You are on page 1of 6

ANALISA SINTESIS INJEKSI INSULIN

PADA Ny. S DI RUANG TULIP RSUD Dr. SOERATNO


GEMOLONG

OLEH
MARIA ERMELINDA MITE TAY
SN172054

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
ANALISIS SINTESIS TINDAKAN INJEKSI INSULIN
PADA Ny. S DI RUANG TULIP RSUD DR. SOERATNO GEMOLONG

Hari : Jumad
Tanggal : 18 Mei 2018
Jam : 21.00 WIB

A. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan seluruh badan terasa lemas
B. DIAGNOSA MEDIS
Diabetes Melitus
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan manjemen
diabetes tidak tepat
D. DATA YANG MENDUKUNG DIAGNOSA KEPERAWATAN
DS : Pasien mengatakan seluruh badan terasa lemas, gemetar, pusing, dada terasa
berdebar- debar
DO : Pasien nampak lemas, terbaring ditempat tidur. Hasil pemeriksaan GDS
yaitu 225 mg/dL
E. DASAR PEMIKIRAN
Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap
insulin (Corwin, 2009). Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan
dapat mengakibatkan terjadinya berbagai penyulit menahun, seperti penyakit
serebro-vaskuler, penyakit jantung coroner, penyakit pembuluh darah tungkai,
penyulit pada mata, ginjal dan syaraf (Suyono, et al, 2011). Berbagai studi yang
telah ada menemukan, bahwa penyandang diabetes tipe 1 dan tipe 2 yang
menjaga kadar glukosa plasma rata-rata tetap rendah menunjukkan insiden
komplikasi mikrovaskuler berupa timbulnya retinopati diabetik, nefropati, dan
neuropati yang lebih rendah dibandingkan dengan penderita yang tidak menjaga
kadar glukosa plasma rata-rata tetap rendah (Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia, 2011). Oleh karena itu mengendalikan kadar gula darah pada
penderita diabetes sangat penting dilakukan, jika kadar gula darah dapat selalu
dikendalikan dengan baik, diharapkan semua penyulit menahun tersebut dapat
dicegah.
F. PRINSIP TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Tahap persiapan
a. Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan dan perosedur pemberian obat
b. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien dan menjaga privacy pasien
c. Memastikan obat-obatan sudah sesuai perogram pengobatan dokter
d. Memeriksa daftar obat pasien
e. Menyiapkan obat yang akan disuntikan
2. Tahap pelaksanaan
a. Mencuci tangan.
b. Memakai handscoen bersih.
c. Memeriksa apakah pen insulin berisi tipe insulin yang sesuai dengan
kebutuhan.
d. Mengganti jarum pada insulin pen dengan jarum yang baru.
e. Memegang pen insulin secara horizontal dan menggerakkan insulin pen
(bagian cap) sesuai dosis yang telah ditentukan sehingga indicator dosis
sejajar dengan jumlah dosis insulin yang akan diberikan kepada klien.
Skala pada cap : 0, 2, 4, 6, 8,10unit, dst (setiap rasa ”klik” yang dirasakan
perawat saat memutar cap menandakan 2 unit insulin telah tersedia).
f. Memilih lokasi suntikan. Periksa apakah dipermukaan kulitnya terdapat
kebiruan, inflamasi, atau edema.
g. Melakukan rotasi tempat/lokasi penyuntikan insulin. Lihat catatan perawat
sebelumnya.
h. Mendesinfeksi area penyuntikan dengan kapas alkohol, dimulai dari
bagian tengah secara sirkuler ± 5 cm.
i. Mencubit kulit tempat area penyuntikan pada klien yang kurus dan
regangkan kulit pada klien yang gemuk dengan tangan yang tidak
dominan.
j. Menyuntikkan insulin secara subcutan dengan tangan yang dominan
secara lembut dan perlahan. Ibu jari menekan bagian atas Insulin Pen
sampai tidak terdengar lagi bunyi ‘klik’ dan tinggi Insulin Pen sudah
kembali seperti semula (tanda obat telah diberikan sesuai dengan dosis).
k. Tahan jarum Insulin pen selama 5-10 detik di dalam kulit klien sebelum
dicabut supaya tidak ada sisa obat yang terbuang.
l. Mencabut jarum dengan cepat, tidak boleh di massage, hanya dilalukan
penekanan pada area penyuntikan dengan menggunakan kapas alkohol.
m. Merapikan klien dan peralatan.
n. Melepaskan handscoen dan mencuci tangan.
o. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu pemberian, dan jenia serta dosis.
3. Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Mengakhiri kegiatan

G. ANALISIS TINDAKAN
Salah satu cara mengendalikan kadar gula darah 2 jam setelah makan pada
penderita diabetes melitus adalah dengan memberikan injeksi insulin yang benar:
benar dosis, benar cara, benar waktu dan benar lokasi, (Thahir, 2008). Kesalahan
dalam penyuntikan insulin oleh petugas medis ataupun oleh penderita itu sendiri
seringkali dijumpai, studi mencatat kesalahan tersebut sebanyak 12-34%
(Hendrata, 2010). Beberapa pendapat menyatakan, insulin diberikan sesaat
sebelum makan, hal ini dilakukan karena insulin bekerja lebih baik ketika
glukosa dari makanan mulai memasuki darah. Para ahli menyarankan untuk
menyuntik sebelum makan atau sekitar 20-30 menit sebelum makan (Bararah,
2010).
Perawat atau petugas kesehatan juga lebih sering melakukan penyuntikan
pada dareah lengan, padahal tidak dianjurkan untuk menyuntikkan insulin di
tempat yang sama setiap waktu, karena akan muncul jaringan parut yang dapat
mempengaruhi penyerapan insulin (Bararah, 2010). Bila muncul jaringan parut
maka penyerapan insulin terpengaruh, sehingga pengendalian kadar gula darah 2
jam setelah makan menjadi buruk dan komplikasi diabetes akan mungkin terjadi.
Menurut Santosa dan Rosa dalam penelitiannya mengatakan bahwa lokasi
injeksi insulin yang paling efektif untuk mengendalikan kadar gula darah 2 jam
setalah makan pada penderita diabetes melitus adalah di lokasi abdomen dan
waktu injeksi insulin yang paling efektif untuk mengendalikan kadar gula darah 2
jam setalah makan pada penderita diabetes melitus adalah pada waktu 0 menit
atau bersamaan dengan makan.
H. BAHAYA DILAKUKAN TINDAKAN
1. Penurunan kadar gula darah dapat menimbulkan gejala berkeringat, mual
atau nafas yang cepat.
2. Jika kadar gula darah menurun dengan drastis maka bisa menyebabkan
pasien pingsan
3. Iritasi kulit atau inflamasi yang disebabkan oleh jarum suntik. Pada pasien
yang harus meyuntikkan insulin sebagai pengobatan rutin maka tindakan ini
bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit.
4. Ketika kadar gula darah menurun, maka metabolisme juga ikut menurun.
Hal ini juga bisa menyebabkan perubahan metabolik pada otak yang bisa
menimbulkan gejala kejang. Kondisi ini memang jarang terjadi tetapi
memerlukan penanganan dokter segera.
5. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah) merupakan efek samping utama
saat melakukan suntikan insulin. Terlalu banyak kadar insulin di dalam
tubuh juga bisa menyebabkan penurunan tekanan darah. Hal ini bisa
menyebabkan kepala pusing, rasa melayang, kelemahan dan denyut jantung
meningkat.

I. TINDAKAN KEPERAWATAN LAIN YANG DILAKUKAN


1. Sebelum memberikan terapi insulin, periksa kembali hasil laboratorium
(kadar gula darah).
2. Amati tanda dan gejala hipoglikemia dan hiperglikemia
3. Observasi tanda-tanda vital

J. HASIL YANG DIDAPAT SETELAH DILAKUKAN TINDAKAN


S : Pasien mengatakan masih lemas
O : Keadaan umum lemah, kesadaran composmentis
TD : 130/80 mmhg
N : 80 x/mnt
S : 360C
RR : 20 x/mnt
A : Masalah risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah belum teratasi
P : Intervensi manjemen hiperglikemia dilanjutkan
K. EVALUASI DIRI
Sebagai perawat sebelum melakukan tindakan kita harus membina hubungan
saling percaya antara perawat dengan pasien dan keluarga. Selama di lapangan,
tidak ada kesenjangan atau perbedaan yang berarti antara teori dan praktek.
Hanya saja belum secara detail mengobservasi respon klien selama dan sesudah
prosedur terhadap; keadaan umum, tanda-tanda vital, dan efek samping obat.

DAFTAR PUSTAKA

Bararah, V.F. 2010, Cara Suntik Insulin Diabetes yang Tepat. Detik Health. Jakarta.
Diakses tanggal 18 Mei 2018 dari: http://health. detik.com /read/cara-suntik-
insulin-diabetes-yang-tepat

Corwin, Elizabeth J. 2008. Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : EGC

Hendrata, M.I. 2010, Injection Technique Workshop on the 19th Jakarta Diabetes
Meeting. Jakarta. Diakses tanggal 18 Mei 2018 dari: htt p://www.tanyadok.
com/acara//injection-techniqueworkshop-on-the-19th-jakarta-diabetesmeeting/

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, 2011, Konsensus Pengelolaan dan


Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2, Jakarta.

Santosa dan Rosa. Muhammadiyah Journal of Nursing. Efektifi vitas Lokasi dan
Waktu InjeksiInsulin Terhadap Pengendalian Kadar GulaDarah 2 Jam Setelah
Makan pada Penderita Diabetes Melitus

Suyono, S., Waspadji, S., Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I., Semiardji, G., Edi,
T.J., dkk.( 2011). Penatalaksanaan Penyakit Diabetes Melitus Terpadu. Edisi
kedua. Jakarta : FKUI

Thahir, M.R.. (2008). Pompa Insulin, Alat Mutakhir untuk Penderita Diabetes
Mellitus. Jakarta: Demedia

Gemolong, Mei 2018


Mahasiswa Praktikan Pembimbing Klinik/ CI

Maria Ermelinda Mite Tay


Nim : SN 172054

You might also like