You are on page 1of 10

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016

“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif


di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

Analisis Deskriptif Faktor-faktor Konsentrasi Belajar


Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

HADI CAHYONO
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
hadicahyono0@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
konsentrasi belajar mata pelajaran PPKn pada siswa MTs Muhammadiyah 1
Ponorogo.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Kajian
dipusatkan pada analisis faktor-faktor konsentrasi belajar PPKn siswa MTs
Muhammadiyah I Ponorogo. Dari analisis tersebut kemudian akan dicari akar
penyebab dari konsentrasi belajar tiap faktor-faktornya. Responden yang dipilih
yaitu siswa yang benar-benar mengalami kesulitan belajar PPKn. Metode
pengumpulan data dengan teknik wawancara dan observasi. Analisis data
menggunakan pola azas penelitian kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dipaparkan factor-faktor konsentrasi
belajar siswa antara lain: 1).Faktor Lingkungan, yaitu Lingkungan dapat
mempengaruhi kemampuan dalam berkonsentrasi, kita akan dapat
memaksimalkan kemampuan konsentrasi. 2).Faktor Modalitas, yaitu
modalitas belajar yang menentukan siswa dapat memproses setiap
informasi yang diterima. 3). Faktor Pergaulan yaitu, pergaulan juga dapat
mempengaruhi siswa dalam menerima pelajaran, perilaku dan pergaulan
mereka, dapat mempengaruhi konsentrasi belajar yang dipengaruhi juga
oleh beberapa faktor, seperti faktor teknologi yang berkembang saat ini
contohnya televisi, internet. 4). Faktor Psikologi yaitu, faktor psikologi juga
dapat mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku siswa dalam
berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah dalam lingkungan
sekitar dan keluarga, hal ini tentunya akan mempengaruhi psikologi siswa,
karena siswa akan kehilangan semangat dan motivasi belajar mereka,
tentunya akan berpengaruh juga terhadap tingkat konsentrasi siswa yang
akan semakin menurun.
Dengan demikian diharapkan guru dapat menciptakan suasana belajar
yang lebih kondusif. Masyarakat juga harus berupaya untuk menciptakan
lingkungan yang aman dan nyaman bagi siswa sehingga kegiatan pembelajaran
dapat berjalan dengan baik. Keluarga juga harus berupaya untuk memotivasi
siswa dengan melakukan pendampingan dan pengawasan sehingga siswa lebih
bersemangat belajar yang implikasinya pada konsentrasi belajar siswa.

Kata Kunci : Faktor-faktor, Konsentrasi Belajar


Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan salah satu
mata pelajaran yang wajib diberikan kepada siswa. Mata pelajaran PPKn
memberikan kontribusi yang besar bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa
dan bernegara. Pondasi utama kehidupan berbangsa dan bernegara dilahirkan dari
penyampaian ideologi bangsa yang bersumber dari Pancasila yang terintegrasi
dalam mata pelajaran PPKn sehingga mata pelajaran PPKn menjadi mata
pelajaran pokok dan utama dalam sekolah TK sampai perguruan tinggi bahkan
sampai pada tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Prestasi belajar bukan sesuatu yang berdiri sendiri, artinya prestasi belajar
merupakan hasil akumulasi dari berbagai pengaruh yang mempengaruhi
siswa. Pengaruh tersebut bisa datang dari luar (faktor external) dan bisa datang
dari dalam siswa itu sendiri (factor internal). Faktor dari luar meliputi lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sedangkan factor dari
dalam diri siswa meliputi: kecerdasan, minat, bakat/bekal kemampuan/input,
motif,dan kesehatan serta cara belajar (Kartono, 1985: 1-5).
Keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pertama dan utama dalam
pembelajaran tetapi juga sebagai tempat pencanangan hidup pertama kali atau
pondasi awal (blueprint) yang akan mempunyai pengaruh yang luarbiasa
terhadap kehidupan anak dimasa datang. Apa yang didapat anak dalam keluarga
saat ini, akan memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam ikut membentuk
karakter anak dimasa mendatang. Disamping itu, keluarga merupakan masyarakat
kecil yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap pembentukan karakter dan
prestasi belajar anak (Tu’u, 2007: 80-81).
Konsentrasi dalam belajar merupakan suatu hal yang tidak boleh dianggap
remeh dalam proses pembelajaran. Hal ini berkaitan erat dengan proses
pembelajaran yang memang membutuhkan konsentrasi sehingga materi yang
disampaikan kepada siswa dapat diserap dengan baik. Dengan konsentrasi yang
baik oleh siswa, maka peneliti berasumsi bahwa siswa akan lebih mudah dalam
menerima dan memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Belajar
Menurut Skinner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 9) bahwa
belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi
lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Chaplin
(dalam Syah, 2012: 65) menyatakan bahwa belajar merupakan perolehan
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan
pengalaman satu situasi ke situasi lain.
Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut:
1. Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pebelajar,
2. Respons si belajar, dan
3. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respons tersebut. Pemerkuat terjai
pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi,
perilaku respons si pebelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku
respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman.
Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori kondisioning operan
sebagai berikut:
1. Kesatu, mempelajari keadaan kelas. Guru mencari dan menemukan
perilaku siswa yang positif dan negatif. Perilaku positif akan diperkuat dan
perilaku negative diperlemah atau dikurangi.
2. Kedua, membuat daftar penguat positif. Guru mencari perilaku yang lebih
disukai oleh siswa, perilaku yang kena hukuman, dan kegiatan luar seklah
yang dapat dijadikan penguat.
3. Ketiga, memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta
jenis penguatnya.
4. Keempat, membuat program pembelajaran. Program pembelajaran ini
berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari
perilaku, dan evaluasi. Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru
mencatat perilaku dan penguat yang berhasil dan tidak berhasil.
Ketidakberhasilan tersebut menjadi catatan penting bagi modifikasi
perilaku selanjutnya.
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

Sedangkan Slameto (dalam Djamarah, 2008:13) merumuskan bahwa


belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut
Gagne (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 10) berpendapat bahwa belajar
merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas, artinya
setelah belajar orang memiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan
tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman yang kompleks sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungan.
2.2 Konsentrasi Belajar
Setiap siswa yang sedang menuntut ilmu harus konsentrasi dalam
belajarnya, karena tanpa konsentrasi tidak mungkin berhasil menguasai pelajaran.
JF. Tahalele (1978: 20) menyatakan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan
pikiran terhadap suatu mata pelajaran dan bukan hal hal lain yang tidak
berhubungan dengan pelajaran. Konsentrasi yang tinggi akan membuahkan hasil
belajar yang diinginkan. Dalam kenyataanya ada siswa yang memiliki
kemampuan konsentrasi yang besar dan untuk waktu yang lama, sebaliknya ada
siswa yang sukar memusatkan perhatiannya terhadap pelajaran tertentu. Siswa
yang cerdas pada umumnya mempunyai kemampuan konsentrasi yang besar
dibandingkan dengan siswa yang kurang cerdas, tetapi kemampuan konsentrasi
bukanlah bakat yang diperolah sejak lahir. Kemampuan konsentrasi merupakan
kebiasaan yang dapat dilatih, jadi bukan suatu bakat yang diwarisi dari leluhur.
Selain itu konsentrasi seseorang juga dipengaruhi oleh kondisi kesehatan. Siswa
yang mengalami gangguan kesehatan akan sulit berkonsentrasi dalam
mempelajari materi pelajaran. Oleh sebab itu siswa yang sakit harus segera
berobat, demikian juga siswa yang mengalami kelelahan harus segera beristirahat.
Konsentrasi belajar berasal dari kata konsentrasi dan belajar. Hornby dan
Siswoyo (1993:69) mendefinisikan konsentrasi (concentration) adalah pemusatan
atau pengerahan (perhatiannya ke pekerjaannya atau aktivitasnya). Djamarah
(2008) memberikan pengertian bahwa konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa
terhadap satu objek. Sedangkan menurut Slameto (2003) dalam belajar,
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan


mengesampingkan semua hal lainnyayang tidak berhubungan dengan pelajaran.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 239) konsentrasi belajar merupakan
kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut
tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Sedangkan menurut
Rooijakker (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 239) konsentrasi belajar akan
menurun dalam waktu tiga puluh menit. Ia menyarankan agar guru memberikan
istirahat selingan selama beberapa menit. Dengan selingan tersebut, konsentrasi
belajar siswa akan meningkat kembali. Turunnya perhatian dan konsentrasi belajar

3 Konsentrasi
A
2 Konsentrasi
B
1

0
10 20 30 40 50

siswa tersebut bias digambarkan dalam bagan 1.1 berikut:


Bagan 1.1 Tingkat Konsentrasi dan Perhatian dalam Waktu 50 menit pada
Pengajaran Klasikal
Bagan 1.1 bagian A menunjukkan bahwa perhatian siswa meningkat pada 15-20
menit pertama, kemudian turun pada 15-20 menit kedua. Selanjutnya meningkat dan
6
menurun kembali. Kecenderungan menurunya perhatian terjadi, sejajar dengan lama
waktu belajar. Sedangkan pada bagan 1.1 bagian B perhatian siswa bisa meningkat.
Dari beberapa pengertian konsentrasi dan belajar dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi belajar adalah pemusatan pemikiran perhatian serta kesadaran
terhadap suatu pelajaran dan mengesampingkan hal-hal lain yang tidak ada
hubungannya dengan pelajaran.
2.3 Manfaat Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar tentunya mempunyai manfaat tertentu, berikut
merupakan beberapa manfaat dari konsentrasi belajar menurut Hendra Surya
(2009):
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

1. Individu akan lebih mudah dan cepat menguasai materi ajar yang disajikan.
2. Dapat dipastikan bahwa individu yang konsentrasi dalam belajar sebenarnya
ia juga sedang aktif. Jadi konsentrasi juga dapat dijadikan suatu tanda
bahwa individu tersebut sedang aktif belajar.
3. Menambah semangat/motivasi bagi individu untuk lebih aktif beraktifitas
dalam belajar.
4. Memudahkan pengajar dalam melaksanakan proses pembelajaran.
5. Suasana belajar menjadi semakin kondusif.
6. Memudahkan individu mendapatkan pengalaman yang baru.
7. Munculnya hal-hal yang positif (misalnya tidak mau menghayal) dalam diri
individu.

METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menggunakan
pendekatan kualitatif. Menurut Moleong, (2007:5) penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang menggunakan latar ilmiah dengan maksud menafsirkan fenomena
yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
Bogdan dan Taylor (dalam Andi Prastowo, 2011: 22) mengemukakan bahwa
metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati. Penelitian kualitatif menekankan pada proses, bukan untuk menguji
teori atau hipotesis.Tujuan dari penelitian kualitatif ini yaitu: (1) menemukan pola
hubungan yang bersifat interaktif; (2) mengembangkan realitas yang kompleks;
(3) memperoleh pemahaman. Jadi, peneliti ingin mengkaji keadaan nyata
mengenai factor-faktor konsentrasi belajar siswa MTs Muhammadiyah I
Ponorogo dalam mempelajari mata pelajaran PPKn.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan berupa kuesioner terbuka ini
berupa daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis dan yang akan ditanyakan
secara langsung kepada siswa MTs Muhammadiyah I Ponorogo untuk
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

memperoleh jawaban yang mendalam dan detail dari siswa tentang permasalahan
dan kesulitan yang dihadapi siswa.
Kuesioner dibagikan kepada siswa kelas VII sampai IX MTs
Muhammadiyah I Ponorogo. Penyebaran angket yang dilakukan adalah secara
acak, hal ini disebabkan agar memperoleh data yang valid dan lengkap. Kuesioner
yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 10 pertanyaan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi konsentrasi siswa pada pembelajaran PPKn, antara lain
faktor lingkungan, faktor modalitas belajar, faktor pergaulan, dan faktor psikologi.
Dari jawaban responden, dapat disimpulkan bahwa siswa sulit
berkonsentrasi jika kurang perhatian dari orang tua. Siswa yang kurang mendapat
perhatian dari orang tua tentu saja memiliki semangat belajar yang berbeda
dengan siswa yang mendapat cukup perhatian dari orang tua. Hal ini juga dapat
mempengaruhi konsentrasi belajar siswa.
1.2 Uraian Pembahasan
Berdasarkan analisis pembahasan, maka uraian pembahasan sebagai berikut:
1. Faktor Lingkungan
Lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan dalam
berkonsentrasi, kita akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi.
Jika kita dapat mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap
konsentrasi, kita mampu menggunakan kemampuan kita pada saat dan
suasana yang tepat.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah
suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar.
1) Suara
Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda terhadap suara, ada yang
menyukai belajar sambil mendengarkan musik, belajar ditempat ramai,
dan bersama teman. Tetapi ada yang hanya dapat belajar ditempat yang
tenang tanpa suara, atau ada juga yang dapat belajar ditempat dalam
keadaan apapun.
2) Pencahayaan
Pencahayaan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya kurang
begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara, tetapi terdapat juga
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

seseorang yang senang belajar ditempat terang, atau senang belajar


ditempat yang gelap, tetapi kenyamanan visual dapat juga digolongkan
sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan di
dalam ruangan maupun bangunan.

3) Temperatur.
Temperatur sama seperti faktor pencahayaan, merupakan faktor yang
pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara,
tetapi terdapat juga seseorang yang senang belajar ditempat dingin, atau
senang belajar ditempat yang hangat, dan juga senang belajar ditempat
dingin maupun hangat.
4) Desain Belajar.
Desain belajar merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh
juga, yaitu sebagai media atau sarana dalam belajar, seperti halnya
terdapat seseorang yang senang belajar ditempat santai sambil duduk di
kursi, sofa, tempat tidur, maupun di karpet. Cara tersebut merupakan
salah satu cara yang dapat membuat kita lebih dapat berkonsentrasi.
2. Modalitas Belajar
Modalitas belajar yang menentukan siswa dapat memproses setiap
informasi yang diterima. Konsentrasi dalam belajar dan kreativitas guru
dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran di kelas akan
meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga hasil belajarnya pun
akan meningkat pula. Semakin banyak informasi yang diterima dan
diserap oleh siswa, maka kemampuan berkonsentrasi pun harus semakin
baik dan fokus dalam mengikuti setiap proses pembelajaran.
3. Pergaulan
Pergaulan juga dapat mempengaruhi siswa dalam menerima
pelajaran, perilaku dan pergaulan mereka, dapat mempengaruhi
konsentrasi belajar yang dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, seperti
faktor teknologi yang berkembang saat ini contohnya televisi, internet. Hal
ini sangat berpengaruh pada sikap dan perilaku siswa.
4. Psikologi
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

Faktor psikologi juga dapat mempengaruhi bagaimana sikap dan


perilaku siswa dalam berkonsentrasi, misalnya karena adanya masalah
dalam lingkungan sekitar dan keluarga, hal ini tentunya akan
mempengaruhi psikologi siswa, karena siswa akan kehilangan semangat
dan motivasi belajar mereka, tentunya akan berpengaruh juga terhadap
tingkat konsentrasi siswa yang akan semakin menurun.

SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dengan
analisis deskriptif faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi siswa pada
pembelajaran PPKn, dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi
konsentrasi siswa antara lain:
1) Faktor Lingkungan, yaitu lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan
dalam berkonsentrasi, kita akan dapat memaksimalkan kemampuan
konsentrasi. Jika kita dapat mengetahui faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap konsentrasi, kita mampu menggunakan
kemampuan kita pada saat dan suasana yang tepat.
2) Faktor Modalitas, yaitu modalitas belajar yang menentukan siswa dapat
memproses setiap informasi yang diterima. Konsentrasi dalam belajar
dan kreativitas guru dalam mengembangkan strategi dan metode
pembelajaran di kelas akan meningkatkan konsentrasi belajar siswa
sehingga hasil belajarnya pun akan meningkat pula.
3) Faktor Pergaulan yaitu, pergaulan juga dapat mempengaruhi siswa dalam
menerima pelajaran, perilaku dan pergaulan mereka, dapat
mempengaruhi konsentrasi belajar yang dipengaruhi juga oleh
beberapa faktor, seperti faktor teknologi yang berkembang saat ini
contohnya televisi, internet. Hal ini sangat berpengaruh pada sikap dan
perilaku siswa.
4) Faktor Psikologi yaitu, faktor psikologi juga dapat mempengaruhi
bagaimana sikap dan perilaku siswa dalam berkonsentrasi, misalnya
karena adanya masalah dalam lingkungan sekitar dan keluarga, hal ini
Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 2016
“Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif
di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”

tentunya akan mempengaruhi psikologi siswa, karena siswa akan


kehilangan semangat dan motivasi belajar mereka, tentunya akan
berpengaruh juga terhadap tingkat konsentrasi siswa yang akan
semakin menurun.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1) Peran lingkungan menentukan semangat siswa dalam belajar yang berimbas
pada kemampuan berkonsentrasi sehingga diperlukan peran dari masyarakat
untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan kondusif.
2) Guru mampu mengelola suasana kelas dengan baik dan lebih meningkatkan
kompetensinya sebagai pendidik.
3) Peran dan perhatian orang tua sangat diperlukan untuk selalu memberikan
motivasi untuk terus berusaha dan belajar sungguh-sungguh demi
keberhasilan belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri.2008.Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta


Hornby dan Siswoyo.1993. Belajar Bahasa Indonesia: UPY
JF.Tahalele. 1978. Cara Mengajar Dengan Hasil Yang Baik. Bandung: CV
Diponegoro
Kartini, Kartono. 1985. Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi.
Jakarta: Rajawali
Mudjiono, Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Surya, Hendra. 2009. Cara Cerdas Mengatasi Kesulitan Konsentrasi Belajar.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press
Syaiful, Djamarah. 2008. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Tabrani, Rusyan.1998. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
CV Remaja Karya
Tulus, Tu’u. 2004. Peran Dsiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Ganesindo

You might also like