You are on page 1of 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan kebutuhan dasar
yang diperlukan kepada individu baik yang sehat maupun yang sakit, yang mengalami
gangguan fisik, psikis dan agar mencapai derajat kesehatan yang optimal. Diperlukan
pendekatan komprehensif baik dari segi fisik maupun psikologis serta bersifat individual bagi
setiap pasien.
Penyakit hipertiroid adalah penyakit akibat gangguan produksi hormon, pada penyakit
ini perlu asuhan keperawatan pada hipertiroidisme atau askep hipertiroid yang komprehensif
karena disamping faktor efek penyakit itu sendiri biasanya terdapat pula kondisi stress
psikologi.
Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang dapat dicegah, seperti kebanyakan
kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat menonjol pada wanita. Kelainan
ini menyerang wanita empat kali lebih banyak daripada pada pria, terutama wanita muda yang
berusia antara 20 dan 40 tahun. Disini dapat dikarenakan karena dari proses menstruasi,
kehamilan dan menyusui itu sendiri menyebabkan hipermetabolisme sebagai akibat
peningkatan kerja daripada hormone tiroid .(Hotma R, 2006).
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone
(TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating
hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas
hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari tiga kelenjar-
kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan,
dengan demikian berakibat pada hipertiroid.Pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi
produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau
merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).

Pentingnya dari asuhan keperawatan pasien dengan Hipertiroid ini adalah dengan
memberikan penyuluhan, pengawasan, perlindungan dan pasien dengan Hipertiroid itu dapat
ditangani dengan baik dan diberi asuhan keperawatan. Maka dari itu pasien Space Hipertiroid
ini memerlukan perawatan yang khusus untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

a) Bagaimanakah definisi dari penyakit Hipertiroid ?


b) Bagaimanakah Etiologi penyakit Hipertiroid ?
c) Bagaimanakah Tanda dan Gejala penyakit Hipertiroid ?
d) Bagaimanakah Patofisiologi dari penyakit Hipertiroid ?
e) Bagaimanakah Pemeriksaan Diagnosis dari penyakit Hipertiroid ?
f) Bagaimanakah Penatalaksanaan penyakit Hipertiroid ?
g) Bagaimanakah Komplikasi dari penyakit Hipertiroid ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Tujuan penulisan dari makalah ini diantaranya sebagai berikut :

a. Memahami tentang pengertian dari Hipertiroid


b. Memahami tentang epidiomiologi dari Hipertiroid
c. Memahami tentang etiologi dari Hipertiroid
d. Memahami tentang factor resiko dari Hipertiroid
e. Memahami komplikasi dari Hipertiroid
f. Memahami tentang patofisiologi/pathway dari Hipertiroid)
g. Memahami tentang manifestasi klinis dari Hipertiroid)
h. Memahami tentang pemerikaan diagnosa dari Hipertiroid
i. Memahami tentang penatalaksanaan medis dari Hipertiroid

2
BAB II
KONSEP DASAR

2.1 Definisi
Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan
sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. (Marry:2009).
Hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid
lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Tirotoksikrosis merupakan istilah yang digunakan
dalam manifestasi klinkis yang terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh
peningkatan hormone tiroid (Tarwoto,dkk.2012).
Angka kejadian pada hipertiroid lebihbanyak pada wanita dengan
perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40 tahun (Black,2009).
Hipertiroidisme adalah Suatu sindrom yang disebabkan oleh peninggian
produsi hormon tiroid yang disebabkan antara lain karena autoimun pada penyakit
graves, hiperplasia, genetik, neoplastik atau karena penyakit sistemik akut. Faktor
pencetusnya adalah keadaan yang menegangkan seperti operasi, infeksi, trauma,
penyakit akut kardiovaskuler ( P.K Sint Carolus:1995).

2.2 Etiologi
Menurut Tarwoto,dkk (2012) penyebab hipertiroid diantaranya adenoma
hipofisis, penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan
pengobatan hipotiroid.
1. Adenoma hipofisis
Penyakit ini merupakan tumor jinak kelenjar hipofisis dan jarang terjadi.
2. Penyakit graves
Penyakit graves atau toksi goiter diffuse merupakan penyakit yang disebabkan
karena autoimun, yaitu dengan terbentuknya antibody yang disebut thyroid-
stimulatin immunoglobulin (TSI) yang melekati sel-sel tiroid. TSI merinu tindakan
TSH dan merangasang tiroid untuk membuat hormon tiroid terlalu banyak.
Penyakit ini dicirikan adanya hipertiroidisme, pembesaran kelenjar tiroid atau
(goiter) dan eksoftalmus (mata yang melotot).

3
3. Tiroditis
Tiroditis merupakan inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh
bakteri seperti streptococcus pyogenes, staphycoccus aureus dan pnemucoccus
pneumonia. Reaksi peradangan ini menimbulkan pembesaran pada kelenjar tiroid,
kerusakan sel dan peningkatan jumlah hormon tiroid.
Tiroditis dikelompokan menjadi tiroiditis subakut, tiroiditis posetpartum, dan
tiroiditis tersembunyi. Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid
dan biasanya hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan. Tiroiditis
pesetpartum terjadi sekitar 8% wanita setelah beberapa bulan melahirkan.
Penyebabnya diyakini karena autoimun. Seperti halnya dengan tiroiditis subakut,
tiroiditis wanita dengan posetpartum sering mengalami hipotiroidisme sebelum
kelenjar tiroid benar-benar sembuh. Tiroiditis tersembunyi juga disebabkan juga
karna autoimun dan pasien tidak mengeluh nyeri, tetapi mungkin juga terjadi
pembesaran kelenjar. Tiroiditis tersembunyi juga dapat mengakibatkan tiroiditis
permanen.
4. Konsumsi yodium yang berlebihan, yang mengakibatkan peningkatan sistesis
hormon tiroid.
5. Terapi hipertiroid, pemberian obat obatan hipotiroid untuk menstimulasi sekresi
hormon tiroid. Penggunaan yang tidak tepat menimbulkan kelebihan jumlah
hormon tiroid.

2.3 Tanda dan gejala


Hipertiroid mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi yaitu :

Banyak keringat Denyut nadi cepat, seringkali


>100x/menit
Tidak tahan panas Berat badan turun, meskipun
banyak makan, mudah lelah
Sering BAB, kadang diare Otot lemas, terutama lengan atas
dan paha
Jari tangan gementar (tremor) Rambut rontok

4
Tegang, gelisah, cemas, mudah Kulit halus dan tipis
tersinggung
Jantung berdebar cepat Pikiran sukar konsentrasi
Haid menjadi tidak teratur Kehamilan sering berakhir dengan
keguguran
Bola mata menonjol dapat disertai Terjadi perubahan pada mata
dengan penglihatan ganda bertambahnya pembentukan air
mata, iritasi dan peka terhadap
cahaya

Denyut nadi tidak teratur Tekanan darah meningkat


terutama pada usia >60 tahun

2.4 Patofisiologi
Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon tiroid yang lebih
banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol melalui
mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan
metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis. Peningkatan metabolisme
rate menyebabnya peningkatan produksi panas tubuh sehingga pasien mengeluarkan
banyak keringat dan penurunan toleransi terhadap panas. Laju metabolisme yang
meningkat menimbulkan peningkatan kebutuhan metabolik, sehingga berat badan
pasien akan berkurang karena membakar cadangan energi yang tersedia. Keadaan ini
menimbulkan degradasi simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga cadangan
protein otot juga berkurang.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada sistem kardiovaskuler
yaitu dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta adrenergik, sehingga denyut nadi
lebih cepat, peningkatan kardiak output, stroke volume, aliran darah perifer serta
respon adenergik lainnya. Peningkatan hormon tiroid juga berpengaruh terhadap
sekresi dan metabolisme hipothalamus, hipofisis dalam mensekresi hormon gonad,
sehingga pada individu yang belum pubertas mengakibatkan keterlambatan dalam
fungsi seksual, sedangkan pada usia dewasa mengakibatkan penurunan libido, infertile
dan menstruasi tidak teratur. (Tarwoto,dkk.2012).

5
2.5 Pemeriksaan Diagnosis
1. Pemeriksaaan laboratorium
a) Serum T3,terjadi peningkatan (N:70-250 ng/dl atau 1,2-3,4 SI unit)
b) Serum T4,tehrjadi peningkatan (N:4-12 mcg/dl atau 51-154 SI unit)
c) In deks T4 bebas,meningkat (N:0,8-2,4 ng/dl atau 10-31 SI unit)
d) T3RU meningkat (N:24-34%)
e) TRH stimulation test,menurun atau tidak ada respon TSH
f) Tiroid antibodi antiglobulin antibodi (TSH-Rab), terjadi peningkatan pada
penyakit graves
2. Test penunjang lainnya
a) CT Scan tiroid
Mengetahui posisi,ukuran dan fungsi kelenjar tiroid. Iodine radioaktif (RAI)
diberikan secara oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh kelenjar
tiroid.normalnya tiroid akan mengambil iodine 5-35% dari dosis yang
diberikan setelah 24 jam.pada pasien Hipertiroid akan meningkat.
b) USG,untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apakah
massa atau nodule.
c) ECG untuk menilai kerja jantung,mengetahui adanya takhikardia,atrial fibrilasi
dan perubahan gelombang P dan T
(Tarwoto,dkk.2012)

2.6 Penatalaksanaan
Menurut Tarwoto,dkk (2012) tujuan pengobatan adalah untuk membawa
tingkat hormon tiroid keadaan normal,sehingga mencegah komplikasi jangka
panjang,dan mengurangi gejala tidak nyaman.tidak bekerja pengobatan tunggal
untuk semua orang.Tiga pilihan pemberian obat-obatan, terapi radioiod, dan
pembedahan.
1. Obat-obatan antitiroid
a) Propylthiouracil (PTU),merupakan obat antihipertiroid pilihan, tetapi
mempunyai efek samping agranulocitosis sehingga sebelum di berikan
harus dicek sel darah putihnya. PTU tersedia dalam bentuk tablet 50 dan
100 mg.

6
b) Methimozole (Tapazole), bekerja dengan cara memblok reaksi hormon
tiroid dalam tubuh.obat ini mempunyai efek samping agranulositosis,nyeri
kepala,mual muntah,diare,jaundisce,ultikaria.obat ini tersedia dalam bentuk
tablet 3 dan 20 mg.
c) Adrenargik bloker,seperti propanolol dapat diberikan untuk mengkontrol
aktifitas saraf simpatetik.
d) Pada pasien graves yang pertama kali diberikan OAT dosis tinggi PTU
300-600mg/hari atau methimazole 40-45mg/hari.

2. RadioTerapi
Radio aktif iodin-131, iodium radio aktif secara bertahap akan melakukan
sel-sel yang membentuk kelenjar tiroid namun tidak akan menghentikan
produksi hormon tiroid.

3. Bedah Tiroid
Pembedahan dan pengangkatan total atau parsial (tiroidektomy). Operasi
efektif dilakukan pada pasien dengan penyakit graves. Efek samping yang
mungkin terjadi pada pembedahan adalah gangguan suara dan kelumpuhan
saraf kelenjar tiroid.

4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein, 3000-
4000 kalori.

7
2.7 Komplikasi

MenurutTarwoto,dkk (2012)
1. Eksoftalmus, keadaan dimana bola mata pasien menonjol benjol keluar, hal
ini disebabkan karena penumpukkan cairan pada rongga orbita bagian
belakang bola mata. Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.
2. Penyakit Jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung.
3. Stromatiroid (tirotoksikosis), pada periode akut pasien mengalami demam
tinggi, takikardia berat, derilium, dehidrasi, dan iritabilitas ekstrim. Keadaan
ini merupakan keadaan emergency sehingga penganganan lebih khusus.
Faktor presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah
hipertiroidisme yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi,
ablasitiroid, pembedahan, trauma, miokardiak infark, overdosis obat.
Penanganan pasien dengan stromatiroid adalah dengan menghambat produksi
hormon tiroid, menghambat konfersi T4 menjadi T3 dan menghambat efek
hormon terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan untuk
menghambat kerja hormon tersebut diantaranya sodium ioded intravena,
glococorticoid, dexamethasone, dan propylthiouracil oral. Beta-blockers
diberikan untuk menurunkan efek stimulasi saraf simpatik dan takikardia.

8
2.8 WOC (Web Of Causation)

Hipotalamus

Hipofisis Anterior Hormone pelepas (tirotropin)

Hormone perangsang Tiroid hipertrofi (peningkatan


Tiroksin imonuglobin
tiroid (TSH) sekresi yodium)
Hipertiroid

Peningkatan frekuensi dan Metabolisme meningkat


kontraksi jantung

Peningkatan konsumsi O2 System kardiovaskuler

Pemakaian glukosa sel System saraf


- Takikardi
- TD, nadi
Pemecahan lemak dan - Nerfus
protein - Angina
- Kelelahan
- Gagal jantung
- Mudah terangsang
-
Penurunan curah jantung

Otot dan tulang Kulit Peningkatan kebutuhan


kalori

Kelelahan otot Peningkatan suhu tubuh

Ketidakefektifan nutrisi
Resiko kerusakan Hipertermi kurang dari kebutuhan
integritas jaringan tubuh

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan hipertiroid
Tarwoto,dkk. (2012) ialah sebagaiberikut :
1. Data Demografi
Data demografi yang penting di kaji adalah usia dan jenis kelamin, karena
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap hipertiroid
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat keluarga dengan faktor genetik, penyakit tiroid dan kanker
b. Riwayat kesehatan sekarang : riwayat penyakit tiroid yang dialami, riwayat
pengobatan dengan radiasi dileher, adanya tumor, adanya riwayat trauma
kepala, infeksi, riwayat penggunaaan obat-obatan seperti thionamide,
lithium, amiodarone, interferon alfa.
c. Riwayat sosial ekonomi : kemampuan memelihara kesehatan, konsumsi
dan pola makan, porsi makan.
3. Keluhan Utama
a. Kaji yang berhubungan dengan hipermetabolisme
 Penurunan berat badan
 Peningkatan suhu tubuh
 Kelelahan
 Makan dengan porsi banyak atau sering
b. Kaji yang berhubungan dengan aktivitas
 Cepat lelah
 Intoleransi aktivitas
 Tremor
 Insomnia
c. Kaji yang berhubungan dengan gangguan persarafan
 Iritabilitas
 Emosi tidak stabil seperti cemas atau mudah tersinggung

10
d. Kaji yang berhubungan dengan gangguan penglihatan
 Gangguan tajam penglihatan
 Pandangan ganda
e. Kaji yang berhubungan dengan gangguan seksual
 Amenorrhea, menstruasi tidak teratur
 Menurunnya infertile, resiko aborsi spontan
 Menurunnya libido
 Menurunnya perkembangan fungsi seksual
 Impoten
f. Kaji yang berhubungan dengan gangguan graves
 Eksoftalmus
 Pembesaran kelenjar tiroid
4. Pengkajian psikososial
Pasien dengan hipertiroid biasanya menampakkan suasana hati yang
tidak stabil, penurunan terhadap perhatian dan menunjukkan perilaku maniak.
Sering juga didapatka gangguan tidur.
5. Pemeriksaan fisik
a. Observasi dan pemeriksaan kelenjar tiroid
Palpasi kelenjar tiroid dan kaji adanya massa atau pembesaran. Observasi
ukuran dan kesimetrisan pada goiter pembesaran dapat terjadi empat kali
dari ukuran normal.
b. Optalmopathy (penampilan dan fungsi mata yang tidak normal)
Pada hipertiroid sering ditemukan adanya retraksi kelopak mata dan
penonjolan kelopak mata. Pada tiroksikosis kelopak mata mengalami
kegagalan untuk turun ketika klien melihat kebawah.
c. Observasi adanya bola mata yang menonjolkarena edema pada otot
ektraokuler dan peningkatan jaringan dibawah mata. Penekanan pada saraf
mata dapat mengakibatkan kerusakan pandangan seperti penglihata ganda,
tajam penglihatan. Adanya iritasi mata karena kesulitan menutup mata
secara sempurna perlu dilakukan pengkajian.

11
d. Pemeriksaan jantung
Komplikasi yang sering timbul pada hipertiroid adalah gangguan jantung
seperti kardioditis dan gagal jantung, oleh karenanya pemeriksaan jantung
perlu dilakukan seperti tekanan darah, takikardia, distritmia, bunyi jantung.
e. Muskuloskeletal
Biasanya ditemukan adanya kelemahan otot, hipeeraktif pada reflex tendon
dan tremor, iritabilitas.

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
gangguan metabolik
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan metabolism
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol
dan peningkatan aktifitas saraf simpatik
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembesaran kelenjar tiroid
5. Risiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
metabolisme
6. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolik
7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan energy dengan
kebutuhan tubuh
8. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan produksi panas
meningkat
9. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan hormonal dan perubahan
fungsi tubuh
10. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur dan
peningkatan metabolisme

3.3 Intervensi Keperawatan


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
gangguan metabolisme
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama3 x 24 jam
keseimbangan nutrisi kembali normal.

12
Kriteria Hasil : Berat badan stabil, malnutrisi (-), kebutuhan metabolism
terpenuhi.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Hindari makanan yang dapat 1. Penigkatan multilitas saluran cerna
meningkatkan peristaltic usus. dapat mengakibatkan diare dan
gangguan absorpsi nutris yang
diperlukan.
Kolaborasi :
1.Konsultasi dengan ahli gizi utnutk 1.Mungkin memerlukan bantuan untuk
memberikan diet kalori tinggi. menjamin pemasukan zat-zat
makanan yang adekuat dan
mengidentifikasi makanan pengganti
yang paling sesuai.

Observasi : Observasi :
1.Auskultasi bising usus 1.Bising usud hiperaktif mencerminkan
peningkatkan motilitas lambung yang
menurnkan atau mengubah fungsi
absorpsi.
2.Pantau masukan makanan setiap hari 2.Penurunan berat badan terus
dan timbang berat badan tiap hari. menerusdalam keadaan masukan kalori
yangcukup merupakan indikasi
kegagalanterhadap terapi antitiriod.

Edukasi : Edukasi :
1.Dorong klien makan dan 1.Membantu menjaga pemasukan
meningkatkan jumlah makan. kalori cukup tinggi untuk menambah
kaloritetap tinggi.

13
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan metabolisme
Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan 1x24 jam pola nafas
efektif
Kriteria hasil :
 nafas 16-20x/menit
 bernafas tidak menggunakan otot bantu tambahan

Intervensi Rasional
Mandiri
1.Auskultasi bunyi nafas dan catat 1.Bunyi nafas menurun / tak ada bila
adanya bunyi nafas adventisius, seperti jalan nafas obstruksi sekunder terhadap
krekels, mengi, gesekan pleural. perdarahan, bekuan atau kolaps jalan
nafas kecil ( atelektasis ). Ronki dan
mengi menyertai obstruksi jalan nafas /
kegagalan pernafasan.
2.Tinggikan kepala dan bantu 2. Duduk tinggi memungkinkan
mengubah posisi. Bangunkan klien ekspansi paru dan memudahkan
turun tempat tidur dan ambulasi pernafasan.
sesegera mungkin.
3.Dorong / bantu klien dalam nafas 3.Dapat meningkatkan / banyaknya
dalam dan latihan batuk. Penghisapan sputum dimana gangguan ventilasi dan
per oral atau nasotrakeal bila ditambah ketidaknyamanan upaya
diindikasikan. bernafas.

Kolaborasi
1.Memaksimalkan bernafas dan
1.Berikan oksigen tambahan.
menurunkan kerja nafas.

Observasi
1.Kecepatan biasanya meningkat.
1.Observasifrekuensi, kedalaman
Dispnea dan terjadi peningkatan kerja
pernafasan dan ekspansi dada. Catat
nafas.
upaya pernafasan, termasuk

14
penggunaan otot bantu / pelebaran
nasal.

2.Observsi pola batuk dan karakter 2.Kongesti alveolar mengakibatkan


sekret. batuk kering / iritasi.

3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol dan


peningkatan aktifitas saraf simpatik
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan 2x24 jam curah jantung
menjadi adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kriteria Hasil : Tanda vital stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian
kapiler < 3 detik, tidak ada distritnea.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Catat atau perhatikan 1.Takirkardi mungkin merupakan
kecepatan irama jantung cerminan langsung stimulasi otot jantung
danadanyadistrirnea. oleh hormone tiroid distritnea sering kali
terjadi dan dapat membahayakan fungsi
jantung atau curah jantug.
2.Auskultasi suara jantung, perhatikan 2. S1 dan mumur yang menonjol yang
adanya bunyi jantung tambahan, berhubungan dengan curah jantung
adanya orama gallop dan mumur meningakat pada keadaan metabolic.
sistolik. adanya S3 sebagai tanda kemungkinan
gagal jantung

Kolaborasi : Kolaborasi :
1.Berikan cairan IV sesuai indikasi. 1.pemberian cauiran melalui IV dengan
Cepat untuk memperbaiki volum
sirkulasi
2. Berikan sesuai indikasi. 2.Mempertahankan curah jantung yang
adekuat.

15
Observasi : Observasi :
1.Observasi tanda dan gejala haus yang 1.Hidrasi yang cepat dapat terjadi yang
hebat, mukosa membran kering yang akan menurunkan volum sirkulasi
lemah. dan menurunkan curah jantung.
2.observasi nadi atau denyut 2.Memberikan hasil pengkajian yang lebih
jantungpada pada pasien saat tidur. akurat untuk menentukan takikardi.

4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembesaran kelenjartiroid


Tujuan :setelah diberikan tindakan keperawatan 3x24 jam citratubuh
klien tidakterganggu

Kriteria Hasil :

 Klien menyatakan perasaan positif terhadap dirinya sendiri.


 Klien berpartisipasi dalam berbagai aspek perawatan dan dalam
pengambilan keputusan tentang perawatan.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Terima persepsi diri klien dan 1. untuk memvalidasi perasaannya.
berikan jaminan bahwa klien
dapat mengatasi krisis ini.

Observasi : Observasi :
1. Kaji kesiapan klien kemudian 1. keterlibatan dapat memberikan
libatkan klien dalam mengambil rasa kontrol dan meningkatkan
keputusan tentang keperawatan, harga diri.
bila memungkinkan.

16
Edukasi : Edukasi :
1. Dorong klien melakukan 1. untuk meningkatkan rasa
perawatan diri. kemandirian dan kontrol.
2. Dorong klien untuk 2. Kedukaan harus mendahului
mengungkapkan kedukaan tentang penerimaan.
kehilangan.
3. Dorong klien untuk tetap 3. Catatan tertulis dapat membantu
menuliskan perasaan, tujuan, menunjukkan kemajuan klien.
keluhan, dan kemajuan yang
terjadi pada dirinya.
4. Diskusikan kemajuan klien dan 4. Untuk meningkatkan sikap positif.
tunjukan bagaimana kondisinya
telah meningkat.
5. Dorong klien untuk berpartisipasi 5. Untuk membantu mendapatkan
dalam kelompok pendukung, bila dukungan dan pemahaman atau
perlu, membuat suatu perjanjian konseling tambahan.
dengan profesi kesehatan mental.
6. Dorong klien untuk 6. Untuk meningkatkan harga diri
menggambarkan perkembangan dan untuk mendemontrasikan
klien melalu hospitalisasi. bagaimana klien telah beradaptasi
terhadap perubahan citra tubuh.
7. Ajarkan dan dorong strategi 7. Untuk membantu klien mengatasi
koping yang sehat. perilaku yang tidak produktif.

17
5. Risiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
metabolisme
Tujuan :Setelah diberi tindakan keperawatan selama1 x 24 jam risiko
ketidak seimbangan volume cairan tidakterjadi
Kriteria Hasil :
 Asupan dan haluaran cairan tetap pada kadar yang tepat sesuai usia dan
kondisi fisik.
 Klien mempunyai tugor kulit yang normal.
 Klien mempertahankan kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1. Timbang berat badan klien 1. Untuk membantu mendeteksi
setiap hari sebelum sarapan. perubahan keseimbangan cairan.
2. Tentukan cairan apa yang 2. Untuk meningkatkan asupan.
disukai klien dan simpan
cairan tersebut disamping
tempat tidur klien.

Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Berikan cairan parenteral 1. Untuk membantu mempertahankan
sesuai intruksi. keseimbangan cairan.

Observasi : Observasi :
1. Periksa membran mukosa 1. Membran mukosa kering
mulut setiap hari. merupakan suatu indikasi dehidrasi.
2. Pantau kadar elektrolit serum. 2. Perubahan niali elektrolit dapat
menandakan ketidakseimbangan
cairan.
3. Ukur asupan cairan dan 3. Penurunan asupan atau peningkatan
haluaran urine untuk haluaran mengakibatkan defisit
mendapatkan status cairan. cairan dan mengakibatkan kelebihan

18
cairan.

Edukasi : Edukasi :
1. Dorong klien untuk mematuhi 1. Untuk membantu mencapai
diet yang diinstrusikan. keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Ajarkan klien dan anggota 2. Tindakan ini mendorong klien dan
keluarga cara pemberian asuhan untuk
mempertahankan asupan berpartisipasi dalam perawatan,
cairan yang tepat, termasuk sehingga meningkatkan kontrol.
mencatat berat badan setiap
hari, mengukur asupan dan
haluaran, dan mengenal tanda-
tanda ketidakseimbangan
cairan.

6. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme


Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama1 x 24 jam suhu
tubuh klien kembali normal
Kriteria hasil :
 suhu tetap normal 36,50C-370C
 keseimbangan cairan tetap stabil

INTERVENSI RASIONAL
Mandiri Mandiri:
1.Monitor suhu tubuh setiap 4 jam 1.Meyakinkan perbandingan data yang
akurat
Kolaborasi: Kolaborasi:
1.Berikan antipiretik sesuai indikasi 1.Dapat menurunkan demam

Observasi: Observasi:
1.Pantau dan catat denyut dan irama 1.Peningkatan deyut nadi, penurun

19
nadi, tekanan vena sentral, tekanan tekanan vena sentral dan penurunan
darah, frekuensi nafas, tingkat tekanan darah dapat mengindikasikan
responsivitas, dan suhu kulit setiap 4 hipovollemia yang mengarah penurunan
jam. perfusi jaringan.
2.Observasi adanya konfusi disorientasi 2.Perubahan tingkat kesadaran dapat
merupakan akibat dari hipoksia jaringan

Edukasi: Edukasi:
1.Anjurkan klien untuk minum sebayak 1.Asupan cairan berlebih dapat
mungkin air jika tidak mengakibatkan kelebihan cairan atau
dikontraindikasikan dekompensasi jantung yang dapat
memperburuk kondisi pasien

7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan energy dengan


kebutuhan tubuh
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama3x24 jam klien
dapat beraktivitas
Kriteria hasil : Menunjukkan perbaikan kemampuan utnuk berpartipasi dalam
melakukan aktivitas.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Pantau tanda vital dan catat nadi 1.Nadi meningkat dan bahkan pada
baik pada istirahat dan melakukan istirahat( Takikardi ).
aktivitas.
2.Berikan sentuhan atau message, 2.Dapat menurunkan energy dalam saraf
bedak yang sejuk. yangselanjutnya meningkatkan relaksasi.

Kolaborasi :
Kolaborasi : 1.Untuk mengurangi kelelahan dan
1.Berikan obat sesuai indikasi. Meningkatkan energi.
Observasi :

20
Observasi : 1.Kebutuhan dan konsumsi oksigen akan
1. Catat perkembangan takipneu, ditingkatkan pada
dispneu, pucat dan sianosis. keadaanhipemetabolik.
Edukasi :
Edukasi : 1.Membantu melawan pengaruh dari
1.Sarankan klien untuk mengurangi peningkatan metabolisme.
aktivitas dan meningkatkan istirahat .

8. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan produksi panas meningkat


Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama1 x 24 jam
tidak ada resiko kerusakan integritas kulit
Kriteria Hasil : Mampu mengidentifikasi tindakan untuk membrikan
perlindungan pada mata dan pencegahan komplikasi.

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Bagian kepala tempat tidur 1.Menurunkan edema jaringan bila ada
ditinggikandan batasi pemasukan komplikasi seperti GJK yang mana
garam jika adaindikasi. dapat memperberat esoftalmus.

Kolaborasi : Kolaborasi :
1.Berikan obat sesuai indikasi 1.Untuk tindakan pengobatan medis.

Observasi : Observasi :
1.Evaluasi ketajaman mata. 1. Oftalmolpati infiltraftif akibat dari
penigkatan jaringan retroorbits yang
menciptakan eksoftalmus.
2.Observasi 2.Manifestasi umum dari stimulasi
edemaperiobital,gangguanPenutupan aderenergik yang berlebihan
kelopak mata. denganberhubungan dengan tirotoksikosis

21
yang
memerlukan intervensi pendukung
sampe resolusi krisis
dapatmenghilangkansimtomatologis.
Edukasi :
1.Anjurkan klien menggunakan Edukasi :
kacamata gelap ketika terbangun dan 1. melindungi kerusakan kornea jika
tutup dengan penutup mata selama pasien tidak dapat menutup mata dengan
tidur sesuai dengan kebutuhan. sempurna karena edema atau fibrosis
bantalan lemak.

9. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan hormonal dan perubahan fungsit


ubuh
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan 3x24 jam fungsi
seksual kembali normal

Kriteria hasil :

 Klien mengakui adanya masalah atau kemungkinan masalah dalam fungsi


seksual.
 Klien mengungkapkan pemahaman mengenai penyebab disfungsi seksual
 Klien mengungkapkan keinginan untuk mendapatkan konseling.
 Klien menghidupkan kembali aktivitas seksual seperti sebelum sakit.

Intervensi Rasional
Mandiri: Mandiri :
1. Sediakan lingkungan yang tidak 1. Tindakan ini mendorong klien
mengancam, dan dorong klien untuk bertanya tentang hal khusus
untuk bertanya tentang yang berkaitan dengan keadaan
seksualitas pribadi. saat ini.

2. Berikan kesempatan klien untuk 2. Tindakan ini meningkatkan

22
mengungkapkan perasaan secara komunikasi dan pemahaman
terbuka dalam lingkungan yang diantara klien dan beri asuhan.
tidak mengancam.

Edukasi : Edukasi :
1. Anjurkan klien untuk 1. Sediakan waktu dan lingkungan
mendiskusikan keluhannya yang kondusif untuk komunikasi
dengan suami atau istri atau antara klien dan suami atau istri
pasangan. atau pasangan untuk berbagi
2. Sarankan rujukan ke konselor keluhan dan memperkuat
seksual atau profesi terkait hubungan
lainnya dalam mendapatkan 2. Untuk memberikan sumber-
panduan selanjutnya . sumber penunjang lanjutan terapi
bagi klien.

10. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur dan peningkatan
metabolism
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama2x24 jam
gangguan pola tidur dapat di atasi
Kriteria hasil : klien mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menghalangi
atau mengganggu tidur.klien tidur 5-6 jam dimalam hari

Intervensi Rasional
Mandiri : Mandiri :
1.Berikan bantuan tidur kepada klien, 1.Susu dan beberapa kudapan tinggi
seperti bantal, mandi sebelum tidur, protein, seperti keju dan kacang,
makanan atau minuman dan bahan mengandung L-trytophan, yang dapat
bacaan. mempermudah tidur. Higiene pribadi
secara rutin dapat mempermudah tidur
bagi sejumlah klien.
2.Ciptakan lingkungan tenang yang 2.Tindakan ini dapat mendorong
kondusif untuk tidur contohnya, tutup istirahat dan tidur klien.

23
gorden, sesuaikan pencahayaan atau
tutup pintu.
Kolaborasi : Kolaborasi :
1.Berikan pengobatan yang 1.Agenhipnotik memicu tidur: obat
diprogramkan untuk meningkatkan pola penenang menurunkan ansietas
tidur normal klien. Pantau dan catat
reaksi yang tidak diharapkan.

Observasi : Observasi :
1.Catat lamanya tidur klien 1.Mengetahui perubahan prosentase
pola tidur

Edukasi : Edukasi :
1.Berikan pendidikan kesehatan kepada 1.Upaya relaksasi yang bertujuan
klien tentang teknik relaksasi seperti biasanya dapat membantu
imajinasi terbimbing, relaksasi oto meningkatkan tidur
progresif, dan meditasi.

Discharge planing :
1. Atur pola nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein 3000-4000 kalori
2. Minum obat-obatan antitiroid secara teratur dan sesuai dosis
3. Hindari hal-hal pemicu terjadinya peningkatan hormon tiroid, contohnya:
mengkonsumsi makanan tinggi iodium

24
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hipertiroidisme (hipersekresi hormon tiroid) adalah peningkatan produksi dan
sekresi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. (Marry:2009).Hipertiroidisme adalah
keadaan dimana terjadi peningkatan hormon tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh.
Tirotoksikrosis merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinkis yang
terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan hormone tiroid
(Tarwoto,dkk.2012).Angka kejadian pada hipertiroid lebihbanyak pada wanita dengan
perbandingan 4:1 dan pada usia antara 20-40 tahun (Black,2009).
Menurut Tarwoto,dkk.2012penyebab hipertiroid diantaranya adenoma
hipofisis, penyakit graves, modul tiroid, tiroiditis, konsumsi banyak yodium dan
pengobatan hipotiroid.Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi hormon
tiroid yang lebih banyak, pernah berbagai faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol
melalui mekanisme normal. Peningkatan hormon tiroid menyebabkan peningkatan
metabolisme rate, meningkatnya aktivitas saraf simpatis.Komplikasi Hipertiroid
adalahEksoftalmus,Penyakit Jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung,
Stromatiroid (tirotoksikosis)

25
DAFTAR PUSTAKA

Baradero, Mary,dkk.2009.Klien Gangguan Endokrin:Seri Asuahan Keperawatan.


Jakarta:EGC.
Rumorbo, Hotman.2012.Asuahan Keperawatan dengan Gangguan Sistem
Endokrin.Jakarta:EGC.
Tarwoto,dkk.2012.Keperawatan Medikal Bedahgangguan system endokrin.Jakarta:
CV Trans Info Media.
Wartunah,Tarwoto.2006.kebutuhan dasar manusia proses keperawatan.
Jakarta:SalembaMedika.
Bararah, V.F., 2009. Waspadai Gejala Hipertiroid Pada Wanita.
www.healthdetik.com (Di akses tanggal 25 Februari 2019)

26

You might also like