You are on page 1of 9

ANALISIS MASALAH

SEKANRIO A BLOK 18 SISTITIS

Penyusun :
Azzahra Afifah
04011181419011

PENDIDIKAN DOKTER UMUM


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2016
ANALISIS MASALAH (Nomor 3)
1. Wanita 20 tahun memiliki keluhan demam naik turun sejak 1 hari yang lalu,
tidak menggigil, tidak mual muntah, nafsu makan biasa.
1.1. Bagaimana anatomi organ yang terkait pada kasus? (ginjal-uretra) 1 8 9
1.2. Bagaimana fisiologi organ yang terkait pada kasus? 2 7 11
1.3. Bagaimana hubungan jenis kelamin dan umur dengan kasus? 3 6
Jenis Kelamin lebih sering terjadi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-
laki. Karena bentuk uretranya yang lebih pendek dan letaknya berdekatan dengan anus. Pada
hampir 90% kasus, pasien adalah perempuan. Perbandingannya penyakit ini pada perempuan
dan laki-laki adalah 2 : 1.

Umur Adanya bakteriuria yang bermakna pada 1% sampai 4% gadis pelajar. 5%-10%
pada perempuan usia subur, dan sekitar 10% perempuan yang usianya telah melebihi 60
tahun.

1.4. Bagaimana penyebab dan mekanisme demam pada kasus? 4 5


1.5. Mengapa demamnya naik turun pada kasus? 5 4
1.6. Apa makna tidak menggigil pada kasus? 6 3

Mekanisme menggigil

Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh terlalu panas  tubuh
akan melakukan mekanisme umpan balik(feed back), mekanisme umpan balik ini terjadi bila
suhu tubuh inti telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang
disebut titik tetap (set point)  hipotalamus akan terangsang untuk melakukan serangkaian
mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan
meningkatkan pengeluaran panas selain itu faktor yang mempengaruhi suhu tubuh
diantaranya sebagai laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot, akibat
adanya kontraksi otot tersebut yang dapat menimbulkan menggigil. Menggigil karena TRP
(transcient reseptor potential) akan menstimulasi sel otot untuk bergerak lebih cepat sehingga
terjadilah respon menggigil. Mekanisme menggigil juga melalui aktifnya thermostat yang
berguna untuk membuat suhu tubuh meningkat agar sel darah putih bekerja lebih baik.

Makna tidak menggigil: Tubuh melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan


suhu dengan cara menurunkan produksi panas.
1.7. Apa makna tidak ada mual muntah pada kasus? 7 2
1.8. Apa makna nafsu makan biasa pada kasus? 8 1

2. Keluhan tambahan sakit perut bagian bawah hilang timbul sejak 2 hari yang
lalu, BAB biasa, tidak mual muntah, dan nyeri waktu BAK
2.1. Apa penyebab dan mekanisme nyeri perut bagian bawah?9 12
2.2. Mengapa nyeri perut bagian bawah hilang timbul sejak 2 hari yang lalu? 10
11
2.3. Apa penyebab dan mekanisme nyeri waktu BAK? 11 10
2.4. Apa makna BAB biasa pada kasus? 12 9

3. 1 hari sebelum timbul keluhan pasien dalam perjalanan jauh dengan naik
bus selama 24 jam, minum jarang, makan sedikit.
3.1. apa hubungan perjalanan jauh naik bus selama 24 jam, minum jarang dan
makan sedikit dengan keluhan pada kasus? 1 8

4. Pemeriksaan fisik:
Keadaan Umum sakit sedang sensorium Compos Mentis, gizi cukup, TD
120/80 mmHg, N 92x/menit, suhu 38,3oC, RR 24x/menit, nyeri tekan supra
pubik (+).
1.1. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik? 2 7
1.2. Bagaimana mekanisme abnormalitas pemeriksaan fisik:
a. Keadaan umum sakit sedang (kriteria). 3 6

A. RINGAN

Terdiri dari :
- Kesadaran penuh
- Tanda-tanda vital (TTV) stabil
- Pemenuhan kebutuhan mandiri

B. SEDANG
Memiliki minimal 3 (tiga) poin di bawah
Terdiri dari : - Kesadaran penuh s/d apatis
- Tanda-tanda vital (TTV) stabil
- Memerlukan tindakan medis & perlukaan (diluar obs) minimal 3
(tiga) tindakan perhari
- Memerlukan observasi
- Pemenuhan kebutuhan di bantu sebagian s/d seluruhnya

C. BERAT
Memiliki minimal 2 (dua) poin di bawah
Terdiri dari : - Kesadaran penuh s/d samnolent
- Tanda-tanda vital (TTV) tidak stabil
- Memakai alat bantu organ vital
- Memerlukan tindakan pengobatan & perawatan yang intensif
- Memerlukan observasi yang ketat
- Pemenuhan kebutuhan di bantu seluruhnya

b. Nyeri tekan supra pubic. 4 5

5. Pemeriksaan penunjang:
laboratorium leukosit darah 12000 mm3, urin leukosit urin 10-15/LPB,
eritrotsit 5-8/LPB, BNO normal.
5.1. bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormalitas dari:
a. leukosit darah 5 4
b. urin leukosit 6 3
Urinalysis Interpretasi Sensitivitas Spesifisitas

Leukosit > 3/lpb 32-100% 45-97%

Leukosit esterase (LE) test Positif 67-94% Lower

Nitrit test Positif

Bacteriuria Positif
Mekanisme:
Bakteri menginvasi buli-buli  Rspon inflamasi terhadap serangan bakteri  Leukosit
menumpuk dan terkumpul pada urin  Leukosit urin meningkat
c. eritrosit urin 7 2

6. Hipotesis: wanita 20 tahun diduga menderita ISK


6.1. Apa saja diagnosis banding dari penyakit pada kasus? 8,1
6.2. Bagaimana cara mendiagnosis penyakit pada kasus? 9,12
6.3. Apa saja pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk mendiagnosis
penyakit pada kasus? 10,11 12
6.4. Apa diagnosis pada kasus? 1,10
6.5. Apa definisi dari penyakit pada kasus? 12,9
6.6. Bagaimana epidemiologi dari penyakit pada kasus? 18
6.7. Bagaimana etiologi dari penyakit pada kasus? 27
6.8. Bagaimana faktor resiko dari penyakit pada kasus? 36
6.9. Bagaimana patofisiologi dari penyakit pada kasus? 45
6.10. Bagaimana gejala klinis dari penyakit pada kasus? 54
6.11. Bagaimana tatalaksana dari penyakit pada kasus? 6 3 10
 FARMAKOLOGI
Pengobatan untuk infeksi saluran kemih bawah

Sistitis sederhana atau uncomplicated dapat diberikan terapi dengan antimikroba dosis
tunggal atau jangka pendek(1-3) hari dimana hampir 80 % pasien memberikan respon yang
baik pada 48 jam pertama

1) Antimikroba oral
a. gejala ringan dapat diberikan sulfonamide 500 mg atau ampicillin 3 gram
b. gejala berat sebaiknya diberikan obat golongan Kortimoksazol yaitu kombinasi
trimetroprim-sulfametoksazol 2x 160/800 mg selama 3-5 hari
TRIMETHOPRIM-SULFAMETHOXAZOLE

 Nama Generik : Co-trimoxazole


 Nama Dagang : Bactrim® (Roche), Kaftrim® (Kimia Farma), Inatrim® (Indo Farma),
Primadex® (Dexa Medica), Sanprima® (Sanbe), Triminex® (Konimex)
 Indikasi : Infeksi Saluran Kemih, Infeksi Saluran Pencernaa, Infeksi Saluran
Pernapasan, Infeksi kulit
 Kontra Indikasi : hipersensitif terhadap komponen obat, anemia megaloblastik
 Bentuk Sediaan :

§ Tablet ( 80 mg Trimethoprim – 400 mg Sulfamethoxazole


§ Kaplet Forte (160 mg Trimethoprim – 800 mg Sulfamethoxazole )
§ Sirup suspensi ( Tiap 5 ml mengandung 40 mg Trimethoprim – 200 mg
Sulfamethoxazole )
 Dosis :

§ Anak diatas 2 bulan : 6-12 mg trimethoprim/ kg/ hari, terbagi dalam 2 dosis (tiap 12
jam)
§ Dewasa : 2 x sehari 2 tablet atau 2 x sehari 1 kaplet forte
Efek Samping : mual, muntah, hilang nafsu makan, kemerahan pada kulit

 Resiko Khusus : defisiensi G6PD, defisiensi asam folat, wanita hamil dan menyusui,
gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal.

2) Antiseptic (oral) dapat diberikanNitrofurantoin 5-7 mg/kgBB/hari


3) Antikolinergik seperti propantheline bromide untuk mencegah hiperiritabilitas vesica
urinaria
4) Antiseptic saluran kemih :fenazopiridin hidroklorida sebagai antiseptic pada saluran
kemih
Sistitis akut adalah infeksi saluran kemih bawah yang bersifat menetap/kambuh
biasanya banyak terjadi pada wanita dengan keluhan mengalami infeksi saluran kemih selama
3 episode pada 1 tahun terakhir atau 2 episode pada 6 bulan terakhir. Biasanya
penatalaksanannya adalah antibiotic profilaksis : nitrofurantoin 50 mg/hari atau
kotrimoksazol 240 mg/hari selama 3 kali seminggu.

 NON FARMAKO

 Jus Ketimun
Jus mentimun merupakan berfungsi sebagai diuretik yang efektif. Secangkir jus
mentimun dicampur dengan satu sendok teh madu dan satu sendok makan air jeruk nipis
segar, diberikan tiga kali sehari.

 Daun Lobak
Secangkir jus ini harus diberikan sekali dalam sehari, di pagi hari, selama dua minggu.

 Bayam
Sejumlah 100 ml jus bayam segar, diambil dengan kuantitas yang sama tender air
kelapa dua kali sehari, bermanfaat dalam pengobatan sistitis. Bertindak sebagai diuretik yang
efektif dan aman karena tindakan gabungan dari kedua nitrat dan kalium.

 Lemon
Sebuah sendok teh jus lemon diletakkan dalam 180 ml air mendidih. Kemudian
dibiarkan dingin dan 60 ml air ini dilakukan setiap dua jam dari 8 pagi sampai 12 siang untuk
perawatan sistitis. Hal ini memudahkan sensasi terbakar dan juga menghentikan pendarahan
di Sistitis

 Barley
Masing-masing setengah gelas bubur gandum, dicampur dengan mentega dan jus
jeruk nipis setengah, adalah diuretik yang sangat baik, dapat diambil dua kali sehari.

 Minyak Cendana
Minyak ini diberikan dalam dosis lima tetes pada awal dan berangsur-angsur
meningkat sampai sepuluh untuk 30 tetes.

 Sayuran mentah jus terutama jus wortel


Jika tidak ada demam, sayuran mentah jus, terutama jus wortel, diminum setiap dua
atau tiga jam. Setengah gelas jus wortel harus dicampur dengan kuantitas yang sama air dan
diambil pada satu waktu. Selama dua atau tiga hari, hanya buah-buahan matang dapat diambil
tiga atau empat kali sehari.

 Istirahat dan tetap hangat


Selama tiga atau empat hari sistitis akut, ketika pasien diet cairan, disarankan untuk
istirahat dan tetap hangat. Rendam panggul dalam air panas untuk menghilangkan rasa sakit.
Sakit dapat dihilangkan dengan merendam panggul dalam air panas. Atau, panas dapat
diterapkan pada perut, dengan menggunakan handuk diperas di air panas dan menutupnya
dengan handuk kering untuk mempertahankan kehangatan. Perawatan ini dapat dilanjutkan
selama tiga atau empat hari, dengan waktu yang rutin sampai peradangan mereda dan suhu
kembali normal.

 IRIGASI KANDUNG KEMIH

Irigasi kandung kemih adalah tindakan mencuci kandung kemih dengan cairan yang
mengalir. Tindakan ini dilakukan untuk memberi pengobatan, memanaskan mukosa
kandung kemih, membersihkan kandung kemih. Persiapan pasien sama seperti persiapan
pada pelaksanaan tindakan kateterisasi.

Indikasi tindakan:

 Radang kandung kemih


 Peradangan saluran kemih bagian atas
 Peradangan kandung kemih
 Pasien menggunakan kateter.

6.12. Bagaimana pencegahan dan edukasi dari penyakit pada kasus?72


6.13. Bagaimana komplikasi dari penyakit pada kasus? 81
6.14. Bagaimana prognosis dari penyakit pada kasus? 912
6.15. Bagaimana SKDI dari penyakit pada kasus? 10 11

DAFTAR PUSTAKA:

Colgan R, Williams M. Diagnosis and Treatment of Acute Uncomplicated Cystitis. American


family Physician. 2011; 7: 771-776. Available at:
http://www.aafp.org/afp/2011/1001/p771.pdf

Prince, Sylvia Anderson.Lorraine M. Wilson. 2006. “Patofisiologi Konsep Klinik Proses-


proses Penyakit” Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC.
Sukandar, Enday. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta: Interna
Publishing.

Victorian Government Melbourne. 2010. Cystitis in Women. Available at:


http://www.health.vic.gov.au/edfactsheets/downloads/cystitis-in-women.pdf

Yulianto. 2009. Available at: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122555-S09006fk-


Pola%20kepekaan-Literatur.pdf

You might also like