Professional Documents
Culture Documents
HADI CAHYONO
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
hadicahyono0@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
konsentrasi belajar mata pelajaran PPKn pada siswa MTs Muhammadiyah 1
Ponorogo.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Kajian
dipusatkan pada analisis faktor-faktor konsentrasi belajar PPKn siswa MTs
Muhammadiyah I Ponorogo. Dari analisis tersebut kemudian akan dicari akar
penyebab dari konsentrasi belajar tiap faktor-faktornya. Responden yang dipilih
yaitu siswa yang benar-benar mengalami kesulitan belajar PPKn. Metode
pengumpulan data dengan teknik wawancara dan observasi. Analisis data
menggunakan pola azas penelitian kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dipaparkan factor-faktor konsentrasi
belajar siswa antara lain: 1).Faktor Lingkungan, yaitu Lingkungan dapat
mempengaruhi kemampuan dalam berkonsentrasi, kita akan dapat
memaksimalkan kemampuan konsentrasi. 2).Faktor Modalitas, yaitu
modalitas belajar yang menentukan siswa dapat memproses setiap
informasi yang diterima. 3). Faktor Pergaulan yaitu, pergaulan juga dapat
mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran, perilaku dan pergaulan
mereka, dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yang dipengaruhi juga
oleh beberapa faktor, seperti faktor teknologi yang berkembang saat ini
contohnya televisi, internet. 4). Faktor Psikologi yaitu, faktor psikologi juga
dapat mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku siswa dalam
berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah dalam lingkungan
sekitar dan keluarga, hal ini tentunya akan mempengaruhi psikologi siswa,
karena siswa akan kehilangan semangat dan motivasi belajar mereka,
tentunya akan berpengaruh juga terhadap tingkat konsentrasi siswa yang
akan semakin menurun.
Dengan demikian diharapkan guru dapat menciptakan suasana belajar
yang lebih kondusif. Masyarakat juga harus berupaya untuk menciptakan
lingkungan yang aman dan nyaman bagi siswa sehingga kegiatan pembelajaran
dapat berjalan dengan baik. Keluarga juga harus berupaya untuk memotivasi
siswa dengan melakukan pendampingan dan pengawasan sehingga siswa lebih
bersemangat belajar yang implikasinya pada konsentrasi belajar siswa.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan salah satu
mata pelajaran yang wajib diberikan kepada siswa. Mata pelajaran PPKn
memberikan kontribusi yang besar bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa
dan bernegara. Pondasi utama kehidupan berbangsa dan bernegara dilahirkan dari
penyampaian ideologi bangsa yang bersumber dari Pancasila yang terintegrasi
dalam mata pelajaran PPKn sehingga mata pelajaran PPKn menjadi mata
pelajaran pokok dan utama dalam sekolah TK sampai perguruan tinggi bahkan
sampai pada tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Prestasi belajar bukan sesuatu yang berdiri sendiri, artinya prestasi belajar
merupakan hasil akumulasi dari berbagai pengaruh yang mempengaruhi
siswa. Pengaruh tersebut bisa datang dari luar (faktor external) dan bisa datang
dari dalam siswa itu sendiri (factor internal). Faktor dari luar meliputi lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sedangkan factor dari
dalam diri siswa meliputi: kecerdasan, minat, bakat/bekal kemampuan/input,
motif,dan kesehatan serta cara belajar (Kartono, 1985: 1-5).
Keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pertama dan utama dalam
pembelajaran tetapi juga sebagai tempat pencanangan hidup pertama kali atau
pondasi awal (blueprint) yang akan mempunyai pengaruh yang luarbiasa
terhadap kehidupan anak dimasa datang. Apa yang didapat anak dalam keluarga
saat ini, akan memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam ikut membentuk
karakter anak dimasa mendatang. Disamping itu, keluarga merupakan masyarakat
kecil yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap pembentukan karakter dan
prestasi belajar anak (Tu’u, 2007: 80-81).
Konsentrasi dalam belajar merupakan suatu hal yang tidak boleh dianggap
remeh dalam proses pembelajaran. Hal ini berkaitan erat dengan proses
pembelajaran yang memang membutuhkan konsentrasi sehingga materi yang
disampaikan kepada siswa dapat diserap dengan baik. Dengan konsentrasi yang
baik oleh siswa, maka peneliti berasumsi bahwa siswa akan lebih mudah dalam
menerima dan memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belajar
Menurut Skinner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 9) bahwa
belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi
lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Chaplin
(dalam Syah, 2012: 65) menyatakan bahwa belajar merupakan perolehan
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan
pengalaman satu situasi ke situasi lain.
Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut:
1. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar,
2. Respons si belajar, dan
3. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjai
pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi,
perilaku respons si pebelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku
respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman.
Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori kondisioning operan
sebagai berikut:
1. Kesatu, mempelajari keadaan kelas. Guru mencari dan menemukan
perilaku siswa yang positif dan negatif. Perilaku positif akan diperkuat dan
perilaku negative diperlemah atau dikurangi.
2. Kedua, membuat daftar penguat positif. Guru mencari perilaku yang lebih
disukai oleh siswa, perilaku yang kena hukuman, dan kegiatan luar seklah
yang dapat dijadikan penguat.
3. Ketiga, memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta
jenis penguatnya.
4. Keempat, membuat program pembelajaran. Program pembelajaran ini
berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari
perilaku, dan evaluasi. Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru
mencatat perilaku dan penguat yang berhasil dan tidak berhasil.
Ketidakberhasilan tersebut menjadi catatan penting bagi modifikasi
perilaku selanjutnya.
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”
3 Konsentrasi
A
2 Konsentrasi
B
1
0
10 20 30 40 50
1. Individu akan lebih mudah dan cepat menguasai materi ajar yang disajikan.
2. Dapat dipastikan bahwa individu yang konsentrasi dalam belajar sebenarnya
ia juga sedang aktif. Jadi konsentrasi juga dapat dijadikan suatu tanda
bahwa individu tersebut sedang aktif belajar.
3. Menambah semangat/motivasi bagi individu untuk lebih aktif beraktifitas
dalam belajar.
4. Memudahkan pengajar dalam melaksanakan proses pembelajaran.
5. Suasana belajar menjadi semakin kondusif.
6. Memudahkan individu mendapatkan pengalaman yang baru.
7. Munculnya hal-hal yang positif (misalnya tidak mau menghayal) dalam diri
individu.
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan
pendekatan kualitatif. Menurut Moleong, (2007:5) penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang menggunakan latar ilmiah dengan maksud menafsirkan fenomena
yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
Bogdan dan Taylor (dalam Andi Prastowo, 2011: 22) mengemukakan bahwa
metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati. Penelitian kualitatif menekankan pada proses, bukan untuk menguji
teori atau hipotesis.Tujuan dari penelitian kualitatif ini yaitu: (1) menemukan pola
hubungan yang bersifat interaktif; (2) mengembangkan realitas yang kompleks;
(3) memperoleh pemahaman. Jadi, peneliti ingin mengkaji keadaan nyata
mengenai factor-faktor konsentrasi belajar siswa MTs Muhammadiyah I
Ponorogo dalam mempelajari mata pelajaran PPKn.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan berupa kuesioner terbuka ini
berupa daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis dan yang akan ditanyakan
secara langsung kepada siswa MTs Muhammadiyah I Ponorogo untuk
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”
memperoleh jawaban yang mendalam dan detail dari siswa tentang permasalahan
dan kesulitan yang dihadapi siswa.
Kuesioner dibagikan kepada siswa kelas VII sampai IX MTs
Muhammadiyah I Ponorogo. Penyebaran angket yang dilakukan adalah secara
acak, hal ini disebabkan agar memperoleh data yang valid dan lengkap. Kuesioner
yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 10 pertanyaan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi konsentrasi siswa pada pembelajaran PPKn, antara lain
faktor lingkungan, faktor modalitas belajar, faktor pergaulan, dan faktor psikologi.
Dari jawaban responden, dapat disimpulkan bahwa siswa sulit
berkonsentrasi jika kurang perhatian dari orang tua. Siswa yang kurang mendapat
perhatian dari orang tua tentu saja memiliki semangat belajar yang berbeda
dengan siswa yang mendapat cukup perhatian dari orang tua. Hal ini juga dapat
mempengaruhi konsentrasi belajar siswa.
1.2 Uraian Pembahasan
Berdasarkan analisis pembahasan, maka uraian pembahasan sebagai berikut:
1. Faktor Lingkungan
Lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan dalam
berkonsentrasi, kita akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi.
Jika kita dapat mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap
konsentrasi, kita mampu menggunakan kemampuan kita pada saat dan
suasana yang tepat.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah
suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar.
1) Suara
Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap suara, ada yang
menyukai belajar sambil mendengarkan musik, belajar ditempat ramai,
dan bersama teman. Tetapi ada yang hanya dapat belajar ditempat yang
tenang tanpa suara, atau ada juga yang dapat belajar ditempat dalam
keadaan apapun.
2) Pencahayaan
Pencahayaan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya kurang
begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara, tetapi terdapat juga
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”
3) Temperatur.
Temperatur sama seperti faktor pencahayaan, merupakan faktor yang
pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara,
tetapi terdapat juga seseorang yang senang belajar ditempat dingin, atau
senang belajar ditempat yang hangat, dan juga senang belajar ditempat
dingin maupun hangat.
4) Desain Belajar.
Desain belajar merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh
juga, yaitu sebagai media atau sarana dalam belajar, seperti halnya
terdapat seseorang yang senang belajar ditempat santai sambil duduk di
kursi, sofa, tempat tidur, maupun di karpet. Cara tersebut merupakan
salah satu cara yang dapat membuat kita lebih dapat berkonsentrasi.
2. Modalitas Belajar
Modalitas belajar yang menentukan siswa dapat memproses setiap
informasi yang diterima. Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru
dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran di kelas akan
meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga hasil belajarnya pun
akan meningkat pula. Semakin banyak informasi yang diterima dan
diserap oleh siswa, maka kemampuan berkonsentrasi pun harus semakin
baik dan fokus dalam mengikuti setiap proses pembelajaran.
3. Pergaulan
Pergaulan juga dapat mempengaruhi siswa dalam menerima
pelajaran, perilaku dan pergaulan mereka, dapat mempengaruhi
konsentrasi belajar yang dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, seperti
faktor teknologi yang berkembang saat ini contohnya televisi, internet. Hal
ini sangat berpengaruh pada sikap dan perilaku siswa.
4. Psikologi
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”
DAFTAR PUSTAKA