You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dasar Pemikiran Dalam rangka menjadikan Perguruan Tinggi Islam sebagai


pusat pengembangan mahasiswa yang memiliki keunggulan akademik dan moral,
perlu reformulasi ilmu pengetahuan integratif. Mewujudkan ini, Perguruan Tinggi
Islam telah memiliki riwayat berbeda dari perguruan tinggi umum, didirikan untuk
memenuhi kebutuhan akademik dan agama, ideologi dan politik.
Oleh karena itu, untuk lebih mengartikulasikan perannya, PTAI berusaha
mengembangkan konsep keilmuan dan moralitas. Pengembangan ini menjadi tidak
berarti banyak jika tidak diimbangi dengan pengembangan hubungan organik antara
ilmu, iman dan amal shaleh.
Ma’had Al- Jami’ah adalah sebuah asrama mahasiswa semi pesantren dengan
berbagai kegiatan keagamaan, diantaranya mengaji kitab kuning, mengaji Al Qur’an
dan tafsir juga kegiatan keagamaan lainnya. Dalam hal ini tafsir mendapat sorotan
khusus untuk dikaji oleh Mahasiswa santri, selain itu mengkaji tafsir juga penting agar
seseorang.

Penyebaran Islam sendiri dari awal kemunculannya hingga saat ini, diyakini
tidak lepas dari sumber primer ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah, sehingga
sejarah Islam juga merupakan sejarah al-Qur’an. Sejarah al-Qur’an dalam konteks
yang paling sederhana di Indonesiea dapat ditelusuri sejarah masuknya Islam di
Indonesia.

Al-Qur’an al-Karim adalah sebuah kitab yang tidak datang kepadanya


kebatilan dari awal sampai akhirnya, yang diturunkan oleh Allah swt. Kitab yang
mendapat keistimewaan, yaitu yang mampu mencetak ulama besar yang tahu dan
mengerti tentang penafsiran nas-nas al-Qur’an dan ulama yang mengamalkan hukum-
hukum yang tersirat di dalamnya.

 LAPORAN OBSERVASI 1
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
Al-Qur’an adalah tolok ukur wawasan pengetahuan keislaman, sejak dahulu
pada zaman Rasulullah saw sampai pada masa yang akan datang.
Al-Qur’an merupakan wahyu ilahi yang wajib dipahami kandungannya oleh
umat Islam agar supaya mampu mengaplikasikan ajaran yang terkandung di dalamnya
dengan baik dan benar sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah swt. Salah satu cara
memahami kandungan al-Qur’an adalah dengan mempelajari tafsirnya.
Salah satu upaya pengembangan keilmuan yang saat ini tampaknya
sedangberjalan di seluruh perguruan tinggi Islam adalah penekanan pada penguasaan
metodologi untuk setiap keilmuan yangdikembangkan. Sebab disadari bahwa hanya
dengan penguasaan metodologilah suatu ilmu dapat berdaya guna bagi pengembangan
masyarakat dan peradaban.
Kajian tafsir juga merupakan salah satu kegiatan di ma’had Al Jami’ah IAIN
Salatiga.dimana para mahasantri mengkaji kitab tafsir Al Ibris secara langsung
dengan pengasuh nya. Mengingat manfaatnya yang sangat besar apalagi bagi para
mahasiswa, yaitu manusia yang berpendidikan perlu halnya untuk juga mengenal ilmu
agama secara lebih dan tidak hanya terpusat pada ilmu umum atau duniawi semata.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas , ditarik suatu rumusan masalah sebagai
berikut :
 Alasan memilih tafsir Al Ibris untuk dikaji
 Apakah manfaat mengkaji tafsir Al Ibris bagi mahasantri ma’had IAIN Salatiga

1.3. Tujuan
Secara teoritis, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat dari
mengkaji kitab tafsir dan harapannya dapat lebih menumbuhkan keinginan untuk
mengkaji nya.

 LAPORAN OBSERVASI 2
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Penelitian Tafsir


Penelitian pada dasarnya merupakan “suatu apaya pencarian” dan bukan
sekedar mengamati secara teliti terhadap sesuatu obyek. Penelitian berasal dari bahasa
Inggris yaitu research yang berasal dari kata re (kembali) dan to search(mencari).
Dengan demikian secara logawiyah berarti “mencari kembali”1
Penelitian menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi dalam
bukunya Metodologi Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat,
merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.
Istilah penelitian (research) telah banyak didefenisikan oleh para ahli dalam
bidang metodologi research. Para ahli yang dimaksud antara lain sebagai berikut:
Hill Way dalam bukunya Introduction to research mendefenisikan penelitian
sebagai “a method of study by which, of all acertainable problem, we reach a solution
to the problem. (Suatu metode studi yang bersifat hati-hati dan mendalam dari segi
bentuk fakta yang dapat dipercaya atas masalah tertentu guna membuat pemecahan
masalah tersebut).
Sejalan dengan itu dikemukakan pula oleh Sutrisno Hadi bahwa research dapat
didefenisikan sebagai usaha menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran
suatu pengetahuan, usaha, yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah.
Penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris: research yang berarti usaha atau
pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan dengn suatu metode tertentu dan
dengn cara hati-hati, sistematis serta sempurna terhdap permasalahan, sehingga dapat
digunakan untuk menyelesaikan dan menjawab problemnya.2
J. Suprapto mengatakan penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidaang ilmu
pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan
sabar, hati-hati serta sistematis.3

1
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta; Raja Grapindo Persada: 2006, h. 27
2
Ibid
3
Ibid
 LAPORAN OBSERVASI 3
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
Tafsir- ulama Ushul dan ulama tafsir berbeda pendapat tentang makna tafsir,
hal itu disebabkan karena perbedaan pendekatan yang mereka gunakan. Defenisi yang
digunakan oleh ulama Ushul juga beragam. Al-Zarka’syi memandang tafsir sebagai
“ilmu alat”, sedangkan al-Zarqa’niy melihat tafsir sebagai pengetahuan-pengetahuan
tentang petunjuk-petunjuk al-Qur’an.

2.2. Pengertian Ma’had Al Jami’ah


Ma'had al-Jami'ah merupakan lembaga pendidikan Islam yang menitikberatkan pada
pendalaman ilmu-ilmu agama (tafaqquh fiddin), mewarisi kontinuitas tradisi Islam yang telah
dialirkan ulama dari masa ke masa.
Secara historis, Ma'had al-Jami'ah merupakan kelanjutan lembaga tradisi pesantren
yang memiliki sumber-sumber klasik. Dilihat dari hubungan historis ini, Ma'had al-Jami'ah
merupakan mata rantai pendidikan Islam universal yang identik dengan model pendidikan
Islam khas Indonesia, muncul dan berkembang dari pengalaman sosiologis masyarakat
lingkungannya (indigenous).
Sebagai lembaga yang identik dengan model pendidikan Islam khas Indonesia, Ma'had
al-Jami'ah merupakan lembaga yang mentransformasian keilmuan dan pengamalan ilmu dan
tradisi keislaman, mencakup akidah, syari'ah, dan akhlak.
Ilmu-ilmu keislaman yang diajarkan Ma'had al-Jami'ah bermuara dari madzhab ahlu
sunnah wa al-jama'ah, dalam pengertian yang luas, mengandung sikap intelektual yang
berpegang teguh kepada tradisi-tradisi Islam yang kaya.
Ma'had al-Jami'ah juga merupakan lembaga pendidikan integrasi tradisi lokal dengan
konsep-konsep epistemologis keislaman, selanjutnya membentuk sub-kultur "sarjana-santri atau
santri-sarjana" dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

2.3. Sejarah Ma’had Al Jami’ah


Ma’had Al Jami’ah Putri IAIN Salatiga adalah merupakan unit pendukung
kegiatan belajar mengajar berupa asrama putri yang terletak di dekat lingkungan Institut
Agama Islam Negeri Salatiga (IAIN Salatiga) tepatnya di dekat kampus 2 yang
dikhususkan bagi mahasiswi tingkat pertama.

Ma’had putri Al Jami’ah IAIN Salatiga Di bangun pada tahun 2006 dan mulai
ditempati pada tahun 2008. Pendiri ma’had IAIN Salatiga adalah Bapak H.
Miftahuddin,M.Ag. pada awalnya bangunan ma’had putri hanya terdiri dari 1 lantai dan

 LAPORAN OBSERVASI 4
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
hanya dapat menampung kurang dari 100 mahasiswi, dan pada tahun 2013 dibangun
kembali lantai 2 sehingga dapat menampung kurang lebih 150 mahasantri.

Letak mahad yang strategis yaitu dekat dengan kampus 2 IAIN Salatiga menjadi
salah satu alasan banyaknya mahasantri yang tertarik untuk tinggal di tempat tersebut,
Ketertarikan mahasiswa yang ingin tinggal di ma’had terlihat dari moment Penerimaan
Santri Baru (PSB) tiap tahunnya. Dari ribuan mahasiswa baru IAIN Salatiga, maksimal
hanya 150 mahasiswa yang mendapat kesempatan tinggal di Ma’had al-Jami’ah. Hal ini
membuat Ma’had terlihat eksklusif karena tidak semua mahasiswa dapat tinggal di
sana.

Penghuni Ma’had yang terdiri dari mahasiswa IAIN semester 1 hanya diberi
kesempatan untuk tinggal di Ma’had selama satu tahun. Apalagi dengan biaya
operasional yang dibebankan hanya sebesar Rp.70.000,-/bulan. Lokasi Ma’had yang
dekat dengan kampus 2 juga menambah daya tarik tersendiri bagi para mahasiswa.
Belum lagi adanya program-program unggulan yang meliputi program pendidikan dan
kebahasaan, program ubudiyah, dan program wirausaha.4

Ma’had ini dikelola di bawah bimbingan direktur dan pengasuh Ma’had IAIN
Salatiga. Pengasuh pertama Ma’had Putri IAIN Salatiga adalah bapak H. Ali
Zamroni,Lc.Ma, beliau mengasuh mahad kurang lebih 10 tahun, yaitu dari awal
berdirinya ma’had putri pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2016. Karena harus
melanjutkan beasiswa study S3 di UIN Sunan Kalijogo Djogjakarta akhirnya pengasuh
Ma’had Putri IAIN Salatiga mengalami pergantian pengasuh. Selanjutnya Ma’had Putri
di asuh oleh Bapak Muhammad Mas’ud,M.Pdi dari tahun 2016 sampai dengan
sekarang. Syarat menjadi pengasuh ma’had adalah Wajib Hafidh (hafal Al Qur’an) dan
sudah berkeluarga.

Tujuan didirikannya Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga adalah untuk


mendukung visi misi Institut yaitu menghasilkan generasi muda yang Intelek, cendekia
dan beretika juga mendukung program kebahasan mahasiswa yang diadakan oleh
kampus yaitu program SIBA dan SIBI, itulah sebanya di Ma’had Al Jami’ah diterapkan
system language area atau bilingual area, yaitu bagi seluruh warga Ma’had apabila telah

4
Menurut Berita yang di lansir pada Mei 21, 2016 / By Redaksi Lembaga Pers Mahasiswa DinamikA

 LAPORAN OBSERVASI 5
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
memasuki wilayah Ma’had atau yang di sebut language area wajib untuk menggunakan
Bahasa arab maupun English selain 2 bahasa tersebut tidak diizinkan penggunaanya di
dalam language area.

Selain mendukung kegiatan kebahasaan keberadaan ma’had juga sebagai


benteng dan syiar islam mengingat lingkungan tempat berdirinya ma’had adalah
lingkungan yang heterogen.5

5
Menurut penuturan Narasumber Bapak M. Mas’ud, M.Pdi (Pengasuh Ma’had putri sekarang) di Kampus 3
IAIN Salatiga, Pulutan, Salatiga Pukul 09.00
 LAPORAN OBSERVASI 6
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
BAB III
METODOLOGI PENULISAN

3.1. Lokasi Pengamatan


Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian
juga merupakan salah satu jenis sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti.
Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bila digali
lewat sumber lokasinya baik yang merupakan tempat maupun lingkungannya. Dari
pemahaman lokasi dan lingkungannya peneliti bisa secara cermat mencoba mengkaji
dan secara kritis menarik kemungkinan simpulan yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian.6
Pengamatan mengenai Manfaat Meng kaji Tafsir Bagi Mahasantri Ma’had Al Jami’ah
IAIN Salatiga ini mengambil Lokasi Ma’had Al Jami’ah Putri IAIN Salatiga di Jalan Nakula
Sadewa No. V RT 05 RW 03, Kembangarum, Dukuh, Sidomukti, Salatiga, Jawa Tengah.
Lokasi ini dipilih oleh penulis karena dianggap dapat memberikan informasi berkaitan
dengan permasalahan yang diamati.

2.2. Jenis Pengamatan


Dalam pengamatan ini, jenis pengamatan yang digunakan adalah teknik observasi.
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa
peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, secara langsung maupun tidak langsung7. Pada
observasi langsung dapat dilakukan dengan mengambil peran atau tak berperan.
Spradley8 menjelaskan bahwa pelaksanaan teknik dalam observasi dapat dibagi menjadi
(1) tak berperan sama sekali, (2) observasi berperan, yang terdiri dari (1) berperan pasif,
(2) berperan aktif, (3) berperan penuh, dalam arti peneliti benar-benar menjadi warga
(bagian) atau anggota kelompok yang sedang diamati.

6
Menurut H.B. Sutopo (2002:52)
7 Menurut H.B. Sutopo (2002: 64)
8 dalam H.B. Sutopo (2002: 65)

 LAPORAN OBSERVASI 7
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
2.3. Sumber Data
Pemahaman mengenai berbagai sumber data merupakan bagian yang sangat
penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan
menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Data tidak
akan bisa diperoleh tanpa adanya sumber data9. Sumber data yang dipilih penulis
adalah:
1. Narasumber (informan)
Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber) sangat
penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan
narasumber di sini memiliki peran yang sama, dan narasumber bukan sekedar
memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih memilih
arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki10. Narasumber dalam
kegiatan pengamatan ini adalah Pengasuh Ma’had Al Jami’ah Putri IAIN Salatiga
yaitu Bapak M. Mas’ud, M.Pdi
2. Tempat atau Kejadian
Tempat atau lokasi merupakan salah satu sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh
peneliti dengan cara mengamati kondisi dari peristiwa atau aktivitas dari lokasi itu.
Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses
bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara
langsung. Tempat pengamatan untuk menyelesaikan laporan ini yaitu di Kampus 3
IAIN Salatiga, Pulutan, Salatiga tepatnya di gedung A lantai 1 Ruang Kajur
Jurusan Tadris Bahasa Arab.

2.4. Teknik Pengumpulan Data


Adapun startegi pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum
dikelompokkan ke dua cara, yaitu metode atau teknik pengumpulan data yang bersifat
interaktif dan noninteraktif11. Dalam pengamatan ini, teknik pengumpulan data yang

9
Menurut (H.B. Sutopo, 2002; 49).
10
(H. B. Sutopo, 2002: 50).
11
Pendapat Goets & LeCompe dalam H. B. Sutopo, 2002: 58
 LAPORAN OBSERVASI 8
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
digunakan adalah metode atau teknik pengumpulan data yang bersifat interaktif yang
terdiri dari:

1. Wawancara
Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa
manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau informan. Untuk
mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan teknik wawancara, yang
dalam penelitian kualitatif khususnya dilakukan dalam bentuk wawancara
mendalam12.
2. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa
peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta gambar. Observasi pada
pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi berperan pasif13,.
3. Pengkajian Dokumen
Dokumen merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam
penelitian kualitatif. Dokumen bisa memiliki beragam bentuk, dari yang tertulis
sederhana sampai yang lebih lengkap, dan bahkan bisa berupa benda-benda
lainnya sebagai peninggalan masa lampau. Peneliti harus bisa bersikap kritis dan
teliti terhadap dokumen sebagai sumber data. Sehingga, selain mencatat isi penting
yang tersurat dalam dokumen harus memahami tentang maknanya yang tersirat
serta dikaji kebenarannya.

12
Menurut H. B. Sutopo, 2002: 58
13
Menurut H. B. Sutopo 2002: 64
 LAPORAN OBSERVASI 9
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga


a. Nama : Ma’had Al Jami’ah Putri IAIN Salatiga
b. Alamat : Jl. Nakula Sadewa No. V, RT 05. RW 03,
Kembangarum, Dukuh, Sidomukti, Salatiga, Jawa Tengah.
c. Tahun Berdiri : 2006
d. Nama Pendiri : H. Miftahuddin,M.Ag
e. Nama Direktur : Drs. Abdul Syukur,M.Si
f. Pengasuh :
 H. Ali Zamroni,Lc.Ma (tahun 2006 - 2016)
 M. Mas’ud,M.Pdi (tahun 2016 – Sekarang)
g. Jumlah Penghuni :
 Pengasuh
 25 Orang Pengurus
 115 orang Mahasantri

3.2. Profil Pengasuh


a. Nama : M. Mas’ud,M.Pdi
b. Tempat Tanggal Lahir : Pati, 17 Juni 1985
c. Keluarga : 1 istri dan 1 anak
d. Alamat Asal : Grabag 07, 02, Magelang, Jawa Tengah
e. Alamat Sekarang : Jl. Nakula Sadewa No. V, RT 05. RW 03,
Kembangarum, Dukuh, Sidomukti, Salatiga, Jawa Tengah.
f. Riwayat Pendidikan :

 LAPORAN OBSERVASI 10
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
 MI Mutholibil Ulum Kecak Wangi (tahun 1997)
 MTS Tarbiyatul Islamiyah (tahun 2000)
 MA Tarbiyatul Islamiyah (tahun 2003)
 Manbaul Qur’an Kudus (tahun 2007)
 S1 B. Arab STAIN Salatiga (tahun 2011)
 S2 UIN Sunan Kalijaga (tahun 2014)
3.3. Kitab Tafsir Yang Dikaji
Dalam mengkaji tafsir di Ma’had Al Jami’ah Putri IAIN Salatiga menggunakan
kitab Tafsir Al Ibris, Penulis kitab adalah Bisri Mustofa pada tahun 1915 Rembang,
Jawa Tengah. Kitab ini di tulis pada zaman Kakeknya Mustofa Bisri.
Dalam pengkajian kitab tafsir ini menggunakan metode Penelitian ini system
pengajarannya tidak hanya bersifat satu arah, dari atas ke bawah, dari Kyai ke santri,
tetapi juga menerapkan system pengajaran dua arah, dengan menyediakan sesi tanya
jawab di sepertiga akhir pengajian.

3.4. Alasan Mengkaji Tafsir Al Ibriz


Dari sekian banyak kitab – kitab tafsir Pengasuh Ma’had mempunyai beberapa
alasan mengapa beliau legih memilih tafsir Al Ibriz sebagai kitab yang dikaji sehari
harinya oleh para mahasantri Ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga yaitu karena kitab Al
Ibriz lebih mudah dipahami, tafsir tersebut juga merupakan tafsir kejawen, dapat
diterima dengan baik dan merupakan khas dari Nahdlatul Ulama’.

3.5. Manfaat dan Nilai yang Terkandung Mengkaji Tafsir Al Ibriz


Manfaat dari mengkaji tafsir Al Ibriz sendiri bagi mahasantri Al Jami’ah IAIN
Salatiga yaitu pemahaman Al Qur’an lebih mendalam lagi, memahami maksud dari
kandungan Al Qur’an itu sendiri, kita dapat mengetahui kisah dan asal usul yang
terkadung dalam Al Qur’an adalah kedisiplinan, ketawadhu’an, keta’dziman dan
keberkahan dari ilmu.

3.6. Jadwal Kegiatan Ma’had Al Jami’ah


Jadwal kegiatan yang ada di ma’had Al Jami’ah IAIN Salatiga adalah dimulai
dari saat bangun tidur, kegiatan pertama adalah Jamaah sholat subuh, Mengaji Al

 LAPORAN OBSERVASI 11
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
Qur’an dilanjutkan dengan Kultum, kemudian lanjut kajian tafsir Al Ibris sampai
dengan pukul 06.15 WIB. Lalu, kegiatan berlanjut kembali yaitu ba’da ashar dengan
tadarrus Al Qur’an, sholat Maghrib berjamaah,dan melanjutkan kegiatan sesuai jadwal
(terlampir).
Mengkaji Tafsir Al Ibris di ma’had Al Jami’ah putri IAIN Salatiga adalah setiap
senin sampai jum’at pukul 04.30 sampai dengan 06.15 WIB. Sedangakn untuk sabtu
dan minggu pagi jadwal diganti dengan Khiwar, Speaking dan senam pagi bersama.
Setiap kegiatan di Ma’had hukumnya wajib untuk diikuti. Dan bagi yang tidak
mengikuti maka akan dikenakan ta’dzir.

 LAPORAN OBSERVASI 12
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kajian Tafsir Al Ibris di Ma’had IAIN Salatiga dilaksanakan setiap senin sampai
dengan jumat pukul 04.30 sampai 06.15 WIB.
Alasan mengkaji tafsir Al Ibris adalah mudah di pahami, merupakan tafsir kejawen,
mudah diterima dan merupakan khas dari nadlhatul Ulama. Sedangkan dari sisi manfaat
lebih memahami isi dan kandungan dari Al Qur’an dan juga menambah wawasan
tentang kisah – kisah dalam Al Qur’an.

5.2. Saran
Seharusnya untuk tahun ajaran berikutnya kajian tafsir diberi waktu sedikit lebih
panjang selain untuk menambah penjelasan juga menambah waktu untuk sesi tanya
jawab. Apalagi kalua saat ini waktu untuk pengkajian tafsir adalah pagi yang membuat
para mahasantri fokusnya terpecah dengan jam kuliah pagi, belum lagi problem tentang
air juga sering kali terjadi.

 LAPORAN OBSERVASI 13
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
DAFTAR PUSTAKA

M. Mas’ud,M.Pdi. (Pengasuh Ma’had IAIN Salatiga). Ruang Kajur PBA Gedung A Lantai 1,
Kampus 3 IAIN Salatiga, Salatiga, 13 April 2017 Pukul 09.00 WIB

HB Sutopo. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam


Penelitian. Surakarta: UNS Press, 2002.

 LAPORAN OBSERVASI 14
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA

You might also like