You are on page 1of 7

No. ID dan Nama Peserta : dr. A. Farahnisa M.

No. ID dan Nama Wahana: RSUD Lanto Dg. Pasewang Jeneponto

Topik: hemothorax

Tanggal (kasus) : 29 Juli 2018

Nama Pasien :Tn . S No. RM :

Tanggal presentasi : 28 AGUSTUS 2018 Pendamping: dr. Hj. Sri Mulya

Tempat presentasi: RSUD UGD RSUD Lanto Dg. Pasewang Jeneponto

Obyek presentasi : Anggota Komite Medik, Petugas Kesehatan & Dokter Internsip RSUD

Lanto Dg. Pasewang Jeneponto

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi: Pasien rujukan dari puskesmas masuk dengan luka tusuk pada dada bagian belakang .

kejadian dialami sejak 4 jam yang lalu. Nyeri pada dada (+), sesak (+).Riwayat pingsan (-),

pusing (-), muntah (-).

Tujuan: Mengetahui pentingnya ABC dalam penanganan pasien gawat darurat untuk life saving

Bahan Tinjauan Riset Kasus Audit

bahasan: pustaka

Cara Diskusi Presentasi dan E-mail Pos

membahas: diskusi

Data Pasien: Nama: Tn. S No.Registrasi:

Nama klinik UGD RSUD Lanto Dg. Pasewang


Jeneponto

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Pasien rujukan dari puskesmas masuk dengan luka tusuk pada dada bagian belakang .

kejadian dialami sejak 4 jam yang lalu. Nyeri pada dada (+), sesak (+).Riwayat pingsan (-

), pusing (-), muntah (-).GCS E4M6V5, tanda-tanda vital TD = 50/p, N = 114 kali/menit, P

= 36 kali/menit, S = 36,5 °C.

2. Riwayat pengobatan: dari PKM diberikan IVFD RL 20tpm

3. Riwayat kesehatan/penyakit: -

4. Riwayat keluarga: -

5. Riwayat pekerjaan: pelajar

6. Lain-lain:

Daftar Pustaka:

1. Gopinath N, Invited Arcticle “Thoracic Trauma”, Indian Journal of Thoracic and

Cardiovascular Surgery Vol. 20, Number 3, 144-148.

2. Sjamsuhidajat, Jong W D. (2005). Buku Ajar ilmu bedah, Edisi 2, penerbit buku

kedokteran EGC. Jakarta.

Hasil pembelajaran:

1. Diagnosis Trauma Benda Tajam Thorax

2. Penanganan awal Pasien trauma benda tajam thorax


Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

1. Subyektif:

Pasien rujukan dari puskesmas masuk dengan luka tusuk pada dada bagian belakang .

kejadian dialami sejak 4 jam yang lalu. Nyeri pada dada (+), sesak (+).Riwayat pingsan

(-), pusing (-), muntah (-).

2. Obyektif:

1. Primary survey

 Airway : clear

 Breathing :

o Look : Pergerakan dada asimetris (kiri tertinggal), RR: 36x/menit.

o Listen : Suara nafas kiri menurun., ronkhi (-/-), wheezing (-/-).

o Feel : perkusi (sonor/redup).

 Sirkulasi : Nadi 114 x/menit, kuat regular, akral dingin ( s: 36,5o C), kering, CRT> 2

detik, TD : 50/p mmHg.

 Disability : Kompos Mentis, GCS E4M6V5

2. Secondary survey :

Mata : konjungtiva pucat (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor 
(3mm), reflek

cahaya (+/+).

Leher : Pembesaran KGB ( - ),

Thorax : Inspeksi : Terdapat 2 luka terbuka pada dada belakang dengan

ukuran 2,0cmx 1,0 cmx2,0cm ; 1,5cm x 1,0cm x 2,2cm .gerakan dada

asimetris ,kiri tertinggal


Palpasi : Nyeri tekan (+), massa tumor (-), krepitasi (+)

Perkusi : sonor/redup

Auskultasi : Bunyi paru kiri menurun, Rhonki -/-, Wheezing -/-

Cor : Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular,Bunyi tambahan(-)

Abdomen : Inspeksi : perut datar

Palpasi : nyeri tekan (-), massa tumor (-)

Perkusi : tymphani (+)

Auskultasi : Peristaltik (+) kesan Normal

Ekstremitas : dingin (+), edema (-)

 Status Lokalis :

o Regio posterior toraks

- Look : 2 luka terbuka dengan ukuran 2,0cmx 1,0 cmx2,0cm ; 1,5cm x

1,0cm x 2,2cm

- Feel : Nyeri tekan (+), krepitasi (+)

3. Assesment:

Penegakan diagnosa pada pasien ini meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, gambaran secara

klinis serta pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan.

Efusi pleura adalah adanya penumpukan cairan yang berlebih pada rongga pleura. Efusi pleura

dapat berupa cairan purulent mengandung pus disebut empyema atau piotoraks, hemothorax bila

berisi darah, kilotoraks jika berisi cairan limfe. Berdasarkan patofisiologi terjadinya hemotorak,
dapat terjadi karena trauma tumpul dan trauma tajam pada dada. Pada pasien ini terjadi trauma

tajam dada yang diakibatkan karena ditikam.

Gejala subyektif pada kasus hemotoraks meliputi nyeri dada yang berkaitan dengan

trauma dinding dada dan gejala obyektif yang meliputi gerakan serta pengembangan rongga

dada yang tidak sama, penurunan suara nafas atau menghilang pada sisi yang trauma, dullness

saat perkusi, krepitasi saat dilakukan palpasi, cyanosis, anemia, hypoxemia, anxiety, tanda-tanda

syok seperti hipotensi, nadi cepat dan akral dingin. Pada pasien ini gejala yang timbul berupa

nyeri dada sebelah kanan terutama saat menarik nafas yang disertai dengan sesak, sedangkan

dari pemeriksaan fisik didapatkan luka terbuka pada dada belakang, krepitasi, perkusi redup,

pergerakan dinding dada yang tertinggal, auskultasi didapatkan suara nafas yang menurun pada

dinding dada sebelah kiri. Pada pasien ini hemodinamik tidak stabil setelah diresusitasi pada

PKM sebelum akhirnya dirujuk ke RS.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis

hemotoraks antara lain chest xray, pada chest xray didapatkan gambaran perselubungan

homogen pada seluruh lapangan paru kiri dan adanya mediastinum shift. Pemeriksaan darah

lengkap pada pasien hemotoraks menunjukkan kadar Hb yang turun akibat hilangnya jumlah

darah pada kondisi hemotoraks. Pada pemeriksaan darah lengkapn pada pasien ini didapartkan

kadar HB 9.4 [g/dL].

4. Plan:

Prinsip penatalaksanaan hemotoraks adalah stabilisasi hemodinamik pasien, menghentikan

sumber perdarahan dan mengeluarkan darah serta udara dari rongga pleura. Langkah
pertama stabilisasi hemodinamik adalah dengan melakukan resusitasi yaitu dengan

pemberian oksigenasi, rehidrasi cairan, transfuse darah serta dapat dilanjutkan dengan

pemberian analgesik serta antibiotik. Pada pasien ini hemodinamik tidak stabil sehingga

ditambah rehidrasi cairan menjadi 2 line, stabilisasi dilanjutkan dengan pemberian

oksigenasi via nasal kanul 2-4 lpm, rehidrasi cairan RL diguyur, pemberian analgesik

berupa deksketoprofen serta pemberian antibiotic ceftriaxone 1 gr.

Pengobatan:

Penanganan Awal dan hari I pada pasien ini:

- Cek ABC

- O2 2-4 L/menit via kanula nasal

- Posisi kepala 20°- 30°

- IVFD RL guyur 2 line

- Injeksi ceftriaxon 1gr/12j/iv, skin test

- Injeksi deksketoprofen 1 amp/8 jam/iv.

- Injeksi ranitidine 1 amp/12j/iv

- Pasang kateter urine

- Foto thorax

- Lab Darah rutin

- Observasi tanda-tanda vital


Pendidikan:

Dokter menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.

Konsultasi:

Konsultasi dengan spesialis bedah untuk penanganan lebih lanjut.

Rujukan:

Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang seharusnya ditangani di rumah sakit dengan

sarana dan prasarana yang lebih memadai.

Peserta, Pembimbing,

( dr. A. Farahnisa. M ) ( dr. Hj. Sri Mulya)

You might also like