Professional Documents
Culture Documents
Identitas pasien
1. Nama : Tn. A
2. Umur : 45 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Buruh
6. Alamat : Bumiayu Malang
7. Status : Menikah
8. Tanggal Masuk: 20 Januari 2019
9. Tanggal Periksa : 24 Januari 2019
10. No RM : 01116670
Keluhan utama
Tn.A mengeluh susah napas, dada terasa berat, serta gelisah. Tn. A telah menderita
demam sejak 3 hari yang lalu, serta kakinya tidak bisa digerakkan.
Perlu dikaji apakah ada riwayat penyakit ISPA dan infeksi saluran pernapasan, selain itu
juga apakah Tn. A pernah mengkonsumsi obat jenis kortikosteroid, antibiotik, atau
sebagainya dalam jangka waktu yang lama.
B1 [Breathing] :
RR 24x/menit, susah napas, dada terasa berat [yang paling sering didapatkan pada klien
GBS adalah penurunan frekuensi pernapasan karena melemahnya fungsi otot-otot
pernapasan. Palpasi biasanya taktil premitus seimbang kanan dan kiri. Auskultasi bunyi
napas tambahan seperti ronkhi pada klien dengan GBS berhubungan akumulasi secret
dari infeksi saluran napas] .
B2 [Blood] :
N 85x/menit, TD 130/80 mmHg, [ pada pasien GBS juga sering ditemukan bradikardi
yang berhubungan dengan penurunan perfusi perifer. TD didapatkan ortostatik hipotensi
atau TD meningkat [hipertensi transien] berhubungan dengan penurunan reaksi saraf
simpatis dan parasimpatis] .
B3 [Brain] :
Tingkat kesadaran :
pada pasien GBS biasanya kesadaran pasien compos mentis. Apabila pasien
mengalami penurunan tingkat kesadaran maka penilaian GCS sangat penting untuk
menilai tingkat kesadaran pasien dan bahan evaluasi untuk monitoring pemberian
asuhan.
Fungsi serebri :
Status mental --- observasi penampilan pasien dan tingkah lakunya, nilai gaya bicara
pasien dan observasi ekspresi wajah, dan aktivitas motoric yang pada pasien GBS
tahap lanjut disertai penurunan tingkat kesadaran biasanya status mental pasien
mengalami perubahan.
Pemeriksaan saraf kranial :
Saraf I. Biasanya pada pasien GBS tidak ada kelainan dan fungsi penciuman
tidak ada kelainan.
Saraf II. Tes ketajaman penglihatan pada kondisi normal.
Saraf III,IV, dan VI. Penurunan kemampuan membuka dan menutup kelopak
mata, paralisis okular.
Saraf V. Pada pasien GBS didapatkan paralisis pada otot wajah sehingga
mengganggu proses mengunyah.
Saraf VII. Per.se.psi pengecapan dalam batas normal, wajah asimetris karena
adanya paralisis unilateral.
Saraf VIII. Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi.
Saraf IX dan X. Paralisis otot orofaring, kesukaran bicara, mengunyah, dan
menelan. Kemampuan menelan kurang baik sehingga mengganggu pemenuhan
nutrisi oral.
Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
Kemampuan mobilisasi leher baik.
Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada devisiasi pada satu sisi dan tidak ada
fasikulasi. Indra pengecapan normal.
Pemeriksaan reflex
Parestesia [kesemutan kebas] dan kelemahan otot kaki, yang dapat berkembang ke
ekstremitas atas, batang tubuh, dan otot wajah. Pasien mengalami penurunan
perfusi dan penurunan curah jantung ke ginjal.
B4 [ Bladder] :
Pemeriksaan pada system kandung kemih biasanya didapatkan berkurangnya volume
haluaran urine. Hal ini berhubungan dengan penurunan perfusi dan penurunan curah
jantung ke ginjal.
B5 [ Bowel] :
Mual sampai muntah dihubungkan dengan peningkatan produksi asam lambunng.
Pemenuhan nutrisi pada klien GBS menurun karena anoreksia dan kelemahan otot-otot
pengunyah serta gangguan proses menelan menyebabkan pemenuhan via oral menjadi
berkurang.
B6 [ Bone] :
Penurunan kekuatan otot dam penurunan tingkat kesadaran menurunkan mobilitas
pasien secara umum. Dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien lebih banyak
dibantu oleh orang lain.
Analisa Data
Insufisiensi pernapasan
Prognosis memburuk
Kecemasan
3. Do : refleks Gangguan perifer, saraf kranial Gangguan mobilitas
ekstremitas (-) dan neuromuscular fisik
Ds : pasien
mengeluh kaki Kesemutan, kelemahan otot
tidak dapat ekstremitas
digerakkan
Penurunan fisik dan paralis otot
Immobilitas
Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan progresif cepat otot-otot
pernapasan dan ancaman gagal pernapasan
2. Cemas yang berhubungan dengan kondisi sakit dan prognosis penyakit yang buruk.
3. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan neuromuskular,
penurunan kekuatan otot.
Intervensi Keperawatan