You are on page 1of 5

MANUSIA DAN KEINDAHAN

Manusia pada umumnya senang pada sesuatu yang indah, baik terhadap
keindahan alam maupun keindahan seni. Keindahan alam sendiri adalah “keadaan
yang menakjubkan dari hukum-hukum alam”, yang terbuka untuk mereka yang
menerimanya. Sedangkan keindahan seni adalah keindahan buatan atau hasil ciptaan
manusia, yaitu buatan seseorang (seniman) yang mempunyai bakat untuk
mencipatakan sesuatu yang indah atau sebuah karya seni.

Keindahan yang akan dibahas pada tulisan ini adalah keindahan seni, sehingga
tidak terlepas dari pembicaraan tentang seni atau karya seni (keindahan seni ). Teori
keindahan seni (artistik) muncul, karena mereka berpendapat bahwa seni adalah
pengetahuan lebih condong terhadap perasaan yang khusus. Dan muncul istilah
“estetika” yang dikemukakan pertama kali oleh Baumgarten, dipergunakan untuk
membicarakan suatu keindahan seni (artistik).

I. Pengertian Keindahan
Mengenai batasan keindahan pada umumnya dapat digolongkan 2
kelompok, yaitu :
a) Definisi yang bertumpu pada obyektif yaitu keindahan yang
memang ada pada obyeknya, yang diharuskan merima
sebagaimana mestinya. Misal
b) Definis yang bertumpu pada subyektif yaitu keindahan yang
biasanyaditinjau dari segi subyek yang diharuskan
menghayatinya. Misal

Jadi keindahan itu adalah sesuatu hubungan-hubungan yang formal


daripada pengamatan yang dapat menimbulkan rasa senang. Atau
keindahan itu merangsang timbulnya rasa senang tanpa pamrih pada
subyek yang melihatnya, dan bertumpu pada ciri-ciri yang terdapat pada
obyek yang sesuai dengan rasa senang itu.

II. Estetika (Teori Tentang Keindahan dan Seni)


Manusia memiliki kemampuan untuk menafsirkan keindahan,
karena itu manusia tak dapat dilepaskan dari keindahan. Manusia
membutuhkan keindahan dalam kesempurnaan (keutuhan) pribadinya.
Tanpa keindahan dalam keutuhan pribadinya ini, kemanusiaan tidak
lagi mempunyai perasaan dan semua kehidupan akan menjadi steril.
Aslinya estetika berarti “teori tentang ilmu penginderaan”, yang
sesuai dengan pengertian etimologisnya. Kemudian diberi pengertian
yang dapat diterima lebih luas ialah “teori tentang keindahan dan seni”
Dalam sejarah peradaban manusia, perhatian pada estetika demikian
menonjol dan berpengaruh secara langsung atau tidak langsung
mempelopori aspek-aspek keindahan intelektual dan spiritual dalam
masyarakat.
Bangsa Yunani kuno telah menyadari betapa pentingnya arti
keindahan dan seni dalam konsep hidup manusia. Dab bangsa-bangsa
Timur (termasuk Indonesia) lebih tinggi menempatkan pentingnya
keindahan dan seni dalam konsep hidupnya. Hasil-hasil karya seniman
timur, merupakan penampilan ekspresi tertinggi tentang kebutuhan
spiritual.
Bangsa Indonesia telah memperlihatkan hal keindahan seni sejak
sebelum kedatangan orang Hindhu di Indonesia. Menurut Prof. H.
Muhammad Yamin yang ditemukan dalam bukunya “6000 tahun Sang
Merah Putih”, yang dikutip dari pendapat Kern, bahwa bangsa Indonesia
sebelum datangnya orang-orang HIndhu di Indonesia telah memiliki
tujuh kepandaian Austronesia, yaitu :
1. Pandai bersawah berladang
2. Pandai berternak dan menyalurkan air
3. Pandai berlayar dan melihat bintang
4. Berkepercayaan sakti yang teratur
5. Bekesenian rupa, pahat, dan logam
6. Bersatuan masyarakat dan tata negara
7. Berpenghormatan sang Merah Putih

Berdasarkan kepandaian yang tujuh tersebut, bangsa Indonesia telah


terbukti bahwa sejak masa prasejarah telah menempatkan pentingnya
arti keindahan seni dalam konsep hidupnya. Beberapa buktinya yaitu,
Waruga kuburan batu yang terdapat di Gunung Kidul di sebelah selatan
Yogyakarta, Pasemah dan Jawa Timur, yang usianya lebih tua daripada
jaman perunggu Indonesia, di antara Waruga itu ada lukisan berwarna-
warna. Satu dari lukisannya melukiskan bendera merah putih yang
berkibar di belakang seorang perwira menunggang kerbau, seperti yang
berasal dari kaki gunung Dompu.

III. Perasaan Keindahan


Manusia dikatakan adalah makluh yang berfikir atau homosapiens.
Manusia disamping makluh berfikir, juga merasa dan mengindera.
Melalui panca indera, manusia dapat merasakan sesuatu. Apabila
manusia dapat merasakan akan sesuatu itu menyenangkan atau
menggembirakan dan sebagainya, timbul perasaan puas. Demikian juga
terjadi kepuasan timbul setelah seseorang melihat atau merasakan
sesuatu yang indah. Rasa kepuasan itu lahir setelah perasaan keindahan
yang ada pada setiap orang itu bangkit. Tiap-tiap orang memiliki
perasaan keindahan (kepekaan keindahan), yaitu kemampuan terpesona,
tergerak oleh ciptaan yang indah, tidak menaruh perhatian, tetapi
mengambil sikap (senang atau tidak senang)
Sebenarnya perasaan keindahan manusia itu tetap dari jaman ke
jaman, antara manusia yang satu dengan manusia lainnya, baik pada
orang primitive, modern, desa, kota, pria maupun wanita. Namun
kualitasnya yang berbeda, disebabkan oleh lingkungan atau kebudayaan
yang berbeda-beda itu. Watak perasaan keindahan ini statis, tidak
memperlihatkan perubahan-perubahan yang berarti. Namun demikian
dalam diri manusia terdapat unsur yang dinamis. Jadi dalam diri manusia
ada dua unsur yaitu:
1) Unsur statis
2) Unsur dinamis

Unsur dinamis adalah unsur-unsur yang disesuaikan dengan kesan-


kesan yang diperoleh dari dunia luar. Kesan-kesan yang diterima akan
berubah bila jaman berubah. Kesan-kesan yang diterima berbeda
(berubah) walaupun perasaan keindahan statis, maka wujud ekspresinya
juga akan berubah atau dinamis. Maka itu ekspresi itu bersifat dinamis
atau merupakan unsure yang dinamis. Jadi karya seni itu sebagai wadah
ekspresi dinamis. Karya seni yang berasal dari jaman dan atau daerah
tertentu memiliki keindahan yang berbeda atau berlainan dengan karya
seni dari jaman dan atau daerah lainnya.

Terlahirnya perbedaan keindahan itu bukan dikarenakan perasaan


keindahan itu berubah, tetapi disebabkan oleh lingkungan, jaman atau
kebudayaan yang berbeda,

IV. Keindahan Seni


Yang dapat dikatakan keindahan seni (keindahan artistik) ialah
keindahan yang dapat diciptakan manusia. Keindahan alam bukan
keindahan seni, karena bukan diciptakan manusia. Dan seni tidak
terbatas pada keindahan seni saja, tetapi meliputi hal-hal yang tidak
indah, karena seni itu merupakan pembabaran perasaan manusia, yakini
1) Seni yang sublim (agung)
2) Seni tragis (menyedihkan)
3) Seni komis (lucu)
4) Seni magis (gaib)
5) Seni religius (agama), dsb

Singkatnya seni merupakan pengutaraan daripada isi kesadaran jiwa


atau kehidupan perasaan penciptanya dalam segala aspek. Isi kesadaran
jiwa atau perasaan manusia itu diliputi perasaan yang agung, lucu, sedih,
indah, haru, dan sebagainya. Hal-hal tersebut mempunyai hak untuk
dibabarkan kehidupan perasaan lainnya.

Karya seni sebagai hasil aktivitas manusia meliputi 3 kenyataan seni,


yaitu:

1. Kenyataan lahiriah (karya seni)


2. Aktivitas (tindakan yang memungkinkan lahirnya karya seni)
3. Perasaan yang bersangkutan dengan karya seni.

Ketiga pernyataan tersebut satu dengan yang lain berhubungan satu


dengan lainnya. Jadi karya seni bersangkut paut dengan aktivitas yang
disadari oleh manusia. Hanya manusia yang melahirkan karya seni.
Dalam menciptakan karya seni, manusia berdasarkan kesadaran spiritual
dan kesadaran jasmaniah. Sebelum seorang seniman mencipta, seniman
itu sudah terlebih dahulu memberikan arahan atau tujuan pada hasil
karyanya nanti berdasarkan spiritual yang dimilikinya dan kemudian
diwujudkan atas aktivitas atau kesadaran jasmaninya.

Jadi karya seni adalah hasil panduan antara perasaan yang tajam
dengan pengetahuan. Dari uraian tersebut bahwa seni menyangkut
seluruh kehidupan perasaan manusia dan pengetahuan. Keseluruhan
perpaduan perasaan dan pengetahuan itu menurut Prof. Dr. E. de Bruyne
disebut “intuisi”

4.1 Seni sebagai Intuisi

Seni itu adalah penjabaran daripada perasaan yang telah


matang yang akan lahir dengan sendirinya, maka seni itu dapat
dikatakan sebagai intuisi. Perasaan itu menjadi bentuk yang
berwujud karya seni, setelah melalui proses aktivitas penciptaan,
yang meliputi : proses batiniah dan jasmaniah. Proses bataniah
adalah perasaan seni yang bersifat rokhaniah yang mendorong
hasrat dan kesadaran jiwa lainnya untuk menyusun idea menjadi
satu kesatuan yang bulat.
Jadi lahirnya karya seni itu, didahului oleh kehidupan
perasaan yang bersifat batiniah yang telah matang yang disebut
“idea”

Diatas telah dibahas mengenai proses pembuatan seni


yaitu meliputi aktivitas batiniah dan jasmaniah. Dimana aktivitas
batiniah seorang seni menyusun idea. Sedangkan aktivitas
jasmaniah seorang seni melahirkan ideanya tersebut menjadi
kara seni yang nyata.

4.2 Cita-cita Seni

Seni mengandung cita-cita. Karena banyaknya perbedaan-


perbedaan konsepsi pemikiran dari masing-masing jaman, maka
masing-masing jaman melahirkan kesenian yang mempunyai
ciri-ciri yang khusus. Misalnya dijaman Yunani kuno banyak
menghasilkan karya seni yang klasik dan pasti karya seni
tersebut memiliki ciri khusus dijamannya. Dan banyaknya
macam-macam aliran, corak, gaya, yang khusus pasti memiliki
tujuan atau cita-cita seni sendiri, sesuai pikiran jamannya.

You might also like