Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Penyebaran Islam sendiri dari awal kemunculannya hingga saat ini, diyakini
tidak lepas dari sumber primer ajaran Islam yaitu al-Qur’an dan al-Sunnah, sehingga
sejarah Islam juga merupakan sejarah al-Qur’an. Sejarah al-Qur’an dalam konteks
yang paling sederhana di Indonesiea dapat ditelusuri sejarah masuknya Islam di
Indonesia.
LAPORAN OBSERVASI 1
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
Al-Qur’an adalah tolok ukur wawasan pengetahuan keislaman, sejak dahulu
pada zaman Rasulullah saw sampai pada masa yang akan datang.
Al-Qur’an merupakan wahyu ilahi yang wajib dipahami kandungannya oleh
umat Islam agar supaya mampu mengaplikasikan ajaran yang terkandung di dalamnya
dengan baik dan benar sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah swt. Salah satu cara
memahami kandungan al-Qur’an adalah dengan mempelajari tafsirnya.
Salah satu upaya pengembangan keilmuan yang saat ini tampaknya
sedangberjalan di seluruh perguruan tinggi Islam adalah penekanan pada penguasaan
metodologi untuk setiap keilmuan yangdikembangkan. Sebab disadari bahwa hanya
dengan penguasaan metodologilah suatu ilmu dapat berdaya guna bagi pengembangan
masyarakat dan peradaban.
Kajian tafsir juga merupakan salah satu kegiatan di ma’had Al Jami’ah IAIN
Salatiga.dimana para mahasantri mengkaji kitab tafsir Al Ibris secara langsung
dengan pengasuh nya. Mengingat manfaatnya yang sangat besar apalagi bagi para
mahasiswa, yaitu manusia yang berpendidikan perlu halnya untuk juga mengenal ilmu
agama secara lebih dan tidak hanya terpusat pada ilmu umum atau duniawi semata.
1.3. Tujuan
Secara teoritis, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat dari
mengkaji kitab tafsir dan harapannya dapat lebih menumbuhkan keinginan untuk
mengkaji nya.
LAPORAN OBSERVASI 2
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
BAB II
LANDASAN TEORI
1
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta; Raja Grapindo Persada: 2006, h. 27
2
Ibid
3
Ibid
LAPORAN OBSERVASI 3
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
Tafsir- ulama Ushul dan ulama tafsir berbeda pendapat tentang makna tafsir,
hal itu disebabkan karena perbedaan pendekatan yang mereka gunakan. Defenisi yang
digunakan oleh ulama Ushul juga beragam. Al-Zarka’syi memandang tafsir sebagai
“ilmu alat”, sedangkan al-Zarqa’niy melihat tafsir sebagai pengetahuan-pengetahuan
tentang petunjuk-petunjuk al-Qur’an.
Ma’had putri Al Jami’ah IAIN Salatiga Di bangun pada tahun 2006 dan mulai
ditempati pada tahun 2008. Pendiri ma’had IAIN Salatiga adalah Bapak H.
Miftahuddin,M.Ag. pada awalnya bangunan ma’had putri hanya terdiri dari 1 lantai dan
LAPORAN OBSERVASI 4
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
hanya dapat menampung kurang dari 100 mahasiswi, dan pada tahun 2013 dibangun
kembali lantai 2 sehingga dapat menampung kurang lebih 150 mahasantri.
Letak mahad yang strategis yaitu dekat dengan kampus 2 IAIN Salatiga menjadi
salah satu alasan banyaknya mahasantri yang tertarik untuk tinggal di tempat tersebut,
Ketertarikan mahasiswa yang ingin tinggal di ma’had terlihat dari moment Penerimaan
Santri Baru (PSB) tiap tahunnya. Dari ribuan mahasiswa baru IAIN Salatiga, maksimal
hanya 150 mahasiswa yang mendapat kesempatan tinggal di Ma’had al-Jami’ah. Hal ini
membuat Ma’had terlihat eksklusif karena tidak semua mahasiswa dapat tinggal di
sana.
Penghuni Ma’had yang terdiri dari mahasiswa IAIN semester 1 hanya diberi
kesempatan untuk tinggal di Ma’had selama satu tahun. Apalagi dengan biaya
operasional yang dibebankan hanya sebesar Rp.70.000,-/bulan. Lokasi Ma’had yang
dekat dengan kampus 2 juga menambah daya tarik tersendiri bagi para mahasiswa.
Belum lagi adanya program-program unggulan yang meliputi program pendidikan dan
kebahasaan, program ubudiyah, dan program wirausaha.4
Ma’had ini dikelola di bawah bimbingan direktur dan pengasuh Ma’had IAIN
Salatiga. Pengasuh pertama Ma’had Putri IAIN Salatiga adalah bapak H. Ali
Zamroni,Lc.Ma, beliau mengasuh mahad kurang lebih 10 tahun, yaitu dari awal
berdirinya ma’had putri pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2016. Karena harus
melanjutkan beasiswa study S3 di UIN Sunan Kalijogo Djogjakarta akhirnya pengasuh
Ma’had Putri IAIN Salatiga mengalami pergantian pengasuh. Selanjutnya Ma’had Putri
di asuh oleh Bapak Muhammad Mas’ud,M.Pdi dari tahun 2016 sampai dengan
sekarang. Syarat menjadi pengasuh ma’had adalah Wajib Hafidh (hafal Al Qur’an) dan
sudah berkeluarga.
4
Menurut Berita yang di lansir pada Mei 21, 2016 / By Redaksi Lembaga Pers Mahasiswa DinamikA
LAPORAN OBSERVASI 5
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
memasuki wilayah Ma’had atau yang di sebut language area wajib untuk menggunakan
Bahasa arab maupun English selain 2 bahasa tersebut tidak diizinkan penggunaanya di
dalam language area.
5
Menurut penuturan Narasumber Bapak M. Mas’ud, M.Pdi (Pengasuh Ma’had putri sekarang) di Kampus 3
IAIN Salatiga, Pulutan, Salatiga Pukul 09.00
LAPORAN OBSERVASI 6
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
6
Menurut H.B. Sutopo (2002:52)
7 Menurut H.B. Sutopo (2002: 64)
8 dalam H.B. Sutopo (2002: 65)
LAPORAN OBSERVASI 7
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
2.3. Sumber Data
Pemahaman mengenai berbagai sumber data merupakan bagian yang sangat
penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan
menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Data tidak
akan bisa diperoleh tanpa adanya sumber data9. Sumber data yang dipilih penulis
adalah:
1. Narasumber (informan)
Dalam penelitian kualitatif posisi sumber data manusia (narasumber) sangat
penting perannya sebagai individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan
narasumber di sini memiliki peran yang sama, dan narasumber bukan sekedar
memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih memilih
arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki10. Narasumber dalam
kegiatan pengamatan ini adalah Pengasuh Ma’had Al Jami’ah Putri IAIN Salatiga
yaitu Bapak M. Mas’ud, M.Pdi
2. Tempat atau Kejadian
Tempat atau lokasi merupakan salah satu sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh
peneliti dengan cara mengamati kondisi dari peristiwa atau aktivitas dari lokasi itu.
Dari pengamatan pada peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses
bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara
langsung. Tempat pengamatan untuk menyelesaikan laporan ini yaitu di Kampus 3
IAIN Salatiga, Pulutan, Salatiga tepatnya di gedung A lantai 1 Ruang Kajur
Jurusan Tadris Bahasa Arab.
9
Menurut (H.B. Sutopo, 2002; 49).
10
(H. B. Sutopo, 2002: 50).
11
Pendapat Goets & LeCompe dalam H. B. Sutopo, 2002: 58
LAPORAN OBSERVASI 8
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
digunakan adalah metode atau teknik pengumpulan data yang bersifat interaktif yang
terdiri dari:
1. Wawancara
Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa
manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau informan. Untuk
mengumpulkan informasi dari sumber data ini diperlukan teknik wawancara, yang
dalam penelitian kualitatif khususnya dilakukan dalam bentuk wawancara
mendalam12.
2. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa
peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta gambar. Observasi pada
pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi berperan pasif13,.
3. Pengkajian Dokumen
Dokumen merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam
penelitian kualitatif. Dokumen bisa memiliki beragam bentuk, dari yang tertulis
sederhana sampai yang lebih lengkap, dan bahkan bisa berupa benda-benda
lainnya sebagai peninggalan masa lampau. Peneliti harus bisa bersikap kritis dan
teliti terhadap dokumen sebagai sumber data. Sehingga, selain mencatat isi penting
yang tersurat dalam dokumen harus memahami tentang maknanya yang tersirat
serta dikaji kebenarannya.
12
Menurut H. B. Sutopo, 2002: 58
13
Menurut H. B. Sutopo 2002: 64
LAPORAN OBSERVASI 9
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
LAPORAN OBSERVASI 10
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
MI Mutholibil Ulum Kecak Wangi (tahun 1997)
MTS Tarbiyatul Islamiyah (tahun 2000)
MA Tarbiyatul Islamiyah (tahun 2003)
Manbaul Qur’an Kudus (tahun 2007)
S1 B. Arab STAIN Salatiga (tahun 2011)
S2 UIN Sunan Kalijaga (tahun 2014)
3.3. Kitab Tafsir Yang Dikaji
Dalam mengkaji tafsir di Ma’had Al Jami’ah Putri IAIN Salatiga menggunakan
kitab Tafsir Al Ibris, Penulis kitab adalah Bisri Mustofa pada tahun 1915 Rembang,
Jawa Tengah. Kitab ini di tulis pada zaman Kakeknya Mustofa Bisri.
Dalam pengkajian kitab tafsir ini menggunakan metode Penelitian ini system
pengajarannya tidak hanya bersifat satu arah, dari atas ke bawah, dari Kyai ke santri,
tetapi juga menerapkan system pengajaran dua arah, dengan menyediakan sesi tanya
jawab di sepertiga akhir pengajian.
LAPORAN OBSERVASI 11
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
Qur’an dilanjutkan dengan Kultum, kemudian lanjut kajian tafsir Al Ibris sampai
dengan pukul 06.15 WIB. Lalu, kegiatan berlanjut kembali yaitu ba’da ashar dengan
tadarrus Al Qur’an, sholat Maghrib berjamaah,dan melanjutkan kegiatan sesuai jadwal
(terlampir).
Mengkaji Tafsir Al Ibris di ma’had Al Jami’ah putri IAIN Salatiga adalah setiap
senin sampai jum’at pukul 04.30 sampai dengan 06.15 WIB. Sedangakn untuk sabtu
dan minggu pagi jadwal diganti dengan Khiwar, Speaking dan senam pagi bersama.
Setiap kegiatan di Ma’had hukumnya wajib untuk diikuti. Dan bagi yang tidak
mengikuti maka akan dikenakan ta’dzir.
LAPORAN OBSERVASI 12
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kajian Tafsir Al Ibris di Ma’had IAIN Salatiga dilaksanakan setiap senin sampai
dengan jumat pukul 04.30 sampai 06.15 WIB.
Alasan mengkaji tafsir Al Ibris adalah mudah di pahami, merupakan tafsir kejawen,
mudah diterima dan merupakan khas dari nadlhatul Ulama. Sedangkan dari sisi manfaat
lebih memahami isi dan kandungan dari Al Qur’an dan juga menambah wawasan
tentang kisah – kisah dalam Al Qur’an.
5.2. Saran
Seharusnya untuk tahun ajaran berikutnya kajian tafsir diberi waktu sedikit lebih
panjang selain untuk menambah penjelasan juga menambah waktu untuk sesi tanya
jawab. Apalagi kalua saat ini waktu untuk pengkajian tafsir adalah pagi yang membuat
para mahasantri fokusnya terpecah dengan jam kuliah pagi, belum lagi problem tentang
air juga sering kali terjadi.
LAPORAN OBSERVASI 13
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA
DAFTAR PUSTAKA
M. Mas’ud,M.Pdi. (Pengasuh Ma’had IAIN Salatiga). Ruang Kajur PBA Gedung A Lantai 1,
Kampus 3 IAIN Salatiga, Salatiga, 13 April 2017 Pukul 09.00 WIB
LAPORAN OBSERVASI 14
KAJIAN TAFSIR DI MA’HAD AL JAMI’AH PUTRI IAIN SALATIGA