You are on page 1of 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TOPIK : PENTINGNYA IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA

A. LATAR BELAKANG

Imunisasi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyakit


menular dan juga salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian pada anak. Oleh
karena itu upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat kekebalan
masyarakat yang tinggi sehingga Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
dapat dieradikasi, dieliminasi dan direduksi melalui pelayanan imunisasi yang semakin
efektif, efisien dan berkualitas.
Kegiatan Imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Mulai tahun
1977 kegiatan Imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi (PPI)
dalam rangka pencegahan penularan terhadap (PD3I) yaitu Tuberkulosis, Difteri,
Pertusis, Campak, Polio, Tetanus serta Hepatitis B. Beberapa penyakit yang saat ini
menjadi perhatian dunia dan merupakan komitmen global yang wajib diikuti oleh semua
negara adalah eradikasi polio (ERAPO), eliminasi campak dan rubela dan Eliminasi
Tetanus Maternal dan Neonatal (ETMN). (Depkes, 2017).
Kita harus sadari bahwa agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
maka dibutuhkan beberapa upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar anak. Salah satu
kebutuhan penting dari anak adalah imunisasi, karena imunisasi dapat mencegah
beberapa penyakit yang berperan dalam penyebab kematian pada anak. Seperti
Tuberculosis, Difteri, Pertusis, Tetanus, Polio, Campak dan Hepatitis ini merupakan
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

B. PERSIAPAN
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan cakupan pelayanan imunisasi pada bayi dan balita.
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan pengetahuan tentang imunisasi
b. Meningkatkan kesadaran ibu tentang pentingnya imunisasi
c. Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
3. Terlibat : Ibu, Kader, Petugas Promkes, Korim dan bidan
4. Waktu : 60 menit
5. Tempat : Posyandu Gurame 7
6. Sasaran : Ibu Yang Mempunyai Bayi Balita
7. Media : Leaflet, Buku Kia Dan Lembar Balik

8. PELAKSANAAN

1. Pokok Bahasan : Imunisasi Pada Bayi Dan Balita


2. Sub Pokok Bahasan : Penyakit Yg Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (Pd3i)
3. Sasaran : Ibu Yg Memiliki Bayi Dan Balita
4. Jumlah Sasaran : 25 Orang
5. Penyuluhan : Bidan, Promkes, Kader, Korim
6. Jam/Waktu : 09.00-10.00 WIB / 60 Menit
7. Tempat : Posyandu Gurame 7
8. Hari/Tanggal : Kamis, 18 April 2019

C. EVALUASI
1. Jangka Pendek:
a. Dampak pada bayi dan balita yang tidak di imunisasi
b. Dampak pemberian imunisasi tidak lengkap
c. Dampak pada bayi dan balita yg tidak diimunisasi
d. Jadwal pemberian imunisasi
e. Penanganan efek samping setelah imunisasi

2. Jangka Panjang

Meningkatkan angka cakupan bayi dan balita yang diimunisasi di posyandu gurame 7

D. SUSUNAN ACARA

WAKTU ACARA

09.00-09.10 PEMBUKAAN
09.10-09.40 PENYAMPAIAN MATERI
1. PENGERTIAN
2. MANFAAT
3. TUJUAN IMUNISASI
4. PENYAKIT YG DAPAT DICEGAH DG IMUNISASI
5. JENIS2 IMUNISASI
6. SASARAN IMUNISASI
7. JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI
8. CARA PEMBERIAN IMUNISASI
9. KONTRAINDIKASI
10. EFEK SAMPING
11. TEMPAT PELAYANAN
12. PERAWATAN PASCA IMUNISASI

09.40-09.50 EVALUASI
MELAKUKAN TANYA JAWAB
1. JADWAL PEMBERIAN IMU ISASI
2. DAMPAK PADA BAYI DAN BALITA YG TIDAK
DIIMUNISASI
3. PENANGANAN EFEK SAMPING SETELAH
IMUNISASI

09.50-10.00 PENUTUP

E. LAMPIRAN MATERI
1. PENGERTIAN IMUNISASI
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Sedangkan vaksin adalah produk biologi yang berisi antigen berupa
mikroorganisme yang sudah mati atau masih hidup yang dilemahkan, masih utuh
atau bagiannya, atau berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi
toksoid atau protein rekombinan, yang ditambahkan dengan zat lainnya, yang bila
diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit tertentu. (Kemenkes RI, 2017)
Cara kerja imunisasi yaitu dengan memberikan antigen bakteri atau virus
tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan merangsang sistem
imun tubuh untuk membentuk antibodi. Antibodi yang terbentuk setelah imunisasi
berguna untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
sehingga dapat mencegah atau mengurangi akibat penularan PD3I. (Pusdatin,
2016)
Sistem kekebalan adalah suatu sistem yang rumit dari interaksi sel yang tujuan
utamanya adalah mengenali adanya antigen. Antigen dapat berupa virus atau bakteri
yang hidup atau yang sudah diinaktifkan. Jenis kekebalan terbagi menjadi kekebalan
aktif dan kekebalan pasif.

2. JENIS - JENIS IMUNISASI BERDASARKAN PENYELENGGARAAN


Berdasarkan jenis penyelenggaraanya, Imunisasi dikelompokkan menjadi
Imunisasi Program dan Imunisasi Pilihan.
Tabel 2.1 Jenis-jenis Imunisasi Berdasarkan Penyelenggaraan
A Imunisasi Program
a. Imunisasi Rutin
 Imunisasi dasar pada bayi
 Imunisasi lanjutan pada batita (bayi dibawah tiga tahun)
 Imunisasi lanjutan pada anak sekolah
 Imunisasi lanjutan pada wanita usia subur
b. Imunisasi tambahan
 Backlogfighting (upaya aktif melengkapi imunisasi dasar pada anak yang
berumur 1-3 tahun)
 Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
 Catch up campaign campak
 Crash program (Program percepatan)
 Sub PIN
 Outbreak Response Immunization (ORI)
c. Imunisasi Khsusus
B Imunisasi Pilihan
(Sumber : PMK No.12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi)

3. JADWAL PEMBERIANNYA
Umur (bulan) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12+**

Vaksin Tanggal Pemberian Imunisasi


HB-O (0-7hr)
BCG
*Polio 1
*DPT-HB-
Hib1
*Polio 2
*DPT-HB-Hib
2
*Polio 3
*DPT-HB-Hib
3
*Polio 4
*IPV
Campak

Umur (Bulan) 18 24
Vaksin Tanggal Pemberian Imunisasi
***DPT-HB-Hib Lanjutan
***Campak Lanjutan
Keterangan :

Jadwal tepat pemberian Imunisasi dasar lengkap.

Waktu yang masih diperbolehkan untuk pemberian Imnunisasi dasar lengkap.

Waktu pemberian Imnunisasi bagi anak di atas 1 tahun yang belum lengkap.
Waktu yang tidak diperbolehkan untuk pemberian imunisasi dasar lengkap.
1. *Jarak antara (interval) pemberian vaksin DPT-HB-Hib minimal 4 kinggu (1 bulan).
Jarak antara pemberian vaksin Polio minimal 4 minggu (1 bulan).
2. **Anak diatas 1 tahun (12 bulan) yang belum lengkap imunisasinya tetap harus
diberikan imunisasi dasar lengkap. Sakit ringan seperti batuk, pilek, diare, demam
ringan dan sakit kulit bukan halangan untuk imunisasi.
3. ***Pemberian imunisasi DPT-HB-Hib lanjutan diberikan minimal 12 bulan setelah
pemberian imunisasi DPT-HB-Hib 3 dan dapat diberikan dalam rentang usia 18-24
bulan.
4. ****Pemberian imunisasi campak lanjutan diberikan minimal 6 bulan setelah
pemberian imunisasi campak terakhir dan dapat diberikan dalam rentang usia 18-24
bulan.
4. INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI
No Nama Vaksin Indikasi Kontraindikasi
1. Hepatitis B Untuk pemberian Penderita infeksi berat yang
disertai kejang.
kekebalan aktif terhadap
penyakit Hepatitis B
2. BCG (Bacillus Untuk pemberian Bayi yg hasil tes tuberculosis
Calmette kekebalan aktif terhadap skin test nya positif
tuberculosis
Guerin)
3. Vaksin DPT – Untuk pemberian Kejang atau gejala kelainan
HB – HIB otak pada bayi baru lahir atau
kekebalan aktif terhadap
kelainan saraf serius .
penyakit Hepatitis B,
pertussis dan difteri.
4. Vaksin Polio Untuk pemberian Pada individu yang
Oral ( Oral Polio kekebalan aktif terhadap menderita “immune
Vaccine (OPV) poliomielitis
deficiency” tidak ada
efek yang berbahaya
yang timbulakibat
pemberian polio pada
anak yang sedang sakit.
5. Vaksin Polio Untuk pencegahan Sedang menderita demam,
Inactive Polio poliomyelitispada bayi dan penyakit akut atau penyakit
Vaccine (IPV) kronis progresif.
anakimmunocompromised,
Hipersensitif pada saat
kontak dilingkungan pemberian vaksin ini
keluargadan pada individu sebelumnya.
dimana vaksin polio oral Penyakit demam akibat
infeksi akut: tunggu sampai
menjadikontra indikasi. sembuh.
Alergi terhadap
Streptomycin.

6. Campak Pemberian kekebalan Individu yang mengidap


aktif terhadap penyakit penyakit immune
campak deficiency atau individu
yang diduga menderita
gangguan respon imun
karena leukemia,
limfoma.
7. MR (Measlles Pemberian kekebalan Individu yang mengidap
Rubella) aktif terhadap penyakit penyakit immune
campak dan rubella deficiency atau individu
yang diduga menderita
gangguan respon imun
karena leukemia,
limfoma.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Pusat Pendidikan Sumber Daya Kesehatan

Buku KIA

Permenkes nomor 42 tahun 2013 tentang penyelenggaraan imunisasi

Hikmarida, Faradiba. 2014. Keeratan Penyimpanan dan Pencatatan Dengan Kualitas Rantai
Dingin Vaksin DPT di Puskesmas. Jurnal Berkala Epidemiologi. http://e-
journal.unair.ac.id/index.php/JBE/article/viewFile/1304/1063 (Diunduh Tanggal 27
Oktober 2017)
Kemenkes RI, 2016. Situasi Imunisasi Di Indonesia. Jakarta : Pusdatin

Kemenkes RI. 2015. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan
Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan No.12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi
Lumentut, P, dkk. 2015. Evaluasi Penyimpanan dan Pendistribusian Vaksin Dari Dinas
Kesehatan Kota Manado Ke Puskesmas Tuminting, Puskesmas Paniki Bawah dan
Puskesmas Wenang. Jurnal Ilmiah Farmasi.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=332349&val=1015&title=EVALU
ASI%20PENYIMPANAN%20DAN%20PENDISTRIBUSIAN%20VAKSIN%20DAR
I%20DINAS%20KESEHATAN%20KOTA%20MANADO%20KE%20PUSKESMAS
%20TUMINTING,%20PUSKESMAS%20PANIKI%20BAWAH%20DAN%20PUSK
ESMAS%20WENANG (Diunduh Tanggal 27 Oktober 2017)
Sukesi, dkk. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan : Praktikum Asuhan Kebidanan
Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Jakarta : Kemenkes RI, Pusdik SDM
Kesehatan

You might also like