Professional Documents
Culture Documents
LOKASI
DESA LAFA
25 Februari – 16 Maret 2019
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mariene Wiwin Dolang, SKM., M.Kes Sylivia Novelista R.L. S.Kep., Ns., M.Kes
NIDN : 1219119001 NIDN : -
Mengetahui,
Ambon, Maret 2019
Ketua Prodi Ilmu Keperawatan
Ns. Abdul Thalib Hamzah, S.Kep., M.Kep
NIDN : 122909890
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berkat-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan “Asuhan Keperawatan pada
Tn.J dengan Hipertensi pada Keluarga Tn.J Di Desa LAFA Kecamatan Telutih
Kabupaten Maluku Tengah”, yang merupakan salah satu tugas Praktek Kerja Lapangan
(PKL) STIKES pasapua Ambon di Desa LAFA.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Askep dan Laporan pendahuluan ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan
kemampuan serta pengalaman penulis. Karena itu penulis sangat mengharapkan adanya
kritik serta saran dari semua pihak yang membangun guna dijadikan pedoman bagi
penulis dikemudian hari. penulis ucapkan terima kasih banyak Kepada semua Pihak
yang sudah memberikan motivasi, dukungan, semangat, perhatian, dan kasih sayang,
serta mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Askep dan Laporan
Pendahuluan ini dengan baik.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal.Disebut
sebagai “pembunuh diam diam” karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakan
gejala. Institut Nasional Jantung, Paru dan Darah memperkirakan separuh orang yang menderita
hipertensi tidak sadar akan kondisinya.
Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur
karena hipertensi merupakan kondisi seumur hidup. Di Indonesia hipertensi merupakan masalah
nasional yang serius sehingga perlu upaya pencegahan pada tingkat pelayanan kesehatan
terbawah yaitu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbang tahun 2013 menunjukkan prevalensi
hipertensi terjadi penurunan dari 31,7 persen tahun 2007 menjadi 25,8 persen tahun 2013.Asumsi
terjadi penurunan bisa bermacam-macam mulai dari alat pengukur tensi yang berbeda sampai
pada kemungkinan masyarakat sudah mulai datang berobat ke fasilitas kesehatan. Terjadi
peningkatan prevalensi hipertensi berdasarkan wawancara (apakah pernah didiagnosis nakes dan
minum obat hipertensi) dari 7,6 persen tahun 2007 menjadi 9,5 persen tahun 2013.
A. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga pada Tn J dengan Hipertensi pada
keluarga
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada Tn. J dengan gangguan
rasa nyaman : Nyeri akut berhubungan dengan angota keluarga yang sakit hipertensi
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan padaTn J dengan gangguan rasa nyaman
: Nyeri dan resiko penuranan curah jantung
c. Mampu menyusun intervensi Keperawatan pada Tn.J dengan gangguan rasa nyaman
: Nyeri dan resiko penurunan curah jantung
d. Mampu melakukan implementasi asuhan keperawatan pada Tn.J dengan gangguan
rasa nyaman : Nyeri dan resiko penurunan curah jantung
e. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan pada Tn. J
dengan gangguan rasa nyaman : Nyeri dan resiko penurunan curah jantung pada
keluarga Tn. J.
B. Manfaat Penulisan
1. Bagi pendidikan Keperawatan
Menjadi bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan
keperawatan pada pasien dengan masalah kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman :
nyeri sebagai acuan pada mahasiswa keperawatan
2. Bagi pelayanan kesehatan
Memberikan informasi dan membatatkan kesehatan dan membantu meningkatkan
kesehatan dalam upaya pencegahan gangguan rasa nyaman : nyeri dan resikopenurunan
curah jantun
3. Bagi Masyarakat
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan untuk mengetahui cara memenuhi
kebutuhan klien khususnya kebutuhan rasa nyaman pada klien dengan nyeri dan resiko
penurunan curah jantung
C. Implementasi Tindakan Keperawatan
Metode : Wawancara
Media dan Alat : Hp dan Pena
Waktu dan tempat : 10. 00 wit dan di rumah Tn. J
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya
hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon
dan Maglaya, 1978 dalam Muhlisin, 2012).
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau
diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit
dalam keadaan cukup istirahat (tenang). Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee
on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure sebagai tekanan yang lebih tinggi
dari 140 / 90 mmHg.Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Hipertensi
merupakan penyebab utama jantung, stroke dan gagal ginjal (Smeltzer, 2005).
Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat adanya interaksi berbagai faktor
resiko yang dimiliki seseorang. Faktor pemicu hipertensi dibedakan menjadi yang tidak dapat
dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis kelamin, dan umur. Faktor yang dapat dikontrol
seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, perilaku merokok, pola konsumsi makanan yang
mengandung natrium dan lemak jenuh.Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi seperti
stroke, kelemahan jantung, penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal dan lain-lain
yang berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan jantung yang
dapat berakibat kecacatan bahkan kematian. Hipertensi atau yang disebut the silent killer yang
merupakan salah satu faktor resiko paling berpengaruh penyebab penyakit jantung
(cardiovascular).
B. Etiologi.
1. Genetik
2. Jenis kelamin
3. Usia
4. Diet
5. Berat badan
6. Gaya hidup
b. Hipertensi sekunder :
Dari uraian pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penyebab hipertensi beragam
diantaranya adalah: stress, kegemukan, merokok, hipernatriumia, retensi air dan garam yang
tidak normal, sensitifitas terhadap angiotensin, obesitas, hiperkolesteroemia, penyakit kelenjar
adrenal, penyakit ginjal, toxemia gravidarum, peningkatan tekanan intra cranial, yang disebabkan
tumor otak, pengaruh obat tertentu missal obat kontrasepsi, asupan garam yang tinggi, kurang
olah raga, genetik, Obesitas, Aterosklerosis, kelainan ginjal, tetapi sebagian besar tidak diketahui
penyebabnya.
C. Patofisiologi.
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis
di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah
melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskanya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang nsekresi epinefrin, yang
menyebabkan pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktifitas vasokonstriksi. Medula adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang
menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada giliranya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan
volume intravaskuler. Semua factor tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi
(Setiawan,2006)
D. Manefistasi klinis
a. Sakit kepala (rasa berat di tengkuk)
b. Palpitasi
c. Kelelahan
d. Nausea
e. Epitaksis
f. Pandangan kabur atau ganda
g. Tinnitus (telinga bordering).
E. Penata Laksanaan
Terdapat 2 cara penanggulangan hipertensi menurut FKUI (1990: 214-219) yaitu dengan
non farmakologis dan dengan farmakologis. Cara non farmakologis dengan menurunkan
berat badan pada penderita yang gemuk, diet rendah garam dan rendah lemak, mengubah
kebiasaan hidup, olah raga secara teratur dan kontrol tekanan darah secara teraut. Sedangkan
dengan cara farmakologis yaitu dengan cara memberikan obat-obatan anti hipertensi seperti
diuretik seperti HCT, Higroton, Lasix. Beta bloker seperti propanolol. Alfa bloker seperti
phentolamin, prozazine, nitroprusside captapril. Simphatolitic seperti hidralazine, diazoxine.
Antagonis kalsium seperti nefedipine (adalat).
Pengobatan hipertensi harus dilandasi oleh beberapa prinsip menurut FKUI (1990) yaitu
pengobatan hipertensi sekunder harus lebih mendahulukan pengobatan kausal, pengobatan
hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan harapan
memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi, upaya menurunkan tekanan
darah dicapai dengan menggunakan obat anti hipertensi, pengobatan hipertensi adalah
pengobatan jangka panjang bahkan mungkin seumur hidup, pengobatan dengan
menggunakan standard triple therapy (STT) menjadi dasar pengobatan hipertensi. Tujuan
pengobatan dari hipertensi adalah menurunkan angka morbiditas sehingga upaya dalam
menemukan obat anti hipertensi yang memenuhi harapan terus dikembangkan.
BAB III
STUDI KASUS
Tipe keluarga : Keluarga Inti ( Terdiri dari Ayah,Ibu dan Anak – Anak )
Genogram : 3 Generasi
Keterangan :
: Meninggal
: laki-laki
: perempuan
: pasien
1. Pekerjaan : Petani
2. Penghasilan : Rp. 300.000
3. Simpanan uang keluarga : Rp. 5.000.000
4. Penentu Keuangan Keluarga : Ibu
5. Suku dan Agama : Alifuru dan Islam
6. Peranan masing – masing anggota keluarga :
- Ayah : Sebagai Kepala Keluarga dan pendidik dikeluarga serta
Mengayomi dan mengambil keputusan dalam
keluarga.
- Ibu : Sebagai Ibu rumah tangga dan pendidik
dikeluarga.
- Anak : Anak merupakan bagian dari anggota keluarga dan
penerus
Keluarga.
C. FAKTOR KELUARGA
1. Rumus ( Tipe, ukuran, rumah,jumlah ruangan )
a) Tipe : Permanen
b) Ukuran : 7 x 6 m2
c) Jumlah ruangan : 9 Ruangan ( Ruang Tamu 2, Ruang Makan 1,
Kamar
Tidur 2 dan dapur 1 buah serta 1 buah WC )
2. Ventilasi dan Penerangan : Memenuhi Syarat
3. Persediaan air bersih : Memenuhi Syarat.
4. Pembuangan Sampah : Di pantai
5. Pembuangan Air Limbah : Ada dan memenuhi Syarat.
6. Jamban/WC ( Tipe, jarak dengan sumber air bersih :
a) Tipe : Leher Angsa
b) Jarak : Kurang lebih 10 M
7. Lingkungan rumah : Aman dan Nyaman.
8. Bahaya Kecelakaan : Tidak ada bahaya kecelakaan.
9. Denah Rumah :
10. Sarana Komunikasi dan Transportasi : Handphone dan Mobil serta Kendaraan roda dua
( Motor )
11. Fasilitas pelayanan kesehatan : Puskesmas,Pustu dan Posyandu.
D. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga :
a) Ayah : Ayah mengalami sakit Hipertensi ( Darah Tinggi )
b) Ibu : Ibu tidak mengalami sakit.
c) Anak : Anak tidak mengalami sakit.
2. Keluarga Berencana : Tidak Ada
E. Imunisasi : Lengkap pada An.A dan An.R.
F. PEMERIKSAAN FISIK ( Semua anggota keluarga dan menyeluruh )
TTV :
a) Ayah :
TD :150/100 MmHg
N : 82 x/m
S : 37,50C
R : 22 x/m
b) Ibu :
TD : 120/90 MmHg
N : 80 x/m
S : 37,5 0C
R : 16 x/m
G. PENGKAJIAN PSIKOLOGIS
1. Status Emosi :Terkontrol Baik
2. Konsep diri :Terkontrol Baik
3. Pola Komunikasi : Terkontrol Sangat Baik
4. Pola Interaksi :Terkontrol Sangat Baik dalam anggota keluarga
5. Pola Pertahanan :Pola pertahanan pada anggota keluarga
terlihat baik.
1. Nyeri (akut) sakit kepala pada Ny.F berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Resiko injury (jatuh) pada Ny.F berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah.
ANALISA DATA
DO :
TD : 150/100 MmHg
N : 110 x/m
S : 38 0C
R : 16 x/m
RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA
P:
Intervensi Selesai.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengkajian asuhan keperawatan keluarga didapatkan oleh keluarga dapat
mengatasi dan memecahkan masalah kesehatan yang di hadapi keluarga Tn. J sesuai harapan,
selama diberikan asuhan keperawatan keluarga Tn. J dengan Hipertensi pada Tn. J selama 3 kali
kunjungan rumah maka saya menentukan dua masalah kesehatan keluarga yaitu
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi dan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah hipertensi.
Agar dapat mencapai tujuan dan sasaran, member asuhan keperawatan pada Tn. J dilakukan
secara kontinu dimana setelah selesai perlu dilakukan adanya tindaklanjutkan dari asuhan
keperawatan yang diberikan melalui kunjungan rumah.
B. Saran
1. Klien dan Keluarga
Senangtiasa meningkatkan kualitas kesehatan dengan memanfaatkan tempat – tempat
pelayanan kesehatan yang berada disekitar serta melaksnakan dan membantu asuhan
keperawatan yang diberikan semaksimal mungkin.
2. Puskesmas
Bagi instasi puskesmas ialah agar pelayanan terhadap perawatan klien lebih ditingkatkan,
meskipun dengan sarana prasarana yang terbatas, diharapkan perawatan terhadap klien
tidak meninggalkan prinsip teoritis semaksimal mungkin agar dapat pelayanan yang
professional dan klien mendapatkan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar.