Professional Documents
Culture Documents
vii
pendiri pesantren at-Tahdzib sebelum Ujian diselenggarakan, serta Muja>hadah di
makam Muallif S}alawa>t Wa>hidiyah di Kediri seminggu sebelum peaksanaan
UN bagi kelas XII. Sementara untuk Muja>hadah Rubu’ussanah s.d. Muja>hadah
kubro dan Muja>hadah- Muja>hadah khusus lainnya pelaksanaannya mengikuti di
Pondok Pesantren bagi para santri dan daerah masing-masing bagi siswa non
pondok. Kedua S}alawa>t Wahidiyah dalam rangkaiannya memiliki sholawat
khusus (S}alawa>t Ma’rifa>t) yang mengandung nilai-nilai tasawuf juga terdapat
pada panca ajaran wahidiyah. Nilai-nilai tasawuf dalam S{alawa>t Wahidiyah lebih
diaplikasikan dalam adab-adab yang sangat dijunjung tinggi. Nilai-nilai ini tidak
hanya sekedar bimbingan teori melainkan juga bimbingan praktis. Artinya adab-
adab ini tidak hanya diajarkan sebagai pengetahuan saja melainkan juga
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Proses Internalisasi nilai-nilai tasawuf
sholawat wahidiyah antara lain melalui: Melalui Mujahadah yang dirutinkan,
Anjuran selalu membaca nida’ baik secara lisan maupun dalam hati, Materi
kewahidiyahan dan integrasi dengan materi lain, Diklat atau upgrading
Kewahidiyahan, Geber dana Box (Gerakan sadar berdana box), Kebiasaan dan
keteladanan, serta pengajian kitab al-Hika>m. Ketiga Secara umum, Karakter siswa
sebagai hasil internalisasi nilai tasawuf shalawat wahidiyah di SMK Ihsanniat
adalah baik. Karakter mereka dapat dilihat dari beberapa aspek: Sikap, emosi,
kepercayaan, Kebiasaan dan Konsepsi diri. Mereka juga mampu mengkonsep atau
memotivasi diri dengan baik. Selain itu, siswa SMK Ihsanniat juga tidak pernah
tercatat melakukan pelanggaran-pelanggaran berat yang sampai berurusan dengan
pihak yang berwajib. Hanya pelanggaran-pelanggaran kecil yang biasanya
dilakukan beberapa siswa saja. Seperti datang terlambat, tidak mengerjakan PR,
mengantuk di kelas. Keempat Faktor pendorong dan penghambat internalisasi nilai-
nilai S}alawa>t Wa>hidiyah di SMK Ihsanniat adalah pertama: lingkungan yaitu
berada disekitar masyarakat yang mayoritas mengamalkan shalawat wahidiyah,
Keberadaan Pesantren at-Tahdzib sebagai pesantren bercorak wahidiyah,
keberadaan kantor DPP PSW PSW yang sering mengadakan pembekalan dan
pembinaan tentang manajemen hati melalui S{alawa>t Wahidiyah serta materi-
materi tentang kewahidiyahan. Kedua : Kepala sekolah, Staf Guru serta karyawan
yang kompak dalam melakukan penginternalisasian nilai tasawuf S{alawa>t
Wahidiyah , Ketiga : Semangat para guru dan siswa, dan keempat : Inovasi Guru
Kewahidiyahan. Sedangkan faktor penghambatnya adalah: Sarana dan prasarana
yang kurang memadai, beberapa siswa luar yang belum menjadi pengamal
wahidiyah, Mayoritas guru yang belum mengamalkan S{alawa>t Wahidiyah dan
kurangnya kompetesi administaratif guru kewahidiyahan.
viii