Professional Documents
Culture Documents
T DENGAN
DENGAN CHRONIC KIDNEY DISEASE PRA, INTRA, DAN POST
HEMODIALISA DI RSUD. DR SLAMET GARUT
Diajukan untuk memenuhi tugas Program Profesi Ners XXXVI
Stase Medikal Bedah
Oleh:
Maulida Puspitasari
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
TINJAUAN TEORI
Gagal Ginjal merupakan kerusakan ginjal progresif yang berakibat fatal dan
ditandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah serta
komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal).
Etiologi & Faktor resiko:
1. Pra renal: syok, perdarahan, gagal jantung, hipertensi abdominal
2. Renal:
- Penyakit infeksi: Pielonefritis kronik atau refluks nefropati,
glomerulonephritis
- Penyakit vaskuler hipertensif: Nefrosklerosis benigna, Nefrosklerosis maligna,
Stenosis arteria renalis
- Gangguan jaringan ikat: Lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,
sklerosis sistemik progresif
- Gangguan congenital dan herediter: Penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus
ginjal
- Penyakit metabolik: Diabetes mellitus, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis
- Nefropati toksik: Penyalahgunaan analgesi, NSAID, epineprin, dopamin
3. Post renal: Nefropati obstruktif: Traktus urinarius bagian atas (batu/calculi,
neoplasma, fibrosis, retroperitineal), traktus urinarius bawah (hipertropi prostat,
striktur uretra, anomaly congenital leher vesika urinaria dan uretra)
Menurut Price dan Wilson (2005), Smeltzer dan Bare (2001), Lemine dan Burke
(2000) dapat dilihat dari berbagai fungsi system tubuh yaitu :
1. Manifestasi kardiovaskuler : hipertensi, pitting edema, edema periorbital, friction
rub pericardial, pembesaran vena leher.
2. Gejala dermatologis/system integumen : gatal-gatal hebat (pruritus), warna kulit
abu-abu, mengkilat dan hiperpigmentasi, kulit kering, bersisik, ecimosis, kuku
tipis dan rapuh, rambut tipis dan kasar, memar (purpura).
3. Manifestasi pada pulmoner yaitu krekels, edema pulmoner,sputum kental dan
liat,nafas dangkal, pernapasan kusmaul
4. Gejala gastrointestinal : nafas berbau ammonia, ulserasi dan perdarahan pada
mulut, anoreksia, mual, muntah dan cegukan, penurunan aliran saliva, haus, rasa
kecap logam dalam mulut, konstipasi dan diare, perdarahan darisaluran
gastrointestinal.
5. Perubahan musculoskeletal : kram otot, kekuatan otot hilang, fraktur tulang, kulai
kaki (foot drop).
6. Manifestasi pada neurologi yaitu kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi,
kejang, kelemahan pada tungkai, rasa panas pada tungkai perubahan tingkah laku
7. Manifestasi pada system repoduktif : amenore, atropi testikuler, impotensi,
penurunan libido, kemandulan
8. Manifestasi pada hematologic yaitu anemia, penurunan kualitas trombosit, masa
pembekuan memanjang, peningkatan kecenderungan perdarahan.
9. Manifestasi pada system imun yaitu penurunan jumlah leukosit, peningkatan
resiko infeksi.
10. Manifestasi pada system urinaria yaitu perubahan frekuensi berkemih, hematuria,
proteinuria, nocturia, oliguria.
11. Manifestasi pada sisitem endokrin yaitun hiperparatiroid dan intoleran glukosa.
12. Manifestasi pada proses metabolic yaitu peningkatan urea dan serum kreatinin
(azotemia), kehilangan sodium sehingga terjadi : dehidrasi, asidosis, hiperkalemia,
hipermagnesemia dan hipokalsemia.
13. Fungsi psikologis yaitu perubahan kepribadian dan perilaku serta gangguan proses
kognitif
Kondisi tersebutapalbila terlambat ditangani maka akan terjadi komplikasi.
Komplikasi berupa:
1. Hiperkalemia akibat penurunan eksresi, asidosis metabolic, katabolisme dan
masukan diet berlebihan.
2. Perikarditis, efusi pericardial dan tamponade jantung akibat retensi produk
sampah uremik dan dialysis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi system rennin-
angiostensin-aldosteron
4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah,
perdarahan gastrointestinalakibat iritasi oleh toksin dan kehilangan darah selama
hemodialisis.
5. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatic akibat retensi fosfat, kadar kalsium
serum yang rendah, metabolism vitamin D abnormal dan peningkatan kadar
alumunium.
6. Edema paru akibat penumpukkan cairan
Pada pasien dengan gagal ginjal, biasanya dilakukan beberapa pemeriksaan
penunjang, dengan hasil:
1) Urine
a) Volume, biasnya kurang dari 400 ml/24 jam (oliguria) atau urine tidak ada.
b) Warna, secara abnormal urine keruh mungkin disebabkan oleh pus, bakteri, lemak,
pertikel koloid, fosfat atau urat.
c) Berat jenis urine, kurang dari 1,015 (menetap pada 1,010 menunjukkan kerusakan
ginjal berat)
d) Klirens kreatinin, mungkin menurun
e) Natrium, lebih besar dari 40 meq/L karena ginjal tidak mampu mereabsobsi
natrium.
f) Protein, derajat tinggi proteinuria (3-4 +) secara kuat menunjukkan kerusakan
glomerulus.
2) Darah
a) Hitung darah lengkap, Hb menurun pada adaya anemia, Hb biasanya kurang dari 7-
8 gr
b) Sel darah merah, menurun pada defesien eritropoetin seperti azotemia.
c) GDA, pH menurun, asidosis metabolik (kurang dari 7,2) terjadi karena kehilangan
kemampuan ginjal untuk mengeksresi hydrogen dan amonia atau hasil akhir
katabolisme prtein, bikarbonat menurun, PaCO2 menurun.
d) Kalium, peningkatan sehubungan dengan retensi sesuai perpindahan seluler
(asidosis) atau pengeluaran jaringan)
e) Magnesium fosfat meningkat
f) Kalsium menurun
g) Protein (khusus albumin), kadar serum menurun dapat menunjukkan kehilangan
protein melalui urine, perpindahancairan, penurunan pemasukan atau sintesa karena
kurang asam amino esensial.
h) Osmolaritas serum: lebih beasr dari 285 mOsm/kg, sering sama dengan urin.
3) Pemeriksaan radiologik
a) Foto ginjal, ureter dan kandung kemih (kidney, ureter dan bladder/KUB):
menunjukkan ukuran ginjal, ureter, kandung kemih, dan adanya obstruksi (batu).
b) Pielogram ginjal: mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskuler,
masa
c) Sistouretrogram berkemih; menunjukkan ukuran kandung kemih, refluks kedalam
ureter dan retensi.
d) Ultrasonografi ginjal: menentukan ukuran ginjal dan adanya masa, kista, obstruksi
pada saluran perkemuhan bagian atas.
e) Biopsy ginjal: mungkin dilakukan secara endoskopik, untuk menentukan
seljaringan untuk diagnosis hostologis.
f) Endoskopi ginjal dan nefroskopi: dilakukan untuk menentukan pelis ginjal (keluar
batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif).
g) Elektrokardiografi/EKG: mingkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan
elektrolit dan asam basa.
h) Fotokaki, tengkorak, kolumna spinal dan tangan, dapat menunjukkan
demineralisasi, kalsifikasi.
i) Pielogram intravena (IVP), menunjukkan keberadaan dan posisi ginjal, ukuran dan
bentuk ginjal.
j) CT scan untuk mendeteksi massa retroperitoneal (seperti penyebararn tumor).
k) Magnetic Resonan Imaging / MRI untuk mendeteksi struktur ginjal, luasnya lesi
invasif ginjal
1. IDENTITAS PASIEN
1. Identitas Pasien 2.
Nama : Tn.T
Umur : 70 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
2. PENGKAJIAN
A. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan lemas pada badannya terutama di ekstremitas bawah
B. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien mengatakan memiliki penyakit ginjal. Klien juga mengatakan kakinya lemas
dan sudah bengkak sejak beberapa bulan yang lalu.
C. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mengatakan mempunyai penyakit ginjal dan sekarang ada Hipertensi.
D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan tidak ada diantara keluarganya yang mempunyai penyakit yang
sama.
E. RIWAYAT PSIKOSOSIAL SPIRITUAL
Klien mengatakan masih bersyukur dapat menjalani aktivitas dengan normal
walaupun harus menjalani 2 kali dialisis selama 1 minggu. Klien mengatakan support
keluarga juga baik dan istri klien selalu menemani klien untuk hemodialisis. Klien
juga memiliki hubungan yang baik dengan sesama pasien karena klien sudah 1 tahun
menjalani hemodialisis.
F. RIWAYAT ADL
ADL Dirumah sakit
Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi dan Makan : Frekuensi 3x/hari jumlah 1 porsi
cairan (makan dan minum) Minum : 600ml / hari
Pola eliminasi (BAB dan BAK) BAB : frekuensi 1-2 hari sekali
Konsistensi : padat
Warna : kuning
BAK : sedikit dan susah
Pola istirahat tidur Klien mengatakan tidurnya cukup dan
nyenyak.
3. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan compos mentis
B. Pemeriksaan TTV & Antropologi
Nadisebelum HD : 80 x/ menit
RRsebelum HD : 22 x/menit
TDsebelum HD : 180/130 mmHg
BB sebelum HD : 54 kg
Nadi sesudah HD : 88 x/ menit
RRsesudah HD : 20 x/menit
TD sesudah HD : 180/110 mmHg
BB sesudahHD : 50 kg
C. Pemeriksaan lain
Edema kaki : +/+
D. IDWG :
Excema Bruise
Haematoma Edema
B. Data Fokus
1. Data Subyektif : Pasien mengatakan sedikit lemas dan mengantuk
2. Data Obyektif : Kesadaran composmentis GCS E4M6V5
Vital sign : TD 180/130 mmHg Nadi 80x/menit Suhu 37oC
RR 20x/menit
C. Masalah Keperawatan
Kelebihan volume cairan
D. Monitoring Selama HD
Jam Qb Vena TMP UF TD Nadi Suhu
13.00 210 - - 180/130 80 37oC
14.00 210 - - 500 170/110 86 37oC
15.00 210 - - 500 180/100 80 37oC
16.00 210 500 180/100 80 37oC
17.00 210 500 180/110 88 37oC
2. Pengobatan selama HD
a. Transfusi darah : -
1. Golongan darah : -
2. No Kolf : -
4. Penyulit selama HD
Shunt problem
Perdarahan : tidak ada
Mual muntah : tidak ada
Kejang : tidak ada
Kram : tidak ada
Panas/Menggigil : tidak ada
Koma : tidak ada
Sakit dada : tidak ada
Gatal-gatal : tidak ada
Hipotensi : tidak ada
Hipertensi : ada
Alergi Dializer : tidak ada
RESUME POST HEMODIALISA
DAFTAR PUSTAKA
Argent, N. B., Goodship, T. H. J., Wilkinson, R., & Baylis, P. H. (n.d.). Osmoregulation of
thirst and vasopressin release in severe chronic renal failure, l, 295–300.
http://doi.org/10.1038/ki.1991.36
Cleveland, T., & Foundation, C. (2005). Homocysteine in chronic kidney disease : Effect of
low protein diet and repletion with B vitamins, 67, 1539–1546.
http://doi.org/10.1111/j.1523-1755.2005.00234.x
Guldener, C. Van. (2017). Why is homocysteine elevated in renal failure and what can be
expected from homocysteine-lowering ?, (October), 1161–1166.
http://doi.org/10.1093/ndt/gfl044
Qin, X., Huo, Y., Langman, C. B., Hou, F., Chen, Y., Matossian, D., … Wang, X. (2011).
Folic Acid Therapy and Cardiovascular Disease in ESRD or Advanced Chronic Kidney
Disease : A Meta-, 6. http://doi.org/10.2215/CJN.05310610
Said, H., & Mohammed, H. (2013). Effect of Chewing Gum on Xerostomia, Thirst and
Interdialytic Weight Gain in Patients on Hemodialysis. Life Science Journal, 10(2).
The effects of lavender aromatherapy on pain following needle insertion into a fistula in
hemodialysis patients. (2014). Complementary Therapies in Clinical Practice, 20(1), 1–
4. http://doi.org/10.1016/J.CTCP.2013.11.005
Todd, S., Editor, I., Lippincott, B., & Publishers, W. (2000). Handbook of Dialysis Contents.
Kallenbach, Judith Z. 2012. Review of Hemodialysis for Nurses and Dialysis Personnel 8th
Ed. USA: Mosby Elsevier.