Professional Documents
Culture Documents
A. Latar Belakang
Keselamatan pasien (patient safety) sampai saat ini telah menjadi perhatian
besar di seluruh dunia. Masyarakat menuntut pelayanan kesehatan yang tidak hanya
berkualitas namun juga memperhatikan keselamatan pasien. Keselamatan pasien
(patient safety) merupakan suatu sistem yang membuat asuhan pasien menjadi lebih
aman (Depkes, 2008). Para pengambil kebijakan, pemberi pelayanan kesehatan dan
pelanggan menempatkan keamanan sebagai prioritas pertama pelayanan. Program
patient safety merupakan suatu hal yang lebih penting daripada sekedar efisiensi
pelayanan (Zorab, 2002).
Proses pelayanan kesehatan di rumah sakit sejak pendaftaran pasien sampai
selesai pelayanan yang melibatkan ratusan macam obat, ratusan tes dan prosedur,
bermacam alat dengan teknologi, berbagai jenis tenaga profesi dan non profesi yang
siap memberikan pelayanan 24 jam terus menerus. Kondisi ini dapat menyebabkan
insiden keselamatan pasien baik karena faktor kelalaian atau kompetensi petugas
yang tidak memadai, faktor teknis atau faktor organisasi. Keberagaman dan kerutinan
pelayanan tersebut harus dikelola dengan baik supaya tidak terjadi kejadian yang
tidak diharapkan atau adverse event (Depkes, 2008).
Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan
tidak diharapkan, yang dapat mengakibatkan atau berpotensi menjadi cedera
(Depkes, 2008). Insiden keselamatan pasien meliputi Kejadian yang Tidak Diharapkan
(KTD) atau adverse event, Kejadian Nyaris Cidera (KNC) atau near miss, Kejadian
Tidak Cidera (KTC), Kondisi Potensial Cidera (KPC) dan Kejadian Sentinel (KS) atau
sentinel even.
Pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien merupakan bagian dari
program keselamatan pasien yang merupakan sebuah proses awal untuk
pembelajaran (Pudjirahardjo, 2009). Data tentang KTD, KNC, KTC, KPC maupun KS di
Indonesia masih sangat kurang. Data insiden keselamatan pasien yang masuk pada
tim Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (PMKP) belum mencerminkan kejadian
yang sesungguhnya terjadi di rumah sakit. Hal ini juga terjadi di Rumah Sakit Islam
Assyifa Sukabumi. Insiden tersebut masih banyak terjadi dan belum dilaporkan pada
tim PMKP.
BAB II
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
Penelitian mengenai redesign pelayanan patient safety dengan metode FMEA di
Rumah Sakit Islam Assyifa adalah penelitian action research. Penelitian ini menggunakan
action research karena memenuhi persyaratan sebagai penelitian action partisipasi
(participation) dan unsur tindakan (action).
Subjek penelitian ini adalah seluruh risiko munculnya kejadian medication error yang
potensial dalam sistem penggunaan obat (medication use system) dan tenaga kesehatan
yang terlibat pada proses penggunaan obat di Rumah Sakit Islam Assyifa yaitu dokter,
apoteker, asisten apoteker dan perawat. Adapun pada tahap pengukuran subjek yang diteliti
adalah semua risiko munculnya kejadian medication error yang potensial meliputi proses
peresepan dan tindakan yang terkait dengan pemilihan, penyiapan, dan penggunaan obat.
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dari hasil workshop dengan tim FMEA Rumah Sakit Islam Assyifa. Tim FMEA
tersebut terdiri dari Ketua Komite Medis, Ketua KFT, Kepala Instalasi Farmasi sekaligus
sebagai Sekretaris KFT, Ketua Komite PMKP, Perwakilan Dokter Umum dan Dokter Spesialis,
Koordinator Depot Obat Rawat Inap dan Rawat Jalan, serta Ketua Seksi Keperawatan. Data
sekunder diperoleh dari data kejadian medication error dalam sistem penggunaan obat,
peresepan dan catatan tindakan yang terkait pemilihan, penyiapan, penggunaan obat serta
laporan kegiatan harian di Instalasi Farmasi yang mencatat KTD pada bulan Januari – Juli
2017.
Cara pengambilan sampel dengan non probability sampling (purposif sampling)
dengan jenis maximum variation sampling yaitu mencari dan mengidentifikasi berbagai
variasi untuk mengetahui semua kejadian medication error dalam sistem penggunaan obat
di Rumah Sakit Islam Assyifa.
Instrumen yang dipergunakan untuk mengukur mutu pelayanan dalam penelitian ini
adalah metode FMEA dengan menerapkan ke-8 langkah FMEA, mengkaji data sekunder
dengan membuat form skoring untuk setiap jenis medication error dalam sistem
penggunaan obat.
Adapun pengumpulan data dengan menggunakan workshop, Kelompok Diskusi
Terarah (Focus Group Discussion/FGD), wawancara mendalam dan observasi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Rekomendasi
Rekomendasi pelaksanaan program patient safety dengan pendekatan FMEA
terhadap sasaran keselamatan pasien di RSUD Sidoarjo adalah
1. Perlu dikembangkan kebijakan untuk memperbaiki proses identifikasi
menggunakan dua identitas pasien berdasarkan nama dan nomor rekam
medis serta untuk melakukan dua kali pengecekan
2. Perlu dikembangkan suatu kebijakan untuk meningkatkan efektivitas
komunikasi antar para pemberi layanan
3. Harus dibuat suatu sistem yang terstruktur untuk menghindari terjadinya
kesalahan serius dalam hal pemberian obat pada pasien
4. Rumah sakit perlu mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan
1. Kondisi pelaksanaan kegiatan patient safety berdasarkan sasaran keselamatan pasien
di Rumah Sakit Islam Assyifa adalah cukup baik. Namun masih terdapat kekurangan,
terutama pada sasaran peningkatan komunikasi yang efektif, pada sasaran kepastian
tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi, pengurangan resiko infeksi dan
pengurangan resiko jatuh
2. Hasil intervensi melalui pendekatan FMEA terhadap sasaran keselamatan pasien di
Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi dilakukan pada empat instalasi yaitu Instalasi
Rawat Inap, Bedah Sentral, Gawat Darurat dan Rawat Jalan. Empat instalasi tersebut
telah melakukan implementasi metode FMEA dengan menerapkan langkah ke-1
sampai dengan langkah ke-8.
3. Kondisi pelaksanaan kegiatan patient safety berdasarkan sasaran keselamatan pasien
setelah intervensi di Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi secara umum terjadi
peningkatan yang cukup signifikan dari sasaran satu sampai dengan sasaran enam.
B. Saran
Bagi pihak rumah sakit diharapkan
1. Menjadikan empat tim yang telah diintervensi sebagai pilot project untuk
Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi karena merupakan program yang relatif baru.
3. Perlu dukungan penuh dari manajemen Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi untuk
DAFTAR PUSTAKA
Masarie. (2007 йил 3-October). masarie log’s. Retrieved 2011 йил 11-December from
http://masarie.wordpress.com/2007/10/03/ kenali-rumah-sakit/
McNiff J and Whitehead J. 2010. You and Your Action Research Project. Madison Aveneu,
New York, USA: Routledge.
Pudjirahardjo WJ. 2009. Modul Pelatihan Keselamatan Pasien (Patient Safety) di Rumah
Sakit.
Tim FKM Unair. 2009. Manajemen Risiko (Risk Management) di Rumah Sakit. Surabaya:
FKM Unair.
Vincent C, Taylor-Adam S, and Stankope N. 1998. Framework of analysing risk and safety ini
clinical medicine. British Medical Journal, 316, 1154–7.
Zorab J. 2002. Patient Safety is More Important than Efficiency. BMJ, 324, 365.
Data Survey Indikator Mutu dan Keselamatan Pasien Komite PMKP Rumah Sakit Islam
Assyifa Sukabumi Tahun 2018
Data IKP Komite PMKP Rumah Sakit Islam Assyifa Periode Tahun 2016-2017