Professional Documents
Culture Documents
Ritualism terjadi pada warga masyarakat yang berpegang teguh pada kaidah-kaidah yang
berlaku, walaupun harus mengorbankan nila-nilai sosial budaya yang ada dan berlaku.
Penyerasian semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang sudah achieved
oriented, di mana kedudukan dan peranan seseorang ditentukan oleh usaha-usahanya . retreatism
terjadi apabila nilai-nilai sosial budaya yang berlaku tak dapat tercapai melalui cara-cara yang
telah melembaga. Akan tetapi, para warga masyarakat mempunyai kepercayaan yang demikian
dalamnya sehingga mereka tidak mau menyimpang dari norma-norma yang telah melembaga.
Oleh karena itu, konflik yang timbul dalam diri masing-masing individu dihilangkan dengan
jalan meninggalkan, baik nilai-nilai sosial budaya maupun cara-cara untuk mencapainya, dengan
jalan menarik diri. Hal tersebut terlihat pada sikap apatis terhadap keadaan sekarang karena
terlampau mengagung-agungkan masa lampau. Pada rebellion, semua nilai sosial budaya
maupun kaidah-kaidah yang berlaku ingin diubah semua untuk diganti dengan hal-hal yang sama
sekali baru.
Orang luar yang telah melanggar aturan dan dianggap sebagai penyimpangan, telah lama
menjadi subjek yang dipelajari sehingga menimbulkan pelbagai pola studi ilmiah, konsep-
konsep, teori-teori, dan bahkan spekulasi. Warga masyarakat biasanya ingin mengetahui
mengapa orang-orang luar melakukan penyimpangan, bagaimana melakukan penyimpangan itu,
dan apa yang menjadi dorongan berbuat demikian. Pelbagai kegiatan penelitian berusaha untuk
menemukan jawaban terhadap masalah-masalah tersebut. Menurut akal sehat, timbul premis
bahwa hal demikian disebabkan karena secara inhere nada tindakan-tindakan yang dianggap
menyimpang dan melanggar aturan-aturan sosial. Selain itu, terdapat asumsi bahwa penyimpang
mempunyai ciri-ciri tertentu sehingga tidak dapat dicegah perbuatan-perbuatannya yang
menyimpang. Kalangan ilmuwan kadang-kadang menyebutnya sebagai penyimpangan,
berdasarkan nilai-nilai yang berlaku dalam suatu kelompok . dengan demikian , mereka
menerima nilai-nilai itu sebagai tolak ukur untuk mengadakan evaluasi.
Kiranya tidak asing lagi, setiap kelompok memberikan penilaian yang berbeda terhadap
perbuatan yang menyimpang.
Rumusan yang paling sederhana bersifat statistic karena yang dianggap menyimpang
adalah setiap hal yang terlalu jauh dengan keadaan normal (rata-rata). Apabila seorang ahli
statistic menganalisis suatu percobaan di bidang pertanian, dia akan menyatakan bahwa tanaman
yang batangnya paling panjang atau paling pendek sebagai suatu penyimpangan. Dengan
demikian, setiap hal yang tidak sama dengan yang lazim terjadi merupakan penyimpangan.
Dalam hal ini, seseorang yang kidal merupakan penyimpang karena kebanyakan orang secara
umum lebih banyakj menggunakan tangan kananya.
Tampaknya, analisis statistic merupakan hal yang tidak terlalu istimewa karena sifatnya
sangat sederhana dan umum. Akan tetapi, perlu dicatat bahwa penyederhanaan masalah memang
terjadi karena diskusi-diskusi yang mungkin terjadi terhadap penggunaan pendekatan lain akan
dapat dicegah. Dalam setiap kasus harus diperhitungkan jarak antara sikap tindak termasuk
dengan yang umum terjadi. Akan tetapi, pekerjaan itu tidaklah semudah yang diduga.
Akan tetapi, dalam praktik agak sulit untuk merinci apa yang bersifat fungsional dan
mana unsur-unsur yang disfungsional bagi suatu kelompok atau masyarakat. Masalah-masalah
mengenai fungsi suatu kelompok dan faktor-faktor yang mungkin menghalangi tercapainya
tujuan kelompok sering kali merupakan masalah politik. Ada kelompok-kelompok dalam
masyarakat yang merumuskan tujuan sendiri dan menentukan unsur-unsur yang fungsional dan
disfungsional, padahal ada kelompok lain dalam masyarakat yang sama sekali tidak sepakat atau
tidak menerimanya. Sering kali fungsi suatu kelompok atau organisasi ditentukan melalui
pertentangan politik sehingga hakikat kelompok atau organisasi ditentukan melalui pertentangan
politik sehingga hakikat kelompok atau organisasi itu tidak tampak. Apabila ini benar, aturan-
aturan yang disepakati dan cara-cara penegakannya juga merupakan masalah politik. Pandangan
fungsional mengenai penyimpangan dengan cara tidak memperhitungkan aspek politik gejala
tersebut akan mempersempit pemahaman.
Pandangan sosiologi lainnya lebih relative. Mereka menganggap bahwa sikap tindak
menyimpang merupakan kegagalan mematuhi aturan-aturan kelompok. Kelompok merumuskan
aturan-aturan dan berusaha menegakkannya. Berdasarkan tolak ukur itu, akan dapat ditentukan
apakah seorang anggota kelompok melanggar aturan sehingga dianggap sebagai penyimpang.
Masalah yang erat hubungannya dengan pengendalian sosial adalah conformity, yaitu
penyesuaian diri pada norma-norma dan nilai-nilai dalam suatu masyarakat. Deviation, yaitu
penyimpangan terhadap norma-norma dan nilai-nilai tersebut. Conformity biasanya sangat kuat
dalam masyarakat di kota-kota sering kali dianggap sebagai penghambat kemajuan dan
perkembangan. Secara lebih mendalam lagi, Robert K. Merton telah menelaah soal conformity
dan deviation dengan menciptakan diagram Merton. Sistematika itu menggolong-golongkan
tindakan-tindakan manusia, tujuannya, serta cara-cara mencapai tujuan tersebut.