Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunia-Nya sehigga penulis dapat menyelesaikan laporan tentang Asuhan
Keperawatan pada Kelayan Papuq “Ma” di Wisma Selaparang PSTW Puspakarma
Mataram.
Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………
B. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………………..
C. Metode Penulisan……………………………………………………………………………………
D. Sistematika Penulisan……………………………………………………………………………...
BAB II TINJAUAN TEORI……………………………………………………………………………………….
A. Proses Menua (Ageing proses)………………………………………………………………..
1. Pengertian Proses Menua (Ageing Proses)
2. Teori-Teori Menua
B. Konsep Dasar (Masalah Utama)………………………………………………………………
1. Pengertian…………………………………………………………………………………………
2. Etiologi……………………………………………………………………………………………..
3. Manifestasi klinis………………………………………………………………………………
4. Patofisiologi………………………………………………………………………………………
5. Penatalaksanaan Medis……………………………………………………………………..
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan…………………………………………………………
1. Pengkajian…………………………………………………………………………………………
2. Diagosa Keperawatan………………………………………………………………………..
3. Perencanaan………………………………………………………………………………………
4. Pelaksanaan………………………………………………………………………………………
5. Evaluasi……………………………………………………………………………………………..
BAB III TINJAUAN KASUS.............................................................................................................
A. Pengkajian..........................................................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................................
C. Perencanaan......................................................................................................................
D. Pelaksanaan........................................................................................................................
E. Evaluasi.................................................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................................................
A. Pengkajian...........................................................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan...................................................................................................
C. Perencanaan.......................................................................................................................
D. Pelaksanaan........................................................................................................................
E. Evaluasi.................................................................................................................................
BAB V PENUTUP...............................................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................................
B. Saran.....................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rematik adalah salah satu penyakit yang lumrah diderita masyarakat Indonesia baik
tua maupun muda. Dimasyarakat, masih terus berkembang mitos dan anggapan
yang salah mengenai penyakit ini. Padahal mitos-mitos ini menyesatkan bila dikaji
dari sisi medis da bisa merugikan pederita. Salah satu mitos-mitos tersebut bahwa
dengan sering mandi malam diusia muda memicu rematik diusia tua. Faktanya
sejauh ini belum ada bukti yag menguatkan hal tersebut.
Pada tahu 2000, jumlah penderita rematoid artritis (RA) sekitar 120 orang. Walaupun
pravalensi peyakit rendah, tetapi penyakit ini sangat progresif dan paling sering
menyebabkan kecacatan. Di PSTW Puspakarma Mataram sendiri terdapat lansia yang
menderita reumatoit artritis dimana terdapat lansia perempuan dan lansia laki-laki.
Sehingga penulis tertarik untuk mengangkat kasus penyakit ini sebagai tugas dalam
praktik klinik keperawatan gerontik di PSTW Puspakarma Mataram tahun 2008.
B. TUJUAN PEULISAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. METODE PENULISAN
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar (Masalah Utama)
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Manifestasi Klinis
4. Patofisiologi
5. Penatalaksanaan Medis
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
2. Diagosa Keperawatan
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Perencanaan
D. Pelaksanaan
E. Evaluasi
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
C. Perencanaan
D. Pelaksanaan
E. Evaluasi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Laporan Pendahuluan
2. SAP (jika ada penyuluhan kesehatan)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Biologis
Teori biologis tentag penuaan dibagi menjadi teori itrinsik dan ekstrinsik.
Intrinsik berarti perubahan yang berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab
di dalam sel sendiri, sedag teori ekstrinsik menjelaskan bahwa perubahan yang
terjadi di akibatkan pengaruh lingkungan. Teori biologis dibagi dalam (Wahit
Iqbal Mubarak, dkk 2006) :
Teori ini mengatakan bahwa menua telah terprogram secara genetic untuk
spesies-spesies tertentu. Tiap spesies mempunyai di dalam inti selnya suatu
jam genetic yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan
menghitung mitosis dan menghentikan replikasi tertentu. Jadi menurut teori
ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai
kecelakaan lingkungan atau penyakit.
b. Teori Error Catastrophe (Teori Mutasi Somatik)
Menurut teori ini, meua disebabkan kesalahan beruntun dalam jangka waktu
yang lama dalam transkipsi dan translasi. Kesalahan tersebut menyebakan
terbentuknya enzim yang salah dan berakibat metabolisme yang salah
sehingga megurangi fungsional sel, walaupun dalam batas-batas tertentu
ksalahan dalam pembentukan RNA dapat diperbaiki, namun kemampuan
dalam memperbaiki diri terbatas pada transkripsi yang tentu akan
menyebabkan kesalahan sintesis protein atau enzim yang dapat
menimbulkan metabolit berbahaya, begitu juga jika kesalahan terjadi pada
translasi maka kesalahan juga akan semakin banyak.
g. Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yag biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
terpakai.
i. Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah
setelah sel-sel tersebut mati.
Dasar kehidupan atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini
merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa
perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi
oleh tipe personality yang dimiliki.
Teori Psikologi
Teori-teori psikologi dipengaruhi juga oleh biologi dan sosiologi salah satu teori
yang ada. Teori tugas perkembangan, menurut Hanghurst (1972) setiap individu
harus memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap
kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas
perkembangan yang spesifik ini tergantung pada maturasi fisik, pengharapan
kultural dan masyarakat dan nilai serta aspirasi individu.
1. Pegertian
2. Etiologi
Penyebab yang mendasari tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi diduga
dapat berasal dari faktor genetik, faktor resiko lingkungan tertentu yang dapat
menyebabkan kekacauan daya tahan tubuh atau gangguan autoimun. (Price, S.
A. 2006)
3. Manifestasi Klinis
Kedua tangan terasa kaku pada pagi hari, lebih dari setengah jam.
Tidak enak badan, kaku dan nyeri pada sendi, bengkak, semu merah dan
terasa hangat.
4. Patofisiologi
Stimulus awal
(pencetus tidak dikenal+predisposisi genetik)
c. Kortikosteroid
1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji :
a. Nyeri/kenyamanan
Gejala : fase akut dari nyeri, rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada
pagi hari).
b. Aktivitas/istirahat
Gejala : nyeri sendi karena gerakan, nyeri teka, memburuk dengan stress
pada sendi, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris, keletihan.
c. Kardiovaskuler
Gejala : fenomena rainoud dari tangan / kaki (misal : pucat, intermitten,
sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum kembali normal.
d. Makanan/cairan
Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilka / mengkonsumsi makanan /
cairan, anareksia.
Tanda : penurunan perat badan, kekeringan pada membran mukosa.
e. Hygiene
Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi,
ketergantungan pada orang lain.
f. Neorosensori
Gejala : kebas / kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.
Tanda : pembengkakan sendi simetris.
g. Interaksi sosial
Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga / orang lai, perubahan peran,
isolasi.
h. Keamanan
Gejala :
Kulit mengkilat
Tegang
Lesi kulit
Ulkus kaki
Kesulitan dalam menangani ugas
Demam ringan menetap
Kekeringan pada mata dan membran mukosa
i. Interaksi ego
Gejala :
Keputusasaan dan ketidakberdayaan
Ancaman pada konsep diri, citra tibuh,
Idetitas pribadi
2. Diagosa Keperawatan
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
A. PENGKAJIAN
1. Data Biografi
Nama : Papuq ” M ”
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat/tanggal lahir : Praya, tahun 1942
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
TB / BB : 144 cm / 48,5 cm
Penampilan : bersih, rapi, ciri-diri bentuk tubuh
pendek, gemuk
Alamat : Kampung Melayu, Ampenan
Oang yang dekat dihubngi : Ye’ Hasan
Hubungan dengan usila : Mantan majikan
Alamat : Kampung Melayu, Ampenan
Tanggal masuk panti :
2. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan :
/ : Perempuan/laki-laki meninggal
/ : Perempuan/laki-laki hidup
: Hubungan perkawinan
: Kelayan
Kelayan merupakan anak tunggal dan telah menikah sebanyak lima kali.
Keempat suami sebelumnya meninggal dunia dan suami yang terakhir masih
hidup dan sekarang bersama-sama berada dipanti. Kelayan mengatakan
tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti yang dialami
sekarang.
3. Riwayat Pekerjaan
5. Riwayat Rekreasi
6. Sistem Pendukung
7. Deskripsi Kekhususan
Papuq ”Ma” aktif mengikuti pengajian dan selalu ke Masjid tiap waktu sholat,
selain itu kelayan juga sering mengisi waktu luangnya dengan membaca Al
Qur’an.
8. Status Kesehatan
Kelayan mengatakan pernah mengalami sakit perut selama 2 minggu dan sudah
lama menderita tekanan darah tinggi tetapi tidak pernah mengeluhkan dampak
dari penyakit tekanan darah tinggi tersebut.
Kelayan mengatakan mau masuk panti karena sudah tidak sanggup bekerja
sebagai pembantu rumah tangga dan tidak ada yang mngurusnya karena
anaknya tidak memperhatikannya.
Kelayan mengatakan sering mengalami sakit pada pinggang dan daerah lutut
kebawah.
Paliative : kelayan merasakan sakit jika sudah lama beraktifitas,
seperti mencuci, menggendong anak ibu RT.
Quality/Quantity : Kelayan mengatakan sakitnya seperti ditusuk-tusuk.
Region : Kelayan mengatakan sakitnya terasa dipinggang dan
lutut sampai kaki.
Severity scale : Kelayan mengatakan merasa tidak nyaman jika sakitnya
datang dengan skala 2 (0-4).
Timming : Kelayan mengatakan sakitnya kambuh jika terlalu lama
melakukan sesuatu, kadang-kadang sakinya juga
tiba-tiba terasa pada malam hari menjelang tidur. Hal ini
sudah terjadi kurang lebih 12 bulan, tapi tidak sampai
mengganggu istiahatnya.
Kelayan mengatakan jika sakitnya kambuh, maka kelayan mengolesi daerah yang
sakit dengan balsem kemudian meminum obat yang diberikan oleh pihak klinik.
Sedangkan untuk penyakit tekanan darah tingginya (hipertensi) kelayan minum
obat yang diberikan perawat dan banyak makan mentimun jika saat diperiksa
tekanan darahnya tinggi.
Kelayan mengatakan penyakit yang sekarang dideritanya adalah penyakit yang
biasa diderita oleh orang tua dan kelayan mengatakan selama tidak
mengganggu aktivitasnya penyakit tersebut tidak terlalu dipikirkan.
Obat-obatan yang diminum adalah captopril dan asam mafenamat.
a. Indeks Katz
Skor A, yaitu kelayan mandiri dalam hal makan, berpindah, ke kamar kecil,
berpakaian dan mandi.
b. Oksigenasi
Kelayan mengatakan tidak pernah mengalami gangguan dalam bernafas.
c. Cairan dan elektrolit
Kelayan mengatakan kadang-kadang minum air matang dan air kran,
kelayan meminum air kran ± 8 gelas / hari.
d. Nutrisi
Kelayan mendapatkan jatah makan dari panti sebanyak 3 kali dengan menu
yang berbeda. Makanan yang diberikan kadang-kadang habis dan kadang-
kadang tersisa, dan disimpan untuk dimakan pada waktu makan berikutnya.
e. Eliminasi
Kelayan mengatakan buang air besar sebanyak 1 kali/hari pada pagi hari
dengan konsistensi lembek, buang air kecil 4-5 kali/hari dengan lancar,
warna kadang-kadang bening dan agak kekuningan.
f. Aktivitas
Sehari-hari kelayang lebih sering berada di wisma, bersih-bersih wisma,
mengasuh anak ibu RT, kelayan merupakan kelayan yang senang kebersihan,
tidak bisa melihat wisma kotor dan berantakan.
g. Istirahat dan tidur
Kelayan mengatakan tidak bisa istirahat jika pekerjaannya belum selesai,
pada siang hari kadang-kadang kelayan istirahat pada pukul 14.00 – 15.30
dan malam harinya istirahat pada pukul 22.00 setelah nonton TV dan bangun
sekitar pukul 04.30.
h. Personal Hygiene
Kelayan berpenampilan bersih, rapi, rambut selalu disanggul tetapi banyak
berminyak karena kelayan keramas dengan kelapa 2x seminggu. Kelayan
biasa mandi sebanyak 2 – 3 kali sehari dan selalu menggosok gigi dengan
pasta gigi.
i. Seksual
Kelayan menopause ketika berumur ± 40 tahun dan kadang-kadang masih
bisa bermesraan dengan suaminya.
j. Rekreasi
Kelayan mengatakan sudah beberapa kali pergi pelesiran bersama penghuni
panti lainnya ke Loang Baloq.
k. Psikologis
Persepsi kelayan : kelayan mengatakan penyakitnya merupakan penyakit
yang biasanya diderita oleh orang tuanga. Kelayan merasa bahagia
tinggal di panti.
Konsep diri : kelayan selalu menjawab pertanyaan mahasiswa dengan
panjang lebar.
Emosi : kelayan mengatakan tidak pernah marah-marah, selalu senang
apalagi dengan anak kecil.
Adaptasi : kelayan sudah tinggal di panti selama ± 4 tahun, jarang
bergaul dengan penghuni panti lainnya.
Mekanisme pertahanan diri : kelayan lebih mendekatkan diri dengan
Allah SWT jika mengalami masalah.
Laboratorium :-
EKG :-
CT Scan :-
Radiologi :-
USG :-
Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
1 Ds : Nyeri
Kelayan mengatakan sering
sakit pada pinggang dan Reaksi Imunologi
lutut sampai kaki jika
beraktifitas lama dan kadang- Inflamasi Membran
kadang sakitnya datang pada Sinovial
malam hari.
Kelayan mengatakan sakitnya
seperti ditusuk-tusuk. Destruksi Sendi
Kelayan mengatakan tidak
nyaman jika sakitnya kambuh. Nyeri
Do :
Skala nyeri 2 ()-4)
Nyeri yang dirasakan
interminten pada daerah
pinggang dan lutut sampai
kaki.
2 Ds : Kurang
Kelayan mengatakan penyakit pengetahuan
yang dideritanya adalah
penyakit yang biasa diderita
Keterbatasan paparan
oleh orang tuanya.
Kelayan mengatakan selama
Keterbatasan kognisi
sakitnya tidak sampai
mengganggu, maka tidak
terlalu dipkirkannya.
Kurang pengetahuan
Do :
Kelayan tampak bersemangat
saat dibertahu akan diberikan
informasi tentang
penyakitnya.
3 Ds : Proses menua Gangguan
Kelayan meminta mahasiswa persepsi
bicara lebih keras pada awal Penurunan fungsi sensori
pertemuan. setiap organ auditori
Do :
Kelayan tidak merespon jika Gangguan persepsi
sensori auditori
nada bicara kita lemag.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. RENCANA TINDAKAN
E. EVALUASI
No Hari/tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1 Sabtu, 7 Juni Gangguan persepsi sensori auditori S : Kelayan mengatakan
2008 berhubungan dengan penurunan lebih cepat mendengar
Pukul 11.10 fungsi organ pendengaran ditandai dengan jeas dengan situasi
dengan : seperti ini
Ds : Kelayan meminta mahasiswa untuk O : Kelayan selalu merespon
biicara lebih keras. perawat sesuai dengan
Do : Kelayan tidak merespon jika nada pesan yang disampaikan
suara kita lemah. perawat meskipun perawat
harus agak keras nada
suaranya.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dipertahankan.
2 Sabtu, 7 Juni Nyeri berhubungan dengan destruksi S : Kelayan mengatakan
2008 sendi ditandai dengan : sekarang mengerti
Pukul 11.30 Ds : bagaimana cara menangani
Kelayan mengatakan sering sakit jika sakitnya kambuh.
pada pinggang dan lutut sampai O : Kelayan mampu
kaki jika beraktifitas lama dan mendemonstrasikan
kadang-kadang sakitnya datang bagaimana teknik relaksasi
pada malam hari. dan massase lembut.
Kelayan mengatakan sakitnya A : Masalah teratasi.
seperti ditusuk-tusuk. P : Inervensi dipertahankan.
Kelayan mengatakan tidak nyaman
jika sakitnya kambuh.
Do :
Skala nyeri 2 ()-4)
Nyeri yang dirasakan interminten
pada daerah pinggan dan lutut
sampai kaki.
3 Sabtu, 7 Juni Kurang pengetahuan berhubungan S : Kelayan mengatakan
2008 dengan keterbatasan paparan senang diberitahukan
Pukul 12.20 informasi ditandai dengan : tentang penyakitnya.
Ds : Kelayan mengatakan
Kelayan mengatakan penyakit yang penjelasan yang paling
dideritanya adalah penyakit yang diingat adalah cara-cara
biasa diderita oleh orang tuanya. menangani penyakitnya
Kelayan mengatakan selama serta bagaimana
sakitnya tidak sampai mengganggu, mencegahnya.
maka tidak terlalu dipkirkannya. O : Kelayan menyebutkan
Do : jika ditanya tentang salah
Kelayan tampak bersemangat saat satu materi yang dijelaskan.
dibertahu akan diberikan informasi A : Masalah teratasi
tentang penyakitnya. P : Intervensi ipertahankan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan kesenjangan antara konsep daear teori dengan kenyataan
yang ditemukan dilahan praktek berkaitan dengan asuhan keperawatan pada lansia
dengan diagnosa medis Reumatoid Artritis.
A. PENGKAJIAN
Dalam konsep dasar teori asuhan keperawatan lansia dengan reumatoid artritis data
yang perlu dikaji adalah nyeri, aktivitas/istirahat, neurosensori, kardiovaskular,
makanan/cairan, hygiene, interaksi sosial, keamanan dan integritas ego, sedangkan
pada pengkajjian kasus ditampilkan data demografi, riwayat pekerjaan, riwayat
lingkungan hidup, riwayat rekreasi, sistem pendukung, deskripsi kekhususan, alasan
mengapa kelayan masuk panti, keluhan utama yang dirasakan kelayan, aktivitas
sehari-hari, tinjauan sistem, status kognitif, afektif dan sosial kelayan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. PERANCANAAN
Dalam perencanaan teoritis, terdapat rencana kolaborasi dengan tenaga medis lain
seperti dokter untuk pemberian terapi. Hal ini tidak direncanakan pada perencanaan
kasus karena disesuaikan dengan tenaga yang ada di PSTW Puspakarma Mataram.
Tidak semua perencanaan yang ada diperencanaan teoritis dimasukkan dalam
perencanaan kasus karena disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan asuhan
keperawatan.
D. PELAKSANAAN
E. EVALUASI
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Bagi Kelayan
2. Bagi Perawat
Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan Pendokumentasian keperawatan, Edisi
2. Jakarta : EGC.
Doenges, M.E, dkk. 1999. Rencana Asuhan keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan
dan pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta : EGC.
Internet : http//drlizakedokteran.blogspot.com/2007/12/reumatoid-artritis-re.html
Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan gerontik, Edisi 2. Jakarta : EGC.
Price, S.A. 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6. Jakarta : EGC.
Wahit Iqbal Mubarak, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : EGC.