You are on page 1of 8

BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJA

Pengertian Budaya Organisasi

Menurut Ramezan (2016) budaya organisasi merupakan suatu kepercayaan dan prinsip etika dari
anggota organisasi yang memainkan peran penting dalam sistem manajemen organisasi.Karyawan
yang memiliki komitmen organisasional yang tinggi dapat dilihat dari kepuasan kerjanya dalam
berorganisasi.

Budaya organisasi adalah sistem pewarisan nilai agar dapat diterapkan pada organisasi kepada
karyawan (Belias & Koustelios, 2014). Pola pemecahan masalah internal dan eksternal bagi suatu
kelompok atau organisasi disebut sebagai budaya organisasi. (Xiaoming & Junchen, 2012)

Pentingnya budaya organisasi

Efek budaya organisasi yang dilaporkan pada sikap dan perilaku individu serta kinerja
perusahaan secara keseluruhan adalah apa yang membuat fenomena ini menjadi bidang studi yang
menarik. budaya organisasi bertindak sebagai sistem kontrol sosial dan dapat memengaruhi sikap
dan perilaku karyawan melalui nilai-nilai dan keyakinan yang beroperasi di perusahaan. Budaya
organisasi telah terbukti memiliki pengaruh langsung pada kepuasan dan komitmen staf. Budaya
organisasi menyatukan organisasi dan mendorong karyawan tidak hanya untuk berkinerja baik
tetapi juga untuk merasa berkomitmen pada organisasi. Meskipun budaya organisasi adalah
kegiatan organisasi yang tersirat, para peneliti telah membuktikan bahwa budaya organisasi
memang mempengaruhi kinerja dan efisiensi. Budaya organisasi telah dipelajari dalam kaitannya
dengan ide-ide organisasi utama dan kegiatan-kegiatan seperti kreativitas dan inovasi dan transfer
pengetahuan (Jaghargh, Ghorbanpanah, & Nabavi, 2012).

Cara Memperbaiki Budaya Organisasi

 Pelatihan: Memperkuat keyakinan, sikap, dan pola perilaku yang benar melalui program
pendidikan yang tepat untuk karyawan di posisi yang berbeda adalah salah satu cara paling
penting dan paling efektif untuk meningkatkan budaya organisasi. Isi program pendidikan
dapat meliputi: Subjek tentang tujuan dan kebutuhan organisasi, Pentingnya peran serta
karyawan dalam keberhasilan organisasi dan Harapan dari manajemen dan staf. Selain itu,
Manajer harus secara khusus dilatih mengenai pentingnya peran dalam membentuk budaya
organisasi. Bahkan, mereka harus belajar sikap yang tepat kemudian percaya setelah
mereka mengembangkannya di lapisan lain.
 Partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan memperkuat rasa memiliki, loyalitas,
identitas, dan juga mengurangi konflik dan benturan dalam organisasi. Menggunakan
sistem proposal adalah cara paling sederhana untuk memulai partisipasi karyawan.
 Evaluasi Kinerja Sistem: Kriteria evaluasi kinerja personil harus dirancang dan
diimplementasikan. Personil harus yakin bahwa menerima hadiah berdasarkan kualitas dan
kuantitas kegiatan mereka
 Partisipasi karyawan dalam menetapkan tujuan dan memecahkan masalah. Terlebih lagi,
organisasi harus memberikan dukungan kepada staf, membuat aturan yang jelas,
mempromosikan inovasi dan memastikan koordinasi yang memadai antara departemen dan
individu. Organisasi di seluruh dunia harus menekankan praktik kerja ini sehingga mereka
dapat bertahan dan mendapat manfaat. Singkatnya, kemampuan untuk mengukur budaya
organisasi dapat membantu organisasi dan manajer mereka untuk menilai dan memeriksa
budaya organisasi untuk meningkatkan kinerja. Juga, ukuran yang divalidasi akan
memberikan landasan yang bagus untuk studi yang bermanfaat yang bertujuan untuk
menghubungkan budaya organisasi dengan konsep lain yang menarik, inovasi dan
manajemen pengetahuan. Jika mengukur budaya organisasi menjadi mungkin maka
pengaruhnya pada fungsi organisasi lainnya, seperti berbagi pengetahuan, inovasi dan
kinerja karyawan, dapat diperiksa secara empiris.(Jaghargh et al., 2012)

Unsur-Unsur Dalam Budaya Organisasi


1) Asumsi dasar
Dalam budaya organisasi terdapat asumsi dasar yang dapat berfungsi sebagai pedoman bagi
anggota maupun kelompok dalam organisasi untuk berperilaku.
2) Keyakinan yang dianut
Dalam budaya organisasi terdapat keyakinan yang dianut dan dilaksanakan oleh para
anggota organisasi. Keyakinan ini mengandung nilai-nilai yang dapat berbentuk slogan atau
motto, asumsi dasar, tujuan umum organisasi/perusahaan, filosofi usaha atau kelompok
tertentu dalam organisasi atau perusahaan.
3) Pemimpin atau kelompok pencipta dan pengembangan budaya organisasi.
Budaya organisasi perlu diciptakan dan dikembangkan oleh pemimpin
organisasi/perusahaan atau kelompok tertentu dalam organisasi atau perusahaan tersebut.
4) Pedoman mengatasi masalah
Dalam organisasi/perusahaan, terdapat dua masalah pokok yang sering muncul, yakni
masalah adaptasi eksternal dan masalah integrasi internal. Kedua masalah tersebut dapat
diatasi dengan asumsi dasar dan keyakinan yang dianut bersama anggota organisasi.
5) Berbagi nilai
Dalam budaya organisasi perlu berbagi nilai terhadap apa yang paling diinginkan atau apa
yang lebih baik atau berharga bagi seseorang.
6) Pewarisan
Asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasiperlu diwariskan kepada
anggota-anggota baru dalam organisasi sebagai pedoman untuk bertindak dan berperilaku
dalam organisasi/perusahaan tersebut.
7) Penyesuaian
Perlu penyesuaian anggota kelompok terhadap peraturan atau norma yang berlaku dalam
kelompok atau organisasi tersebut, serta adaptasi organisasi/perusahaan terhadap perubahan
lingkungan. (Xiaoming & Junchen, 2012)

Elemen Dasar Budaya Organisasi


1) Artifacts
Merupakan hal-hal yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, jika sesorang berhubungan
dengan sebuah kelompok baru dengan budaya yang tidak dikenalnya. Artifacts termasuk
struktur organisasi dan proses yang tampak, seperti produk, jasa, dan tingkah laku anggota
kelompok
2) Espoused Values
yaitu alasan-alasan tentang mengapa orang berkorban demi apa yang dikerjakan. Budaya
sebagian besar organisasi dapat melacak nilai-nilai yang didukung kembali kepenemu
budaya meliputi strategi, sasaran, dan filosofi.
3) Basic Underlying Assumption
yaitu keyakinan yang dianggap sudah ada oleh anggota suatu organisasi. Budaya
menetapkan cara yang tepat untuk melakukan sesuatu di organisasi, seringkali melalui
asumsi yang tidak diucapkan namun anggota organisasi meyakini ketepatan tindakan
tersebut. (Belias & Koustelios, 2014)

Fungsi Budaya Organisasi


Budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi yaitu: Pertama, budaya mempunyai suatu
peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya kerja menciptakan perbedaan yang jelas antara satu
organisasi dengan yang lain. Kedua, budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi
anggota-anggota organisasi. Ketiga, budaya organisasi mempermudah timbul pertumbuhan
komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual. Keempat, budaya
organisasi itu meningkatkan kemantapan sistem sosial. Oleh karena itu, budaya organisasi yang
efektif tercermin pada kepercayaan, keterbukaan komunikasi, kepemimpinan yang mendapat
masukan, dan didukung oleh bawahan, pemecahan masalah oleh kelompok, kemandirian kerja dan
pertukaran informasi. (Ramezan, 2016)

Manfaat budaya organisasi


Budaya organisasi membantu mengarahkan sumber daya manusia pada pencapaian visi, misi
dan tujuan organisasi. Di samping itu, budaya organisasi akan meningkatkan kekompakan tim
antar berbagai departemen, divisi atau unit dalam organisasi sehingga mampu menjadi perekat
orang dalam organisasi bersama-sama. Budaya organisasi membentuk perilaku staf dengan
mendorong pencampuran core values dan perilaku yang diinginkan sehingga memungkinkan
organisasi bekerja dengan lebih efisien dan efektif, meningkatkan konsistensi, menyelesaikan
konflik dan memfasilitasi koordinasi dan kontrol (Ramezan, 2016)

Karakteristik budaya organisasi

1) Innovation and risk taking (inovasi dan pengambilan resiko), suatu tingkatan dimana,
pekerja didorong untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko
2) Attention to detail (perhatian pada hal detail), dimana pekerja diharapkan menunjukkan
ketepatan, analisis, dan perhatian pada hal detail
3) Outcome orientation (orientasi pada manfaat), dimana manajemen menfokuskan pada hasil
atau manfaat dari pada sekedar pada teknik dan proses yang dipergunakan untuk
mendapatkan manfaat tersebut.
4) People orientation (orientasi pada orang), dimana keputusan manajemen
mempertimbangkan pengaruh manfaat pada orang dalam organisasi
5) Team orientation (orientasi pada tim), dimana aktivitas kerja diorganisasi berdasar tim dari
pada individual.
6) Aggreciveness (agresivitas), dimana orang cenderung lebih agresif dan kompetitif dari pada
easygoing
7) Stability (stabilitas), dimana aktivitas organisasional menekankan pada menjaga status quo
sebagai lawan dari perkembangan.(Belias & Koustelios, 2014)

Kinerja

Kinerja adalah indikator yang lebih luas yang dapat mencakup produktivitas, kualitas, konsistensi,
dan kenyamanan. Di sisi lain, ukuran kinerja dapat mencakup hasil, perilaku (berdasarkan kriteria)
dan relatif (normatif), konsep dan instrumen pendidikan dan pelatihan, termasuk pengembangan
manajemen dan pelatihan kepemimpinan untuk membangun keterampilan yang diperlukan dan
sikap manajemen kinerja. Tidak diragukan lagi, kinerja organisasi adalah fungsi dari potensi
pengembalian ke penanaman budaya yang kuat ke dalam sistem organisasi yang
memungkinkannya untuk melaksanakan rutinitasnya. (Rehman, 2012)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja


Rehman (2012) menyebutkan faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja adalah
1) Efektifitas dan efisiensi
Dalam hubungannya dengan kinerja organisasi, maka ukuran baik buruknya kinerja diukur
oleh efektivitas dan efisiensi. Dikatakan efektif bila mencapai tujuan, dan dikatakan efisien
bila hal itu memuaskan sebagai pendorong mencapai tujuan, terlepas dari apakah efektif atau
tidak. Artinya, efektivitas dari kelompok (organisasi) bila tujuan kelompok tersebut dapat
dicapai sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan. Sedangkan efisien berkaitan dengan
jumlah pengorbanan yang dikeluarkan dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Agar
tercapai tujuan yang diinginkan organisasi, salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah
hal yang berkaitan dengan wewenang dan tanggung jawab para peserta yang mendukung
organisasi tersebut.
2) Otoritas dan tanggung jawab
Dalam organisasi yang baik wewenang dan tanggung jawab telah didelegasikan dengan baik,
tanpa adanya tumpang-tindih tugas. Masing-masing karyawan yang ada dalam organisasi
mengetahui apa yang menjadi hak dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Kejelasan wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu organisasi
akan mendukung kinerja karyawan.
3) Disiplin
Secara umum, disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri
karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Disiplin meliputi ketaatan dan
hormat terhadap perjanjian yang dibuat antara perusahaan dan karyawan. Disiplin juga
berkaitan erat dengan anksi yang perlu dijatuhkan kepada pihak yang melanggar. Dalam hal
seseorang karyawan melanggar peraturan yang berlaku dalam organisasi maka, karyawan
bersangkutan harus sangggup menerima hukuman yang telah disepakati. Masalah disiplin
para karyawan yang ada di dalam organisasi baik atasan maupun bawahan akan memberi
corak terhadap kinerja organisasi. Kinerja organisasi akan tercapai, apabila kinerja individu
maupun kinerja kelompok ditingkatkan.
4) Inisiatif
Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam bentuk ide untuk
merencanakan seseuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Setiap inisiatif sebaiknya
mendapat perhatian atau tanggapan p[ositif dari atasan., kalau memang dia atasan yang baik.
Atasan yang buruk akan selalu mencegah inisiatif bawahan, lebih-lebih bawahan yang
kurang disenangi. Bila atasan selalu menghambat setiap inisiatif, tanpa memberikan
penghargaan berupa argumentasi yang jelas dan mendukung, menyebabkan organisasi akan
kehilangan energi atau daya dorong untuk maju. Oleh karena itu, inisiatif karyawan yang ada
di dalam organisasi merupakan daya dorong kemajuan yang akhirnya akan memengaruhi
kinerja.

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Organisasi


Budaya organisasi memiliki potensi untuk meningkatkan kinerja organisasi, kepuasan kerja
karyawan, dan rasa kepastian tentang pemecahan masalah. Jika budaya organisasi menjadi tidak
sesuai dengan harapan yang berubah dari pemangku kepentingan internal dan / atau eksternal,
efektivitas organisasi dapat menurun seperti yang terjadi pada beberapa organisasi. Budaya dan
kinerja organisasi jelas terkait meskipun bukti mengenai sifat pasti hubungan ini beragam. Studi
menunjukkan bahwa hubungan antara banyak atribut budaya dan kinerja tinggi belum konsisten
dari waktu ke waktu Pengaruh budaya organisasi terhadap perilaku dan kinerja karyawan
berdasarkan empat gagasan utama. Pertama, mengetahui budaya suatu organisasi memungkinkan
karyawan untuk memahami sejarah organisasi dan metode operasi saat ini. Wawasan ini
memberikan panduan tentang perilaku masa depan yang diharapkan. Kedua, budaya organisasi
dapat menumbuhkan komitmen terhadap filosofi dan nilai-nilai organisasi. Komitmen ini
menghasilkan perasaan berbagi dalam bekerja menuju tujuan bersama. Artinya, organisasi dapat
mencapai efektivitas hanya ketika karyawan berbagi nilai. Ketiga, budaya organisasi, melalui
normanya, berfungsi sebagai mekanisme kontrol untuk menyalurkan perilaku menuju perilaku
yang diinginkan dan jauh dari perilaku yang tidak diinginkan. Ini juga dapat dicapai dengan
merekrut, memilih, dan mempertahankan karyawan yang nilainya paling sesuai dengan nilai-nilai
organisasi. Akhirnya, beberapa jenis budaya organisasi mungkin berhubungan langsung dengan
efektivitas dan produktivitas yang lebih besar daripada yang lain. (Rehman, 2012)

REFERENSI

Belias, D., & Koustelios, A. (2014). Organizational Culture and Job Satisfacation: A Review in
University of Thessaly. International Review Of Management and Marketing, 4(2), 132–
149.

Jaghargh, F. Z., Ghorbanpanah, H., & Nabavi, S. E. (2012). A Survey on Organizational Culture
Based on Stephan Robbins’s Theory (Case Study). 2nd International Conference on
Management and Artificial Intelligence, 1–5. Singapore.

Ramezan, M. (2016). Examining the Impact of Organizational Culture on Social Capital in a


Research Based Organizations. Journal of Information and Knowledge Management
Systems, 46(3), 411–426.
Rehman, H. U. (2012). Literature Review on Organizational culture and its Performance.
Journal of Applied Business, 1(1), 1–4.

Xiaoming, C., & Junchen, H. (2012). A Literature Review on Organization Culture and
Corporate Performance. International Journal of Business Administration, 3(2), 1–10.

You might also like