Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia antara 6-12 tahun adalah usia anak yang duduk dibangku SD.
Pada masa ini mulai masuk ke dalam dunia baru, anak mulai banyak
berhubungan dengan orang-orang di luar keluarganya dan berkenalan dengan
suasana dan lingkungan baru dalam kehidupannya (moehji, 2003).
B. Prinsip Praktikum
Prinsip praktikum yang digunakan dalam praktikum ini adalah untuk
menghitung status gizi pada kelompok usia 7-12 tahun khusunya anak
Sekolah Dasar Inpers Pampang 1, kelas 4 dengan mengkur prevalensi tinggi
badan berat badan serta untuk megetahui kandungan zat gizi yang di
konsumsi dengan menggunakan Recall 24 jm.
C. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum yang dilakukan yakni untuk mengetahui penilaian
status gizi pada anak Kelas V SD Negeri Paccinang 1 dengan menggunakan
metode pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri dilakukan untuk
mengetahui berat badan, dan tinggi badan pada ibu menyusui serta untuk
mengetahui survei komsumsi dengan menggunakan metode recall.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pertimbangan dalam menetapkan cut off point status gizi didasarkan pada
asumsi resiko kesehatan :
1. Antara -2SD sampai +2SD tidak memiliki atau beresiko paling ringan
untuk menderita masalah kesehatan
2. Antara -2SD sampai -3SD atau antara +2SD sampai +3SD memiliki
resiko cukup tinggi untuk menderita masalah kesehatan
3. Di bawah -3SD atau diatas +2SD memiliki resiko tinggi untuk menderita
masalah kesehatan
marasmic kwasiokor)
Untuk menghitung status gizi pada anak usia sekolah dapat menggunakan
table sesuai permenkes No. 1195/Menkes/XII/2010 tentang standar
antropometri pada penilaian status gizi anak.
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks
IMT/U dapat dilihat pada tabel berikut :
Z-score =
Rata-rata IMT/U (dibaca Indeks Massa Tubuh menurut Umur) digunakan
untuk anak-anak usia diatas 5 tahun hingga 18 tahun.
IMT = BB/TB2
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos
berarti tubuh, Metros berarti ukuran. Antropometri (Jellife dalam Dillon,
2007) diartikan sebagai pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh
dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi yang berbeda (Iqbal, 2018).
Terdapat dua jenis pengukuran antropometri yaitu pengukuran
antropometri ukuran dan antropometri komposisi tubuh. Pengukuran
antropometri ukuran tubuh meliputi berat badan, tinggi badan, panjang
badan, tinggi lutut, pajang ulna, rentang lengan, lingkar kepala, dan lebar
siku, lingkar kepala, lingkar dada, dan lain sebagainya. Pengukuran
antropometri komposisi tubuh terdiri atas tebal lemak, lingkar pinggang,
lingkar pinggul, perbandingaan lingkar pinggang pinggul, lingkar lengan
atas (LILA), lingkar otot lengan atas, dan tebal lingkar lengan atas
(Gibson, 2001).
Parameter-parameter tersebut membutuhkan alat dalam
pengukurannya. Sebagai contoh timbangan berat badan dan baby
weightscale untuk mengukur berat badan, mikrotois dan lenghtboard
untuk mengukur tinggi badan, pita LILA untuk mengukur lingkar lengan,
myotape untuk mengukur lingkar kepala, lingkar perut, lingkar kepala
dan lingkar pinggul dan lain sebagainya.
1. Pengukuran Berat Badan (BB)
a. Responden mengenakan pakaian biasa (usahakan dengan pakaian
yang minimal). Responden tidak menggunakan alas kaki.
b. Dipastikan timbangan berada pada penunjukan skala dengan
angka 0,0.
c. Responden diminta naik ke alat timbang dengan berat badan
tersebar merata pada kedua kaki dan posisi kaki tepat di
tengah alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca.
d. Diperhatikan posisi kaki responden tepat di tengah alat
timbang, usahakan agar responden tetap tenang dan kepala tidak
menunduk (memandang lurus kedepan).
e. Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan ditunggu
sampai angka tidak berubah (statis).
f. Dibaca dan dicatat berat badan pada tampilan dengan skala 0.1
terdekat.
g. Responden diminta turun dari alat timbang.
2. Pengukuran Tinggi Badan (TB)
a. Responden tidak mengenakan alas kaki (sandal/sepatu), topi
(penutup kepala). Posisikan responden tepat di bawah microtoice.
b. Reponden diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser.
c. Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan
tumit menempel pada dinding tempat microtoise di pasang.
d. Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung
bebas dan menghadap paha.
e. Responden diminta menarik nafas panjang untuk membantu
menegakkan tulang rusuk. Usahakan badan tetap santai.
f. Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala
responden. Pastikan alat geser berada tepat di tengah kepala
responden. Dalam keadaan ini bagian belakang alat geser harus
tetap menempel pada dinding.
g. Dibaca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang
lebih besar (ke bawah). Pembacaan dilakukan tepat di depan
angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata petugas.
h. Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur
harus berdiri di atas bangku agar hasil pembacaannya benar.
Catat tinggi badan pada skala 0,1 cm terdekat
B. Metode Recall
a. Metode Food Recall 24 Jam
Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis
dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang
la1u.
Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam
data yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu,
untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan
individu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT (sendok,
gelas, piring dan lain-lain) atau ukuran lainnya yang biasa dipergunakan
sehari-hari.
3. Struktur Organisasi
Penanggung jawab : Rosmawati Made Ali S.Pd
Ketua : A.Astin S.Pd
Sekretaris : Dewi Sartika Zain S.Pd
Bendahara : Hermawati S.Pd
N
Nama Siswa Usia BB TB IMT
o
FATIR
1 11 tahun 30 kg 124 cm kg/m2
MUHAMMAD
AULIA DESWITA
2 11 tahun 42 kg 147,3 cm kg/m2
PERATIWI
MUH. WILDAN
3 11 tahun 29 kg 128,7 cm kg/m2
JAMIL
AFIYAH
4 10 tahun 23 kg 131 cm kg/m2
MARDHIYAH
ANGELY 1130,9
5 10 tahun 32,5 kg Kg/m2
VIRGINIA cm
30 59,2
= =
124 1,52
59,2
=
2,25
= 26,3 𝐾𝑔/𝑚2
2. Nama Responden : Aulia Deswita Peratiwi
Umur : 11 tahun
𝐵𝐵 𝐾𝐺
IMT = =
𝑇𝐵2 𝑀2
42 71
= =
147,3 1,52
71
=
2,25
= 31,5 𝐾𝑔/𝑚2
29 43,4
= =
128,7 1,62
43,4
=
2,6
= 16,7𝐾𝑔/𝑚2
23 47
= =
131 1,52
47
=
2,25
= 21 𝐾𝑔/𝑚2
32,5 49,4
= =
130,9 1,52
49,4
=
2,25
= 22 𝐾𝑔/𝑚2
Siang
Selingan Siang
Nasi Dimasak 2 centong 120 gr
Malam Sayur asem Di masak 2 sendok 30 gr
Ikan goreng Digoreng 1 ekor 60 gr
Selingan
Malam
Pertanyaan Tambahan:
Siang
Selingan Siang
Selingan
Malam
Pertanyaan Tambahan:
Pertanyaan Tambahan:
2 cetong
Selingan Pagi Nasi Di masak 120 gr
1 sendok
Sayur asem Di masak 10 gr
Selingan
1 porsi
Malam Bubur ayam Di masak 300 gr
Pertanyaan Tambahan:
Selingan Pagi
Nasi goreng Di goreng ½ porsi 100 gr
Siang
Selingan Siang
biskuit 4 keping 40 gr
Malam
Selingan
Malam
Pertanyaan Tambahan:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian status gizi pada anak anak merupakan hal yang penting, dengan
menggunakan metode pengukuran antropometri diantaranya , berat badan,
tinggi badan, dan survei makanan atau food recall.
B. Saran
Penilaian status gizi dengan menggunakan metode antropometri pada anak
anak sebaiknya di lakukan sesuai dengan aturan pengukuran yang benar dan
telat di tetapkan.