You are on page 1of 31

bxb

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA Ny.K DENGAN


MENOPAUSE Di RT 17 RW 07
DUSUN PAGEDANGAN DESA WONOKAMPIR
KECAMATAN WATUMALANG
KABUPATEN WONOSOBO

Laporan Individu Praktek Kebidanan Komunitas

Disusun oleh :
Nama : Fajria Hartiningrum
NIM : 4.1.10.017

PRODI DIII KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS SAINS AL QURAN
TAHUN 2013
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA Ny.K DENGAN
MENOPAUSE Di RT 17 RW 07
DUSUN PAGEDANGAN DESA WONOKAMPIR
KECAMATAN WATUMALANG
KABUPATEN WONOSOBO

Laporan Individu Praktek Kebidanan Komunitas ini telah disetujui


Tanggal ……………………… 2013

Mengesahkan
Koor.Praktek Kebidanan Pembimbing
Komunitas

(Fibrinika Tuta Setiani, S.SiT ) (Dewi Candra Resmi, S.SiT )

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan
laporan individu praktek kebidanan komunitas yang berjudul “ ASUHAN
KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn. A KHUSUSNYA Ny.K DENGAN MENOPAUSE Di RT
17 RW 07 DUSUN PAGEDANGAN DESA WONOKAMPIR DESA WONOKAMPIR KECAMATAN WATUMALANG
KABUPATEN WONOSOBO”. Sholawat serta salam tak lupa Penulis panjatkan kepada
junjungan kami Nabi Muhammad SAW yang telah membawa safa’at dan ridhonya.
Adapun penyusunan laporan ini diajukan untuk melengkapi tugas praktek
kebidanan komunitas.
Dalam penyusunan laporan individu ini Penulis banyak mengalami hambatan
dan kesulitan akan tetapi atas bimbingan serta arahan dari para pembimbing dan
dukungan semua sehingga Penulis dapat menyelesaikan laporan individu ini
dengan baik. Untuk itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Noer Ali Udin BSS, Sp. THT selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Sains Al Qur’an Jawa Tengah di Wonosobo
2. Nuri, S.ST selaku Kaprodi D-III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Sains Al Qur’an Jawa Tengah di Wonosobo
3. Fibrinika Tuta Setiani, S.SiT selaku koordinator praktek kebidanan komunitas
4. Dewi Candra Resmi, S.SiT selaku Pembimbing
5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sains Al Qur’an
Jawa Tengah di Wonosobo
6. Bapak Mahrum Tri Santoso selaku kepala desa Wonokampir
7. Bapak Akhmad Hisam selaku kepala dusun pagedangan
8. Bapak Abdul sakur dan keluarga
9. Seluruh warga desa Wonokampir pada umumnya dan warga dusun Pagedangan
khususnya.
10. Kedua Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan, doa serta
segala fasilitas dalam penyusunan laporan individu ini.
11. Teman-teman mahasiswa angkatan pertama Program Studi D- III Kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sains Al Qur’an Jawa Tengah di Wonosobo
12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak
bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan asuhan kebidanan


komunitas ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu Penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun.
Akhir kata, Penulis hanya dapat berharap agar laporan asuhan kebidanan
komunitas ini dapat berguna bagi semua pihak serta menjadi sesuatu yang
berarti dari usaha penulis selama ini.
Wonosobo……………2013

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan Umum dan Khusus
C. Manfaat
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga
B. Manajemen / Asuhan Kebidanan pada Keluarga
C. Teori yang bersangkutan dengan masalah
BAB III ASUHAN / MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KELUARGA
A. Pengakajian
B. Analisa Data
C. Perumusan Masalah
D. Perencanaan
E. Pelaksanaan
F. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN KASUS
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran – lampiran
 SAP
 Leafleat
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikitan
aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing – masing yang merupakan bagian
dari keluarga.
Wanita dan Ibu adalah dua sosok yang tidak pernah lepas dari kehidupan kita. Tanpa
sosok Ibu kita tidak akan pernah ada di dunia ini. Bahkan banyak orang-orang hebat yang tidak
akan pernah bisa menjadi hebat tanpa didukung dengan sosok wanita hebat di belakangnya. Ada
begitu banyak definisi dan arti dari wanita namun semua arti dan definisi itu bersumber pada satu
kesimpulan, bahwa wanita adalah sosok yang sangat hebat terlepas dari segala kekurangan yang
dimilikinya.
Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas dimana
pelayanan kebidanan komunitas merupakan upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan
terhadap masalah kesehatan lansia di dalam keluarga dan masyarakat supaya keluarga dan
masyarakat selalu berada dalam kondisi kesehatan yang optimal. Kegiatan pelayanan kebidanan
komunitas termasuk di dalamnya adalah penyuluhan dan nasihat tentang kesehatan,
pemeliharaan kesehatan lansia , pengobatan sederhana bagi ibu dan balita, perbaikan gizi
keluarga, imunisasi ibu dan anak, pertolongan persalinan serta pelayanan KB.
Yang menjadi sasaran kebidanan komunitas yaitu ibu (prahamil, hamil, bersalin, nifas),
anak (bayi baru lahir, balita, anak pra sekolah, remaja), keluarga (wanita dengan gangguan
sistem reproduksi), masyarakat. Yang menjadi sasaran utama adalah ibu dan anak dalam
keluarga.
Keluarga Tn.A merupakan salah satu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
Keluarga Tn.A merupakan keluarga kecil yang sederhana.. Dalam satu rumah Keluarga Tn.A
hanya ada satu KK, yang terdiri dari Ayah, Ibu dan Anak. Permasalahan kesehatan keluarga
Tn.W yang paling menonjol adalah Ny K kurangnya pengetahuan tentang masa menopause.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah akhir praktik kebidanan komunitas, mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan
komunitas secara komprehensif.
b. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik kebidanan komunitas mahasiswa dapat :
1.Melakukan pengkajian kepada keluarga Tn. A kususnya tentang menopause
2.Menginterpretasikan masalah apa saja yang terjadi pada keluarga Tn. A
3.Menentukan diagnose potensial apa yang terjadi pada keluarga binaan
4.Menentukan antisipasi masalah
5.Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi
6.Melaksanaan perencanaan yang telah dibuat
7.Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan

C. Manfaat
1.Dalam laporan kebidanan komunitas ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi :

a. Keluarga
Diharapkan dapat mengurangi kecemasan keluarga tentang keluhan yang dialami selama
masalah itu terjadi.
b. Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan antara teori yang diperoleh di akademik dengan
praktek – praktek yang dihadapkan.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga
Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota")
adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan
darah(Wikipedia, 2009).
Menurut Departemen Kesehatan RI ( 2009 ), keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Sedangkan menurut Salvicion dan Ara Celis (2005), keluarga adalah dua atau lebih dari
dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

a. Struktur Keluarga
Struktur keluarga ada beberapa macam, diantaranya :
1) Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak ayah.
2) Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasan dalam keluarga adalah dipihak ibu.
3) Equalitarian, yang memegang kekuasan dalam keluarga adalah ayah dan ibu.
4) Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5) Keluarga Kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluaraga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suatu
atau istri.

b. Ciri-Ciri Keluarga
Ciri-ciri struktur keluarga menurut Anderson Carter :
1) Terorganisasi
Adalah saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2) Ada keterbatasan
Adalah setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3) Ada perbedaan dan kekhususan
Adalah setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

c. Bentuk-Bentuk Keluarga
1) Nuclear Family (keluarga inti)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
2) Extendet Family (Keluarga Besar)
Adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara misalnya: nenek, kakek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
3) Serial Family (Keluarga Berantai)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari 2x dan merupakan
satu keluarga inti.

4) Single Family (Keluarga Duda atau Janda)


Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
5) Composite Family (Keluarga Berkomposisi)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami atau hidup bersama.
6) Cahibitation Family (Keluarga habitas)
Adalah dua orang yang menjadi satu keluarga.

d. Peran Keluarga
Menurut Hartan dan Hunt peran keluarga terdiri dari sebagai berikut :
1) Peran Ayah.
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anaknya berperan mencari nafkah, pendidikan,
perlindungan dan member rasa aman sebagai kepala keluarga, sebagai kelompok masyarakat.
2) Peran Ibu
Sebagai istri dan suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran mengurus rumah
tangga pengasuh anak-anaknya dan sebagai satu kelompok dari peran sentral darianggota
masyarakat dan pencari nafkah
3) Peran Anak
Anak melaksanakan perahan psikososial sesuai tingkat perkembangan baik,fisik, mental, social ,
dan spiritual.

e. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga sehari-hari menurut Horton dan Hunt yaitu :
1) Fungsi pengaturan seksual.
Yaitu keluarga merupakan wadah sah baik ditinjau dari agama maupun
maryarakat dalam pengetahuan dan pemuasan keinginan seksual.
2) Fungsi Reproduksi
Yaitu keluarga berfungsi menghasilkan anggota baru sebagai penerus keturunan.
3) Fungsi Perlindungan dan Pemeliharaan
Yaitu memberikan perlindungan dan pemeliharaan terhadap stress.
4) Fungsi Pendidikan
Yaitu keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama karena
anak-anak mengenal pendidikan sejak lahir.
5) Fungsi Sosialisasi
Yaitu individu atau anggota keluargamempelajari kebiasaan ide-ide nilai dan
tingkah laku dalam masyarakat.Melalui lingkungan keluarga.
6) Fungsi Toleran dan Efektif
Yaitu apabila rasa cinta kasih saying dalam keluarga dapat dirasakan oleh semua
anggota maka anggota keluarga akan merasakan kesenangan kegembiraan dan ketentraman
sehingga mereka akan kerasan tinggal dirumah maka keluarga merupakan tempat rekreasi bagi
anggota keluarga.
7) Fungsi Ekonomi.
Yaitu anggota keluarga sebagai penghasil ekonomi terutama orang tua sedangkan
anggota keluarga yang lain atau anak berfungsi sebagai konsumen.
8) Fungsi Status Sosial
Yaitu suatu dasar yang menunjukan kedudukan atau status bagi anggota nya

f. Tugas Keluarga
Pada dasarnya ada 8 tugas pokok dalam keluarga, yaitu :
1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2) Pemeliharaan sumber-sumbr daya yang ada pada keluarga.
3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
4) Sosialisasi antar anggota keluarga.
5) Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga

g. Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga


Tahap tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :
1) Tahap pembentukan kelurga
Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
2) Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan
ank merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang dinantikan.
3) Tahap menghadapi bayi
Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih sayang kepada anak karena
pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung pada kedua orang tuanya dan kondisinya
masih sangat lemah.
4) Tahap menghadapi anak prasekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan
teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang
kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat stress terhadap pengaruh lingkungan dan
tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan,norma-norma agama, norma-
norma social budaya dan sebagainya.
5) Tahap menghadapi anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk
mempersiapkan masa depannya.Membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-
tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
6) Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas
diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat
diperlukan.Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu
dipelihara dan dikembangkan.
7) Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka tahap
selanjutnya adalah melepaskan anak kemasyarakat dalam memulai kehidupannya yang
sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.

8) Tahap berdua kembali


Setelah anak besar dan menempu kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggalah suami istri
berdua saja.dalam tahap ini kelurga akan merasa sepi,dan bila tidak dapat menerima kenyataan
akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
9) Tahap masa tua
Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk
meninggalkan dunia yang fana ini.

h. Gambaran Keluarga Sehat


Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera.
Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian upaya kesehatan keluarga. Keluarga sehat adalah
kondisi yang mendorong terwujudnya keluarga sejahtera (Syahlan, 1996).
Gambaran keluarga sehat dapat dikemukaan sebagai berikut :
1. Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental, maupun sosial.
2. Cepat meminta bantuan kepada tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan bila timbul
masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga.
3. Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.
4. Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.
5. Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.

Seorang bidan yang bekerja di komunitas harus mengetahui data wilayah kerjanya, data tersebut
mencakup komposisis keluarga, keadaan sosial, ekonomi, adat kebiasaan, kehidupan beragama,
status kesehatan, serta masalah ibu dan anak balita. Keberhasilan bidan yang bekerja di bidang
komunitas tergantung pada peningkatan kesehatan ibu dan anak balita di wilayah kerjanya.
Sasaran umum pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan anak dalam keluarga. Menurut
Undang-Undang No. 12 tentang Kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri,
anak dan anggota keluarga lainnya.
Didalam kesehatan keluarga, kesehatan istri mencakup kesehatan masa pra kehamilan,
persalinan, pasca persalinan dan masa diluar masa kehamilan (masa interval) serta persalinan.
Upaya kesehatan ibu dan anak dilakukan melalui peningkatan kesehatan anak di kandungan,
masa bayi, masa balita, dan masa pra sekolah (Syahlan, J.H., 1996).

B. Manajemen / asuhan kebidanan pada keluarga


Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan
yang berfokus pada klien (Simatupang E.J, 2012, hal.7).
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggung jawab bidan dalam
pelayanan yang di berikan kepada klien yang memiliki kebutuhan atau masalah kebidanan
(kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita,
dan pelayanan kesehatan masyarakat). ( Blogspot.2011).
Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan (Varney, 2010)
Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah. Manajemen asuhan kebidanan
dimulai dengan identifikasi data dasar dan diakhiri dengan evaluasi asuhan kebidanan.
Ketujuh langkah terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat dipakai dalam segala situasi.
Langkah tersebut sebagai berikut :
1. Langkah I. Identifikasi Data Dasar
Identifikasi data merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan, langkah yang merupakan
kemampuan intelektual dalam mengidentifikasi masalah klien, kegiatan yang dilaksanakan
dalam rangka identifikasi data dasar meliputi pengumpulan data dan pengolahan.
a. Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data mencari dan menggali data/fakta atau informasi baik dari klien,
keluarganya maupun tim kesehatan lainnya atau data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan pada
pencatatan dokumen medik, hal yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1) Wawancara
Wawancara/anamnese adalah tanya jawab yang dilakukan antara bidan dan klien, keluarga
maupun tim medis lain dan data yang dikumpulkan mencakup semua keluhan klien tentang
masalah yang dimiliki.
2) Observasi dan pemeriksaan fisik
Pada saat observasi dilakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Pemeriksaan fisik
dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe).
b. Pengolahan data
Setelah data dikumpulkan secara lengkap dan benar maka selanjutnya dikelompokkan dalam :
1) Data subyektif
Meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat menstruasi, riwayat
persalinan, riwayat nifas dan laktasi yang lalu, riwayat ginekologi, dan KB, latar belakang
budaya, pengetahuan dan dukungan keluarga serta keadaan psikososial.
2) Data obyektif
Menyangkut keadaan umum, tinggi dan berat badan, tanda-tanda vital dan keadaan fisik obstetri.
3) Data penunjang
Meliputi hasil pemeriksaan laboratorium.

2. Langkah II. Merumuskan diagnosa/masalah actual


Diagnosa adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang diputuskan berdasarkan identifikasi
yang didapat dari analisa-analisa dasar. Dalam menetapkan diagnosa bidan menggunakan
pengetahuan profesional sebagai data dasar untuk mengambil tindakan diagnosa kebidanan yang
ditegakkan harus berlandaskan ancaman keselamatan hidup klien.

3. Langkah III. Merumuskan diagnose/masalah potensial


Bab ini mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada klien jika tidak
mendapatkan penanganan yang akurat, yang dilakukan melalui pengamatan, observasi dan
persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi bila tidak segera ditangani dapat membawa
dampak yang lebih berbahaya sehingga mengancam kehidupan klien.
4. Langkah IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi
Menentukan intervensi yang harus segera dilakukan oleh bidan atau dokter kebidanan. Hal ini
terjadi pada penderita gawat darurat yang membutuhkan kolaborasi dan konsultasi dengan
tenaga kesehatan yang lebih ahli sesuai keadaan klien. Pada tahap ini, bidan dapat melakukan
tindakan emergency sesuai kewenangannya,kolaborasi maupun konsultasi untuk menyelamatkan
ibu dan bayi. Pada bagian ini pula,bidan mengevaluasi setiap keadaan klien untuk menentukan
tindakan selanjutnya yang diperoleh dari hasil kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Bila
klien dalam keadaan normal tidak perlu dilakukan apapun sampai tahap kelima.
5. Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Mengembangkan tindakan komprehensif yang ditentukan pada tahap sebelumnya, juga
mengantisipasi diagnosa dan masalah kebidanan secara komprehensif yang didasari atas rasional
tindakan yang relevan dan diakui kebenarannya sesuai kondisi dan situasi berdasarkan analisa
dan asumsi yang seharusnya boleh dikerjakan atau tidak oleh bidan.
6. Langkah VI. Impelementasi
Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan bekerja sama dengan tim kesehatan lain.
Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan langsung,konsultasi maupun
kolaborasi,implementasi yang efisien akan mengurangi waktu dan biaya perawatan serta
meningkatkan kualitas pelayanan pada klien.

7. Langkah VII. Evaluasi


Langkah akhir manajemen kebidanan adalah evaluasi. Pada langkah ini,bidan harus mengetahui
sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien.

C. Teori yang bersangkutan dengan masalah


1. Pengertian Menopause
Merupakan pengertian dari berhentinya masa kesuburan dan masa reproduksi wanita yang
ditandai dengan berhentinya masa menstruasi atau siklus bulanan seiring bertambahnya usia dan
penurunan hormone. Menopause dalam bahasa biologis merupakan akhir dari siklus kehidupan
menstruasi seorang wanita yang terjadi di pertengahan usia empat puluh tahun keatas. Selama
masa transisi ini, ovarium mulai melemah sehingga tingkat gairah seksual pun semakin menurun
secara alami dari hormon esterogen dan progesteron. Hormon estrogen berfungsi sebagai
pengawas siklus ovulasi yakni saat indung telur mulai melepas sel telur ke dalam tuba falopi dan
mengembangkan payudara wanita serta rahim. Hormon estrogen memiliki pengaruh yang cukup
besar dalam tingkat kesehatan wanita baik fisik maupun psikologis (emosional). Hormon
progesteron bertugas mengawasi menstruasi dan mempersiapkan rahim untuk menerima sel telur
yang telah dibuahi.

2. Tahap-tahap Menopause
a. Pra Menopause
Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Gejala-gejala yang timbul pada fase
pra menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, perdarahan haid yang memanjang,
jumlah darah yang banyak, serta nyeri haid.
b. Peri Menopause
Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa menopause. Gejala-gejala yang timbul pada
fase peri menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, dan siklus haid yang panjang.
Menopause Haid di alami terakhir akibat menurunnya fungsi estrogen dalam tubuh. Menurut
Luciana (2005), keluhan-keluhan yang timbul pada menopause antara lain keringat malam hi,
mudah marah, sulit tidur, siklus haid tidak teratur, gangguan fungsi seksual, kekeringan vagina,
perubahan pada indera perasa, gelisah, rasa khawatir, sulit konsentrasi, mudah lupa, sering tidak
dapat menahan kencing, nyeri otot sendi, serta depresi.
3. Gejala Menopause
 Ketidak teraturan siklus haid
 Gejolak rasa panas
 Keluar keringat dimalam hari
 Kekeringan vagina
 Sulit tidur
 Kerapuhan tulang
 Badan menjadi gemuk
 Linu dan nyeri otot sendi
 Ingatan menurun
 Kecemasan dan mudah tersinggung
 Steress
 Depresi
4. Perubahan Yang Terjadi Saat Menopause
 Perubahan organ reproduksi
 Perubahan hormone
 Perubahan fisik
 Perubahan emosi
 Perubahan kulit
 Perubahan pada mulut
 Perubahan pada indera perasa
5. Cara Mengatasi Menopause
 Konsumsi susu, namun jika anda tidak menyukai susu dapat diganti dengan mengkonsumsi tahu,
tempe atau sayur, tentunya dengan dosis yang lebih rendah. Misalnya, 50 gram tempe atau 120
gram tahu yang mengandung fitoestrogen, cukup untuk sehari.
 Dalam memasak jenis sayuran apapun jangan terlalu lama karena vitamin yang terdapat dalam
sayuran akan larut dalam air bila dimasak terlalu lama.
 Cobalah mengganti minyak goreng dengan minyak zaitun atau mentega rendah kalori untuk
memasak makanan anda baik dalam menumis atau hanya menggoreng biasa, agar tidak terlalu
banyak minyak yang masuk ke dalam tubuh.
 Mengkonsumsi vitamin dengan dosis yang tepat, terutama vitamin A dan D. Karena vitamin A
dan D tidak dengan mudah dikeluarkan oleh tubuh, jika berlebihan dapat menimbulkan racun
dalam tubuh. Jangan sembarangan mengkonsumsi vitamin A dan D. Dosisnya harus tepat,
karena kedua vitamin itu tak bisa dikeluarkan begitu saja dari dalam tubuh. Selain itu, jika terus
dikonsumsi, bisa-bisa malah menimbulkan racun di dalam tubuh.
 Minuman dan makanan yang harus dihindari untuk memperlambat datangnya menopause antara
lain kafein, kopi, alkohol, minuman bersoda, rempah-rempah dan makanan berlemak.
 Bersikap sabar dan berusaha menerima kenyataan, karena bagaimana pun, menopause pasti akan
datang. Tentu saja, anggota keluarga yang lain harus lebih bijaksana menghadapi sikap wanita
yang menopause.
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA PADA Tn. A KHUSUSNYA Ny.K
DENGAN MENOPAUSE RT 17 RW 07 DUSUN PAGEDANGAN DESA WONOKAMPIR KECAMATAN
WATUMALANG KABUPATEN WONOSOBO
A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 10 Mei 2013
Jam : 15.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. Abdul Sakur
Desa : Wonokampir Rt 17 Rw 07
Kabupaten : Wonosobo
Nama Mahasiswa : Fajria Hartiningrum
NIM : 4.1.10.017
1. Struktur dan sifat keluarga
a. Nama kepala keluarga : Tn Abdul Sakur
b. Umur : 51 tahun
c. Jenis kelamin : Laki – laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SD
f. Pekerjaan : Petani
g. Pendapatan : ± Rp 1.000.000
h. Alamat : Rt 17 Rw 07 Dusun Pagedangan
i. Suku / bangsa : Jawa / Indonesia

j. Daftar anggota keluarga :


No Nama Hub.Kel L/P Umur Pend Agama Pekerj Imunisasi
aan BCG Poli Hep/ DP DT
o Hib T
1. Ny. Istri P 48 SD Islam Ibu
Kongidah th Rumah
Tangga
2. Heri Anak L 22 SMP Islam Karyaw
th an
k. Tipe Keluarga
Di keluarga Tn. A merupakan nuclear family yang terdiri dari keluarga inti yaitu : bapak
dan ibu dan anak.
l. Genongram
T
Y
U
T
U
J
o
I
K
Y
R
L
A
A
H

Keterangan :
1. : anak laki – laki

2. : anak perempuan

3. : meninggal

4. : garis keturunan

5. : garis perkawinan

6. : tinggal serumah

m. Hubungan antar anggota keluarga


Hubungan antara suami dan istri dari keluarga Tn. A cukup harmonis, terbukti dengan
mereka sangat dekat dan akrab. Hubungan mereka dengan masyarakat juga terlihat harmonis
terbukti dengan mereka sering berinteraksi dalam berbagai kegiatan warga
2. Sifat Keluarga
a. Dalam penagmbilan keputusan yang paling berpengaruh adalah Tn. A dan Ny.K
b. Kebiasaan hidup sehari –hari
Kebiasaan keluarga ini makan 3 kali atau lebih dalam sehari, teratur dengan porsi makan satu
piring sedang dengan nasi jagung, tahu tempe, sayur singkong dan kadang buah – buahan seperti
pisang dan pepaya.
Cara pengolahan makanan diawali dengan mencuci terlebih dahulu sayuran yang akan dimasak.
Menu bervariasi dalam keadan hangat dengan garam beryodium.
Tempat makan di meja makan dengan suasana santai / tenang. Menggunakan alat makan
lengkap, disimpan dilemari makan dengan keadaan tertutup. Sebelum dan sesudah makan
mencuci tangan dengan air. Tidak ada makanan pantangan dan juga tidak mengkhususkan suka
pada sesuatu jenis makanan.
Minum rata – rata anggota keluarga yaitu 7 – 8 gelas per hari berupa air putih, teh dan kopi.
Contoh menu makanan yaitu nasi, sayur singkong, dan tempe goreng.
3. Keluarga Tn. A mempunyai kebiasaan tidur yang cukup mulai jam 21.00 sampai jam 04.30
pada malam hari dan tidur siang 1 jam
4. Sarana hiburan keluarga
Keluarga Tn. A mempunyai sarana hiburan yaitu TV, dan Radio
5. Pemanfaatan waktu senggang
Keluarga Tn.A menggunakan waktu senggang untuk mengobrol dengan tetangga dan melihat
televisi.
6. Eliminasi
Keluarga Tn. A BAB 1 kali di jamban sendiri, BAK 5 – 6 kali pada waktu pagi, siang, sore dan
malam hari dan tidak ada keluhan.
7. Kebiasaan Keluarga yang merugikan adalah merokok
8. Faktor Keluarga Sosial dan Budaya
a. Penghasilan keluarga yang utama yaitu Tn.A sebesar ± Rp 1.000.000,- / bulan. Penghasilan
tambahan tidak ada. Pemanfaatan dana keluarga tiap bulan untuk kebutuhan sehari – hari.
Penggunaan dana tiap bulan cukup. Pengelola keuangan oleh ibu.
b. Kegiatan sosial kemasyarakatan
Keluarga Tn.A aktif dalam kegiatan sosial, hubungan anggota keluarga dengan masyarakat
harmonis.
9. Faktor rumah dan lingkungan
a. Keluarga Tn.A tinggal dirumah sendiri dimana dinding terbuat dari tembok dan kayu ( semi
permanen ) ukuran rumah 10 x 10, lantai semen, ada langit – langit, atap rumah terbuat dari seng,
jenis ventilasi pintu, jendela, keadaan ventilasi memenuhi syarat karena luasnya > 10 %.
Penerangan menggunakan listrik. Cahaya matahari masuk kerumah dengan baik. Pembagian
rumah adalah 2 kamar tidur, dapur, ruang makan, runag tamu, ruang televisi, 1 kamar mandi.
Kebersiahn ruangan cukup baik.
b. Perabotan rumah
Alat masak menggunakan kompor gas dan tungku, tempat penyimpanan perabotan dapur
diletakkan dirak piring.
c. Sampah
Pembuangan sampah di kandang, terletak dekat dengan rumah, jarak tempat sampah dengan
sumber air < 1 m, sampah dibakar di tungku.
d. Sumber air
Keluarga Tn. A menggunakan sumber air minum dari amat air dengan kualitas air jernih dan
tidak terasa. Tidak ada jamban dari tempat penampungan mata air pada radius lebih dari > 10 m
tidak ada sumber pencemaran lain di sekitar sumber penampungan air.
e. Penampungan air minum
Penampungan air minum ditempatkan digentong dalam keadaan tertutup.
f. Jamban Rumah
Keluarga Tn. A mempunyai jamban sendiri.
g. Pembuangan limbah
Jenis air limbah yang berasal dari limbah rumah tangga yang dibuang di selokan belakang
rumah
h. Kandang ternak
Keluarga Tn. A mempunyai kandang ternak yang berada dibelakang rumah berjarak < 1 m

i. Halaman rumah
Keluarga Tn. A memiliki halaman rumah yang terletak dibagian depan rumah.
j. Kamar mandi
Keluarga Tn. A memiliki 1 kamar mandi
k. Denah rumah
k.mandi
U
Kandang
Ruang dapur
Perabotan
Ruang makan
k. tidur
Jamban

Ruang keluarga
k. tidur
Ruang tamu

10. Riwayat Kesehatan Material Psikososial – spiritual


a. Memenuhi kebutuhan jiwa
Keluarga Tn. A setiap hari merasa nyaman tidak ada gangguan. Masing – masing anggota
keluarga merasa senang.
b. Pemenuhan status sosial
Didalam keluarga, tidak ada yang dibenci dan membenci, tidak ada perasaan dikucilkan
c. Riwayat Kesehatan material keluarga
Dalam anggota keluarga, tidak ada yang mengalami gangguan jiwa, tidak ada yang pernah
dirawat di RS. Jiwa
d. Gangguan maternal pada keluarga
Gangguan maternal pada keluarga seperti merasa bersalah, gagal, kecewa dan tertekan tidak ada,
walau kadang – kadang bertengkar.
e. Penampilan tingkah laku anggota yang menonjol tidak ada
f. Riwayat spiritual anggota keluarga
Semua anggota keluarga Tn. A taat menjalani perintah agama yang dianutnya.
g. Kesadaran keluarga tentang menopause
Keluarga Tn. A tidak mengetahui tentang menopause
h. Tentang petugas kesehatan tidak ada masalah
i. Dana sehat / JPKM
Keluarga Tn. A tahu tentang dana sehat / JPKM
B. Riwayat kesehatan Keluarga
1. Riwayat Kesehatan angggota keluarga
a. Tn. Abdul Sakur tidak sedang / tidak pernah mengidap penyakit tertentu
b. Ny. Kongidah tidak sedang / tidak pernah mengidap penyakit tertentu
c. Heri tidak sedang / tidak pernah mengidap penyakit tertentu
2. Kebiasaan memeriksakan diri
Pada waktu sakit saja, tempat di polindes ataupun bidan praktek bidan swasta. Alasannya karena
dekat dengan rumah

3. Kesehatan ibu dan anak


a. Riwayat kesehatan yang lalu
No Kehamilan UK Jumlah Keluhan Cara
pemeriksaan mengatasi
1 II Aterm - Mual,Muntah Dibiarkan
saja

b. Riwayat persalinan yang lalu


No Persalinan Tempat Penolong Keluhan Proses Ket
1. III Rumah Dukun - Spontan -
bayi

c. Ibu hamil
Tidak ada ibu hamil yang ada dirumah Tn. A
d. Ibu nifas
e. Tidak ada ibu nifas yang ada dirumah Tn. A
f. Ibu menyusui
Tidak ada ibu menyusui yang ada dirumah Tn. A
g. Keluarga berencana
Istri Tn. A memakai alat kontrasepsi suntik 3 bulanan sudah 22 tahun
h. Pemeriksaan balita
Keluarga Tn. A tidak mempunyai balita
i. Persepsi dan tanggapan keluarga terhadap masalah
Tanggapan keluarga terhadap masalah yang dihadapi selalu dirundingkan dengan anggota
keluarga secara baik –baik bersama anggota keluarga lain. Bila ada anggota keluarga yang tidak
sehat dibawa ke tenaga kesehatan terdekat.
B. Analisis Data
a. Penjajakan Kesehatan Tahap I
1. Ancaman Kesehatan
a) Kurangnya Kesadaran tentang bahaya merokok
b) Kurangnya Pengetahuan tentang menopause
c) Kurangnya pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat
2. Kurang / tidak sehat
Kurang sehat
3. Situasi Krisis
Tidak ada
b. Penjajakan Kesehatan Tahap II
No. Data Masalah kesehatan
1. Ibu tidak mengetahui Ibu tidak mengetahui tentang menopause,
tentang menopause tanda – tanda pre menopause, dan
perubahan fisik dan psikis wanita
menopause
2. Kurangnya pengetahuan Kekurangtahuan keluarga Tn.A tentang
tentang bahaya merokok bahaya merokok terhadap masalah
kesehatan karena kebiasaan merokok dapat
menggangu kesehatan anggota keluarga.
3. Kurangnya pengetahuan Kekurangtahuan keluarga Tn. A bagaimana
tentang perilaku hidup memelihara kebersihan rumah yang dapat
bersih dan sehat memperngaruhi kesehatan

C. Penentuan Prioritas masalah


Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian terhadap beberapa masalah – masalah
kesehatan yaitu :
1. Ibu tidak mengetahui tentang menopause
No Kriteria Perhit Score Pembenaran
1. Ibu tidak mengetahui tentang Kekurangtahuan ibu
menopause tentang menopause.
Sifat masalah ancaman 2/3 x 1 2/3 Dengan diberikan
kesehatan penyuluhan tentang
Kemungkinan masalah dapat 2/2 x 2 2 menopause Ny K akan
diubah dengan mudah mengetahui tentang
Potensi masalah untuk dicegah 3/3 x 1 1 menopause sehingga ibu
Menonjolkan masalah harus 2/2 x 1 1 bisa siap menghadapi masa
segera ditangani menopause
Total 4 2/3

2. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok


No Kriteria Perhit Score Pembenaran
1. Kebiasaan kelurga yang Ancaman kesehatan yang
merugikan adalah memungkinkan akan
merokok mengakibatkan kesehatanyang
Sifat masalah ancaman 2/3 x 1 2/3 terganggu yaitu , bisa menyerang
kesehatan paru – paru dan tindakan atau
Kemungkinan masalah 1/3 x 2 1 kebiasaan merokok bisa
untuk diubah hanya dihentikan sedikit demi sedikit
sebagian dan akhirnya dapat berhenti
Potensi masalah untuk 3/3 x 1 1 secara total. Keluarga dapat
diubah tinggi. merasakan masalah yang sedang
dihadapi
Menonjolkan masalah 0/2 x 1 0
dapat dirasakan
Total 2 2/3
3. Kurangnya kebersihan Lingkungan
No Kriteria Perhit Score Pembenaran
1. Kurangnya kebersihan Ancaman kesehatan yang
lingkungan memungkinkan akan
mengakibatkan kesehatanyang
Sifat masalah ancaman 2/3 x 1 2/3 terganggu yaitu , bisa menyerang
Kemungkinan masalah 1/2 x 2 1 paru – paru dan tindakan atau
untuk diubah hanya kebiasaan merokok bisa
sebagian dihentikan sedikit demi sedikit
Potensi masalah untuk 3/3 x 1 1 dan akhirnya dapat berhenti
diubah tinggi. secara total. Keluarga dapat

Menonjolkan masalah 0/2 x 1 0 merasakan masalah yang sedang

dapat dirasakan dihadapi

Total 2 2/3

D. Penentuan Prioritas Masalah


Penentuan prioritas masalah berdasarkan score tertinggi adalah :
1.
Ibu tidak emngetahui tentang menopause 4 2/3
2. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok 2 2/3
3. Kurangnya kebersihan lingkungan 2 2/3
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Berdasarkan hasil pengkajian diketahui bahwa tingkat pengetahuan


keluarga mengenai menopause dan kesehatan lingkungan di keluarga Tn.A RT
017/RW 007 dusun Pagedangan, Desa Wonokampir, Kecamatan Watumalang, Kabupaten
Wonosobo kurang. Setelah dilakukan scoring diketahui prioritas masalah
Keluarga Tn. A adalah kurangnya pengetahuan tentang menopause khususnya pada
Ny. K. Keluarga Tn.A diberi penyuluhan tepada tanggal 20 September 2011
tentang menopause .Setelah diberi penyuluhan tentang menopause keluarga Tn.A
dapat mengerti dan memahami mengenai menopause, sehingga siap menghadapi masa
menopause.
Menopause merupakan pengertian dari berhentinya masa kesuburan dan masa reproduksi
wanita yang ditandai dengan berhentinya masa menstruasi atau siklus bulanan seiring
bertambahnya usia dan penurunan hormone. Menopause dalam bahasa biologis merupakan akhir
dari siklus kehidupan menstruasi seorang wanita yang terjadi di pertengahan usia empat puluh
tahun keatas. Selama masa transisi ini, ovarium mulai melemah sehingga tingkat gairah seksual
pun semakin menurun secara alami dari hormon esterogen dan progesteron. Hormon estrogen
berfungsi sebagai pengawas siklus ovulasi yakni saat indung telur mulai melepas sel telur ke
dalam tuba falopi dan mengembangkan payudara wanita serta rahim. Hormon estrogen memiliki
pengaruh yang cukup besar dalam tingkat kesehatan wanita baik fisik maupun psikologis
(emosional). Hormon progesteron bertugas mengawasi menstruasi dan mempersiapkan rahim
untuk menerima sel telur yang telah dibuahi (Maya,Fitri.2007).
Sehingga dalam hal ini tidak ditemukan adanya kesenjangan teori dengan
prakti di lahan. Pengetahuan pada dasarnya datang dari pengalaman dan
merupakan hasil dari tahu seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek
tertentu sehingga pengetahuan berperan penting dalam membentuk tindakan
seseorang. (Notoatmodjo, 2003). Tindakan yang dimaksud merupakan suatu
tindakan dalam memberikan rangsangan kepada keluarga yang berupa penyuluhan,
agar dapat mengerti tentang menopause, sehingga dalam hal ini pengetahuan
merupakan hasil dari tahu dari pengalaman, pengetahuan, dan informasi yang
didapat seseorang untuk meningkatkan pengetahuan tentang menopause.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah akhir praktik kebidanan komunitas, mahasiswa mampu melaksanakan asuhan
kebidanan komunitas secara komprehensif meliputi :
a. Pengkajian terhadap keluarga Tn.A khususnya masalah menopause
b. Menginterpretasikan masalah apa saja yang terjadi pada keluarga
Tn. A
c. Menentukan diagnose potensial apa yang terjadi pada keluarga binaan
d. Menentukan antisipasi masalah
e. Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi
f. Melaksanaan perencanaan yang telah dibuat
g. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan

B. SARAN
1. Bagi keluarga
a. Sebaiknya Ny.K mulai mempersiapkan diri dalam menghadapi masa menopause
b. Sebaiknya keluarga Tn.A lebih memperhatikan tentang bagaimana menghadapi masa menopause.
2. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola asuhan kebidanan komunitas
sehingga dapat mengaplikasi teori - teori yang ada dengan keadaan yang ada di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Menopause dan cara menghadapinya. http://id.wikipedia.org/wiki/menopause . Diakses


pada: 10 Mei 2013.
Maya,Fitri, 2007.Asuhan Kebidanan Patologi.Jakarta : Pustaka Nusa Medika.
Meilani, Niken.2009.Kebidanan Komunitas.Fitrimaya:Yogyakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Retna,Eny Ambarwati.2009.Kebidanan Komunitas.ECG : Jakarta
Diposkan oleh princess fajria di 02.09
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog
 ▼ 2013 (1)
o ▼ Juli (1)
 askeb komunitas

Mengenai Saya

princess fajria
saya adalah saya,tak akan pernah sama antara saya,kamu,dan mereka
Lihat profil lengkapku
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like