You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budaya merupakan hasil karya atau peradaban manusia yang tidak kunjung
usai dan terus berkembang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Oleh sebab itu
dalam perjalanannya dimana nilai-nilai substansial dalam kebudayaan bisa
berubah pada skala kecil maupun besar. Bahkan jika kebudayaan tidak dipelihara
dengan baik oleh segenap entitas yang seharusnya bertanggung jawab terhadap
kelangsungan nilai yang terkandung di dalamnya. Maka melihat hal ini budaya
akan punah atau digantikan dengan embrio kultural yang berpotensi merugikan.
Untuk mempertahankan budaya sebagai sumber energi positif bukan
pekerjaan mudah. Terlebih lagi di lingkungan masyarakat heterogen yang memiliki
keanekaragaman karakter setiap kelompok.Maka dari itu untuk memelihara dan
menjalankan budaya harus dilaksanakan dengan bersungguh-sungguh, kemudian
berpijak kepada empati dan toleransi yang tidak memunafikkan eksistensi
kelompok lain dengan kultur berbeda.Untuk itu sangat penting membangun
komunikasi dalam kebhinekaan. Maka dengan etika dan strategi komunikasi yang
tidak menyinggung nilai masyarakat majemuk, maka keanekaragaman di
Indonesia Timur khusunya , di Republik ini umumnya tetap terjaga dan upaya
untuk mencapai kesejahteraan menjadi lebih terbuka
Masalah remaja (usia >10-19 tahun) merupakan masalah yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan nasional di Indonesia. Masalah remaja terjadi
karena mereka tidak dipersiapkan mengenai pengetahuan tentang aspek yang
berhubungan dengan masalah peralihan dari masa anak ke dewasa. Masalah
kesehatan remaja mencangkup aspek fisik biologis dan mental social. Pada masa
remaja adalah masa-masa yang rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan
reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya. Kesehatan
reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut system, fungsi
dan proses reproduksi yang dimiliki remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-
mata berarti bebas dari penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat
secara mental serta social.
Kegiatan seksual menempatkan remaja pada tantangan resiko terhadap
berbagai masalah kesehatan reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja
berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi, dan hampir 100 juta
terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dapat disembuhkan. Secara
global 40% dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum muda yang berusia
15-24 tahun. Perkiraan terakhir adalah, setiap hari ada 7.000 remaja terinfeksi HIV

1
(PATH, 1998). Oleh karena itu penyebaran informasi kesehatan dikalangan
remaja, perlu diupayakan secara tepat guna agar dapat memberi informasi yang
benar dan tidak terjerumus terutama di institusi pendidikan sekolah. Remaja perlu
mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai
proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan informasi
yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung
jawab mengenai proses reproduksi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud kesehatan reproduksi?
2. Bagaimna cara menjaga kesehatan reproduksi?
3. Resiko apa yang dapat muncul akibat tidak menjaga kesehatan reproduksi?
4. Bagaimana budaya seks di Papua?

1.3 Tujuan
1. Supaya pembaca mengetahui arti dari kesehatan reproduksi
2. Supaya pembaca mengerti bagimana cara menjaga kesehatan reproduksi
3. Supaya pembaca megetahui penyakit yang dapat menyerang kesehatan
reproduksi
4. Supaya pembaca megetahui bagaimana keadaan seks di Papua

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian kesehatan reproduksi


Dalam proses tumbuh kembang, masa remaja merupakan peralihan antara
masa kanak-kanak ke masa dewasa. Proses ini ditandai dengan pertumbuhan fisik
dan pematangan fungsi organ hormonal serta pengaruh lingkungan. Factor-faktor
ini berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja yang didefinisikan
sebagai seuatu keadaan kesehatan yang sempurna secara fisik, mental dan social
dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala
aspek yang berhubungan dengan system reproduksi. Reproduksi adalah suatu
proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat jasmani, rohani dan bukan hanya

2
terlepas dari ketidakhadiran penyakit atau kecacatan semata, yang berhubungan
dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan
sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala
aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau
Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta
mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.
Pengertian lain kesehatan reproduksi dalam Konferensi International
Kependudukan dan Pembangunan, yaitu kesehatan reproduksi adalah keadaan
sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan
dengan fungsi, peran & sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi remaja adalah
suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang
dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas
penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial
kultural
Kesehatan reproduksi menurut Depkes adalah keadaan kesejahteraan fisik,
mental, dan sosial yang utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan) dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi
serta prosesnya. Kesehatan reproduksi yaitu mencakup kondisi dimana wanita dan
pria dapat melakukan hubungan seks secara aman, dengan atau tanpa tujuan
terjadinya kehamilan, dan bila kehamilan diinginkan, wanita dimungkinkan
menjalankan kehamilan dengan aman, melahirkan anak yang sehat serta didalam
kondisi siap merawat anak yang dilahirkan. Kesehatan reproduksi remaja adalah
suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang
dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas
penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial
kultur.

2. Menjaga kesehatan reproduksi


Cara menjaga kesehatan organ reproduksi penting diketahui oleh semua orang
tidak hanya wanita namun pria pun perlu mengetahui bagaimana cara menjaga
dengan baik dan benar organ reproduksi yang dimilikinya, Selama ini jika ada yang
menyebut organ reproduksi langsung pikiran masyarakat luas tertuju pada organ
reproduksi wanita, padahal pria pun memiliki organ reproduksi yang juga harus
dijaga dan dirawat. Masyarakat luas jika ditanya tentang organ reproduksi wanita
maupun pria akan kesulitan menjawab dikarenakan tidak banyak orang yang
mengetahuinya. Bagi pelajar yang pernah diajarkan pelajaran biologi di bangku
sekolah tentu sudah tahu apa saja itu organ reproduksi, namun hal itu berbanding
terbalik dengan masyarakat yang tidak mengenyam bangku sekolah.
Berikut ini ada berbagai cara yang bisa anda lakukan untuk menjaga kesehatan
organ reproduksi anda:

3
1. Memakai Celana Dalam Dari Katun
Meski lebih mahal dari bahan dasar nilon, celana dalam dari katun memiliki
banyak sekali manfaat diantaranya adalah membuat sirkulasi udara di dalam organ
reproduksi menjadi lancar. Celana katun pun lebih menyerap keringat
dibandingkan dengan celana nilon. Bagi wanita yang menggunakan celana katun,
dia akan terhindar dari penyakit keputihan, sedangkan bagi pria yang
menggunakan celana dalam katun dia akan terhindar dari penyakit kulit di organ
reproduksi seperti panu.
2. Rajin Mengganti Celana Dalam
Wanita yang sedang mengalami keputihan sebaiknya rajin mengganti celana
dalamnya, begitupula dengan wanita yang merasa bahwa organ reproduksinya
mengeluarkan keringat yang berlebihan. Keringat yang berlebihan bisa
menyebabkan perkembangan dan pertumbuhan bakteri di dalam organ reproduksi.
Bagi pria pun juga begitu, terlalu banyak berkeringat tidak bagus untuk kesehatan
kulit organ reproduksi.
3. Mengeringkan Organ Reproduksi
Untuk menjaga kesehatan organ reproduksi yang dimiliki oleh pria maupun
wanita sebaiknya sehabis melakukan BAK dan juga BAB mengeringkan organ
reproduksinya menggunakan handuk. Jangan menggunakan tisyu untuk
mengeringkan organ reproduksinya sebab ada zat pemutih yang bisa menempel di
organ reproduksi wanita maupun pria.
4. Jangan Menggunakan Obat Pembersih Wanita
Cara menjaga kesehatan organ reproduksi wanita sebaiknya tidak
menggunakan obat pembersih kewanitaan. Organ reproduksi jika dibersihkan
menggunakan obat pembersih kewanitaan justru bisa merangsang pertumbuhan
bakteri dan jamur penyebab keputihan,. Alasannya adalah ph yang tidak seimbang
justru mematikan bakteri baik yang ada di vagina. Kadar keasaman yang tidak
sesuai justru menjadi penyebab timbulnya bakteri jahat di dalam organ reproduksi.
Bagi wanita yang ingin membersihkan organ kewanitaannya cukuplah dia
menggunakan air yang mengalir saja, jangan menggunakan sabun pembersih
yang phnya tidak seimbang.
5. Rajin Cuci Tangan
Cuci tangan ini menjadi sumber kesehatan dalam hal apa saja. Cuci tangan
tidak hanya cepat saja namun juga harus bersih dan steril. Salah satu cara
mencuci tangan yang benar dan steril adalah dengan menggunakan sabun
antiseptik. Saat ini anda akan mudah menemukan sabun antiseptik dalam bentuk
cair maupun dalak bentuk batangan. Sabun ini memiliki fungsi sebagai pembunuh
kuman dan bakteri yang menempel di tangan anda. Jika tangan anda belum
dibersihkan dari kuman kemudian anda menyentuh organ reproduksi anda, bisa
jadi kuman yang menempel di tangan anda berpindah tempat di organ reproduksi
anda. Jika hal itu terjadi orgtan reproduksi anda dipenuhi dengan kuman dan
bakteri sehingga masalah kesehatan akan muncul.

4
6. Mencuci Tangan Sehabis BAB
Untuk menjaga kebersihan organ reproduksi bagi wanita maupun bagi pria
sebaiknya mencuci tangan menggunakan sabun setelah BAB. Saat BAB tangan
anda akan bersentuhan langsung dengan sumber kotoran yang dipenuhi dengan
bakteri, jika tangan anda tidak bersih bisa-bisa anda akan menyentuh makanan
atau makan menggunakan tangan anda yang kotor. Jika tangan anda dipenuhi
kuman dan bakteri lalu anda mengkonsumi makanan maka anda akan rentan
terkena diare. Saat anda terkena diare berklanjutan disertai dengn sakit perut anda
bisa mengkonsumsi obat sakit perut yang disebabkan oleh diare. Bahaya tidak
mencuci tangan sehabis BAB tidak hanya itu saja, ketika anda habis BAB
kemudian anda menyentuh orang lain maka kuman dan bakteri akan berpindah ke
orang lain tersebut.
7. Membasuh Organ Reproduksi dengan Benar
Banyak orang yang salah dalam membasuh kemaluannya, cara yang salah itu
justru bisa menyebabkan berbagai macam gangguan masalah kesehatan kelamin
muncul. Cara membasuh kemalua yang benar adalah dari depan ke belakang
bukanlah sebaliknya. Kuman dan bakteri yang ada di kemaluan dibuang ke
belakang bukan malah dari belakang ke depan. Jika anda membasuh kemaluan
dari belakang ke depan akibatnya adalah anda akan memasukkan bakteri yang
ada di dubur menuju ke kemaluan. Hal itu justru berbahaya sebab kuman itu juga
sudah ada dikemaluan akan menyebabkan infeksi entah itu infeksi saluran kencing
atau nfeksi yang menyebabkan penyakit kelamin dan masih banyak lagi lainnya.
8. Jangan Menggaruk Kemaluan
Saat jamur,kuman dan bakteri berkembangbiak di kulit kemaluan anda, hal itu
akan menyebabkan rasa gatal. Menggaruk kemaluan pun bisa menyebabkan iritasi
jika iritasi organ kemaluan justru akan merasakan perih dan menyebkan kemaluan
menjadi luka. Hal ini berlaku untuk pria dan juga wanita sehingga organ kemaluan
terhindar dari rasa perih akibat iritasi itu.
9. Menjaga Kebersihan Organ Intim Saat Menstruasi
Wanita sebaiknya memperhatikan dengan bener kebersihan organ
reproduksinya atau organ intimnya saat dia terkena menstruasi. Alasannya adalah
saat menstruasi kuman dan bakteri akan mudah sekali berkembang biak. Jika
tidak menjaga kebersihan saat menstruasi wanita akan mudah terserang gatal-
gatal di organ intimnya. Organ intim yang gatal menjadi tanda bahwa ada
perkembangan dan pertumbuhan bakteri di dalam organ intim wanita tersebut.
Berikut ini adalah cara yang tepat untuk menjaga kebersihan organ itnim ketika
menstruasi dating.
Rajin membersihkan badan sebab saat menstruasi datang kelenjar keringat
akan memproduksi keringat yang banyak dibandingkan saat tidak menstruasi.
Keramas juga menjadi alternatif untuk menjaga kebersihan tubuh selain itu
keramas akan membuat tubuh menjadi lebih rileks. Jika rileks maka tidak akan ada
masalah selama mengalami menstruasi alasannya jika seseorang stress

5
menstruasinya bisa lebih sedikit atau sangat banyak. Jika volume darah yang
keluar sedikit, darah kotor yang keluar tidak tuntas dan justru menempel di dinding
rahim sedangkan volume darah yang terlalu banyak bisa menyebabkan wanita
mengalami anemia. Oleh sebab itulah saat menstruasi wanita disarankan untuk
mengkonsumsi pil penambah darah dimana pil penambah darah itu bisa sebagai
cara mencegah anemia yang efektif. Wanita juga harus tahu apa saja yang
menjadi ciri ciri anemia sehingga ketika dia mengalami gejala atau ciri-ciri tersebut
wanita segera melakukan bagaimana cara mengatasi anemia yang efektif.
10. Hindari Mengkonsumsi Banyak Alkohol
Bagi pria dan juga wanita yang ingin menjaga kesehatan organ reproduksinya
sebaiknya menghindari mengkonsumsi alkohol baik itu dalam kadar yang rendah
maupun dengan kadar yang tinggi. Alasannya adalah di dalam alkohol tinggi akan
gula dan juga tinggi akan zat-zat yang tidak bagus untuk kesehatan reproduksi.
Jika terus dikonsumsi akibatnya adalah organ reproduksi terutama sel telur dan
juga sel sperma akan terganggu. Alkohol pun akan berpengaruh terhadap
kesuburan wanita maupun pria. Selama ini yang diketahui dari bahaya alkohol
hanyalah dari segi kesehatan tubuh saja sedangkan dari segi kesuburan atau
kesehatan organ reproduksi wanita belum banyak masyarakat luas yang belum
mengetahuinya.
11. Membersihkan Kelamin Sebelum Berhubungan Badan
Bagi pasangan suami istri atau pasutri yang ingin berhubungan badan
sebaiknya mereka membersihkan kelaminnya terlebih dahulu. Hal itu bertujuan
untuk membersihkan kuman dan bakteri yang menempel di vagina maupun Mr.P.
Membersihkannya pun cukup dengan air yang mengalir saja tidak pelru
menggunakan sabun pembersih organ kelamin. Sedangkan untuk tetap menjaga
kesehatan kandung kemih pasangan suami istri yang sehabis melakukan
hubungan badan diwajibkan untuk buang air kecil kurang dari setengah jam
setelah berhubungan badan. Buang air kecil itu bertujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi di kandung kemih. Saat pasutri terkena infeksi kandung kemih
maka dia membutuhkan obat anyang anyangan untuk meredakan gejala infeksi
yang diderita, hal itu dikarenakan penyebab anyang-anyangan salah satunya
disebabkan oleh infeksi kandung kemih atau infeksi saluran kencing.

3. Penyakit yang mengancam kesehatan reproduksi


Jenis resiko kesehatan reproduksi yang harus dihadapi remaja antara lain
adalah kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), aborsi, penyakit menular seksual
(PMS), kekerasan seksual, serta masalah keterbatasan akses terhadap informasi
dan pelayanan kesehatan. Resiko ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling
berhubungan, yaitu tuntutan untuk kawin muda dan hubungan seksual, akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan, ketidaksetaraan jender, kekerasan seksual
dan pengaruh media massa maupun gaya hidup.

6
Bagi remaja putri, mereka kekurangan informasi dasar mengenai ketrampilan
menegosiasi hubungan seksual dengan pasangannya. Mereka juga memiliki
kesempatan yang lebih kecil untuk mendapatkan pendidikan formal dan pekerjaan
yang pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan pengambilan keputusan dan
pemberdayaan mereka untuk menunda perkawinan dan kehamilan serta
mencegah kehamilan yang tidak dikehendaki.
Kadangkala pencetus perilaku atau kebiasaan tidak sehat pada remaja justru
adalah akibat ketidak-harmonisan ayah-ibu, sikap orang tua yang menabukan
pertanyaan aanak/remaja tentang fungsi/proses reproduksi dan penyebab
rangsangan seksual (libido), serta frekuensi tindak kekerasan anak (child physical
abuse).
Dan berikut beberapa penyakit yang dapat menyerang organ reproduksi yang
diakibatkan tidak memperhatikannya kesehatan reproduksi sebagai berikut:

1. Gonorhea (Kencing Nanah)


Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae dan ditularkan
terutama melalui hubungan seksual. Bakteri ini selain menimbulkan radang pada
organ reproduksi (vagina, saluran Fallopii, epididimis, kelenjar prostat), juga dapat
menimbulkan radang pada saluran kemih, mata, persendian, dan selaput otak.
Kalau tidak segera diobati, penyakit ini dapat menyebabkan kemandulan. Penyakit
ini dapat menular dari seorang ibu yang terinfeksi kepada bayi yang dilahirkannya.
Beberapa bayi menjadi buta karenanya.
Adapun tanda dan gejala-gejala penyakit ini sebagai berikut:
 Terdapat nanah di ujung saluran kencing.
 Rasa terbakar pada saat buang air kecil.
Pada laki-laki, uretra menjadi sempit sehingga sulit buang air kecil. Pada
beberapa kasus, testes menjadi rusak sehingga orang yang bersangkutan menjadi
mandul.
Pada wanita, terdapat nanah dari vagina yang mungkin dapat menyebar ke rahim
dan indung telur. Akibatnva, wanita yang bersangkutan menjadi mandul.
2. Sifilis
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dan ditularkan
terutama melalui hubungan seksual. Penyakit ini terdiri atas beberapa stadium.
Pada stadium lanjut, sifilis tidak hanya menyerang organ-organ reproduksi, tetapi
juga menyerang organorgan tubuh yang lain, misalnya hati, susunan saraf, dan
otak.
3. Herpes Genital
Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes simpleks serotipe 2 dan ditularkan
melalui hubungan seksual. Virus ini selain menyerang organ-organ reproduksi laki-
laki dan perempuan, juga menyerang kulit. Sekarang sudah diketahui bahwa ada
hubungan antara infeksi virus herpes dan kanker leher rahim.
4. Keputihan (Fluor Albus)

7
Penyakit yang dialami perempuan ini disebabkan oleh berbagai parasit, antara
lain jamur Candida albicans, Protozoa dari jenis Trichomonas vaginalis, bakteri,
dan virus. Candida albicans menyukai lingkungan yang mengandung gula dan
hangat. Jamur ini sering ditemukan pada perempuan hamil dan penderita diabetes
melitus (kencing manis).
5. AIDS
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immttne Deficiency Syndrome
(sindrom hilangnya kekebalan karena bentukan). Penyakit ini disebabkan oleh
virus HIV (Human Immtmodeficiency Virus). Sampai sekarang, penyakit
mematikan ini belum ada obatnya. Orang yang terinfeksi virus HIV tidak langsung
menderita AIDS. Penyakit ini baru terlihat setelah enam bulan sampai lima tahun,
bergantung pada ketahanan tubuh seseorang. Penyakit ini menyerang sel-sel
darah putih yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, jika
terinfeksi kuman tertentu yang bagi orang biasa tidak membahayakan. penderita
AIDS dapat meninggal. Kita tidak perlu panik menghadapi penyakit ini jika
mengetahui cara penularannya. Tidak seperti influenza yang penularannya melalui
udara, penyakit ini menular melalui cairan tubuh. Menghirup udara di sekitar
penderita AIDS atau bersalaman dengan penderita AIDS, tidak menyebabkan
tertular. AIDS dapat menular melalui transfusi darah dari penderitaAIDS, melalui
jarum suntik yang pernah dipakai penderita AIDS, dan berhubungan seksual
dengan penderita AIDS. Bayi yang dikandung ibu penderita AIDS kemungkinan
juga dapat tertular.
Meskipun banyak penyakit yang dapat menyerang organ-organ reproduksi.
Sebenarnya sebagian besar dapat dicegah dengan menjaga kebersihan secara
umum dan kebersihan organ-organ reproduksi. Jamur yang menyukai tempat
lembap dapat dihindari dengan selalu menjaga daerah perineum (selangkangan)
selalu kering. Rasa gatal dapat dikurangi dengan mengenakan celana dari bahan
katun. Cara pencegahan yang lain adalah tidak membiasakan bertukar handuk
atau pakaian. Selain kebersihan diri. lingkungan juga perlu dijaga kebersihannya.
misalnya selalu mencuci selimut atau alas tidur.

4. Budaya Seks Bebas di Papua


Meluasnya kasus HIV/AIDS di Papua sebagian besar disebabkan oleh perilaku
seksual masyarakatnya yang sering melakukan seks bebas dan berganti-ganti
pasangan seks. Perilaku tersebut tidak hanya berkaitan dengan perilaku individu
masing-masing tetapi juga berkaitan dengan adat-istiadat dan budaya yang telah
lama berkembang.
Berdasarkan survey yang dilakukan pada tahun 2006, sebagian besar
masyarakat Papua telah mengetahui bahwa salah satu penyebab penularan HIV
adalah hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Ada 46,4 persen
penduduk yang tahu bahwa dengan berganti-ganti pasangan akan mudah tertular
HIV.

8
Namun permasalahannya adalah meskipun sebagian besar masyarakatnya
telah mengetahui hal tersebut, mereka tetap melakukannya. Bahkan sebagian
besar pelakunya adalah para remaja baik di daerah terpencil maupun perkotaan.
Mereka berdalih bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang wajar dan telah
menjadi budaya sejak lama. Padahal sebagaimana telah dijelaskan pada bab
sebelumnya bahwa penyebab terbesar terjadinya penyebaran HIV/AIDS adalah
melalui kontak seksual baik melalui anal maupun oral.
Menurut H.L. Bloom, salah satu faktor penentu status kesehatan seseorang
selain tersedianya pelayanan kesehatan dan keturunan (genetika) adalah faktor
perilaku individu maupun masyarakat dan faktor lingkungan termasuk didalamnya
lingkungan fisik (alam) maupun lingkungan social (adat-istiadat, budaya,
kebiasaan, dan sebagainya).
Dari kasus HIV/AIDS yang terjadi di Papua terdapat kecenderungan bahwa
faktor perilaku dan social-budaya merupakan faktor utama terjadinya penyebaran
penyakit tersebut. Namun demikian, perilaku seks bebas tersebut tidak serta merta
berdiri sendiri tanpa adanya factor lain yang mendukung pola perilaku tersebut.
Bila dipelajari lebih lanjut pola perilaku seks bebas tersebut diawali dengan adanya
budaya dan adat-istiadat yang mendorong terjadinya pola perilaku seperti itu.
Budaya seks bebas yang dilakukan setiap diadakannya pesta adat membentuk
pola perilaku seks bebas sebagai suatu hal yang wajar di dalam masyarakat
Papua. Sudah merupakan hal yang lazim bagi mereka untuk melakukan seks
bebas, bahkan ada suatu budaya dimana setiap perempuan Papua yang akan
menikah harus berhubungan seks terlebih dahulu dengan 10 orang laki-laki yang
berasal dari keluarga mempelai laki-lakinya dengan tujuan untuk meningkatkan
kesuburan. Padahal perilaku seks dengan berganti-ganti pasangan seperti itu dan
tanpa menggunakan kondom dapat meningkatkan resiko penyebaran HIV/AIDS
dibandingkan dengan melakukan seks dengan pasangan tetap.
Virus tersebut akan masuk ke dalam tubuh melalui cairan yang dihasilkan
oleh alat kelamin dan masuk melalui luka yang terjadi saat melakukan hubungan
seks tanpa pengaman baik yang dilakukan bersama pasangan tetap maupun
dengan berganti-ganti pasangan. Kemudian virus tersebut akan merusak sistem
kekebalan tubuh penderitanya dengan masa inkubasi selama selama 1-3 bulan.
Virus tersebut akan menular ke orang lain ketika berhubungan seks tanpa
pengaman dengan si penderita. Lalu virus tersebut akan semakin berkembang
menjadi AIDS setelah 10 tahun dan akan menyebabkan kematian bagi
penderitanya.
Demikianlah faktor-faktor dan penyebab tingginya penyebaran HIV/AIDS di
Papua. Penting diketahui bahwa munculnya suatu perilaku tidak selalu karena
terbentuk begitu saja, lebih dari itu ada faktor lain berupa kebudayaan, lingkungan
sosial, dan lingkungan fisik yang dapat menjadi faktor pendukung maupun
pencetus munculnya suatu perilaku.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa :


1. Papua adalah daerah yang unik dan terdiri dari berbagai macam budaya
dan kepercayaan
2. Kesehatan reproduksi menurut Depkes adalah keadaan kesejahteraan fisik,
mental, dan sosial yang utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan) dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan
fungsi serta prosesnya
3. Cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan organ reproduksi
adalah memakai celana dalam dari katun, rajin mengganti celana dalam,
mengeringkan organ reproduksi, jangan menggunakan obat pembersih
wanita, dll
4. Penyakit yang dapat menyerang organ reproduksi yang diakibatkan tidak
memperhatikannya kesehatan reproduksi adalah Gonorhea (Kencing
Nanah), Sifilis, Herpes Genital, Keputihan (Fluor Albus), AIDS, dll
5. Budaya atau Kepercayaan masyarakat Papua setempat berdampak
negative/merugikan masyarakat khususnya dari segi kesehatan
6. Budaya seks bebas, di Papua dianggap lazim untuk melakukan seks bebas
bila ada pesta atau perayaan besar dan minimnya pengetahuan masyarakat
serta kebiasaan masyarakat setempat yang kerap melakukan seks bebas
dengan PSK tanpa kondom menyebabkan penyebaran HIV/AIDS di Papua
meningkat tajam dan telah menelan banyak korban

10

You might also like