Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
dr. Faisal Zakiri
Pembimbing :
dr. Hermawan Sp.PD
Pendamping :
dr. Dian Arissanthy
dr. H Kamal Sumardin
1
LEMBAR PENGESAHAN
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat rahmat-Nya,
saya selaku penuyusun laporan kasus ini, dapat menyelesaikan laporan kasus ini, yang berjudul “
Malaria Vivax”. Dimana laporan kasus ini disusun sebagai salah satu syarat tugas dalam
menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia selama satu tahun di wahana terpilih, yakni
RSUD Cilegon.
Tidak lupa, saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung
saya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan kasus ini. Khususnya untuk dokter pembimbing
dalam kasus saya ini, yakni dr. Hermawan Sp.PD yang bersedia untuk meluangkan waktunya
untuk membimbing saya. Tidak lupa, saya mengucapkan terima kasih kepada dokter pendamping
wahana RSUD Cilegon, yang sudah memberikan bantuan, dan kesempatan pada saya, sehingga
laporan kasus ini dapat terselesaikan, dan dapat dipresentasikan. Ucapan terima kasih saya
ucapkan kepada teman-teman sejawat dokter internsip yang telah mendukung saya, sehingga
laporan kasus ini dapat terselesaikan. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini
terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, saya menerima segala kritik, dan saran
dalam penulisan laporan ini sehingga dapat lebih baik lagi kedepannya. Saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan-kesalahan penulisan, di dalam laporan kasus ini.
Akhir kata, semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, dan para pembaca
tentunya. Terima kasih.
Cilegon, Januari 2019
Penyusun
3
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
1. Identitas penderita :
Nama : Tn. Rustoyo
Umur /Tgl Lahir : 38 Tahun/ 12 Februari 1980
Jenis kelamin : Laki-laki
Berat badan : 62 kg
Agama : Islam
Alamat : Link Sukajadi RT 06/RW 02, Mekarsari, Pulomerak
Kebangsaan : Indonesia
MRS : 5 Januari 2019
Tanggal Pemeriksaan: 8 Januari 2019
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis Tanggal 8 Januari 2019
Keluhan Utama
Demam selama 2 minggu
Pasien datang ke IGD RSUD Cilegon dengan keluhan demam selama 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit, keluhan disertai dengan badan panas dingin, berkeringat, dan
menggigil. Badan terasa panas dingin dan demam dirasakan 2 minggu selama terus
menerus, namun pasien mengatakan selama 2 minggu keluhan hilang timbul, ada saat saat
badan terasa panas dingin dan demam, ada hari-hari terasa tidak demam.
4
Demam dirasakan meninggi saat sore atau malam hari. Bila demam muncul, pasien
menggigil dan seluruh tubuh terasa ngilu. Pasien minum obat penurun demam
(Paracetamol) dan keluhan demam berkurang, namun pasien tetap menggigil dan badan
masih terasa ngilu. Setelah demam turun pasien berkeringat dingin banyak hingga seluruh
pakaian pasien akan basah kuyup. Pasien sudah berobat ke puskesmas pada tanggal 4
Selama 2 minggu keluhan muncul, pasien menyangkal adanya keluhan seperti gusi
berdarah, mimisan, muntah darah, batuk darah. Pasien juga mengatakan tidak ada keluhan
saat pasien buang air kecil dan buang air besar. Pasien tidak memiliki keluhan dengan nafsu
makannya. Pasien mengatakan tidak memiliki keluhan batuk lama, berat badan turun,
maupun sesak.
berpergian ke laut, dari Lampung hingga Kalimantan. Pasien mengaku kurang lebih 1
bulan yang lalu pergi berlayar ke daerah Lampung, namun menyangkal berpergian ke
daerah Kalimantan ataupun Papua dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Pasien belum
diabetes. Namun pasien baru mengetahui bahwa dirinya memiliki penyakit diabetes saat
datang ke igd dan diperiksa gula darahnya didapatkan hasilnya 270, pasien tidak makan
sebelum diperiksa. Pasien mengatakan kurang lebih 3 bulan terakhir sering terbangun dari
tidur karena ingin buang air kecil. Pasien juga mengatakan jadi lebih mudah lapar dan haus.
Pasien tidak pernah mengecek kesehatannya karena pasien merasa sehat-sehat saja. Pasien
5
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien menyangkal
Pasien mengaku bahwa kedua orang tuanya memiliki riwayat sakit Diabetes dan
rajin berobat.
Riwayat Berobat
Pasien tidak pernah berobat ke Rumah Sakit, bila pasien sakit, pasien hanya ke
Riwayat Alergi :
Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat, makanan, debu atau lainnya.
Riwayat Psikososial :
Paseien tidak merokok, Pasien juga tidak pernah minum alkohol sebelumnya. Pasien
GCS : E4 V5 M6
2. Pengukuran :
Suhu : 37,6o C
6
Respirasi : 20 x/menit
Tebal/tipis : tebal
Distribusi : normal
Serumen : minimal
7
Tremor/tidak : tidak tremor
Warna : kemerahan
Membran/pseudomembran : (-)
Membran/pseudomembran : (-)
4. Leher :
5. Thoraks :
a. Dinding dada/paru :
Pernafasan : thorakal
8
Suara Napas Tambahan : Rhonki (-/-) basal, Wheezing (-/-)
b. Jantung :
Auskultasi :
6. Abdomen
Perkusi : timpani
9
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Leukosit : jumlah dalam bentuk normal, bentuk yang ditemukan netrofil segmen
Kesan :
10
Pemeriksaan Thorax PA
Pemeriksaan EKG
Malaria Vivax
11
VII. DIAGNOSIS BANDING
VIII. PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa
Bedrest
Diet biasa
Medikamentosa
Siapkan Suspensi Trombosit 4 kolf, setelah 12 jam cek DR, jika trombosit < 40.000
IX. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : bonam
Ad sanationam : bonam
12
X. RESUME
Berdasarkan anamnesis, pasien datang dengan keluhan demam yang naik turun sejak 2
minggu SMRS. Keluhan disertai panas dingin, berkeringat yang banyak dan badan menggigil.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit atau operasi apapun, namun kedua orang tua pasien
demam dengan suhu 37,6oC dan pemeriksaan Rumple Leede didapatkan hasil positif. Pemeriksaan
Berdasarkan pemeriksaan lab pada tanggal 5 Januari 2019, didapatkan hasil berikut
13
XI. FOLLOW UP
14
- Suspensi Trombosit 4
kolf bila Trombosit <
40.000
15
S 36,5oC - Paracetamol 3x500mg
Thorax: dbn tab
Abd: dbn - Paracetamol Inf 3x500
mg iv bila perlu
Trombosit: - Inj Ranitidin 2x1 amp
72.000 - Metformin 3x500mg
GDS: 117 - Glimepirid 1x1 mg
- Suspensi Trombosit 4
kolf bila Trombosit <
40.000
- DHP 1x4 tab selama 3
hari
- Primakuin 1x1 tab
selama 14 hari
- Rencana Rawat Jalan
Besok 12/01/2019
12/01/2019 - tidak CM Malaria Vivax - Acc Rawat Jalan
ada TD 110/60 - Obat Tambah Darah
keluhan N 96x/m 2x1 Tab
R 20x/m
- Lansoprazol 2x30mg
S 36,5oC
Thorax: dbn - Metformin 3x500mg
Abd: dbn - Glimepiride 1x1mg
- Primakuin 1x1 tab (14
hari)
Trombosit: - Kontrol Hari ke 7, 14,
223.000 dan 21, dan 28 post
GDS: 111
rawat
16
BAB II
PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
• Malaria adalah penyakit protozoa yang disebarkan melalui gigitan nyamuk Anopheles.
Protozoa penyebab malaria adalah genus plasmodium yang dapat menginfeksi manusia .
• Diduga penyakit ini berasal dari Afrika dan menyebar mengikuti gerakan migrasi manusia
melalui pantai Mediterania, India dan Asia Tenggara.
• Nama malaria mulai dikenal sejak zaman kekaisaran Romawi, dan berasal dari kata Italia
malaria atau “udara kotor” dan disebut juga demam Romawi.
Epidemiologi
• Penyakit infeksi yang tergolong tertua
• Mal-area : udara buruk
• Dikenal sejak 2700- 400 SM
• Kosmopolitan menyerang berjuta-juta penduduk
• Angka kematian 1.5 – 2.7 juta/tahun
17
PATOFISIOLOGI
18
Dalam siklus hidup Plasmodium, sebuah nyamuk Anopheles betina (inang definitif)
mentransmisikan bentuk infektif motil (disebut sporozoit) ke inang vertebrata seperti manusia
(inang sekunder), sehingga bertindak sebagai vektor transmisi. Sebuah sporozoit berjalan melalui
sel-sel darah merah baru dan memulai serangkaian siklus multiplikasi aseksual (skizogoni darah)
yang menghasilkan 8 sampai 24 merozoit infektif baru, pada titik itu sel pecah dan siklus infektif
dimulai lagi.
prekursor dari gamet jantan dan betina. Ketika nyamuk yang telah dibuahi menggigit orang yang
terinfeksi, gametosit diambil dengan darah dan matang dalam usus nyamuk. Gametosit jantan dan
betina menyatu dan membentuk ookinet—sebuah zigot motil yang telah dibuahi. Ookinet
19
berkembang menjadi sporozoit baru yang bermigrasi ke kelenjar ludah serangga, siap untuk
menginfeksi inang vertebrata baru. Sporozoit-sporozoit disuntikkan ke dalam kulit, dalam air liur,
Hanya nyamuk betina yang menghisap darah; nyamuk jantan memakan nektar tanaman,
dan tidak menularkan penyakit. Betina dari genus nyamuk Anopheles lebih suka makan pada
malam hari. Mereka biasanya mulai mencari makan pada sore hari, dan akan terus berlanjut
sepanjang malam sampai mendapatkan makanan. Parasit malaria juga dapat ditularkan
Infeksi malaria berkembang melalui dua tahap: satu yang melibatkan hati (fase
eksoeritrositik), dan satu yang melibatkan sel-sel darah merah, atau eritrosit (fase eritrositik).
Ketika nyamuk yang terinfeksi menembus kulit seseorang untuk mengambil makan darah,
sporozoit dalam air liur nyamuk memasuki aliran darah dan bermigrasi ke hati di mana mereka
menginfeksi hepatosit, bereproduksi secara aseksual dan tanpa gejala untuk jangka waktu 8-30
hari.
Setelah masa dorman potensial dalam hati, organisme ini berdiferensiasi untuk
menghasilkan ribuan merozoit, yang, setelah pecahnya sel inang mereka, melarikan diri ke dalam
darah dan menginfeksi sel-sel darah merah untuk memulai tahap eritrositik dari siklus hidup.
Parasit lolos dari hati tidak terdeteksi dengan membungkus dirinya dalam membran sel dari sel
Dalam sel darah merah, parasit berkembang biak lebih lanjut, secara aseksual lagi, secara
berkala keluar dari sel inang mereka untuk menyerang sel-sel darah merah segar. Beberapa siklus
amplifikasi tersebut terjadi. Dengan demikian, deskripsi klasik gelombang demam timbul dari
gelombang simultan merozoit melarikan diri dan menginfeksi sel-sel darah merah.
20
Beberapa sporozoit P. vivax tidak segera berkembang menjadi merozoit fase-eksoeritrositik,
melainkan menghasilkan hipnozoit yang dorman untuk periode mulai dari beberapa bulan (7-10
bulan khas) sampai beberapa tahun. Setelah masa dormansi, mereka aktif kembali dan
dan relapse akhir infeksi P. vivax, meskipun keberadaannya di P. ovale tidak pasti.
Parasit ini relatif terlindungi dari serangan sistem kekebalan tubuh karena pada sebagian
besar siklus hidup manusia parasit itu berada di dalam sel-sel hati dan darah dan relatif tidak
terlihat bagi surveilans kekebalan tubuh. Namun, sel darah yang beredar yang terinfeksi hancur
di limpa. Untuk menghindari nasib ini, parasit P. falciparum menampilkan protein perekat pada
permukaan sel-sel darah yang terinfeksi, menyebabkan sel-sel darah menempel pada dinding
pembuluh darah kecil, sehingga parasit tidak melalui sirkulasi umum dan limpa. Penyumbatan
mikrovaskulatur menyebabkan gejala seperti malaria plasenta. Sel darah merah bisa
MANIFESTASI KLINIK
21
Tanda-tanda dan gejala malaria biasanya mulai 8-25 hari setelah terinfeksi; namun, gejala
dapat terjadi kemudian pada orang-orang yang telah mengambil obat antimalaria sebagai
pencegahan. Manifestasi awal dari penyakit—umum untuk semua spesies malaria—mirip dengan
gejala flu, dan dapat menyerupai kondisi lain seperti sepsis, gastroenteritis, dan penyakit virus.
Presentasi mungkin termasuk sakit kepala, demam, menggigil, nyeri sendi, muntah, anemia
hemolitik, penyakit kuning, hemoglobin dalam urin, kerusakan retina, dan kejang-kejang.
dengan menggigil dan kemudian demam dan berkeringat, terjadi setiap dua hari (demam tertiana)
di infeksi P. vivax dan P. ovale, dan setiap tiga hari (demam kuartana) untuk P. malariae.
Infeksi P. falciparum dapat menyebabkan demam berulang setiap 36-48 jam, atau demam kurang
Malaria berat biasanya disebabkan oleh P. falciparum (sering disebut sebagai malaria
falciparum). Gejala malaria falciparum timbul 9-30 hari setelah terinfeksi. Individu dengan
abnormal, nistagmus, kelumpuhan tatapan konjugat (kegagalan mata untuk bergerak bersama-
TIPE DEMAM
22
DIAGNOSIS
daerah endemis malaria pada setiap penderita dengan demam harus dilakukan. Diagnosis malaria
ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan laboratorium. Untuk malaria berat diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria WHO.
Untuk anak < 5 tahun diagnosis menggunakan MTBS namun pada daerah endemis rendah
dan sedang harus ditambahkan riwayat perjalan ke daerah endemis dan transfuse sebelumnya. Pada
MTBS diperhatikan gejala demam dan atau pucat untuk dilakukan pemeriksaan sediaan darah.
Diagnosis pasti malaria harus ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan darah mikroskopis
PENATALAKSANAAN
23
Skizintosida
Fase jaringan
sporozoit eksoeritrositik Pirimetamin
Proguanil
ookista ((HEPAR)
Tetrasiklin
hipnosoit Primakuin
N
ookinet M Skizintosida
Y darah
A Klorokuin
A
Sporontosida SIKLUS Kuinin
Pirimetamin N
M Kuinidin
Proguanil U ERITROSITIK Meflokuin
Primakuin U Halofantrin
S (SEL DARAH
K Artemisinin
Sigot MERAH) Sulfadoksin
I Pirimetamin
A
Gametositosida : Primakuin
24
25
Penderita malaria dengan komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang
menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi P. falciparum dengan satu atau lebih komplikasi
berikut :
• Malaria serebral (coma) yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau lebih dari 30 menit
serangan kejang
• Academia / asidosis pH darah <7,25 atau plasma bicarbonate <15mmol/l
• Anemia berat Hb <5 g/dl atau Hct <15%
• Gagal ginjal akut urin <400ml/24jam pada dewasa, 12ml/kgBB pada anak-anak
• Edema paru non kardiogenik / ARDS
• Hipoglikemi gula darah <40mg/dl karena terapi n parasit ambil glukosa
• Gagal sirkulasi / syok
• Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna dan atau disertai kelainan laboratorik
adanya DIC
• Kejang berulang >2x/24jam
• Makroskopik hemoglobinuri karena infeksi malaria akut
• Diagnose post-mortem ditemukan parasit yang padat pada pembuluh kapiler pada jaringan
otak
26
Malaria serebral
• GCS ≤7dengan keadaan soporous.
• Penurunan kesadaran menetap >30menit.
• Bila >3 komplikasi organ maka prognosa kematian >75%.
Gagal ginjal akut (GGA)
Dialysis merupakan pilihan pengobatan untuk menurunkan mortalitas
Kelainan hati (malaria biliosa)
Jaundice / ikterus sering dijumpai pada malaria falsifarum
Demam kencing hitam (black water fever)
hemolisis (penghancuran sel darah merah)
hemoglobinuria (adanya darah dalam urine), dan gagal ginjal
27
• Masalah lain
Penanganan komplikasi malaria sering sulit karena pengaruh perubahan fisiologis selama
kehamilan. Harus dilakukan pengawasan ketat terhadap pemberian cairan, kontrol suhu dll.
Keputusan untuk terminasi kehamilan juga sering dipersulit oleh risiko kematian janin,
pertumbuhan janin terhambat dan ancaman persalinan prematur.
28
29
30
DAFTAR PUSTAKA
1. IDI, WHO (2017), Buku Saku Penatalaksaan Malaria, Ditjen Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit. Kemenkes RI.
2. Cowman AF, Berry D, Baum J (2012). "The cellular and molecular basis for malaria
parasite invasion of the human red blood cell". Journal of Cell Biology. 198 (6): 961–
71. doi:10.1083/jcb.201206112. PMC 3444787 . PMID 22986493.
3. Arrow KJ, Panosian C, Gelband H, Institute of Medicine (U.S.). Committee on the
Economics of Antimalarial Drugs (2004). Saving Lives, Buying Time: Economics of
Malaria Drugs in an Age of Resistance. National Academies Press. hlm. 141. ISBN 978-
0-309-09218-0.
4. Owusu-Ofori AK, Parry C, Bates I (2010). "Transfusion-transmitted malaria in countries
where malaria is endemic: A review of the literature from sub-Saharan Africa". Clinical
Infectious Diseases. 51 (10): 1192–8. doi:10.1086/656806. PMID 20929356.
5. Tilley L, Dixon MW, Kirk K (2011). "The Plasmodium falciparum-infected red blood
cell". International Journal of Biochemistry and Cell Biology. 43 (6): 839–
42. doi:10.1016/j.biocel.2011.03.012. PMID 21458590.
6. Mens PF, Bojtor EC, Schallig HDFH (2012). "Molecular interactions in the placenta during
malaria infection". European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive
Biology. 152 (2): 126–32. doi:10.1016/j.ejogrb.2010.05.013. PMID 20933151.
7. Rénia L, Wu Howland S, Claser C, Charlotte Gruner A, Suwanarusk R, Hui Teo T, Russell
B, Ng LF (2012). "Cerebral malaria: mysteries at the blood-brain barrier". Virulence. 3 (2):
193–201. doi:10.4161/viru.19013. PMC 3396698 . PMID 22460644.
31