You are on page 1of 13

1

RANGKUMAN MK PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR)

Rangkuman
Modul 1: Hakikat PKR
Kegiatan Belajar 1: Hakikat PKR
Perangkapan kelas masih banyak dijumpai di Indonesia, khususnya akibat
kekurangan guru. Namun demikian, perangkapan kelas bukan saja dialami oleh
Negara yang sedang berkembang saja. Di Negara majupun, seperti di Amerika
Serikat, Australia, Inggris dsb. Jadi Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR),
dianggap suatu hal yang wajar saja. Ada sejumlah alas an alasan, selain
kekurangan guru, mengapa PKR terjadi antara lain karena faktor geografis,
demografis, dan terbatasnya ruang kelas.
Disamping itu, ada sejumlah alasan lain, yaitu alasan yang lebih memusatkan
pada keuntungan dari pada kerugiannya. Antara lain, jika dilihat dari aspek
pedagogis, PKR lebih mendorong kemandirian murid. Dari aspek ekonomis, PKR
lebih efisien. Dengan PKR pemerintah dapat mendirikan sekolah-sekolah kecil
dimana-mana, sehingga setiap anak Indonesia berkesempatan untuk lulus dari
SD.
Sebagai salah satu bentuk pembelajaran, PKR mengikuti prinsipprinsip
pembelajaran secara umum. Namun secara khusus PKR mempunyai prinsip-
prinsip yang harus dikuasai oleh guru PKR. Prinsip itu adalah:
1) Keserempakan kegiatan belajar-mengajar, 2) Kadar tinggi waktu keaktifan
akademik(WKA), 3) Kontak psikologis guru dan murid yang berkelanjutan, 4)
Pemanfaatan sumber secara efisien, dan 5) Kebiasaan untuk mandiri.

Rangkuman
Modul 1: Hakikat PKR
Kegiatan Belajar 2: Gambaran PKR Yang Ideal dan Praktek Yang
Terjadi Di Lapangan
Praktik Pembelajaran Kelas Rangkap masih banyak yang menyimpang dari
gambaran PKR yang ideal. Pembelajaran yang berlangsung hanya secara bergilir,
sehingga banyak waktu yang terbuang dengan percuma. Pemanfaatan sumber belajar
belum maksimal, supervise guru terhadap belajar murid masih kurang. Konsep CBSA
belum sesuai, kadang pembelajaran membosankan. Sehingga hasil belajar tidak sesuai
dengan dengan harapan.
Pembelajaran Kelas Rangkap yang ideal, secara terencana menerapkan prinsip-
prinsip PKR yang ideal menyebabkan belajar menjadi menyenangkan dan menantang,
guru menjadi lebih kreatif memanfaatkan sumber belajar, murid aktif, iklim kelas ceria,
menyenangkan, sehingga muncul kerjasama dan persaingan yang sehat antar murid.
Pembelajaran yang seperti ini jelas meningkatkan kadar waktu keaktifan
akademik(WKA), sehingga hasil belajar juga meningkat. Guru PKR yang ideal harus
mampu berperan sebagai administrator, perancang kurikulum, pembawa perubahan
dan penasehat, disamping professional serta kreatif.
2

Rangkuman
Modul 2: Model Pengelolaan dan PKR
Kegiatan Belajar 1: Prinsip dan Model pengelolaan PKR
Agar pemahaman Anda lebih mantap lagi, bacalah butir-butir penting dari materi sub
unit 1 berikut ini.
1. Pada hakekatnya pengelolaan PKR adalah upaya mencapai tujuan yang setinggi-
tingginya dengan memanfaatkan segala sumber daya manusia, alam, social dan
budaya yang tersedia.
2. Pengelolaan PKR yang efektif ditandai oleh pemanaatan sebagian terbesar dari
waktu yang tersedia untuk kegiatan belajar murid, penampilan kualitas pembelajaran
yang memadai, dan keterlibatan yang luas dari seluruh murid dalam kegiatan
belajar.
3. Guru PKR dituntut untuk melakukan aneka cara mengisi waktu belajar, menampilkan
kualitas pembelajaran dan melibatkan murid dalam belajar.
4. Ada tiga model dasar pengelolaan pembelajaran kelas rangkap yaitu:
a) PKR 221 : Dua kelas, dua mata pelajaran dalam satu ruangan,
b) PKR 222 :Dua kelas, dua mata pelajaran dalam dua ruangan, dan
c) PKR 333 : Tiga kelas, tiga mata pelajaran dalam tiga ruangan.
5. Setiap model memiliki kekuatan dan kelemahan. Dalam praktik semua kembali pada
tujuan belajar, kemampuan, dan sarana belajar yang tersedia.

Rangkuman
Modul 2: Model Pengelolaan dan PKR
Kegiatan Belajar 2: Prinsip Dedaktik-Metodik & Prosedur Dasar
PKR
Untuk lebih memahami materi yang baru saja kita bahas pada sub unit ini, sekali lagi
bacalah rangkuman berikut:
1. Guru PKR perlu memiliki ilmu dan kiat mengajar, agar proses pembelajaran berhasil
dengan baik.
2. Membuka pelajaran merupakan penghubung pengalaman belajar lama dan baru
yang sekaligus berfungsi sebagai langkah awal yang menentukan mulus tidaknya
proses belajar murid.
3. Ada empat hal yang harus dilakukan dalam membuka pelajaran yaitu;
a. menarik perhatian murid
b. menimbulkan motivasi belajar
c. memberi acuan belajar
d. Membuat kaitan materi
4. Dalam PKR pembukaan pelajaran untuk semua kelas yang dirangkap sebaiknya
diberikan secara bersama-sama di satu ruangan atau tempat. Demikian juga dalam
menutup pelajaran.
5. Menutup pelajaran merupakan review terhadap pelajaran yang berlangsung dan
berfungsi sebagai penghubung antara pengalaman baru dengan pengalaman yang
akan dating.
3

6. Ada tiga hal yang harus dilakukan dalam menutup pelajaran yaitu:
a. meninjau kembali
b. mengadakan evaluasi penguasaan murid
c. memberikan tindak lanjut
7. Proses belajar aktif dan belajar mandiri perlu dikembangkan dalam pelaksanaan
PKR, dengan menciptakan iklim belajar yang ditandai oleh suasana hangat, saling
hormat, adanya dialog, peran murid jelas, dan saling percaya.
8. untuk mengembangkan kebiasaan belajar aktif dan mandiri guru PKR perlu
menguasai dan menerapkan:
a. bimbingan diskusi kelompok kecil
b. pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
c. penganekaan pembelajaran
9. Dalam membimbing diskusi kelompok kecil dalam PKR, guru harus terampil dalam
memusatkan perhatian, memperjelas masalah, menganalisis pendapat,
meningkatkan kesempatan berbicara dan mengeluarkan pendapat, memicu proses
berfikir, dan menutup diskusi. Pembelajaran Kelas Rangkap 2 - 25
10. Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan guru PKR harus terampil dalam:
pendekatan pribadi, menata kegiatan belajar-mengajar, dan memberi arahan, serta
kemudahan belajar.
11. Dalam aneka ragam pembelajaran PKR guru harus terampil dalam menerapkan
variasi gaya belajar, media dan sumber, dan pola interaksi, serta kegiatan belajar-
mengajar.
12. Iklim kelas PKR yang baik adalah yang efektif, yaitu suasana kelas yang
memungkinkan murid menerima pembelajaran yang memadai dan melibatkan diri
dalam aktivitas pembelajaran secara bermakna.
13. Untuk dapat menciptakan iklim belajar yang efektif, guru PKR harus terampil dalam:
a. menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal
b. mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan mengatasi perilaku yang
menyimpang.
14. Dalam menciptakan dan memelihara situasi kelas yang optimal guru PKR harus
terampil dalam menanggapi suasana belajar, memeratakan perhatian, memberi
penugasan yang jelas, memberi teguran yang arif dan bijaksana, dan memberikan
penguatan yang tepat.
15. Dalam mengendalikan kondisi belajar yang optimal dan mengatasi perilaku
menyimpang, guru harus terampil dalam mengajarkan dan memberi contoh,
menguatkan perilaku yang baik, dan memberi hukuman yang benar dan wajar.

Rangkuman
Modul 2: Model Pengelolaan Dan PKR
Kegiatan Belajar 3: Aneka Model Interaksi Kelas Dalam PKR
Agar Anda dapat lebih memahami materi pada sub unit 3 ini, sekali lagi bacalah
rangkuman berikut ini:
1. Penyusunan jadwal harian pada kelas PKR harus mempertimbangkan beberapa
kelas yang dirangkap, berupa mata pelajaran yang akan diajarkan, topic-topik apa
saja yang akan dibahas, dan format pembelajaran yang mana yang akan digunakan.
4

2. Pada dasarnya ada dua format atau bentuk atau model metode pembelajaran dalam
PKR yaitu: Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) dan Proses Belajar Melalui Kerja
Sama (PBMKS). Model pertama menitikberatkan pada inisiatif/berbuat atas
dorongan sendiri dan merupakan belajar perorangan, sedang yang kedua
menekankan pada cara belajar bersama (cooperative learning).
3. Model PBMKS mencakup model atau bentuk belajar sebagai berikut: Olah pikir Sejoli
(OPS), Olah Pikir Berebut (OPB), Konsultasi Intra Kelompok (KIK), Tutorial Teman
Sebaya (TTS), Tutorial Lintas Kelas (TLK), Diskusi Meja Bundar (DMB), Tugas
Diskusi Resitasi (TDR), Aktivitas Tugas Tertutup (ATTu), Aktivitas Tugas Terbuka
(ATTa). Di luar semua itu masih dapat dikembangkan lagi.
4. Setiap model atau bentuk proses belajar-mengajar memiliki langkah-langkah
pembelajaran yang khas. Langkah-langkah ini menggambarkan urutan kegiatan
guru dan murid dalam keseluruhan proses pembelajaran merangkap kelas.

Rangkuman
Modul 3: Pengelolaan Kelas
Kegiatan Belajar 1: Penataan Ruang Kelas
1. Pengelolaan kelas dalam arti fisik meliputi tiga unsur yaitu penataan ruang kelas,
pengaturan denah, dan pengaturan pajangan. Penataan ruang kelas sangat
penting karena iklim pembelajaran dapat dipengaruhi oleh keadaan fisik ruang.
Penataan ruang kelas diciptakan secara kondusif agar murid merasa betah belajar di
kelas. Di samping itu, ruang kelas yang tertata baik dapat menciptakan semangat
belajar.
2. Kemampuan untuk mengelola kelas sangat penting bagi guru, terutama guru PKR
karena yang dihadapi adalah murid dari berbagai umur, kemampuan, dan minat yang
berbeda. Meskipun guru telah menguasai materi dengan baik, dan bagusnya
persiapan mengajar yang disusunnya, kemungkinan besar ia akan menghadapi
masalah pada saat proses pembelajaran berlangsung, karena ia tidak mampu
mengelola lingkungan kelasnya.
3. Inti dari pengelolaan kelas terutama terletak pada:
a. Kemampuan guru menata denah ruang kelas antara lain yang berhubungan
dengan meja, papan tulis, sumber belajar, tempat penyimpanan bahan dan alat,
dan pajangan kelas.
b. Memanfaatkan hasil karya murid untuk dipajangkan, dan ini akanmeningkatkan
karsa, dan karya murid.

Rangkuman
Modul 3: Pengelolaan Kelas
Kegiatan Belajar 2: Disiplin Kelas
1. Belajar mandiri adalah suatu kondisi dimana seseorang mengambil inisiatif dengan
atau tanpa bantuan orang lain, baik dalammendiagnosis kebutuhan belajar,
menemukan sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi yang cocok, serta
mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. Belajar mandiri adalah belajar yang
sepenuhnya atau sebagian besar dibawah kendali murid sendiri.
5

2. Untuk menunjang belajar mandiri, perlu adanya suatu iklim yang mendorong murid
dan guru memanfaatkan sumber belajar. Iklim tersebut adalah menyediakan sumber
belajar, menciptakan lingkungan belajar, dan membentuk kelompok belajar. Apabila
iklim itu sudah terbentuk, maka tugas guru adalah memanfaatkan secara maksimal
iklim tersebut bagi kepentingan belajar murid.
3. Menciptakan Iklim yang dimaksud adalah seperti berikut ini:
a. Menyediakan sumber belajar, misalnya herbarium, insektarium, koleksi biji-bijian,
barang bekas, uang bekas, dan sebagainya.
b. Menyediakan dan membuat sumber dan alat pelajaran, misalnya membuat kebun
sekolah, kolam sekolah, peternakan sekolah, dan membuat alat peraga.
c. Membuat kelompok belajar murid yang bertujuan untuk mengaktifkan murid dalam
belajar melalui kerja sama dalam kelompok.
d. Memanfaatkan tutor dalam pembelajaran.
4. Salah satu cara agar murid dapat belajar mandiri, dapat dilakukan dengan
menggunakan Lembar Kerja Murid (LKM). LKM merupakan panduan bagi murid
untuk melakukan pengamatan, percobaan, 32 – 3 Pembelajaran Kelas Rangkap
demonstrasi, simulasi, berdiskusi, dan memecahkan berbagai masalah. Dengan cara
ini murid aktif belajar secara mandiri, baik itu dilakukan di PSB atau pada
“laboratorium raksasa”. Dengan cara ini murid dapat meningkatkan belajar mandiri,
dimana murid dapat melakukan sendiri, menemukan sendiri, menganalisis sendiri
dan mengevaluasi sendiri.
5. Peranan tutor sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses
pembelajaran di sekolah. Tutor adalah merupakan perpanjangan tangan guru, yaitu
membantu guru dalam proses pembelajaran murid, oleh karena itu ia bukan
pengganti kehadiran guru di kelas.
6. Potensi untuk memanfaatkan tutor ini cukup besar, karena disetiap sekolah terdapat
murid yang lebih maju dari murid lainnya. Murid yang paling maju ini dapat
dimanfaatkan untuk membantu temannya dalam belajar. Oleh karena itu, tutor mesti
dipilih dari murid yang terbaik. Dalam masyarakat juga terdapat berbagai ahli yang
dapat dimanfaatkan dalam membantu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
7. Dalam rangka memanfaatkan tutor, langkah-langkah berikut menjadi sangat penting,
yaitu:
a. Melakukan perencanaan yang meliputi: ( 5 W +1 H)
WHAT (apa) berkaitan dengan peristiwa yang terjadi.
WHERE (di mana) berkaitan dengan tempat di mana peristiwa terjadi.
WHEN (Kapan) berkaitan dengan waktu peristiwa terjadi.
WHO (Siapa) berkaitan dengan pelaku peristiwa.
WHY (Mengapa) berkaitan dengan latar belakang terjadinya peristiwa.
HOW (Bagaimana) berkaitan dengan proses terjadinya peristiwa.
Simak lebih lanjut di Brainly.co.id-https://brainly.co.id/tugas/1122384#readmore
- menetapakan tujuan yang akan dicapai
- menentukan siapa yang akan ikut tutorial
- menentukan tempat tutorial
- penjadwalan tutorial
- menetapkan materi yang diberikan dalam tutorial
6

b. Melatih tutor
c. Melakukan pengawasan dan evaluasi.

Rangkuman
Modul 3: Pengelolaan Kelas
Kegiatan Belajar 3: Pengelolaan Murid
Agar kegiatan pembelajaarn dalam kelas berjalan efektif dan efisien, perlu
diciptakan berbagai kegiatan yang dapat mengisi kekosongan belajar, misalnya
sebelum pelajaran dimulai, ketika kegiatan sedang berlangsung akan tetapi ada murid
yang sudah menyelesaikan pekerjaannya, atau pada saat sebelum kegiatan berakhir.
Aturan Rutin Kelas(ARK) dan Kegiatan Siap(KS) merupakan kegiatan yang dapat
diciptakan seorang guru PKR untuk mengatasi kesulitan seperti di Pembelajaran Kelas
Rangkap 3 – 41 atas dan mendisiplinkan belajar murid. ARK adalah aturan-aturan dan
prosedur yang dirumuskan oleh guru serta dimengerti oleh murid yang mengatur
kegiatan dan perilaku sehari-hari. Sedangkan Kegiatan Siap (KS) adalah kegiatan yang
diciptakan guru yang dapat diberikan apabila ada murid yang sudah selesai
mengerjakan pekerjaannya lebih cepat dari yang diperkirakan, atau pada waktu luang
saat kegiatan sedang berlangsung.
Dalam kelas PKR pembelajaran dapat dilaksanakan melalui 3 jenis yaitu klasikal,
kelompok dan individual.
a. Pembelajaran secara klasikal merupakan kunci keberhasilan dalam PKR, karena
memupuk kebersamaan dalam bekerja. Dalam pelajaran klasikal dapat berupa
antara lain pengajaran percakapan, bercerita, olah raga, kesenian dan studi
lingkungan.
b. Pembelajaran individu dapat diartikan bahwa guru dapat memberikan pelajaran
secara individual. Ini tidak berarti bahwa seorang guru harus memberikan pelajaran
individual kepada seluruh murid, tetapi hanya diberikan kepada murid yang
membutuhkannya, misalnya murid yang lemah, nakal, terlalu cepat.
c. Pembelajaran juga dapat diberikan secara kelompok. Kelompok murid yang dapat
diubah-ubah sesuai denan kebutuhannya. Kelompok murid campuran dapat
diberikan tugas pengamatan, percobaan, atau jenis permainan kelompok.
Sedangkan kelompok yang terdiri dari kelompok sosial, tidak banyak berbeda
dengan kelompok campuran, misalnya dalam melakukan percobaan, pengamatan
atau simulasi.

Rangkuman
Modul 4: Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Kegiatan Belajar 1: Sekolah dan Rekan Sejawat Guru sebagai
Sumber
Pembelajaran Kelas Rangkap memerlukan sumber belajar yang tidak terbatas pada
buku yang ada di sekolah, apalagi bila secara kenyataan masyarakat merupakan
laboratorium belajar yang tidak terbatas. Menimba ilmu dan pengalaman dari sesama
guru baik dalam satu sekolah maupun dari sekolah lain sebagai sumber belajar sangat
penting dilakukan terutama jika Anda menyadari bahwa pada diri Anda banyak
7

keterbatasan dalam melaksanakan peran serta tugas Anda sebagai seorang guru yang
bertanggungjawab.
Lingkungan adalah sumber belajar yang vital. Pembelajaran yang menjadikan
lingkungan sebagai objek belajar dapat memberikan pengalaman nyata dan langsung
kepada peserta didik. Seorang guru harus mampu membuat siswa belajar mandiri.
Membentuk kelompok belajar dapat membantu siswa mengaktualisasikan diri dan
melalui kegiatan belajar dalam kelompok, siswa diharapkan memperoleh banyak hal
antara lain pengetahuan dan keterampilan lebih banyak karena mereka dapat belajar
dari sesama teman. Pada dasarnya sebuah lingkungan yang dipilih dapat menjadi
sumber belajar berbagai jenis ilmu, Lingkungan belajar dapat berupa lingkungan di
sekolah yang terdiri guru, kepala sekolah, teman sekolah, ruang kelas, dan halaman
sekolah.
Sedangkan lingkungan sekitar meliputi lingkungan alam, lingkungan social yang
dapat berupa masyarakat dan sarana-sarana lainnya yang terdapat di sekitar daerah
tempat tinggal ataupun sekolah siswa.

Rangkuman
Modul 4: Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Kegiatan Belajar 2: Sekolah dan Lingkungan sebagai Sumber
Menciptakan ruang kelas dan ligkungan sekolah sebagai sumber belajar amat penting,
terutama dalam upaya meningkatkan kemandirian siswa. Ruang kelas yang berisi
sumber belajar dan alat belajar sangat membantu guru dan siswa dalam pembelajaran,
terutama sekolah yang terkondisikan untuk melakukan pembelajaran kelas rangkap.
Menciptakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar sangat membantu dalam
pembelajaran kelas rangkap. Koperasi, UKS, kebun sekolah dan halaman sekolah,
kolam sekolah membantu siswa dalam memperoleh pengalaman nyata dalam belajar.

Rangkuman
Modul 4: Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Kegiatan Belajar 3: Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah bentuk mengajar yang memungkinan
guru dalam waktu yang sama menghadapi beberapa kelompok kecil dan/atau murid-
murid yang belajar perorangan. Bentuk mengajar ini ditandai oleh hubungan
antarpribadi yang akrab antara guru- murid-murid, kesempatan murid untuk belajar
sesuai dengan minat dan kemampuannya, adanya bantuan guru, serta mungkinnya
keterlibatan murid dalam perencanaan pembelajaran.
1. Memenuhi kebutuhan belajar yang pada dasarnya berbeda-beda.
2. Menumbuhkan hubungan antarpribadi yang sehat antar guru-murid-murid.
3. Memungkinkan murid belajar dari temannya, atau dengan mengajar teman-
Bentuk pengajaran kelompok kecil dan perorangan perlu diterapkan dalam
pembelajaran karena bentuk pengajaran ini dapat :
1. Memenuhi kebutuhan belajar yang pada dasarnya berbeda-beda.
2. Menumbuhkan hubungan antarpribadi yang sehat antar guru-murid-murid.
3. Memungkinkan murid belajar dari temannya, atau dengan mengajar temannya, dan
8

4. Melibatkan murid lebih efektif, serta membentuk kebiasaan bekerja sama dan
bertanggung jawab dalam kegiatan belajarnya.
Bagi seorang guru pembelajaran kelas rangkap, penguasaan keteram-pilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan akan sangat membantu dalam
mengorganisasikan kegiatan belajar-mengajar karena hakekat kedua bentuk
pembelajaran ini hampir sama
Berbagai bentuk pengorganisasian dapat dipergunakan oleh guru dalam
menerapkan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan. Namun harus diingat,
bahwa variasi kelas besar, kelompok kecil, dan perorangan harus digunakan sesuai
dengan hakekat topik yang disajikan, dan kegiatan selalu diakhiri dengan kulminasi.

Rangkuman
Modul 5: Penyusunan Rencana PKR
Kegiatan Belajar 1: Analisis Struktur Kurikulum SD & Prosedur
Dasar Pengembangan PKR
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dibagi menjadi 4 kelompok,
yaitu keterampilan :
1. Mengadakan pendekatan secara pribadi
2. Mengorganisasikan kegiatan
3. Membimbing dan memudahkan belajar
4. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi bertujuan untuk menciptakan
hubungan yang akrab dan sehat antara guru-murid dan muridmurid.
Keterampilan ini dapat ditunjukkan dengan :
1. Kehangatan dan kepekaan
2. Mendengarkan secara simpatik
3. Memberikan respon positif
4. Kesiapan untuk membantu
5. Menerima perasaan murid dengan penuh perhatian dan keterbukaan
6. Menerima perasaan murid dengan penuh perhatian dan keterbukaan
7. Mengendalikan situasi, sehingga murid merasa aman
Keterampilan mengorganisasikan kegiatan diwujudkan dengan :
1. Memberikan orientasi umum sebelum kegiatan dimulai
2. memvariasikan kegiatan
3. Membentuk kelompok yang tepat
4. Mengkoordinasikan kegiatan
5. Membagi-bagi perhatian
6. Mengakhiri kegiatan dengan kulminasi
Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dapat diwujudkan dalam
bentuk:
1. memmberi penguatan yang tepat
2. supervisi proses awal
3. supervisi proses lanjut
4. supervisi pemaduan
9

Keterampilan merencanakan kegiatan belajar mengajar berkaiatan erat dengan


kemampuan mengembangkan kurikulum. Keterampilan ini dapat diwujudkan dengan:
1. Membantu murid menetapkan tujuan belajar
2. Merencanakan kegiatan belajar mengajar
3. Bertindak sebagai penasihat bagi murid
4. Membantu murid menilai hasil belajarnya
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan ketrampilan
yang kompleks yang memprasyaratkan penguasaan keterampilan dasar mengajar yang
lain.

Rangkuman
Modul 5: Penyusunan Rencana PKR
Kegiatan Belajar 2: Perumusan Indikator, Penataan Pengalaman
Belajar & Kegiatan PKR
Pada Kegiatan Belajar 1. Anda telah mempelajari pokok-pokok materi sebagai
berikut :
1. Program pendidikan atau kurikulum merupakan perangkat rencana pembelajaran
yang harus dilaksanakan oleh guru, murid, dan pengelola pendidikan untuk mencapai
suatu jenjang atau tingkat tertentu.
2. Kurikulum pendidikan dasar tahun 2004 memiliki ciri sebagai berikut :
a. Pemberian bekal kemampuan dasar untuk mengembangkan kehidupan murid
sebagai pribadi, dan anggota masyarakat dan mempersiapkan kelanjutan
pendidikan murid kependidikan menengah.
b. Mencakup mata pelajaran Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Matematika,
IPA, IPS, Kerajinan Tangan dan Kesenian, Penjaskes, Bahasa Inggris (bila
diperlukan), dan muatan lokal.
c. Menggunakan sistem guru kelas, pengajaran klasikal kombinasi dengan
pengelompokkan atas dasar usia dan rata-rata kemampuan.
d. Memanfaatkan aneka metode, media, dan sumber belajar guna meningkatkan
kesesuaian, mutu, dan efisiensi pembelajaran.
e. Penilaian berorientasi, pada tujuan dan hasilnya digunakan sebagai balikan untuk
perbaikan dan mengukur pencapaian tujuan belajar.
3. Program dan rencana pembelajaran dikembangkan dengan menerapkan pendekatan
sistem dengan komponen-komponen perumusan tujuan, pemili-han bahan belajar,
penataan kegiatan belajar, dan pengembangan prosedur dan alat evaluasi.

Rangkuman
Modul 5: Penyusunan Rencana PKR
Kegiatan Belajar 3: Evaluasi Program Pembelajaran PKR
1. GBPP merupakan sumber utama dalam menetapkan topik pembelajaran kelas
rangkap.
2. Dalam menetapkan topik pembelajaran kelas rangkap guru menggunakan kegiatan
pemetaan topik dan subtopik menurut jenjangnya dan gugusnya.
3. Jenjang topik menunjuk pada penataan topik yang berbeda untuk tiap kelas dalam
satu mata pelajaran atau integrasi beberapa mata pelajaran.
10

4. Gugus atau kelompok topik merujuk pada penataan topik dan subtopik untuk
berbagai mata pelajaran.
5. Dalam pembelajaran kelas rangkap orientasi pada jenjang dan gugus topic perlu
dikombinasikan terutama dalam merencanakan pembelajaran kelas rangkap kelas
ganda dan mata pelajaran ganda.
6. Tujuan belajar dirumuskan atas dasar tujuan yang lebih tinggi dengan memberi isi
perilaku yang digali dari perpaduan jenjang dan gugus topik.
7. Bahan belajar yang lebih rinci dijabarkan untuk mencapai tujuan belajar.
8. Rancangan kegiatan pembelajaran berfungsi sebagai kerangka pikir dalam menata
interaksi guru-murid-sumber belajar dalam kerangka pencapaian tujuan belajar.
9. Pola dasar rancangan pembelajaran mencakup kegiatan orientasi, pengem bangan,
latihan terstruktur, latihan terbimbingan, dan latihan bebas.
10. Model dasar pembelajaran dalam situasi pembelajaran kelas rangkap mencakup
Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) dan proses belajar melalui kerja sama
(PBMKS) yang dapat diterapkan mulai langkah pengembangan sampai dengan
latihan bebas dalam pola dasar pembelajaran.
11. Sumber dana media belajar berperan sangat penting dalam pembelajaran kelas
rangkap.
12. Media belajar yang harus digunakan dalam pembelajaran kelas rangkap adalah
media belajar yang sesuai dengan lingkungan dan tepat guna.
Rangkuman
Modul 6: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil & Perseorangan
dalam PKR
Kegiatan Belajar 1: Hakikat Mengajar Kelompok Kecil
Perseorangan
Pada Kegiatan Belajar 1. Anda telah mempelajari pokok-pokok materi
sebagai berikut :
1. Program pendidikan atau kurikulum merupakan perangkat rencana
pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh guru, murid, dan pengelola
pendidikan untuk mencapai suatu jenjang atau tingkat tertentu.
2. Kurikulum pendidikan dasar tahun 2004 memiliki ciri sebagai berikut :
a. Pemberian bekal kemampuan dasar untuk mengembangkan kehidupan murid
sebagai pribadi, dan anggota masyarakat danmempersiapkan kelanjutan
pendidikan murid kependidikan menengah. 14 – 6 Pembelajaran Kelas Rangkap

Rangkuman
Modul 6: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil & Perseorangan
dalam PKR
Kegiatan Belajar 2: Komponen Mengajar Kelompok Kecil
Perseorangan
1. GBPP merupakan sumber utama dalam menetapkan topik pembelajaran kelas
rangkap.
11

2. Dalam menetapkan topik pembelajaran kelas rangkap guru menggunakan


kegiatan pemetaan topik dan subtopik menurut jenjangnya dan gugusnya.
3. Jenjang topik menunjuk pada penataan topik yang berbeda untuk tiap kelas
dalam satu mata pelajaran atau integrasi beberapa mata pelajaran.
4. Gugus atau kelompok topik merujuk pada penataan topik dan subtopik untuk
berbagai mata pelajaran.
5. Dalam pembelajaran kelas rangkap orientasi pada jenjang dan gugus topic
perlu dikombinasikan terutama dalam merencanakan pembelajaran kelas
rangkap kelas ganda dan mata pelajaran ganda.
6. Tujuan belajar dirumuskan atas dasar tujuan yang lebih tinggi dengan
memberi isi perilaku yang digali dari perpaduan jenjang dan gugus topik.
7. Bahan belajar yang lebih rinci dijabarkan untuk mencapai tujuan belajar.
8. Rancangan kegiatan pembelajaran berfungsi sebagai kerangka pikir dalam
menata interaksi guru-murid-sumber belajar dalam kerangka pencapaian
tujuan belajar.
9. Pola dasar rancangan pembelajaran mencakup kegiatan orientasi, pengem
bangan, latihan terstruktur, latihan terbimbingan, dan latihan bebas.
10. Model dasar pembelajaran dalam situasi pembelajaran kelas rangkap
mencakup Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) dan Proses Belajar Melalui
Kerja Sama (PBMKS) yang dapat diterapkan mulai langkah pengembangan
sampai dengan latihan bebas dalam pola dasar pembelajaran.
11. Sumber dana media belajar berperan sangat penting dalam pembelajaran
kelas rangkap.
12. Media belajar yang harus digunakan dalam pembelajaran kelas rangkap
adalah media belajar yang sesuai dengan lingkungan dan tepat guna.

Rangkuman
Modul 6: Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil & Perseorangan
dalam PKR
Kegiatan Belajar 3: Penerapan Keterampilan Mengajar Kelompok
Kecil Perseorangan dalam PKR
Yang perlu dinilai dalam pelaksanaan PKR adalah:
1. Keterlaksanaan jadwal harian
2. Keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas-kelas yang dirangkap
3. Materi pelajaran yang tidak dapat diajarkan
4. Kegiatan yang masih tertunda
5. Tugas-tugas murid untuk hari atau minggu berikutnya
6. Pertanyaan murid yang belum sempat dijawab
7. Murid-murid yang belum banyak terlibat dalam proses belajar
8. Hal-hal yang dirasa perlu diperbaiki dalam PKR
9. Hal-hal yang dirasakan masih mengecewakan guru
10. Hal-hal yang dirasakan perlu untuk dibicarakan dengan guru lain
12

PENILAIAN TERHADAP PELAKSANAAN PKR


Dalam melaksanakan penilaian kelas, guru perlu memperhatikan prinsipprinsip
sebagai berikut :
1. Valid, Penilaian kelas harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan
dalam kurikulum (standar kompetensi, kompetensi dasar, dan hasil belajar)
2. Edukatif, Penilaian kelas dilakukan untuk memotivasi murid dalam mencapai
kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.
3. Obyektif, Penilaian kelas dilakukan untuk mengukur potensi murid yang sesungguh-
nya sesuai dengan kompetensi yang dibelajarkan. Penilaian kelas hendaknya tidak
dipengaruhi oleh perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya,
bahasa, gender, dan hubungan emosional.
4. Transparan, Kriteria penilaian kelas dan proses pengambilan keputusan terhadap
hasil belajar murid bersifat transparan bagi semua pihak yang berkepentingan.
5. Berkesinambungan, Penilaian kelas dilakukan secara berencana, bertahap, dan
terus menerus untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang perkembangan
belajar murid.
6. Menyeluruh, Penilaian dilakukan dengan berbagai cara (teknik dan prosedur) untuk
memperoleh informasi yang utuh dan lengkap tentang perkembangan belajar murid
baik yang mencakup aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
7. Bermakna, Hasil penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti,
bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak, terutama guru, murid, dan
orang tua.
8. Mengapa harus menuliskan hal-hal yang perlu Anda perbaiki dalam PKR,
Sesungguhnya PKR bisa terjadi di SD mana pun. Tapi yang tidak bisa dihindari
tentunya di Sekolah-sekolah dasar kecil atau Sekolah Dasar biasa yang jumlah guru
lebih kecil dari jumlah kelas.
Oleh karena itu, PKR harus diterima bukan sebagai keterpaksaan tetapi sebagai
suatu tugas profesional atau keahlian. Apabila hal itu kita terima sebagai tugas
profesional kita harus menyempurnakan PKR. Ingatlah bahwa dalam pembelajaran
tidak ada satu cara pun yang dapat diterima sebagai satu-satunya cara yang
ampuh. Mengajar merupakan seni yang berwawasan keilmuan. Arti-nya guru PKR
harus memahami ilmu dan seni pembelajaran merangkap kelas.
9. Mengapa harus mencatat hal-hal yang memuaskan dan mengecewakan
Anda sebagai guru dalam pembelajaran kelas rangkap, Bekerja dalam bidang
apapun, dimanapun dan kapanpun akan menga-lami rasa puas dan rasa kecewa.
Puas dan kecewa seperti dua sisi dari satu ma-ta uang. Artinya rasa puas dan
kecewa harus diterima sebagai sesuatu keadaan yang wajar dan tak dapat ditolak
salah satunya. Yang penting bagaimana memanfaatkan keduanya untuk mengorek
diri kita. Demikian juga dalam pem-belajaran kelas rangkap. Bahkan bila kita ingin
selalu maju, kita harus selalu memiliki rasa tidak puas. Artinya kita selalu ingin
memperbaiki diri.
10. Mengapa harus mencatat hal-hal yang perlu dibicarakan dengan guru lain
Salah satu ciri guru yang profesional adalah memiliki rasa dan sikap kesejawatan
atau kolegalisme (rasa kesatuan dalam tugas) yang kuat. Artinya antara pribadi guru
harus tercipta, terpelihara dan terbina kesejawatan, rasa setugas, setanggung
13

jawab, dan selangkah kerja. Lebih-lebih lagi Anda yang mengajar di SD terpencil
yang gurunya hanya 2 sampai 3 orang termasuk Anda. Kesemua itu merupakan
modal dasar bagi keberhasilan pelaksanaan pembelajaran merangkap kelas.

You might also like