You are on page 1of 6

Larutan

larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan
dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut
dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.

Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam
cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan
dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan
dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat
pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.

Solute adalah istilah untuk menyebut zat larut, sedangkan solvent (pelarut) adalah
istilah untuk medium dalam mana solute terlarut . pada umum nya zat yg
digunakansebagai pelarut adalah
 Air
 Alcohol amoniak
 Kloroform
 Benzene
 Minyak
 Asam asetat
Factor factor yg mempengaruhi kelarutan suatu zat antara lain, yaitu
 Temperature
 Sifat pelarut
 efek ion sejenis
 efek ion berlainan
 ph
 hidrolisi
 pengaruh kompleks
larutan di bedakan menjadi 2 yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
larutan elektrolit mengandung zat elektrolit sehingga dapat mengantarkan listrik
sedangkan larutan non elektrolit tidak dapar mengantarkan listrik

Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:

a) Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan,


temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat-
zat kimia yang bersangkutan akan turun.

b) Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur


dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia
yang bersangkutan akan naik.

Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut)
kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan
kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi
dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi
apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh (
masih dapat larut).

b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute


yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau
dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi
dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi
apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.

c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang


mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan
jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat
terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila
hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap).
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu:

a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute
dibanding solvent.

b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding
solvent.

Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan dapat dibedakan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara
kualitatif, larutan dapat dibedakan menjadi larutan pekat dan larutan encer. Dalam
larutan encer, massa larutan sama dengan massa pelarutnya karena massa jenis
larutan sama dengan massa jenis pelarutnya. Secara kuantitatif, larutan dibedakan
berdasarkan satuan konsentrasinya. Ada beberapa proses melarut (prinsip
kelarutan), yaitu:

a) Cairan- cairan

Kelarutan zat cair dalam zat cair sering dinyatakan “Like dissolver like” maknanya
zat- zat cair yang memiliki struktur serupa akan saling melarutkan satu sama lain
dalam segala perbandingan. Contohnya: heksana dan pentana, air dan alkohol => H-
OH dengan C2H5- OH.

Perbedaan kepolaran antara zat terlarut dan zat pelarut pengaruhnya tidak besar
terhadap kelarutan. Contohnya: CH3Cl (polar) dengan CCl4 (non- polar).Larutan ini
terjadi karena terjadinya gaya antar aksi, melalui gaya dispersi (peristiwa
menyebarnya zat terlarut di dalam zat pelarut) yang kuat. Di sini terjadi peristiwa
soluasi, yaitu peristiwa partikel- partikel pelarut menyelimuti (mengurung) partikel
terlarut. Untuk kelarutan cairan- cairan dipengaruhi juga oleh ikatan Hydrogen.

b)Padat- cair

Padatan umumnya memiliki kelarutan terbatas di cairan hal ini disebabkan gaya tarik
antar molekul zat padat dengan zat padat > zat padat dengan zat cair. Zat padat non-
polar (sedikit polar) besar kelarutannya dalam zat cair yang kepolarannya rendah.
Contohnya: DDT memiliki struktur mirip CCl4 sehingga DDT mudah larut di dalam
non- polar (contoh minyak kelapa), tidak mudah larut dalam air (polar).
c) Gas- cairan

Ada 2 prinsip yang mempengaruhi kelarutan gas dalam cairan, yaitu:

Makin tinggi titik cair suatu gas, makin mendekati zat cair gaya tarik antar
molekulnya. Gas dengan titik cair lebih tinggi, kelarutannya lebih besar.

Pelarut terbaik untuk suatu gas ialah pelarut yang gaya tarik antar
molekulnya sangat mirip dengan yang dimiliki oleh suatu gas.

Pelarutan

Ion natrium tersolvasi oleh molekul-molekul air

Molekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan


tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen murni terpecah
dan tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika
pelarut dan zat terlarut sama-sama polar, akan terbentuk suatu sruktur zat pelarut
mengelilingi zat terlarut; hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan
pelarut tetap stabil.

Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut, pada


suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi. Misalnya, jika
zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan, pada suatu titik
padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan. Jumlah zat
terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya disebut sebagai
larutan jenuh. Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor lingkungan, seperti suhu, tekanan, dan kontaminasi. Secara umum,
kelarutan suatu zat (yaitu jumlah suatu zat yang dapat terlarut dalam pelarut
tertentu) sebanding terhadap suhu. Hal ini terutama berlaku pada zat padat,
walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat cair dalam zat cair lainnya secara umum
kurang peka terhadap suhu daripada kelarutan padatan atau gas dalam zat cair.
Kelarutan gas dalam air umumnya berbanding terbalik terhadap suhu.
Larutan ideal
Bila interaksi antarmolekul komponen-komponen larutan sama besar dengan
interaksi antarmolekul komponen-komponen tersebut pada keadaan murni,
terbentuklah suatu idealisasi yang disebut larutan ideal. Larutan ideal mematuhi
hukum Raoult, yaitu bahwa tekanan uap pelarut (cair) berbanding tepat lurus
dengan fraksi mol pelarut dalam larutan. Larutan yang benar-benar ideal tidak
terdapat di alam, namun beberapa larutan memenuhi hukum Raoult sampai batas-
batas tertentu. Contoh larutan yang dapat dianggap ideal adalah campuran benzena
dan toluena.

Ciri lain larutan ideal adalah bahwa volumenya merupakan penjumlahan tepat
volume komponen-komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal, penjumlahan
volume zat terlarut murni dan pelarut murni tidaklah sama dengan volume larutan.

Sifat koligatif larutan


Larutan cair encer menunjukkan sifat-sifat yang bergantung pada efek kolektif
jumlah partikel terlarut, disebut sifat koligatif (dari kata Latin colligare,
"mengumpul bersama"). Sifat koligatif meliputi penurunan tekanan uap,
peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan gejala tekanan osmotik.

Jenis-jenis larutan
Larutan dapat diklasifikasikan misalnya berdasarkan fase zat terlarut dan pelarutnya. Tabel
berikut menunjukkan contoh-contoh larutan berdasarkan fase komponen-komponennya.

Zat terlarut
Contoh larutan
Gas Cairan Padatan
Udara (oksigen dan Bau suatu zat padat yang
Uap air di udara
Gas gas-gas lain dalam timbul dari larutnya molekul
(kelembapan)
nitrogen) padatan tersebut di udara
Etanol dalam air; Sukrosa (gula) dalam air;
Air terkarbonasi
campuran berbagai natrium klorida (garam dapur)
Pelarut Cairan (karbon dioksida
hidrokarbon (minyak dalam air; amalgam emas
dalam air)
bumi) dalam raksa
Hidrogen larut
Air dalam arang aktif; Aloi logam seperti baja dan
Padatan dalam logam,
uap air dalam kayu duralumin
misalnya platina
Referensi
 (Indonesia) Oxtoby, D.W., Gillis, H.P., Nachtrieb, N.H. (2001) Prinsip-prinsip
Kimia Modern. Edisi ke-4. Jilid 1. Diterjemahkan oleh S.S. Achmadi. Jakarta:
Erlangga.

You might also like