You are on page 1of 17

Usulan strategi pemasaran dalam mempopulerkan serta meningkatkan daya

tarik jual terhadap makanan khas tradisional kue bakpia dan roti gambang
menggunakan metode swot di wilayah Jakarta”.

hermanto¹, ilham hamid Abdillah²


prodi Teknik Industri FTMIPA Universitas Indraprasta PGRI
hrs3sm@gmail.com / hermanto@unindra.ac.id

ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk melakukan analisis SWOT terhadap perusahaan IND.TRADISIONAL
JAYA, dalam hal ini produk yang diamati untuk dilakukan suatu Analisis SWOT yaitu Kue Bakpia dan
Roti Gambang. Dalam melakukan penelitian ini data yang digunakan untuk pengumpulan data adalah
pada bulan mei s/d juni 2014. Kemudian berdasarkan pengumpulan data menjelaskan bahwa jumlah
populasi pada perusahaan Ind.Tradisional Jaya berjumlah 42 setelah itu melakukan pengambilan sample
dengan menggunakan rumus slovin dan hasil sample berjumlah 30. Untuk mengetahui apakah hasil dari
kuisioner sudah benar-benar tepat/cermat/valid maka perlu dilakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.
Kemudian menentukan Bobot dan Rating dari hasil pengumpulan data tersebut setelah itu menentukan
analisis IFAS dan EFAS. Analisis menunjukkan bahwa untuk faktor-faktor Strength: 1,95, Weakness:
0,61, Selanjutnya Opportunity: 1.90 dan Threat: 0.79. Maka diketahui nilai Strength diatas nilai Weakness
selisih (+) 1.34dan nilai Opportunity diatas nilai Threat selisih (+) 1.11.Sehingga dalam hal tersebut
kondisi perusahaan dalam masa pertumbuhan dan melakukan strategi pengembangan (growth) yang dapat
meningkatkan penjualan.
Kata Kunci : Strategi Pemasaran, Analisis SWOT, Produk Kue Bakpia dan Roti Gambang

I PENDAHULUAN Sebelum tahun 1980, pengemasan bakpia


dilakukan dalam besek dan diperdagangkan
A. Latar Belakang secara eceran, baru setelah tahun 1980
pengemasan bakpia mulai dilakukan dalam
Di Era Globalisasi ini banyak sekali kemasan karton yang diberi merek atau
beragam makanan yang telah di produksi brand sesuai dengan nomor rumah. Seperti
dan dipasarkan diwilayah perkotaan misalnya Bakpia Pathuk “25”, “75″, “88″
khususnya wilayah jakarta. Namun semuanya berdasarkan nomor rumah.
diwilayah perkotaan lebih cenderung Sejalan dengan pesatnya perkembangan kue
memproduksi makanan modern, misalnya oleh-oleh, maka bakpia pun mulai meledak
saja aneka Pizza, aneka Donut, atau Roti di pasaran sejak sekitar tahun 1992, hingga
yang lebih bermerk. Dan untuk produksi kini tidak lengkap rasanya bila ke
Makanan Khas Tradisionl masih sangat Yogyakarta tidak membeli panganan bakpia
minim serta sudah mulai kurang diminati pathuk. Karena kreativitas dari para
oleh masyarakat perkotaan. Karena produsen, saat ini kue pia tersebut sudah
masyarakat perkotaan cenderung lebih banyak varian rasa yang dapat kita pilih
menyukai makanan yang modern karena sesuai selera kita.
Lifestyle atau gaya hidup yang modern. Misalnya rasa kacang hijau, durian,
Masyarakat perkotaan juga cenderung coklat, keju, nangka, dll. Bahkan beberapa
menghindari Makanan Tradisional, oleh produsen bersedia menerima pesanan rasa
karena mereka tidak mau dinilai sebagai sesuai dengan permintaan konsumen. Selain
masyarakat yang ketinggalan jaman. bakpia masih ada makanan ringan
Bakpia sebenarnya berasal dari negeri tradisional yang lain, yaitu roti gambang.
Cina dan bernama asli tou luk pia yang Tidak seperti halnya kue pia, roti gambang
artinya adalah kue pia kacang hijau. Bakpia lebih jarang dikenal oleh masyarakat pada
pertama kali diproduksi di Indonesia sekitar umumnya. Hanya beberapa kalangan
tahun 1948, tepatnya di kampung Pathuk tertentu yang mengenal seperti apa bentuk
Yogjakarta. Inilah mengapa bakpia lebih dan rasa dari roti tradisional tersebut. Roti
dikenal dengan nama Bakpia Pathuk. gambang ini sering juga disebut roti khas
Hingga kini kampung Pathuk dikenal betawi oleh karena roti ini hanya bisa
sebagai sentra makanan khas bakpia, karena ditemukan di daerah DKI Jakarta.
banyaknya wirausahawan yang bergerak di Jenis roti yang dijual tak pernah
bidang pembuatan bakpia beroperasi di sini. berubah, yaitu roti gambang, roti isi cokelat,

1
keju manis dan asin, susu, nanas, kacang
tanah, kacang hijau, moka, dan roti tawar. Berdasarkan tabel diatas menjelaskan
Tekstur roti-roti ini lebih sederhana tetapi bahwa ITJ mengalami penurunan harga dari
cukup unik, tidak terlalu lembut dan yang tahun 2010 s/d 2013. Banyaknya faktor-
penting tidak membuat bosan untuk faktor yang mempengaruhi konsumen lebih
memakannya. Dari soal rasa dan tekstur memilih makanan modern dibanding
roti, roti gambang tentu berbeda dengan makanan khas tradisional membuat ITJ
rasa roti modern tetapi roti tersebut bisa mengalami penurunan penjualan seperti:
bertahan lama oleh karena rasa dan jenisnya harga yang relatif cukup terjangkau, dan
yang tak bisa digantikan. tempat dari penjualan makanan modern
Indonesia Tradisional Jaya (ITJ) tersebut juga di desain cukup menarik dan
adalah sebuah home industri yang bergerak terlihat modern. Misalnya saja seperti
di bidang makanan ringan tradisional disetiap beberapa tempat menyediakan
seperti kue pia dan roti gambang yang berbagai fasilitas yang sangat memuaskan,
masih dapat bertahan di pusat kota seperti sofa, musik, bahkan akses internet
Jakarta yang mayoritas masyarakatnya secara gratis (wifi).
mempunyai gaya hidup yang dapat Berdasarkan beberapa uraian di atas,
dikatakan sudah cukup modern. ITJ sendiri penulis tertarik untuk melakukan penelitian
merupakan produsen kue pia dan roti dengan judul: “Usulan Strategi
gambang yang ketenaranannya sudah mulai Pemasaran Dalam Mempopulerkan
terancam di negara asalnya ini. Pemasaran Serta Meningkatkan Daya Tarik Jual
yang dilakukan ITJ terbilang cukup Terhadap Makanan Khas Tradisional
sederhana karena masih menggunakan Kue Bakpia dan Roti Gambang
cara tradisional yaitu dengan mouth to Diwilayah Jakarta”.
mouth dan sales atau distributor yang
menyebar produk ke pasar. B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah, suatu kegiatan
Tabel 1.1 Data Penjualan Tahun 2010 penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan
s.d. 2013 tidak akan membuahkan hasil apa-apa. Oleh
Tahu Kue % Roti % karena itu peneliti menyimpulkan
n Bakpia Gambang perumusan masalah sebagai berikut:
2010 380.000 29,69 140.000 32,94 1. Kendala apa saja yang dihadapi ITJ
pack % pack %
2011 330.000 25,78 120.000 28,24 dalam meningkatkan penjualan?
pack % pack % 2. Apa saja upaya-upaya ITJ agar kegiatan
2012 300.000 23,44 95.000 22,35 usahanya berkembang dengan baik?
pack % pack % 3. Bagaimana strategi pemasaran yang
2013 270.000 21,09 70.000 16,47
pack % pack %
dapat meningkatkan penjualan pada
Juml 1.280.000 100 425.000 100 ITJ?
ah pack % pack %
( Sumber : data perusahaan IND. TRADISIONAL
JAYA) C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini mengacu pada
perumusan masalah, maka tujuan penelitian
35.00% ini adalah sebagai berikut:
30.00% 1. Mengetahui kendala yang dihadapi
25.00% oleh ITJ dalam meningkatkan
20.00%
penjualan.
Kue Bakpia 2. Mengetahui upaya-upaya yang
15.00%
Roti Gambang dilakukan ITJ.
10.00% 3. Menentukan strategi pemasaran untuk
5.00% meningkatkan penjualan pada produk
0.00% ITJ.
2010 2011 2012 2013 II Tinjauan Pustaka
A. Kajian Pustaka
( Sumber : data perusahaan IND. TRADISIONAL 1. Strategi Pemasaran
JAYA) Strategi pemasaran merupakan salah satu
Gambar 1.1 Grafik Data Penjualan Tahun 2010 s.d. teknik penting dalam mencapai tujuan
2013
perusahaan. Kotler (2003:210)

2
berpendapat bahwa strategi pemasaran 2). Thinkers
dibagi menjadi 3 bagian yaitu segmentasi Thinkers termotivasi oleh hal-
(Segmentation), penetapan pasar sasaran hal yang ideal. Mereka orang-
(Targeting), dan penetapan posisi pasar orang yang matang dan reflektif
(Positioning). serta menghargai pengetahuan
a. Segmentation dan rasa tanggung jawab.
Kotler (2003:279), mengatakan 3). Achievers
bahwa segmentasi didefinisikan Termotivasi oleh keinginan
sebagai sekelompok pelanggan yang akan pencapaian, Achievers
memiliki himpunan keinginan yang mempunyai gaya hidup yang
sama, dan hal tersebut merupakan berorientasi tujuan dan
tugas pemasar untuk komitmen yang mendalam
mengidentifikasikan segmen-segmen untuk karir dan keluarga.
tersebut. Untuk melakukan 4). Experiencers
segmentasi yang efektif maka Experiencers termotivasi oleh
segmen pasar harus bersifat: 1). ekspresi diri. Sebagai konsumen
Terukur (Measureable). 2). Penting yang muda, antusias, dan
(Substansial). 3). Dapat dimasuki impulsif, experiencers cepat
(Accessible).4). Dapat dibedakan antusias akan hal-hal baru tetap
(Differentiable). 5). Dapat cepat pula bosan.
ditindaklanjuti (Actionable). 5). Believers
Segmentasi sendiri dibagi Seperti juga thinkers, believers
menjadi 4 kriteria segmentasi yaitu termotivasi oleh hal-hal yang
segmentasi geografis, segmentasi ideal. Mereka konservatif dan
demografis, segmentasi psikografis, konvensional dengan keyakinan
segmentasi perilaku. yang kongkrit berbasiskan pada
• Segmentasi Geografi hal-hal yang tradisional dan
Segmentasi geografis mapan seperti: keluarga, agama,
merupakan segmentasi yang komunitas dan negara.
mengharuskan pembagian pasar 6). Strivers
menjadi unit geografis seperti Strivers kelompok orang yang
Negara, propinsi, wilayah, kota, trendi dan suka hal-hal yang
atau lingkungan. menyenangkan.
• Segmentasi Demografis 7). Makers
Demografi adalah dasar yang Makers adalah orang-orang yang
sangat populer di gunakan untuk praktis yang mempunyai skill
membedakan kelompok pelanggan, konstruktif dan menghargai diri
karena variable ini mudah untuk di sendiri.
ukur, keinginan dan preferensi serta 8). Survivors
tingkat pemakaian konsumen sering urvivors adalah konsumen yang
berhubungan dengan variable berhati-hati. Mereka mewakili
demografis. perkembangan pasar terbaru untuk
hampir semua produk dan
• Segmentasi Psikografis layanan.
Segmentasi Psikografis • Segmentasi Perilaku
(selanjutnya disingkat SP) adalah Segmentasi perilaku membagi
metode memilah- milah suatu pasar kelompok berdasarkan status
kedalam segmen-segmen nilai dan pemakai, kejadian, tingkat
gaya hidup (value and lifestyle) yang penggunaan, status kesetiaan,
dianut. yaitu: tahap kesiapan pembeli, sikap..
1). Innovators b. Penetapan Pasar Sasaran
Innovators adalah (Targeting)
orang yang sukses, Kotler (2003:235) menyatakan
berwawasan luas dengan rasa bahwa targeting adalah proses
percaya diri yang tinggi. mengevaluasi daya tarik setiap
Karena mereka mempunyai segmen pasar dan memilih satu atau
sumberdaya yang lebih dari beberapa segmen pasar untuk
cukup. dimasuki.

3
c. Possitioning c. ST (Strength – Threat)
Kotler (2003:240) Positioning Strategi ST menggunakan
merupakan pengaturan agar suatu kekuatan perusahaan untuk
produk menduduki tempat yang menghindari atau mengurangi
jelas, berbeda dan dikehendaki pengaruh dari ancaman eksternal.
relative berbeda terhadap produk d. WT (Weakness – Threat)
pesaing di pemikiran konsumen Strategi WT adalah taktik
sasaran. yaitu : defensif yang di arahkan pada
• Kriteria pertama didasarkan pada pengurangan kelemahan internal
pelanggan dan menghindari ancaman
• Kriteria kedua didasarkan pada eksternal.
kemampuan internal perusahaan 1). Kekuatan (Strength)
• Kriteria ketiga didasarkan pada 2). Kelemahan (Weaknesses)
pesaing perusahaan 3). Peluang (Opportunity)
• Kriteria keempat didasarkan pada 4). Ancaman (Threats)
perubahan kondsi lingkungan bisnis
Peran perusahaan dalam pasar 3. Analisa TOWS
sasaran sangat mempengaruhi Fred R.David (2006:284) analisa TOWS
strategi pemasaran, oleh karena itu terkadang juga dikenal dengan nama
peran perusahaan dibagi lagi lain yaitu SWOT MATRIX, SWOT
menjadi 4 bagian, yaitu : Matrix atau analisa TOWS adalah alat
1). Market Leader (Pemimpin Pasar) untuk mencocokan yang penting yang
2). Market Challenger (Penantang membantu manager mengembangkan 4
Pasar) tipe strategi, yaitu: strategi SO, Strategi
3). Market Follower (Pengikut Pasar) WO, Strategi WT, Strategi ST. Analisa
4). Market Nicher (Peluang Pasar) TOWS matrix adalah analisa yang
didasarkan pada analisa SWOT.
Positioning juga merupakan
bagaimana peusahaan mempengaruhi Adapun matrixnya tergambar sebagai
pelanggan, mendesain pesan-pesan berikut: Gambar 2.1 Matrix Swot
pemasaran sehingga sebuah produk Strengths (S) Weaknesses (W)
yang ditawarkan dapat dianggap unik Opportu SO W
nities (O) (Menggunaka O
dan bernilai oleh pelanggan. n kekuatan (Peluang yang dipunya
2. Analisis SWOT untuk perusahaan digunakan
Rangkuti (2004:18) analisa SWOT mengambil untuk mengalahkan atau
adalah identifikasi berbagai faktor keuntungan menutup kelemahan
dari peluang) yang dimiliki
secara sistematis untuk merumuskan perusahaan)
strategi perusahaan. Analisa ini Threat S WT
didasarkan pada logika yang dapat (T) (Meminimalkan
T
memaksimalkan kekuatan (Strengths) (Menggunaka kelemahan dan ancaman)
n kekuatan
dan peluang (Opportunities), namun untuk
secara bersamaan dapat meminimalkan meminimalka
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman n ancaman)
(Threats). Proses pengambilan keputusan
strategis selalu berkaitan dengan III. METODOLOGI PENELITIAN
pengembangan misi, tujuan, strategi, dan A. Waktu dan Tempat Penelitian
kebijakan perusahaan. Metodologi Penelitian merupakan langkah
a. SO (Strengths – Opportunities) awal dalam melakukan penelitian. Dalam
Strategi SO menggunakan pemecahan suatu masalah dibuat dalam
kekuatan internal perusahaan bentuk kerangka berpikir supaya sistematika
untuk memanfaatkan peluang pelaksanaan penelitian lebih jelas dan
eksternal. terarah. Berikut langkah-langkah dalam
b. WO (Weaknesses – Opportunities) melaksanakan penelitian ini:
Strategi WO bertujuan untuk 1. Waktu
memperbaiki kelemahan internal Waktu penelitian yang
dengan memanfaatkan peluang dijadwalkan sampai selesai hasil
eksternal. penelitian ini diperkirakan kurang lebih
tujuh bulan dimulai dari bulan Maret

4
sampai dengan bulan September pengambilan sample untuk menentukan berapa
tahun 2014. respondent yang terpilih.
2. Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, pengambilan sampel
Penelitian ini dilakukan pada menggunakan Rumus Slovin
masyarakat wilayah jakarta dimana 𝑁
𝑛=
mayoritas masyarakat perkotaan masih 1 + 𝑁𝑒 2
sangat minim untuk mengetahui n= Jumlah Sample; N= Jumlah Populasi; e=
tentang makanan khas tradisional. Batas Toleransi Kesalahan
Alamat tempat penelitian berlokasi di
Jalan Agung Utara Blok A STS No. 25, Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin
Sunter Podomoro, Jakarta Utara akurat sampel menggambarkan populasi.
B. Metode Penelitian Penelitian ini memiliki batas kesalahan 10%
Metodologi adalah cara-cara yang sehinggauntuk tingkat akurasi sebesar 90%. Dan
dipakai dalam penelitian ilmiah untuk apabila toleransi kesalahan semakin kecil,
mendapatkan pengetahuan yang benar. semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan.
Pengetahuan yang benar adalah kesesuaian Karena dalam penelitian ini toleransi kesalahan
antara pengetahuan dengan objek yang adalah 10% maka untuk perhitungannya adalah
diteliti. Pengetahuan yang dimaksud disini sebagai berikut:
42 42
yakni pengetahuan yang telah dibangun n= 2 =
1+42(0,1) 1+42(0,01)
dalam kajian teori, sedangkan objeknya 42 42
adalah situasi sosial penelitian. Menurut = = = 29,5774648
1+0,42 1,42
Sugiyono, latar sosial adalah sampel dan
populasi penelitian. Dalam hal ini yang Berdasarkan perhitungan diatas bahwa hasil
menjadi situasi sosial (sampel dan populasi) sample adalah 29,5774648 agar sample yang
penelitian tesis ini adalahpelanggan digunakan dapat seimbang maka hasil sample
makanan khas tradisional. dibulatkan menjadi 30 Respondent.
C. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan kumpulan individu D. Metode Pengumpulan Data
atau objek penelitian yang memiliki kualitas 1. Kuesioner (Angket)
serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Pada Dalam kuesioner ini nantinya terdapat
tahun 2010 s/d 2013 populasi berjumlah rancangan pertanyaan yang secara logis
8.326 orang. Seperti terlihat pada table di berhubungan dengan masalah penelitian
bawah ini: dan tiap pertanyaan merupakan
Tabel 3.2 popolasi
jawaban–jawaban yang mempunyai
Kriteria Populasi makna dalam menguji hipotesa.
Usia 2010 2011 2012 2013
Dibandingkan dengan interview guide,
17 s/d 23 tahun 753 471 283 189
24 s/d 30 tahun 1292 918 365 253 daftar pertanyaan atau kuesioner lebih
31 s/d 40 tahun 1872 1192 445 442 terperinci dan lengkap.
Total 3918 2581 1093 734 Peneliti menggunakan skala
Total 8326 Likert yang dikembangkan oleh Ransis
Keseluruhan Likert untuk mengetahui tingkat
Untuk pengumpulan data dalam loyalitas pelanggan makanan khas
menentukan sample, peneliti melakukan tradisional dengan menentukan skor
pengumpulan data dari bulan Mei s/d Juni pada setiap pertanyaan. Penelitian ini
2014. Seperti terlihat pada table berikut: mengunakan sejumlah statement dengan
Table 3.3 Populasi Tahun 2014 skala 5 yang menunjukkan setuju atau
Populasi bulan Januari sd Desember Tahun 2014
tidak setuju terhadap statement tersebut.
B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 = sangat tidak setuju; 2 = tidak
l 0 1 2 setuju; 3 = netral (ragu-ragu); 4 =
n
j 3 3 2 5 2 2 w w w w w W setuju; 5 = sangat setuju
p 9 1 4 4 0 2 a a a a a a
it it it it it it 2. Studi Kepustakaan
( Sumber : data perusahaan IND. TRADISIONAL Kegiatan mengumpulkan bahan-bahan
JAYA) yang berkaitan dengan penelitian yang
Berdasarkan gambar diatas menjelaskan berasal dari jurnal-jurnal ilmiah,
bahwa populasi dari bulan Mei s/d Juni berjumlah literatur-literatur serta publikasi-
42 orangdan dari jumlah tersebut akan dilakukan publikasi lain yang layak dijadikan
sumber.

5
1. Faktor-faktor Kekuatan Internal
E. Instrumen Penelitian Perusahaan
Instrumen adalah alat yang dapat dipakai Berikut adalah salah satu Faktor-
peneliti untuk mendapatkan data. Dalam faktor Kekuatan Internal Perusahaan.
penelitian kuantitatif instrument penelitian Tabel 4.3
itu berupa test, kuesioner, pedoman No Faktor-faktor Kekuatan Internal
wawancara dan lain-lain. Sedangkan dalam Perusahaan
penelitian kualitatif instrument utama dalam 1 Hubungan yang baik dengan SDM
penelitian adalah peneliti sendiri atau 2 Kemampuan bersaing terhadap harga dan
anggota tim peneliti.Bagian terakhir ini kualitas
dimungkinkan bila penelitian dilakukan 3 Mampu memproduksi berbagai kualitas
produk yang bermutu
secara tim. Jadi, instrument utama dalam 4 Kualitas produk baik dan selalu
penelitian ini yaitu peneliti sendiri. dipertahankan
5 Memiliki banyak varian rasa
F. Teknik Analisis Data 6 Tenaga kerja terampil dan berpengalaman
Kegiatan menganalisis data dalam
penelitian ini meliputi beberapa tahapdasar, 2. Faktor-faktor Kelemahan Internal
tahap tersebut diantaranya: Perusahaan
1. Proses editing
Tahap awal analisis data adalah Tabel 4.4
melakukan edit terhadap data yang No Faktor-faktor Kelemahan
telahdikumpulkan dari hasil survey di Internal Perusahaan
lapangan. Pada prinsipnya proses 1 Kurangnya agresif dalam penjualan
editingdata bertujuan agar data yang 2 Minimnya tenaga kerja operator
nanti akan dianalisis telah akurat dan
3 Kurangnya fasilitas
lengkap.
4 Pelayanan kurang memuaskan
2. Proses Coding
Proses pengubahan data kualitatif 5 Tidak ada inovasi produk
menjadi angka dengan 6 Teknologi yang digunakan standar
mengklasifikasikanjawaban yang ada
menurut kategori-kategori yang penting
(pemberian kode).
3. Proses Scoring 3. Faktor-faktor Peluang Eksternal
Proses penentuan skor atas jawaban Perusahaan
responden yang dilakukan Berikut adalah salah satu Faktor-
denganmembuat klasifikasi dan kategori faktor Peluang Eksternal Perusahaan.
yang cocok tergantung pada anggapan Tabel 4.5
atauopini responden. No Faktor-faktor Peluang Eksternal
4. Tabulasi Perusahaan
Menyajikan data-data yang diperoleh 1 Cita rasa makanan yang kuat
dalam tabel, sehingga diharapkan 2 Tempat perusahaan yang strategis
pembaca dapat melihat hasil penelitian 3 Permintaan relatif tinggi dibandingkan
dengan jelas. Setelah proses dengan penawaran
4 Memiliki ciri khas makanan daerah
tabulasiselesai kemudian data-data tradisional
dalam tabel tersebut akan diolah dengan 5 Kebutuhan masyarakat akan makanan khas
bantuansoftware statistik yaitu SPSS 18. tradisional

IV. HASIL PENELITIAN DAN 4. Faktor-faktor Ancaman Eksternal


ANALISIS PENELITIAN Perusahaan
A. Hasil Penelitian
Bab ini membahas mengenai hasil Berikut adalah salah satu Faktor-
penelitian dan pembahasan sesuai dengan faktor Ancaman Eksternal Perusahaan.
metodologi penelitian yang telah ditentukan Tabel 4.6
pada bab sebelumnya. Pada awal bab ini akan No Faktor-faktor Ancaman Eksternal
Perusahaan
dibahas proses pengolahan data dimana data 1 Banyaknya pesaing dari perusahaan lain
yang didapat dari kuisioner dan kemudian 2 Jasa produk kurang memuaskan
akan diteliti. 3 Harga relatif cukup terjangkau
4 Keanaikan harga bahan baku

6
Kelemahan
1. Kuisioner Kekuatan, Kelemahan, 1 Kurangnya agresif
dalam penjualan
Peluang dan Ancaman 2 Minimnya tenaga
Untuk menangani permasalahan kerja operator
yang terjadi pada penurunan penjualan 3 Kurangnya fasilitas
yang seperti dilihat pada Tabel 4.1 4 Pelayanan kurang
maka perlu adanya penanganan memuaskan
5 Tidak ada inovasi
terhadap beberapa penjualan sehingga produk
dapat ditingkatkan nilai penjualannya. 6 Teknologi yang
Penanganan yang dilakukan adalah digunakan standar
seperti mengetahui Factor Internal Tabel 4.8 Kuisioner Factor Eksternal
Perusahaan dan mengetahui faktor. Perusahaan
eksternal perusahaan untuk itulah perlu Pada kuisioner tersebut telah dilakukan
dilakukan pembuatan kuisioner Analisis pemilihan responden yang terdiri dari 30 orang.
SWOT yang dimana penelitian tersebut Dan dari penelitian kuisioner tersebut terdiri dari
dilakukan berdasarkan faktor yang beberapa kriteria yang terdiri dari :
dimiliki oleh perusahaan tersebut, mulai
dari kekuatan, kelemahan, peluang serta
N Factor Eksternal Pernyataan
ancaman O 1 2 3 4 5
Peluang
Kuisioner dibuat untuk 1 Cita rasa makanan yang kuat
mengetahui pendapat responden yang Tempat perusahaan yang strategis
2
dimana pendapat tersebut dapat memberi
3 Permintaan relatif tinggi
pengetahuan terhadap perusahaan agar dibandingkan dengan penawaran
lebih memahami apa yang terjadi dalam 4 Memiliki ciri khas makanan daerah
skala persaingan perusahaan. Dan tradisional
melalui data kuisioner dari responden 5 Kebutuhan masyarakat akan
makanan khas tradisional
maka akan dikelola data tersebut
Ancaman
sehingga perusahaan mengetahui apa
1 Banyaknya pesaing dari perusahaan
saja yang menjadi hambatan pada sistem lain
penjualan yang selama ini terjadi 2 Jasa produk kurang memuaskan
penurunan nilai jual produk. Dengan 3 Harga relatif cukup terjangkau
melihat faktor-faktor yang terjadi pada 4 Keanaikan harga bahan baku
permasalahan diatas maka peneliti
mencoba membuat kuisioner dengan
menggunakan faktor-faktor diatas. Tabel 4.9 kriteria responden

Adapun daftar tabel kuisioner


No Usia Jumlah
Analisis SWOT sebagai berikut:
Tabel 4.7 Kuisioner Factor Internal 1 17 s/d 23 tahun 8 orang
Perusahaan 2 24 s/d 30 tahun 11 orang
NO Factor Internal Pernyataan
1 2 3 4 5 3 31 s/d 40 tahun 11 orang
Kekuatan
1 Hubungan yang
baik dengan SDM
2 Kemampuan
bersaing terhadap
harga dan kualitas
3 Mampu
memproduksi
berbagai kualitas
produk yang
bermutu
4 Kualitas produk
baik dan selalu
dipertahankan
5 Memiliki banyak
varian rasa
6 Tenaga kerja
terampil dan
berpengalaman

7
1. Uji Validitas apabila, r hitung < r tabel) sehingga
Dalam melakukan pengujian menghasilkan nilai TIDAK VALID.
validitas ini nilai r tabel didapat dari (n=
responden 30, α=5%) yang memiliki Case Processing Summary
nilai 0,361 dan menjelaskan bahwa (r
Positif apabila, r hitung > rtabel) N %
sehingga menghasilkan nilai VALID. Cases Valid 30 100.0
Begitupun sebaliknya (r Negatif
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0

Tabel 4.10 Hasil Penelitian Uji a. Listwise deletion based on all variables in the
Validitas procedure.
Korela Nilai Nilai Keterangan Kesi
si Kore r mpul Reliability Statistics
antara lasi tabel an
(r) (n=3 Cronbach's Alpha N of Items
0,α=
5%) .938 21
Item 0,64 r Positif, Valid
No.1 1 rhitung>rtabel adalah ”positif” dan”lebih besar atau
Item 0,37 r Positif, Valid sama dengan r tabel”.
No.2 9 rhitung>rtabel
Item 0,45 r negatif, Valid
No.3 2 rhitung<rtabel 2. Uji Reliabilitas
Item 0,87 r Positif, Valid Pada pembahasan ini mengenai Uji
No.4 7 rhitung>rtabel Reliabilitas peneliti melakukan
Item 0,85 r Positif, Valid penelitian dengan menggunakan
No.5 6 rhitung>rtabel
Software SPSS 18. Uji Reliabilitas
Item 0,83 r Positif, Valid
No.6 5 rhitung>rtabel digunakan untuk mengetahui apakah
Item 0,82 r Positif, Valid hasil angket/kuisioner dapat memenuhi
No.7 1 rhitung>rtabel kriteria dalam tingkat reliabilitas yang
Item 0,65 r Positif, Valid baik.
No.8 3 rhitung>rtabel
Item 0,47 r Positif, Valid
No.9 6 rhitung>rtabel Menurut Sekaran (1992), reliabilitas
Item 0,74 r Positif, Valid kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
No. 10 4 rhitung>rtabel sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas
0,36
Item 0,73 r Positif, Valid 0,8 adalah baik. Dapat diketahui nilai
1
No. 11 3 rhitung>rtabel
Item 0,63 r Positif, Valid Cronbach’s Alpha untuk variabel
No. 12 7 rhitung>rtabel kuisioner sebesar 0,938. Karena nilai
Item 0,47 r Positif, Valid lebih dari 0,6 maka dapat di simpulkan
No. 13 9 rhitung>rtabel bahwa instrumen penelitian telah
Item 0,85 r Positif, Valid
No. 14 6 rhitung>rtabel
reliabel. Maka hasil data
Item 0,76 r Positif, Valid angket/kuisioner memiliki tingkat
No. 15 3 rhitung>rtabel reliabilitas yang baik, atau dengan kata
Item 0,69 r Positif, Valid lain data hasil angket dapat dipercaya.
No. 16 9 rhitung>rtabel
Item 0,68 r Positif, Valid
No. 17 5 rhitung>rtabel
Item 0,67 r Positif, Valid 3. Perhitungan Bobot dan Rating Internal
No. 18 2 rhitung>rtabel Faktor dan Eksternal Faktor
Item 0,62 r Positif, Valid Pada perhitungan ini peneliti
No. 19 2 rhitung>rtabel
melakukan perhitungan bobot dan rating
Item 0,75 r Positif, Valid
No. 20 0 rhitung>rtabel dengan metode TOWS MATRIX.
Item 0,80 r Positif, Valid Langkah pertama yang dilakukan adalah
No. 21 5 rhitung>rtabel menentukan bobot, rating dan score.
Langkah kedua menjumlahkan bobot
Dalam pengolahan Uji Validitas kekuatan dan bobot kelemahan.
ini peneliti melakukan pengujian Langkah ketiga adalah menentukan
dengan 21 item instrument kuisioner rating. Rating adalah analisis kita
dan 30 orang responden. Suatu item terhadap kemungkinan yang terjadi
instrumen valid jika nilai korelasinya dalam jangka pendek (misalnya 1 tahun
kedepan). Nilai rating variabel

8
kelemahan diberi nilai 1 sampai 4. Tabel 4.11 Perhitungan Internal Factor
Diberi nilai 1 kalau indikator tersebut N Kekuatan Bob Rela Rati Score
semakin banyak kelemahannya o ot tif ng
dibandingkan pesaing utama. 1 Hubungan yang baik 4.2 0.09 3.0 0.28
dengan SDM 5
Sebaliknya diberi nilai 4 kalau 2 Kemampuan bersaing 4.2 0.09 3.6 0.34
kelemahan indikator tersebut semakin thd harga kualitas 5
menurun dibanding pesaing utama pada 3 Mampu memproduksi 4.6 0.10 3.4 0.36
tahun depan. Artinya pemberian nilai berbagai kualitas 6
produk yang bermutu
rating untuk variabel kelemahan atau
4 Kualitas produk baik 4.2 0.09 4.0 0.38
variabel ancaman berkebalikan dengan dan dipertahankan 5
pemberian nilai rating untuk variabel 5 Memiliki banyak 3.8 0.08 3.4 0.29
kekuatan dan variabel peluang. varian rasa 8
6 Tenaga kerja terampil 4.2 0.09 3.2 0.30
dan berpengalaman 6
Begitu juga total nilai score untuk Total 25.2 0.57 1.95
faktor eksternal. Semakin total nilai 5
score mendekati 1, semakin banyak N Kelemahan Bob Rela Rati Score
ancamannya dibandingkan dengan o ot tif ng
peluang. Sedangkan apabila total nilai 1 Kurangnya agresif 2.8 0.06 1.0 0.06
score mendekati 4, artinya semakin dalam penjualan 3
2 Minimnya tenaga 4.0 0.09 1.6 0.14
banyak peluang dibandingkan ancaman. kerja operator 1
Adapun hasil perhitungan tersebut 3 Kurangnya fasilitas 3.8 0.08 1.6 0.13
adalah sebagai berikut: 4 Pelayanan kurang 3.2 0.07 1.2 0.08
memuaskan 3
Tidak ada inovasi 2.6 0.06 2.0 0.12
5 produk 0
6 Teknologi yang 2.2 0.05 1.6 0.08
digunakan standar 2
Total 18.6 0.42 0.61
5
Total Bobot x Score 43.8 1.00 2.56
untuk Internal Factor 0

Tabel 4.12 Perhitungan Eksternal Factor


N Peluang Bob Rela Rati Score
o ot tif ng
1 Cita rasa makanan 4.4 0.13 3.2 0.42
yang kuat 4
2 Tempat perusahaan 4.6 0.14 2.8 0.39
yang strategis 0
3 Permintaan relatif 4.0 0.12 2.4 0.29
tinggi dibandingkan 1
dengan penawaran
4 Memiliki khas 4.4 0.13 3.8 0.50
makanan daerah 4
tradisional
5 Kebutuhan 3.8 0.11 2.6 0.30
masyarakat akan 6
makanan khas
tradisional
Total 21.2 0.64 1.90
5
N Ancaman Bob Rela Rati Score
o ot tif ng
1 Banyaknya pesaing 4.0 0.12 3.2 0.38
dari perusahaan lain 1
2 Jasa produk kurang 3.0 0.09 1.4 0.12
memuaskan 2
3 Harga relatif cukup 2.4 0.07 1.8 0.13
terjangkau 4
4 Kenaikan harga 2.2 0.06 2.4 0.16
bahan baku 8
Total 11.6 0.36 0.79
Total Bobot x Score 32.8 1.00 2.69
‘’ untuk External Factor 0

9
4. Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)
Tabel 4.13 (IFAS)
Faktor-faktor Strategi Bobot Rating Bobot Komentar
Internal x
Rating
Kekuatan
1. Hubungan yang 0.095 3.0 0.28 Harus selalu
baik dengan SDM 0.095 3.6 0.34 dijaga
2. Kemampuan 0.106 3.4 0.36 Ditingkatkan
bersaing terhadap lagi
harga dan kualitas 0.095 4.0 0.38 Diprioritaskan
3. Mampu 0.088 3.4 0.29
memproduksi 0.096 3.2 0.30 Harus selalu
berbagai kualitas dipertahankan
produk Harus selalu
yang bermutu dipertahankan
4. Kualitas produk Harus selalu
baik dan selalu dipertahankan
dipertahankan
5. Memiliki banyak
varian rasa
6. Tenaga kerja
terampil dan
berpengalaman
SUBTOTAL 0.575 1.95
Kelemahan
1. Kurangnya 0.063 1.0 0.06 Meningkatkan
agresif dalam 0.091 1.6 0.14 jaringan pasar
penjualan 0.086 1.6 0.13 Menambahkan
2. Minimnya tenaga 0.073 1.2 0.08 tenaga kerja
kerja operator 0.060 2.0 0.12 Melengkapi
3. Kurangnya 0.052 1.6 0.08 fasilitas
fasilitas Memberikan
4. Pelayanan kurang pelayanan
memuaskan yang semakin
5. Tidak ada inovasi hari semakin
produk baik.
6. Teknologi yang Berusaha
digunakan standar menciptakan
suatu produk
yang sesuai
kebutuhan
konsumen
Memanfaatkan
teknologi yang
ada.
SUBTOTAL 0.425 0.61
Total 1.000 2.56

Pada table diatas tentang analisis


IFAS menjelaskan bahwa dalam segi
kekuatan memiliki 6 point, sedangkan dan dengan itu maka perusahaan
dalam segi kelemahan memiliki 6 point mencoba untuk selalu mempertahankan
dimana dalam hal ini perusahaaan kualitas produk. Sedangkan dalam faktor
mencoba untuk mengetahui apa saja kelemahan dalam analisis IFAS ini yang
yang terjadi pada perusahaan. Dalam paling besar tingkat kelemahannya
faktor kekuatan dalam analisis IFAS ini adalah minimnya tenaga kerja operator,
mendapatkan nilai paling besar adalah dengan nilai score 0, 14 dan dengan itu
kualitas produk baik dan selalu maka perusahaan mencoba untuk
dipertahankan, dengan nilai score 0,38 menambahkan tenaga kerja.

10
7. Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS)
Tabel 4.14 (EFAS)
Faktor-faktor Strategi Bobot Rating Bobot Komentar
Internal x
Rating
Peluang
1. Cita rasa 0.134 3.2 0.42 Harus selalu
makanan yang 0.140 2.8 0.39 dipertahankan
kuat 0.121 2.4 0.29 Memanfaatkan
2. Tempat tempat yang
perusahaan yang 0.134 3.8 0.50 strategis.
strategis Harus selalu
3. Permintaan 0.116 2.6 0.30 dipertahankan
relatif tinggi
dibandingkan Harus selalu
dengan dipertahankan
penawaran
4. Memiliki ciri Harus selalu
khas makanan dipertahankan
daerah
tradisional
5. Kebutuhan
masyarakat akan
makanan khas
tradisional
SUBTOTAL 0.645 1.90
Ancaman
1. Banyaknya 0.121 3.2 0.38 Melakukan inovasi
pesaing dari produk
perusahaan lain 0.092 1.4 0.12
2. Jasa produk 0.074 1.8 0.13 Melakukan
kurang 0.068 2.4 0.16 perbaikan thd suatu
memuaskan produk
3. Harga relatif Membuat kualitas
cukup bermutu dan harga
terjangkau relatif terjangkau
4. Kenaikan harga Menaikan harga
bahan baku produk

SUBTOTAL 0.355 0.79


Total 1.000 2.69

Pada table diatas tentang analisis 8. Analisis Penelitian


EFAS menjelaskan bahwa dalam segi () Tahap Analisis
peluang memiliki 5 point, sedangkan Dalam menganalisis data
dalam segi ancaman memiliki 4 point digunakan teknik deskriptif kualitatif
dimana dalam hal ini perusahaaan guna menjawab perumusan
mencoba untuk mengetahui apa saja permasalahan mengenai apa saja yang
yang terjadi pada perusahaan. Dalam menjadi kekuatan dan kelemahan yang
faktor peluang dalam analisis EFAS ini ada pada objek penelitian dan apa saja
mendapatkan nilai paling besar adalah yang menjadi peluang dan ancaman dari
Memiliki ciri khas makanan daerah luar yang harus dihadapinya. Dalam
tradisional, dengan nilai score 0,50 dan penelitian dilakukan identifikasi
dengan itu maka perusahaan mencoba variable-variabel yang merupakan
untuk selalu mempertahankan ciri khas kekuatan dan peluang yang kemudian
makanan tradisional tersebut. Sedangkan digunakan skala likert atas lima tingkat
dalam faktor Ancaman dalam analisis yang terdiri dari: Sangat baik (5), Baik
EFAS ini yang paling besar tingkat (4), Cukup baik (3), Kurang baik (2),
ancamannya adalah banyaknya pesaing dan Tidak baik (1), berupa Skala
dari perusahaan lain, dengan nilai score Likert Keunggulan dan Peluang.
0, 38 dan dengan itu maka perusahaan Kemudian penelitian dilanjutkan
mencoba untuk melakukan inovasi dengan identifikasi variable-variabel
produk. yang merupakan kelemahan dan
ancaman dari luar yang kemudian
digunakan skala likert atas lima tingkat

11
yang terdiri dari: Sangat berat (=5), perusahaan berusaha menggunakan
Berat (=4), Cukup berat (=3), Kurang kekuatan untuk mengatasi ancaman
berat (=2), dan Tidak berat (=1), berupa dengan total 2,74. Dan pada tahap
Skala Likert Tantangan dan (WT) perusahaan berusaha
Ancaman.Analisis SWOT ini adalah meminimalkan kelemahan untuk
membandingkan antara faktor eksternal, menghindari ancaman dengan total
berupa Peluang (opportunities) dan 1,40.
Ancaman (threats) dengan faktor b. Strategi Matriks SWOT
internal, yang berupa Kekuatan Perusahaan
(strengths) dan Kelemahan Adapun strategi yang harus
(weaknesses). Selanjutnya, nilai rata- dilakukan perusahaan dalam
rata masing-masing faktor positif menentukan Strength, Weakness,
dibandingkan dengan faktor negatif baik Opportunity dan Threats adalah
di lingkungan internal maupun strategi Matriks SWOT. Matriks
lingkungan eksternal. Dan Hasil dari SWOT adalah alat untuk
perhitungan tersebut, dituangkan dalam mencocokan yang penting dalam
diagram Cartesius. membantu manager
mengembangkan 4 tipe strategi ,
yaitu: strategi SO, Strategi WO
Pada tahap ini peneliti melakukan ,Strategi WT, Strategi ST. Analisa
beberapa tahap dalam melakukan SWOT matriks adalah analisa yang
Analisis Penelitian yang pertama didasarkan pada analisa SWOT.
adalah: Adapun matriksnya tergambar
a. Analisis SO, WO, ST, WT sebagai berikut.
Perusahaan
Tabel 4.15 Tabel 4.16 Matriks SWOT
Strength (S) Weakness Strength (S) Weakness
(W) (W)
Opportunity Strategi (SO) Strategi (WO) 1. Hubungan yang 1. Kurangnya
(O) Menggunakan Meminimalkan baik dengan SDM agresif dalam
Strength Weakness 2. Kemampuan penjualan
(kekuatan) (Kelemahan) bersaing terhadap 2. Minimnya
untuk untuk harga dan kualitas tenaga kerja
memanfaatkan memanfaatkan 3. Mampu operator
Opportunity Opportunity memproduksi 3. Kurangnya
(Peluang) (Peluang) berbagai kualitas fasilitas
= 1,95+1,90 = = 0,61+1,90 produk yang 4. Pelayanan
3,85 =2,51 bermutu kurang
Threats (T) Strategi (ST) Strategi (WT) 4. Kualitas produk memuaskan
Menggunakan Meminimalkan baik dan selalu 5. Tidak ada
Strength Weakness dipertahankan inovasi produk
(Kekuatan) (Kelemahan) 5. Memiliki banyak 6. Teknologi
untuk untuk varian rasa yang
mengatasi menghindari 6. Tenaga kerja digunakan
Threats Threats terampil dan standar
(Ancaman) (Ancaman) berpengalaman
= 1,95+0,79 = = 0,61+0,79 = Opportunity (O) Threats (T)
2,74 1,40 1. Cita rasa makanan yang 1. Banyaknya
Pada gambar diatas kuat pesaing dari
2. Tempat perusahaan yang perusahaan
menjelaskan bahwa ada beberapa
strategis lain
strategi yang telah ditetapkan 3. Permintaan relatif tinggi 2. Jasa produk
seperti: Strategi (SO), Strategi dibandingkan dengan kurang
(WO), Strategi (ST) dan Strategi penawaran memuaskan
4. Memiliki ciri khas makanan 3. Harga relatif
(WT). Pada tahap (SO) perusahaan
daerah tradisional cukup
berusaha untuk menggunakan 5. Kebutuhan masyarakat akan terjangkau
kekuatan untuk memanfaatkan makanan khas tradisional 4. Kenaikan
peluang dengan total 3,85. harga bahan
baku
Begitupun pada tahap (WO)
perusahaan berusaha
meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang dengan total
2,51. Selanjutnya pada tahap (ST)

12
c. Hasil Analisis Kondisi 1.34 dan nilai Opportunity diatas
Perusahaan nilai Threat selisih (+) 1.11. Dari
Analisis menunjukkan bahwa hasil identifikasi faktor–faktor
untuk faktor-faktor Strength: 1,95, tersebut maka dapat digambarkan
Weakness: 0,61, Selanjutnya dalam Diagram SWOT, dapat
Opportunity: 1.90 dan Threat: 0.79. dilihat pada gambar di bawah ini:
Maka diketahui nilai Strength
diatas nilai Weakness selisih (+)

Peluang (1,90)

III. Turn Around I. Growth

1,11

Kelemahan (0,61) Kekuatan (1,95)

0 1,34

IV. Defence II. Diversifikasi

Ancaman (0,79)

Gambar 4.3 Diagram Cartesius

Dari gambar diagram cartesius Indonesia itu sendiri. Untuk


diatas, sangat jelas menunjukkan Targetting, Targetting
bahwa IND.TRADISIONAL JAYA memfokuskan produknya kepada
telah berada pada jalur yang tepat masyarakat yang masih mau
dengan terus melakukan strategi merakyat dan tetap menyukai
pengembangan (growth) yang dapat produknya.
meningkatkan penjualan. b. Strategi produk yang digunakan
ITJ adalah memberikan beberapa
V PENUTUP varian untuk ukuran dan kuantitas
A. Kesimpulan dari setiap produk mereka. Mereka
Berdasarkan hasil penelitian dapat menggunakan bahan baku yang
disimpulkan bahwa kondisi perusahaan berkualitas cukup baik dan tidak
adalah dalam masa pertumbuhan sehingga berbahaya. ITJ sangat menjaga
ITJ melakukan strategi pengembangan loyalitas pelanggannya. ITJ juga
(growth) yang dapat meningkatkan menerima kritik dan saran yang
penjualan. ditunjukan untuk mereka agar
1. Strategi pemasaran yang dijalankan ITJ mereka dapat memberikan yang
digambarkan sebagai berikut: terbaik kepada pelanggannya yang
a. Segmenting, Targeting, dan kebanyakan adalah masyarakat
Positioning (STP) ITJ mengacu golongan menengah ke bawah.
pada segmentasi geografis pada c. Strategi harga yang diterapkan
daerah Jabotabek, segmentasi ITJ adalah dengan menawarkan
demografisnya adalah masyarakat beberapa macam range harga
yang ada di kelas sosial bawah untuk varian ukuran produk
hingga atas. Sedangkan untuk mereka. Harga yang ditawarkan
segmentasi psikografisnya adalah bervariasi dan sangat terjangkau.
mengatasi gaya hidup masyarakat d. Strategi pendistribusian ITJ
yang semakin modern dan tergolong cukup sederhana. ITJ
semakin meninggalkan khas dari hanya menyebarkan produk

13
mereka melalui sales yang yang besar dan terdapat begitu
datang ke tempat mereka untuk banyak peluang yang dapat
disebarkan kepada agen dan dimanfaatkan. Oleh karena itu,
konsumen. Atau bisa juga melalui strategi korporasi yang dapat
sistem online penjualan. diterapkan oleh ITJ adalah
e. Strategi promosi ITJ sangat strategi pertumbuhan.
sederhana. ITJ hanya memakai
promosi tradisional berupa mouth ITJ memperoleh
to mouth dari konsumen dan kekuatan yang lebih besar dari
distributor mereka. pada kelemahannya. Untuk
2. Melalui informasi yang ada diatas, analisa Oportunities didapat hasil
dilakukan beberapa analisa yang dirasa sebesar 1,90 yang artinya
mampu untuk menganalisa dan perusahaan mempunyai banyak
menghasilkan saran untuk perbaikan peluang yang dapat dimanfaatkan
strategi. Analisa tersebut antara lain: untuk merumuskan strategi
• Analisa SWOT yang membahas perusahaan agar dapat
apa saja kekuatan, kelemahan, menghindar dari ancaman yang
peluang, dan ancaman pada ITJ ada. Grand Strategy Matrix
dari hasil analisa tersebut, merupakan kesimpulan yang di
didapatkan bahwa ITJ memiliki 6 dapat dari hasil analisa SWOT
point kekuatan, 6 point kelemahan, sampai kepada matriks IE, yaitu
5 point peluang dan 4 point dimana ITJ memiliki kekuatan
ancaman. Setelah dilakukan yang besar dan terdapat begitu
analisa, ITJ dapat menjalankan banyak peluang yang dapat
strategi SW yaitu mempertahankan dimanfaatkan. Oleh karena itu,
kredibilitas dan loyalitas strategi korporasi yang dapat
pelanggganya. ITJ juga harus dapat diterapkan oleh ITJ adalah
tetap menjaga hubungan yang strategi pertumbuhan.
sudah terjalin dengan para
pemasoknya. Selain itu, ITJ juga B. Saran
dapat menambabah wilayah Untuk menjawab kesimpulan yang
penyebaran produknya. ada dan memecahkan permasalahan
yang ada, maka ada beberapa saran
• Analisa IFAS-EFAS yang yang dapat diterapkan ITJ :
merupakan lanjutan dari analisa • Untuk lingkungan makro yang
SWOT. Analisa IFAS- EFAS berhubungan dengan ekonomi,
menghasilkan bobot dan rating politik dan hukum, ITJ saat ini
untuk menghitung analisa matriks sudah mulai bisa untuk
SWOT dan matriks IE. Untuk menumbuhkembangkan usahanya.
analisa IFAS-EFAS, ITJ memiliki Hal tersebut di dukung dengan
kekuatan internal sebesar 2,56 dan semakin membaiknya
kekuatan eksternal sebesar 2,69. perekonomian Indonesia dan dunia
yang ditambah dengan Pemilu
ITJ memperoleh kekuatan yang 2014 yang sudah dilaksanakan
lebih besar dari pada dengan baik. Apalagi saat ini
kelemahannya. Untuk analisa pemerintah mulai memperhatikan
Oportunities didapat hasil Usaha Kecil Menengah seperti ITJ.
sebesar 1,90 yang artinya • Mengenai masalah lingkungan
perusahaan mempunyai banyak sosial budaya, ITJ harus mampu
peluang yang dapat dimanfaatkan memasarkan dan mempromosikan
untuk merumuskan strategi produk mereka dengan wajah dan
perusahaan agar dapat image baru sehingga dapat
menghindar dari ancaman yang menarik perhatian masyarakat
ada. Grand Strategy Matrix secara keseluruhan. ITJ juga dapat
merupakan kesimpulan yang di menciptakan varian produk baru
dapat dari hasil analisa SWOT yang lebih sesuai dengan gaya
sampai kepada matriks IE, yaitu hidup masa kini.
dimana ITJ memiliki kekuatan • ITJ harus mampu mengantisipasi

14
perubahan perilaku konsumennya Azwar (1986) Uji Validitas dan Uji
dan tetap menjaga hubungan Reliabilitas (internet)
yang baik dengan para
pemasoknya. ITJ juga harus dapat
Ujang Sumarwan (2009) Pemasaran
membaca peluang yang ada untuk Strategik, strategi untuk pertumbuhan
berkembang dan bersaing dengan perusahaan dalam menciptakan nilai
para pesaingnya. bagi pemegang saham.Penerbit Inti
• Dalam hal promosi, ITJ harus Prima.
mampu melihat peluang yang
ada. Promosi bisa dilakuakan
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri
melalui internet, pamflet, (2012) Manajemen Pemasaran. Raja
pembukaan stand pada festival Grafindo Persada.
makanan atau bazaar. Ali Hasan (2013) Marketing, dan Kasus-
kasus Pilihan. PT Buku Seru
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Bervolume
Kotler dan Amstrong. (2003). Marketing Suhartini : Maret 2012 yang berjudul “
Management.11th Edition Pearson Analisa SWOT Dalam Menentukan
education, Inc New Jersey. (Internet). Strategi Pemasaran Pada Perusahaan”.
Kotler, Philip. (2005). Marketing Ratih Puspitasari dan Aan Soelehan yang
Management. 12th Edition Jilid 1. berjudul “Meningkatkan Volume
New Jersey, Prentice Hall. Penjualan Melalui Strategi Penetapan
Kotler dan Keller. (2006) Manajemen Harga”.
Pemasaran 12th Edition Jilid 2 Upper Suwarni Fakultas Ekonomi Universitas
Saddle River, New Jersey. Negeri Malang : 2009 yang berjudul
Kotler dan Keller. (2007). Manajemen “Marketing Mix Strategy Dalam
Pemasaran 13th Edition Jilid 1Inc Meningkatkan Volume Penjualan”.
New Jersey. Lydia Goenadhi: juni 2013 yang berjudul
Rangkuti Freddy. (1999). Analisis SWOT “ Strategi Pemasaran Untuk
: Teknik Membedahkan Kasus Bisnis- Meningkatan Volume Penjualan
Reorintansi Konsep Perencanaan Apartemen di Tower II Pada PT.
Strategi Untuk Menghadapi Abad 21. Banua Anugerah Sejahtera di
PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kalimantan Selatan.
Rangkuti Freedy. (2006). Analisis SWOT
: Teknik Membedah Kasus Bisnis- Skripsi
Cara Perhitungan Bobot, Rating, dan Eni Dewi Saputri : 2011 yang berjudul
OCAI. “Perancangan Strategi Pengembangan
Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Usaha Dengan Metode SWOT
Bisnis, Bandung: Analysis Diperusahaan Abon
CV.Alphabeta.(Internet). Diamond Ampel Boyolali’’.
Sugiyono. (2006). Statistika Untuk
Penelitian. CV.Alfabeta,
Bandung.(Internet).
Priyatno Dwi (2012) Cara Kilat Belajar
Analisis Data dengan SPSS 20
Fred R. David. (2006). Strategi
Manajement, Manajemen Strategis.
Konsep. Edisi 12. Penerbit: Salemba
Empat.

15
16
17

17

You might also like