You are on page 1of 6

1. A.

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia,
dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan potensi yang
dimilikinya, mengubah tingkah laku ke arah yang lebih baik. Pendidikan juga
dapat mencetak manusia menjadi sumber daya manusia yang handal dan
terampil di bidangnya. Pendidikan sebenarnya merupakan suatu rangkaian
peristiwa yang kompleks. Peristiwa tersebut merupakan suatu rangkaian
kegiatan komunikasi antar manusia sehingga manusia itu tumbuh sebagai
pribadi yang utuh. Selain itu dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar
merupakan proses yang bisa diterapkan.

Pada era globalisasi saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang
berkualitas. Kualitas sumber daya manusia salah satunya dapat diperoleh dari
proses pembelajaran yaitu melalui pendidikan. Pendidikan dewasa ini
menuntut adanya pemahaman kepada peserta didik. Pemahaman yang
dimaksud bukanlah pemahaman dalam arti sempit yaitu menghafal materi
pelajaran, namun pemahaman dalam arti luas yaitu lebih cenderung
menekankan pada kegiatan proses pembelajaran yang meliputi menemukan
konsep, mencari dan lain sebagainya serta peserta didik dituntut untuk dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun sayangnya, praktek
pembelajaran yang demikian masih belum diterapkan secara keseluruhan,
sehingga tujuan dan hasil pendidikan belum sesuai dari apa yang diharapkan.

Proses pembelajaran yang berkembang di kelas umumnya ditentukan oleh


peran guru dan siswa sebagai individu-individu yang terlibat langsung di dalam
proses tersebut. Prestasi belajar siswa itu sendiri sedikit banyak tergantung
pada cara guru menyampaikan pelajaran pada anak didiknya. Oleh karena itu
kemampuan serta kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting
bagi keberhasilan proses pembelajaran pada siswa. Hal ini menunjukkan
adanya keterkaitan antara prestasi belajar siswa dengan metode mengajar yang
digunakan oleh guru.

Pembelajaran Ekonomi selalu mengalami perubahan dan pembaharuan baik


dari segi materi dan bahan ajar, pendekatan pembelajaran serta alat dan
sumber belajar. Ketiga bentuk pembaharuan tersebut merupakan satu kesatuan
yang saling melengkapi. Agar pembelajaran ekonomi menjadi dinamis dan
efektif, maka guru ekonomi harus mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi
dalam pembelajaran ekonomi.

Dalam interaksi belajar mengajar terdapat berbagai macam model


pembelajaran yang bertujuan agar proses belajar mengajar dapat berjalan baik.
Hal ini juga bertujuan untuk menciptakan proses belajar mengajar aktif serta
memungkinkan timbulnya sikap keterkaitan siswa untuk mengikuti kegiatan
belajar mengajar secara menyeluruh.

Perlunya dikembangkan pengajaran yang dapat membangun keaktifan siswa


dalam proses belajar mengajar adalah sebagai alternatif model pembelajaran
yang baru. Pembelajaran yang efektif tersebut harus diimbangi dengan
kemampuan guru dalam menguasai model pembelajaran dan materi yang akan
diajarkan.

Proses pembelajaran yang baik adalah yang dapat menciptakan pembelajaran


yang efektif dengan adanya komunikasi dua arah antara guru dengan peserta
didik yang tidak hanya menekan pada apa yang dipelajari tetapi menekan
bagaimana ia harus belajar. Salah satu alternatif untuk pengajaran tersebut
adalah menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS).
Penerapan model pembelajaran yang bervariasi akan mengatasi kejenuhan
siswa sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran sangat berpengaruh
terhadap tingkat pemahaman siswa.

Aktivitas belajar siswa merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini mengingatkan bahwa kegiatan pembelajaran diadakan
dalam rangka memberikan pengalaman-pengalaman belajar pada siswa. Jika
siswa aktif dalam kegiatan tersebut kemungkinan besar akan dapat mengambil
pengalaman-pengalaman belajar tersebut. Kegiatan belajar dipandang sebagai
kegiatan komunikasi antara siswa dan guru. Kegiatan komunikasi ini tidak akan
tercapai apabila siswa tidak dapat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Dengan adanya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar kemungkinan
besar prestasi belajar yang dicapai akan memuaskan.

1. B. TEORI MODEL TWO STAY TWO STRAY


Penggunaan istilah “model” barangkali lebih dikenal dalam dunia fashion.
Sebenarnya dalam pembelajaran pun istilah “model” juga banyak
dipergunakan. Mills (Suprijono, 2011), berpendapat bahwa “model adalah
bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan
seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu”.
Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang
diperoleh dari beberapa sistem.

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil


penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai pola
yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi
petunjuk kepada guru di kelas.

Untuk lebih menunjang keberhasilan dari pembelajaran kooperatif maka


alternatif solusi yang dipilih adalah model pembelajaran tipe two stay-two
stray (dua tinggal dua tamu). Model pembelajaran tipe ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan teman satu kelompoknya
ataupun dengan teman dalam kelompok lain, berinteraksi sosial dengan
membagikan ide serta mempertimbangkan jawaban yang paling tepat dari hasil
interaksinya tersebut (Lie, 2008). Melalui model pembelajaran ini siswa belajar
melaksanakan tanggung jawab pribadi dan kelompoknya serta saling
keterkaitan dengan rekanrekan sekelompoknya.
Model Two Stay Two Stray “Dua tinggal dua tamu” yang dikembangkan oleh
Spencer Kagan 1992. Struktur Two Stay Two Stray yaitu salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok
membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Hal ini dilakukan
karena banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-
kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat
pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah,
kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu sama lainnya.

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray bisa memberikan
sedikit gambaran pada siswa mengenai kenyataan kehidupan dimasyarakat,
yaitu dalam hidup bermasyarakat diperlukan hubungan ketergantungan dan
interaksi sosial antara individu dengan individu lain dan antar individu dengan
kelompok.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray akan


mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari
jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman.
Selain itu, alasan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray ini
karena terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas tiap anggota kelompok,
siswa dapat bekerjasama dengan temannya, dapat mengatasi kondisi siswa yang
ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar.

Dalam pembagian kelompok pembentukannya dilakukan secara permanen yang


memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan dengan anggota kelompok
lain. Biasanya pembentukan kelompok dilakukan sebanya 4 orang satu
kelompok, sesuai dengan pendapat Lie (2008) bahwa membentuk kelompok
berempat memiliki kelebihan yaitu kelompok mudah dipecah menjadi
berpasangan, lebih banyak ide muncul, lebih banyak tugas yang bisa dikerjakan
dan guru lebih mudah memonitor. Sedangkan kekuangan kelompok berempat
adalah lebih banyak waktu, membutuhkan sosialisasi yang lebih baik, jumlah
genap menyulitkan proses pengambilan suara dan mudah melepaskan diri dari
keterlibatan.

Ciri-ciri model pembelajaran Two Stay Two Stray, yaitu:

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi


belajarnya.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang
dan rendah.
3. Bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang berbeda.
4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu
1. C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL TWO STAY TWO
STRAY
Suatu model pembelajaran pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Adapun
kelebihan dari model Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut.

1. Memberikan kesempatan terhadap siswa untuk menentukan konsep sendiri


dengan cara memecahkan masalah Dapat diterapkan pada semua
kelas/tingkatan
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan kreatifitas dalam
melakukan komunikasi dengan tema sekelompoknya
3. Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna
4. Lebih berorientasi pada keaktifan.
5. Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya
6. Siswa dapat meningkatkan kemapuan berpikir kritis
7. Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa.
8. Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan.
9. Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar

Sedangkan kekurangan dari model Two Stay Two Stray adalah:

1. Membutuhkan waktu yang lama


2. Siswa yang tidak terbiasa belajar kelompok merasa asing dan sulit untuk
bekerjasama sehingga siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok
3. Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan tenaga)
4. Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.

Untuk mengatasi kekurangan pembelajaran kooperatif model Two Stay Two


Stray, maka sebelum pembelajaran guru terlebih dahulu mempersiapkan dan
membentuk kelompok-kelompok belajar yang heterogen ditinjau dari segi jenis
kelamin dan kemampuan akademis. Berdasarkan sisi jenis kelamin, dalam satu
kelompk harus ada siswa laki-laki dan perempuannya. Jika berdasarkan
kemampuan akademis maka dalam satu kelompok terdiri dari satu orang
berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang dan
satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang. Pembentukan
kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar dan saling
mendukung sehingga memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya
satu orang yang berkemampuan akademis tinggi yang diharapkan bisa
membantu anggota kelompok yang lain.

1. D. ASUMSI PENERAPAN MODEL TWO STAY TWO STRAY


Pembelajaran kooperatif model Two Stay Two Stray terdiri dari beberapa
tahapan sebagai berikut.
1. Persiapan
Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah membuat silabus dan
sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa dan membagi
siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing anggota 4 siswa dan
setiap anggota kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa
dan jenis kelamin.

1. Presentasi Guru
Pada tahap ini guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal dan
menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.

1. Kegiatan Kelompok
Pada kegiatan ini pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi
tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu kelompok.
Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-permasalahan
yang berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, siswa mempelajarinya
dalam kelompok kecil (4 siswa) yaitu mendiskusikan masalah tersebut
bersama-sama anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesaikan
atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri.
Kemudian 2 dari 4 anggota dari masing-masing kelompok meninggalkan
kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang
tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi
mereka ke tamu. Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal,
tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan
temuannya serta mancocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

1. Formalisasi
Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang
diberikan salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
untuk dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya. Kemudian
guru membahas dan mengarahkan siswa ke bentuk formal.

1. Evaluasi Kelompok dan Penghargaan


Pada tahap evaluasi ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa
dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif model TSTS. Masing-masing siswa diberi kuis yang
berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil pembelajaran dengan model TSTS,
yang selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada kelompok
yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi.

1. E. IMPLEMENTASI MODEL TWO STAY TWO STRAY


Model pembelajaran dua tinggal dua tamu (two stay two stray) adalah model
pembelajaran yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan
hasil dan informasi dengan kelompok lainnya. Hal ini dilakukan dengan cara
saling mengunjungi atau bertemu antar kelompok untuk berbagi informasi.
Langkah-langkah model pembelajaran two stay two stray adalah

1. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok


2. Masing-masing kelompok diberi tugas untuk berdiskusi tentang suatu
materi tertentu, guru membantu menjelaskan pada masing-masing
kelompok jika ada yang kurang mengerti
3. Setelah dirasa cukup masing-masing kelompok menunjuk salah satu
anggotanya untuk diam ditempatnya sedangkan sisanya berjalan-jalan
sebagai tamu dalam kelompok lain
4. Tugas tuan rumah adalah menjelaskan hasil diskusinya kepada setiap tamu
yang datang sedangkan tugas tamu yang datang adalah mencari informasi
sebanyak-banyaknya materi yang didiskusikan oleh kelompok tersebut
5. Setelah dirasa cukup mendapatkan informasi, anggota kelompok yang jadi
tamu bertugas untuk menyebarkan informasi yang diterimanya dari
kelompok ke anggota dari kelompoknya sendiri
6. Begitu seterusnya bergantian hingga masing-masing anggota kelompok
pernah merasakan peran sebagai tuan rumah maupun tamu
7. Kesimpulan

You might also like