You are on page 1of 2

5. Uji mikroba apa saja yang dilakukan pada pemeriksaan telur ?

JAWAB:
Pemeriksaan Mikrobiologis
a. Pemeriksaan Total Plate Count
Prinsip: jika sel mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada media agar, maka
mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat
dilihat langsung dengan mata telanjang. Mikroba yang tumbuh sebagai gambaran
populasi mikroba yang terdapat dalam sampel tersebut.
b. Pemeriksaan Salmonella menggunakan media SSA
Prinsip: jika sel mikroba yang masih hidup pada sampel ditumbuhkan pada
media agar, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni
yang dapat dilihat langsung dengan mata telanjang
C. Pemeriksaan E. coli menggunakan media EMBA
Prinsip: jika sel mikroba yang masih hidup pada sampel ditumbuhkan pada
media agar, maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni
yang dapat dilihat langsung dengan mata telanjang
6. Berapa waktu yang diperlukan untuk masing-masing uji mikroba tersebut ?
JAWAB :

a. Pemeriksaan Total Plate Count


Diinkubasi dengan posisi tutup dibalik ke dalam inkubator pada suhu 37˚C
selama 24-36 jam.

b. Pemeriksaan Salmonella menggunakan media SSA


Diinkubasi pada suhu 37˚C selama 18-24 jam.

C. Pemeriksaan E. coli menggunakan media EMBA


Diinkubasi pada suhu 37˚C selama 18-24 jam

7. Untuk menyatakan telur utuh bagaimana caranya?

JAWAB :
Pemeriksaan Kualitas Telur Utuh
Romanoff dan Romanoff (1963) menyatakan bahwa definisi kualitas adalah ciri-ciri
atau sifat yang sama dari suatu produk yang menentukan derajat kesempurnaan yang
akan mempengaruhi penerimaan konsumen.
Mutu atau kualitas telur utuh ditentukan berdasarkan kondisi kulit (Kebersihan,
keretakan, bentuk dan tekstur / kekerasan ) , kantung udara ( kedalaman , volume
dan posisi ) serta isi telur (kejernihan / kebersihan dan ketegaran). Penentuan
mutu telur utuh sering dilakukan dengan cara candling yaitu pengamatan kondisi
telur utuh dengan bantuan sumber sinar yang cukup sebagai latar belakang.
Dengan beberapa kelemahan , candling dapat digunakan untuk mengetahui
adanya penyimpangan pada kulit dan isi telur. Selain dapat ditentukan secara
subyektif mutu telur juga dapat ditentukan secara obyektif dengan mengukur
kedalaman kantung udara, indeks putih telur (albumen), indeks kuning telur
(yolk) , nilai Z dan unit Haugh . Pengukuran indeks putih telur, indeks kuning
telur , nilai Z dan unit Haugh merupakan pengukuran tidak langsung terhadap
ketegaran putih telur atau kuning telur. Pengukuran ketebalan kulit telur
merupakan pengukuran tidak langsung terhadap tekstur atau kekerasan telur utuh
. Dalam penilaian mutu telur, juga sering dilakukan pengukuran porasitas kulit
dan warna kuning telur. Porasitas kulit berhubungan dengan kehilangan berat
telur selama penyimpanan . Pengukuran warna kuning telur sering dilakukan oleh
industri-industri pengolah isi telur. pengukuran ini dapat dilakukan secara
subyektif , yaitu dengan menggunakan standar warna maupun secara obyektif
menggunakan spektrofotometer.

8. Apa saja yang diamati saat peneropongan telur? Kelainannya apa saja? Dan disebabkan
karena apa?

JAWAB :
Peneropongan Telur
Prinsip: Dengan meneropong ( candling) kearah sinar yang lebih kuat dapat
dilihat bagian luar dan dalam telur seperti : keretakan kerabang, kantung hawa
(makin tua umur telur makin besar kantong hawa), kuning telur ( yolk ), adanya
bercak-bercak darah, dan pertumbuhan embrio.
Macam upnormalitas
Abnormalitas Penyebab
1. Tebal/tipis kerabang dipengaruhi beberapa faktor yaitu: umur, tipe ayam,
telur zat-zat makanan, peristiwa fatal dari organ tubuh, stres,
dan komponen lapisan kerabang telur. Kerabang yang
tipis relatif berpori lebih banyak dan besar, sehingga
mempercepat turunnya kualitas telur akibat penguapan
dan pembusukan lebih cepat
2. Kedalaman kantong Telur ayam ras akan mengalami penurunan kualitas
udara seiring lamanya penyimpanan. Lama dan suhu dalam
penyimpanan telur memengaruhi kualitas fisik telur
3. Pembuluh darah Nutrisi ayam yg kurang, lama penyimpanan dan suhu
dalam telur

You might also like