada entitas pelaporan.
Apabila suatu transaksi dalam mata uang asing timbul dan diselesaikan dalam
periode yang sama, maka seluruh selisih kurs tersebut diakui pada periode
tersebut. Namun jika timbul dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam
beberapa periode akuntansi yang berbeda, maka selisih kurs harus diakui untuk
setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk
masing-masing periode.
Tunggakan
Jumlah tunggakan atas pinjaman Pemerintah Kabupaten Siak harus disajikan
dalam bentuk Daftar Umur (aging schedule) Kreditur pada Catatan atas Laporan
Keuangan sebagai bagian pengungkapan kewajiban. a
Tunggakan didefinisikan sebagai jumlah tagihan yang telah jatuh tempo namun
Pemerintah Kabupaten Siak tidak mampu untuk membayar jumlah pokok
dan/atau bunganya sesuai jadwal. Beberapa jenis utang Pemerintah Kabupaten
Siak mungkin mempunyai saat jatuh tempo sesuai jadwal pada satu tanggal atau
serial tanggal saat debitur diwajibkan untuk melakukan pembayaran kepada
kreditur.
Praktik akuntansi biasanya tidak memisahkan jumlah tunggakan dari jumlah utang
yang terkait dalam lembar muka (face) laporan keuangan. Namun informasi
tunggakan Pemerintah Kabupaten Siak menjadi salah satu informasi yang
menarik perhatian pembaca laporan keuangan sebagai bahan analisis kebijakan
dan solvabilitas satu entitas.