Professional Documents
Culture Documents
Give you more information about stories and knowledges. Have a nice read....
Thursday, October 2, 2014
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN HEMOROID
Telp.(0283) 6197570,6197571
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Saya sangat menyadari keterbatasan dan ilmu pengetahuan yang ada, sehingga hasil makalah
ini perlu adanya pengkajian dan pengembangan lagi. Demi kesempurnaan penelitian selanjutnya,
maka saya mengharapkan kritik dan saran pembaca.
Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah
wawasan.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………... i
KATA PENGANTAR…………………………………………… ii
DAFTAR ISI…………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
2.1 DEFINISI……………………………………………. 3
2.2 ETIOLOGI…………………………………………... 4
2.4 PATOFISIOLOGI…………………………………… 5
2.5 KOMPLIKASI………………………………………… 7
2.8 PENATALAKSANAAN……………………………… 10
3.1 PENGKAJIAN………………………………………… 13
3.2 DIAGNOSA……………………………………………. 16
3.2 INTERVENSI……………………………………….. .. 16
3.3 EVALUASI…………………………………………… 22
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN………………………………………. 23
4.2 SARAN………………………………………………. 23
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………… 24
BAB I
PENDAHULUAN
Hemoroid / wasir adalah suatu penyakit yang terjadi pada anus di mana bibir anus mengalami
bengkakyang kadang disertai pendarahan. Setiap orang pasti memiliki hemoroid, cuma karena
ukurannya kecil hemoroid ini sering diabaikan. Hemoroid akan menimbulkan masalah bila ia
membesar dan berdarah. Meskipun hemoroid dapat dijumpai pada setiap orang, namun yang
membesar dan menimbulkan masalah hanya 4% dari total populasi. Kejadian hemoroid tidak
memandang jenis kelamin dan umumnya meningkat pada usia 45 - 65 tahun.
Hemoroid berasal dari kata haima yang berarti darah dan rheo yang berarti mengalir, sehingga
pengertian hemoroid secara harfiah adalah darah yang mengalir. Namun secara klinis diartikan
sebagai pelebaran vasa/vena didalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan
patologik. tetapi akan menjadi patologik apabila tidak mendapat penanganan/pengobatan yang
baik. Hemoroid tidak hanya sekedar pelebaran vasa saja, tetapi juga diikuti oleh penambahan
jaringan disekitar vasa atau vena.
Pada penderita hemoroid umumnya sulit untuk duduk dan buang air besar karena terasa sakit
apabila bibir anus atau sphinchter anus mendapat tekanan. Oleh sebab itu wasir perlu diwaspadai
dan ditangani dengan baik agar mudah diobati.
4. Bagaimana penatalaksanaannya?
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran yang nyata tentang
penyakit Hemoroiddan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan Hemoroid dengan
menggunakan metode keperawatan.
3. Untuk mengetahui pemberian asuhan keperawatan pada kasus hemoroid yang dimulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 DEFINISI
Secara sederhana, kita bisa menganggap hemoroid sebagai pelebaran pembuluh darah,
walaupun sebenarnya juga melibatkan jaringan lunak di sana. Hemoroid hampir mirip dengan
varises. Hanya saja, pada varises pembuluh darah yang melebar adalah pembuluh darah kaki,
sedangkan pada hemoroid pembuluh darah yang bermasalah adalah vena hemoroidalis di daerah
anorektal. (Keperawatan delken kuswanto. 1999)
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum
terjadi. Pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya
vena yang terkena. Kehamilan diketahui mengawali atau memperberat adanya hemoroid.
(Brunner & Suddarth, 2002)
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid internal yaitu
hemoroid yang terjadi diatas spingter anal sedangkan yang muncul di spingter anal disebut
hemoroid eksternal. ( Suzanne C. Smeltzer, 2006 )
1. Hemoroid Eksterna
Hemoroid eksterna diklasifikasikan sebagai akut dan kronis. Bentuk akut berupa
pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma,
bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung – ujung saraf pada kulit merupakan
reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik atau skin tag berupa satu atau lebih lipatan kulit
anus yang terdiri dan jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
2. Hemoroid Interna
a. Derajat I : terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolaps keluar kanal anus. Hanya
dapat dilihat dengan anorektoskop.
b. Derajat II : pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau masuk sendiri ke
dalam anus secara spontan setelah selesai BAB.
c. Derajat III : pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke dalam anus
dengan bantuan dorongan jari.
d. Derajat IV : prolaps hemoroid yang permanen, rentan dan cenderung untuk mengalami
thrombosis atau infark
2.2 ETIOLOGI
Obtipasi atau konstipasi kronis, konstipasi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami kesulitan saat Buang Air Besar (BAB) sehingga terkadang harus mengejan dikarenakan
feses yang mengeras, berbau lebih busuk dan berwarna lebih gelap dari biasanya dan frekwensi BAB
lebih dari 3 hari sekali. Pada obstipasi atau konstipasi kronis diperlukan waktu mengejan yang lama.
Hal ini mengakibatkan peregangan muskulus sphincter ani terjadi berulang kali, dan semakin lama
penderita mengejan maka akan membuat peregangannya bertambah buruk
Tekanan darah (Aliran balik venosa), seperti pada hipertensi portal akibat sirosis hepatis.
Terdapat anastomosis antara vena hemoroidalis superior,media dan inferior, sehingga peningkatan
tekanan portal dapat mengakibatkan aliran balik ke vena-vena ini dan mengakibatkan hemoroid
d. Faktor pekerjaan
Faktor pekerjaan. Orang yang harus berdiri,duduk lama, atau harus menggangkat barang
berat mempunyai predisposisi untuk terkena hemoroid.
Olah raga berat adalah olahraga yang mengandalkan kekuatan fisik. Yang termasuk olahraga
berat antara lain mengangkat beban berat/angkat besi, bersepeda, berkuda, latihan pernapasan,
memanah, dan berenang. Seseorang dengan kegiatan berolahraga yang terlalu berat seperti
mengangkat beban berat/angkat besi, bersepeda, berkuda, latihan pernapasan lebih dari 3 kali
seminggu dengan waktu lebih dari 30 menit akan menyebabkan peregangan . sphincter ani terjadi
berulang kali, dan semakin lama penderita mengejan maka akan membuat peregangannya bertambah
buruk.
2.3 PATOFISIOLOGI
Drainase daerah anorektal adalah melalui vena-vena hemoroidalis superior dan inferior.
Vena hemoridalis superior mengembalikan daerah ke v. mesenterika inferior dan berjalan
submukosa dimulai dari daerah anorektal dan berada dalam bagian yang disebut kolumna
morgagni, berjalan memanjang secara radier sambil mengadakan anostomosis. Ini menjadi
varices disebut hemoroid interna. Lokasi primer hemoroid interna (pasien berada dalam posisi
litotomi) terdapat pada tiga tempat yaitu anterior kanan, posterior kanan dan lateral kiri.
Hemoroid yang lebih kecil terjadi diantara tempat-tempat tersebut. V. hemoroidales inferior
memulai venular dan pleksus – pleksus kecil di daerah anus dan distal dari garis anorektal. Pleksus
ini terbagi menjadi dua dan pleksus inilah yang menjadi varices dan disebut hemoroid eksterna
(Mansjoer, 2000 : 321).
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena
hemoroidalis. Beberapa faktor etiologi telah diajukan termasuk konstipasi atau diare, sering
mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prostat, fibroma uteri, dan tumor
rektum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid,
karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam sistem portal. Selain itu, sistem
portal tidak mempunyai katub, sehingga mudah terjadi aliran balik. (Price, 1995 : 420).
Bila prolap tersebut terus mendapat tekanan dari feses yang keras maka dapat merusak
permukaan halus hemoroid dan menyebabkan perdarahan. Pendarahan yang terjadi kadang
hanya menetes dan kadang dapat memancar deras. Pendarahan yang berulang dapat
menimbulkan anemia.
2.4 KOMPLIKASI
1. Anemia yang disebabkan karena perdarahan hebat oleh traumapada saat defekasi.
2. Hipotensi disebabkan karena perdarahan yang keluar menyebabkan kerja jantung menurun.
2.5 PATHWAYS
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop
dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan
penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita
disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol
ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan
membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata
4. Sigmoidoscopy dan barium enema, pemeriksaan untuk hemoroid yang disertai karsinoma.
5. Inspeksi Hemoroid eksterna mudah terlihat, terutama bila sudah menjadi thrombus. Hemoroid
interna yang menjadi prolaps dapat terlihat dengan caramenyuruh pasien mengejan. Prolaps dapat
terlihat sebagai benjolan yang tertutup mukosa.
Hemoroid interna stadium awal biasanya tidak teraba dan tidak nyeri, hemoroid ini dapat
teraba bila sudah ada thrombus atau fibrosis. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir
akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar.
Rectal toucher (RT) diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya karsinoma recti.
7. Pemeriksaan diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang belum prolaps. Anaskopi dimasukan
untuk mengamati keempat kuadran dan akan terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol
kedalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar
dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak, besarnya, dan
keadaan lain seperti polip, fissure ani, dan tumor ganas harus diperhatikan
2.7 PENATALAKSANAAN
1. Terapi konservatif
Diet berserat dan rendah sisa, buah-buahan dan sayuran, dan intake air ditingkatkan.
Diet serat yang dimaksud adalah diet dengan kandungan selulosa yang tinggi. Selulosa tidak
mampu dicerna oleh tubuh tetapi selulosa bersifat menyerap air sehingga feses menjadi
lunak. Makanan-makanan tersebut menyebabkan gumpalan isi usus menjadi besar namun
lunak sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan mengejan secara
berlebihan.
b) Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan bagi pasien dengan hemoroid derajat awal. Obat-
obatan yang sering digunakan adalah:
3. Mild astringent, untuk mengurangi rasa gatal pada daerah perianal yang timbul akibat
iritasi karena kelembaban yang terus-menerus dan rangsangan usus, misalnya Hamamelis
water (Witch Hazel)
4. Analgesik, misalnya Acetaminophen (Tylenol, Aspirin Free Anacin dan Feverall) yang
merupakan obat anti nyeri pilihan bagi pasien yang memiliki hiperensitifitas terhadap
aspirin atau NSAID, atau pasien dengan penyakit saluran pencernaan bagian atas atau
pasien yang sedang mengkonsumsi antikoagulan oral.
5. Laxantina ringan atau berak darah (hematoscezia). Obat supositorial anti hemoroid masih
diragukan khasiatnya karena hasil yang mampu dicapai hanya sedikit. Obat terbaru di
pasaran adalah Ardium. Obat ini mampu mengecilkan hemoroid setelah dikonsumsi
beberapa bulan. Namun bila konsumsi berhenti maka hemoroid tersebut akan kambuh
lagi.
a) Skleroterapi
Vasa darah yang mengalami varises disuntik Phenol 5 % dalam minyak nabati sehingga
terjadi nekrosis lalu fibrosis. Akibatnya, vasa darah yang menggelembung akan berkontraksi /
mengecil. Untuk itu injeksi dilakukan ke dalam submukosa pada jaringan ikat longgar di atas
hemoroid interna agar terjadi inflamasi dan berakhir dengan fibrosis. Untuk menghindari nyeri
yang hebat, suntikan harus di atas mucocutaneus juction (1-2 ml bahan diinjeksikan ke
kuadran simptomatik dengan alat hemoroid panjang dengan bantuan anoskopi). Komplikasi :
infeksi, prostitis akut dan reaksi hipersensitifitas terhadap bahan yang disuntikan. Skleroterapi
dan diet serat merupakan terapi baik untuk derajat 1 dan 4.
Tonjolan hemoroid dibekukan dengan CO2 atu NO2 sehingga terjadi nekrosis dan
akhirnya fibrosis. Terapi ini jarang dipakai karena mukosa yang akan dibekukan (dibuat
nekrosis) sukar untuk ditentukan luasnya. Cara ini cocok untuk terapi paliatif pada karsinoma
recti inoperabel.
3. Terapi Operatif
Pada operasi wasir yang membengkak ini dipotong dan dijahit biasanya dalam
anaestesie spinal (pembiusan hanya sebatas pusar kebawah) sehingga pasien tidak merasa
sakit, tapi tetap sadar.
Ada dua metode operasi : yang pertama setelah hemoroid dipotong, tepi sayatan dijahit
kembali. Pada metode yang kedua dengan alat stapler hemoroid dipotong dan dijahit
sekaligus. Keuntungan dari metode kedua ini adalah rasa sakit yang jauh berkurang dari pada
metode pertama meskipun pada operasi wasir dengan metode pertama pun rasa sakit sudah
berkurang dibandingkan cara operasi 10-20 tahun yang lalu.
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian
a. Data Demografi
Di dalam data demografi terdapat identitas pasien dan identitas penaggung jawab terdiri
dari nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, agama,
alamat, suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
b. Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama :
Perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan pada anus atau nyeri pada saat
defekasi.
Riwayat kesehatan sekarang meliputi keluhan utama pada klien. Biasanya klien yang
mengalami hemoroid, didapatkan mengeluh terasa adanya tonjolan pada anus,
terkadang merasa nyeri dan gatal pada daerah anus. Selain itu, terkadang klien
datang ke rumah sakit dengan keluhan adanya perdarahan dari anus saat buang air
besar (BAB) yang menyebabkan klien menjadi anemia.
Klien yang mengalami hemoroid mempunyai kebiasaan makan yang kurang serat
dan jarang minum sehingga terjadi konstipasi.
2. Pola eliminasi
Klien yang mengalami hemoroid, pola istirahat tidurnya akan terganggu hal ini
berkaitan dengan rasa nyeri pada daerah anus
d. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi :
Perhatikan tonjolan pada daerah anus klien, perhatikan adakah perdarahan dari
daerah anus. Selain menginspeksi hemoroid pada klien, sebagai seorang perawat juga
harus memperhatikan komplikasi yang terjadi, seperti terjadinya anemia yang dapat
dilihat dengan konjungtiva anemis, capillary refill>3 detik, kulit klien pucat.
e. Pemeriksaan Diagnostik
4. Masa protombin : memanjan pada kasus yang berat karena gangguan faktor VII
dan X disebabkan karena kekurangan vitamin K.
10. Sitologi dan biopsi rektal : membedakan antara proses infeksi dan karsinoma.
11. Enema barium : dapat dilakukan setelah pemeriksaan visualisasi dapat dilakukan
meskipun jarang dilakukan selama akut, tahap kambuh, karena dapat membuat
kondisi eksorsibasi.
13. ESR (Erythrocyte Sedimentation Rate) atau LED (Laju Endap Darah ) : meningkat
karena beratnya penyakit.
14. Sumsum tulang : menurun secara umum pada tipe berat/ setelah inflamasi
panjang.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Operatif
1. Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan pecahnya vena plexus
hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu BAB.
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus, yang ditandai
benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada daerah anus.
3. Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang keluar pada daerah
eksternal.
Postoperasi
1. Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya cerobong
angin.
C. INTERVENSI
Preoperatif
5. Pasien dengan
pecahnya vena
flexus
hemmoroidalis
perlu obat yang
dapat membantu
pencegahan
terhadap
perdarahan yang
memerlukan
penilayan
terhadap respon
obat tersebut
5. Beri obat atau terapi
secara periodik.
sesuai dengan pesanan
dokter
2. Defisit personal Setelah 1. Berikan sit bath dengan 1.Meningkatkan
hygene pada dilakukan larutan permagan kebersihan dan
anus tindakan 1/1000% pada pagi dan memudahkan
berhubungan keperawatan sore hari. terjadinya
dengan massa selama 2 x 24 penyembuhan
yang keluar pada jam, terjaganya prolaps.
daerah eksternal. kebersihan 2. Obserpasi keluhan dan
2. Peradangan pada
anus. adanya tanda- tanda
anus menandakan
peradangan anus
KH: adanya suatu infeksi
pada anus
-tidak ada tanda-
tanda infeksi. 3. Beri penjelasan cara
membersihkan anus
-Tidak terasa 3. Pengetahuan
dan menjaga
gatal-gatal pada tentang cara
kebersihanya
daerah anus. membersihkan anus
membantu
- Rasa gatal pada keikutsertaan pasien
anus berkurang dalam mempercepat
kesembuhanya.
Postoperatif
-Pengetahuan tentang
manfaat cerobong anus
dapat membuat pasien
-Cerobong anus
paham guna cerobong
dilepaskan sesuai
anus untuk
advice dokter
kesembuhan lukanya.
(pesanan)
-Berikan penjelasan
tentang tujuan
pemasangan
cerobong anus (guna
cerobong anus untuk
mengalirkan sisa-sisa
perdarahan yang
terjadi didalam agar
bisa keluar).
-Mengurangi /
mencegah kontaminasi
-Ganti balutan dengan
daerah luka.
teknik aseptik
-Mengurangi
ransangan pada anus
dan mencegah
mengedan pada waktu
-Bersihkan area
defikasi.
perianal setelah setiap
depfikasi
-Diskusikan
gejala -Mencegah mengejan
infeksi luka untuk saat difekasi dan
dilaporkan kedokter. melunakkan feces.
-Diskusikan
mempertahankan
difekasi lunak dengan
menggunakan pelunak
feces dan makanan
laksatif alami.
-Menurunkan tekanan
-Jelaskan pentingnya
intra abdominal yang
menghindari
tidak perlu dan
mengangkat benda
tegangan otot.
berat dan mengejan.
4. EVALUASI
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hemoroid adalah distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi namun kurang
diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan. Istilah hemoroid lebih
dikenal sebagai ambeien atau wasir oleh masyarakat. Akibat dari adanya hemoroid adalah
timbulnya rasa tidak nyaman. Hemoroid bukan saja mengganggu aspek kesehatan, tetapi juga
aspek kosmetik bahkan sampai aspek sosial. Hemoroid mengakibatkan komplikasi,diantaranya
adalah terjadi anemia dan hipotensi. Hemoroid juga dapat menimbulkan cemas pada
penderitanya akibat ketidaktahuan tentang penyakit dan pengobatannya.
3.2 Saran
Perlu penyuluhan yang intensif tentang penyakit, proses penyakit dan pengobatannya pada
penderita hemoroid. Menginformasikan tentang pencegahan-pencegahan terjadinya hemoroid
dengan cara :
1. Minum banyak air, makan makanan yang mengandung banyak serat (buah, vitamin K, dan
vitamin B12, sayuran, sereal, suplemen serat, dll) sekitar 20-25 gram sehari
2. Olahraga
3. Mengurangi mengedan
4. Menghindari penggunaan laksatif (perangsang buang air besar) Membatasi mengedan sewaktu
buang air besar.
5. Penggunaan celana dalam yang ketat dapat mencetuskan terjadinya wasir dan dapat
mengiritasi wasir yang sudah ada.
DAFTAR PUSTAKA
Prince, Sylvia A. & Lorraine M. Wilson. 2006. Patofisologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta. EGC.
Smeltzer, Suzanne C. & Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC.
2 comments:
1.
2.
‹
›
Home
Sea Paradisee
"we want the same things, we dreams the same dream"
(steal my girl - one direction)
View my complete profile
Powered by Blogger.