You are on page 1of 38

DENNI FRANSISKA H.M, M.

Kep
BASIC FACTS ON
HIV
What is HIV?

H -uman
Found only in humans
Transmitted among humans
Preventable by humans

I -mmunodefiency
Body lacks ability to fight off infections

V -irus
Type of germ
Lives and reproduces in body cells
Copyright - National HIV/STI Programme
AIDS
A -cquired; received, not inherited (does not run
in families)

I -mmuno; protected from (in this case the


system protects the body from disease)

D -eficiency, - a lack of
S-yndrome; – a group of symptoms or diseases

Copyright - National HIV/STI Programme


HIV: A Global Pandemic

Eastern Europe
& Central Asia
Western Europe 1.2 – 1.8 million
North America 520 000 – 680 000
East Asia & Pacific
790 000 – 1.2 million
North Africa & Middle 700 000 – 1.3 million
East
470 000 – 730 000 South
Caribbean & South-East Asia
350 000 – 590 000 Sub-Saharan Africa 4.6 – 8.2 million
25.0 – 28.2 million
Latin America
Australia
1.3 – 1.9 million & New Zealand
12 000 – 18 000

Adults and children estimated to be living with


HIV/AIDS (2003): 34 – 46 million total
Copyright - National HIV/STI Programme 5
HIV Epidemic in Sub-Saharan Africa

Copyright - National HIV/STI Programme 6


ANGKA KEJADIAN HIV – AIDS DI INDONESIA
1. HIV  AIDS
2. Dari bulan Januari – Maret 2017  Dari bulan Jan-Maret 2017 jumlah AIDS
jumlah infeksi HIV yang dilaporkan dilaporkan sebanyak 673 orang
sebanyak 10.376 orang  Presentase tertinggi pada kelompok
3. Presentasi tertinggi terjadi pada umur 30-39 th (38,6%), umur 20-29 th
(29,3%), umur 40-49 th (16,5%)
kelompok umur 25-49 tahun
(69,6%), umur 20-24 tahun (17,6%),  Rasio L:P = 2:1
dan umur ≥ 50 tahun (6,7%)  Presentase factor resiko adalah
4. Rasio L:P = 2:1 hubungan seks pada heteroseksual
(67%), homoseksual (23%), perinatal
5. Presentasi factor resiko adalah (2%), penggunaan jarum suntik tidak
hub.seks pada LSL (Laki Seks Laki) steril pada penasun (2%).
(28%), heteroseksual (24%), lain-
lain (9%), penggunaan jarum suntik
tidak steril pada penasun (2%)

Sumber: KEMENKES RI Tahun 2017


HIV IS FOUND IN BODY FLUIDS

 Semen

 Breast milk

 Blood

 Vaginal fluid
Copyright - National HIV/STI Programme
How HIV is passed on?
 During unprotected (skin to skin) sex (anal, vaginal or
oral)

 Contact with HIV infected blood or blood products

 Sharing IV drug needles of HIV positive people

 From HIV positive mother to child

 During breast feeding

Copyright - National HIV/STI Programme


You CANNOT get HIV from…
 Tears
 Saliva
 Sweat
 Urine
of an HIV infected person

Copyright - National HIV/STI Programme


Perilaku Beresiko
 Sex at an early age
 Little life-skills and sex education
 Little condom use
 Multiple partners
 Stigma and Discrimination
 Sex for money or sex for .....things
 Substance abuse: Ganja, cocaine, alcohol
 Men having sex with men & homophobia
 Gender inequity and gender roles

Copyright - National HIV/STI Programme


PEMERIKSAAN FISIK DAN
DIAGNOSTIK PADA KLIEN DENGAN
HIV/AIDS

DENNI FRANSISKA H.M., M.Kep


HIV-AIDS
Pemeriksaan Fisik
1. Suhu
 Demam umumnya dapat terjadi pada orang yang terinfeksi HIV, atau bahkan tidak
ada gejala
2. Berat Badan
 Penurunan berat badan yang sangat significant ± 10% atau lebih
3. Mata
 Cytomegalovirus (CMV) retinitis adalah komplikasi umum AIDS, sering terjadi pada
penderita dengan kadar CD4 kurang dari 100 sel per microliter (MCL).
 Penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan
4. Mulut
 Infeksi jamur mulut
 Luka pada mulut sangat umum terjadi pada penderita
5. Kelenjar Getah Bening
 Pembesaran kelenjar getah bening
6. Perut
 Hepatomegali
 Splenomegali
7. Kulit
 Masalah yang umum terjadi pada penderita HIV seperti dermatitis seboroik,
sarcoma Kaposi
8. Ginekologi
 Kelainan servik ›› PAP Smear
Pemeriksaan Diagnostik
1. Test untuk mendiagnosa infeksi HIV;
a. ELISA
b. Western blot
c. P24 antigen test
d. Kultur HIV
2. Test untuk mendeteksi gangguan system imun;
a. Hematokrit
b. LED
c. Rasio CD4 / CD Limposit
d. Serum mikroglobulin B2
e. Haemoglobin
Patofisiologi
 Sel T dan makrofag serta sel dendritic/Langerhans
(sel imun) adalah sel-sel yang terinfeksi HIV dan
terkonsentrasi di kelenjar limfe, limpa dan sumsum
tulang. HIV menginfeksi sel lewat pengikatan dengan
protein perifer CD4, dengan bagian virus yang
bersesuaian yaitu antigen group 120. Pada saat sel
T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka HIV
menginfeksi sel lain dengan meningkatkan
reproduksi dan banyaknya kematian sel T4 yang juga
dipengaruhi respon imun sel killer penjamu, dalam
usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi.
Patofisiologi
 Virus HIV dengan suatu enzim, reverse transcriptase
yang akan melakukan pemograman ulang materi
genetic dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat
double-stranded DNA, DNA ini akan disatukan ke
dalam nucleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan
kemudian terjadilah infeksi yang permanen. Enzim
inilah yang membuat sel T4 helper tidak dapat
mengenali virus HIV sebagai antigen. Sehingga
keberadaan virus HIV di dalam tubuh tidak
dihancurkan oleh sel T4 helper. Kebalikannya, virus
HIV yang menghancurkan sel T4 helper.
Patof…….

 Fungsi dari sel T4 helper adalah mengenali


antigen asing, mengaktifkan limfosit B yang
memproduksi antibody, menstimulasi limfosit T
sitotoksit, memproduksi limfokin dan
mempertahankan tubuh terhadap infeksi
parasite. Jika fungsi sel T4 helper terganggu,
MO yang biasanya tidak menimbulkan penyakit
akan memiliki kesempatan untuk menginvasi
dan menyebabkan penyakit yang serius.
Patof…….

 Sel T4 menurun, maka system imun seluler


makin lemah secara progresif., diikuti
berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan
menurunnya fungsi sel T penolong.
 Sesesorang yang terinfeksi HIV dapat tidak
memperlihatkan gejala (asimptomatik) selama
bertahun-tahun. Selama waktu itu jumlah sel T4
dapat berkurang dari 1000sel/ml darah menjadi
200-300/ml darah dalam 2-3 tahun setelah
terinfeksi.
Patof…….

 Sewaktu sel T4 mencapai kadar tsbt, gejala-gejala


infeksi (herpes zoster dan jamur opotunistik)
muncul. Jika jumlah sel T4 dibawah 200/ml dapat
terjadi infeksi oportunistik, kanker atau dimensia
AIDS.
Pahtway
Mechanism of CD4 T cell depletion in HIV infection
Tahapan-Tahapan HIV-AIDS

STAGE I : PRIMARY

1. Short; flu-like illness-occurs one to


six week after infection
2. Mild symptoms
3. Infect other people
Tahapan-Tahapan HIV-AIDS

Stage 2 – Asymptomatic
 Last for an average of ten years
 This stage is free from symptoms
 There may be swollen glands
 The level of HIV in the blood drops to low levels
 HIV antibodies are detectable in the blood
Tahapan-Tahapan HIV-AIDS

Stage 3 – Symptomatic
 The immune system deteriorates
 Opportunistic infections and cancers start to appear

Stage 4 – HIV ------ AIDS


 The immune system weakens too much as CD4 cells decrease in
number
HIV disease progression –
clinical latency
AIDS and
Primary Acute Asymptomatic Death
infection (clinical latency)
Levels (Separate Scales)

CD8+ T cell HIV viral load

Neutralizing Antibodies

CD4+ T cell
4–8 Years
weeks
STIGMA PADA ODHA
Definisi:
 Menurut KBBI: ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang
karena pengaruh lingkungannya.
 “Stigma” adalah cap/persepsi negatif seseorang atau golongan akan
kehidupan kita atau kegiatan yang kita lakukan.
 Stigma adalah berbagai pandangan orang yang menilai diri kita
negatif, hal yang kita lakukan negatif sampai pemikiran kita negatif.
Pola tingkah laku yang dianggap tidak sesuai dengan norma-norma
masyarakat yang berlaku biasanya berujung pada stigma.
 Stigma berasal dari pikiran seorang individu atau masyarakat yang
memercayai bahwa penyakit aids merupakan akibat dari perilaku
amoral yang tidak dapat diterima oleh masyarakat. Stigma terhadap
ODHA dapat berupa :
STIGMATISASI

 Stigmatisasi atau kata lainnya adalah diskredit


adalah tindakan yang merendahkan atau mendiskreditkan
seseorang atau kelompok yang memiliki atribut tertentu
[gaya hidup, gaya berpakaian, gaya bicara, cara pikir, dll]
sehingga menyebabkan terbentuknya persepsi atau
pandangan negatif dari masyarakat.
DISKRIMINASI

 Definisi diskriminasi dalam KBBI: pembedaan perlakuan terhadap


sesama warga masyarakat berdasarkan warna kulit, golongan, suku,
ekonomi, agama, dsb.
 Diskriminasi seringkali berujung pada terjadinya ketidakadilan,
pembatasan hak, pelarangan, penolakan dan kegiatan-kegiatan lain
yang bersifat tidak adil terhadap seseorang atau kelompok tertentu.
 Diskriminasi bisa bekerja dalam ruang publik, namun juga beroperasi
pada tingkatan yang tidak tampak, seperti melalui ideologi budaya
dan kepercayaan, kemiskinan dll
APA BEDANYA STIGMATISASI DENGAN
DISKRIMINASI?
 Stigmatisasi merupakan tindakan merendahkan atau
mendiskreditkan, sementara diskriminasi adalah
pembedaan perlakuan terhadap sesama warga masyarakat
berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi,
agama, dsb.
 Stigmatisasi berakar pada stigma, dan bisa berujung pada
tindakan diskriminasi.
KAITAN ANTARA STIGMA DAN DISKRIMINASI

 Tindakan diskriminatif seringkali timbul setelah adanya


stigma dan stigmatisasi terhadap seseorang atau kelompok
tertentu.
 Stigma yang dikenakan terhadap seseorang atau kelompok
tertentu akhirnya melahirkan pembatasan-pembatasan
atau pelarangan.
PELAKU STIGMA DAN DISKRIMINASI
 CSO: Sesama populasi kunci
 Penyedia layanan: perawat, dokter, ...
 Kawan kerja
 Lingkungan keluarga (alat makan dibedakan, tidak diikutkan dalam acara
keluarga, ...)
 Lingkungan masyarakat (dikucilkan, tidak dilibatkan dalam kegiatan
sosial, ...)
 Tokoh agama, tokoh masyarakat (dianggap pendosa, sehinggap mendapat
kutukan dari tuhan, ...)
 Organisasi masyarakat
 Pembuat kebijakan (dpr/dprd, pemerintah) • dll
APA YANG DAPAT MEMICU STIGMA DAN
DISKRIMINASI?
 Faktor eskternal
 Faktor-faktor eksternal yang dapat menyebabkan stigma dan
diskriminasi biasanya didominasi oleh:
1. Kurangnya pengetahuan atau informasi mengenai suatu topik
tertentu
2. Rasa takut terhadap suatu hal yang masih bersifat abstrak dan tidak
jelas
3. Adanya mitos yang tidak benar tentang suatu hal
4. Menerima informasi yang salah atau tidak tepat tentang suatu hal
5. Norma yang berlaku di masyarakat [sosial, budaya, agama, moral]
 Faktor internal :
1. Rasa takut dikucilkan
2. Rasa malu
3. Rasa bersalah
4. Rasa tidak memiliki dukungan
5. Rasa tidak diterima
6. Rasa waswas atas pandangan orang lain [kekhawatiran yang
berlebihan]
Stigma terhadap ODHA dapat berupa :
 Sikap sinis, perasaan ketakutan berlebihan, pengalaman
negative terhadap ODHA
 Tindakan pengasingan, penolakan, diskriminasi, dan
penghindaran atas orang yang terinfeksi HIV.
 Kurangnya pengetahuan dan kesalahan informasi tentang
HIV/AIDS
 Takut bersentuhan dengan odha
 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang dampak buruk dari
Stigma ODHA
Dampak stigma terhadap ODHA

1. Melanggar HAM
 Hak untuk hidup
 Hak untuk mendapatkan perawatan
 Hak untuk memiliki pekerjaan, dll

2. Menutup kesempatan bagi ODHA untuk


mengembangkan diri
3. Membuat ODHA mengasingkan diri
4. Menghambat program pemerintah dalam upaya
penanggulangan HIV/AIDS di masyarakat
SOLUSI ??
 Peningkatan kapasitas cso dan penyedia layanan (training,
ada kelompok diskusi lintas sektor/berjaringan baik melalui
media sosial maupun dalam pertemuan tatap muka)
 Edukasi dan sosialisasi tentang hiv dengan pendekatan ham
kepada petugas layanan kesehatan, karena hiv-aids tidak
sekadar persoalan kesehatan tetapi juga persoalan hak asasi
manusia.
 Berinteraksi dengan para penyintas sehingga muncul empati
pada odha sehingga dapat memberikan dukungan yang besar
dan kesediaan melibatkan odha dalam banyak momen
kegiatan (agar tidak merasa terpuruk, terkucil dan sendiri)

You might also like