Professional Documents
Culture Documents
FARMAKOGNOSI ANALITIK
“STANDARISASI OBAT BAHAN ALAM SERTA PARAMETER
SPESIFIK DAN NON-SPESIFIK”
DISUSUN OLEH:
Ary Kayu 1801340
Fatmawati 1801349
Fitrah Kurniati 1801351
Karlinda Yunita Mole 1801359
Mika Sambokaraeng 1801365
Mirna Wulandari 1801366
Musdalifah 1801368
Nawi Battu 1801370
Nur Aini 1801371
Nurhayati Ulfah 1801373
Putri Haryati 1801377
Rara Puspa Dewi 1801387
Widyanthi Nur Hikmah 1801391
Gambar 2. Mikroskop
4. Penetapan kadar sari larut air
Parameter senyawa terlarut dalam pelarut yaitu melarutkan simplisia
dan ekstrak dengan pelarut (air) untuk ditentukan jumlah solut yang identik
dengan jumlah senyawa kandungan. Tujuan dari penetapakan kadar sari
yang larut dalam air yaitu memberikan gambaran awal jumlah senyawa
kandungan (Dirjen POM, 2000).
Sebanyak 5 gram sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang
tertutup, ditambah 100 ml air kloroform (0,25 ml kloroform dalam 100 ml
air suling). Kocok sesekali selama 6 jam pertama, dibiarkan selama 18
jam. Saring, diambil 20 ml filtrat kemudian diuapkan hingga kering ke
dalam cawan yang telah dipanaskan 105OC dan ditimbang terlebih dahulu.
Sisa filtrat dipanaskan pada suhu 105OC kemudian didinginkan dan
ditimbang hingga bobot tetap. Hitung penetapan kadar sari larut dalam air.
berat sari (g) 100 mL
Kadar sari larut air = berat simplisia (g) x 100%
20 mL
Keterangan:
a = Berat krus porselen kosong (g)
b = Berat sampel awal (g)
c = Berat krus + sampel (g) (Andarwulan, 2011)
Jika dengan cara ini abu atau arang tidak dapat dihilangkan,
tambahkan air panas, aduk, saring melalui kertas saring bebas abu.
Pijarkan kertas saring beserta sisa penyarian dalam krus yang sama.
Masukkan filtrat kedalam krus, uapkan dan pijakan hingga bobot tetap
(Dirjen POM, 2008).