Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
ASI (Air Susu ibu) adalah makanan terbaik dan sempurna untuk bayi karena
mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi.ASI mudah dicerna oleh bayi, selain banyak memberi
keuntungan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi tetap juga ASI
merupakan hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dengan
pemberian ASI Eksklusif pada bayi di wilayah Puskesmas Talang Rimbo Lama
Kabupaten Rejang Lebong tahun 2017. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus
2017 menggunakan metode survey analitik terhadap 67 responden ibu menyusui
di wilayah Puskesmas Talang Rimbo Lama Kabupaten Rejang Lebong.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa 52,2% ibu menyusui
memiliki pengetahuan yang baik terhadap pemberian ASI Ekslusif, 55,2%
responden memiliki sikap yang mendukung terhadap pemberian pemberian ASI
Ekslusif, dan 59,7% responden memberikan ASI Eksklusif terhadap bayinya di
wilayah Puskesmas Talang Rimbo Lama Kabupaten Rejang Lebong tahun 2017.
Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif
serta tidak terdapat hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif
di wilayah Puskesmas Talang Rimbo Lama Kabupaten Rejang Lebong tahun
2017.
1
2
Mulai umur 6 bulan bayi mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang
bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang dan 4) Meneruskan
menyusui anak sampai umur 24 bulan atau lebih (Kemekes RI, 2016).
Meskipun manfaat pemberian ASI eksklusif dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak telah diketahui secara luas namun
kesadaran ibu untuk memberikan ASI eksklusif di Indonesia baru sebesar 14
% saja, itu pun hanya diberikan sampai bayi berusia 4 bulan.Banyaknya kasus
kurang gizi pada anak-anak berusia di bawah 2 tahun yang sempat melanda
beberapa wilayah di Indonesia dapat diminimalisir melalui pemberian ASI
eksklusif . Oleh karena itu sudah sewajarnya ASI eksklusif di jadikan sebagai
prioritas program di negara berkembang seperti Indonesia.
UNICEF menyebutkan bahwa ketidaktahuan ibu tentang pentingnya
ASI, cara menyusui dengan benar serta pemasaran yang di lancarkan secara
agresif oleh produsen susu formula merupakan faktor penghambat bagi
terbentuknya kesadaran orang tua di dalam pemberian ASI eksklusif (Unicef,
2016).
Menyusui memberikan banyak manfaat. ASI adalah makanan ideal
bagi bayi, menyediakan nutrisi yang mereka butuhkan untuk perkembangan
yang sehat dan memberikan antibodi terhadap penyakit anak yang umum
seperti diare dan pneumonia, dua penyebab utama kematian anak di negara ini.
Tapi masih banyak perempuan dan anggota keluarga yang tidak menyadari
manfaat ASI eksklusif .Perempuan masih harus memilah-milah mitos,
informasi, dan pesan tentang menyusui. Mitos bahwa bayi yang diberi ASI
membutuhkan air selain ASI tersebar luas di negeri ini. Banyak keluarga juga
percaya susu formula dapat meningkatkan kecerdasan dan meningkatkan
kesehatan, makanan pelengkap, termasuk air, seharusnya hanya diperkenalkan
ketika mereka mencapai usia enam bulan(Sukotjo, 2016).
Gerakan Nasional peningkatan penggunaan ASI ditargetkan minimal
80% ibu memberikan ASI eksklusif secara maksimal, tetapi cakupan
pemberian ASI eksklusif secara nasionalhanya 29,5 %(Kemenkes RI, 2016).
Untuk Propinsi Bengkulu cakupan pemberian ASI eksklusif yaitu 32,2
% atau dari 37.430 bayi yang ada terdapat 12.052 bayi yang diberikan ASI
eksklusif. (Dinkes Propinsi Bengkulu, 2016). Sedangkan untuk kabupaten
Rejang Lebong cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 49,2 % atau dari
jumlah bayi yang ada yaitu 4.829bayi terdapat 2375 bayi yang diberikan ASI
eksklusif (Dinkes Kabupaten Rejang Lebong, 2016).
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Rejang Lebong pada tahun 2016 yang dilakukan pada 4 Puskesmas diperoleh
hasil, di Puskesmas Simpang Nangka ada 79 bayi dengan ASIeksklusif
57,5%, Puskesmas Kampung Melayu 57 bayi dengan ASI eksklusif 55,6%,
Puskesmas Sambirejo122 Bayi dengan ASIeksklusif 50,0% dan Puskesmas
Talang Rimbo Lama 101 bayi dengan ASIeksklusif 48,2%.Dari data tersebut
menunjukan bahwa cakupan Pemberian ASI eksklusif yang paling rendah
adalah puskesmas Talang Rimbo Lama (Dinkes Kabupaten Rejang Lebong,
2016).
3
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Talang Rimbo
Lama Kabupaten Rejang Lebong pada bulan Agustus 2017, penelitian ini
menggunakan rancangan survei analitik dengan pendekatan cross sectional,
populasi dalam penelitian ini yaitu ibu yang memiliki bayi berumur 6 – 12
bulan berjumlah 204 orang dengan teknik pengambilan sampel secara Simple
Random Sampling.
C. HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi
frekuensi variabel Independen (pengetahuan dan sikap ibu) dan variabel
dependen (Asi Ekslusif) pada bayi di wilayah Puskesmas Talang Rimbo
Lama Kabupaten Rejang Lebong Tahun 2017. Hasil dari analisis univariat
dapat dilihat dari tabel berikut ini :
4
Tabel 1
Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel 2
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
SD 6 8.96
SMP 15 22.39
SMA 33 49.25
Diploma III 1 1.49
S1 11 16.42
S2 1 1.49
Total 67 100
Tabel 3
Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Sikap Reponden
Sikap Persentase
Frekuensi (f)
(%)
Tidak mendukung 30 44,8
Mendukung 37 55,2
Total 67 100
Tabel 6
Distribusi Frekuensi ASI Eksklusif
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen (pengetahuan dan sikap ibu) dengan variabel dependen (Asi Ekslusif)
pada bayi yang di Puskesmas Talang Rimbo Lama Kabupaten Rejang Lebong
tahun 2017. Hasil dari analisis bivariat dapat dilihat dari tabel berikut ini :
6
Tabel 7
Hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah
Puskesmas Talang Rimbo Lama Tahun 2017
Tabel 8
Hubungan Sikap Ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah
Puskesmas Talang Rimbo Lama Tahun 2017
D. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui bahwa dari 8 orang ibu yang
berpengetahuan kurang, terdapat 2 orang ibu yang memberikan Asi Eksklusif dan
6 orang ibu yang tidak memberikan Asi Eksklusif. Berdasarkan hasil wawancara
dengan responden pengetahuan kurang yang memberikan Asi Eksklusif diketahui
bahwa walaupun ibu dengan pengetahuan kurang tetapi tetap memberikan Asi
Eksklusif, ibu merasa dengan memberikan Asi Eksklusif anak bayi jadi jarang
terkena penyakit disamping itu juga bisa menghemat uang karena bila membeli
susu formula harga nya sangat mahal.
Dari 24 orang ibu yang berpengetahuan cukup terdapat 7 orang ibu yang
memberikan Asi Eksklusif dan 17 orang ibu tidak memberikan Asi Eksklusif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden pengetahuan cukup yang yang
memberikan Asi Eksklusif diketahui bahwa hal ini dapat dikarenakan walaupun
ibu dengan pengetahuan cukup tetapi ibu mengetahui semua kandungan zat gizi
yang terkandung dalam Asi, karena sebagian besar responden adalah ibu rumah
tangga jadi ibu selalu mempunyai waktu untuk memberikan Asi kepada bayi nya
dan ibu juga mendapatkan informasi bahwa dengan memberikan Asi Eksklusif
kepada anaknya bisa menjarakan kehamilan dan memperkecil kemungkinan untuk
terkena kanker payudara.
Dari 35 orang ibu yang berpengetahuan baik terdapat 31 orang ibu
memberikan ASI Eksklusif kepada bayi nya dan 4 orang ibu tidak memberikan
ASI Eksklusif kepada bayinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden
8
pengetahuan baik diketahui bahwa hal ini dapat terjadi karena pengetahuan yang
dimiliki terkadang tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Selain itu, hal ini
juga disebabkan karena balita sering mengalami sakit, sehingga meskipun
pengetahuan ibu sudah baik akan tetapi karena penyakit infeksi yang diderita anak
dapat menyebabkan anak menderita kurang gizi, penyakit yang spesifik dengan
gangguan pertumbuhan anak seperti diare dan ispa sehingga memerlukan
perawatan khusus.
Dari hasil uji statistik Chi-Square (Pearson Chi-Square) menunjukkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yaitu ada hubungan yang signifikan antara
tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian Asi Eksklusif pada bayi diwilayah
kerja puskesmas talang rimbo lama.Hal ini menunjukkan bahwa apabila semakin
baik pengetahuan ibu maka semakin besar kemungkinan ibu untuk memberikan
Asi Eksklusif begitu juga sebaliknya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Mariani, 2013 dengan judul penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan
Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Puskesmas Bahu Kota Manado
tahun 2013, dimana hasil analisis bivariat diperoleh p value = 0,000< 0,05. Hasil
tersebut menunjukan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian
ASI Eksklusif.
Hasil penelitian ini juga sesuai teori yang menyatakan bahwa pengetahuan
yang rendah tentang manfaat dan tujuan pemberian ASI eksklusif bisa menjadi
penyebab gagalnya pemberian ASI eksklusif pada bayi. Kemungkinan pada saat
pemeriksaan kehamilan (Ante Natal Care), mereka tidak memperoleh penyuluhan
intensif tentang ASI eksklusif , kandungan dan manfaat ASI, teknik menyusui,
dan kerugian jika tidak memberikan ASI eksklusif, (Kemenkes RI, 2014).
Berdasarkan hasil tabulasi silang diketahui bahwa dari 30 orang responden
yang mempunyai sikap tidak mendukung pemberian ASI Eksklusif pada bayi,
terdapat 17 orang ibu yang memberikan ASI Eksklusif dan 13 orang ibu yang
tidak memberikan ASI Eksklusif. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden
yang mempunyai sikap tidak mendukung dan memberikan ASI Eksklusif
diketahui bahwa walaupun ibu dengan sikap tidak mendukung tetapi tetap
memberikan ASI Eksklusif, ibu mendapatkan informasi dari teman, tetangga dan
dari saudara nya dengan memberikan Asi Eksklusif anak bayi jadi jarang terkena
penyakit, bisa berhemat karena tidak perlu membeli susu formula, produksi ASI
ibu banyak sehingga payudara terasa sakit bila tidak memberikan ASI kepada
bayinya.
Dari 37 orang ibu yang bersikap mendukung terdapat 23 orang ibu yang
memberikan ASI Eksklusif dan 14 orang ibu tidak memberikan ASI Eksklusif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden yang bersikap mendukung tetapi
tidak memberikan ASI Eksklusif diketahui bahwa hal ini dikarenakan walaupun
ibu bersikap mendukung pemberian ASI Eksklusif tetapi ibu terkendala kesehatan
ibu yang sering sakit sehingga produksi ASI ibu menjadi tidak maksimal
sehingga ASI yang diberikan kepada anak nya hanya sedikit sehingga anaknya
mempunyai status gizi kurang.
Hasil uji Continuity Correction didapat sebesar 0,042 dengan Nilai
Median 36 dan nilai asymp.sig (p)=0,837. Karena nilai p>0,05 maka tidak ada
9
hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Talang Rimbo Lama Kabupaten Rejang Lebong.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Mariani, 2013 dengan judul penelitian Hubungan Pengetahuan dan
Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di Puskesmas Bahu
Kota Manado tahun 2013, dimana hasil analisis bivariat diperoleh p value = 0,036
< 0,05. Hasil tersebut menunjukan bahwa ada hubungan sikap ibu dengan
pemberian ASI Eksklusif
Namun hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Widiyanto,S .dkk (2011), dengan judul hubungan pendidikan dan
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan sikap terhadap pemberian ASI
eksklusif Tahun 2011, yang menyatakan bahwa banyak ibu yang bersikap kurang
mendukung pemberian ASI, hal ini salah satunya disebabkan karena pengaruh
dari lingkungan sekitar. Dimana lingkungan sekitar sangat mempengaruhi
seseorang untuk mengambil keputusan yang terbaik. Karena pada zaman modern
sekarang ini semakin banyak promosi susu formula yang dianggap praktis oleh
ibu-ibu.
E. Kesimpulan
1. Didapat Sebagian besar (52,2%) ibu menyusui di wilayah Puskesmas Talang
Rimbo memiliki pengetahuan yang baik terhadap pemberian ASI eksklusif di
wilayah Puskesmas Talang Rimbo Lama Kabupaten Rejang Lebong tahun
2017.
2. Didapat sebagian besar (55,2%) memiliki sikap yang mendukung terhadap
pemberian pemberian ASI Eksklusif di wilayah Puskesmas Talang Rimbo
Lama Kabupaten Rejang Lebong tahun 2017.
3. Didapat sebagian besar (59,7%) memberikan ASI eksklusif terhadap bayinya
di wilayah Puskesmas Talang Rimbo Lama Kabupaten Rejang Lebong tahun
2017.
4. Adanya Hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif
di wilayah Puskesmas Talang Rimbo Lama Kabupaten Rejang Lebong tahun
2017.
5. Tidak adanya Hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di
wilayah Puskesmas Talang Rimbo Lama Kabupaten Rejang Lebong tahun
2017.
10
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Anik Maryunani, (2012). ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta : Trans
Info Medica.
Azwar. S (2007). Sikap Manusia. Libety. Yogyakarta.
Almatsier, S. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedika Pustaka Utama.
ASI Ekslusif Tekan Angka Kematian Bayi di Indonesia, (09 Agustus 2016).
Gatra. http://arsip.gatra.com/2006-08-14/artikel.php?id=96911
Budiarto, E. (2012). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: EGC.
Dinkes Provinsi Bengkulu. (2016). Profil Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu
Tahun 2016. Bengkulu: Dinkes Provinsi Bengkulu.
Dinkes Kabupaten Rejang Lebong. (2016). Profil Dinas Kesehatan Kabupaten
Rejang Lebong Tahun 2016. Rejang Lebong: Dinkes Kabupaten Rejang
Lebong.
Dwi Prasetyono, (2009). Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva press
Departemen Kesehatan RI. (2005). Manajemen Laktasi. Jakarta: Depkes RI
Kemenkes RI. (2016). Ibu Menyusui Sampai 2 Tahun Lebih Hemat Anak Sehat
dan Cerdas dalam Rangka Mewujudkan Keluarga Sejahtera. Pedoman
Pekan Asi Sedunia tahun 2016. Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI. (2016). Buku Saku Pemantauan Status Gizi. Jakarta: Kemenkes
RI.
Kemenkes RI. (2016) “Profil Kesehatan Indonesia”, Jakarta: Kemenkes RI
Kemenkes RI. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33
Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif. Jakarta: Kemenkes
RI.
Komara, A (2010) Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Asi
Eksklusif Dengan Pemberian Asi Eksklusif, Jurnal Skripsi 05. Diambil
pada tanggal 28 april 2017,
http://duniabagikita.blogspot.co.id/2010/05/hubungan-antara-engetahuan-
dan-sikap.html
Kramer, MS, Kakuma R (2003). Infant growth and health outcomes associated
with 3 compared with 6 mo of exclusive breastfeeding, American Journal
of Clinical Nutrition, Vol. 78, No. 2, August 2003 dalam
http://www.ajcn.org/cgi/content/abstract/78/2/291?ct
Nursalam (2013). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Purwanti, Hubertin, S. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC.
11
Retno, tbs (27 April 2013). Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kegagalan ASI
eklusif. Diambil pada tanggal 04 April 2017, dari
https://retnotbs.wordpress.com/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
kegagalan-pemberian-asi-eksklusif/
Roesli, Oetami. (2005). Petunjuk Praktis Menyusui, Jakarta : Trubus Agriwidya
Sediaoetama & Djaeni, A. (2008). Ilmu Gizi 1. Jakarta : Dian Rakyat