Professional Documents
Culture Documents
KONSEP TEORITIS
A. DEFINISI
B. ANATOMI FISIOLOGI
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat didalam
pembuluh darah yang warnanya merah. Warna merah itu keadaannya tidak
tetap tergantung pada banyaknya O2dan CO2 didalamnya. Darah yang
banyak mengandung CO2 warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam
darah diambil dengan jalan bernafas, dan zat ini berguna pada peristiwa
pembakaran/metabolisme didalam tubuh.
Fungsi Darah
Jika darah dilihat begitu saja maka ia merupakan zat cair yang
warnanya merah, tetapi apabila dilihat dibawah mikroskop maka nyatakah
bahwa dalam darah terdapat benda-benda kecil bundar yang disebut sel-sel
darah, sedang cairan berwarna kekuning-kuningan disebut plasma. Jadi
nyatalah bahwa darah terdiri dari dua bagian yaitu :
1. Sel-sel darah
Eritrosit (sel darah merah)
Leukosit (sel darah putih)
Trombosit (sel pembeku darah)
2. Plasma darah
Air : 91%
Protein : 3% (albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam
fosfat,magnesium), kalsium, dan zat besi).
Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak, asam urat, kreatinin,
kolesterol, dan asam amino).
Eritrosit (sel darah merah) kalau kita periksa dan lihat dibawah
miskroskop maka nyatalah bahwa eritrosit dapat diterangkan sebagai
berikut : Bentuknya seperti cakram/bikonkaf dan tidak mempunyai inti,
ukuran diam eter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm) tidak dapat bergerak.
C. ETIOLOGI
Penyebab demam berdarah dengue (DBD) atau dengue
haemorragic fever (DHF) adalah virus dengue. Di Indonesia virus tersebut
saat ini telah diisolasi menjadi 4 serompe virus dengue yang termasuk
dalam grup B. Dari arthopedi borne virus (arbovirus) yaitu DEN-1, DEN-
2, DEN-3, DEN-4. Ternyata DEN-2 dan DEN-3 merupakan serotipe yang
menjadi penyebab terbanyak. Di Thailand dilaporkan bahwa serotipe
DEN-2 adalah dominan sementara di Indonesia yang terutama deominan
adalah DEN-3 tapi akhir-akhir ini adalah kecenderungan dominan DEN-2.
D. PATOFISIOLOGI
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh
penderita adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami
demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam
atau bintik-bintik merah pada kulit), hiperemi tenggorokan dan hal lain
yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening,
pembesaran hati (hepatomegali) dan pembesaran limpa (splenomegali).
Peningkatan dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya volume plasma,
terjadi hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan
renjatan (Syok).
Hemokontrasi (peningkatan hematokrit 32%) menunjukkan atau
menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma (plasma leakage)
sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan
intravena. Oleh karena itu ada penderita Demam Berdarah Dengue (DHF)
sangat dianjurkan untuk memantau hematokrit darah berkala untuk
mengetahui berapa persen hemokonsentrasi yang terjadi.
Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit
menunjukkan kebocoran plasma telah teratasi sehingga pemberian cairan
intravena harus dikurangi kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah
terjadinya edema paru dan gagal jantung. Sebaliknya jika tidak mendapat
cairan yang cukup, penderita akan mengalami kekurangan cairan yang
dapat mengakibatkan kondisi yang buruk bahkan bisa mengalami renjatan.
Jika renjatan atau hipovolemik berlangsung lama akan timbul
anoksia jaringan, metabolik asidosis dan kematian apabila tidak segera
diatasi dengan baik.
Klasifikasi DHF
Dengue Haemorragic Fever (DHF) diklasifikasikan menjadi 4 kategori
penderita menurut derajat beratnya sebagai berikut :
Derajat I
Adanya demam tanpa perdarahan spontan, manifestasi perdarahan
hanya berupa touniket tes yang positif.
Derajat II
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah rutin dilakukan untuk menskrining penderita
demam dengue adalah melalui uji rumpel leede, pemeriksaan kadar
hemoglobin, kadar hematokrit dan hapus darah tepi untuk melihat
adanya limpositosis relatif disertai gambar limfosit plasma biru.
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (metode cell
culture) atau pun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-
PCR (Reverse Transcriptosi Polymerase Chain Reachon). Namun
ketika teknik yang rumit yang berkembang saat ini adalah uji serologi
(adanya antibodi spesifik terhadap antibodi total, IgM maupun IgG).
2. Pemeriksaan serologi ditujukan untuk deteksi antibodi spesifik
terhadap virus dengue. Pemeriksaan yang banyak digunakan adalah
berupa uji HI (Haemoglobin Inhibition test : uji hambatan
hemaglutinasi) yang merupakan standar WHO, kemudian uji indirect
ELica, uji captured Elisa untuk dengue baik IgM captured-Elisa
(MAC-ELISA) maupun IgG captured-ELISA. dnegue blot/dengue
stick/dot imunosial dengue dan uji SCT (immuno-enromotographie
test) antara lain dengue rapid test, sedangkan uji fiksasi komplemen
dan uji netralisasi sudah lama ditinggalkan karena rumit dan tidak
praktis.
3. Uji HI yang merupakan uji serologis yang dianjurkan menurut standar
WHO, dapat mendeteksi antibody anti-dengue, dimana infeksi virus
dengue akut ditandai dengan terdapatnya peningkatan titer empat kali
atau lebih antara sepasang sera yaitu serum akut dan serum
konvalesens, disamping itu 1 : 2.560 menunjukkan interpretasi infeksi
flovivirus skondes.
Penatalaksanaan keperawatan
Pasang infus RL
Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander (
20 – 30 ml/ kg BB )
Tranfusi jika Hb dan Ht turun
H. KOMPLIKASI
A. Pengkajian
1. Biodata
Biodata terdiri dari identitas klien, orang tua dan saudara kandung.
Identitas klien meliputi : nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, agama,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, nomor register dan
diagnosa medik. Identitas orang tua meliputi : alamat, usia, jenis
kelamin, pendidikan agama, pekerjaan, alamat.Sedangkan identitas
saudara kandung meliputi nama dan usia.
2. Keluhan utama
Keluhan utama meliputi alasan klien di bawah ke rumah sakit seperti
demam, nyeri otot, mual,muntah, nyeri kepala, perut dan sendi disertai
perdarahan.
3. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Klien menderita nyeri kepala, nyeri perut disertai mual
dan muntah.
b) Riwayat kesehatan masa lalu
Penyakit yang pernah dialami klien seperti demam, tidak ada
riwayat alergi, tidak ada ketergantungan terhadap makanan/
minuman dan obat-obatan.
c) Riwayat penyakit keluarga
Penyakit DHF bisa dibawa oleh nyamuk jadi jika dalam satu
keluarga ada yang menderita penyakit ini kemungkinan tertular itu
besar.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat nyamuk ini
adalah lingkungan yang kurang pencahayaan dan sinar matahari,
banyak genangan air, vas and ban bekas.
4. Riwayat imunisasi
Riwayat imunisasi meliputi kelengkapan imunisasi seperti BCG, DPT,
Polio, Campak dan Hepatitis.
5. Riwayat tumbuh kembang anak
Sesuai dengan tumbuh kembang klien.
6. ADL
Nutrisi
Dapat menjadi mual, muntah, anoreksia.
Aktifitas
C. Intervensi Keperawatan
1. Hipertermi b/d peningkatan laju metabolisme
Intervensi
NOC :
Thermoregulation
Kriteria hasil :
Suhu badan dalam rentang normal
Nadi dan RR dalam rentang normal
Tdak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
NIC :
NIC :
Pain management
Analgesic Administration
1. Tentukan lokasi karakteristik kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
2. cek instruksi dokter tentang jenis obat , dosis, dan frekunsi
3. Cek riwayat alergi
4. Tentukan pilihan analgesic tergantung tipe dan beratnya nyeri
5. Berikan analgeti untuk mengurangi nyeri
NIC :