You are on page 1of 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

“J” DENGAN HIPERTENSI


PADA KELUARGA Tn. J” DI DESA LAFA KECAMATAN. TELUTIH
KABUPATEN. MALUKU TENGAH

Disusun sebagai syarat menyelesaikan


Praktik Kerja Lapangan
25 Februari – 16 Maret 2019

ERWIN WOHEL ((P.1507016)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA AMBON


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TA 2018/2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. “J” DENGAN HIPERTENSI


PADA KELUARGA Tn. “J” DI DESA TEHUA KEC. TELUTIH
KAB. MALUKU TENGAH

LOKASI
DESA LAFA
25 Februari – 16 Maret 2019

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Mariene Wiwin Dolang, SKM., M.Kes Sylivia Novelista R.L. S.Kep., Ns., M.Kes
NIDN : 1219119001 NIDN : -

Mengetahui,
Ambon, Maret 2019
Ketua Prodi Ilmu Keperawatan
Ns. Abdul Thalib Hamzah, S.Kep., M.Kep
NIDN : 122909890
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan “Asuhan Keperawatan pada
Tn.J dengan Hipertensi pada Keluarga Tn.J Di Desa LAFA Kecamatan Telutih
Kabupaten Maluku Tengah”, yang merupakan salah satu tugas Praktek Kerja Lapangan
(PKL) STIKES pasapua Ambon di Desa LAFA.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Askep dan Laporan pendahuluan ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan
kemampuan serta pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan adanya
kritik serta saran dari semua pihak yang membangun guna dijadikan pedoman bagi
penulis dikemudian hari. penulis ucapkan terima kasih banyak Kepada semua Pihak
yang sudah memberikan motivasi, dukungan, semangat, perhatian, dan kasih sayang,
serta mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Askep dan Laporan
Pendahuluan ini dengan baik.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal.Disebut
sebagai “pembunuh diam diam” karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakan
gejala. Institut Nasional Jantung, Paru dan Darah memperkirakan separuh orang yang menderita
hipertensi tidak sadar akan kondisinya.

Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur
karena hipertensi merupakan kondisi seumur hidup. Di Indonesia hipertensi merupakan masalah
nasional yang serius sehingga perlu upaya pencegahan pada tingkat pelayanan kesehatan
terbawah yaitu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbang tahun 2013 menunjukkan prevalensi
hipertensi terjadi penurunan dari 31,7 persen tahun 2007 menjadi 25,8 persen tahun 2013.Asumsi
terjadi penurunan bisa bermacam-macam mulai dari alat pengukur tensi yang berbeda sampai
pada kemungkinan masyarakat sudah mulai datang berobat ke fasilitas kesehatan. Terjadi
peningkatan prevalensi hipertensi berdasarkan wawancara (apakah pernah didiagnosis nakes dan
minum obat hipertensi) dari 7,6 persen tahun 2007 menjadi 9,5 persen tahun 2013.

Laporan di Puskesmas Gatak , Kelurahan Gatak, Kecamatan Sukoharjo, dengan wilayah


kerja Gatak diketahui bahwa hipertensi menempati peringkat ke empat dari sepuluh penyakit
terbesar yaitu sebesar 867 orang dari bulan Januari sampai Maret 2014.

A. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga pada Tn J dengan Hipertensi pada
keluarga
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada Tn. J dengan gangguan
rasa nyaman : Nyeri akut berhubungan dengan angota keluarga yang sakit hipertensi
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan padaTn J dengan gangguan rasa nyaman
: Nyeri dan resiko penuranan curah jantung
c. Mampu menyusun intervensi Keperawatan pada Tn.J dengan gangguan rasa nyaman
: Nyeri dan resiko penurunan curah jantung
d. Mampu melakukan implementasi asuhan keperawatan pada Tn.J dengan gangguan
rasa nyaman : Nyeri dan resiko penurunan curah jantung
e. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan pada Tn. J
dengan gangguan rasa nyaman : Nyeri dan resiko penurunan curah jantung pada
keluarga Tn. J.
B. Manfaat Penulisan
1. Bagi pendidikan Keperawatan
Menjadi bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan
keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman :
nyeri sebagai acuan pada mahasiswa keperawatan
2. Bagi pelayanan kesehatan
Memberikan informasi dan membatatkan kesehatan dan membantu meningkatkan
kesehatan dalam upaya pencegahan gangguan rasa nyaman : nyeri dan resikopenurunan
curah jantun
3. Bagi Masyarakat
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara memenuhi
kebutuhan klien khususnya kebutuhan rasa nyaman pada klien dengan nyeri dan resiko
penurunan curah jantung
C. Implementasi Tindakan Keperawatan
Metode : Wawancara
Media dan Alat : Hp dan Pena
Waktu dan tempat : 10. 00 wit dan di rumah Tn. J
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian.

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon
dan Maglaya, 1978 dalam Muhlisin, 2012).

Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau
diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit
dalam keadaan cukup istirahat (tenang). Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee
on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure sebagai tekanan yang lebih tinggi
dari 140 / 90 mmHg.Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Hipertensi
merupakan penyebab utama jantung, stroke dan gagal ginjal (Smeltzer, 2005).

Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi berbagai faktor
resiko yang dimiliki seseorang. Faktor pemicu hipertensi dibedakan menjadi yang tidak dapat
dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan umur. Faktor yang dapat dikontrol
seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, perilaku merokok, pola konsumsi makanan yang
mengandung natrium dan lemak jenuh.Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi seperti
stroke, kelemahan jantung, penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal dan lain-lain
yang berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan jantung yang
dapat berakibat kecacatan bahkan kematian. Hipertensi atau yang disebut the silent killer yang
merupakan salah satu faktor resiko paling berpengaruh penyebab penyakit jantung
(cardiovascular).
B. Etiologi.

Menurut Udjianti (2010) penyebab dari hipertensi yaitu:

a. Hipertensi primer atau essensial :

1. Genetik

2. Jenis kelamin

3. Usia

4. Diet

5. Berat badan

6. Gaya hidup

b. Hipertensi sekunder :

Hipertensi sekunder : penggunaan kontrasepsi oral,coarctation aorta, neurogenik (tumor


otak,ensefalitis,gangguan psikiatris),kehamilan, peningkatan volume intravaskuler, luka bakar,
dan stress. Penyebab terjadinya hipertensi adalah terdiri dari berbagai faktor, diantaranya
Reeves& lockhart(2001:114) mengemukakan bahwa Faktor-faktor resiko yang dapat
menyebabkan hipertensi adalah stress, kegemukan, merokok, hipernatriumia). Sedang Long
(1995:660), TIM POKJA RS Harapan Kita (2003:63) dan Yayasan jantung Indonesia (2007)
menambahkan bahwa Penyebab hipertensi dapat dibedakan menurut jenis hipertensi yaitu
hipertensi primer (essensial) merupakan tekenan darah tinggi yang disebabkan karena retensi air
dan garam yang tidak normal, sensitifitas terhadap angiotensin, obesitas, hiperkolesteroemia,
emosi yang tergannggu /stress dan merokok. Sedangkan hipertensi sekunder merupakan tekanan
darah tinggi yang disebabkan karena penyakit kelenjar adrenal, penyakit ginjal, toxemia
gravidarum, peningkatan tekanan intra cranial, yang disebabkan tumor otak, dan pengaruh obat
tertentu missal obat kontrasepsi.

Dari uraian pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab hipertensi beragam
diantaranya adalah: stress, kegemukan, merokok, hipernatriumia, retensi air dan garam yang
tidak normal, sensitifitas terhadap angiotensin, obesitas, hiperkolesteroemia, penyakit kelenjar
adrenal, penyakit ginjal, toxemia gravidarum, peningkatan tekanan intra cranial, yang disebabkan
tumor otak, pengaruh obat tertentu missal obat kontrasepsi, asupan garam yang tinggi, kurang
olah raga, genetik, Obesitas, Aterosklerosis, kelainan ginjal, tetapi sebagian besar tidak diketahui
penyebabnya.

C. Patofisiologi.

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis
di toraks dan abdomen.

Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah
melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskanya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.

Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang nsekresi epinefrin, yang
menyebabkan pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktifitas vasokonstriksi. Medula adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang
menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada giliranya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan
volume intravaskuler. Semua factor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi
(Setiawan,2006)
D. Manefistasi klinis
a. Sakit kepala (rasa berat di tengkuk)
b. Palpitasi
c. Kelelahan
d. Nausea
e. Epitaksis
f. Pandangan kabur atau ganda
g. Tinnitus (telinga bordering).

E. Penata Laksanaan
Terdapat 2 cara penanggulangan hipertensi menurut FKUI (1990: 214-219) yaitu dengan
non farmakologis dan dengan farmakologis. Cara non farmakologis dengan menurunkan
berat badan pada penderita yang gemuk, diet rendah garam dan rendah lemak, mengubah
kebiasaan hidup, olah raga secara teratur dan kontrol tekanan darah secara teraut. Sedangkan
dengan cara farmakologis yaitu dengan cara memberikan obat-obatan anti hipertensi seperti
diuretik seperti HCT, Higroton, Lasix. Beta bloker seperti propanolol. Alfa bloker seperti
phentolamin, prozazine, nitroprusside captapril. Simphatolitic seperti hidralazine, diazoxine.
Antagonis kalsium seperti nefedipine (adalat).
Pengobatan hipertensi harus dilandasi oleh beberapa prinsip menurut FKUI (1990) yaitu
pengobatan hipertensi sekunder harus lebih mendahulukan pengobatan kausal, pengobatan
hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan harapan
memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi, upaya menurunkan tekanan
darah dicapai dengan menggunakan obat anti hipertensi, pengobatan hipertensi adalah
pengobatan jangka panjang bahkan mungkin seumur hidup, pengobatan dengan
menggunakan standard triple therapy (STT) menjadi dasar pengobatan hipertensi. Tujuan
pengobatan dari hipertensi adalah menurunkan angka morbiditas sehingga upaya dalam
menemukan obat anti hipertensi yang memenuhi harapan terus dikembangkan.
BAB III
STUDI KASUS

A. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA


1. Struktur Keluarga
Nama kepala keluarga : Tn. J
Umur : 57 Thn
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Suku Bangsa : ALIFURU
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa lafa

Daftar anggota keluarega


No Nama Hub Kel L/P Pendidikan Pekerjaan Ket
1. Tn.J Suami L SLTA Petani
2. Ny.F Istri P SLTA Ibu Rumah
Tangga
3. An.A Anak L SLTA Mahasiswa
4. An.H Anak P SMA Pelajar
5. An.F Anak P SMA Belum Sekolah

Tipe keluarga : Keluarga Inti ( Terdiri dari Ayah,Ibu dan Anak – Anak )
Genogram : 3 Generasi

Keterangan :

: Meninggal

: laki-laki

: perempuan

: hubungan dengan keluarga

: pasien

---------------------------------- : Tinggal Serumah


2. Sifat Keluarga
a. Pengambilan Keputusan : Kepala Keluarga
b. Kebiasaan Hidup sehari – hari :
 Kebiasaan istirahat/Tidur Keluarga :
Kebiasaan istirahat keluarga/ tidur keluarga biasanya pada siang hari mereka
beristirahat pada pukul 14.00 Wit dan kebiasaan tidur malam pada pukul 22.00 Wit
 Kebiasaan makan keluarga dan contoh menu sehari – hari :
Biasanya keluarga makan 3x sehari di pagi hari, siang hari dan malam hari. Dan menu
makannya pada pagi hari yaitu Susu,Kopi,The dan Roti, Sedangkan pada siang hari
menu makannya ialah Nasi,Sayur dan lauk pauk begitu juga pada malam hari.
 Kebiasaan dalam membersihkan diri anggota keluarga :
Biasanya anggota keluarga mandi 3x sehari.
 Sarana hiburan Keluarga :
Menonton TV, Main Handphone, Dengan musik.
B. FAKTOR SOSIAL,BUDAYA,DAN EKONOMI

1. Pekerjaan : Petani
2. Penghasilan : Rp. 300.000
3. Simpanan uang keluarga : Rp. 5.000.000
4. Penentu Keuangan Keluarga : Ibu
5. Suku dan Agama : Alifuru dan Islam
6. Peranan masing – masing anggota keluarga :
- Ayah : Sebagai Kepala Keluarga dan pendidik dikeluarga serta
Mengayomi dan mengambil keputusan dalam
keluarga.
- Ibu : Sebagai Ibu rumah tangga dan pendidik
dikeluarga.
- Anak : Anak merupakan bagian dari anggota keluarga dan
penerus
Keluarga.
C. FAKTOR KELUARGA
1. Rumus ( Tipe, ukuran, rumah,jumlah ruangan )
a) Tipe : Permanen
b) Ukuran : 7 x 6 m2
c) Jumlah ruangan : 9 Ruangan ( Ruang Tamu 2, Ruang Makan 1,
Kamar
Tidur 2 dan dapur 1 buah serta 1 buah WC )
2. Ventilasi dan Penerangan : Memenuhi Syarat
3. Persediaan air bersih : Memenuhi Syarat.
4. Pembuangan Sampah : Di pantai
5. Pembuangan Air Limbah : Ada dan memenuhi Syarat.
6. Jamban/WC ( Tipe, jarak dengan sumber air bersih :
a) Tipe : Leher Angsa
b) Jarak : Kurang lebih 10 M
7. Lingkungan rumah : Aman dan Nyaman.
8. Bahaya Kecelakaan : Tidak ada bahaya kecelakaan.
9. Denah Rumah :
10. Sarana Komunikasi dan Transportasi : Handphone dan Mobil serta Kendaraan roda dua
( Motor )
11. Fasilitas pelayanan kesehatan : Puskesmas,Pustu dan Posyandu.

D. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga :
a) Ayah : Ayah mengalami sakit Hipertensi ( Darah Tinggi )
b) Ibu : Ibu tidak mengalami sakit.
c) Anak : Anak tidak mengalami sakit.
2. Keluarga Berencana : Tidak Ada
E. Imunisasi : Lengkap pada An.A dan An.R.
F. PEMERIKSAAN FISIK ( Semua anggota keluarga dan menyeluruh )
TTV :
a) Ayah :
TD :150/100 MmHg
N : 82 x/m
S : 37,50C
R : 22 x/m
b) Ibu :
TD : 120/90 MmHg
N : 80 x/m
S : 37,5 0C
R : 16 x/m

G. PENGKAJIAN PSIKOLOGIS
1. Status Emosi :Terkontrol Baik
2. Konsep diri :Terkontrol Baik
3. Pola Komunikasi : Terkontrol Sangat Baik
4. Pola Interaksi :Terkontrol Sangat Baik dalam anggota keluarga
5. Pola Pertahanan :Pola pertahanan pada anggota keluarga
terlihat baik.

H. PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG TUMBUH KEMBANG :


Ayah dan ibu mengetahui tumbuh kembang anaknya dengan baik.

I. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PETUGAS KESEHATAN :


Lebih banyak memperhatikan kesehatan keluarga.
SKALA PRIORITAS MASALAH KESEHATAN KELUARGA
A. NYERI AKUT B/d Kuranya pengatahuan.
NO Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah : tidak/kurang 3/3x1 1 Tn. J mengatakan bahwa
sehat. Tn.J merasa sakit pada
1. Tidak/kurang sehat bagian kepala dan leher.
2. Ancaman kesehatan
3. Krisis
2. Kemungkinan masalah di 2/2x1 2 Keluarga dapat
ubah : dengan mudah mengatasi dengan
1. Dengan mudah memberikan kompres
2. Hanya sebagian dingin pada dahi dan
3. Tidak dapat menjaga tingkat sters
pasien.
3. Potensi masalah untuk 2/3x1 2/3 Mengontrol makanan
dicegah : cukup dapat mencegah
1. Tinggi terjadinya kekambuhan
2. Cukup berulang.
3. Rendah
4. Menonjolnya masalah : 2/2x1 1 Keluarga member
harus segera di tangani pertolongan/pengobatan
1. Masalah berat harus dengan membeli obat di
ditangani. apotik terdekat,berobat
2. Masalah tidak perlu ke dokter atau pelayanan
segera ditangani. kesehatan terdekat.
3. Masalah tidak dirasakan. Menandakan keluarga
ingin segera teratasi
tetapi tidak tahu
bagaimana cara
merawatnya.
2
TOTAL = 43
B. Resiko Injury
NO Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah : tidak/kurang 3/3x1 1 Tn. J mengatakan
sehat. bahwa Tn.J tidak
1. Tidak/kurang sehat mengetahui tentang
2. Ancaman kesehatan penyakit yang di
3. Krisis deritanya .
2. Kemungkinan masalah di 2/2x1 1 Keluarga dapat
ubah : dengan mudah mengatasi dengan
1. Dengan mudah membawa keluarga
2. Hanya sebagian khususnya Tn.J ke pusat
3. Tidak dapat pelayanan kesehatan
terdekat.
3. Potensi masalah untuk 2/3x1 2/3 Mengontrol makanan
dicegah : cukup dapat mencegah
4. Tinggi terjadinya kekambuhan
5. Cukup berulang.
6. Rendah
4. Menonjolnya masalah : 2/2x1 1 Keluarga member I
harus segera di tangani pertolongan/pengobatan
4. Masalah berat harus dengan membeli obat di
ditangani. apotik terdekat,berobat
5. Masalah tidak perlu ke dokter atau
segera ditangani. pelayanan kesehatan
6. Masalah tidak dirasakan. terdekat. Menandakan
keluarga ingin segera
teratasi tetapi tidak tahu
bagaimana cara
merawatnya.
Skor Total 2
3
3
Daftar prioritas Diagnosa

1. Nyeri (akut) sakit kepala pada Ny.F berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Resiko injury (jatuh) pada Ny.F berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah.

ANALISA DATA

Data Masalah Kesehatan Masalah Keperawatan


Keluarga
Ds : Nyeri Akut Ketidak mampuan keluarga
- Tn. J mengatakan sering Penyumbatan pembuluh merawat anggota keluarganya
sakit didaerah kepala dan Darah yang sakit
leher.
- Tn.J mengatakan tidak vasekonstruksi
nyaman dengan sakitnya
DO : pembuluh darah
- Klien tampak lemas
- Wajah tampakn meringis sistemik koroner
- Gangguan rasa nyaman
iskemi miocart
TD : 150/100 MmHg
N : 110 x/m NYERI
S : 38 0C
R : 16 x/m
DS : Tn. J mengatakan bahwa Kurangnya pengetahuan Ketidakmapuan keluarga
Tn.J tidak mengetahui tentang mengenal masalah kesehatan.
penyakit yang di deritanya

DO :
TD : 150/100 MmHg
N : 110 x/m
S : 38 0C
R : 16 x/m
RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA

DIAGNOSIS TUJUAN EVALUASI RENCANA


KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERI STANDAR TINDAKA
A N
Setelah di Setelah Verbal - Keluarga 1. Ajarkan
Nyeri (akut) sakit lakukan melakukan dapat keluarga
kepala pada Ny.F asuhan kunjungan menjawab cara
berhubungan keperawata rumah pertanyaa perawat
dengan n keluarga selama 5 n yang an bagi
ketidakmampuan di harapkan kali di diberikan. penderit
keluarga merawat tidak harapkan - Keluarga a
anggota keluarga terjadi klien dapat dapat hiperten
yang sakit. komplikasi menjelaska membawa si
n keluarga khususn
pengertian yang sakit ya yang
hipertensi ke tempat mempun
(tanda dan pelayanan yai
gejala kesehatan. nyeri. 2)
pusing,saki - Keluarga Gunaka
t kepala mampu n teknik
parah merawat dan
,penglihata anggota peralata
n buram keluarga n yang
,mual yang sakit. diketahu
,nyeri i atau
dada,sensas yang ada
i berdetak dirumah
leher dan untuk
telinga dan memban
obat-obatan tu
yang perawat
menghilang an nyeri.
kan 3)
penyakit Ajarkan
hipertensi teknik
(diuritik,be relaksasi
ta bagi
biockeres,v keluarga
asodilator,) yang
dan gaya menderit
hidup yg a
menyebapk hiperten
an si. 4)
hipertensi Pantau
di keluarga
cegah(olara dalam
gah,kurang melakuk
i an
alcohol,dan perawat
merokok) an nyer
: keluarga keluarga Verbal - Keluarga 1. Berikan
Resiko penurunan mampu mampu dapat lingkung
curah jantung mencegah mengenal menjawab an yang
berhubungan resiko hipertensi pertanyaa tenang,
dengan injury khususnya n yang nyaman,
ketidakmampuan (jatuh). untuk diberikan. kurangi
keluarga mengenal keluarga mempertah Sikap - Keluarga aktifitas/
masalah hipertensi mampu ankan mampu keributa
DS: berpartisipa tekanan membawa n
Tn. I mengatakan si dalam darah keluarga lingkung
bahwa Tn.I tidak aktifitas dalam mereka an.
mengetahui tentang yang rentang yang sakit 2)
penyakit yang di menurunka individu ke tempat Pertahan
deritanya n tekanan yang dapat pelayanan kan
darah atau diterima. kesehatan. pembata
DO : beban kerja - Keluarga san
jantung. mampu aktifitas,
merawat seperti
anggota istirahat
keluarga ditempat
yang sakit. tidur/kur
si.
3
Lakukan
tindakan
tindakan
yang
nyaman,
seperti
pijatan
punggun
g dan
leher,
meningg
ikan
kepala
di
tempat
tidur.
Anjurka
n
4. teknik
relaksasi
panduan
imajinai,
aktifitas
pengalih
an
IMPLEMENTASI dan EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA

No TANGGAL & IMPLEMENTASI EVALUASI


Diagnosa WAKTU
1 03 Maret 2019 Pukul : 10.45 Wit SOAP :
11. 45 Wit 1. Mengkaji kondisi kesehatan S :
keluarga. Keluarga
Hasil : Keluarga mampu mengatakan paham
menjaga kondisi pasien. terhadap apa yang
13.00wit 2. Memberikan pendidikan dijelaskan.
kesehatan tentang Hipertensi
Hasilnya : Keluarga belum O :
mampu dan memahami tentang Keluarga mampu
Hipertensi. menjawab
15.23 wit 3. Mengajarkan keluarga tentang pertanyaan yang
cara merawat anggota keluarga diberikan.
yang sakit.
Hasilnya : Keluarga belum A :
mampu merawat anggota Masalah teratasi
keluarganya dengan baik. sebagian
17.56 wit 4. Mengajarkan klien dan keluarga
cara melakukan relaksasi nafas P :
dalam. Intervensi
Hasilnya : Keluarga mampu dilanjutkan. 2, 3, 6
mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalam.
19.00 wit 5. Menganjurkan klien untuk
meminum obat.
Hasilnya : Klien sudah mampu
memahami cara meminum obat
secara teratur.
21.00 wit 6. Menganjurkan keluarga
membawa klien kepusat
pelayanan kesehatan terdekat.
Hasilnya : Keluarga masih
lambat dalam menangani pasien
dengan cara membawa klien ke
pusat pelayanan kesehatan
terdekat.

1 dan 2 04 Maret 2019 Pukul 09.45 Wit SOAP :


10.45 Wit 2. Memberikan pendidikan S :
kesehatan tentang Hipertensi. Keluarga
Hasilnya : Keluarga sudah mengatakan paham
mampu dan mengetahui tentang tentang apa yang
apa itu Hipertensi dan sudah dijelaskan.
dapat memahaminnya. Klien mengatakan
3. Mengajarkan keluarga tentang sakit kepala, pusing,
cara merawat anggota keluarga susah tidur sudah
yang sakit. mulai berkurang.
Hasilnya : Keluarga sudah Saat nyeri bagian
mampu merawat anggota kepala terasa klien
keluarganya dengan baik. melakukan relaksasi
6. Menganjurkan keluarga nafas dalam,dan
membawa klien kepusat minum obat
pelayanan kesehatan terdekat.
Hasilnya : Keluarga sudah O :
menyadari tugas dan tanggung Keluarga paham
jawabnya dalam menangani bagaimana cara
pasien dengan cara membawa mengkaji hipertensi.
klien ke pusat pelayanan
kesehatan terdekat. A:
Masalah teratasi.

P:
Intervensi Selesai.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari hasil pengkajian asuhan keperawatan keluarga didapatkan oleh keluarga dapat
mengatasi dan memecahkan masalah kesehatan yang di hadapi keluarga Tn. J sesuai harapan,
selama diberikan asuhan keperawatan keluarga Tn. J dengan Hipertensi pada Tn. J selama 3 kali
kunjungan rumah maka saya menentukan dua masalah kesehatan keluarga yaitu
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi dan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah hipertensi.

Agar dapat mencapai tujuan dan sasaran, member asuhan keperawatan pada Tn. J dilakukan
secara kontinu dimana setelah selesai perlu dilakukan adanya tindaklanjutkan dari asuhan
keperawatan yang diberikan melalui kunjungan rumah.

B. Saran
1. Klien dan Keluarga
Senangtiasa meningkatkan kualitas kesehatan dengan memanfaatkan tempat – tempat
pelayanan kesehatan yang berada disekitar serta melaksnakan dan membantu asuhan
keperawatan yang diberikan semaksimal mungkin.
2. Puskesmas
Bagi instasi puskesmas ialah agar pelayanan terhadap perawatan klien lebih ditingkatkan,
meskipun dengan sarana prasarana yang terbatas, diharapkan perawatan terhadap klien
tidak meninggalkan prinsip teoritis semaksimal mungkin agar dapat pelayanan yang
professional dan klien mendapatkan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar.

You might also like