Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Hidrocepalus merupakan penumpukan cairan serebrospinal secara aktif yang
menyebabkan dilatasi system ventrikel otak. Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut
bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-
pusat saraf yang vital. (Amin Huda,dkk, 2015)
Hidrocepalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya
cairan serebrospinal, disebabkan oleh baik produksi yang berlebihan maupun gangguan absorpsi,
dengan atau pernah disertai tekanan intracranial yang meninggi sehingga terjadi pelebaran
ruangan-ruangan tempat aliran cairan serebrospinal.
B. Etiologi
Hidrocepalus dapat terjadi karena gangguan sirkulasi likuor didalam system ventrikel
atau oleh produksi berlebihan likuor.
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran cairan serebrospinal (CSS) pada
salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi
dalam ruang subaraknoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya (Allan H.
Ropper, 2005). Teoritis pembentukan CSS yang terlalu banyak dengan kecepatan absorbsi yang
abnormal akan menyebabkan terjadinya hidrosefalus, namun dalam klinik sangat jarang terjadi.
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak ialah :
1. Kelainan Bawaan (Kongenital)
a. Stenosis akuaduktus Sylvii merupakan penyebab terbayank pada hidrosefalus bayi dan
anak ( 60-90%). Aqueduktus dapat merupakan saluran yang buntu sama sekali atau
abnormal, yaitu lebih sempit dari biasa. Umumnya gejala hidrosefalus terlihat sejak lahit
atau progresif dengan cepat pada bulan-bulan pertama setelah kelahiran.
b. Spina bifida dan kranium bifida
Hidrosefalus pada kelainan ini biasanya yang berhubungan dengan sindrom Arnould-
Jhiari akibat tertariknya medulla spinalis dengan medulla oblongata dan cerebellum
letaknya lebih rendah dan menutupi foramen magnum sehingga terjadi penyumbatan
sebagian atau total.
c. Sindrom Dandy-Walker
Merupakan atresia congenital Luscha dan Magendie yang menyebabkan hidrosefalus
obtruktif dengan pelebaran system ventrikel terutama ventrikel IV, yang dapat
sedemikian besarnya sehingga merupakan suatu kista yang besar di daerah fosa
pascaerior.
d. Kista araknoid dan anomali pembuluh darah
Dapat terjadi congenital tapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder suatu hematoma.
e. Anomali Pembuluh Darah
2. Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen sehingga dapat terjadi obliterasi ruangan
subarahnoid. Pelebaran ventrikel pada fase akut meningitis purulenta terjadi bila aliran CSS
terganggu oleh obstruksi mekanik eksudat pirulen di aqueduktus sylviin atau system basalis.
Hidrosefalus banyak terjadi pada klien pasca meningitis. Pembesaran kepala dapat terjadi
beberapa minggu sampai beberapa bulan sesudah sembuh dari meningitis. Secara patologis
terlihat pelebaran jaringan piamater dan arahnoid sekitar system basalis dan daerah lain.
Pada meningitis serosa tuberkulosa, perlekatan meningen terutama terdapat di daerah basal
sekitar sistem kiasmatika dan interpendunkularis, sedangkan pada meningitis purunlenta
lokasisasinya lebih tersebar.
3. Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran CSS.
Pengobatannya dalam hal ini di tujukan kepada penyebabnya dan apabila tumor tidak di
angkat, maka dapat di lakukan tindakan paliatif dengan mengalihkan CSS melalui saluran
buatan atau pirau. Pada anak, penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii biasanya
suatu glioma yang berasal dari serebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III
disebabkan kraniofaringioma.
4. Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis
leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat
organisasi dari darah itu sendiri
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Hidrosefalus terjadi pada masa neonates
Meliputi pembesaran kepala abnormal, gambaran tetap hidrosefalus kongenital dan pada masa
bayi. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah 35-40 cm, dan pertumbuhan ukuran lingkar
kepala terbesar adalah selama tahun pertama kehidupan. Kranium terdistensi dalam semua
arah, tetapi terutama pada daerah frontal. Tampak dorsum nasi lebih besar dari biasa.
Fontanella terbuka dan tegang, sutura masih terbuka bebas. Tulang-tulang kepala menjadi
sangat tipis. Vena-vena di sisi samping kepala tampak melebar dan berkelok.
2. Hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak- kanak
Pembesaran kepala tidak bermakna, tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi hipertensi
intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. Dapat disertai keluhan penglihatan ganda
(diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus. Secara umum gejala yang paling umum terjadi
pada pasien-pasien hidrosefalus di bawah usia dua tahun adalah pembesaran abnormal yang
progresif dari ukuran kepala. Makrokrania mengesankan sebagai salah satu tanda bila ukuran
lingkar kepala lebih besar dari dua deviasi standar di atas ukuran normal. Makrokrania
biasanya disertai empat gejala hipertensi intrakranial lainnya yaitu: Fontanel anterior yang
sangat tegang, Sutura kranium tampak atau teraba melebar, Kulit kepala licin mengkilap dan
tampak vena-vena superfisial menonjol, Fenomena ‘matahari tenggelam’ (sunset
phenomenon).
D. PATOFISIOLOGIS
Pembentukan cairan serebrospinal terutama dibentuk di dalam sistem ventrikel.
Kebanyakan cairan tersebut dibentuk oleh pleksus koroidalis di ventrikel lateral, yaitu kurang
lebih sebanyak 80% dari total cairan serebrospinalis. Kecepatan pembentukan cairan
serebrospinalis lebih kurang 0,35- 0,40 ml/menit atau 500 ml/hari, kecepatan pembentukan cairan
tersebut sama pada orang dewasa maupun anak-anak. Dengan jalur aliran yang dimulai dari
ventrikel lateral menuju ke foramen monro kemudian ke ventrikel 3, selanjutnya mengalir ke
akuaduktus sylvii, lalu ke ventrikel 4 dan menuju ke foramen luska dan magendi, hingga akhirnya
ke ruang subarakhnoid dan kanalis spinalis. Secara teoritis, terdapat tiga penyebab terjadinya
hidrosefalus, yaitu:
1. Produksi likuor yang berlebihan. Kondisi ini merupakan penyebab paling jarang dari
kasus hidrosefalus, hampir semua keadaan ini disebabkan oleh adanya tumor pleksus
koroid (papiloma atau karsinoma), namun ada pula yang terjadi akibat dari
hipervitaminosis vitamin A.
2. Gangguan aliran likuor yang merupakan awal kebanyakan kasus hidrosefalus. Kondisi ini
merupakan akibat dari obstruksi atau tersumbatnya sirkulasi cairan serebrospinalis yang
dapat terjadi di ventrikel maupun vili arakhnoid. Secara umum terdapat tiga penyebab
terjadinya keadaan patologis ini, yaitu: a. Malformasi yang menyebabkan penyempitan
saluran likuor, misalnya stenosis akuaduktus sylvii dan malformasi Arnold Chiari. b. Lesi
massa yang menyebabkan kompresi intrnsik maupun ekstrinsik saluran likuor, misalnya
tumor intraventrikel, tumor para ventrikel, kista arakhnoid, dan hematom. c. Proses
inflamasi dan gangguan lainnya seperti mukopolisakaridosis, termasuk reaksi ependimal,
fibrosis leptomeningeal, dan obliterasi vili arakhnoid.
3. Gangguan penyerapan cairan serebrospinal. Suatu kondisi seperti sindrom vena cava dan
trombosis sinus dapat mempengaruhi penyerapan cairan serebrospinal. Kondisi jenis ini
termasuk hidrosefalus tekanan normal atau pseudotumor serebri.
E. WEB OF CAUTION
Vasokonstraksi
Nausea, fomitus
pembuluh darah
otak
Anoreksia
Gg aliran darah
Ketidakseimbangan
nutrisi : kurang dari
ke otak
kebutuhan tubuh
Keterlambatan Resiko
pertumbuhan & ketidakefektifan
perkembangan perfusi jaringan otak
F. PENATALAKSANAAN
1. Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak pleksus koroidalis dengan
tindakan reseksi atau pembedahan, atau dengan obat azetasolamid (diamox) yang
menghambat pembentukan cairan serebrospinal.
2. Memperbaiki hubungan antara tempat produksi caira serebrospinal dengan tempat absorbsi,
yaitu menghubungkan ventrikel dengan subarachnoid
3. Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ ekstrakranial, yakni:
a. Drainase ventrikule-peritoneal
b. Drainase Lombo-Peritoneal
c. Drainase ventrikulo-Pleural
d. Drainase ventrikule-Uretrostomi
e. Drainase ke dalam anterium mastoid
f. Mengalirkan cairan serebrospinal ke dalam vena jugularis dan jantung melalui kateter
yang berventil (Holter Valve/katup Holter) yang memungkinkan pengaliran cairan
serebrospinal ke satu arah. Cara ini merupakan cara yang dianggap terbaik namun,
kateter harus diganti sesuai dengan pertumbuhan anak dan harus diwaspadai terjadinya
infeksi sekunder dan sepsis.
4. Tindakan bedah pemasangan selang pintasan atau drainase dilakukan setelah diagnosis
lengkap dan pasien telah di bius total. Dibuat sayatan kecil di daerah kepala dan dilakukan
pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak, lalu selang pintasan dipasang. Disusul
kemudian dibuat sayatan kecil di daerah perut, dibuka rongga perut lalu ditanam selang
pintasan, antara ujung selang di kepala dan perut dihubiungakan dengan selang yang
ditanam di bawah kulit hingga tidak terlihat dari luar.
5. Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan shunt atau pintasan jenis silicon
yang awet, lentur, tidak mudah putus.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Pengumpulan data : nama, usia, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat
b. Riwayat Penyakit / keluhan utama : Muntah, gelisah, nyeri kepala, lelah apatis,
penglihatan ganda, perubahan pupil, kontriksi penglihatan perifer.
c. Riwayat Penyakit dahulu
1) Antrenatal : Perdarahan ketika hamil
2) Natal : Perdarahan pada saat melahirkan, trauma sewaktu lahir
3) Postnatal : Infeksi, meningitis, TBC, neoplasma
d. Riwayat penyakit keluarga
Pengkajian persistem
1) PERNAPASAN : Dispnea, ronchi, peningkatan frekuensi napas
2) KARDIOVASKULER : Pucat, peningkatan systole tekanan darah, penurunan nadi
3) PERSARAFAN : Sakit kepala, gangguan kesadaran, dahi menonjol dan mengkilat,
pembesaran kepala, perubahan pupil, penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer,
strabismus ( juling ), tidak dapat melihat keatas “ sunset eyes ”, kejang
4) PERKEMIHAN : Oliguria
5) PENCERNAAN : Mual, muntah, malas makan
6) EKSTREMITAS : Kelemahan, lelah, peningkatan tonus otot ekstrimitas
Observasi tanda – tanda vital
1) Peningkatan systole tekanan darah
2) Penurunan nadi / bradikardia
3) Peningkatan frekuensi pernapasan
2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1) Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d gangguan pertumbuhan fisik
(hidrocepalus)
2) Nyeri akut b.d peningkatan tekanan intracranial
3) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnose Keperawatan NOC NIC
Keterlambatan Growth and Peningkatan
pertumbuhan dan Development, Delayed perkembangan anak dan
perkembangan Nutrition Imbalance remaja
Definisi : Penyimpangan / Less Than Body
kelainan dan aturan Requirements : Kaji faktor penyebab
kelompok usia gangguan
perkembangan anak
Batasan Karakteristik : Kriteria Hasil : Indentifikasi dan
gunakan sumber
Gangguan Anak berfungsi pendidikan untuk
pertumbuhan fisik optimal sesuai memfasilitasi
Penurunan waktu tingkatannya perkembangan anak
respon Keluarga dan anak yang optimal
Terlambat dalam mampu menggunakan Berikan perawatan
melakukan koping terhadap yang konsisten
keterampilan umum tantangan karena Tingkatkan komunikasi
kelompok usia adanya verbal dan stimulsi
Kesulitan dalam ketidakmampuan taktil
melakukan Keluarga mampu Berikan instruksi
keterampilan umum mendapatkan sumber- berulang dan sederhana
kelompok usia sumber sarana Berikan reinforcement
Afek datar komunitas positif atas hasil yang
Ketidakmapuan Kematangan fisik : dicapai anak
melakukan aktivitas wanita : perubahan Dorong anak
perawatan diri yang fisik normal pada melakukan perawatan
sesuai dengan usia wanita yang terjadi sendiri
Ketidakmampuan dengan transisi dan Manajemen perilaku
aktivitas pengendalian masa kanak-kanak ke anak yang sulit
dan perawatan diri dewasa Dorong anak
yang sesuai dengan Kematangan fisik : pria melakukan sosialisasi
usianya perubahan fisik normal dengan kelompok
Lesu/tidak bersemangat pada wanita yang Ciptakan lingkungan
terjadi dengan transisi yang aman
dari masa kanak-kanak
Faktor Yang Berhubungan ke dewasa Nutritional Management :
: Status nutrisi seimbang
Berat badan Kaji keadekuatan
Efek ketunadayaan asupan nutrisi
fisik (misainya kalori, zat
Defisiensi lingkungan gizi)
Pengasuhan yang tidak Tentukan makanan
adekuat yang disukai anak
Reponsivitas yang Pantau kecenderungan
tidak konsisten kenaikan dan
Pengabaian penurunan berat badan
Pengasuh ganda
Ketergantungan yang Nutrition Theraphy :
terprogram
Perpisahan dari orang MenyeIesaikn penilaian
yang dianggap penting gizi, sesuai
Defisiensi stimulasi Memantau makanan /
cairan tertelan dan
menghitung asupan
kalori harian, sesuai
Memantau kesesuaian
perintah diet untuk
memenuhi kebutuhan
gizi sehari-hari, sesuai
Kolaborasi dengan ahli
gizi, jumlah kalori dan
jenis nutrisi yang
dibutuhkan
untuk memenuhi
persyaratan gizi yang
sesuai
Pilih suplemen gizi,
sesuai
Dorong pasien untuk
memilih makanan
semisoft, jika
kurangnya air liur
menghalangi menelan
Mendorong asupan
makanan tinggi
kalsium, sesuai
Mendorong asupan
makanan dancairan
tinggi kalium, yang
sesuai
Pastikan bahwa diet
termasuk makanan
tinggi kandungan serat
untuk mencegah
konstipasi
Memberikan pasien
dengan tinggi protein,
tinggi kalori, makanan
dan minuman bergizi
jari yang dapat mudah
dikonsumsi, sesuai
.Administer menyusui
enterai, sesuai
Analgesic Administration
Faktor Yang Berhubungan
: Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
Agen cedera (mis, dan derajat nyeri
biologis, zat kimia, sebelum pemberian
fisik, psikologis) obat
Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian,
dan dosis optimal
Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat
nyeri hebat
Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala