Professional Documents
Culture Documents
Editor:
Tony D. Susanto, Ph.D., ITIL, COBIT, TOGAF
Penerbit:
Asosiasi Sistem Informasi Indonesia (AISINDO)
ISBN : 978-602-74309-4-5
Penerbit : AISINDO
Cetakan pertama, Maret 2019
viii Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
terjadi percepatan dalam pelayanan publik sehingga
menghemat waktu, bersih, efektif, aman, dan warganya
cerdas serta berwawasan lingkungan. Penerapan smart
city yang terintegrasi, dapat membantu mengoptimalkan
kinerja dan hubungan antara pemerintah kota dan
masyarakat, sehingga pemerintah bisa menjalankan
tugas secara efektif dan efisien.
Untuk menjadi smart city tentunya memerlukan
pengetahuan, informasi, dan perangkat-perangkat yang
mendukung. Buku “SMART CITY: Konsep, Model &
Teknologi” ini tentunya merupakan salah satu referensi
dalam memberikan informasi-informasi tentang smart
city untuk kita semua. Buku ini hadir diharapkan dapat
membantu kita semua memahami tentang smart city,
pengaplikasian konsep smart city serta menginspirasi
solusinya. Kiranya kehadiran buku “SMART CITY: Konsep,
Model & Teknologi” persembahan ITS ini bisa
membantu banyak pihak dalam mempelajari dan
menerapkan konsep Smart City di daerahnya masing-
masing.
Demikian sambutan saya, semoga Tuhan Yang Maha
Esa senantiasa memberikan bimbingan dan hidayah-Nya
dalam kelancaran peluncuran buku SMART CITY : Konsep,
Model & Teknologi ini. Sekian, terima kasih.
WassalamualaikumWr. Wb.
Surabaya, Maret 2019
Walikota Surabaya
Tri Rismaharini
xii Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
dr. Hasto Wardoyo, SP. OG.(K)
(Bupati Kulon Progo)
“Membangun Smart City sebenarnya bagian
mencontoh Sunatulloh hukum-hukum Alloh dalam
tubuh manusia. Tubuh manusia yang sehat adalah
sangat Smart, mata kena debu sedikit saja sudah
cepat merespon dengan mengeluarkan air mata,
kaki yang menginjak puntung rokok kecil saja
langsung terkejut dan menjauh dari puntung itu.
Inilah pentingnya Smart menjadi bangunan sistem
yang sangat responsif dan cepat. Kota atau kabupaten yang sistem kerjanya bisa
mencontoh seperti sistem dalam tubuh manusia ini pasti akan luar biasa
mendekati sempurna, itulah pentingnya belajar tentang Smart City/Smart
Regency. Sistem syaraf pusat ini mungkin mirip e-Government (lebih banyak
urusan internal/ G2G), sistem syaraf tepi selalu merespon yang di luar tubuh
(mirip G2C/Smart Living), Sistem pencernaan harus mampu membersihkan
tubuh dari racun (mirip Smart Environment) dan seterusnya.
Catatan saya yang perlu dipikirkan bersama bahwa sistem yang kita
bicarakan di atas masih sebatas sistem yang telihat (tangible): sistem syaraf,
pembuluh darah, getah bening, pencernaan, pernafasan dst, yang barangkali
identik dengan Smart Living, Smart Governance, Smart Environment, Smart
Society, dst. Di balik itu sebenarnya ada sistem yang tidak terlihat (intangible)
yaitu suasana kejiwaan yang selama ini dalam dunia medis dipelajari oleh dokter
jiwa. Kondisi mental emosional seseorang ini memang seolah terpisah dengan
semua sistem yang terlihat, akan tetapi dokter juga sering menghubungkan
antara keduanya melalui teori psiko-somatik (bisa dimiripkan dengan physical-
social system).
Harapan saya pembangunan Smart terhadap hal-hal yang tangible ini harus
juga disertai dengan yang intangible, karena di pemerintahan sering terjadi
keadaan dengan sistem yang Smart tetapi mental modelnya belum mengikuti.
Jangan hanya menciptakan beautiful face tetapi juga beautiful hearth. Jangan
hanya membangun “Physical Smart” tetapi juga “Hearth Smart”. Mungkin untuk
mewujudkan konsep yang baik perlu ada satu dimensi lagi yaitu “Smart Ideologi”
yang sangat mendukung pembangunan SDM (karakter).
xiv Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
penerapannya oleh pemerintah, sektor swasta dan masyarakat di berbagai daerah
dibahas secara cukup komprehensif. Kami percaya bahwa Smart Regency akan
optimal ketika dilaksanakan secara aktif oleh pemerintah, sektor swasta, dan
masyarakat. Kami yakin buku ini dapat menjadi Best Model to Best Practice
dalam melaksanakan konsep Smart Regency, tidak hanya pada pemerintah,
namun sektor swasta dan masyarakat di daerah kami dan daerah-daerah lainnya
di Indonesia”.
D
engan masifnya implementasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) di berbagai bidang kehidupan,
termasuk bidang pemerintahan, “Smart City” sebagai
sebuah jargon, konsep, maupun target telah mampu
memberi semangat baru bagi daerah dan pemimpin
daerah di Indonesia untuk membuat berbagai inovasi
implementasi teknologi di berbagai aspek kehidupan
kota, kabupaten, hingga provinsi. Terbitnya Peraturan
Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018
tentang Pedoman Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik, dan Gerakan menuju 100 Smart City yang
diprakarsai Kementerian Komunikasi dan Informatika,
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR,
Bappenas dan Kantor Staf Kepresidenan kian “memaksa”
setiap kota, kabupaten, bahkan provinsi di Indonesia
untuk lebih memaksimalkan pemanfaatan teknologi guna
meningkatkan pelayanan masyarakat maupun
mengakselerasikan potensi daerah. Program rutin
evaluasi dan berbagai penghargaan SPBE dan Smart City,
baik oleh Kemkominfo, Kemenpan RB, Telkom, dan
berbagai lembaga negara, swasta, maupun media massa
kian mendorong setiap pemimpin daerah dan jajarannya
xvi Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
untuk mewujudkan Smart City, Smart Regency, Smart
Province, hingga Smart Village.
Di tengah euforia dan tingginya keinginan daerah-
daerah di Indonesia untuk menjadi “Smart”, sayangnya
masih sangat minim referensi-referensi pengetahuan,
kajian, dan pengalaman implementasi Smart City di
Indonesia. Dari pengalaman Editor selama membantu
beberapa kota, kabupaten, dan provinsi di daerah, masih
banyak pertanyaan-pertanyaan dasar hingga teknis
terkait perencanaan dan implementasi Smart City yang
tepat bagi suatu daerah di Indonesia baik dari pemimpin
daerah, kepala dinas/bidang/seksi, staf pemerintah,
perusahaan swasta, hingga masyarakat. Dari pertanyaan
seputar perbedaan antara e-government (SPBE) dengan
Smart City, cara merumuskan Master Plan Smart City
yang benar, dimensi-dimensi Smart City dan contoh
program-program masing-masing dimensi yang pas
dengan permasalahan dan potensi daerah, inovasi-
inovasi teknologi yang dapat diterapkan, manajemen
proyek implementasi program-program Smart City,
metode evaluasi/audit Smart City, hingga pengalaman
praktik berhasil implementasi Smart City kota-kota di
Indonesia maupun di dunia.
Permasalahan dan usaha mewujudkan sebuah Smart
City adalah kompleks, membutuhkan waktu lama, dan
keterlibatan semua pemangku kepentingan kota. Smart
City bukan hanya sekedar teknis dan teknologi, namun
juga mencakup manajemen, proses bisnis, organisasi,
xviii Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
peningkatan kualitas birokrasi dan kebijakan publik
melalui teknologi Smart Water Supply System,
Infrastruktur Teknologi Digital, Sistem Tenaga Listrik
Cerdas, dan Government Resource Planning (GRP),
termasuk analisis Surabaya Single Window sebagai
contoh kasus GRP. Bagian Dimensi II yakni SMART
BRANDING menyajikan beberapa gagasan dan studi
kasus bagaimana membangun tampilan, bisnis, dan
pariwisata khas daerah, yakni strategi membangun image
kota, mural kampung, restoran terapung, kawasan wisata,
hingga produk jamu. Bagian Dimensi III SMART
ECONOMY menyajikan gagasan dan studi kasus
bagaimana membangun industri daerah, meningkatkan
kesejahteraan keluarga, dan media transaksi pelaku
usaha daerah, mencakup: bagaimana kolaborasi sumber
daya ekonomi kota cerdas, Smart Port, inventarisasi
potensi wisata berbasis Sistem Informasi Geografi, dan
financial technology. Bagian Dimensi IV SMART LIVING
menyajikan gagasan dan studi kasus bagaimana
membangun lingkungan hidup yang nyaman dan sehat,
mencakup: pembuatan peta tata ruang terbuka hijau
berbasis citra satelit, pemanfaatan teknologi virtual
reality untuk perancangan interior bangunan publik,
pelayanan kesehatan yang cerdas, sistem transportasi
cerdas, Smart Traffic Light, sepeda penyaring udara kota,
Smart Airport, teknologi Mini Container Barge, dan Digital
Island. Bagian Dimensi V SMART SOCIETY menyajikan
gagasan dan studi kasus bagaimana membangun
komunitas masyarakat yang dinamis, cerdas, dan
xxii Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Smart Water Network 37
Smart Metering 39
Kartu prabayar 39
Zona Air Minum Prima 40
Kepuasan Pelanggan 41
Penerapan Smart Water Supply System di Surabaya 42
Penutup 43
Daftar Pustaka 43
Penulis 44
STATUS INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI DIGITAL INDONESIA
45
Latar Belakang Masalah dan Konsep 45
Sistem Ekonomi Digital 45
Infrastruktur Digital 48
Penulis 52
SISTEM TENAGA LISTRIK CERDAS SEBAGAI PENUNJANG
PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA 53
Abstrak 53
Pendahuluan 54
Peran Peneliti Indonesia terhadap Pengembangan Sistem
Tenaga Listrik Cerdas 58
Kesimpulan 62
Daftar Pustaka 63
Penulis 64
GOVERNMENT RESOURCE PLANNING (GRP): TULANG
PUNGGUNG TATA KELOLA PEMERINTAH CERDAS 66
Apa itu Government Resource Planning (GRP)? 67
GRP adalah Alat (Tools) 68
GRP dan Pengelompokkannya 69
Hubungan dan Alur GRP Utama 75
xxiv Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Daftar Pustaka 125
Penulis 125
PENGEMBANGAN RESTORAN TERAPUNG KATAMARAN
RAMAH LINGKUNGAN DALAM RANGKA MENUNJANG
PARIWISATA AIR DI KAWASAN MONKASEL SURABAYA 127
Latar Belakang 127
Analisa Situasi dan Solusi 129
Prediksi Harga Tiket 133
Kesimpulan 136
Penulis 136
REVITALISASI TANGGULANGIN SEBAGAI KAWASAN WISATA
3-in-1 138
Latar Belakang 138
Wisata 3 in 1 139
Ubahan Kawasan Tanggulangin menjadi Nuansa Wisata
141
Identitas Lokal Pintu Gerbang Utama 142
Identitas Lokal Pedestrian 143
Identitas Lokal Redesain Intako 144
Identitas Lokal Taman Budaya 147
Kesimpulan 148
Daftar Pustaka 149
Penulis 149
DOBRAK JAMU SEBAGAI INDONESIA BRAND PREFERENCE
MELALUI KONSEP SMART SCIENTIFIC EVIDENCE 152
Jamu sebagai Indonesia brand preference 153
Dobrak jamu melalui konsep smart scientific evidence 155
Kearifan Lokal : Mari Galakkan Tradisi Minum Jamu 158
Guyub karena jamu : bagian dari smart education city 159
xxvi Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
1. Pendahuluan 196
2. Rincian Penelitian 198
3. Hasil Dan Pembahasan 201
3.1. Penamaan Karakteristik Unsur Topografi 201
3.2. Sejarah Dolly 202
3.3. UKM di Kawasan Ekowisata Urban Dolly 203
4. Kesimpulan 214
Daftar Pustaka 214
Penulis 215
FINANCIAL TECHNOLOGY UNTUK MENDORONG
TUMBUHNYA SMART INVESTOR DI INDONESIA 216
Latar Belakang Masalah dan Konsep 216
Financial Technology 219
Peran Fintech dalam Mendorong Investasi 221
Masa Depan Financial Technology 223
Kesimpulan 224
Daftar Pustaka 225
Penulis 225
xxviii Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Penulis 280
MENDAMBAKAN PELAYANAN KESEHATAN YANG SMART
SEKALIGUS MENYEHATKAN 281
Penulis 295
PENERAPAN SISTEM TRANSPORTASI CERDAS DI SURABAYA
UNTUK MENDUKUNG KENYAMANAN DAN KESELAMATAN
BERKENDARA 296
Pendahuluan 296
Teknologi Sistem Transportasi Cerdas 298
Arsitektur ITS 303
Penerapan Sistem Transportasi Cerdas di kota Surabaya
305
Surabaya Intelligent Transport System (SITS) 308
e-Dishub 310
e-Parkir 310
Penutup 312
Daftar Pustaka 312
Penulis 313
SMART TRAFFIC LIGHT FOR TRAFFIC MANAGEMENT 315
Latar Belakang 315
Konsep 316
1. Desain Web Camera yang dilengkapi dengan converter
image menjadi data numeric 316
2. Desain sistem komunikasi data dari Web Camera di
beberapa Traffic Light 317
3. Desain LCU (Local Control Unit) berbasis Expert System
317
4. Implementasi DCS pada manajemen Traffic Light 318
5. Sketsa implementasi Smart Traffic Light untuk
manajemen Traffic Light 318
xxx Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Penulis 369
xxxii Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gagasan Strategis Pengembangan Clc Berbasis Digital Di
Tbm Wilayah Kelurahan Kedung Cowek 463
Gagasan Teknis Bagi Pengembangan Clc Berbasis Digital
468
Daftar Pustaka 472
Penulis 474
MEMBENTUK SMART PEOPLE MELALUI PROGRAM LITERASI
BACA TULIS BERBASIS MASYARAKAT - SEBUAH PETA JALAN
PENGUKURAN KINERJA 477
Pendahuluan 477
Literasi Baca Tulis 479
Pengukuran Kinerja Literasi Baca Tulis Berbasis
Masyarakat Saat Ini 481
Peta Jalan Pengukuran Kinerja Program Literasi Baca Tulis
Berbasis Masyarakat 483
Program Literasi Baca Tulis di Kota Surabaya serta
Pengukurannya 486
Daftar Pustaka 493
Penulis 493
MENGENAL GENERASI MILENIAL DI INDONESIA DAN
PERILAKU MEREKA DALAM MERESPON MODEL BISNIS DAN
PELAYANAN BERBASIS TEKNOLOGI 495
Daftar Pustaka 502
Penulis 503
JAMU LOVERS, JAMU UNTUK MILLENIAL: JAMU SOCIETY
SEBAGAI MODERNISASI GAYA HIDUP 504
Pendahuluan 504
Jamu Lovers 505
Inisiasi jamu pada generasi millenial 506
xxxiv Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Potensi Papan permainan di Indonesia 546
Papan permainan untuk pendidikan 549
Papan permainan tema Potensi Nusantara 551
Penulis 554
PERILAKU PENGGUNA INTERIOR DAN PENERAPAN ESVA
PADA OTOMASI BANGUNAN UNTUK MENJAGA KEAMANAN
SERTA KENYAMANAN AKTIVITAS MANUSIA DI DALAM
BANGUNANNYA 556
Pendahuluan 556
Pola Perulangan dan Pergerakan Manusia pada
Lingkungan Interiornya 557
Permasalahan 558
Pembahasan 559
Otomasi Bangunan dan Manfaat yang Dihasilkan 561
Konsepsi Penerapan ESVA pada Otomasi Bangunan
(modul sensor, relay, dan internet) 564
Kebutuhan akan Keamanan dan Kenyamanan Aktivitas
manusia pada Interior 565
KESIMPULAN 566
Daftar Pustaka 568
Penulis 569
xxxvi Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
SMART ENERGY DENGAN TEKNOLOGI RECYCLE BATERAI
LITHIUM UNTUK KEBUTUHAN SEHARI-HARI 641
Penulis 648
DESAIN ENGINEERING UNTUK FASILITAS TES SEBUAH KOTA
PINTAR DI ERA INDUSTRI 4.0 649
Pendahuluan 649
Profil Beban Listrik Gedung Komersial 653
Thermal Energy Storage 655
Hasil dan Pembahasan 656
Kesimpulan 665
Referensi 666
Penulis 667
PENGERTIAN
SMART CITY
SMART CITY:
DEFINISI, MODEL, & DIMENSI
pencemaran tinggi
(industrial)
ola limba dan sampah
publik (public)
Daftar Pustaka
[1] Lombardi, P., Giordano, S., Farouh, H. and Yousef, W. (2012).
Modelling the smart city performance. Innovation: The European
Journal of Social Science Research, 25(2), pp.137-149.
[2] Amir, H., et.all. Internet of Things-Enabled Smart Cities: State-of-
the-Art and Future Trends. (2018).
[3] Bifulco, F., Tregua, M., Amitrano, C.C., D‟Auria, A.: ICT and
sustainability in smart cities management. Int. J. Public Sector
Manag. 29, 132–147 (2016)
[4] Murgante, B., Borruso, G.: Cities and smartness: the true challenge.
Int. J. Agric. Environ. Inf. Syst. 6, 5 (2015)
[5] T. Bakıcı, E. Almirall, and J. Wareham, “A Smart City Initiative: The
Case of Barcelona,” Journal of the Knowledge Economy 2: 1, 1–14,
2012.
[6] International Telecommunications Union (ITU). (2014a). Smart
sustainable cities: An analysis of definitions. Retrieved May 2016
from www.itu.int/en/ITU-T/focusgroups/ssc/Documents/
Approved_Deliverables/TR-Definitions.docx
[7] International Telecommunications Union (ITU) (2014b). Setting the
framework for an ICT architecture of a smart sustainable city.
Retrieved May 2016 from http://www.itu.int/en/ITUT/
focusgroups/ssc/Documents/website/web-fg-ssc-0345-r5-
ssc_architecture.docx
Penulis
Tony Dwi Susanto, S.T., M.T., Ph.D.,
ITIL, COBIT, TOGAF adalah dosen jurusan
Sistem Informasi, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS); Kepala Peneliti
Lab-Based Education (LBE) e-Government
and IT Governance ITS; Chapter President
dari Association for Information Systems-
Indonesia (AISINDO); dan konsultan e-
Government dan Smart City untuk
pemerintah kota Surabaya, Madiun,
Kediri, Bojonegoro, Trenggalek, dan
Banggai Laut. Selama menyelesaikan
studi S3 nya di Australia sempat mengembangkan dan menjalankan
layanan SMS e-government untuk Northern Territory Government
(2011) dan komunitas di South Australia (2010 – 2011).
Pendidikan S3 di bidang e-Government dan Adopsi Teknologi
diperoleh dari the Flinders University of South Australia melalui
Beasiswa Australia Leadership Award (ALA), disamping 7 beasiswa lain
yang telah diperolehnya dan mengantarkannya tinggal dan
mengunjungi 14 negara. Saat ini Tony juga bekerja sebagai reviewer,
interviewer, dan konsultan Beasiswa (LPDP, DIKTI, AIYEP), serta pendiri
komunitas Motivasi Beasiswa. Speasialisasi keahliannya di bidang Tata
Kelola dan Manajemen e-Government dengan telah memegang
beberapa sertifikasi profesi konsultan internasional di bidang tata
kelola dan manajemen Teknologi Informasi, diantaranya: ITIL, COBIT,
dan TOGAF.
Penulis dapat dihubungi melalui email
tonydwisusanto@is.its.ac.id atau melalui Facebook Twitter,
Facebook, maupun Instagram di “tonydwisusanto”.
Pendahuluan
Masyarakat kota besar dengan aktivitas yang padat
membutuhkan pelayanan yang cepat dan prima,
termasuk pelayanan pemenuhan kebutuhan air minum.
Pelayanan air minum prima harus memenuhi prinsip
kualitas, kuantitas, kontinyuitas, dan keterjangkauan
(Masduqi dan Assomadi, 2012). Air layak diminum jika
memenuhi persyaratan kualitas air minum sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan. Jumlah air minum harus
mampu mencukupi kebutuhan pelanggan secara
kontinyu kapan pun diperlukan. Namun demikian,
pelayanan prima tetap mempertimbangkan biaya yang
terjangkau bagi pelanggan air minum yang strata sosial-
ekonominya beragam.
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas, kuantitas,
dan kontinyuitas air minum, mulai dari kualitas dan
kuantitas air baku, sistem pengolahan, sistem
pendistribusian, hingga utilitas di pelanggan. Faktor-
faktor tersebut mempunyai keterkaitan satu sama lain.
Kualitas air baku yang buruk akan memperberat beban
Kartu prabayar
Pelanggan harus membeli air dengan volume yang
tercatat pada kartu. Kartu inilah yang digunakan untuk
“membuka” valve sampai “air dalam kartu” habis. Dengan
smart metering ini, tidak diperlukan petugas pencatat
meter air dan pelanggan dapat mengendalikan
pemakaian air per bulan. Bentuk meter air prabayar
dapat dilihat pada Gambar 4.
Kepuasan Pelanggan
Tingkat kepuasan pelanggan dapat dijadikan salah
satu indikator untuk mengukur keberhasilan smart water
supply. Banyaknya aduan dari pelanggan, jenis aduan dan
kecepatan penyelesaian aduan dapat dimasukkan ke
dalam sistem ini.
Penutup
Semoga tulisan pendek ini mampu menginspirasi
semua pihak yang terkait dengan peningkatan kualitas
pelayanan air minum di Indonesia, sehingga terwujud
masyarakat yang sehat dan sejahtera. Diperlukan banyak
kajian yang mendalam terkait smart water supply system
sebelum diimplementasikan pada suatu kota.
Daftar Pustaka
Dobriceanu, M., Bitoleanu, A., Popescu, M., Enache, S., dan Subtirelu, E.
SCADA system for monitoring water supply networks, WSEAS
Transactions on Systems, Vol. 7(10): 1070-1079, October 2008
Masduqi, A. Keberlanjutan Sistem Penyediaan Air Bersih Perpipaan di
Perdesaan, Disertasi Program Doktor Teknik Sipil, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 2009
Masduqi, A. dan Apriliani, A. Estimation of Surabaya River Water
Quality using Kalman Filter Algorithm, IPTEK, The Journal for
Technology and Science, Vol. 19, No. 3, August 2008
Masduqi, A. dan Assomadi, A. F. Operasi & Proses Pengolahan Air, ITS
Press, Surabaya, 2012
Meidensha Corporation, Water Distribution Control Support System.
http://www.meidensha.com/products/water/prod_03/prod_03_03/i
ndex.html, diakses tanggal 6 Januari 2019.
Sabiq, A. dan Budisejati, P. N. Sistem Pemantauan Kadar pH, Suhu dan
Warna pada Air Sungai Melalui Web Berbasis Wireless Sensor
Network, Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer, 5(3), 2017, 94-
100, Juli 2017
Penulis
Dr. Ali Masduqi, S.T., M.T. lahir di
Mojokerto Jawa Timur pada tahun 1968.
Menjadi dosen pada Departemen Teknik
Lingkungan ITS pada tahun 1994 hingga saat
ini. Berbekal pendidikan bidang teknik
penyehatan (S1 ITS, 1993), teknik lingkungan
(S2 ITB, 2000), dan teknik sipil – sumberdaya
air (S3 ITS, 2010), saat ini menekuni bidang
ilmu manajemen dan teknologi air minum
dan air limbah. Beberapa karya telah
dihasilkannya antara lain penelitian, perencanaan, artikel ilmiah, dan
buku ajar yang berkaitan dengan bidang manajemen dan teknologi
penyediaan air minum.
Penulis
Profesor Dr. Ir. Mochamad Ashari,
M.Eng. adalah Guru Besar Departemen
Teknik Elektro – Fakultas Teknologi
Elektro - ITS, dengan fokus penelitian
dan pengajaran pada bidang power
electronics and smart-green energy. Di era
Industry Revolution 4.0, bidang ini
banyak bersinggungan dengan bidang-
bidang lain seperti Teknologi Informasi
dan Sistem Telekomunikasi. Pada awal 2019, Profesor Mochamad
Ashari telah menghasilkan lebih dari 190 publikasi ilmiah, 90
diantaranya terindeks Scopus. Saat ini ditetapkan sebagai Rektor ITS
periode 2019 – 2024, dan pernah menjabat sebagai Rektor Universitas
Telkom – Bandung tahun 2013 – 2018.
Abstrak
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu parameter
kemajuan suatu negara. Indonesia sebagai negara yang
tengah berkembang terus membuka peluang baik
dibidang industri maupun pariwisata dalam rangka
menumbuhkan dan menguatkan sektor ekonomi.
Perkembangan Industri tentu saja membutuhkan sumber
daya yang memadai, salah satunya ketersediaan energi
listrik. Atas dasar itu, Pemerintah Indonesia
mencanangkan Program 35.000 MW Listrik dengan
harapan mampu menyediakan listrik bagi seluruh
masyarakyat. Akan tetapi, penyediaan listrik tidak
terbatas hanya pada pembangunan infrastruktur, namun
juga pengembangan sistem operasi dan kontrol demi
memenuhi tingkat keandalan dan mutu yang tinggi.
Sistem operasi dan kontrol tenaga listrik tersebut
tentunya diharapkan dapat bekerja secara cerdas,
tanggap, mandiri, dan adaptif. Salah satu metode yang
dapat digunakan untuk membangun sistem cerdas
tersebut adalah menggunakan artificial intelligence yang
mampu mengurangi beban kerja operator. Pada artikel
Pendahuluan
Seperti yang telah diketahui, energi listrik sudah
menjadi kebutuhan pokok bagi setiap manusia,
khususnya mereka yang berada di daerah perkotaan. Hal
ini dibuktikan dengan selalu bertumbuhnya pengguna
listrik baru maupun bertambahnya penggunaan listrik
bagi mereka yang menaikkan daya langganan listrik [1].
Mengingat listrik adalah salah satu jenis energi yang
paling mudah dikonversi ke dalam bentuk lain, maka
secara tidak langsung, taraf hidup seseorang dapat
meningkat dengan adanya pemenuhan ketersediaan
listrik. Dengan tersedianya listrik, banyak kegiatan atau
aktivitas yang dapat dilakukan oleh seseorang. Bahkan,
muncul sebuah gagasan umum di masyarakat bahwa
tingkat keekonomian suatu daerah dapat dengan mudah
diketahui berdasarkan tinggi rendah pemakaian listrik di
daerah tersebut. Semakin banyak penggunaan listrik,
maka kemampuan daya beli masyarakat juga menjadi
tinggi.
Akan tetapi, penggunaan energi listrik yang tinggi
pada suatu daerah tidak semata-mata mencerminkan
tingginya taraf ekonomi daerah tersebut. Penggunaan
energi listrik dapat dikategorikan dalam dua hal yaitu
Kesimpulan
Hingga saat ini, sistem tenaga listrik di Indonesia
masih berada pada fase pembangunan infrastruktur
secara masif demi tersedianya listrik bagi seluruh
penduduk di Indonesia. Namun, pembangunan sistem
tenaga listrik tersebut perlu dibarengi dengan
pengembangan sistem operasi dan kontrol yang ada.
Penyediaan sistem tenaga listrik tidak semata-mata
terbatas pada besaran daya atau volume energi listrik
yang dapat diberikan. Akan tetapi, keandalan, kualitas,
dan keberlanjutan penyediaan listrik juga merupakan hal
yang esensial. Dengan bertambah rumit atau
kompleksnya sistem operasi tenaga listrik, maka
penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence
dapat menjadi salah satu opsi yang tentunya perlu
diawasi oleh manusia. Apabila penyaluran sistem tenaga
Daftar Pustaka
PT. PLN (Persero), Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL),
Jakarta: PT. PLN (Persero), 2017.
Merdeka.com, “UMKM Sumbang 60 Persen ke Pertumbuhan Ekonomi
Nasional,” Liputan6.com, [Online]. Available:
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3581067/umkm-sumbang-
60-persen-ke-pertumbuhan-ekonomi-nasional. [Diakses 5 January
2019].
I. M. Suprateka, “Progress 35.000 MW Menggembirakan,” PT. PLN
(Persero), 22 March 2018. [Online]. Available:
http://www.pln.co.id/media/siaran-pers/2018/03/progress-35-000-
mw-menggembirakan. [Diakses 5 January 2019].
A. Aliev, “Ini Penyebab Listrik Mati 7 Jam di Kalimantan Timur,” Warta
Ekonomi, 6 April 2018. [Online]. Available:
https://www.wartaekonomi.co.id/read176541/ini-penyebab-listrik-
mati-7-jam-di-kalimantan-timur.html. [Diakses 31 Desember
2018].
S. Rosadi, “Siang tadi, sejumlah kota di Kalimantan Timur gelap gulita
hampir dua jam,” Merdeka.com, 25 Agustus 2018. [Online].
Available: https://www.merdeka.com/peristiwa/siang-tadi-
sejumlah-kota-di-kalimantan-timur-gelap-gulita-hampir-dua-
jam.html. [Diakses 31 Desember 2018].
Penulis
Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo,
M.Eng. lahir di Bangkalan, Jawa Timur,
Indonesia pada tanggal 16 September 1958.
Beliau menerima gelar insinyur dari
Departemen Teknik Elektro, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Indonesia
pada tahun 1984. Kemudian, berbekal
beasiswa dari pemerintah Jepang, beliau
melanjutkan studi program magister dan
RPJMD
Urusan Pemerintah Daerah
(Tupoksi Perangkat Daerah) (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah) sudah
termasuk Visi, Misi, Program
Layanan Fungsi-fungsi Unggulan Kepala Daerah,
Publik operasional Indikator Kinerja, dan Program
internal Perangkat Daerah
pemerintahan
GRP
e-Musrenbang e-Harga
e e
e-Pokir
e
e-RPJMD
e-PLANNING e-BUDGETING e-Project
Planning
e-Procurement
e e-Kontrak
Simpeg
e e-KINERJA e-MONEV e-Controlling e-DELIVERY
e-Absensi
e
e-Payment
e
Gambar 3. GRP utama pemda dan hubungannya
Daftar Pustaka
Al-Raisi, A. N. and A. M. Al-Khouri. (2010). “Public Value and ROI in the
Government Sector”. Adavencesin Management 3: 1-5.
BPKP. (2016). “Pengenalan Sistem Informasi Manajemen Daerah
(SIMDA)” Retrieved 7 June 2016, 2016, from
http://www.bpkp.go.id/sakd/konten/333/Versi-2.1.bpkp.
Furuholt, B. and F. Wahid (2008). E-Government Challenges and the
Role of Political Leadership in Indonesia: the Case of Sragen. The
Hawaii International Conference on System Sciences Hawai.
Penulis
Tony Dwi Susanto, S.T., M.T., Ph.D., ITIL, COBIT, TOGAF adalah
dosen jurusan Sistem Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS); Kepala Peneliti Lab-Based Education (LBE) e-Government and IT
Governance ITS; Chapter President dari Association for Information
3. Petugas ramah
Berdasarkan keterangan dari 16 dari 30
responden menjawab bahwa pelayanan petugas UPTSA
ramah, dalam menyambut dan menjelaskan pelaksanaan
IMB kepada pemohon. Pelayanan tersebut meninggalkan
A. Tahap Input
1. Tidak ada mitra Gambar Desain
Dari kuisioner pertanyaan terbuka yang diberikan 8
dari 30 responden menjawab bahwa pemohon sering
terkendala dalam pembuatan gambar, dimana pemohon
tidak memiliki kerabat/relasi yang mampu dalam
B. Tahap Proses
Notifikasi Berulang
Berdasarkan keterangan dari 6 dari 30 responden
menyatakan bahwa seringkali terjadi pengulangan
notifikasi kekurangan data ataupun data yang salah
sehingga sering bolak balik, dan feedback yang lama.
C. Tahap Output
1. Waktu dan Lokasi Pembayaran Retribusi
Responden mengeluhkan bahwa pembayaran retribusi
terlalu cepat dan pembayaran hanya ditujukan kepada
satu bank saja.
Setelah dilakukan klarifikasi diketahui bahwa
pembayaran retribusi IMB dilakukan satu kali selama
tidak ada perubahan pada bangunan. Pembayaran
dilakukan maksimal 7 hari setelah pemohon menerima
pemberitahuan mengenai pembayaran retribusi. Apabila
dilakukan lebih dari 7 hari maka pemohon diwajibkan
Daftar Pustaka
Perdana, D., 2016. Pemkot Surabaya Sederhanakan Pengurusan IMB
Rumah Tinggal. [Online] Available at:
http://m.suarasurabaya.net/app/kelanakota/detail/2016/17 6915-
Pemkot-Surabaya-Sederhanakan-Pengurusan-IMB- Rumah-
Tinggal [Accessed 15 Desember 2017].
Sabila, N. R., 2014. Proses Pengambilan Keputusan untuk mengatasi
masalah pelayanan perizinan di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Kota Surabaya. Kebijakan dan Manajemen Publik ISSN 2303 -
341X, p. Volume 2 No 1.
Sapoetro, E. A. S., 2017. Surabaya Single Window. Surabaya : Dinas
Penanaman Modal & PTSP.
Scholl, Hans J., Scholl, Margit C., 2014. Smart Governance: A roadmap
for Research and Practice. In iConference 2014 Proceedings
(p.163-167) Doi:10.99776/14060.
Sedarmayanti, 2004. Good Governance (Kepemerintahan Yang Baik).
Cetakan Kedua ed. Bandung: Mamdar Maju.
Sedarmayanti, 2009. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi dan
Kepemimpinan Masa Depan. bandung: PT Refika Aditama.
Penulis
Ardy Maulidy Navastara, S.T., M.T. is a
lecturer at Department of Urban and Regional
Planning as well as a member and researacher
at Laboratory Urban Development and Design
Institut Teknologi Sepuluh Nopember. He
studied Architecture at Institut Teknologi
Sepuluh Nopember and Urban & Regional
Planning at Institut Teknologi Bandung.
Passionate about architecture design, he
produced many designs about buildings and
urban open spaces, he also has involved in urban planning projects.
Now, he is a member in a professional or expert associations; it is
Indonesian Institute of Architect, Indonesian Institute of Built
Environment Researcher and Indonesian Expert of Coastal
Management Association. He has interest on several research issues
such as land development and management, land market, urban
design especially urban open space and also he intensively has been
investigating about human-environment interaction. However, he also
interested about planning methods and theories as well as local and
global issues.
102 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
menarik minat banyak kalangan. City branding ini
dilakukan oleh kota-kota besar seperti; London, Paris,
Madrid, New York. Bahkan kota-kota kecil pun tidak mau
ketinggalan. Keberhasilan kota-kota tersebut dapat kita
lihat dari gambar di bawah.
Gambar 1. Lima kota paling top
(Anholt Gfk, 2015)
104 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
muncullah persepsi yang negatif tentang diri Cecep.
Yakni brand pemabuk.
Trust me, he is
I’m a tough guy a tough guy
Public
Marketing
Relation
Advertising Branding
106 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Pre-requisites menggali persepsi orang banyak terhadap
beragam fasilitas dasar yang dimiliki oleh sebuah kota,
mulai dari rumah sakit, sekolah, sarana transportasi
umum hingga tempat berolahraga.
People-manusia menggali potensi keterbukaan dan
kehangatan orang-orang yang tinggal di kota tersebut,
kemudahan untuk mengenal dan bergabung dalam
suatu komunitas mengenai budaya ataupun bahasa serta
merasakan keamanan didalamnya.
Pulse-Ritme menggali persepsi mengenai hal-hal yang
menarik ataupun tempat-tempat baru yang ada di kota
tersebut untuk dijelajahi diwaktu luang.
Potential menggali persepsi masyarakat berkaitan
dengan peluang ekonomi dan mendapatkan pendidikan
di kota tersebut. Missal, peluang mendapatkan
pekerjaan, membuka usaha baru ataupun melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
108 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
ingin merubah persepsi tersebut dengan mendatangi
seorang konsultan brand. Cecep meminta dibuatkan logo
yang bergambar dirinya. Di logo tersebut wajah Cecep
dibuat tersenyum ramah, menggunakan kopiah dan
atribut lainnya untuk menggambarkan bahwa Cecep
adalah pemuda yang baik. Apakah dengan logo ini
image Cecep sebagai pemabuk akan berubah menjadi
baik? Tentu tidak. Selama Cecep tidak merubah
perilakunya mengkonsumsi minuman yang memabukan,
logo itu tidak akan berarti apa-apa. Reputasinya sebagai
pemabuk akan terus melekat dibenak setiap orang yang
mengenalnya.
Logo sebenarnya adalah kunci untuk mengenal brand
yang sesungguhnya. Contoh pertama adalah Nike.
Menurut Berman (2010:51) Nike memiliki reputasi tinggi
dalam menjual sepatu berkualitas dan membangun basis
dengan pelanggan yang setia dengan merek itu. Ketika
Nike menjual sebuah produk baru, yakni topi bisbol.
Kelompok yang sama dari pelanggannya yang setia akan
membeli produk topi tersebut. Kenapa? Karena mereka
percaya bahwa Nike hanya akan memproduksi barang-
barang yang berkualitas. Topi seharga $4 ketika diberi
logo Nike maka akan menjadi $20. Dan orang-orang
tersebut ketika mengenakannya menjadi ujung tombak
promosi gratis bagi Nike. Keren bukan?. Logo atau
identitas visual jika dikomunikasikan secara konsisten di
dalam proses branding, maka akan menjadi pintu masuk
dibenak orang banyak untuk mengenal brand lebih jauh.
110 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
dahulu untuk kemudian menjadi positioning dari brand
yang bersangkutan.
Yogyakarta pada tahun 2001 meluncurkan program
City branding mereka dengan tagline “Jogja Never
Ending Asia“. Upaya ini adalah untuk memperkenalkan
segala hal yang ada di Jogja, seperti kebudayaan, seni
dan berbagai aspek lainnya pada masyarakat luas. Imbas
krisis moneter pada tahun 1998 memaksa Jogja harus
mencari alternatif-alternatif lain untuk meningkatkan
pendapatan daerahnya. Salah satu cara untuk
mendapatkan devisa adalah mendatangkan wisatawan
melalui beragam potensi parawisata yang dimiliki. Slogan
Jogja Never Ending Asia kala itu menjadi awal
memperkenalkan Jogja kepada wisatawan dari luar
negeri. Slogan ini dipahami betul oleh warga Jogja,
bahwa Jogja layak untuk dikunjungi dan dikembangkan.
Sinergi antara warga dan pemangku kebijakan
menjadikan Yogyakarta menjadi salah satu brand yang
kharismatik apa bila diasosiasikan dengan destinasi
wisata yang berbau budaya dan tradisi.
112 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
bersinergi untuk mensukseskan program ini. Pemerintah
kota Surabaya harus berani mengambil keputusan untuk
melakukan perubahan konsep city branding yang ada
selama ini. Surabaya perlu menemukan gagasan yang
lebih segar guna mengkomunikasikan Surabaya yang
sesungguhnya. Untuk itu diperlukan proses branding
yang lebih menyeluruh. Konsep “Sparkling Surabaya”
perlu dikaji kembali. Riset-riset yang mendalam harus
dilakukan guna menggali dan memetakan potensi Kota
Surabaya yang sesungguhnya. Semua lapisan masyarakat
dan stakeholder dilibatkan agar pengembangan strategi
City branding yang baru bisa berhasil.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember sebagai bagian
dari Kota Surabaya siap dan dapat menjadi mitra
Pemerintah Kota Surabaya didalam penyusunan strategi
city branding yang baru. ITS memiliki Departemen Desain
Komunikasi Visual yang bidang keilmuannya dapat
diterapkan untuk membangun dan menyusun strategi
branding untuk Surabaya tercinta. Ayo Rek, Saatnya
berubah. Wani!
Daftar Pustaka
Anholt. S. 2007. Competitive Identity: the new brand managements for
nations, cities, and region. New York:Palgrave Macmillan.
Baker, Bill. 2012. Destination branding for small cities.
https://brandconsultantasia.com/2012/06/25/destination-
branding-for-small-cities/ (Diakses 10 Desember 2018)
Berman, David. 2010. Do Good Design. Berkeley, New Riders
Numeier, Marty. 2005. The Brand Gap: How to Bridge the Distance
Between Business Strategy and Design. Berkeley, New Riders
Penulis
R. Eka Rizkiantono, S.Sn., M.Ds. adalah Dosen
yang mengajar di Departemen Desain
Komunikasi Visual, belajar mendesain di FSRD-
ITB pada Jurusan Desain Komunikasi Visual.
Jenjang S2 fokus mempelajari secara khusus
mengenai city branding dan branding pada
umumnya. Hobi menjelajah negeri-negeri di
tanah jauh dengan menggunakan sepeda motor.
Sangat berbahagia dengan profesinya saat ini karena dapat menjadi
bekal diakherat kelak melalui sedekah ilmu yang bermanfaat ketika
hadir di ruang-ruang kelas. Kadang-kadang menjadi freelance
desainer dan konsultan brand bagi UKM (usaha Kurang Modal) yang
ada di Jatim. Profesinya yang lain adalah “pria panggilan” karena
sering dipanggil menjadi narasumber oleh dinas terkait mengenai
branding ataupun desain kemasan. Oh iya..cita-citanya nanti setelah
pensiun adalah mendirikan perkumpulan rahasia yang beranggotakan
para pahlawan bertopeng, lalu berkeliling dunia naik sepeda motor
menghukum para koruptor. Dan semoga suatu hari nanti bisa berhaji
dengan naik motor. Aamiin.
114 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
MURAL KAMPUNG SEBAGAI PENANDA
IDENTITAS DAN PENGENDALI RUANG PUBLIK
DI SURABAYA
116 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar 3. Mural di Kampung eks lokalisasi Dolly
(https://www.hipwee.com/travel/gang-dolly-bekas-lokalisasi-terbesar-di-asia-
tenggara-kini-telah-berubah-wajah-jadi-wisata-mural/)
118 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Mural sebagai Identitas Kampung
Dari uraian di atas terlihat bahwa mural tidak
hanya sebatas karya seni yang otonom, namun juga
punya relasi dan peran dalam kehidupan di kampung.
Misalnya mural di Kampung Nelayan, Kampung Pecinan
Tambak Bayan, Kampung Ketandan dan Kampung
Kedungdoro, menunjukkan peran mural yang
menegaskan identitas kampung. Lain halnya dengan
mural di Kampung Dolly yang ingin 'melupakan' dengan
identitas lamanya sebagai kawasan prostitusi. Lewat
mural, Kampung Dolly ingin bertransformasi menjadi
kampung yang produktif. Hal ini nampak dengan
munculnya beberapa UKM di sana seperti penghasil
sepatu, kue dan sebagainya.
Mural juga merupakan ekspresi perebutan ruang atau
lingkungan oleh penduduk bahkan dapat memberi
orientasi kepada masyarakat yang secara sosial dirugikan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Marschall (dalam
Setiawan, 2010) tentang ulasannya mengenai seni mural
komunitas di Dubai, Afrika Selatan mengakui beberapa
manfaat seni mural, yakni:
a. menciptakan kesadaran publik.
b. memberikan kritik sosial.
c. menetapkan identitas masyarakat.
d. terkadang mendorong aksi sosial.
e. menjadi kendaraan untuk ekspresi diri bersama dan
saling menguatkan.
f. mengizinkan penduduk untuk merebut kembali
120 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
berperan sebagai fasilitator sekaligus desainer mural. Ide
dari warga ditampung untuk menentukan gambar dan
teks mural yang hasilnya adalah penggambaran identitas
kampung nelayan dan kebersihan lingkungan. Hasilnya
selama sebulan, warga dan tim peneliti menciptakan
mural dengan partisipasi warga. Gambar sosok nelayan
yang tangguh berlayar mencari tangkapan laut disertai
gambar anak-anak yang sedang belajar dan istri yang
membantu mencari kerang darah di laut diletakkan di sisi
kanan gedung balai RW. Sedangkan sisi kiri bergambar
penyu yang berenang bersama sampah plastik
bertuliskan „Laut bukan tempat sampah‟ berusaha
mengingatkan kembali generasi muda untuk turut
menjaga kebersihan laut karena kondisi sampah manusia
makin memprihatinkan akibat tertelan oleh biota laut,
seperti penyu maupun paus.
122 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Yang membuat budaya kota itu kan kampung. Jika tidak
ada kampung, siapa yang memutuskan budaya kotanya.
Jadi menurut saya, selama masyarakat masih
memerlukan kampung, adalah tugas pemerintah untuk
menjaga dan memperbaiki kampung tersebut. (Silas
dalam Aziz, 2014)
Berbeda dengan perumahan atau yang biasa dikenal
dengan real estate, karakteristik warga yang datang dari
tempat yang berbeda-beda. Keguyuban dan kerukunan
di antara penghuninya amat berbeda dengan warga
kampung yang tinggal berdekatan.
Keberadaan kami dus hubungan dengan tetangga di
kompleks hanyalah diikat oleh kepentingan-kepentingan
duniawi semacam pekerjaan. Besok jika kami mati,
sebagian mayatnya dikirim ke kampung halaman juga.
Kami hanyalah anggota kerumunan sesaat. Kami
memang saling sapa, tapi tidak saling berempati. Kami
saling senyum, tapi senyum kami tidak ekspresif, senyum
formal dalam hubungan bertetangga yang mekanis.”
(Saidi, 2011)
Desain rumah yang berbeda-beda sesuai kepribadian
dan gaya hidup pemiliknya mempengaruhi keragaman
hunian di kampung. Hal ini bertolak belakang dengan
desain rumah yang disediakan oleh pengembang
perumahan yang justru menyeragamkan bentuk tempat
tinggal yang mungkin turut mendorong perilaku hidup
yang homogen, seperti pendapat Sagmaister & Walsh:
124 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Daftar Pustaka
Aziz, Y.(2014). Secangkir Teh bersama Johan Silas: Peran Bisnis dan
Komunitas untuk Kota, ruang, edisi 09 Desember 2014. Retrieved
from http://membacaruang.com/secangkir-teh-bersama-johan-
silas-peran-bisnis-dan-komunitas-untuk-kota/
Ginanjar, D.(2011). Kampung-Kampung Surabaya Nasibmu Kini.
Retrieved from http://dhimas.id/2011/05/kampung-kampung-
surabaya-nasibmu-kini/
Saidi, A. I.(2011). Mendesain Penjara: Ese-Esei dari Luar Terali Sejarah,
Yogyakarta: Isac Book.
Sagmaister, S & Walsh, J.(2018). Beauty, New York: Phaidon.
Setiawan, T.(2010). Role of Public Art in Urban Environment: A Case
Study of Mural Art in Yogyakarta City. Tesis (double degree). MSc
Programme in Urban Management and Development, Rotterdam.
Penulis
Senja Aprela Agustin S.T., M.Ds. (10
April 1983) adalah pengajar di
Departemen Desain Komunikasi Visual,
ITS. Minat studinya adalah: desain dan
kebudayaan, semiotika, feminisme, dan
sejarah desain. Lulusan Desain
Komunikasi Visual, ITS (2005) dan
Magister Desain, Institut Teknologi
Bandung (2011). Sejak 2008 aktif menulis
di beberapa prosiding seminar nasional
dan internasional seperti Desain Grafis
Vernakular Indonesia sebagai Estetika Posmodern (2008); The Role of
Weblog Media in Identity and Imagined Network Building, Case studies
Weblog of The Ministry of Design (2011), Republic of Indonesia;
Traditional Food Packaging Design toward Creative Industry Era, Case
study of East Java Food Packaging Development Problem: Pudak,
Jubung, and Getuk Pisang (2013); Beauty Ideology Differeneces in
Beauty Brand‟s Social Media Advertising, Case Studies: Wardah, Make
126 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
PENGEMBANGAN RESTORAN TERAPUNG
KATAMARAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM
RANGKA MENUNJANG PARIWISATA AIR DI
KAWASAN MONKASEL SURABAYA
Latar Belakang
Program Penataan dan Revitalisasi di sepanjang
sungai Kalimas, sebagai salah satu program kerja
walikota Surabaya ibu Tri Rismaharini, terbagi menjadi
sembilan kawasan dengan corak dan ragam yang
berbeda. Salah satu kawasan yang telah mengalami
pembenahan adalah kawasan Monkasel dan sekitarnya.
Kawasan Monkasel akan dikembangkan sebagai “The
Central Business District Riverbank” atau kawasan pusat
bisnis tepi sungai. Pada saat ini, di kawasan Monkasel
sudah banyak dibangun sarana permainan, yaitu patung
Suro dan Boyo setinggi 15 meter, Plaza Area, BMX Flat
Area, BMX Street Area, Tribune Area, serta Skate Park
Area. Keberadaan lampu-lampu hias di arena permainan
membuat sungai Kalimas terlihat makin mempesona di
malam hari.
Walaupun telah banyak dibangun sarana permainan
yang dapat menjadi tujuan wisata baru, namun di
kawasan Monkasel masih belum tersedia sarana wisata
air. Sebenarnya di kawasan Monkasel telah dibangun
1
http://radevitiq.blogspot.com/2016/11/kali-mas-sungai-mas-
surabaya.html
128 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
demikian kedua permasalahan dapat diatasi, sehingga
dapat meningkatkan jumlah pengunjung Monkasel dan
Foodcourt Ketabang.
130 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
dengan sisi luar rata dibandingkan dengan kapal
lambung tunggal adalah :
1) Memiliki deck yang lebih luas sehingga membuat
penumpang lebih bebas untuk bergerak
2) Memiliki stabilitas yang lebih tinggi, sehingga
menciptakan rasa lebih aman.
3) Memiliki sarat kapal yang lebih rendah, sehingga
sesuai untuk perairan dangkal.
4) Menghasilkan gelombang yang rendah, bahkan
dibandingkan dengan kapal katamaran dengan sisi
dalam rata, sebagaimana Gambar 3.
a. Kapal katamaran sisi dalam rata b. Kapal katamaran sisi luar rata
Gambar 3. Gelombang yang dibentuk oleh
kapal katamaran
132 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
1. Motor propulsion system
Merk : Torqeedo
Tipe : Trafel 1003C
Daya : 1000 w
Tegangan : 29,6 V
Berat : 14,9 kg
2. Baterai
Merk : Yuasa
Tipe : 95E41R
Kapasitas : 100 Ah
Tegangan : 12 V
Dimensi : 409 x 176 x 212 (mm)
Jumlah :2
3. Solar panel
Merk : Shinyoku Polycrystalline
Kapasitas : 80 Wp
Tegangan max : 17 V
Arus max : 4,7 A
Berat : 8,32 kg
Dimensi : 1025 x 680 x 35 (mm)
Jumlah : 16
134 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
per tahun
Modal Rp 107,287,250.00 50%
Pinjaman bank Rp 107,287,250.00 50%
Bunga 3,75 % per tahun
tabungan pertahun
Suku bunga pertahun 10 % per tahun
Inflasi 0,19 % per tahun
Durasi ekonomi kapal 10 tahun
Penulis
Dr. Eddy Setyo Koenhardono, ST., M.Sc.
Kelahiran kota Lamongan dan berkarya di
Surabaya, tepatnya Teknik Sistem Perkapalan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember sebagai
dosen tetap. Gelar ST diperoleh dari tempat
mengabdi saat ini pada tahun 1993. Gelar MSc
diperoleh dari Newcastle University, UK tahun
1998 dengan menggunakan beasiswa ADB dan
pendidikan Doktor diselesaikan tahun 2015 di
PPSTK - ITS. Topik riset yang diminati berkaitan dengan
pengembangan Sistem Propulsi Hybrid untuk aplikasi pada berbagai
jenis kapal untuk menciptakan operasional kapal yang handal, effisien
dan ramah lingkungan. Pada saat ini menjabat sebagai Sekprodi Pasca
Sarjana DTSP–ITS dan anggota laboratorium Marine Electrical and
Automation System (MEAS). Penulis dapat dihubungi melalui eddy-
koen@its.ac.id
136 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
pelabuhan di World Maritime University (WMU), Malmo Swedia di
tahun 2000. Selanjutnya, meraih gelar Doktoral bidang logistik
maritim dari Australian Maritime College (AMC), University of
Tasmania Australia di tahun 2011. Saat ini sedang menjadi salah satu
staf pengajar program sarjana, magister dan doktoral di Departemen
Teknik Sistem Perkapalan ITS untuk mata kuliah perencanaan general-
arrangement kapal, bisnis maritim, maritime economics, ekonomi
kelautan, analisa rekayasa dan riset operasi maritim. Selain itu juga
Saut Gurning memiliki minat di bidang bisnis maritim, ekonomi
maritim dan manajemen resiko rantai suplai maritim. Raja Oloan Saut
Gurning dapat di hubungi melalui email sautg@its.ac.id
Latar Belakang
Tanggulangin adalah salah satu wilayah kecamatan di
Sidoarjo yang penduduknya terkenal sebagai pelaku
industri kecil kerajinan kulit. Berdasarkan Perda No.6
Tahun 2009 tentang RTRW Kabupaten Sidoarjo,
menyatakan kawasan Tanggulangin sebagai Kawasan
Industri Kecil dan Menengah. Tanggulangin terkenal
sebagai pusat kerajinan kulit. Menjadi idola dan terdepan
di era tahun 1970 – 1990,kulit sapi Jawa sebagai bahan
dasar utama tas dan koper di Tanggulangin merupakan
salah satu kulit terbaik dunia.
Pada Januari 2006 Tragedi Nasional terjadi di
Kecamatan Gempol, Sidorajo. Lumpur Panas PT. Lapindo
Brantas mengucur keluar tanpa bisa dibendung.
Semburan lumpur ikut membanjiri wilayah kecamatan
Tanggulangin sehingga banyak rumah (kampung) yang
ditinggalkan demi keamanan warga beserta keluarganya.
Hal ini berdampak juga pada perjalanan Industri Sentra
Kulit Tanggulangin. Setidaknya hampir 70% pengrajin di
Tanggulangin sudah gulung tikar sejak kejadian ini. Pada
138 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
tahun 2004 terdapat 450 showroom anggota koperasi
INTAKO. Namun, pasca lumpur Lapindo tersisa hanya
150 showroom saja. Faktor utama penurunan ini adalah
pemberitan dari media massa yang mengabarkan
Tanggulangin terkena dampak dari lumpur Lapindo
(Kajian masterplan Tanggulangin, 2018).
Revitalisasi Tanggulangin sebagai upaya mengangkat
kembali image Tanggulangin diinisiasi oleh berbagai
pihak. Diantaranya Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Pemerintah Kabpuaten Sidoarjo melalui Dinas
Perindustrian dan Kementerian Perindustrian dan
Perdagangan melalui Dirjen IKM.
Wisata 3 in 1
Kementrian Perindustrian, memiliki program
Tanggulangin Wisata 3in 1. Sebagai salah satu solusi
Revitalisasi. Revitalisasi fisik dilakukan melalui
pengembangan sembilan identitas lokal,diantaranya
pintu gerbang utama, area pejalan kaki, desain kursi
taman, tugu tas, storyboard dan mural wisata edukasi,
taman budaya dan kuliner, workshop wisata edukasi
industri, serta moda transport kawasan wisata. Selain itu
juga dilaksanakan revitalisasi kelembagaan, diantaranya
promosi Kawasan Wisata Terpadu Tanggulangin,
community branding, promosi produk, mendorong
perajin melakukan pemasaran online melalui e-Smart
IKM, mendorong tumbuhnya kuliner lokal, peningkatan
140 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Ubahan Kawasan Tanggulangin menjadi Nuansa
Wisata
Selaras dengan upaya Kementrian, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember juga melakukan upaya
revitalisasi Tanggulangin sebagai destinasi wisata baru.
Kawasan Tanggulangin perlu dilakukan Redesain,
kebutuhan kawasan yang memiliki suasana berbeda dan
lebih bernuansa wisata. Suasana yang diharapkan adalah
aman, nyaman, menyenangkan untuk aktifitas jalan –
jalan keluarga dan memiliki fasilitas yang menyenangkan
untuk anak – anak. Hal ini dikarenakan terjadi pergeseran
konsep Tanggulangin yang akan dijadikan kawasan
wisata belanja keluarga. Berikut adalah konsep dasar
yang akan di redesain.
1) Penanda kawasan
2) Penanda kawasan dan utilitas (signage)
3) Lingkungan yang lebih menyenangkan (bersih,
rapi, aman, cerah, terang, rimbun, teduh, ramah,
difabel)
4) Pedestrian yang memnungkinkan pengunjung
menaruh kendaraan dan jalan kaki melihat
kawasan
5) Pedestrian yang terhubung dengan showroom
6) Pedestrian yang terhubung dengan aktivitas baru
7) Peragaan busana produk
8) Pertunjukan berjadwal budaya (ludruk, tari, music,
perfomace art, dll)
9) Taman bermain mini
142 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
lalang di jalan Sumorame dan membelokkan arah ke
Tanggulangin. Berikut adalah desain gerbang utama.
144 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
berasal dari INTAKO sendiri serta barang datang dari
China dan Cibaduyut untuk menaikkan omset bagi
pedagang. (Kajian Masterplan Bappeda,2018).
Pada tahun 2004 terdapat 450 showroom anggota
koperasi INTAKO. Namun, pasca lumpur Lapindo tersisa
hanya 150 showroom saja. Faktor utama penurunan ini
adalah pemberitan dari media massa yang mengabarkan
Tanggulangin terkena dampak dari lumpur Lapindo,
padahal sesungguhnya kawasan wisata Tanggulangin
jauh dari semburan lumpur.
146 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar 8. Desain Showroom Intako
(Frizca Agustin 2018)
Kesimpulan
Berdasarkan data dari Kemenperin diketahui, bahwa
nilai investasi untuk sektor Perdagangan di Kabupaten
Sidoarjo berada di nilai tertinggi, sedangkan nilai
investasi untuk industri pengolahan menduduk peringkat
ke-5 dari 18 sektor yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa
animo investor akan dua sektor tersebut masih tinggi
dan diharapkan akan memacu laju pertumbuhan yang
tinggi bagi dua sektor tersebut. Ini dapat menjadi
148 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
indikasi penting bagi Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
untuk memberikan prioritas pembangunan pada dua
sektor tersebut dimana salah satunya adalah revitalisasi
sentra industri Tanggulangin. Syarat dari keberhasilan
revitalisasi sentra industri Tanggulangin adalah
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo harus memberikan
prioritas anggaran pada sektor-sektor unggulan tersebut
sehingga dapat memacu laju pertumbuhan sektor
tersebut. Revitalisasi Pengembangan Kawasan Wisata
Tanggulangin ini, akan menjadi pedoman dalam
merancang kawasan Sentra Industri Kulit yang lebih
detail. Sehingga industri kulit Tanggulangin dapat
kembali Sentra kerajinan kulit terbaik di Dunia.
Daftar Pustaka
Rucitra, A.A.,Ciptomulyono, Udisubakti. 2010. Pengembangan Produk
Kursi Makan pada UKM Perajin Rotan. Prosiding Seminar Nasional
Manajemen Teknologi X
Dikairono,R., Rucitra, A.A., Anggraita, A.W. 2015. Meningkatkan daya
saing UKM makanan dan minuman di Gresik dengan inovasi
daerah, Jurnal Idea
Kajian Masterplan Tanggulangin Bapeda kabupaten Sidoarjo
Kajian Wisata 3in 1, Kementrian Perindustrian, Direktorat IKM Kimia,
Sandang, Aneka dan Kerajinan Direktorat Jenderal Industri Kecil
dan Menengah
Penulis
Anggra Ayu Rucitra, S.T., M.MT. adalah
dosen Departemen Desain Interior, ITS dengan
Bidang Penelitian: Perancangan Interior
150 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Surabaya dan bergabung di laboratorium Interior Science and
Technology. Bidang keahlian yang didalami penulis adalah mengenai
aspek lingkungan dan teknologi dalam perancangan interior. Di luar
aktivitas akademik di kampus, penulis aktif sebagai pengurus
Himpunan Desainer Indonesia (HDII) Jawa Timur dan pemegang
Sertifikat Keahlian dengan klasifikasi dan kualifikasi Ahli Desain
Interior – Madya.
152 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
hal yang paling mendasar mengungkapkan bahwa brand
merupakan sebuah konsep identitas. Lebih jauh lagi,
brand mampu dijadikan sebagai identitas dari sebuah
negara. Berdasarkan konsep dasar ini, tidak diragukan
lagi bahwa jamu dapat menjadi brand Indonesia.
Namun sebagaimana diungkap di atas, mengapa dan
bagaimana jamu ini bisa menjadi yang diminati
(preference) bahkan hingga ke seluruh penjuru dunia. Hal
tersebut merupakan peluang sekaligus tantangan kita
bersama. Melalui tulisan ini, kami sebagai peneliti di
bidang kimia bahan alam yang berkaitan dengan
kesehatan dan jamu, menuangkan sebuah konsep untuk
mendobrak jamu menjadi sebuah Indonesia brand
preference melalui sudut pandang yang berbeda, yaitu
sudut pandang seorang ilmuwan dengan konsep smart
scientific evidence-nya sebagai perwujudan dari smart
citizen untuk smart city.
154 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
ekonomi hingga politik sebagai upaya terciptanya
sebuah kota cerdas (smart city). Baru-baru ini, ada
sebuah kawasan di daerah Semarang-Jawa Tengah
dinamai kampung jamu. Kawasan seperti ini
mengingatkan kita pada pesona kampung inggris di
Kediri atau kampung cokelat di Blitar. Kawasan-kawasan
seperti inilah yang diharapkan mampu menjadi solusi
pengembangan dari cita-cita sebuah smart city.
Perwujudan dari cita ini perlu dilakukan kajian serta
strategi yang tepat.
156 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
sangat istimewa di Indonesia. Dan dari 30.000 spesies
teridentifikasi, masih 20% spesies yang telah berhasil
diuangkap sebagai pengobatan penyakit.
Berdasarkan fenomena tersebut, aktivitas biologis dari
jamu menjadi sangat menarik untuk diungkap. Sejak
dekade ini, para ilmuwan dunia gencar melakukan
pencarian obat baru yang didasarkan pada bioaktivitas
jamu sebagai pengobatan penyakit kronis mulai dari
kanker, diabetes, penyakit kardiovaskuler hingga
neurodegeneratif. Menariknya, fakta ilmiah mengungkap
bahwa setiap spesies tanaman memiliki metabolit
sekunder yang berbeda. Sebagai contoh, salah satu
jamu berbahan dasar gingseng diketahui efektif melawan
flu dan meringankan gejalanya seperti demam, mual,
kembung dan pusing. Lebih dari itu, sebuah penelitian
mengungkap bahwa gingseng memiliki metabolit
sekunder ginsenosida 20(S)-Rh2 dan tujuh ginsenosida
lain yang berpotensi dalam pengobatan komplikasi
diabetes (Fatmawati, et al., 2014). Contoh lain, jamu
ektrak kulit manggis Garcinia mangostana yang
dipercaya efektif menjaga kesehatan jantung yang juga
efektif sebagai antidiabetes (Fatmawati, et al., 2015).
Masih ada spesies lain dari famili Garcinia yang efektif
sebagai antikanker seperti G. schomburgkiana atau G.
cylndrocarpa (Sukandar, et al., 2018). Penelitian
mengungkap bahwa mereka mengandung santon
(Sukandar, et al., 2016).
158 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
budaya lokal sehingga semakin menciptakan rasa cinta
tanah air. Tradisi minum jamu dalam suatu keluarga,
mulai menjadi brand keluarga sehat, dan dapat juga
dimulai dari lingkungan kerja atau juga pada kantor
pemerintahan.
160 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
terdidik akan menjadikan jamu sebagai sarana belajar
dan wisata untuk kepentingan diplomasi. Selain itu, jamu
juga memiliki daya tarik tersendiri bagi turis-turis
domestik maupun mancanegara yang ingin
mengeksplorasi jamu. Dan jamu akan berekspansi
semakin luas. Dengan demikian, secara tidak langsung
jamu telah terlestarikan. Seperti itulah, pandangan jamu
sebagai contoh solutif dalam implementasi jamu sebagai
bagian dari smart city branding.
Jamu itu unik dan merupakan perwujudan total dari
Indonesia sebagai The Ultimate in Diversity. Banyak hal
yang bisa dieksplorasi dari jamu sehingga ia menjadi
magnet tersendiri oleh para turisme. Masih ingat dengan
Kevin Lilliana, seorang Miss International 2017 asal
Indonesia, dengan kostum mbok jamu gendongnya?.
Atau pencanangan “Jamu Brand Indonesia” oleh Presiden
RI Susilo Bambang Yudoyono pada tahun 2008 dalam
gelar kebangkitan jamu Indonesia. Dan baru-baru ini
orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo,
juga menyatakan bahwa “Jamu is the Brand of Indonesia”
(Dian, 2015) dan beliau meminta untuk para pelaku bisnis
serta asosiasi terkait mengembangkan potensi jamu
sebagai Indonesia brand, “Indonesia is Jamu” imbuh
beliau dalam sebuah artikel Tempo.co (2015). Hal ini
semakin memperkuat eksistensi jamu sebagai salah satu
dari Indonesia brand bahkan top branding Indonesia.
Namun keberlanjutan jamu sebagai brand jangka
panjang masih dirasa menjadi sebuah tantangan besar.
Daftar Pustaka
Aminuddin, M. F., 2007. Branding Indonesia: Kebijakan Negara dan
Resistensi Warga dalam Revitalisasi Budaya Nasional, Yogyakarta:
Workshop dan Semiinar Branding Indonesia dan Tantangan
Diplomasi.
Daulay, Z., 2012. Tatakelola Perlindungan Pengetahuan Obat
Tradisional: Keberpihakan Kepada Kepentingan Rakyat Banyak.
MMH, 41(2), pp. 288-297.
Dian, N., 2015. Tempo.co. [Online] Available at:
https://en.tempo.co/read/669524/jamu-is-the-brand-of-
indonesia-jokowi/full&view=ok [Accessed 4 January 2019].
Elfahmi, Woerdenbag, H. J. & Kayser, O., 2014. Jamu: Indonesian
traditional herbal medicine towards rational phytopharmacological
use. Journal of Herbal Medicine, Volume 4, pp. 51-73.
Fatmawati, S., Ersam, T. & Shimizu, K., 2015. The inhibitory activity of
aldose reductase in vitro by constituents of Garcinia mangostana
Linn. Phytomedicine, Volume 22, pp. 49-51.
Fatmawati, S., Ersam, T., Yu, H., Zhang, C., Jin, F., Shimizu, K. 2014.
20(S)-Ginsenoside Rh2 as aldose reductase inhibitor from Panax
ginseng. Bioorganic & Medicinal Chemistry Letters, Volume 24, pp.
4407-4409.
Halim, B. C., Dharmayanti, D. & Brahmana, R. K. M., 2014. Pengaruh
Brand Identity Terhadap Timbulnya Brand Preference dan
Repurchase Intention pada Merek Toyota. Jurnal Manajemen
Pemasaran Petra, 2(1), pp. 1-11.
Kotler, P. & Gertner, D., 2002. Country as Brand, Product, and Beyond:
A Place Marketing and Brand Management Perspective. Journal of
Brand Management, 9(4), pp. 249-261.
162 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Prabawani, B., 2017. Jamu Brand Indonesia: Consumer Preferences and
Segmentation. Archives of Business Research, 5(3), pp. 80-94.
Sukandar, E. R, Kaennakam, S., Rassamee, K., Siripong, P., Fatmawati,
S., Ersam, T. 2018. Xanthones and biphenyls from the stems of
Garcinia cylindrocarpa and their cytotoxicity. Fitoterapia, Volume
130, pp. 112-117.
Sukandar, E. R., Siripong, P., Khumkratok, S. & Tip-pyang, S., 2016.
New depsidones and xanthone from the roots of Garcinia
schomburgkiana. Fitoterapia, Volume 111, pp. 73-77.
Tiedeman, A., 2005. Dissertation Branding America: An Examination of
U.S. Public Diplomacy Efforts After September 11, 2011. California:
The Fletcher School.
Vicente, J. d., 2004. Dissertation State Branding In The 21st Century.
California: The Fletcher School.
Widiarti, A., Bachri, A. A. & Husaini, 2016. Analisis Pengaruh Faktor
Perilaku Terhadap Pemanfaatan Kearifan Lokal Sebagai Obat
Tradisional Oleh Masyarakat Di Kota Palangka Raya. Jurnal Berkala
Kesehatan, 2(1), pp. 30-40.
Penulis
Sri Fatmawati, S.Si., M.Sc., Ph.D adalah
Dosen aktif di Departemen Kimia ITS dan
Presiden Organization For Women in Science
in The Developing World (OWSD) -
Indonesia. Penulis menyelesaikan studi
Master of Science (M.Sc) dan Doctor of
Philosophy (Ph.D) di Graduate School of
Bioresources and Bioenvironmental Sciences,
Kyushu University pada 2011. Penulis adalah
peneliti di Bidang Kimia bahan Alam, yang terkait dengan
kesehatan, baik dari jamu Indonesia, jamur, tanaman mangrove,
dari bahan laut seperti spons, coral dan telah dianugerahi beberapa
penghargaan yaitu Anugerah Wira Adhiacarya 2018 oleh ITS, The
Elsevier Foundation Award for Early-Career Women Scientist 2016 di
Washington DC USA, Early Career Chemist Award 2015 di Hawaii USA,
164 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Dimensi III
SMART ECONOMY
(Industry, Welfare, Transaction)
166 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
pada dimensi ke-6 termasuk energi dan otomatisasi
negosiasi. Asisten saya itu hanyalah sebuah mesin DAI
tak lebih besar dari sebuah laptop saat ini yang memiliki
kemampuan pembelajaran sebuah MAI, mengirimkan
keputusan tentang aktifitas ekonomi ke gawai genggam
prinsipal masing-masing dan menampilkan dalam realitas
virtual skala ruang. Model yang sama untuk semua
aktifitas ekonomi telah terjadi. Saya bahkan tidak pernah
bertemu pemilik rumah sewa ini, semuanya ditemukan
dan transaksi melalui asisten-asisten agen yang cerdas.
Termasuk moda transportasi tanpa pengendali manusia.
Di sepetak halaman rumah sewa ditanam tiga komoditas
sayuran cabai dengan nomer registrasi produksi tertentu,
mengingatkan saya pada IBS dan robotik di konstruksi.
Informasi tersedia tentang kualitas, masa panen,
kuantitas dan transaksi rantai pasok termasuk
kemampuan tawar menawar bisa dilakukan. Semuanya
otomatis. Atap rumahnya solar panel yang memproduksi
energi listrik melebihi kebutuhan sehingga sisanya
didistribusikan lintas kota melalui sistem pengelolaan
sumber daya bersama. Kepemilikan dikonversikan
menjadi kemanfaatan. Bahkan catatan keuangan saya
menampilkan nilai aset tetap hampir 0, Seluruh aset
ditempatkan ke sumber daya berbagi, seberapa banyak
aset termanfaatkan untuk komunitas manusia. Dengan
kemampuan mekanik dan elektrik hyperloop, kota sudah
tidak bisa dipahami batas batasnya. Sebuah kota
mengembangkan industri hunian, kota yang lain
mengembangkan hub-hub transportasi, dan yang lainnya
168 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
sebenarnya pemikiran dunia lebih jauh lagi. Banyak
dikenal pada tahun 80-an di Eropa tentang diskusi kritis
sejak munculnya esai prinsip pertumbuhan (Malthus,
1807) di tahun 1789. Akhirnya kembali ke keindahan
yang kecil melalui ekonomi berbagi. Pada permulaannya
pendekatan kontemporer menyiapkan pemahaman
teknologi informasi yang dapat menuntun keputusan
dan keterlibatan kelompok masyarakat dalam proses,
sumber daya dan pasar. Kemudian menjembatani
kesenjangan dan mempercepat terwujudnya ekonomi
berdasar pengetahuan, pengentasan kemiskinan,
peningkatan kualitas hidup masyarakat dan
mempercepat integrasi ekonomi di semua skala.
Kota cerdas dalam sebuah skenario merupakan
prasarana bagi pengembangan teknologi informasi
dalam membentuk paradigma baru. Menjadi sebuah
teori/utopi yang berfokus pada masalah teknis dan sosio
budaya dan kemudian ekonomi, melengkapi yang telah
ada diantaranya Sant‟ Elia, kota yang futuristik (Elia,
1914), Robert Owen, kota dan keseimbangan (Puras,
2013), serta Lewis Murnford, kota dan evolusi
kebudayaannya (Holford, 1938). Kecerdasan ini sangat
dipengaruhi oleh sistem transmisi, satelit, kabel laut, fiber
optik dan gelombang mikro. Skenario yang mendorong
daya saing bisnis, pemerkaya hidup masyarakat,
pembangunan informasi dasar, dan pemahaman
terhadap nilai hidup baru. Dalam hal ini kota menjadi
ruang lingkup yang sangat terpengaruh ruang, tempat,
170 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
meningkatkan produktifitas, efisiensi, inovasi sektor
produksi dan memperlancar rantai distribusi. Keempat,
meningkatkan transparansi dan efisiensi untuk
membentuk good governance.
Seberapa siapkah Indonesia memasuki ekonomi baru
melalui perkembangan teknologi informasi? Haruslah
dilihat kenyataannya bahwa infrastruktur yang ada masih
sangat terrbatas sementara peran swasta mulai
digerakkan namun institusi regulasi belum sepenuhnya
menunjang. Dan keterlibatan masyarakat masih sangat
terbatas. Reformasi bisnis melalui penerapan teknologi
informasi yaitu memperluas pasar menjadi pasar global,
meningkatkan kinerja, efisiensi dan produktifitas,
menigkatkan layanan pada masyarakat dan
mempermudah pengendalian barang, produksi dan
informasi.
172 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
dibangun, kota kota cerdas ini tidak akan mampu
mengisolasi diri dari kota yang lain.
Paradigma pembentukan kota yaitu kota sebagai
produk, kota sebagai proses dan kota sebagai pelaku
dibentuk melalui pendekatan teori-teori perencanaan
kota diantaranya teori figure dimana kota sebagai
konfigurasi masa dan kota sebagai konfigurasi ruang.
Kedua adalah teori linkage berupa kota yang visual, kota
strukturtal dan kota berbentuk kolektif. Ketiga adalah
pendekatan teknologis dalam bentuk kota sebagai
sekuens perkembangan sebagai pembangunan kota
yang efektif sekaligus ekonomis dan ekologis. Konsep ini
menarik karena kota dipahami secara efektif sebagai
sistem jaringan yang diatur atau dilangsungkan secara
otomatis. Sistem tersebut berfungsi secara global
maupun lokal dan melibatkan banyak parameter sesuai
konteknya. Oleh sebab itu, dibutuhkan sistem
perancangan kota yang memperhatikan banyak
pengetahuan dari berbagai bidang secara terpadu
termasuk kebutuhan konstitusi perkotaan baru yakni
status di dalam kota dan cara membiayai prasarana dan
fasilitas kota.
Studi komprehensif tentang ekonomi cerdas dan kota
yang cerdas disajikan dalam sebuah buku oleh Kumar
dan Dahiya (2017). Meskipun pendekatannya saling
hubungan, namun fokus pada individu kota. Ini mirip
dengan kontradiksi mikro dan makro dalam ekonomi.
Ketika dorongan wirausaha dikembangkan, maka muncul
Masa Depan
Skenario awal sangat dipengaruhi oleh pendekatan
kota industri dan kota global dalam arti kota sebagai
sekuens pendekatan ekonomis (Luque, 2015). Kemudian
pendekatan kesinambungan dan pendekatan hubungan
perilaku dalam lingkungan yang melihat kota dalam
konteks sosio budaya dan sosio spasial (Falahat, 2013).
Kegiatan masyarakat di lingkungan kota mempengaruhi
tempatnya sampai ke dimensi global sehingga perlunya
perhatian pengaruh-pengaruh dalam lingkup perkotaan
diantaranya dinamika ekonomi perkotaan. Pada dasarnya
dalam dinamika ekonomi kota bisa diamati antara lain
tiga faktor pokok yang masing-masing memiliki
polarisasi yaitu meliputi status tanah, hirarki nilai serta
tingkat struktur global dan lokal.
174 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Skenario awal kota cerdas untuk Indonesia dengan
menyiapkan pemahaman kontemporer yang menyeluruh
bagi seluruh pelaku. Mengidentifikasi pemahaman
proses-proses yang ada dan pengaruh strategis terhadap
transaksi. Dengan menggunakan teknologi informasi
seluruh proses ini dapat segera dikenali dan diakses
dalam pengambilan keputusan. Ini akan mampu
menunjukkan saling ketergantungan yang ada yang
meliputi segmentasi pasar, pengguna ruang, modal,
pemilik bangunan, pengembang dan masyarakat.
Masing-masing pihak berhubungan secara saling
ketergantungan. Informasi disiapkan secara menyeluruh.
Skenario awal ini menyiapkan akses bagi seluruh warga
masyarakat kota ke dalam lingkup kota sebagai produk
yaitu kondisi pasar, strategi pengguna ruang,
sumberdaya dan prioritasnya, kondisi pasar modal,
aktivitas ekonomi, kepercayaan bisnis dan konsumen,
kebijakan sektor publik dan program-programnya.
Dalam hal ini termasuk di dalamnya informasi masukan
keluaran diantara seluruh pelaku yang meliputi
penghasilan, pengeluaran operasional, pemasukan
operasional, pembayaran hutang dan aliran kas; pihak
keluarga pemakai yang meliputi penghasilan, investasi,
beaya rumah tangga dan tabungan; pihak pengguna
bisnis yang meliputi penghasilan, pengeluaran dan profit;
terakhir adalah pihak investor. Demokrasi informasi
sebagai skenario awal adalah menyiapkan kondisi nilai riil
pasar yang wajar. Tahap awal inilah dengan bantuan
teknologi informasi, pengembangan kota dalam konteks
176 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
satu dengan yang lainnya, artinya kontak fisik bukan
berarti menjamin tingkat sosial masyarakat.
Sehingga skenario pengembangan ekonomi kota
yang cerdas yang dirancangkan sebaiknya tidak hanya
berupa kota dengan demokratisasi informasi mengenai
perencanaan, pengelolaan kota dan aktifitas ekonomi
yang menggunakan keunggulan teknologi komunikasi
dan informasi tetapi juga pengelolaan berbagi
sumberdaya antar kota yang terbuka, terotomatisasi, dan
mendorong pertumbuhan bersama kota-kota secara
regional dan nasional dengan kemampuan usaha tanpa
batasan geografis global.
Daftar Pustaka
Ali, Z., McGreal, S., Adair, A., dan Webb, J. (2008) Corporate real estate
strategy: a conceptual overview. Journal of Real Estate Literature
16(1):1-22.
Elia, A.S (1914) Manifesto of Futurist Architecture. Milan
Falahat, S (2013) New Town versus Old Town, a Study on Urban
Pattern and Energy Efficiency. Technische Universitat Berlin.
Holford, W (1938) Reviewed work: the culture of cities by Lewis
Munford. The Town Planning Review 18(2), p. 143-145
Kumar, T.M.V dan Dahiya, B. (2017) Smart Economy in Smart Cities.
Chapter 1, p. 3-76.
Luque, J (2015) Urban Land Economics, Switzerlnd, Springer.
Malthus, T.R (1807). An Essay on the Principles of Population; or, a
view its past and present effects on human happiness; with an
inquiry into our prospects respecting the future removal or
th
mitigation of the evils which it occasions, Vol. 1, 4 edition.
London: T. Bensley.
Meadows, D.H., Randers, J., dan Behrens III, W.W. (1972). The Limits to
Growth: a report to the Club of Rome.
Akronim
BIM: Building Information Modelling
DAI: Distributed Artificial Intelligent
MAS: Multi Agent System
IBS: Industrialized Building System
ICT: Information and Communication Technology
Penulis
Christiono Utomo, Ph.D. seorang sarjana
teknik arsitektur dan master di bidang
manajemen proyek konstruksi. Menempuh
pendidikan tingkat doktoral dalam bidang
ilmu ekonomi dan bidang Ilmu teknik sipil.
Penulis adalah dosen lektor kepala di Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pada
program studi teknik sipil, program studi
arsitektur (magister real estate), teknik mesin
(magister manajemen energi) dan program
magister manajemen teknologi. Termasuk
diantaranya adalah program kerjasama magister dengan beberapa
perusahaan yaitu Pertamina, Chevron, TOTAL, PJB, Indonesia Power,
dan Newmont. Sejak tahun 2010 sebagai profesor madya tamu dan
penguji luar program doktoral di Fakulti Kejuruteraan Awam Universiti
Teknologi Malaysia (UTM). Mendirikan laboratorium manajemen
konstruksi ITS pada tahun 2003 dan memimpinnya hingga 2007.
Sampai saat ini telah membimbing lebih dari 200 tugas akhir S1 dan
tesis S2 baik di dalam maupun di luar negeri dan 5 disertasi Doktor.
Selama lima tahun terakhir telah mempublikasikan tidak kurang dari
50 paper di prosiding konferensi dan jurnal internasional. Bidang
178 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
keilmuan yang ditekuni adalah value management, project finance,
dan agent-based negotiation. Saat ini aktif sebagai reviewer dan mitra
bestari untuk beberapa jurnal nasional dan internasional diantaranya
Urban Planning and Property Development Review, Indonesian
Journal of Construction Engineering and Sustainable Development,
Journal of Structure and Infrastructure Engineering (Taylor & Francis),
Malaysian Journal of Civil Engineering, dan Facilities (Emerald).
Menjadi nara sumber dan tim pakar beberapa penelitian kebijakan
dan penyusunan PP di Kementrian PUPR dan PP PTNBH ITS.
Sebelumnya selama lebih dari 12 tahun, Christiono Utomo seorang
tenaga profesional di berbagai perusahaan konstruksi dan properti,
diantaranya sebagai arsitek proyek, kepala bagian umum (chief of
general affair), manajer proyek, dan koordinator proyek non-
perumahan Ciputra Surya Tbk. Beberapa proyek yang menjadi tempat
kontribusi diantaranya pembangunan hotel bintang lima, apartemen,
mall, perencanaan rumah sakit pendidikan kelas A, perencanaan
regasifikasi LNG, serta kajian ulang fisibiliti transportasi LRT-Tram.
Sebagai seorang penggemar angkutan umum dan berjalan kaki, serta
pencinta seni, waktu luangnya banyak digunakan untuk menulis,
melukis, bongkar pasang jam tangan, dan sesekali berenang.
180 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
informasi dan komunikasi (TIK) diaplikasikan. Dengan
adanya penggunaan informasi digital dan TIK,
diharapkan operasi yang dilakukan dalam kota tersebut
semakin efisien dan langsung ke end-user (masyarakat)
tanpa adanya pihak perantara. Dengan kata lain,
penggunaan teknologi Smart city akan berdampak pada
jasa pelayanan publik secara langsung, efisien dan
transparan serta penggunaan resource kota yang baik
pula. T.M.Vinod Kumar dan Bharat Dahiya menuliskan
penelitiannya yang menggambarkan Isi dari Smart City
yang ditunjukkan pada gambar 1, dimana Smart City
untuk dapat beroperasi dengan baik membutuhkan
komponen-komponen di dalamnya.
182 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Konsep Komponen SMART City
Konsep utama dalam SMART City tersendiri memiliki 3
komponen penting di dalamnya. Komponen tersebut
dapat diperoleh baik berdasarkan konversi ataupun
pembangunan dalam kawasan tersebut. Komponen
tersebut adalah :
1) Institusi : Seperti Pemerintah, aksi politis, aturan dan
norma, Kerangka legislativ
2) Human Factor : Meliputi Pelatihan dasar, Social
capital, pusat Research and development center,
Universitas dan Institut Pendidikan tinggi maupun
tempat pengembangan skill lainnya
3) Teknologi : Infrastruktur fisik dari sebuah kita,
Informasi yang lengkap, jelas dan akurat, Teknologi
Informasi dan komunikasi, Big Data
Dimana masing-masing komponen tersebut haruslah
terkoneksi satu sama lain dalam kesatuan Smart City
Project. Detail koneksi tersebut, sesuai dengan penelitian
oleh Motorways of the Sea Platform [2] ditunjukkan pada
Gambar 2.
184 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar 4. Peran Pelabuhan dari berbagai macam segi [6]
186 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
8) Trading di luar perbatasan negara : Apakah
pendaftaran mudah, murah serta cepat untuk
berbisnis di luar negera tersebut
9) Kontrak: Adanya Prosedure, time dan cost
apabila terdapat hutang
10) Pemecahan masalah : Adanya Prosedure, time
dan cost apabila bisnis dalam proses bangkrut
188 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
dan fungsi operator lewat Badan Usaha Pelabuhan
(BUP)
3. Status baru yang tegas antara regulator dan
operator penyedia jasa kepelabuhanan baru di
wilayah Tanjung Perak
4. Terpolarisasinya keberadaan unit-unit usaha jasa
kepelabuhanan utamanya perusahaan bongkar muat
(PBM) di Tanjung Perak ke dalam empat grup besar
unit penyelenggara pelabuhan
5. Reposisi dan transformasi PELINDO III Cabang
Tanjung Perak dengan melakukan konsolidasi
dengan empat konsorsium yakni Jaskotama, Jastek,
MTKU (Mirah Terminal Konsorsium Utama) dan
Nilam Konsorsium
Untuk membangun Smart Port yang sesuai dengan
standard, maka pelabuhan tersebut haruslah memenuhi
persyaratan yang diterapkan oleh International Maritime
Organization (IMO) dan Pemerintah Indonesia. Alur
bottom-up dan Top-bottom tersebut dapat dilihat pada
Gambar 8. Hasil dari pembangunan tersebut akan
bermanfaat bagi Smart City yang ditampilkan pada
Gambar 9.
190 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Saat ini PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) telah
mengembangkan konsep smart port untuk
meningkatkan efisiensi arus logistik di Kota Surabaya.
Konsep smart port tersebut ditandai dengan
membangun flyover akses Terminal Teluk Lamong,
persiapan penerapan e-RTG yang efisien di Terminal
Petikemas Surabaya, layanan energi listrik untuk kapal
sandar (shore connection) di BJTI Port, hingga membuat
aplikasi Home Terminal yang menyatukan empat layanan
utama untuk vessel services, port activities, logistics, and
container management [9]. Aplikasi tersebut diharapkan
mampu membawa era baru pada layanan kepelabuhanan
yang mudah, simple, dan transparan serta memangkas
kebutuhan perantara yang tidak perlu. Di Terminal
Petikemas Surabaya (TPS) Untuk meningkatkan
pelayanan dan fasilitas, TPS melakukan berbagai upaya
mulai dari sistem booking berbasis online sepeti Fastpay
dan Qlique247, klasterisasi pandu, elektrifikasi alat
bongkar muat dan saat ini sedang dalam proses relokasi
1 unit CC yang akan memperkuat layanan di dermaga
domestik. Bulan Juli 2018 lalu TPS sukses
mengimplementasikan online booking import [10].
Penutup
Perkembangan Smart Port khususnya Pelabuhan di
Surabaya (Tanjung Perak) merupakan sebuah keharusan
untuk menjawab tantangan di masa depan. Adanya
interkoneksi antara sebuah pelabuhan dengan
kesejahteraan daerah merupakan sebuah fakta ilmiah.
Dari segi ekonomi terdapat perbedaan antara pelabuhan
dengan Smart Port, dengan industri Smart Port
diestimasikan akan meningkatkan prduktivitas kota
192 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
antara 5.7% - 12% lebih tinggi dibandingkan dengan
industri pelabuhan biasa. Untuk menjawab tantangan
dari tahun ke depan, perlu adanya langkah yang
ditempuh oleh logistics companies dimana mereka perlu
mengadopsi ICT technology. Bukan hanya dari segi
transaksi online, namun perlunya inovasi dan investasi
litbang baik dari segi business model maupun
pengaplikasian teknologi Smart Port lainnya. Dalam
artikel ini, diharapkan pembaca akan termotivasi untuk
melakukan penelitian lanjutan maupun aware terhadap
dampak ekonomi di Industri Pelabuhan Indonesia
khususnya di Surabaya.
Daftar Pustaka
[1] S. P. Mohanty, U. Choppali, and E. Kougianos, “Everything you
wanted to know about smart cities: The Internet of things is the
backbone,” IEEE Consum. Electron. Mag., vol. 5, no. 3, pp. 60–70,
Jul. 2016.
[2] “1-Smart-Ports-v-2.0.pdf.” .
[3] “slidesito_smartcity-economy(3).png (JPEG Image, 768 × 430
pixels).” [Online]. Available:
http://www.cittadiprato.it/ZeusInc/PageDesigner/Img5/slidesito_s
martcity-economy(3).png. [Accessed: 05-Jan-2019].
[4] “Architects Need To Be At The Smart City Table, Says Sanjay Goel,”
ReadWrite, 06-Oct-2016. .
[5] “Politician Speaking At A Press Conference - Royalty Free Clipart
Picture.” [Online]. Available:
http://www.picturesof.net/pages/100524-211168-260048.html.
[Accessed: 05-Jan-2019].
[6] T. E. Notteboom * and J.-P. Rodrigue, “Port regionalization:
towards a new phase in port development,” Marit. Policy Manag.,
vol. 32, no. 3, pp. 297–313, Jul. 2005.
Penulis
Ede Mehta Wardhana, S.T., M.T. atau biasa
dipanggil Ede memiliki hobi membaca buku.
Ia lahir di kota Surabaya pada tanggal
Agustus 1992. Penulis menempuh studi di
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya. Dimulai dengan pendidikan
Sarjana di Departemen Teknik Sistem
Perkapalan pada tahun 2009. Dan berlanjut
ke Magister di institusi yang sama dengan mengambil bidang studi
Departemen Teknik Sistem dan Pengendalian Kelautan pada tahun
2014. Pada tahun 2017 penulis mengabdikan diri sebagai salah satu
194 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
staf dosen di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
hingga sekarang. Penulis menekuni bidang keahlian tentang Marine
Renewable Energy pada Laboratorium Marine Machinery System
Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS. Penulis dapat di kontak
melalui e-mail ede@ne.its.ac.id
1. Pendahuluan
Dolly adalah area lokalisasi terbesar di Asia Tenggara,
lebih besar dari lokalisasi Phatpong di Bangkok dan
lokalisasi Geylang di Singapura. Bahkan ada kontroversi
di mana Gang Dolly dimasukkan ke dalam salah satu
tujuan wisata Surabaya untuk wisatawan asing (Purnomo
1982). Berdasarkan data statistik setelah deklarasi
pembubaran (per Juli 2014) dari 15 RW yang berlokasi di
Kelurahan Putat Jaya, tidak semua wilayahnya menjadi
lokasi prostitusi. Hanya beberapa RT, termasuk 5 RW,
milik pusat pelacuran, biasanya disebut Dolly dan Jarak.
Selain itu, dalam 1 RW hanya beberapa RT yang termasuk
dalam cakupan lokalisasi dan sisanya hanya rumah
tangga biasa. Diketahui bahwa jumlah pelacur di daerah
Dolly dan Jarak mencapai 1.021 orang dengan jumlah
mucikari mencapai 230 orang. Setelah pembubaran
diluncurkan oleh Pemerintah Kota Surabaya, berbagai
pelatihan dilakukan untuk memberikan keterampilan
kepada warga sehingga mereka tidak lagi bergantung
pada keberadaan lokalisasi di daerah (Sari 2016). Dengan
kata lain, penyediaan pelatihan keterampilan ditujukan
196 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
untuk memulai bisnis baru dan memenuhi kebutuhan
seharihari dengan pekerjaan yang layak. Untuk
mengubah citra Dolly menjadi area bernilai positif, ia
telah merencanakan area exlokalisasi Dolly sebagai area
pariwisata perkotaan. Ada beberapa jenis kegiatan
kolaborasi dengan Lembaga Swadaya Masyarakat untuk
mengembangkan sumber daya wilayah Dolly seperti: i)
pelatihan bahan baku samiler, ii) pengembangan
teknologi pengering slamer tanpa energi surya, iii)
pelatihan pemrosesan rumput laut, iv) pengadaan
produksi expired test, V) pengembangan bisnis Chatering
Dolly (Sukojo, 2017). Pengembangan wilayah Dolly
melalui berbagai kegiatan, mendorong pengembangan
fasilitas pendukung salah satunya adalah keberadaan
sistem informasi. Dimana pengembangan sistem
informasi yang disajikan dalam bentuk situs web dapat
menjadi media publikasi hasil produksi masyarakat di
bidang kuliner, kerajinan tangan atau usaha mikro
lainnya. Dan mengingat lokasi target yang Dolly sebagai
daerah ex-lokalisasi memiliki filosofi dan sejarah khusus,
maka pengembangan dan pengemasan bidang informasi
agar dikenal luas sebagai area positif harus dilakukan
secara optimal. Dalam pengabdian berbasis penelitian ini,
metode yang digunakan adalah Survei Toponimi. Konsep
yang dilakukan adalah verifikasi terhadap unsur-unsur
yang telah terstandarisasi dan memberikan usulan
standardisasi unsur-unsur yang belum terstandarisasi dan
melakukan inventarisasi potensi yang ada, terutama
pariwisata. Pada dasarnya, survei toponimi dapat
2. Rincian Penelitian
2.1. Area penelitian
Daerah penelitian terletak di daerah yang merupakan
lokasi layanan berbasis penelitian ini adalah daerah Dolly,
Desa Putat Jaya, Kabupaten Sawahan, Surabaya, Jawa
Timur.
198 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar. 1. Peta Eks-Lokalisasi Dolly
200 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
tengara di Dolly yang menunjukkan kawasan Ekowisata
dengan berbagai UKM (Usaha Kecil dan Menengah).
202 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
tujuan transfer area lokalisasi dari pekerja seks komersial
Jagir.
a. Kampung Samijali
204 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
b. Kampung Orumi
206 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar. 6. Kampung Kreatif dan Gotong Royong
208 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
berperan aktif untuk melatih calon wirausaha yang ingin
membuka usaha di bidang penyablonan KASA Surabaya.
d. Batik Kampung
Di desa ini ada beberapa produksi batik, yang disebut
"Batik Dolly", antara lain:
210 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
/RW 03. Saat ini, UKM di bawah bimbingan
Departemen Perindustrian dan Perdagangan Surabaya
dipimpin oleh Ny. Umi Ningsih dan memiliki 8
karyawan. Untuk melatih keterampilan membatik,
karyawan juga aktif dalam kegiatan pelatihan yang
dilakukan oleh Departemen Perindustrian dan
Perdagangan Kota Surabaya. Dan hingga saat ini,
UKM yang berdiri sejak 2014 ini mampu memproduksi
berbagai jenis batik khas Dolly-Surabaya dengan
penjualan mulai 200 ribu hingga 5 juta.
- Batik Alpujabar
Berbeda dengan penamaan UKM batik dolly lainnya
yang menunjukkan karakter batik yang diproduksi, nama
"Alpujabar" pada UKM ini didasarkan pada alamat batik
yang diproduksi, "Alpujabar = Alamat Putat Barat". Ini
cukup menarik, karena di balik nama bisnis, secara tidak
langsung menunjukkan identitas dari mana batik itu
212 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
e. Kampung Tempe Bang Jarwo
Pembubaran Dolly 2014, selain menutup lapangan
kerja masyarakat yang sangat tergantung pada lokalisasi
juga telah membuka peluang masyarakat untuk
menciptakan berbagai inovasi, dan salah satunya adalah
bisnis produksi tempe. Tempe Bang Jarwo adalah salah
satu tempe Dolly khas yang diproduksi oleh mantan
preman dengan istrinya yang dulu bekerja sebagai
pekerja seks komersial.
4. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini telah diidentifikasi
bahwa ada beberapa desa di Dolly yang telah
dikembangkan menjadi daerah wisata dengan berbagai
karakteristik, seperti: "Kampung Orumi" yang terkenal
dengan minuman rumput laut, "Kampung Samijali"
dengan kerupuk Samiler, "Kampung Batik ”dengan
desain Jarak dan Semanggi Daun Khas Surabaya, dan“
Kampung Telur Asin ”dengan aneka makanan yang
terbuat dari telur asin.
Daftar Pustaka
Bakosurtanal. 2009. Survei dan Pemetaan Nusantara. Jakarta:
Bakosurtanal
Dahlia, N.R. 2015. Evaluasi Usaha Kecil Dan Menengah Menggunakan
Sistem Informasi Geografis di Kota Surabaya. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember
Fathoni, A. 2014. Pendekatan geografi (Keruangan, Ekologi dan
Komplek Wilayah). (www.zonasiswa.com/2014/06/pendekatan-
geografi-keruangan-ekologi). Dikunjungi pada tanggal 24 Oktober
2016
Herliningsih, I. 2013. Gasetir sebagai Bagian Kekayaan Budaya Bangsa.
Bogor: Kepala Bidang Toponim, Pusat Pemetaan Rupabumi dan
Toponimi – BIG
Kertasasmita, G. 1997. Pembangunan untuk Rakyat, Memadukan
Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: Cides
214 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Purnomo T., Siregar A. 1982. Dolly: Membedah Dunia Pelacuran
Surabaya. Jakarta: Grafiti pers, 1982), hal 33-34.
Sari, D. F. dan Ma‟ruf, M. F. 2016. Proses Pemberdayaan Bagi Warga
Terdampak Penutupan Lokalisasi Dolly di Kelurahan Putat Jaya
Kecamatan Sawahan Surabaya. Surabaya: Prodi S1 Ilmu
Administrasi Negara, UNESA. Masyarakat. Bandung: Rafika
Aditama
Sukojo, B.M. 2009. Buku Ajar Toponimi. Hal 23 – 29. Surabaya:
Jurusan Teknik Geomatika, FTSP, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.
Sukojo, B.M. 2013. Draft: Pedoman Teknis Inventarisasi dan Verifikasi
Nama Rupabumi. Jakarta: Dirjen PU, Direktorat Wilayah
Administrasi dan Perbatasan.
Yulius dan Salim, H. W.L. 2013. Inventarisasi Selat di Kabupaten
Karimun Provinsi Kepulauan Riau Berdasarkan Kaidah Toponimi.
Jakarta: Pusat Litbang Sumberdaya Laut dan Pesisir, Badan Litbang
KP-KKP.
Penulis
Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo, DEA, DESS adalah
dosen Teknik Geomatika, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya dengan bidang keahlian:
Penginderaan Jauh, Penginderaan Jauh Terapan,
Infrastruktur Informasi Geospasial, Informasi
Geospasial Tematik, Toponimi, Jaring Kontrol
Geodesi, Proyeksi Peta
216 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Indonesia Malaysia Singapura Korea Jepang
Selatan
218 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
kapitalnya dalam bentuk rekening di bank karena mudah
dicairkan, namun tentunya tidak akan memberi imbal
hasil yang baik. Usaha kecil dan menengah bisa
memanfaatkan produk investasi seperti reksadana,
sekuritas pasar uang, atau sekuritas lainnya untuk
menyimpan kelebihan kas dan kapitalnya dimana akan
mendapatkan imbal hasil yang baik serta tetap mudah
untuk dicairkan (likuid).
Pada sisi yang lain dalam industri keuangan, Financial
technology berkembang sangat pesat seiring dengan
perkembangan masif dari teknologi digital. Berkembang
pesatya sektor ini hingga sempat muncul ramalan bahwa
bidang ini akan menggantikan peran dari industri
keuangan konvensional. Namun, bagaimanakah peran
dari Fintech dalam meningkatkan partisipasi masyarakat
di bidang keuangan sehingga mampu menambah jumlah
investasi di indonesia?
Financial Technology
Financial Technology (Fintech) bisa diartikan sebagai
industri keuangan baru yang bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan aktivitas keuangan dengan
memanfaatkan perkembangan teknologi (Schueffel,
2017). Fintech sendiri memiliki beragam model bisnis
yang ditawarkan. FSB (Financial Stability Board), badan
independen dunia dibidang keuangan membagi model
bisnis dari Fintech menjadi 5 sub industri (FSB, 2017),
yaitu diantaranya :
220 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Peran Fintech dalam Mendorong Investasi
Masyarakat umum beranggapan investasi
membutuhkan pengetahuan mengenai pengelolaan
keuangan yang baik . Dalam hal ini Fintech pengelola
keuangan bisa berperan memberikan pengetahuan
mengenai istilah investasi dengan pola mudah, hal ini
seperti yang telah dilakukan oleh Startup Fintech
Finansialku (https://www.finansialku.com/) yang
menyediakan suatu platform untuk mengatur keuangan
dengan lebih baik.
Kesulitan lain yang dihadapi oleh calon investor
adalah menentukan produk yang terbaik untuk dipilih
yang sesuai dengan profil risikonya. Dalam hal ini startup
Fintech yang menyediakan layanan investasi sangatlah
sesuai untuk menyelesaikan kesulitan tersebut. Aplikasi
seperti bareksa (https://www.bareksa.com/) dan
tanamduit (https://www.tanamduit.com) menyediakan
Robo-advisor yang merupakan suatu layanan kustom
untuk jasa investasi dengan menggunakan pendekatan
algoritma dan alat analisa lainnya. Pada layanan ini pada
proses awal investor diminta untuk mengisi data terkait
dengan preferensi risiko dan data terkait kebutuhan
perencanaan keuangan. Algoritma dari sistem akan
memberikan rekomendasi produk investasi yang sesuai
dengan karakteristik investor. Dengan adanya layanan ini
maka investor bisa menentukan produk yang benar
benar sesuai dengan profil risiko yang dimilikinya.
222 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
keuangan,industri keuangan) untuk fokus dan
mengembangkan industri ini. Fintech membutuhkan
suatu ekosistem yang mampu mendukung dan
memberikan suatu simbiosis yang berkelanjutan bagi
Fintech, Baik di lingkungan industri keuangan maupun
pada lingkungan teknologi. Untuk menjadikan suatu
ekosistem dibutuhkan beberapa hal seperti : peraturan
yang mampu memberikan naungan bagi Fintech, Industri
keuangan yang kompatibel terhadap perkembangan dari
fintech, serta lingkungan teknologi untuk meningkatkan
adopsi dari teknologi.
Kesimpulan
Kehadiran financial technology memberikan manfaat
bagi sektor investasi di indonesia karena dapat
meningkatkan kemampuan menjalankan
keuangan,menyediakan akses yang mudah untuk
menjangkau produk investasi serta membantu proses
pemilihan produk yang sesuai dengan karakteristik dari
investor. untuk mendorong kehadiran dari financial
technology ini diperlukan suatu aksi untuk membuat
224 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
suatu ekosistem yang mendukung di industri keuangan
dan teknologi.
Daftar Pustaka
Forbes. (2018). Fintech 50 2018 List. Retrieved from
https://www.forbes.com/fintech/list/
FSB. (2017). Financial Stability Implications from FinTech Supervisory
and Regulatory Issues that Merit Authorities‟ Attention. Retrieved
from www.fsb.org/emailalert
Naik, P. K., & Padhi, P. (2015). On the linkage between stock market
development and economic growth in emerging market
economies. Review of Accounting and Finance, 14(4), 363–381.
https://doi.org/10.1108/RAF-09-2014-0105
Quandl. (2019). Financial, Economic and Alternative Data | Quandl.
Retrieved from https://www.quandl.com/
Royal Society, T. (2017). MACHINE LEARNING: THE POWER AND
PROMISE OF COMPUTERS THAT LEARN BY EXAMPLE 1. Retrieved
from https://royalsociety.org/~/media/policy/projects/machine-
learning/publications/machine-learning-report.pdf
Schueffel, P. (2017). Journal of Innovation Management. Journal of
Innovation Management (Vol. 4). Retrieved from
https://journals.fe.up.pt/index.php/IJMAI/article/view/322/221
Worldbank. (2017). Listed domestic companies, total | Data. Retrieved
from
https://data.worldbank.org/indicator/CM.MKT.LDOM.NO?end=201
7&start=1975
Penulis
Muhammad Saiful Hakim, S.E., M.M. adalah
Lulusan magister manajemen dari Universitas
Airlangga di bidang Manajemen Keuangan.
Sejak mulai bertugas di Departemen
Manajemen BIsnis Institut TeknologI Sepuluh
226 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Dimensi IV
SMART LIVING
(Harmony, Health, Mobility)
Pendahuluan
Beragamnya kepentingan oleh berbagai elemen
masyarakat kota membangun interaksi masyarakat kota
guna mewujudkan wawasan budaya yang beradab bagi
komunitasnya. Hakim S (2015) menjelaskan bahwa kota
mampu memberi harapan bagi masyarakatnya, karena
kota mempunyai beberapa fungsi yang menarik, yaitu
sebagai (a) pusat pendidikan, (b) pusat ekonomi dan
perdagangan, (c) penyedia lapangan kerja, (d) pusat
pemerintahan, dan (e) pusat peradaban. Fungsi fungsi
inilah yang kemudian membentuk karakter perilaku
masyarakat kota.
Kepadatan penduduk di kota mendorong terjadinya
persaingan dalam pemanfaatan ruang. Masyarakat kota
memilih bertindak seselektif dan seefektif mungkin guna
memperoleh hal yang paling menguntungkan. Sebagai
contoh, merencanakan jumlah anak dalam keluarga,
memilih hunian yang dekat dengan lokasi bekerja serta
memilih lingkungan yang lengkap fasilitasnya guna
kepentingan anak dan keluarga (sekolah, tempat
perbelanjaan, hiburan, toko, dan sebagainya). Daldjoeni
dalam Hakim S (2015) mencermati karakter masyarakat
kota dari sisi kehidupan sosial budaya perkotaan, yaitu a)
228 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Heterogenitas sosial b) Hubungan sekunder, interaksi
sosial yang terjadi cenderung terbatas pada bidang
tertentu c) Toleransi sosial rendah d) Kepadatan hunian
di perkotaan lebih merupakan kedekatan secara fisik,
interaksi sosial sangat kurang e) Mobilitas sosial tinggi f)
Individualisasi tinggi.
Menurut Rapoport (1986), lingkungan fisik dapat
menentukan perilaku manusia (environmental
determinism), lingkungan fisik menyediakan batas yang
di dalamnya manusia dapat memilih (environmental
possibilism) atau lingkungan fisik menyediakan
pilihan/mengarahkan namun tidak menentukan
(environmental probabilism). Karakter/desain lingkungan
yang khusus berdampak dan membentuk karakter
khusus pula pada perilaku manusianya. Hunt (2001)
menyatakan bahwa hubungan lingkungan binaan
dengan perilaku penghuni harus bertujuan untuk
mencapai keberlanjutan komunitas. Perilaku penghuni
mencerminkan kepuasan terhadap huniannya. Ketika
tingkat kepuasan rendah, maka penghuni akan
melakukan adaptasi untuk memodifikasi sesuai
kebutuhannya (Kiney dkk, 1985 dan Wells, 2000).
Surabaya sebagai pusat pemerintahan terbesar ke 2 di
Indonesia, banyak berdiri apartemen. Terdapat 2 karakter
lingkungan yang menarik yaitu Surabaya Barat sebagai
lingkungan baru dengan karakter kehidupan
masyarakatnya yang modern dan Surabaya Timur
dengan karakter lingkungan yang dominan ada lembaga
pendidikan tinggi. Memilih apartemen tertentu, bukan
230 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
penunjang bersifat untuk memenuhi kebutuhan sehari
hari penghuni apartemen, misalnya toko kebutuhan
rumah tangga, jasa laundry, kantin/kafe serta fasilitas
olah raga (kolam renang). Kualitas lingkungan fisik
apartemen yang berada di perumahan memiliki karakter
sarana dan prasarana yang menunjang kebutuhan
penghuni apartemen dan perumahan.
Apartemen Purimas dan Dian Regency Sukolilo
berada di kawasan Surabaya Timur. Apartemen tersebut
memiliki kualitas lingkungan dan profil kualitas yang
sama. Keduanya berada pada lingkungan perumahan,
sehingga jalan di depan apartemen merupakan jalan
perumahan. Jalan tersebut hanya diperuntukkan bagi
penghuni perumahan dan apartemen (tidak dilalui
kendaraan angkutan umum). Keberadaan trotoar serta
situasi perumahan yang tidak ramai, berdampak pada
perilaku penghuni perumahan dan penghuni apartemen
untuk dapat menikmati lingkungan sambil berjalan kaki,
naik sepeda atau bahkan mengasuh anak.
Metode
Melalui pendekatan fenomenologi, maka dilakukan
pengamatan perilaku (observing behavior), pengamatan
jejak fisik (observing physical traces) dan wawancara
terstruktur (Zeisel, 1984). Pengamatan jejak fisik
dilakukan guna memperoleh fenomena karakter fisik
lingkungan di sekitar apartemen, yaitu jenis sarana
prasarana yang ada di sekitar apartemen, kondisi kelas
jalan, transportasi, fasilitas publik (sekolah, perkantoran,
232 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Karakter Perilaku. Penghuni apartemen sering
bertemu dengan penghuni perumahan ketika
memanfaatkan fasilitas apartemen maupun fasilitas
perumahan. Penghuni apartemen tidak segan untuk
berjalan kaki berbelanja sayur ke penjual sayur yang
setiap pagi mangkal di lingkungan perumahan. Demikian
pula jasa laundry, petugas jasa laundry men„jemput bola‟
ke apartemen maupun perumahan. Setelah sepakat
melalui hubungan telpon, penghuni apartemen dan
petugas laundry bertemu di selasar depan lobi atau jalan
trotoar depan apartemen. Apartemen Purimas dan Dian
Regency Sukolilo mempunyai karakter batas lahan
bagian depan berupa tanaman dan trotoar. Secara visual
dan fisik, lingkungan apartemen menyatu dengan
lingkungan perumahan. Penghuni dapat berinteraksi
secara visual, misal menunggu jemputan-taxi, menunggu
penjual sayur, pedagang makanan keliling maupun
petugas laundry. Hal tersebut dapat dilakukan dari dalam
lobi maupun dari halaman parkir depan. Secara fisik
penghuni juga dapat mencapai dan mengakses luar
apartemen dengan mudah. (Gambar 1)
234 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
menghadap ke halaman depan, arah jalan perumahan.
Sehingga fasilitas tersebut dapat diakses oleh penghuni
perumahan. Fasilitas penunjang apartemen tersebut
bersifat publik karena pengunjung/penghuni perumahan
dapat mengakses fasilitas tersebut tanpa harus melewati
lobi (Gambar 3). Fungsi kontrol dilakukan oleh petugas
di pos jaga ketika masuk halaman apartemen.
Kesimpulan
Peningkatan jumlah penduduk kota mendorong
karakter perilaku masyarakatnya untuk berperilaku
selektif dan efektif. Kondisi sosial yang heterogen serta
mobilitas tinggi, menyebabkan rendahnya toleransi serta
tingginya rasa individu. Dampaknya antara lain hunian di
perkotaan lebih hanya bersifat kedekatan fisik, interaksi
sosial kurang. Perilaku dan lingkungan binaan
mempunyai hubungan timbal balik. Lingkungan fisik
mewadahi dan menentukan karakter perilaku
manusianya. Karakter perilaku mencerminkan tingkat
kebutuhannya. Ketika manusia sudah tidak berada pada
kebutuhan dasar (fisiologis), maka kebutuhan sosial dan
keamanan menjadi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan
236 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
privasi bagi penghuni apartemen merupakan kebutuhan
dasar. Kepemilikan bersama pada lingkungan apartemen
merupakan kebutuhan untuk berinteraksi sosial (publik)
disamping kebutuhan keamanan (privasi).
Keberlangsungan kehidupan bagi penghuni apartemen
tercapai karena terpenuhinya kebutuhan sosial tersebut.
Daftar Pustaka
Hakim, S. (2015), Pengantar Studi Masyarakat Indonesia, Madani,
Malang
Hunt, B. (2001),”Sustainable Placemaking”, a keynote speech of
sustainable place making forum 2001, dikutip dari
http://www.sustainable-placemaking.org/about.htm
Kinney, J. M., Stephens, M. A. P., McNeer, A. E. & Murphy, M. R.
(1985),” Personalization of Private Spaces in Congregate Housing
for Older People, dalam Environmental Change/Social Change. eds.
Klein, S., Wener, R. & Lehman, S, Washington D.C, EDRA.
Lang, J & Moleski Walter (2010), Functionalism Revisited, Ashgate
Publishing Limited, England
Rapoport, A (1986), The Use and Design of Open Space in Urban
Neighborhoods, di D Frick eds The Quality of Urban Life, Berlin
Rapoport, A (2005), Culture Architecture and Design, Locke Science
Publishing Company, Inc, United State of America
Snyder, J.C dan Catanese, A.J. (1979), Introduction to Architecture,
McGraw-Hill, New York, Hal. 46-71
Zeisel, John (1984), Inquiry by Design : Tools For Environment-Behavior
Research, Cambridge University Press, Cambridge
Penulis
Dr. Ir. Susy Budi Astuti, MT. adalah dosen
Departemen Desain Interior, Institut Teknologi
238 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
PEMBUATAN PETA (INFORMASI GEOSPASIAL
DASAR) RENCANA DETAIL TATA RUANG
TERBUKA HIJAU BERBASIS CITRA SATELIT
RESOLUSI TINGGI CITRA PLEIADES DI KOTA
SURABAYA)
Pendahuluan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan area yang
memanjang berbentuk jalur dan atau area
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat
terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
secara alamiah maupun yang sengaja di tanam. Dalam
Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang penataan
ruang menyebutkan bahwa 30% wilayah kota harus
berupa RTH yang terdiri dari 20% publik dan 10%
privat. Surabaya merupakan kota padat penduduk
yang pertumbuhan penduduknya cepat karena
Surabaya termasuk salah satu kota besar yang ada di
Indonesia. Agar pembangunan tetap sesuai dengan
RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) yang telah ada, maka
perlu adanya peta 1:5000 sebagai peta dasar dalam
pembuatan perencanaan RDTR RTH selanjutnya. Citra
resolusi tinggi seperti Pleiades, Ikonos, Quickbird,
Worldview banyak digunakan untuk pembuatan peta
dasar skala besar salah satu contohnya adalah peta
RDTR. Sebagaimana diketahui bahwa dalam proses
240 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Detail Tata Ruang Terbuka Hijau skala 1:5000 Kota
Surabaya.
Metodologi Penelitian
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini yaitu di Kota Surabaya bagian
pusat meliputi beberapa kecamatan yaitu Kecamatan
Simokerto, Kecamatan Bubutan, Kecamatan Genteng dan
Kecamatan Tegalsari.
242 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
C. Tahap Pengolahan Data
Langkah pertama adalah melakukan penajaman citra
dengan Fusi data (pansharpening) yang bertujuan untuk
mempertajam tampilan citra dan menutupi informasi
yang hilang. Proses ini menggunakan dua data citra yaitu
citra pankromatik dan citra multispektral agar diperoleh
citra berwarna dengan resolusi spasial yang sama dengan
kanal pankromatiknya. Kemudian pengolahan data
koordinat hasil pengukuran di lapangan dilakukan
dengan proses baseline dan perataan jaring. Langkah
selanjutnya adalah melakukan koreksi geometrik dalam
software pengolah citra satelit, yang disebut GCP/TP
Collections dengan menggunakan data koordinat titik
kontrol tanah yang sudah diolah. Agar memenuhi
toleransi dalam pembuatan peta skala menengah dan
rinci, nilai RMSE yang dihasilkan harus <1,5 piksel.
Setelah itu proses resampling menggunakan DEM ALOS
PALSAR untuk memperbaiki bentuk objek pada citra
dengan merekonstruksi ketinggian. Langkah terakhir
yaitu Ortho Generation untuk menghasilkan citra yang
sudah tekoreksi.
244 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Kualitas koreksi geometrik tergantung dari kekuatan
jarring yang dibuat. Semakin kecil nilai SoF maka semakin
kuat jaringnya. Jaring kontrol terbentuk dari titik-titik
GCP yang menyebar. Titik GCP diletakkan di tempat yang
mudah agar mempermudah dalam identifikasi objek saat
akan dilakukan pengukuran titik menggunakan GPS.
Dalam pembuatan titik GCP diusahakan peletakan titik
menyebar dan mencakup area lokasi penelitian. Jarak
yang digunakan berkisar 3-4 km untuk daerah yang
relatif datar. Berikut ini adalah hasil penempatan titik GCP
sebagai jaring kontrol pada area penelitian:
246 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
1. Koreksi Geometrik
Koreksi geometrik citra dilakukan dengan 8 GCP hasil
pengukuran di lapangan yang menyebar merata di area
penelitian. Berikut nilai RMSE dari hasil koreksi
geometrik:
Tabel 3. Perhitungan RMSE Citra Pleiades dalam satuan
piksel
248 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
hasil overlay dengan peta vektor jalan dengan akurasi
dan presisi yang tepat.
Kesimpulan
Kesimpulan dari Penelitian ini adalah:
1. Penggunaan 8 titik GCP yang menyebar di area
penelitian menghasilkan nilai SoF sebesar 0.165
sehingga dapat menghasilkan RMSE yang kecil.
2. Dari hasil perhitungan transformasi koordinat
untuk memperoleh nilai RMSE citra Pleiades 1A
Saran
1. Pilih lokasi titik kontrol yang terlihat di citra dan
mudah diidentifikasi serta mengecek kondisi
terbarunya apakah berubah atau tidak seperti pojok
bangunan atau jalan.
2. Apabila dalam proses koreksi geometric belum
mendapatkan nilai kurang dari 1.5 piksel maka ulangi
proses koreksi geometrik tersebut sampai memenuhi
syarat kurang dari 1.5 piksel.
Daftar Pustaka
[1] Esa. (n.d.). Alos Palsar. Retrieved from Esa Earth Online:
https://earth.esa.int/web/guest/data-access/browse-data-
products/-/article/alos-palsar-fbs-fine-mode-single-
polarisation-5194 di akses pada 10 november 2015 12.10
WBBI.
[2] Frianzah, A. (2009). Pembuatan Orthoimage dari Citra ALOS
Prism. Skripsi, Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika FT UGM,
Yogyakarta.
250 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
[3] Julzarika, A. (n.d.). Teknik Orthorektifikasi Citra Satelit Spot5
dengan Metode Hitung Perataan Kuadrat Terkecil Studi Kasus:
Semarang, Jawa Tengah. LAPAN.
[4] Trisakti, B. (2005). Orthorektifikasi Data Citra Resolusi Tinggi
(Aster dan Spot) Menggunakan Aster DEM. Pertemuan Ilmiah
Tahunan MAPIN XIV.
[5] Yudha, I. M. (2014). Studi Jumlah dan Distribusi Titik Kontrol Tanah
untuk Proses Rektifikasi Citra Resolusi Tinggi (Studi Kasus: Kota
Kediri, Jawa Timur). Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.
Penulis
Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo Sukojo, DEA, DESS
adalah Guru Besar Bidang Ilmu Penginderaan Jauh,
dosen Teknik Geomatika, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya dengan bidang keahlian:
Penginderaan Jauh, Penginderaan Jauh Terapan,
Infrastruktur Informasi Geospasial, Informasi
Geospasial Tematik, Toponimi, Jaring Kontrol
Geodesi, Proyeksi Peta.
Pendahuluan
Wilayah perindustrian di Surabaya terdapat pada
kawasan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut-SIER
Surabaya. Kawasan PT SIER ini mempunyai lahan seluas
245 ha. Selain itu juga kawasan PT SIER ini terbagi
menjadi 3 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Rungkut,
Kecamatan Tenggilis Mejoyo, dan Kecamatan Gunung
Anyar. Pada wilayah perindustrian dalam pemetaan
wilayah tersebut digunakan peta detail yang mempunyai
skala besar yaitu skala 1:5000 atau lebih [4]. Dalam
pembuatan peta tersebut dibutuhkan teknologi
penginderaan jauh. Pada jaman sekarang teknologi dan
sains sangat pesat dalam perkembangannya terutama
pada teknologi penginderaan jauh seperti satelit, satelit
radar, radar, dan LiDAR telah pesat dalam penggunaanya.
Teknologi penginderaan jauh sekarang sudah digunakan
dan diaplikasikan dalam ilmu kebumian di Indonesia
untuk informasi geospasialnya dalam skala lokal,
regional, dan global [5] . Perkembangan teknologi
penginderaan jauh juga dapat dilihat dengan munculnya
satelit-satelit yang mempunyai resolusi spasial tinggi.
252 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Terdapat banyak satelit yang mempunyai resolusi tinggi
salah satu contohnya adalah satelit Worldview dan satelit
Pleiades. Data dari satelit Worldview dan Pleiades
mempunyai resolusi tinggi yaitu 0.46 meter [2] dan 0.5
meter [3] yang merupakan citra pada umumnya masih
terdapat kesalahan geometrik. Kesalahan geometrik
merupakan kesalahan yang diakibatkan oleh jarak orbit
atau lintasan terhadap objek (hingga sudut pandang kecil
dan pengaruh kecepatan wahana [1]. Kesalahan
geometrik diakibatkan oleh dua kesalahan yaitu
kesalahan sistematik dan non sistematik. Untuk
menghlangkan kesalahan tersebut maka perlu dilakukan
koreksi geeometrik. Koreksi geometrik merupakan
kegiatan untuk memperbaiki koordinat yang ada pada
citra agar sesuai dengan koordinat geografis. Pada
umunya koreksi geometrik citra dilakukan dengan
membutuhkan koordinat 2 dimensi (x,y) atau koordinat
Ground Control Point (GCP) sebagai data inputnya.
Koordinat GCP ini digunakan untuk memberi atau
memperbaiki citra di mana akan terlihat titik akurasi GCP
tersebut dengan melihat nilai Root Mean Square Error
(RMSE). Pada penelitian ini akan dilakukan analisa
ketelitian geometric pada citra satelit Worldview dan
Pleiades yang digunakan untuk pembuatan peta dasar
detail tata ruang perindustrian. Penelitian ini diharapkan
untuk diketahui ketelitian geometrik pada citra
Worldview dan Pleiades yang memenuhi toleransi dalam
pembuatan peta dasar detail tata ruang.
254 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
B. Data dan Peralatan
1. Data
Data yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini
yaitu:
Data citra satelit Worldview-2 tahun 2012
Data citra satelit Pleiades-1B tahun 2015
Data hasil pengukuran koordinat Ground Control
Point (GCP)
Data hasil pengukuran lapangan Independent Control
Point (ICP).
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian tugas
akhir ini yaitu:
Perangkat Lunak (Software) yang digunakan dalam
pengerjaan Peneliaan ini tugas akhir ini antara lain:
a. Microsoft Office 2010
b. ArcGIS 10.
c. Topcon tools 8
Peralatan lain yang digunakan untuk Survey lapangan:
a. Kamera
b. Roll meter
c. GPS Geodetik
d. Alat Tulis
256 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
3. Pengukuran GCP: Pengukuran GCP menggunakan
metode rapid static dengan lama pengukuran kurang
lebih selama 40 menit dengan mengambil 9 titik GCP.
4. Koreksi Geometrik: Koreksi geometric menggunakan
metode affine dan polinomial orde-2. Hasil koreksi
geometrik ini harus mempunyai hasil RMSE ≤ 1. Jika
nilai tersebut belum memenuhi maka mengulangi
tahap koreksi geometrik.
5. Pemotongan Citra: Citra yang sudah tekoreksi maka
dilakukan pemotongan citra sesuai dengan studi kasus
penelitian ini.
6. Hasil Citra: Citra yang didapat dari pemotongan citra
tersebut diklasifikasikan secara manual.
7. Uji Ketelitian Citra: Uji ketelitian ini menggunakan titil
ICP yang diukur selama 10-20 menit. Jumlah titik ICP
yang digunakan adalah 12 titik. Uji ketelitian ini
didapat dari hasil selisih antara titik ICP dengan
koordinat citra hasil koreksi geometrik.
8. Analisa: Proses untuk menganalisa hasil RMSE dari
setiap citra apakah masuk dalam ketelitian peta dasar.
258 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar 4. Sebaran Titik ICP
260 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Hasil Root Mean Square Error (RMSE)
Hasil RMSE didapat dari tranformasi koordinat yang
ada di citra ke dalam koordinat titik kontrol sebagai
acuan dan akan menghaslkan residu pada setiap titik
kontrol. Residu merupakan hasil dari selisih antara
koordinat titik kontrol hasil pengukuran GPS yang
dianggap benar dengan koordinat hasil transformasi
pada citra Worldview dan Pleiades. Berikut ini hasil RMSE
yang ada pada citra Worldview-2 dan Pleiades 1B dengan
menggunakan 2 metode yaitu affine dan polynomial
orde 2.
Tabel 2. Perhitungan RMSE Citra Worldview-2
No. RMS Tiap Titik
Nama
Titik
Affine Polynomial
orde 2
1. T1 0,309 0,370
2. T2 0,372 0,067
3. T3 0,228 0,041
4. T4 0,346 0,086
5. T5 0,366 0,034
6. T6 0,239 0,202
7. T7 0,319 0,201
8. T8 0,271 0,203
9 T9 0,271 0,078
Total RMSE 0,306 0,163
262 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
analisis yang dilakukan adalah hasil dari residu antara
titik ICP hasil pengukuran dilapangan dengan titik
koordinat pada citra yang sudah terkoreksi
geometrik.
Tabel 4. Koordinat Titik ICP
Nama Titik ICP
No.
Titik X (m) Y (m)
1 ICP1 693161,211 9189452,755
2 ICP2 694215,381 9189151,934
3 ICP3 695638,562 9189264,378
4 ICP4 696750,747 9189181,092
5 ICP5 697810,618 9189189,005
6 ICP6 698711,39 9188490,187
7 ICP7 697831,879 9189866,152
8 ICP8 695098,333 9190757,959
9 ICP9 694476,462 9190262,82
10 ICP10 694033,75 9190903,484
11 ICP11 697546,633 9190950,8
12 ICP12 696349,298 9191175,411
264 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Total RMSE 0,502
Hasil RMSE ini selanjutnya dibandingkan dengan
ketelitian peta dasar. Peta dasar yang dibuat
merupakan peta dasar detail tata ruang perindusrian. Di
mana peta ini harus mempunyai spesifikasi skala besar
yaitu pada peta skala 1:5000 atau skala yang lebih
besar lagi. Berikut ini terdapat ketentuan ketelitian peta
dasar dari Perka BIG Nomor 15 tahun 2014 :
Tabel 7. Ketelitian Peta Dasar
No. Skala Peta Ketelitian Peta Dasar (horizontal)
1 1:25000 5-12,5 meter
2 1:10000 2-5 meter
3 1:5000 1-2,5 meter
4 1:2500 0,5-1,5 meter
5 1:1000 0,2-0,5 meter
266 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
digunakan pada peta skala 1:5000 kelas 1 dimana
sesuai dengan perka BIG No. 15 Tahun 2014 yang
mempunyai standar nilai ketelitian sebesar 1 meter.
Peta 1:5000 merupakan standar minimal untuk peta
dasar detail tata ruang perindustrian.
Saran yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
a. Pada pemilihan data citra sebaiknya menggunakan
data citra dengan tahun yang sama agar tidak ada
perbedaan geografis pada citra untuk
mempermudah peletakan GCP dan ICP.
a. Untuk mendapatkan ketelitian koreksi geometrik
yang sangat baik dengan peletakan GCP dan ICP
yang banyak dan menyebar pada luasan area yang
diteliti dan harus sesuai dengan panduan validasi
ketelitian peta yang telah dibuat oleh BIG, dimana
ICP yang digunakan minimal 12 ICP untuk luasan
wilayah ≤ 250 km.
Daftar Pustaka
Penulis
Prof. Dr. Ir. Bangun Muljo Sukojo, DEA, DESS
adalah Guru Besar Bidang Ilmu Penginderaan Jauh,
dosen Teknik Geomatika, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya dengan bidang keahlian:
Penginderaan Jauh, Penginderaan Jauh Terapan,
Infrastruktur Informasi Geospasial, Informasi
Geospasial Tematik, Toponimi, Jaring Kontrol
Geodesi, Proyeksi Peta
268 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
PENGGUNAAN VIRTUAL REALITY SEBAGAI
LANGKAH INOVATIF PADA PERANCANGAN
INTERIOR BANGUNAN PUBLIK UNTUK
MENDUKUNG KONSEP KOTA CERDAS
270 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
urbanisasi. Senada dengan itu, arah kebijakan dalam
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2018 pun
menyebutkan bahwa kota-kota di Indonesia harus
dipersiapkan menerapkan konsep kota berkelanjutan
(Kementerian PPN / Bappenas, 2017).
272 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Pengembangan hunian cerdas dalam upaya
peningkatan kualitas hidup masyarakat kota
berbasis informasi dan teknologi (Smart Living).
274 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
visualisasi 3D render. Dalam konteks perancangan
interior seringkali gambar yang digunakan adalah
gambar visualisasi 3D render dengan format panorama
3600 (Gambar 4). Penikmat VR akan menikmati 3D render
dengan cara melihat sekeliling dan berpindah dari satu
lokasi ke lokasi lain yang telah ditentukan secara
interaktif. Dari pengalaman penulis mempraktekkan
teknik ini, sisi positif penggunaannya adalah tidak
membutuhkan perangkat dengan spesifikasi atas, mudah
disajikan dalam banyak jenis media display dan
pembuatannya cenderung praktis. Sisi negatifnya
penikmat VR hanya bsa berpindah dengan titik yang
ditentukan dan munculnya efek distorsi gambar.
0
Gambar 4. Contoh 3D Render dalam Format Panorama 360
(Dokumentasi Penulis, 2019)
276 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
mendapatkan layanan publik pun perlu dirancang
dengan optimal agar memenuhi ekspektasi tingkat
kepuasan publik.
Merancang interior bangunan publik tentu menjadi
tantangan tersendiri karena banyak stakeholder yang
harus menyepakati bersama hasil desain terpilih. Hal ini
menjadi rumit ketika banyak pihak tersebut memiliki latar
belakang berbeda sehingga memiliki sudut pandang
memahami aspek fungsi, spasial dan estetika yang
tersusun dalam suatu perancangan interior yang berbeda
pula. Di sinilah inovasi penggunaan VR untuk
memvisualkan hasil perancangan interior bangunan
publik dapat memberikan warna berbeda. Terdapat
beberapa poin praktis yang dapat dilakukan yaitu :
VR digunakan ketika diskusi bersama pemerintah kota
(sebagai klien) untuk memustuskan desain terpilih
dari suatu pekerjaan perancangan interior bangunan
publik tertentu. Perancang interior menjelaskan hasil
perancangan secara presentasi oral dan klien bisa
menikmati visualisasi hasil perancangan secara VR
dengan perangkat Head Mounted Display (HMD)
sehingga dapat benar-benar merasakan hasil
perancangan secara lebih nyata sehingga dapat lebih
mudah memahami hasil perancangan interior secara
lebih intuitif. Penulis sebelumnya telah menguji coba
teknik tersebut dengan hasil penikmat VR lebih cepat
memahami hasil perancangan interior terutama
Kesimpulan
Pembangunan kota berkelanjutan adalah konsep
pembangunan wilayah perkotaan atas respon terhadap
fenomena kenaikan laju urbanisasi yang pesat.
Pemerintah mencanangkan konsep ini yang di dalamnya
278 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
terdapat rencana untuk menerapkan konsep kota cerdas
yang meliputi banyak bidang, salah satunya adalah smart
environment atau tata kelola lingkungan kota yang
cerdas. Perancangan interior dengan penggunaan VR
pada tahap visualisasi dapat digunakan pada
perancangan interior bangunan publik sebagai salah satu
komponen lingkungan binaan kota yang mendukung
aspek smart environment sebagai bagian konsep kota
cerdas. Selain karena memanfaatkan kecanggihan
teknologi, pendekatan ini memiliki setidaknya dua
manfaat praktis. Pertama memudahkan banyak pihak
pembuat keputusan yang terlibat pada suatu pekerjaan
perancangan bangunan publik untuk memahami hasil
perancangan, kedua dapat menjadi media interaktif
untuk sosialisasi hasil perancangan interior kepada
masyarakat luas dengan menawarkan pengalaman yang
lebih intuitif.
Daftar Pustaka
Penulis
Okta Putra Setio Ardianto, lahir di
Ponorogo 13 Oktober 1989. Menempuh jenjang
pendidikan dasar hingga menengah di
Ponorogo dan menyelesaikan jenjang
pendidikan tinggi di Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya hingga tingkat
magister melalui program Fast Track pada tahun
2013. Saat ini penulis berprofesi sebagai dosen
yang bertugas di Departemen Desain Interior
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya dan bergabung di laboratorium Interior Science and
Technology. Bidang keahlian yang didalami penulis adalah mengenai
aspek lingkungan dan teknologi dalam perancangan interior. Di luar
aktivitas akademik di kampus, penulis aktif sebagai pengurus
Himpunan Desainer Indonesia (HDII) Jawa Timur dan pemegang
Sertifikat Keahlian dengan klasifikasi dan kualifikasi Ahli Desain
Interior – Madya.
280 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
MENDAMBAKAN PELAYANAN KESEHATAN
YANG SMART SEKALIGUS MENYEHATKAN
282 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Secara illustratif, pola interaksi antar pemangku
kepentingan diatas dapat disketsakan dalam gambar
berikut:
284 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
gaya hidup dan lingkungan hidup yang sehat, serta
pentingnya memeriksakan kondisi kesehatan secara
teratur. Tanpa adanya program skrining kesehatan yang
dilaksanakan secara teratur untuk masyarakat luas oleh
pemerintah, agak sulit untuk mengharapkan adanya
inisiatif pribadi dari setiap warga untuk memeriksakan
kesehatan secara reguler. Program skrining ini dapat
dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan milik
pemerintah yang ditunjuk, secara terintegrasi dari level
nasional, propinsi, kota, hingga level kelurahan
(puskesmas). Karena sifatnya, proses skrining kesehatan
berurusan dengan jumlah populasi pemeriksaan yang
besar. Oleh sebab itu sangat diperlukan adanya suatu
teknologi pengukuran dengan berbagai karakteristik
khususnya, yaitu murah, cepat, cukup akurat, serta dapat
diandalkan.
Teknologi untk keperluan proses skrining ini
memanfaatkan keahlian dokter yang ditanamkan pada
sistem pengenal, untuk menganalisis dan
mengidentifikasi ciri2 kondisi kelainan yang ditemukan
dalam data pengukuran yang dihasilkannya. Disinilah
istilah smart system dilabelkan, untuk menamai sistem
pengukuran dengan kemampuan interpretasi atas data
pengukuran yang didapatkannya. Luaran dari proses ini
hanya berusaha untuk mengidentifikasi anggota populasi
yang "sehat" serta anggota populasi yang kemungkinan
besar "terindikasi terkena suatu penyakit" yang dicurigai
dari proses skrining yang dilakukan. Dengan data awal ini
286 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
penyedia layanan kehatan, akan semakin kompleks tata
kerja organisasi, sekaligus kebutuhan sumberdaya
organisasi yang diperlukan untuk menopang tugas
operasional yang diembannya. Secara umum
sumberdaya organisasi dalam suatu unit penyedia
pelayanan kesehatan adalah tim dokter, divisi
keperawatan, tim manajemen & administrasi, divisi
Laboratorium Diagnostik, bagian kefarmasian, divisi
Sistem & Teknologi Informasi, divisi rawat inap, divisi
Housekeeping, serta divisi terkait perawatan dan
pemeliharaan Teknologi Alkes yang digunakan dalam
mendukung fungsi penyedia pelayanan kesehatan yang
diberikan. Ketersediaan dari sumberdaya organisasi yang
disebutkan diatas, serta kompleksitas cakupan kerjanya,
adalah sangat bervariasi bergantung pada kelas dari unit
layanan tersebut.
Bagian registrasi pasien merupakan garda terdepan
dari suatu rangkaian aktivitas pelayanan yang akan
diberikan oleh suatu unit penyedia layanan kesehatan.
Biasanya pasien datang bisa dengan status benar benar
baru, atau pasien lama untuk keperluan pemeriksaan
ulang, maupun pasien lama dengan keluhan baru yang
muncul. Terlepas dari status yang mana dari pasien yang
datang, pelayanan yang diberikan oleh bagian ini
haruslah ramah, menentramkan, serta cepat, guna
menghidari terbentuknya antrian pasien yang mengular.
Teknologi informasi berdasar basis data yang akurat
sangat berkontribusi untuk menunjang pelayanan yang
288 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
yang diderita oleh pasien. Melalui sistim informasi yang
terbangun secara baik, maka order permintaan
pemeriksaandapat langsung diberikan melalui menu
pada layar komputernya, dan langsung akan diterima
oleh bagian pemeriksaan diagnostik yang ditunggu.
Pasien tinggal menuju ke ruang pemeriksaan diagnostik
yang diminta, untuk menunggu giliran dilakukannya
pemeriksaan. Begitu hasil pemeriksaan selesai, maka
operator laboratorium dapat mengentrikan hasil
pemeriksaan, dan mengirimkan hasilnya kembali pada
dokter yang memberikan order pemeriksaan. Pasien
hanya perlu kembali menunggu di poli pemeriksaan awal
setelah pengambilan sampel / data pengukuran
pemeriksaan selesai dilakukan, menunggu pembacaan
hasil pemeriksaan lab dan diagnosa dokter atas penyakit
yang dideritanya. Dokter dapat menuliskan resep secara
langsung di komputernya dan sekali klik dokter dapat
mengirimkan ke bagian kefarmasian untuk pemrosesan
order lebih lanjut.
Divisi kefarmasian dapat memanfaatkan sistem
informasi yang smart untuk memonitor sediaan farmasi
yang diperlukan oleh seluruh keahlian tim dokter yang
dicakup dalam perawatan yang diberikan. Sistem ini
dapat memonitor secara cepat kondisi stok obat-obatan,
distribusi jumlah order penggunaan masing-masing obat
oleh dokter, sistem pengadaan sediaan obat-obatan,
serta monitoring masa kedaluarsa sediaan obat yang
dipunyai. Dengan informasi ini, maka alokasi proyeksi
290 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
tahiyat rakaat terakhir. Telefon tiba-tiba berdering
ditengah tengah shalat jum'at, yang tidak sempat
diangkat. Setelah salam, langsung penulis melihat hp,
dan terekam nomor istri penulis yang mengontak. Segera
penulis menelefon balik, dan dari seberang terdengar
suara tergopoh yang mengabarkan kondisi anak bungsu
kami. Tanpa berpikir panjang penulis bergegas menuju
lokasi kejadian, dan cukup kaget saat mendapati ternyata
sudah ada ambulan berisi tim paramedis, dan anak
bungsu penulis telah mendapatkan pertolongan
pertamanya. Dalam hati, cepat sekali ini ambulan datang?
Kondisi anak bungsu kami saat itu sudah dalam keadaan
sadar kembali, dengan tatapan yang masih agak nanar,
seolah kebingungan dengan suasana baru. Tidak berapa
lama kemudian datang ambulan kedua, yang berisi dua
orang tim dokter. Belakangan penulis memahami
memang begitulah SOP terkait penanganan apabila ada
kasus darurat yang terjadi. Dokter kemudian memeriksa
kondisi anak penulis dan memutuskan untuk membawa
ke rumah sakit universitas, yang jaraknya tidak sampai 1
km dari lokasi kejadian untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Maka beriringanlah dua ambulan ini, dengan penulis
berada di ambulan pertama menemani anak didalamnya.
Setiba di rumah sakit, langsung petugas paramedik
membawa anak saya ke ruang pemeriksaan di IGD, dan
meminta penulis untuk menghubungi bagian
pendaftaran. Dengan sedikit kebingungan (karena kartu
asuransi tidak terbawa bersama), penulis menuju loket
pendaftaran. Saat itu penulis ditanya mana kartu
292 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
diproses pemeriksaannya....Right or wrong it is my country
[Carl Schutz 1872]
Di Indonesia skema asuransi dari penyedia milik
asuransi negara (BPJS) dapat digunakan di hampir semua
rumah sakit milik pemerintah, serta beberapa penyedia
asuransi kesehatan swasta yang diakui diakui dapat
digunakan di beberapa rumah sakit khusus milik
pemerintah maupun swasta (organisasi keagamaan
maupun swasta umum). Dalam implementasinya, banyak
perusahaan asuransi swasta yang telah memanfaatkan
sistem informasi yang smart, yang terintegrasi dengan
sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit atau klinik.
Sistem ini sangat memudahkan pasien dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diperlukannya.
Kondisi yang agak berbeda diberikan oleh penyedia
asuransi milik pemerintah, dimana pasien masih
direpotkan dengan birokrasi pengurusan hak
pembiayaan pengobatannya. Suatu kondisi praktek
birokrasi yang khas berlaku dalam instansi pemerintah.
Seringkali praktek birokratif yang berjalan ini menomer
sekiankan penanganan kondisi pasien yang memerlukan
pelayanan. Sehingga alih-alih pelayanan kesehatan bisa
menyembuhkan dan menyehatkan, malah sebaliknya
dapat memperparah kondisi kesehatan serta kejiwaan
penderitanya.
Implementasi Sistem Informasi yang terintegrasi antar
semua bagian/divisi dalam suatu unit penyedia
pelayanan kesehatan dapat membuat proses pelayanan
294 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Penulis
Dr.rer.nat. Ir. Aulia M.T. Nasution, M.Sc.
adalah staf dosen Departemen Teknik Fisika
FTI - ITS, sekaligus saat ini menjabat sebagai
Ketua Program Pascasarjana Teknik Fisika.
Menyelesaikan pendidikan S1 nya di
Departemen Teknik Fisika ITB (1993), M.Sc.
in Medical Physics dari Pusat Pengajian Sains
Fisik (PPSF) pada Universiti Sains Malaysia
(USM), Penang - Malaysia (1996), serta
Dr.rer.nat dalam bidang Optical Diagnostics
dari Fakultät für Physik, Georgia-Augusta
Universität Göttingen, Jerman (2006). Aktif mengampu beberapa
mata kuliah bertemakan rekayasa medis (Medical Engineering), baik
pada level pascasarjana: yaitu Analisa & Pencitra Multimodal
Spektroskopi (S3), Dasar Clinical Engineering, Instrumentasi Medis,
Assesmen Teknologi Kesehatan, Fotonika Biomedis, serta Fisika Tubuh
Manusia, maupun pada level sarjana: yaitu Fotonika Biomedis dan
Spektroskopi Optis. Bidang minat penelitian yang dikembangkannya
adalah Optika Biomedis / Biofotonik, Rekayasa Sistem Optis, serta
Instrumentasi Medis. Beberapa pengalaman riset di institusi riset luar
negeri diperoleh melalui beberapa beasiswa bergengsi seperti
Deutscher Akademischer Austausch Dienst (DAAD) dari pemerintah
Jerman untuk:
1. Penelitian doktoral di Laser laboratorium Göttingen (2000-2004)
2. Penelitian Postdoctoral di:
a. Clinical Photonics Lab. pada Friederich-Alexander
Universität Erlangen-Nürnberg (2009)
b. Dept 8.3 (Biomedizinische Optik) pada Physikalisch-
Technische Bundesanstalt (PTB) Berlin (2013)
Serta melalui beasiswa Fulbright Senior Research Scholarship untuk
Penelitian Postdoctoral di Biophotonics Lab. (CBME) University of
Kentucky, Lexington - Kentucky (2011-2012), serta Terahertz and
Ultrafast Spectroscopy Laboratory - Center for Terahertz Reseach,
Rensselaer Polytechnic Institute (RPI), Troy NY (2018).
Pendahuluan
Definisi Intelligent Transport System (ITS) atau Sistem
Transportasi Cerdas, yang diacu dari Komite Kebijakan
Intelligent Transport System dari International Road
Federation yaitu Sistem transportasi cerdas (ITS)
menerapkan teknologi informasi dan komunikasi yang
mendukung dan mengoptimalkan semua moda
transportasi dengan meningkatkan efektivitas biaya,
bagaimana mereka bekerja, baik secara individu maupun
bekerja sama satu sama lain.
Pada dasarnya komponen ITS dapat dikelompokkan
menjadi tiga bidang:
• Infrastruktur cerdas (intelligent infrastructure) seperti
sinyal lalu lintas di jalan-jalan, tanda-tanda pesan variabel
untuk mengingatkan pengguna jalan dari bahaya di
depan dan sinyal ramp jalan bebas hambatan yang
bekerja untuk menjaga aliran jalan raya;
296 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
• Kendaraan pintar (smart vehicles) seperti notifikasi
kecelakaan otomatis, pembantu kecepatan cerdas,
pengontrol cruise cerdas, peringatan tabrakan mundur
dan depan, sistem navigasi GPS, dan interlock pengapian
alkohol.
• Layanan informasi (information services) seperti
informasi next-bus pada ponsel, sistem navigasi dalam
mobil yang menerima kondisi lalu lintas saat ini untuk
panduan sekitar hotspot kemacetan, dan program akses
nasional cerdas untuk truk.
298 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Advanced Traveler Information Systems (ATIS),
merupakan sistem informasi canggih bagi pengendara,
menyediakan informasi real-time, seperti rute transit dan
jadwal; arah navigasi; dan informasi tentang penundaan
akibat kemacetan, kecelakaan, kondisi cuaca, atau
perbaikan jalan kerja. Penerapan sistem informasi
perjalanan yang paling efektif dapat menginformasikan
kepada pengendara secara real-time lokasi tepat mereka,
memberitahu mereka tentang lalu lintas, jalan atau
kebutuhan lain yang terkait pada saat ini di jalan raya
dan sekitarnya, dan memberdayakan secara optimal
pemilihan rute dan instruksi navigasi, idealnya membuat
informasi ini tersedia di beberapa platform, baik di dalam
maupun di luar kendaraan. Saat ini sebagian fungsi ATIS
sudah disediakan oleh menu Traffic pada aplikasi Google
Maps.
Advanced Transportation Management Systems (ATMS)
merupakan sistem manajemen transportasi canggih,
meliputi perangkat kontrol lalu lintas, seperti lampu lalu
lintas, meter jalan, tanda/pesan status lalu lintas yang
dinamis dan pusat-pusat operasi lalu lintas (gambar 2).
Traffic Operations Centers (TOCs), pusat operasi lalu
lintas, merupakan pusat pengelolaan lalu lintas yang
dioperasikan oleh kota mengandalkan teknologi
informasi untuk menghubungkan sensor dan perangkat
di pinggir jalan, probe kendaraan, kamera, tanda-tanda
pesan (Variable Message Signs), dan perangkat lain
bersama-sama untuk menciptakan pandangan yang
300 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar 3. Perangkat ETC dan kartu pembayaran otomatis
302 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Arsitektur ITS
Secara sederhana penerapan ITS dapat dijelaskan
dalam beberapa kelompok penerapan proses dalam
empat lapis dengan 7 proses (gambar 5), yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data Transportasi (1), merupakan
lapisan pertama yang memproses masukan dari
berbagai pihak melalui sensor atau perangkat
pendukung lainnya. Data terkait lalulintas menjadi
masukan untuk perencanaan dan pengelolaan
operasional lalulintas, termasuk informasi
fenomena lalulintas, masukan dari pengendara,
referensi posisi, dll.
2. Perencanaan/Analisis Transportasi, meliputi
proses perencanaan transportasi terpadu (2),
dimana dalam proses evaluasi dan analisisnya (2)
memanfaatkan integrasi data dari hasil
pengumpulan data transportasi dan data
operasional infrastruktur cerdas serta kebutuhan
pengelolaan layanan pengendara atau
transportasi publik. Sekaligus proses pemantauan
dan evaluasi terhadap kinerja manajemen
transportasi (4) dapat dilakukan, misalnya terkait
Service Level Agreement (SLA) pihak ketiga, Key
Performance Indikator (KPI) interna dan
manajemen aset.
3. Pengendalian Lalu Lintas (5), yang dilaksanakan
oleh personal di Pusat Operasi Jaringan
304 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Penerapan Sistem Transportasi Cerdas di kota
Surabaya
Benchmark ketersediaan penerapan komponen Sistem
Transportasi Cerdas (ITS) di kota Surabaya saat ini dapat
digambarkan dalam rangkuman Tabel 2. Beberapa
komponen sudah diawali implementasinya sejak 2004
secara parsial dan bertahap, dan terus berkembang
ketersediaan sistem terutama saat transportasi publik
yang disediakan oleh pemerintah kota dapat
direalisasikan dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Fokus
pengembangan juga terkait integrasi mengarah pada
vehicle to infrastructure (V2I).
Tabel 2. Benchmark komponen ITS untuk penerapan di
Surabaya
306 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
cerdas kota surabaya di letakkan di halaman web,
http://sits.dishub.surabaya.go.id.-
Kendaraan (Armada Angkutan Publik), merupakan
obyek utama yang disasar untuk memberikan layanan
transportasi publik yang dikendalikan oleh sistem
transportasi cerdas. Penerapan Advanced Public Transport
System (APTS) pada armada bus AMC (Angkutan Masal
Cepat, Surabaya Mass Rapid Transport, SMaRT) tersebut
dengan melengkapi On Board Unit (OBU) yang
merupakan agen dari ITS, berfungsi untuk menangkap
kejadian dalam armada, termasuk tiket elektronik,
monitoring penumpang, monitoring kondisi armada
(posisi dan parameter sensing lainnya).
Pengendara atau pengguna, merupakan bagian dari
sistem ITS yang perlu memperoleh informasi prosedur
layanan ITS, mulai dari informasi layanan transportasi
publik termasuk armada, trayek, tiket, kondisi trafik dan
kejadian lapangan terkini melalui berbagai media dan
point of services. Layanan umum ITS dapat disediakan di
web Dinas Perhubungan Surabaya yang dapat diakses
melalui internet, baik dari komputer maupun perangkat
smartphone. Juga dukungan layanan jarak jauh jika
diperlukan melalui call center maupun fasilitas lainnya.
Ruang lingkup Lapangan, di lapangan elemen
infrastruktur yang akan terus dilengkapi sistem cerdas
terkait adalah jalan raya, jalan tol, parkir dan pengelolaan
kondisi darurat yang terkait dengan keamanan maupun
darurat lainnya. Misal, di jalan raya: keberadaan sensor,
308 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Bratang, yang menggunakan sistem SCATS (Sydney
Coordinated Adaptive Traffic System).
Tahap pengembangan berikutnya adalah menambah
kelengkapan ATCS-ITS hingga 35 simpang. Serta
membuka port-port aplikasi Intelligent Transportation
System (ITS Port) agar ITS dapat diaplikasikan lebih jauh.
Pada tahap ini mulai dirintis layanan SMS Server, VMS
dan e-Traffic Kios untuk masyarakat pada beberapa
fasilitas publik.
Pengembangan berbagai aplikasi ITS sebagaimana
yang dilakukan negara maju lainnya. Pada tahap ini, data
lalu lintas tidak saja menjadi sumber pengatur lalu-lintas,
tetapi juga menjadi wahana informasi publik dan sumber
data optimasi transportasi. Masyarakat dapat menikmati
informasi melalui SMS server, display VMS di jalan, GPS
dan termasuk Kios Lalu-Lintas. Dishub dan Kepolisian
akan mulai memanfaatkan integrasi CCTV dan ATCS-ITS
untuk crime detection system dan penindakan
pelanggaran dengan menggunakan sistem SCATS
(Sydney Coordinated Adaptive Traffic System). SCATS saat
ini dianggap sistem terbaik di dunia dan diadopsi oleh
lebih dari 125 negara dan 263 kota.
e-Dishub
Aplikasi mobile e-DISHUB menyediakan informasi bagi
masyarakat yang ingin mendapatkan layanan informasi
dan lainnya dari Dinas Perhubungan Kota Surabaya.
Layanan informasi terkait dengan terminal, bis kota, lyn
angkutan umum, jadwal bus, uji kir/emisi, lalu lintas, info
perijinan dll.
e-Parkir
Penerapan parkir elektronik mulai dikenalkan pada
tahun 2017 di kota Surabaya, diuji-cobakan pada
310 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
kawasan jalan di sekitar Balai Kota. Sistem e-parkir yang
diterapkan dijelaskan dalam skema gambar 8. Dalam
penerapan sistem e-parkir perlu masa transisi, yakni
untuk pendekatan dan pemahaman kepada juru parkir
tradisional, dan pemanfaatan atau pemakaiannya bagi
masyarakat. Sehingga penerapan sistem cerdas tidak
hanya permasalahan penyediaan teknologi namun perlu
strategi dan solusi untuk masa transisi dalam
menyelesaikan masalah sosial dan masa transisi
penggunaan sistem dengan bantuan pemandu parkir
elektronik dalam hal ini.
Daftar Pustaka
1. Intelligent Transport Systems Master Plan, Main Roads Western
Australia, September 2014.
2. Stephen Ezell, “Explaining International IT Application Leadership:
Intelligent Transportation Systems”, ITIF The Information
Technology & Innovation Foundation, Januari 2010.
3. Jedok Kim, Young-Jun Moon and In-Soo Suh, “Smart Mobility
Strategy in Korea on Sustainability, Safety and Efficiency Toward
2025”, IEEE Intelligent Transportation Systems Magazine, Winter
2015.
4. P Mees, J Stone, M Imran and G Nielson, “Public transport network
planning: A guide to best practice in NZ cities”, New Zealand
Transport Agency Research Report, 2010.
312 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
5. David Metz, “Mobility, access, and choice: a new source of
evidence”, The journal of transport and land use, volume 6 no. 2,
2013.
6. The Intelligent Transport Systems Master Plan: A strategic plan for
intelligent use of technology to enable Main Roads WA‟s 2020
vision of Smart Roads, Safe Journeys delivering improved
transport outcomes for all Western, Main Roads Western
Australia, September 2014.
7. Intelligent Transport System: EU-funded research for safety, clean
and safe road transport, European Commission, Directorate-
General for Research, Transport, 2010.
8. Tom RYE, “Intelligent Transport Systems: Reference Material for
Competence”, STEER training project Competence, 2006.
9. Intelligent Transport Systems: Benefits, Costs, Deployment, and
Lessons Learned, US Department of Transportation, Research and
Innovative Technology Administration, 2008.
10. Surabaya Intelligent Transportation System,
http://sits.dishub.surabaya.go.id/ver2/tentang-sits
Penulis
Dr. Ir. Achmad Affandi, DEA bekerja sebagai
dosen Departemen Teknik Elektro, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sejak 1990,
menyelesaikan pendidikan Doktor di INSA de
Rennes (2000), CDCP (2014), MTCRE(2015).
Affandi aktif membantu di kota Surabaya,
Pemprov Jawa Timur, Kementerian
(Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan
Pendidikan Tinggi, Komunikasi dan
Informatika, Perhubungan),dan masyarakat industri dalam penerapan
TIK. Saat ini aktif mengembangkan sistem dalam tim pengembangan
Smart & Intelligent Excellent Center (SIEC) ITS fokus pada Smart City -
Intelligent Transport System; pengembangan dan penerapan industry
314 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
SMART TRAFFIC LIGHT
FOR TRAFFIC MANAGEMENT
Latar Belakang
Lampu lalu lintas (Traffic Light) yang ada di Kota-
kota di Indonesia pada saat ini nyala lampuya
dikendalikan oleh LCU (Local Control Unit) berupa PLC
(Programmable Logic Control) berdasarkan fungsi timer,
sehingga pergantian warna lampu hijau ke warna kuning
dan ke warna merah tergantung programmer yang
menentukan lama pergantiannya. Hal ini sering kali tidak
sesuai dengan kondisi antrian lalu lintas yang ada,
sehingga keberadaan traffic light kurang efektif. Untuk
itu perlu dilakukan rekayasa traffic light agar mampu
memutuskan (melalui kecerdasan buatan yang di
embedded-kan) lampu sesuai dengan kondisi arus lalu
lintas.
Traffic light yang mampu memutuskan nyala lampu
sesuai dengan kondisi arus lalu lintas harus dilengkapi
dengan sebuah sistem pengendalian cerdas (Smart
control system) yang dilengkapi dengan mata berupa
sensor camera guna memonitor kepadatan arus lalu
lintas. Sinyal output camera berupa image harus diolah
oleh sebuah microprocessor yang berisi program
pengolahan image (image processing) menjadi data
numeric yang dinamik (dynamic numeric data) mengikuti
perubahan kepadatan arus lalu lintas. Dynamic numeric
Konsep
Smart Traffic Light untuk manajemen Traffic Light
mempunyai Desain sebagai berikut:
1. Desain Web Camera yang dilengkapi dengan
converter image menjadi data numeric
316 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
2. Desain sistem komunikasi data dari Web Camera di
beberapa Traffic Light
CCTV Camera
CCTV Camera
Traffic Light 3
Traffic Light 1
Expert System
menjadi Dynamic Numeric Data
I
N
E
F
N
E
G
R
I
E
N
N
E
C DATA BASE
E SCHENARIO KONDISI LALU LINTAS
PLC
Program untuk merubah (converter) Image Program untuk merubah (converter) Image
PLC
LCU PLC
LCU
Program untuk merubah (converter) Image Program untuk merubah (converter) Image
318 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Kondisi lalu lintas disekitar TAMAN PELANGI Surabaya,
terdapat beberapa persimpangan yaitu jalur dari taman
pelangi menuju ke jalan Jemur Sari yang melintasi jalan
Ahmad Yani, Frontage Road dan Perlintasan Kereta Api.
Jika terjadi kemacetan lalu lintas di sekitar Taman
Pelangi, akan dapat berdampak terhadap persimpangan
traffic light jalan jemur sari dan jalan kendang sari.
Penulis
Dr. Ir. Totok Soehartanto, DEA adalah dosen di
Departemen Teknik Fisika, ITS dengan bidang
penelitian: Instrumentation and Automation dengan
pengalaman panjang sebagai Auditor energi.
Pendahuluan
Permasalahan kemacetan di kota-kota besar di
Indonesia membuat pemerintah, masyarakat dan pakar
transportasi mulai memikirkan sebuah solusi untuk
menanggulangi masalah tersebut. Pertumbuhan jumlah
kendaraan yang jauh lebih cepat daripada pembangunan
jalan membuat kemacetan tidak dapat dielakkan lagi.
Belum lagi masalah polusi yang diakibatkan oleh gas
buang dari kendaraaan bermotor yang setiap tahun
jumlahnya selalu bertambah akan semakin membuat
kotor udara di perkotaan. Ditambah lagi dengan isu
bahwa bahan bakar akan dibatasi pemakaiannya bahkan
akan dinaikkan harganya setiap saat. Konsumen harus
berpikir matang untuk membeli kendaraan bermotor
dikarenakan biaya operasional yang akan semakin mahal.
Salah satu solusi permasalahan tersebut adalah dengan
digunakannya sepeda sebagai alternatif sarana
transportasi dalam kota. Apalagi jika sepeda tersebut
memiliki kelebihan lain misalkan juga sebagai penyaring
udara, tentunya akan sangat bermanfaat bagi
masyarakat.
Tim telah melaksanakan penelitian dengan judul
“Pengembangan Produk Sepeda Tandem sebagai Sarana
Transportasi dan Olahraga Rekreasi Keluarga dengan
Konsep Efisien, Efektif, Aman dan Menarik” dana Penelitian
320 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Kompetensi LPPM-ITS pada tahun anggaran 2011 dan
telah menghasilkan sebuah prototipe sepeda tandem
yang dalam penggunaannya dapat berfungsi sebagai
sepeda tandem maupun sebagai sepeda tunggal (solo).
Tim Peneliti sepakat untuk memberi nama sepeda
tersebut: Trandem, sebuah sepeda tandem yang dapat
bertransformasi sebagai sepeda tunggal ataupun
sebaliknya sesuai dengan kebutuhan. Sedangkan pada
tahun anggaran 2012, tim peneliti telah melaksanakan
program pengabdian kepada masyarakat yang juga
didanai LPPM-ITS dengan judul “Pelatihan Ketrampilan
Pembuatan Sepeda Tandem Serbaguna untuk Pemuda
Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo Surabaya”. Pada
tahun yang sama pula (dan berlanjut sampai dengan
tahun 2013) tim peneliti juga telah melaksanakan
program penelitian Penprinas MP3EI dengan judul
penelitian “Usaha Penurunan Konsumsi Energi Listrik
Melalui Seleksi Penggunaan Sistem Pengkondisian Udara
Lokal dan Desain Interior Ruangan Apartemen di Area
Jabodetabek”. Sedangkan pada tahun anggaran 2014 dan
2015 tim peneliti telah berusaha keras untuk dapat
menyelesaikan program Penelitian Unggulan Perguruan
Tinggi (PUPT) dengan judul “Rancang Bangun Sepeda
Tandem Serbaguna untuk Penghuni Gedung Apartemen di
Surabaya Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Lingkungan
di Perkotaan”.
322 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
diharapkan secara langsung akan dapat mengurangi
tingkat polusi udara perkotaan. Secara tidak langsung
akan dapat memberikan sugesti kepada penduduk kota
akan pentingnya mengupayakan tempat tinggalnya agar
lebih ramah lingkungan. Berdasarkan pernyataan
permasalahan-permasalahan polusi udara kota, ruang
yang terbatas, kesesuaian dengan penduduk urban juga
visibilitas produksi selanjutnya dicoba menjawabnya
dengan mewujudkan desain sepeda penyaring udara
kota (air purifier bike) yang ramah lingkungan (Gambar
1). Selanjutnya dapat disusun model konsep bagi
desainer dan berbagai kemungkinan penggunaan sepeda
penyaring udara kota (Gambar-gambar 2, 3 dan 4).
324 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar 4.Fungsi-fungsi sepeda penyaring udara kota,
kemungkinannya penggunaannya bisa untuk kegemaran pribadi,
mendukung berbagai aktivitas juga untuk interaksi sosial di
masyarakat.
326 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
3. Menyehatkan masyarakat dengan beolahraga. Jika
masyarakat sehat maka secara tidak langsung
perekonomian di kota besar diharapkan akan dapat
menjadi lebih baik karena produktifitas manusianya
menjadi lebih tinggi.
Sedangkan tujuan khusus dari rancang bangun
sepeda penyaring udara kota (air purifier bike) ini adalah
sebagai berikut:
1. Menciptakan sebuah sepeda penyaring udara kota (air
purifier bike) yang berkonsep fleksibel dan efisien
sehingga memiliki kemudahan dalam hal
penyimpanan (luggage) dan pembawaan/mobilitas
mengingat dimensinya yang cukup besar untuk
disimpan dan dibawa apalagi pada saat berfungsi
sebagai sepeda tandem.
2. Membuat sepeda keluarga atau sepeda tandem tidak
hanya dipergunakan oleh dua orang atau lebih saja
tetapi juga dapat dipergunakan oleh satu orang saja.
Sehingga membuat sepeda penyaring udara kota
menjadi tidak sering disimpan di rumah/garasi
namun lebih sering lagi dipergunakan bersepeda.
328 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar 5. Sepeda penyaring udara kota, membersihkan udara kotor
menjadi udara bersih selain sebagai alat transportasi.
330 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
AIRPORT ACCESS SEBAGAI BAGIAN DARI
SMART AIRPORT
332 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
keselamatan, adalah sebagian dari target capaian smart
airport. Ide utamanya adalah membangun system yang
terintegrasi, platform digital yang utuh dan siap
digunakan bandar udara untuk menjadi tanggap dan
informatif.
Kesiapan IoT dari suatu bandar udara tidak terlepas
dari kesiapan akses menuju dan dari bandar udara yang
menjamin para pengguna transportasi udara tiba tepat
waktu. Sebagaimana diketahui bahwa perjalanan menuju
dan dari bandar udara di kota besar seperti Jakarta dan
Surabaya memiliki kecenderungan lebih lama berada
pada jalan akses bandar udara. Akses bandara ini
memberikan peluang untuk suatu pengembangan
system jaringan transportasi dan pilihan moda
transportasi yang sesuai dengan karakteristik bandara
tersebut. IoT pun dapat berperan dalam akses bandara
ini, termasuk integrasi dengan transportasi antar
terminalnya.
Terkait dalam menyiapkan rangkaian smart airport
bagi bandara-bandara di Indonesia, perlu adanya
beberapa pemahaman bagian dari suatu bandara.
Bandara terbagi dalam tiga bagian, yaitu akes bandara,
terminal, dan sisi udara. Sebagai tahap awal, perlu dikaji
bagian akses bandara saja, mengingat kedua bagian
lainnya sudah sedikit banyak melibatkan IoT. Pada
prinsipnya perlu adanya system yang memberikan
kemudahan bagi calon pengguna transportasi udara
untuk dapat memilih jalur ataupun moda transportasi
334 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
bervariasi tergantung beberapa faktor, yaitu: jarak antara
asal dan bandar udara, waktu yang tersedia sebelum
jadwal penerbangan, ketersedian rute dan moda
transportasi, serta kondisi lalu lintas yang ada. Tingkat
kepadatan suatu kota akan berpengaruh juga pada
pemilihan rute (Hafizah, Ahyudanari, & Karmini, 2018).
Pemilihan rute juga bisa diakibatkan oleh variasi lama
perjalanan dari waktu ke waktu. Dari berbagai zona asal
penumpang. Sebagai ilustrasi, dapat dilihat paa Gambar
1 yang menunjukkan perbedaan dari travel time menuju
bandara. Gambar 1 menunjukkan perbedaan lama
peralanan dari masing-masing zona kecamatan di
Surabaya menuju bandara Juanda pada Senin Pagi dan
Sore.
336 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
dapat dijadikan acuan dalam merencanakan fasilitas
akses bandara yang diperlukan.
338 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Waktu yang cukup bervariasi antara perjalanan
langsung dan tidak langsung berpengaruh pada biaya
perjalanan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.
Gambar 4 menunjukkan empat biaya perjalanan menuju
bandara dengan variasi:
Perjalanan langsung (kendaraan pribadi, taxi) dengan
drop (biru)
Perjalanan langsung (kendaraan pribadi) dengan
parkir (merah)
Perjalanan tidak langsung (trem) dengan drop (hijau)
Perjalanan tidak langsung (trem) dengan drop (ungu).
Perbedaan biaya perjalanan tersebut dapat
mempengaruhi keputusan penumpang pesawat untuk
memanfaatkan fasilitas moda baru yang ditawarkan. Hal
ini dikarenan waktu perjalanan yang tidak terlalu
signifikan berbeda.
340 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
bandara yang smart dalam mendukung terwujudnya
smart airport.
Gambar 5 menunjukkan sembilan aspek yang
diharapkan ada dalam informasi perjalanan. Informasi
kondisi suatu rute sudah difasilitasi oleh Google. Tetapi
yang belum tersampaikan adalah terintegrasinya data
jadwal penerbangan dengan travel time masig-masing
rute.
Daftar Pustaka
Grotenhuis, J. W., Wiegmans, B. W., & Rietveld, P. (2007). The desired
quality of integrated multimodal travel information in public
transport: Customer needs for time and effort savings. Transport
Policy, 14(1), 27–38. https://doi.org/10.1016/j.tranpol.2006.07.001
Hafizah, N., Ahyudanari, E., & Karmini. (2018). Analisis Pengaruh Asal
Perjalanan Penumpang Bandara Terhadap Akses Menuju Bandara (
Studi Kasus : Semarang , Yogyakarta dan Surabaya ). Warta Ardhia,
44(1), 1–16.
Penulis
Ervina Ahyudanari, Ph.D. adalah dosen di
Departemen Teknik Sipil, FTSLK, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember. Penulis menyelesaikan
program Master di The University of New South
Wales, Australia dan program Doktor di Universiti
Teknologi Petronas, Malaysia. Ketertarikan
penelitian di bidang transportasi udara dan semua
topik terkait bandara dimulai saat mengikuti
training Airport Engineering di Singapore Aviation
Academy. Penelitian semasa studi Master, dengan topik penyusunan
metode alternative untuk disain kebutuhan check-in counter,
menghasilkan satu buku yang dijual di amazon.com. Literatur
pendukung dari tulisan ini merupakan hasil penelitian penulis
bersama mahasiswa bimbingannya.
342 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
APLIKASI MINI CONTAINER BARGE DI SUNGAI
KALI MAS UNTUK MENDUKUNG SURABAYA
SEBAGAI SMART CITY DI MASA DEPAN
344 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
dimanfaatkan dengan baik untuk hal tersebut. Untuk
itulah muncul sebuah ide untuk memanfaatkan aliran
sungai Kali Mas sebagai sarana distribusi barang yang
berbasis air. Jika selama ini, container box dari pelabuhan
Tanjung Perak dikirim ke daerah Industri atau pabrik
menggunakan truck, dimana 1 truck hanya bisa
mengangkut 1-2 container box saja dan harus melewati
jalan Toll dari Pelabuhan tanjung Perak hingga ke Daerah
Industri di Surabaya dan Sidoarjo. Hal ini tentu membuat
populasi truck menjadi bertambah sehingga
menyebabkan kemacetan. Selain itu, membuat waktu
distribusi menjadi lebih lama jika macet di jalan.
Menggunakan jalan Toll juga membuat biaya logistik
bertambah karena tarif Toll. Disamping itu tingkat
pencemaran lingkungan akibat banyaknya kendaraan
juga perlu diperhatikan dari segi dampak terhadap
lingkungan. Dampak lain adalah beban jalan menjadi
tinggi, dimana jalan akan cepat rusak jika diberi beban
yang berlebih diatas maksimum beban jalan.
Inovasi yang bisa dikembangkan adalah dengan
menggunakan mini container barge, yaitu kapal
pengangkut container box yang berukuran kecil yang
memiliki sarat kecil yang bisa beroperasi di sungai
dengan kapasitas muatan di desain untuk 10 container
box ukuran 20 ft. Ini artinya dengan kapasitas muatan 10
container box dapat mengurangi jumlah truck 5 sampai
10 unit. Sangat efektif untuk mengurangi jumlah truck di
jalan raya. Jadi secara sederhana, container box dari kapal
346 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Sarat, T =4m
Dengan perencanaan posisi panel surya berada diatas
kontainer yang dapat membuka dan menutup secara
hidrolis.
348 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Tanjung Perak. Mereka membawa masuk komoditi
tersebut ke daerah pedalaman kota, mulai dari kawasan
Kembangjepun hingga ke daerah Kayun. Di daerah Kayun
dulunya terdapat Jembatan gantung yang diangkat saat
perahu tersebut melintas. Dapat dilihat pada Gambar 4
dan 5.
350 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
berkurangnya polusi dalam kota serta mampu untuk
memuat barang lebih banyak dibandingkan dengan
sebelumnya. Dimana rasio Kapal-Truk yang direncanakan
adalah 1:10. Selain itu, proses ini juga mudah
diaplikasikan karena sungai Kalimas telah terkoneksi
dengan Pelabuhan utama kota Surabaya, Pelabuhan
Tanjung Perak.
Akan tetapi, untuk pembuatan kapal agar dapat
beroperasi memiliki kelemahan yang amat besar dan
signifikan yakni besarnya biaya investasi yang diperlukan.
Tingginya biaya tersebut dikarenakan sampai saat ini
biaya komponen Photovoltaic (PV) yang dibutuhkan oleh
kapal masih cukup tinggi. Selain hal tersebut,
pembangunan kapal sendiri memiliki biaya yang cukup
besar dibandingkan dengan pembelian Truk-truk
pengangkut barang. Serta dalam pengoperasiannya,
dibutuhkan beberapa modifikasi yang memiliki biaya
yang signifikan. Pembuatan alur dalam sungai serta
modifikasi jembatan menjadi Jembatan yang mampu
membuka saat kapal lewat merupakan salah satu faktor
mengapa harga pembuatan proyek ini menjadi tinggi.
Namun di masa mendatang, kesempatan yang dimiliki
cukup besar. Dimana faktor tenaga ahli yang tersedia dan
mampu untuk memproduksi Kapal Tenaga Surya
tersebut. Pangsa pasar Asia Tenggara yang semakin
membaik setiap tahunnya termasuk di Surabaya. Hal ini
menandakan bahwa proses industri di Surabaya semakin
meningkat, proses bongkar muat meningkat serta jumlah
Penutup
Dari inovasi diatas, maka didapatkan sebuah solusi
alternative untuk mengatasi permasalahan kepadatan
lalu lintas di Surabaya. Tidak hanya itu, solusi ini yakni
352 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
aplikasi mini container barge/tongkang untuk sungai Kali
Mas di Surabaya, dapat mengurangi jumlah kendaraan
truck, secara otomatis dapat mengurangi tingkat polusi
dan pencemaran udara akibat kendaraan bermotor.
Manfaat lain yaitu membuat waktu distribusi menjadi
lebih cepat karena bebas macet dan kapasitas muatan
lebih banyak jika dibandingkan truk. Biaya logistik bisa
ditekan lebih rendah karena biaya logistik dapat
dikurangi. Sehingga menguntungkan konsumen.
Keuntungan lain adalah beban jalan menjadi berkurang
karena jumlah truck berkurang sehingga lifetime jalan
menjadi lebih panjang.
Konsep mini container barge ini juga sejalan dengan
SMART city yang akan diaplikasikan oleh Pemerintah
Kota Surabaya dimasa depan, yaitu ramah lingkungan
(eco friendly), big data, interkoneksi, dan unmaned. Mini
container barge ini lebih ramah lingkungan (eco friendly)
karena menggunakan panel surya untuk mensuplai
kebutuhan listrik di kapal tongkang tersebut.
Daftar Pustaka
[1] J. A. Muñoz and R. Pérez, “Design of smart ships for the IoT,” in
Proceedings of the Second International Conference on Internet of
things, Data and Cloud Computing - ICC ‟17, Cambridge, United
Kingdom, 2017, pp. 1–7.
[2] “Kali Mas,” Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 04-
Dec-2018.
[3] https://steamcommunity.com/sharedfiles/filedetails/?id=933246853
354 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
MARATUA: DIGITAL ISLAND
356 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar 3. Pulau Maratua
Pendidikan
Lingkungan Transport
DIGITAL
Kesehatan
Energi ISLAND
358 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Digital Education tidak hanya mengubah versi buku
tradisional menjadi versi digital tetapi juga menggunakan
aplikasi yang memfasilitasi proses belajar mengajar
yang lebih baik. Saat ini terdapat ribuan aplikasi yang
tersedia di dunia pendidikan yang menggunakan bahasa
Indonesia maupun bahasa Inggris. Ribuan aplikasi ini
tidak terjamah sehingga dibutuhkan proses katalogisasi
untuk mengkategorisasi aplikasi pendidikan tersebut.
Dalam mendukung proses katalogisasi tersebut dan
untuk meningkatkan penetrasi sistem yang
memungkinkan untuk diakses banyak pihak, penelitian
ini juga menghasilkan sistem informasi database aplikasi
pendidikan yang telah ter-install pada cloud server dan
dapat diakses melalui alamat sidi.its.ac.id/maratua-
pintar/.
360 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
mudah untuk dipenuhi oleh pembangkit daya tenaga
surya atau angin. Kelas juga dilengkapi dengan low
power projector (LCD proyektor dengan daya kecil,
sekitar 12V /2A) sehingga bisa dipenuhi oleh pembangkit
tenaga surya atau generator listrik mini.
362 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
dan biaya. Karena instalasi yang mudah, praktis dan tidak
membutuhkan genset untuk menghidupkannya.
364 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
penumpang daan pihak pemilik kapal yang bergantung
pada jumlah penumpang yang akan dilayani. Namun jika
penumpang menganggap harga kapal terlalu mahal
untuk beberapa penumpang, maka keterlambatan
pemberangkatan akan terjadi hingga satu hari. Maratua
memiliki tiga pelabuhan dan dua pelabuhan di Tanjung
Redeb, Berau. Kapal yang berasal dari teluk harapan
melayani rute di pelabuhan tersebut dan juga Pelabuhan
Jl. Kartini di Tanjung redeb, ketika kapal dari Payung-
Payung dan desa Bohe Silian melayani desa masing-
masing dan pelabuhan kampung melayu di Tanjung
Redeb. Masing-masing pemilik kapal mencari calon
penumpang sendiri, sehingga terdapat persaingan
tersendiri diantara mereka. Namun ketika salah satu
pemilik kapal menerima kelebihan penumpang, maka
pemilik kapal tersebut akan menyerahkan calon
penumpang mereka kepada pemilik kapal lain yang
memiliki kesamaan hari pemberangkatan.
Speedboat yang melayani rute ke pulau Maratua ada 2
jenis yaitu, speedboat dengan daya 200 pk dan 40 pk.
Untuk speedboat 200 pk digunakan untuk mengangkut
barang dan mengangkut penumpang dengan tujuan
Tanjung Redeb – Maratua yang ditempuh selama 3 jam
perjalanan. Sedangkan untuk speedboat 40 pk biasanya di
sewa untuk mengangkut penumpang dari pulau Maratua
ke pulau – pulau disekitarnya.
366 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
keberangkatan kapalnya dan sistem akan
mendistribusikan kepada calon penumpangnya. Pemilik
kapal dapat menerbitkan jadwal keberangkatan kapal
terbaru, penumpang dapat melakukan pemesanan, dan
melakukan konfirmasi. Aplikasi Nebeng Kapal
meningkatkan distribusi dari informasi transportasi
secara efektif.
Nebeng kapal adalah Aplikasi distribusi informasi
operasional transportasi laut pada Kepulauan Maratua
berbasis Android, merupakan tahap prototipe dan
diperkenalkan pada semester pertama tahun 2017
sebagai bagian dari riset tahun pertama. Aplikasi nebeng
kapal dibuat dengan memperhatikan kondisi rata-rata
ponsel yang dimiliki oleh masyarakat yang datang ke
Maratua pada umumnya dan masyarakat lokal Maratua
pada khususnya.
Nebeng Kapal menyediakan rute awal dan tujuan,
nama kapal, penumpang. Dimana proses selanjutnya
membuat jadwal, memesan kursi, konfirmasi dan proses
pemesanan selesai. Segera setelah jadwal kapal
diterbitkan, penumpang sudah bisa melakukan
pemesanan. Tantangan dalam Nebeng Kapal adalah
untuk mengakomodasi perubahan atau pembatalan
jadwal yang mana menjadi penyebab utama waktu
tunggu yang tinggi.
368 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Nebeng Kapal dibagi menjadi dua bagian yaitu dari
sisi penumpang dan dari sisi pemilik kapal. Untuk sisi
penumpang, calon penumpang akan diberikan
kemudahan untuk melihat jadwal kapal yang tersedia.
penumpang juga akan dimudahkan untuk melakukan
pemesanan tiket kapal ke pulau – pulau yang akan
dikunjungi.
Untuk sisi pemilik kapal, pemilik dapat menerbitkan
jadwal kapal dan melihat jumlah penumpang yang sudah
melakukan pemesanan.
Penulis
Dr. Ing. Setyo Nugroho menyelesaikan
program S1 dan S2 pada Departemen
Transportasi Laut di Technische Universiteit
Delft tahun 1993. Setelah bekerja pada
Wijsmuller Engineering di Ijmuiden, Belanda
dan Meratus Shipping di Surabaya, penulis
melanjutkan studi S3 di Technische
Universit t Berlin hingga rampung 2005.
Selama menempuh studi di Jerman, penulis
bekerja pada proyek riset tentang
pengembangan metoda penempatan peti kemas di kapal, yang
membuahkan metode berbasis himpunan fuzzy dan case-based
reasoning yang didaftarkan pada Kantor Paten Jerman dan Kantor
Eropa di Berlin (2004 dan 2005). Saat ini penulis mengajar pada
Departemen Transportasi Laut, dan mengepalai Laboratorium
Telematika Transportasi Laut. Sejak 2012, penulis bersama tim,
merintis kerjasama universitas – industri internasional dengan mitra
370 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Dimensi V
SMART SOCIETY
(Community, Learning, Security)
372 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
2016). Hal ini tentu saja akan memicu tekanan terhadap
sumberdaya yang tersedia akibat semakin tingginya
tingkat kebutuhan atas konsumsi makanan
dan pelayanan (services).
374 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Smart citizen yang dimaksudkan disini adalah anggota
masyarakat yang memperoleh manfaat dari seluruh asset
kota. Seperti halnya warga kota, mereka mempunyai hak
untuk tinggal dan pindah secara bebas, memilih dan
dipilih, mendapat perlindungan, mengajukan petisi dan
hak mendapatkan akses informasi maupun fasilitas yang
disediakan kota. Mendapatkan keuntungan dari semua
utilitas yang telah disempurnakan dari aspek teknologi,
sosial dan budaya untuk tingkat kehidupan yang lebih
smart (Bayar, 2017). Ia selanjutnya menyatakan bahwa
perbedaan ciri antara masyarakat era informasi di Abad
20 dengan masyarakat era smart di Abad 21 ini adalah
bahwa, proses partisipasi maupun pembuatan keputusan
masyarata era informasi dilakukan melalui organisasi
komunitas dan bersifat tersentralisasi, sedangkan
masyarakat smart lebih bersifat individual, partisipasi
lebih smart, dan terdesentralisasi. Dalam hal urbanisasi,
motif perpindahan masyarakatnya juga dipicu oleh hal
yang berbeda, dalam hal masyarakat era informasi lebih
dikarenakan adanya industrialisasi dan pelayanan yang
tersedia, sedangkan masyarakat era smart, disebabkan
oleh alasan yang lebih smart. Alasan smart itu adalah
bahwa pilihan fasilitas yang disediakan kota mudah
diakses karena terdistribusi secara merata sesuai dengan
kebutuhan masyarakatnya atas pelayanan, produksi
maupun fungsi. Masyarakat era smart ini mempunyai
platform sendiri dalam hal mensikapi pengetahuan,
karena mereka lebih mengutamakan menghemat waktu
daripada mengutamakan menyimpan pengetahuan dan
376 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar 3. Kesetimbangan smart antara smart citizen dan
smart cities (Bayar, 2017)
378 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
partisipasi publik di Singapura nyatanya agak berbeda,
sebab mereka tidak pernah mau “peduli” dalam hal-hal
aktivitas publik secara langsung yang berkaitan dengan
penanganan kasus tertentu, misalnya masalah
lingkungan atau keamanan. Partisipasi mereka terbatas
pada memberi laporan atau pengaduan kepada
pemerintah, dan selanjutkan mereka berharap
pemerintah yang akan menangani serta menyelesaikan
masalahnya. Tidak ada keterlibatan fisik mereka secara
langsung, karena sistem yang terbentuk secara historis
adalah masyarakat bayar pajak, selanjutnya pemerintah
yang berkewajiban menangani persoalan dan kebutuhan
mereka, baik fasilitas maupun insfrastruktur kota.
Mungkin ini yang menjadi ciri di negara maju pada
umumnya, terutama karena sistem keuangan dan
anggaran mereka yang mencukupi.
Contoh lain adalah kota Barcelona di Spanyol, dalam
Capdevila and Zarlenga (2015) dinyatakan bahwa sejak
tahun 2014, pemerintah kota mengembangkan 5
prioritas dalam membangun kota smart, yaitu 1) insiatif
open data; 2) inisiatif pertumbuhan kota sustainable
(penerangan kota, kendaraan listrik dan energi
terbarukan); 3) inovasi sosial; 4) promosi kerjasama
antara pusat riset, universitas, mitra swasta dan
pemerintah; 5) menyediakan pelayanan smart melalui
penggunaan ICT. Mereka mendapatkan hasil studi bahwa
proses transformasi menjadi smart city harus
mempertimbangkan kompleksitas dan prularitas dari
380 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
lontong, kampung anggrek, kampung herbal, kampung
kue dan sebagainya, serta keduanya melalui peningkatan
kesadaran individual warganya melalui revitalisasi
estetika taman kota dan lingkungan kampungnya. Upaya
ini, yang juga ditunjang dengan peran media dalam
mensosialisasi melalui berbagai metoda, termasuk lomba
kebersihan dan lingkungan, menyebabkan pertumbuhan
masiv tingkat partisipasi masyarakat kota. Mereka secara
mandiri, tergerak untuk melakukan gerakan dalam
membangun fasilitas kota, terutama di lingkungan
kampungnya sendiri, bahkan berinvenstasi dalam jumlah
yang tidak sedikit, termasuk diantaranya instalasi
pendaur ulang air limbah domestik yang dihasilkan.
Bermula dari hal kecil, yang terus dibina dari tahun ke
tahun, ternyata berhasil membangun budaya smart
dalam partisipasi masyarakat untuk pembangunan kota.
Pada gilirannya, ketika Pemerintah kota Surabaya
mengembangkan system pelayanan terpadu “one-stop
services” yang memanfaatkan teknologi komunikasi dan
informasi, masyarakat juga sertamerta mampu
beradaptasi memanfaatkannya. Dalam sistem
kesetimbangan yang disampaikan di atas (Gambar 3),
jelas telah terjadi hubungan timbal balik antara
masyarakat kota di satu pihak dengan pemerintahan kota
di lain pihak. Maknanya proses kesetimbangan ini sudah
terbentuk dengan baik, tinggal mengembangkannya dan
meningkatkan deliverable level-nya menjadi sebuah
sistem smart, yang memanfaatkan ICT, BD dan IoT secara
lebih ekstensif. Pemerintah kota dalam hal ini adalah
382 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
dalam praktek serta bagaimana membangun cara
mengukur desentralisasi oleh berbagai aktor atau pelaku.
Penutup
Smart city adalah pada dasarnya bagaimana sebuah
kota berlaku sebagai suatu ekosistem inovatif dengan
cara yang smart. Keberhasilan sangat tergantung ada
konteks yang berlaku di setiap kota yang
mengembangkannya. Tidak ada template standard
bagaimana sebuah smart city itu harus diterapkan dalam
aplikasinya, setiap kota mempunyai dinamika tersendiri
yang unik dan spesifik para pelakunya. Smart city di
negara maju akan berbeda dengan kota di negara
berkembang, walaupun sama-sama mengandung elemen
dan karaterisitik yang sama namun berbeda dalam hal
kecukupan serta nilai (value) yang dikandungnya. Hal
penting adalah bagaimana menciptakan kesetimbangan
hubungan timbal balik antara masyarakat dan
pemerintah kotanya. Dalam hal ini terwujudnya smart
citizen sebagai salah satu elemen smart city menjadi
sangat penting dan adanya smart governance yang
mengimbanginya. Semua ini adalah bagian terintegrasi
dari smart society, yang menjadi tema utama smart city.
Daftar Pustaka
Bayar, Dursun Yildirim (2017) Smart Citizens: Smart Cities from a
Different Point of View. INSPIRE Conference 2017, Kehl – Germany,
th
Strasbourg – France, 8 September 2017.
Penulis
Prof. Ir. Joni Hermana, M.Sc.ES., Ph.D.
adalah Rektor Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) periode tahun 2015 – 2019,
dosen Departemen Teknik Lingkungan, ITS
dengan bidang penelitian: Waste water
treatment, Air Pollution Control and Prevention
Ecosanitation.
384 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
SMART CITY: KOTA PINTAR DENGAN
PENDEKATAN PADA MANUSIA
386 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar 2. Enam kata kunci Smart City
(https://smartcity.brussels/the-project-definition)
388 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
2. Smart governance: Kota di mana pelayanan
publiknya telah memasuki era digital dengan
pelayanan online yang efisien, Wi-Fi, dan
penggunaan data digital yang dihasilkan dalam
kota.
3. Smart environment: Kota yang berperan sebagai
a living space, untuk mobilitas, pusat ekonomi,
sambil mereduksi jejak karbon di bumi (konsumsi
energi, sumber daya alam, dan emisi polusi).
4. Smart mobility: Kota yang mengatur dirinya
untuk menawarkan alternatif pada polusi dan
kemacetan kota dengan mempromosikan
ekfetivitas dari transportasi kolektif dan
berkelanjutan.
5. Smart population: Kota yang mengembangkan
warganya dengan menghindari kesenjangan dan
mendorong mereka untuk memperoleh
keterampilan.
6. Smart living environment: Kota yang mendorong
dirinya ke tingkat yang lebih tinggi pada
kesehatan dan keamanan.
Studi Kasus
Menarik sekali bila menyoroti kota-kota pintar di
dunia, sebut saja Brussels, Darmstadt, Surabaya, dan
Bandung. Keempat kota ini memiliki keunikan,
usaha, dan program yang berbeda-beda tetapi tetap
mengerucut menjadi satu muara, yaitu menjadi
390 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Berikut merupakan contoh-contoh kota yang sedang
berproses menuju smart city di Indonesia dan luar
Indonesia:
1. Brussels, Belgia
Brussels adalah sebuah kota yang smart dengan
integrasi optimal dari semua warganya dan elemen
digital adalah salah satu aspek penting untuk
memfasilitasinya. Pada Brussels Smart City,
pemerintah akan mengorganisasi untuk
mengeskplor beberapa solusi yang inovatif yaitu the
digital transition train, dengan cara yang interactive
dan fun.
392 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
2. Surabaya, Indonesia
Kota Surabaya merupakan
salah satu kota yang
mendapatkan penghargaan
smart city. Berkat kerja keras
segenap pemerintah kota dan
warga, Surabaya menjadi kota
yang smart.
394 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Surabaya dan juga data center dengan CCTV Kota
Surabaya yang ada di gedung Siola yang mengunakan
ICT untuk memonitor misalnya kebakaran dan lokasi
sumur hidran, juga memonitor keselamatan warga
terutama anak-anak. Hal ini berkenaan dengan smart
living dan smart environment.
3. Darmstadt, Jerman
396 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Sejak dikepalai oleh Ridwan Kamil, Kota Bandung
menghasilkan beragam perubahan yang drastis. Kota ini
semakin memanusiakan dan membahagiakan warganya
melalui berbagai aspek. Yang paling menonjol adalah
pemanfaatan lahan-lahan yang tidak terawat menjadi
ruang publik yang kaya aktivitas dan memiliki nilai
tambah seperti taman-taman tematik. Selain itu
didukung pula integrasi teknologi informasi yang
memadai sehingga warga dan pemerintah menjadi
'melek' internet.
398 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Pada tahun 2016, Ridwan Kamil mengklaim
bahwa 70 persen permasalahan di Kota Bandung
telah terselesaikan dengan konsep smart city melalui
ragam pemanfaatan teknologi informatika atau
aplikasi yang berorientasi pada pelayanan
masyarakat. Aplikasi layanan aduan masyarakat
(Lapor!) dan aplikasi pelayanan masyarakat berbasis
online serta e-budgeting lainnya menjadi satu dari
sekitar 300 perangkat lunak yang telah dibuat
Pemerintah Kota Bandung untuk mendukung
menyelesaikan permasalahan baik di lingkungan
masyarakat maupun di internal birokrasi.[5]
Daftar Pustaka
https://smartcity.brussels/the-project-definition
http://www.themayor.eu/sl/darmstadt-has-won germanys-first-ever-
digital-city-award
Penulis
Dr. Ing. Ir. Bambang Soemardiono lahir di
Surabaya pada tanggal 20 Mei 1961. Pada
tahun 1985 mendapatkan gelar sarjana (S1)
dari Jurusan Teknik Arsitektur ITS. Pada
tahun 1990 mendapatkan gelar Dipl. Ing dari
Departemen Arsitektur, Technische
Hochschule Darmstadt, Jerman dan
melanjutkan S3 hingga lulus di tahun 1995.
Menikah dengan Sri Nastiti N. Ekasiwi yang juga dosen di Departemen
Arsitektur ITS. Kecintaannya pada dunia arsitektur, urban design, dan
urban landscape membuatnya mendedikasikan hidupnya untuk kedua
hal tersebut. Sehari hari menjadi tenaga pengajar (dosen) tetap di
almamaternya sendiri, Departemen Arsitektur ITS. Di sela-sela
waktunya, Bambang aktif melakukan penelitian, menjadi pembicara di
berbagai seminar & workshop, merancang beragam bangunan dan
lansekap, Beberapa tulisannya pernah dimuat pada beberapa majalah
Arsitektur dan harian Surabaya Post. Tema-tema yang ditulis tak jauh
dari bangunan, perkotaan, dan keberlanjutannya. Ia juga berminat
pada bidang partisipasi masyarakat sejak tahun 2000 hingga kini,
dengan bergabung dalam Forum Pembangunan Kota Surabaya yang
Berkelanjutan. Pertengahan tahun 2018, Bambang menerbitkan buku
solonya yang berjudul 30 Tahun Berkarya. Buku ini merupakan
kumpulan karya arsitektur dan lansekap karyanya sejak tahun 1987-
2017. Bambang bisa dihubungi melalui bamsoem03@yahoo.com
400 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Jurusan Urban Development, walaupun akhirnya memutuskan untuk
tidak menyelesaikannya. Ia juga pernah menjadi partisipan program
JENESYS 2.0 Urban Engineering and City Planning di Jepang pada
tahun 2014. Selain tertarik pada arsitektur dan perkotaan, ia juga
mempunyai minat yang besar dalam dunia kata-kata. Berikut buku-
buku yang pernah ditulisnya: Kata Cinta Kota Pahlawan (2014), Twin
Path (2015), Kata Ayah (2017), Srikandi Gerigi (2018), dan Antologi
Kota Indonesia (2018). Ia juga sempat bekerja sebagai wartawan ITS
Online dan ITS Point, magang di harian Radar Surabaya, magang
menjadi penulis arsitektur dan interior di Imelda Akmal Architectural
Writer Studio (2013), serta menjadi kontributor di rooang.com (2014)
dan grya.co.id (2016). Cita-cita terbesarnya adalah memberdayakan
perempuan dan anak-anak melalui dunia kata-kata. Saat ini ia menjadi
ibu rumah tangga penuh waktu yang tetap berkarya dari rumah. Ersti
bisa dihubungi melalui adiarersti@protonmail.com.
Pendahuluan
Pertengahan tahun 2016 atau lebih tepatnya 22-28
Juli 2016 merupakan saat yang membanggakan bagi
kota Surabaya karena dipercaya PBB menjadi tuan rumah
dalam penyelenggaraan rapat persiapan salah satu
agenda internasional di bidang permukiman dan
pembangunan kota. Preparatory Committee (Prepcom) 3
Habitat III diselenggarakan sebagai persiapan akhir
menuju KTT Habitat III di Quito pada bulan Oktober 2016
yang menghasilkan rumusan The New Urban Agenda.
Dokumen ini merupakan representasi dari visi bersama
warga dunia terhadap masa depan kehidupan kota yang
lebih baik dan berkelanjutan. Hal ini berarti bahwa setiap
orang memiliki hak, kesempatan dan akses yang sama
terhadap kota dan segala fasilitasnya yang lebih baik.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) menargetkan Indonesia 2045, mempunyai
402 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
tingkat kemiskinan 0% dengan pemerataan
pembangunan yang tidak hanya terpusat di pulau Jawa.
Dalam kurun waktu 100 tahun sejak kemerdekaan,
Indonesia diharapkan mampu menjadi salah satu negara
berkembang yang mandiri. Konsultan dunia Price
Waterhouse Cooper memprediksi pada waktu itu
Indonesia akan menjadi negara terbesar dunia ke empat
setelah China, India dan USA. Untuk mewujudkan hal ini,
perlu dukungan berbagai sektor, salah satu nya adalah
perumahan dan permukiman dengan masyarakat yang
bermukim dan dukungan Pemerintah Daerah.
Pemerintah Kota Surabaya, dalam usaha
meningkatkan kualitas perumahan dan permukiman
dengan pelibatan masyarakat, telah melakukan berbagai
program, terutama untuk masyarakat berpenghasilan
rendah (MBR). Program tersebut diantaranya adalah
Program Perbaikan Kampung (Kampung Improvement
Pogramme/KIP), Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh
(RSDK), ataupun Program Kampung Unggulan. Sejak tiga
tahun terakhir, digagas pula program IKAS (Inisiasi
Kampung‟e Arek Surabaya) yang mendorong
pembangunan kampung sebagai lokasi hunian
berkelanjutan. IKAS terdiri dari beberapa aspek yang
diterjemahkan ke dalam lima kategori berdasar aktivitas
utama nya, yakni Kampung Sehat, Kampung Cerdas,
Kampung Asuh, Kampung Kreatif Inovatif dan Kampung
Aman. Untuk meningkatkan partisipasi warga dan
404 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Surabaya dalam berbagai pelayanan tersebut bahkan
melebihi apa yang dirumuskan oleh Giffinger; seperti
bagaimana menyiapkan generasi muda dan kaum ibu
agar dapat menjadi smart people. Kerjasama dengan
berbagai perguruan tinggi setempat menjamin
keberlanjutan kosep dan sistem yang memerlukan
keahlian yang tidak mungkin semua dimiliki oleh
Pemerintah Kota, namun tersedia sangat cukup di dunia
perguruan tinggi yang tidak memerlukan anggaran dana
dari pemerintah kota. Tabel 1 dan 2 berikut menunjukkan
komponen kota cerdas yang dapat menjadi rujukan bagi
pengampu kebijakan.
Tabel 1. Tiga Komponen Smart City menurut Nam dan Pardo
(2011)
Faktor Teknologi Faktor Institusi Faktor Manusia
Infrastruktur fisik Kepemerintahan Infrastruktur
Teknologi pintar Kebijakan manusia
Teknologi mobile Peraturan/Arahan Modal sosial
Teknologi virtual
Jaringan digital
Sumber: Diolah dari Nam & Pardo (2011)
406 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
juga kota-kota lainnya dalam menyikapi dan
berkontribusi membangun kota cerdas berkelanjutan.
Beberapa intisari dari penelitian dan publikasi beberapa
tahun terakhir yang telah dilakukan oleh Laboratorium
Perumahan dan Permukiman, Departemen Arsitektur ITS
menggambarkan pentingnya kampung dalam
pembentukan smart people, smart community untuk
kotanya.
408 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
masing-masing kampung. Demikian juga untuk
pengembangan ekonomi masyarakat, pemerintah
menyiapkan penguatan sistem Home-Based Entreprise
(HBE).
Pada kenyataannya masyarakat kampung Surabaya
mempunyai kemampuan membangun berbagai inovasi
untuk mewujudkan proses menjaga keberlanjutan
kampung dan tentunya dapat mewujutkan kota cerdas
Surabaya.
410 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
3. Penyedian lingkungan kota yang menjamin
kondisi kelayakan lingkungan hidup sehat
4. Pelayanan masyarakat yang baik, sehingga
masyarakat dapat dengan mudah dan terjangkau
untuk layanan kesehatan, transportasi dan
layanan publik lainnya.
5. Pelayanan manajemen kota yang dapat menjamin
masyarakat melaksanakan aktivitas kehidupannya.
412 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
From Smart Living into Smart City: A Lesson from
Kampung of Surabaya (2017)
(Arina Hayati, Dewi Septanti, Adinda Sih Pinasti Retno
Utami, Kirami Bararatin, Happy Ratna Santosa, Gabriele
Weichart)
Masyarakat kampung, dengan segala kapasitasnya,
dapat digolongkan ke dalam komunitas yang cerdas
(smart community). Dalam hubungannya dengan smart
people, bisa jadi apa yang dilakukan oleh masyarakat
kampung menjadi berbeda dengan kriteria smart people
menurut teori Cohen (2013). Kecerdasan lokalitas
masyarakat di kampung, terlebih di kampung Kota
Surabaya (sebagai studi kasus), menjadi bukti kekreatifan
dan juga kapasitas masyarakat sebagai sebuah
komunitas menjadi modal yang sangat baik dalam
pembangunan smart city.
Dari studi ini, perlu digali lebih dalam mengenai apa
perspektif dan definisi smart city secara lokal sehingga
lebih dapat diimplementasikan di kota-kota negara
berkembang. Inovasi-inovasi masyarakat kampung yang
sangat cerdas dan mampu memajukan pembangunan
kota menjadi bukti kecerdasan masyarakat secara
bersama-sama
414 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
dirasakan terutama hubungan sosial, ketetanggaan,
serta prinsip gotong royong tetap mendominasi
perilaku masyarakat di rumah susun. Kegiatan ini
dapat menjadi tolok ukur tetap bisa berjalannya
pola kebiasaan lama (perumahan kampung)
dengan kondisi mereka di rumah susun. Sebagai
perumahan dengan budaya yang baru, yaitu
budaya berhuni vertikal, kegiatan dan aktivitas
komunal masyarakat berjalan dengan baik meski
terdapat berbagai penyesuaian-penyesuaian
mengikuti pola hunian mereka saat ini.
416 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Negotiating Space: Women’s Use of Space in Low-
income Urban Settlement, Surabaya (2018)
(Sarah Cahyadini)
Studi ini secara umum bertujuan untuk meneliti
penggunaan ruang domestik dan publik di kampung
kota Surabaya, khususnya oleh perempuan. Studi
dilakukan dengan bantuan partisipan dari dua kelompok
perempuan yang melakukan kegiatan sosial (bank
sampah) di Kelurahan Jambangan dan kegiatan ekonomi
berbasis rumah tangga (pembuatan kue basah) di
Kelurahan Kali Rungkut.
Berkaitan dengan smart community, hasil studi
menunjukkan bahwa kegiatan sosial dan ekonomi yang
dilakukan oleh perempuan di kampung kota secara
berkelompok dapat meningkatkan kapasitas individu
maupun sosial. Kegiatan Bank Sampah misalnya,
meningkatkan kepercayaan diri anggotanya, selain juga
mempererat jaringan sosial di tingkat lingkungan .Untuk
kegiatan ekonomi berbasis rumah tangga, adanya
kelompok dapat memperluas jaringan pemasaran,
membuka akses teknologi informasi, dukungan
pembiayaan dari lembaga keuangan, suplai bahan baku,
serta pemasaran daring.
418 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
untuk mewujudkankan visi sangat penting mengingat
apa yang dicapai Surabaya telah melalui kerja keras,
bekerjasama dengan banyak kalangan (pengusaha dan
cendikiawan) serta melibatkan masyarakat sebagai
pemakai dan pendukung cita-cita pelayanan masyarakat
yang cerdas dan tidak membenani serta terus
membangun kekuatan (potensi) internal kota yang makin
kuat.
Penghargaan
Materi dalam tulisan ini diambil dari rangkuman
beberapa studi yang dilaksanakan penulis, beberapa
diantaranya telah dipresentasikan dalam seminar
nasional maupun internasional. Hasil studi (C) juga
dimuat dalam Journal of Architecture and Environment.
Daftar Pustaka
Penulis
Ir. Purwanita Setijanti MSc., PhD
saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas
Arsitektur, Desain dan Perancangan, ITS
Surabaya. Beliau menyelesaikan studi doktoral
di University of Melbourne, Australia dengan
disertasi berjudul „Low-income inner city
settlement processes: a Surabaya study‟. Saat ini
aktif meneliti dalam bidang Perumahan dan Permukiman, khususnya
420 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
yang berkaitan dengan kampung tengah kota dan proses
pembangunan.
Tanti Satriana Rosary Nasution ST., MT. adalah
dosen Departemen Arsitektur, ITS
422 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
terutama pada perencanaan dan perancangan urban,
managemen, dan pemerintahan. Keempat, lebih dari 3,2
milliar manusia menggunakan internet dan teknologi
telekomunikasi lainnya, dimana 2 milliar pengguna
tinggal di negara berkembang. Dengan empat fakta
kunci itu, UN Habitat merumuskan issu tersebut dalam
paper untuk New Urban Agenda (NUA) Habitat III, dalam
rangka mewakili kesempatan baru dan pendekatan
cerdas untuk komunitas global menjadikan kota semakin
inklusif, berketahanan dan berkelanjutan.
Definisi dan implementasi konsep smart city dalam
mendukung pembangunan kota yang berkelanjutan
masih banyak mendapatkan kritik dan masih menjadi
perdebatan publik. Hal ini dikarenakan kota-kota di dunia
memiliki berbagai perbedaan karakteristik masyarakat,
sektor, dan permasalahan kota. Di samping itu,
implementasi konsep smart city yang lebih berbasis pada
kebijakan terpusat (top-down) daripada kebijakan
partisipatif (bottom-up) menjadi tantangan tersendiri
dalam usaha mengintegrasikan berbagai aspek dan
sektor. Argumen ini di dukung oleh Annala (2016) yang
menyatakan bahwa terdapat beberapa kenyataan
implementasi smart city yang optimasinya tidak untuk
masyarakat (livability), tetapi lebih pada prosesnya
(efisiensi logistik, produksi energi dan indurstri, penjualan
retail, dan lain-lain). Di samping itu, banyak kota-kota
besar yang mengimplementasikan konsep smart city,
namun belum dapat memenuhi janji-janji faktor-faktor
424 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
berkelanjutan. Dengan adanya berbagai potensi
termasuk keragaman ekonomi, sosial dan budaya,
sebuah kampung memiliki berbagai kelebihan
karakteristik potensial untuk dikembangkan dalam
mendukung konsep smart city. Salah satu potensi
tersebut adalah fenomena masyarakat kampung yang
memiliki keterhubungan dan keterikatan terhadap
tempat mereka tinggal yang terepresentasi dalam sense
of place kampung mereka. Dengan mengidentifikasi
sense of place tersebut, maka dapat juga diketahui
tingkat kepuasan komunitas, identifikasi dan hubungan
keterikatan terhadap tempat bagi sebuah masyarakat
(Hummon, 1992). Hal ini di dukung oleh penyantaan
Menteri Perumahan dan Pembangunan Digital
Swedia Peter Eriksson dan Pilar Conesa, pendiri
the Anteverti consultancy dalam Annala (2016) yang
menyepakati bahwa konsep smart city akan lebih mudah
diimplementasikan dengan pendekatan dan proses
bottom-up dimana kota dan bisnis akan mulai melihat
masyarakat sebagai co-desainer aktif lingkungan
perkotaan, bukanmenjadi konsumen atau penghuni. Di
samping itu, jika ingin masyarakat memiliki tanggung
jawab terhadap kotanya, maka mereka perlu diberikan
perasaan nyaman dan kesempatan bagi mereka untuk
mengubah banyak hal di kotanya.
Sense of place secara general mempelajari hubungan
manusia dengan lingkungannya, hal ini terkait dengan
munculnya kesadaran tentang pentingnya pengaruh
426 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
peningkatannya. Dengan demikian peningkatan kualitas
bentuk fisik sebuah lingkungan permukiman memiliki
pengaruh pada peningkatan aspek aktifitas dan makna
sense of place masyarakatnya. Ketika setting sebuah
lingkungan dapat mewadahi aktifitas penggunanya
dengan baik, maka akan semakin baik pula persepsi
sense of place masyarakat tersebut. Dalam konteks
kampung Maspati, ruang di dalam kampung merupakan
aset tangible culture yang dapat mewadahi berbagai jenis
aktifitas masyarakat. Sedangkan aset intangible culture
direpresentasikan dalam bentuk activity dan meaning.
Dalam hal ini, masyarakat kampung Maspati masih
melakukan berbagai aktifitas yang memiliki nilai budaya
tinggi dan mengusung identitas dan tema kearifan lokal
dan budaya tradisional kampung. Salah satu contoh
adalah budaya gotong royong masyarakat kampong, dan
pasar kesenian setiap akhir minggu yang masih
dipertahankan dan diselenggarakan sampai saat ini.
Dalam proses pembentukan keterikatan masyarakat
terhadap kampungnya, aspek meaning dan sense of place
memiliki peranan penting untuk membentuk sebuah
place attachment masyarakat terhadap lingkungan
tempat tinggalnya. Hal ini karena aspek meaning
memiliki lima variabel, yakni place identity, place
dependence, place satisfaction, social bonding, dan nature
bonding yang menjadi faktor penting untuk membentuk
sebuah keterikatan pada sebuah tempat bagi individu
dan masyarakat.
428 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Place identity adalah sebuah dimensi dari personal
individu, seperti perpaduan antara emosi terhadap
setting fisik spesifik dan koneksi simbolik terhadap
sebuah tempat (Prohansky et al. 1983; William & Vaske
2003). Dalam place identity, aspek positive memiliki
peningkatan tertinggi menurut masyarakat kampung
Maspati, yakni tentang citra kampung Maspati yang
menjadi terkenal sebagai salah satu destinasi wisata
kampung lama di Kota Surabaya. Contoh pernyataan
responden berikut memperkuat temuan itu. “Dulu
sebelum ada kampung wisata, masih jarang orang
mengetahui dan menaruh perhatian pada kampung
Maspati. Sekarang kalau ada yang tanya alamat saya
dimana, dan saya bilang kampung Lawas Maspati meraka
langsung tahu. Menjadi kebanggaan tersendiri, punya
rumah disini.” (in depth interview, peneliti 2017). Aspek
positive dalam place identity ini erat kaitannya dengan
aspek personal identity yang direpresentasikan oleh
warga kampung Maspati yang merasa bangga tinggal di
kampung ini karena memiliki identity area (karakter yang
unik dibandingkan kampung lain) dengan karakter yang
kuat sebagai Kampung Lawas Maspati. Karakter unik
kampung tersebut terlihat dari sebagian besar bangunan
perumahan kampung masih merupakan bangunan lama
yang mencirikan rumah kolonial serta kampung Maspati
terletak di kecamatan Bubutan yang suasana dan
lingkungannya sangat kental dengan suasana kota lama
Surabaya. Hal ini juga didukung dengan sikap
masyarakat yang masih memegang dan melestarikan
430 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
2017). Aspek adapasi dan keterlibatan partisipasi
masyarakat menjadi penting dalam pengembangan
sebuah kampung untuk menjadi lebih baik dan
livable.Hal itu terbukti dalam kasus Kampung Lawas
Maspati ini. “Dulu banyak yang tidak setuju karena
awalnya pengurus kampung bersikap kaku, tidak terlalu
demokratis dalam pengambilan keputusan. Pada awalnya
masih belum banyak warga yang terlibat di
pembangunan kampung. Tapi lama kelamaan, warga
makin banyak yang diajak dan dirangkul sehingga
tergerak untuk berpartisipasi dalam pengembangan” (in
depth interview, 2017).
Dari kedua faktor sebelumnya, place identity dan place
dependence dapat dilihat bahwa keduanya memberi
pengaruh pada kualitas place satisfaction yang
berhubungan dengan kenyamanan dan keamanan
masyarakat terhadap perubahan kampung sebagai
lingkungan tempat tinggal (Ujang (2010). Faktor place
satisfaction masyarakat meningkat karena adanya
pengembangan kampung Maspati menjadi kampung
wisata yang kemudian dilakukan berbagai perbaikan fisik
kampung yang di dukung oleh partisipasi warga. Kondisi
fisik kampung Maspati meningkat menjadi lebih teduh
dan asri dengan adanya program Green and Clean yang
aktif digalakkan semenjak tahun 2014 seiring dengan
pembangunan kampung wisata. Lingkungan kampung
yang asri dan teduh membuat warga kampung lebih aktif
menggunakan ruang publik (gang kampung) untuk
432 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
2001; Scutz, 2004). Dalam hal ini terlihat aspek belonging
to volunteer group meningkat dengan semakin aktifnya
warga kampung terlibat dalam kegiatan kampung lawas
Maspati. Keterlibatan ini meliputi berbagai kegiatan
sukarela untuk pengembangan wisata, antara lain: rapat
kampung, arisan, PKK, dan kegiatan sosial lainnya. Faktor
social bonding juga berkaitan dengan aspek connect to
neighborhood, yang dengan adanya pengembangan
kampung wisata, hubungan antar tetangga meningkat
menjadi lebih baik. Hubungan antar tetangga ini
mempengaruhi peningkatan intensitas aktifitas yang
terjadi di ruang publik. Dalam hal ini, interaksi antar
masyarakat dengan pihak luar juga di bantu teknologi
informasi melalui sosial media antara lain facebook,
instagram dan whatsapp. Media whatsapp digunakan
untuk forum organisasi kampung di mana warga
kampung bisa menginformasikan apabila ada tamu,
saran, keluhan, ataupun ide pembaharuan yang ditujukan
untuk mengembangkan kampung menjadi lebih baik.
Sedangkan media facebook dan instagram digunakan
warga kampung untuk menginformasikan atau
memposting kegiatan-kegiatan yang terjadi di kampung
Maspati dan sebagai wahana informasi, saran dan pesan
bagi para wisatawan baik dalam atau luar negeri yang
telah mengunjungi Maspati.
434 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
peningkatan adalah attached to environment, dimana
masyarakat merasa betah untuk tinggal di kampung
Maspati karena suasana kampung yang masih
mempertahankan bangunan lawas dan kegiatan
tradisional. Adanya pengembangan kampung menjadi
tujuan wisata, bangunan lawas kampung dijadikan
sebagai salah satu ikon yang dipromosikan sebagai
identitas kampung lawas Maspati. Bangunan lawas
dijadikan sebagai cagar budaya kampung yang juga
mendapatkan perhatian dan pendanaan khusus dari
pemerintah dan CSR dari berbagai pihak, untuk
perawatan dan perbaikan kualitas mulai dari pengecatan,
renovasi material, sampai peningkatan kualitas estetika.
Rumah masyarakatpun masih banyak yang
mempertahankan keasliannya, walaupun banyak warga
kampung yang mengaku kesulitan dalam hal perawatan
bangunan lawas (Gambar 6). Perawatan bangunan lawas
cukup memakan biaya karena material yang sudah tua
dan perlu adanya renovasi karena banyak permasalahan
seperti kebocoran ataupun kelapukan kayu. Aspek
lainnya relax spending time in environment terlihat dari
persepsi masyarakat kampung terhadap keberadaan
gang di kampung Maspati yang dapat mewadahi
keragaman aktifitas sosial masyarakat sepanjang hari.
Warga dapat menggunakan gang kampung sebagai
tempat berjalan, berinteraksi, bermain, berkumpul,
ataupun mengamati lingkungan sekitarnya. Semua
kegiatan ini dapat membentuk urban life yang memiliki
436 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
menunjang berbagai aktivitas di perkotaan dalam
meningkatkan standar kualitas hidup. Pemikiran
Reflective berpendapat bahwa teknologi
mengembangkan sumber daya manusia, dan selanjutnya
meningkatkan kemampuan masyarakat kota untuk
berinovasi dan berpartisipasi dalam pembangunan dan
kemudian memecahkan masalah utama untuk
menciptakan kebaikan bersama secara kolektif
(Angelidou, 2015 dalam Kummitha & Critzen, 2017).
Pemikiran ini, yang merupakan gagasan pertama kali
dalam mendukung teknologi dan kapital manusia
seharusnya diusung bersama untuk meningkatkan
pendekatan berbasis teknologi, Pemikiran Rationalistic
muncul merespon kegagalan dari dua pemikiran
sebelumnya yang berpendapat bahwa smart city perlu
lebih mefokuskan pada manusia dan kemampuan
mereka dan tidak hanya berkonsetrasi seputar ICT atau
teknologi. Mereka berpendapat bahwa pembangunan
smart city berbasis komunitas akan menghasilkan kreasi
dan penggunaan aktif terhadap teknologi. Lebih lanjut
lagi, pengetahuan masyarakat atau pengguna lah yang
menjadikan teknologi akan berperan lebih tepat pada
konteks sosial tertentu (Orlikowski, 1992, 2000 dalam
Kummitha & Critzen, 2017). Sedangkan pemikiran
terakhir yaitu Critical schools of thought muncul akibat
peningkatan ketidakpuasan konsep smart city dan
praktiknya. Mereka merasa skeptik tentang bagaimana
smart city akan direncanakan, siapa yang merencanakan
dan ide siapa untuk membangun sebuah kota menjadi
438 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
dan teknologi dalam meningkatkan kualitas hidup (smart
living) baik dalam aspek politik, ekonomi sosial, kultural
dan pembangunan urban. Argumen ini mendukung
pentingnya penelitian modal sosial manusia terutama
pada aspek persepsi „sense of place‟ masyarakat terhadap
sebuah lingkungan permukiman (kampung) menjadi
salah satu media representatif dari aspek smart society
pada konsep smart city.
Daftar Pustaka
Annala Mikko (2016) UN Habitat III: Smart city evolution will transform
consumers into active co-designers of the city | Demos Helsinki.
19-10-2016. Url:
https://www.demoshelsinki.fi/en/2016/10/19/uns-habitat-iii-next-
smart-city-evolution-will-transform-consumers-into-active-co-
designers-of-the-city/
Clayton, S. (2003). Environmental Identity: A Conceptual and an
Operational Definition. In S. Clayton & S. Opotow (Eds.), Identity
and the natural environment: The psychological significance of
nature (pp. 45-65). Cambridge, MA, US: MIT Press.
Groat, Linda, Wang, David (2013) Architectural Research Methods.
Second Edition. New Jersey. John Wiley & Sons, Inc
Hummon DM (1992) Community Attachment: Local Sentiment
&Sense of place. New York:
Jacobs, A. (1999). Great streets. Mass: MIT Press.
Kals, E., Schumacher, D., & Montada, L. (1999). Emotional affinity
toward nature as a motivational basis to protect nature.
Environment and Behavior, 31(2), 178-202.
Kummitha, Rama Krishna Reddy, Crutzen, Nathalie (2017) How do we
understand smart cities? An Evolutionary perspective. Cities. 67,
43-53. Elsevier.
Penulis
Dr. Arina Hayati, S.T., M.T. adalah dosen tetap Departemen
Arsitektur, Fakultas Arsitektur, Desain dan Perencanaan (FADP), ITS.
Penulis telah melakukan berbagai penelitian dengan topik
440 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
environment behavior study, inclusive design,
universal design dan smart city. Hasil
penelitian telah dipublikasikan di jurnal
nasional/internasional, konferensi/seminar
serta forum-forum diskusi baik nasional dan
internasional. Penulis telah diundang sebagai
keynote speaker dan menyajikan topik-topik
tentang inclusive city dan smart city di forum
internasional termasuk Habitat III di Quito, Ecuador di tahun 2016 dan
WUF9 di Kuala Lumpur Malaysia di tahun 2018.
442 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
teknologi telekomunikasi dan digital untuk kepentingan
masyarakat dan bisnis. Giffinger, Fertner, Kramar, &
Meijers (2007) mengkategorisasikan smart city menjadi
enam dimensi, yaitu smart governance, smart people,
smart environment, smart economy, smart mobility dan
smart living. Oleh sebab itu, dimensi smart people
menjadi salah satu dimensi penting dalam konsep smart
city.
Trencher (2018) mengemukakan konsep mengenai
Smart City 2.0, dimana tujuan atau visi dari smart city
tidak berpusat pada teknologi dan ekonomi, melainkan
berpusat pada manusia, tata kelola, dan peraturan. Smart
City 1.0 berorientasi pada teknologi untuk menciptakan
kota yang canggih. Sehingga masyarakat harus
termotivasi untuk menggunakan teknologi agar
mendapatkan manfaat dari smart system yang
diimplementasikan pada smart city (Kumar, Singh, Gupta,
& Madaan, 2018). Masyarakat berperan sebagai
pengguna dari smart system (Trencher, 2018). Pada Smart
City 2.0, pemanfaatan teknologi difokuskan untuk
menyelesaikan masalah sosial, memenuhi kebutuhan
masyarakat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
meningkatkan servis publik (Trencher, 2018). Hal ini
membuka peluang untuk mempertimbangkan peran
potensial dari kecerdasan (masyarakat) untuk
memecahkan masalah sosial dan meningkatkan taraf
hidup perkotaan (Trencher, 2018) dengan pemanfaatan
teknologi. Dalam hal ini, masyarakat berperan aktif
menjadi kontributor dalam memecahkan masalah
444 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
sekolah, keluarga, dan masyarakat. Berdasarkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017), literasi
diklasifikasikan menjadi enam, yaitu literasi baca tulis,
literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi
finansial, serta literasi budaya dan kewargaan.
Dalam konteks smart city, kemampuan literasi yang
dibutuhkan untuk dikuasai oleh masyarakat adalah
literasi digital. Tentu saja sebelum mempelajari literasi
digital tersebut, masyarakat harus sudah menguasai
literasi dasar, yaitu literasi baca tulis.
Literasi digital merupakan pengetahuan dan
kemampuan untuk memanfaatkan alat Komunikasi,
media digital, dan/atau jaringan untuk menemukan,
membuat, mengevaluasi, menyebarkan informasi serta
memanfaatkannya dengan bijak, teliti, cerdas, sehat,
tepat, dan patuh hukum dalam rangka interaksi dan
Komunikasi sehari-hari (Tim GLN Kemendikbud, 2017).
Kegiatan literasi digital mencakup keterampilan
penggunaan media digital dengan bijak beretika, dan
bertanggungjawab, dalam hal ini harus disertai dengan
pemikiran kritis dan kreatif terhadap informasi yang ada.
Sehingga, aspek yang perlu dipelajari dan dipahami
adalah dasar komputer, penggunaan internet, program
produktif, keamanan, gaya hidup, dan kewirausahaan
digital (Tim GLN Kemendikbud, 2017).
446 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
aktivitas revitalisasi TBM, yang selaras dengan semangat
Smart City 1.0 dalam pembangunan infrastruktur.
448 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar 14 Pameran Kampung Literasi ITS (Nuswantara et al.,
2019)
450 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Tabel 1 Rencana Kegiatan Peningkatan Kemampuan Literasi
Digital Kampung Literasi ITS berdasarkan Indikator dari Gerakan
Literasi Nasional (Tim GLN Kemendikbud, 2017)
No Indikator Rencana Kegiatan
1. Jumlah dan variasi bahan Pencarian dan pengumpulan
bacaan literasi digital yang sumber bacaan elektronik,
dimiliki fasilitas publik. terutama yang bersifat open
access.
2. Frekuensi membaca bahan Mentoring dan monitoring
bacaan literasi digital setiap kemajuan bacaan digital
hari. melalui CLC secara periodik.
3. Jumlah bahan bacaan literasi Mentoring dan monitoring
digital yang dibaca oleh kemajuan bacaan digital
masyarakat setiap hari. melalui CLC secara periodik.
4. Jumlah partisipasi aktif Pengadaan kegiatan
komunitas, lembaga, atau penggalangan dana/donasi
instansi dalam penyediaan sumber bacaan digital yang
bahan bacaan literasi digital. berbayar maupun yang gratis
yang melibatkan berbagai
komunitas.
5. Jumlah fasilitas publik yang Penguatan TBM agar dapat
mendukung literasi digital. mendukung akses sumber
bacaan digital.
6. Jumlah kegiatan literasi Pengadaan pelatihan literasi
digital yang ada di digital oleh Kampung Literasi
masyarakat. ITS.
7. Tingkat partisipasi aktif Pengadaan pelatihan literasi
masyarakat dalam kegiatan digital oleh Kampung Literasi
literasi digital. ITS dan survey.
8. Jumlah pelatihan literasi Pengadaan pelatihan literasi
digital yang aplikatif dan digital oleh Kampung Literasi
berdampak pada masyarakat. ITS.
9. Tingkat pemanfaatan media Survey akhir kegiatan Literasi
digital dan internet dalam Digital di wilayah pelaksanaan
memberikan akses informasi Kampung Literasi ITS
Daftar Pustaka
Axelsson, K., & Granath, M. (2018). Stakeholders ‟ stake and relation to
smartness in smart city development : Insights from a Swedish city
planning project ☆. Government Information Quarterly,
(September), 0–1. https://doi.org/10.1016/j.giq.2018.09.001
Giffinger, R., Fertner, C., Kramar, H., & Meijers, E. (2007). City-ranking
of European Medium-Sized Cities. Retrieved from
http://www.smart-cities.eu/download/city_ranking_final.pdf
452 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Humas Pemerintah Kota Surabaya. (2018). Pelopori e-Government,
Pemkot Surabaya Sudah Ciptakan Ratusan Aplikasi. Retrieved
January 4, 2019, from
https://humas.surabaya.go.id/2018/04/05/pelopori-e-
government-pemkot-surabaya-sudah-ciptakan-ratusan-aplikasi/
Kumar, H., Singh, M. K., Gupta, M. P., & Madaan, J. (2018).
Technological Forecasting & Social Change Moving towards smart
cities : Solutions that lead to the Smart City Transformation
Framework. Technological Forecasting & Social Change, (April), 1–
16. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2018.04.024
Manville, C., Gavin Cochrane, J. C., Millard, J., Pederson, J. K., Thaarup,
R. K., Liebe, A., … Kotterink, B. (2014). Mapping smart cities in the
EU. Retrieved from
https://www.rand.org/pubs/external_publications/EP50486.html
Miller, J. W. (2016). WORLD‟S MOST LITERATE NATIONS RANKED.
Connecticut. Retrieved from
http://webcapp.ccsu.edu/?news=1767&data
Nuswantara, K., Savitri, E. D., Wikananda, N. G. M. R., Hermanto, &
Bhawika, G. W. (2019). “KAMPUNG LITERASI ITS” SEBAGAI MODEL
PENGEMBANGAN LITERASI DI TBM, 1–14.
OECD. (2018). PISA 2015: Results in focus. Pisa 2015, (67), 16.
https://doi.org/10.1787/9789264266490-en
Smart City & Community Innovation Center. (2018). Hasil Rating Kota
Cerdas Indonesia 2017. Retrieved January 4, 2019, from
http://www.sccic.id/news/hasil-rating-kota-cerdas-indonesia-
2017/
Tim GLN Kemendikbud. (2017). Peta Jalan Gerakan Literasi Nasional.
(L. A. Mayani, Ed.). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Retrieved from
http://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/wp-
content/uploads/2017/08/peta-jalan-gln_rev.pdf
Trencher, G. (2018). Towards the smart city 2.0: Empirical evidence of
using smartness as a tool for tackling social challenges.
Technological Forecasting & Social Change.
https://doi.org/10.1016/j.techfore.2018.07.033
454 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) telah
menghantarkannya untuk mengajarkan bahasa Indonesia ke Southern
Cross University di Lismore New South Wales Australia pada tahun
2011 melalui Program SAME Reguler; dan tahun 2016 melalui
program SAME BIPA, berkesempatan kembali mengajar Bahasa
Indonesia di Kalingga Institute of Social Science (KISS) di Bhubaneswar
India. Pada saat ini sedang mengembangkan sebuah Aplikasi Mobile
yang dimanfaatkan sebagai media pembelajaran Bahasa Inggris
khususnya untuk meningkatkan pengetahuan pembelajar tentang
pemakaian Konjungsi Bahasa Inggris. Aplikasi yang diberi nama
“Conji”diharapkan dapat dipatenkan dan diterima sebagai salah satu
karya di bidang ICT dalam pembelajaran Bahasa. Disamping
penelitian, di bidang pengabdian, literasi menjadi topik yang paling
disukai. Pada dua tahun terakhir, kegiatan pengabdian yang
dilaksanakna untuk menguatkan kemapuan baca dan tulis anak dan
remaja dari kalangan masyarakat kota dengan penghasilan rendah.
Dari kegiatan tersebut telah dihasilkan 3 buku antologi cerita pendek
yang kini menjadi koleksi Taman Baca Masyarakat di Surabaya.
Beberapa artikel telah ditulis dan dipublikasikan untuk mendukung
diseminasi hasil pengabdian tersebut. Pada tahun yang akan datang,
literasi digarap lebih serius dengan memberdayakan masyarakat
miskin perkotaan di wilayah perkampungan nelayan di Surabaya
Utara. Penulis dapat dihubungi di kartikanuswantara.its@gmail.com
456 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Digitalisasi, IoT, dan sistem pintar menjadi penyebab
terjadinya percepatan tercapainya perbaikan di berbagai
aspek kehidupan manusia (Friess & Ibanez, 2014;
Vermesan et al., 2014). Akan tetapi, pada saat yang sama
ini merupakan ancaman bagi banyaknya tenaga kerja kita
yang harus bersiap kehilangan pekerjaannya. Taruhlah
salah satu contohnya, sekarang kita masih membutuhkan
tenaga sekuriti untuk menjaga keamanan kantor atau
mungkin rumah kita. Hal ini akan segera tergeser dengan
adanya jaringan Internet of Things (IoT). Tenaga sekuriti
cukup digantikan oleh CCTV yang dihubungkan dengan
jaringan IoT sehingga terhubung langsung dengan
ponsel kita sehingga kemanapun kita pergi, kantor atau
rumah tetap terawasi melalui layar ponsel. Secara
ekonomis, piranti ini lebih murah dibandingkan dengan
pemakaian tenaga sekuriti. Selain itu, era revolusi 4.0
ditandai juga dengan semakin berkembangnya Artificial
Intelligence (AI), yang telah melahirkan para ahli yang
telah dapat mewujudkan khayalan film Transformer
menjadi kenyataan dalam kehidupan nyata. Di Cina,
sebuah kantor berita milik Pemerintah, memperkenalkan
Qiu Hao sebagai robot pembaca berita yang mampu
mensimulasikan suara, gerakan wajah, dan gerak tubuh
manusia. Bahkan, robot ini mampu membaca berita
dengan bahasa Inggris selain bahasa Cina. Kelebihan lain
robot ini adalah kemampuannya bekerja tanpa mengenal
lelah. Dengan adanya robot yang diciptakan untuk
menggantikan tugas yang selama ini dilakukan oleh
manusia akan menggantikan fungsi ini, sehingga pada
Industry Simula-
Big Data
4.0 tion
Auto- Aug-
mated mented
Robot Reality
System
Integra-
tion
458 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar 1 menggambarkan dengan jelas bagaimana
industri 4.0 dikembangkan. Komponen-komponen
seperti IoT, automated robot, big data dan beberapa
komponen penting lainnya bersinergi membangun
sebuah konsep pintar (smart) seperti (smart city, smart
factory, atau smart knowledge). Muara dari semua
perkembangan teknologi tersebut adalah meningkatnya
tingkat perekonomian dan kehidupan masyarakat sebuah
negara. Akan tetapi resiko yang harus juga besar,
bertambahnya jumlah pengangguran akan berdampak
pada semakin lebarnya kesenjangan dalam masyarakat.
Dalam kenyataannya, industri 4.0 menjadi sebuah
ancaman bagi sebuah negara berkembang termasuk
Indonesia. Percepatan digitalisasi dan otomasi masih
memerlukan upaya keras sehingga tingkat kehidupan
dapat meningkat. Namun, bagaimana percepatan
digitalisasi ini terwujud apabila hingga beberapa tahun
yang lalu, tingkat literasi dasar masyarakat Indonesia
masih tergolong rendah. Misalkan, hasil-hasil survey
internasional seperti The Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) 2015 (Foy, 2017)
dan the Progress in International Reading Literacy Study
(PIRLS) 2016 (Foy et al., 2018) serta Program for
International Students Assessment (PISA) tahun 2015. Satu
lagi, sebuah organisasi internasional untuk Kerja Sama
Ekonomi dan Pembangunan (OECD) telah yang
melaksanakan penilaian tiga tahunan atas budaya literasi
72 negara melalui PISA, melansir indeks membaca
menempati posisi yang paling lambat pertubuhannya,
460 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
kelompok masyarakat ini, literasi dasar, digital, teknologi,
media, big data bukan masalah yang berarti. Bahkan
sebagian telah siap menyongsong era disrupsi di era
industri 4.0. Akan tetapi sebagian yang lain adalah
masyarakat yang masih tergolong dalam kelompok
masyarakat miskin perkotaan, masyarakat dengan istilah
3T (terjauh, tertinggal, termiskin) atau kelompok
masyarakat pedesaan yang masih belum tersentuh oleh
berkembangnya teknologi.
Makalah ini ditulis sebagai upaya kontribusi terhadap
pertumbuhan literasi masyarakat kota Surabaya
khususnya kelompok masyarakat miskin perkotaan yang
tinggal di wilayah kota Surabaya. Permasalahan sosial
ekonomi yang dihadapi masyarakat miskin perkotaan
menjadi permasalahan dasar yang melatarbelakangi
rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan daya
konsumsinya. Salah satu cara menyelamatkan kelompok
masyarakat ini adalah dengan cara membantu
meningkatkan daya konsumsinya melalui upaya
pengentasan kemiskinan. Kewirausahaan dipandang oleh
berbagai peneliti sebagai salah satu upaya efektif
penegntasan kemiskinan masyarakat (Bhuiyan & Ivlevs
(2018); Wiguna & Manzilati (2014); Gurău & Dana
(2018)). Dalam kutipan Bhuiyan dan Ivlevs (1989):
Entrepreneurship has been long hailed as an important
tool to reduce poverty and promote economic growth in
developing countries (United Nations, 2004; World Bank,
2016b). Dalam penelitian yang dilakukannya di
Bangladesh, masyarakat yang hidup dalam lingkaran
462 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
potensi ibu-ibu pengusaha tingkat domestik untuk
terlibat dalam pemberdayaan dan pengelolaan dana
keras tersebut. Dalam rangka melihat tingkat kesangkilan
dan fisibilitasnya, penulis merangkum gagasan ini dalam
sebuah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang
akan dilaksanakan pada tahun 2019 di wilayah Kedung
Cowek Surabaya.
464 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
potensi wilayah ini, maka penulis menyusun sebuah
konsep yang mengintegrasikan literasi dan
entrepreneurship sebagai pondasi pembangunan sebuah
pusat pemelajaran masyarakat atau yang dikenal dengan
Community Learning Center (selanjutnya disingkat CLC).
Efektifitas pengembangan CLC telah dibuktikan oleh
beberapa peneliti terdahulu seperti (Asmin, 2017) dan
(Chang & Yoo, 2012). Asmin mempropagandakan CLC
untuk memberdayakan masyarakat di wilayah pesantren
PKBM Assolahiyah di Jawa Barat dan di negara
berkembang, yaitu Bangladesh. Sedangkan, Chang dan
Yoo mengembangkan penedekatan CLC di Bangladesh
dan telah memberikan kontribusi kepada masyarakat
dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap
isu-isu kemasyarakatan, berkembangnya lingkungan
penunjang pembangunan komunitas masyarakat,
propaganda pelatihan literasi untuk masyarakat miskin
dan pemberian akses untuk pemberdayaan SDM untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, penulis akan mengusung
konsep CLC yang terintegrasi dengan konsep multiliterasi
(yang salah satu diantaranya adalah literasi digital) dan
socio-entrepreneurship (Kewirausahaan masyarakat)
(gambar 3). Multiliterasi menawarkan pengalaman belajar
dan mendorong terjadinya proses pemerolehan
ketrampilan yang diperlukan oleh pembelajar sehingga
mereka siap untuk berpartisipasi dan mengambil peran
dalam perkembangan teknologi, berpikir kritis, dan
memiliki kemampuan bekerja dalam tim (Puteh-Behak &
466 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
usia, pendidikan, dan pendapatan. Melalui pendekatan
manajemen crowdfunding, masyarakat miskin di wilayah
perkotaan perlu diajarkan bagaimana menghasilkan
modal melalui pemanfaatan dana CSR perusahaan dan
mengelola dana tersebut untuk produksi hingga pasca
produksi sehingga usaha dapat berjalan secara
berkelanjutan.
RPJMD SURABAYA
Literasi Digital dan 2016-2021
Literasi Bahasa Literasi Seni Literasi Finansial
Teknologi
Pengenalan Sumber
Pendampingan Program Komunikasi,
Pelatihan Internet Daya Ekonomi,
Membaca Nyaring, Informasi, dan
Sehat Pengelolaan Dana,
Bercerita, dan Menulis Publikasi Masyarakat
Kejahatan Finansial
Kegiatan
Program Pengelolaan
Pembuatan Kerajinan dan Pemanfaatan
Pelatihan Pengenalan Transaksi Teknologi Informasi
berbasis Literasi
Crowdfunding dan Uang Digital dan Komunikasi
(Literacy Craft)
Penganggaran
ROADMAP PUSAT POTENSI
DAERAH DAN
PEMBERDAYAAN
Pengajuan Modal
MASYARAKAT ITS
Pemasaran Produk
PROFIT
LITERASI FINANSIAL
DAN KEWARGAAN
LITERASI BAHASA
LITERASI SAINS
TEKNOLOGI
SOCIOTECHNOPRENEURSHIP
468 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
untuk meningkatkan kesejahteraanya. Bukankan salah
satu target berkembangnya tingkat literasi seseorang
adalah untuk mencapai tingkat kesejahteraan. Dengan
mensinergikan ranah kewirausahaan dengan TBM, maka
diharapkan TBM mampu menarik minat masyarakat
untuk memanfaatkan sumber informasi yang tersedia di
TBM. Dengan demikian secara teknis penulis
menggambarkan sebuah konsep untuk menciptakan
konsep CLC yang berbasis digital.
MULTI
LITERASI
KEWIRAUSA CLC
BERBASIS REVITALISASI
HAAN TBM
DIGITAL DIGITAL
OPTIM
ALISASI
UMKM
470 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
bekerja sama dengan industri-industri melalui
program CSR yang ada. Upaya pendanaan UMKM
dilakukan melalui pengajuan proposal kepada
Bank Nasional setelah masyarakat diberi pelatihan
dan pendampingan tentang crowdfunding.
4. Kewirausahaan Digital. Memperkenalkan
kewirausaahan yang mendorong masyarakat
untuk memasarkan produk melalui media daring.
Masyarakat diajarkan untuk memanfaatkan gawai
yang dimiliki untuk menjadi sarana yang
mendukung kewirausahaan. Konsep digitalisasi
kewirausahaan yang sederhana namun cukup
praktikal untuk diterapkan pada masyarakat
dengan latar belakang literasi yang rendah. Gawai
yang telah dikenal dan dipergunakan sebagai
media komunikasi oleh masyarakat menjadi
kekuatan untuk menunjang keberhasilan
kewirausaan digital.
Daftar Pustaka
Fatimawati, Endang (2018). Disruptif diri pustakawan dalam
menghadapi era revolusi industri 4.0 IQRA Jurnal, 12(01), 1–13.
Asmin, F. (2017). The Model of Community Learning Center
Development: A Case Study of PKBM Assolahiyah in West Java.
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan, Vol 6, Iss 2, Pp 61-70 (2017) VO - 6,
(2), 61. https://doi.org/10.22202/mamangan.2312
Bhuiyan, M. F., & Ivlevs, A. (2018). Micro-entrepreneurship and
subjective well-being: Evidence from rural Bangladesh. Journal of
Business Venturing.
https://doi.org/10.1016/J.JBUSVENT.2018.09.005
Chang, E. J., & Yoo, S. S. (2012). Popular education for people‟s
empowerment in the Community Learning Center (CLC) project in
Bangladesh. KEDI Journal of Educational Policy, 9(2), 363–381.
472 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Demografis, G. D. A. N. (2016). Kecamatan Gubeng Dalam Angka 2016
1.
Fatmawati, E. (2018). Disruptif diri pustakawan dalam menghadapi era
revolusi industri 4.0. Jurnal Iqra, 12(01), 1–13.
Foy, P. (2017). USER GUIDE FOR THE INTERNATIONAL DATABASE
TIMSS 2015 Works User Guide for the International Database.
Retrieved from https://timssandpirls.bc.edu/timss2015/advanced-
international-database/downloads/TA15_UserGuide.pdf
Foy, P., Aldrich, C. E. A., Fishbein, B. G., Köhler, H., Kowolik, K., Liu, J., …
Yin, L. (2018). PIRLS 2016 User Guide For The International
Database.
Gurău, C., & Dana, L.-P. (2018). Environmentally-driven community
entrepreneurship: Mapping the link between natural environment,
local community and entrepreneurship. Technological Forecasting
and Social Change, 129, 221–231.
https://doi.org/10.1016/J.TECHFORE.2017.11.023
Morrar, R., & Arman, H. (2017). The Fourth Industrial Revolution
(Industry 4.0): A Social Innovation Perspective. Technology
Innovation Management Review, 7(11), 12–20.
https://doi.org/10.22215/timreview/1117
Mouna, A., & Anis, J. (2017). Financial literacy in Tunisia: Its
determinants and its implications on investment behavior.
Research in International Business and Finance, 39, 568–577.
https://doi.org/10.1016/J.RIBAF.2016.09.018
Nuswantara, K., & Bhawika, G. W. (2019). BALANCED LITERACY
APPROACH TO INITIATE LITERACY DEVELOPMENT OF CHILDREN
FROM LOW SOCIO-ECONOMIC SOCIETY.
OECD. (2018). PISA 2015: Results in focus. Pisa 2015, (67), 16.
https://doi.org/10.1787/9789264266490-en
Puteh-Behak, F., & Ismail, I. R. (2018). Multiliteracies Project Approach:
Dated or a Worthy Learning Tool? GEMA Online® Journal of
Language Studies, 18(2), 312–334. https://doi.org/10.17576/gema-
2018-1802-20
Ribes-Giner, G., Moya-Clemente, I., Cervelló-Royo, R., & Perello-Marin,
M. R. (2018). Domestic economic and social conditions
Penulis
474 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
sedang mengembangkan sebuah Aplikasi Mobile yang dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran Bahasa Inggris khususnya untuk
meningkatkan pengetahuan pembelajar tentang pemakaian Konjungsi
Bahasa Inggris. Aplikasi yang diberi nama “Conji”diharapkan dapat
dipatenkan dan diterima sebagai salah satu karya di bidang ICT dalam
pembelajaran Bahasa. Disamping penelitian, di bidang pengabdian,
literasi menjadi topik yang paling disukai. Pada dua tahun terakhir,
kegiatan pengabdian yang dilaksanakna untuk menguatkan
kemapuan baca dan tulis anak dan remaja dari kalangan masyarakat
kota dengan penghasilan rendah. Dari kegiatan tersebut telah
dihasilkan 3 buku antologi cerita pendek yang kini menjadi koleksi
Taman Baca Masyarakat di Surabaya. Beberapa artikel telah ditulis
dan dipublikasikan untuk mendukung diseminasi hasil pengabdian
tersebut. Pada tahun yang akan datang, literasi digarap lebih serius
dengan memberdayakan masyarakat miskin perkotaan di wilayah
perkampungan nelayan di Surabaya Utara. Penulis dapat dihubungi di
kartikanuswantara.its@gmail.com
476 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
MEMBENTUK SMART PEOPLE MELALUI
PROGRAM LITERASI BACA TULIS BERBASIS
MASYARAKAT - SEBUAH PETA JALAN
PENGUKURAN KINERJA
Pendahuluan
Smart City seringkali diartikan hanya sebagai kota
yang memanfaatkan teknologi dalam proses layanan
publiknya atau kota yang serba canggih. Pemahaman
yang demikian, sesungguhnya, tidaklah lengkap.
Menurut berbagai literatur, penerapan teknologi
hanyalah merupakan salah satu indikasi sebuah kota
dikatakan smart atau pintar. Masih ada beberapa kriteria
dan komponen penting lain yang menjadi syarat sebuah
kota disebut smart.
Menurut Kumar (2015), kerangka Smart City
digambarkan sebagaimana dalam Gambar 1. Dalam
kerangka tersebut terlihat adanya 6 (enam) pilar Smart
City yang harus berjalan seiring untuk mewujudkan
tercapainya Smart City yang komprehensif, tangguh, dan
berkelanjutan.
Salah satu dari pilar Smart City adalah Smart People
yang pada akhirnya akan membentuk Smart Society.
Berbagai definisi digunakan untuk menjelaskan makna
Smart People dalam kaitannya dengan Smart City. Secara
prinsip, definisi-definisi yang ada mengandung beberapa
elemen seperti warga yang berpendidikan, kompeten,
Smart
People
Smart
Smart
Gover-
Economy
nance
Smart
City
Smart Smart
Living Mobility
Smart
Environ-
ment
478 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Di negara berkembang seperti Indonesia, Smart
People banyak diukur dengan prosentase bebas buta
aksara, Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi
Murni (APM), tingkat literasi, dan tingkat partisipasi
masyarakat. Tingkat literasi pada awalnya didefinisikan
sebagai kemampuan membaca dan menulis warga di
suatu daerah. Definisi ini telah mengalami evolusi. Literasi
baca tulis saat ini dianggap sebagai prasyarat kecakapan
hidup abad ke-21 dan telah berkembang menjadi 5
aspek literasi dasar lainnya yaitu literasi numerasi, sains,
digital, finansial, dan budaya dan kewargaan
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
480 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Berdasarkan panduan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, selama ini literasi baca tulis dilaksanakan
melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Gerakan Literasi
Keluarga (GLK), dan Gerakan Literasi Masyarakat (GLM).
Tulisan ini berfokus pada GLM yang difasilitasi
Pemerintah Kota melalui penyediaan Perpustakaan Kota,
Taman Bacaan Masyarakat (TBM), dan Perpustakaan
Keliling. Di setiap fasilitas tersebut tersedia layanan baca
di tempat, peminjaman buku beraneka jenis, program
bercerita, dan lomba-lomba seperti lomba mengarang,
dan menceritakan ulang cerita yang dibaca.
Pertanyaannya adalah, apakah semua upaya itu telah
dianggap cukup? Kalau cukup, mengapa sejauh ini posisi
Indonesia dalam kemampuan membaca masih saja
terpuruk dibandingkan negara-negara lain?
482 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Sampai saat ini belum ada standarisasi kebutuhan
buku per kapita yang dianggap cocok untuk setiap
kelompok umur, belum pula ada standar ideal frekuensi
dan waktu membaca di luar jam sekolah yang seharusnya
dijadikan target untuk GLM. Tidak heran kalau kemudian
Pemerintah Kota hanya focus pada penyediaan fasilitas
tanpa benar-benar memahami apa yang harus
disediakan di masing-masing fasilitas dan program apa
saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan literasi
baca tulis.
Pertanyaan lebih jauh lagi adalah, jika semua aktivitas
sebagaimana yang disarankan di dalam daftar kinerja di
atas dilakukan, bagaimanakah mengukur ketercapaian
peningkatan literasi baca tulis? Jika dengan anggaran
terbatas, Pemerintah Kota harus memilih, manakah
aktivitas yang harus diprioritaskan karena lebih
berpotensi meningkatkan literasi warga?
484 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Indicator Properties adalah definisi operasional yang
jelas, satuan, pemilik indikator, cara mengukur
indikator, pengukur indikator, karakteristik indikator
(the higher the better, the lower the better, exactly),
dan bobot indikator terhadap kinerja global dari
GLM.
486 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Pertumbuhan jumlah layanan baca ini dinilai signifikan
dibanding kota-kota lain di Indonesia. Namun sebelum
tahun 2017 penyediaan layanan baca baru diukur melalui
ukuran-ukuran yang berorientasi pada proses layanan,
seperti jumlah penambahan layanan baca di tahun ke-t
dan penambahan koleksi buku di setiap layanan baca.
Layanan baca belum pernah diukur dari sudut pandang
pengunjung, seperti kepuasan pengunjung, lama
kunjungan, lama membaca, dan peningkatan literasi
pengunjung yang diakibatkan adanya layanan baca.
Kondisi ini diupayakan untuk diubah dalam RPJMD
(Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) 2017
– 2021. Urusan perpustakaan dan layanan baca yang
masuk dalam Misi 6 Walikota Surabaya dan telah
diturunkan dalam beberapa KPI sebagai berikut:
Tujuan:
Meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat
Indikator:
Peningkatan jumlah pengguna layanan baca yang
dapat melakukan rewriting dan/ atau retelling
Sasaran:
Mewujudkan peningkatan minat dan budaya baca
masyarakat melalui peningkatan akses baca
Indikator:
Persentase jumlah titik lokasi layanan baca yang
termanfaatkan
Rata-rata lama berkunjung ke layanan baca (TBM,
perpustakaan sekolah, dll)
Program:
Program Pengembangan Budaya Baca dan
Pembinaan Perpustakaan
Indikator:
Persentase peningkatan jumlah event literasi
yang diselenggarakan
Persentase peningkatan jenis dan jumlah koleksi
buku
Persentase peningkatan jumlah siswa yang
terlibat dalam tes reading text levelling
Persentase peningkatan jumlah perpustakaan
yang berhasil dibina
LOKASI JML 2012 JML 2013 JML 2014 JML 2015 JML 2016 LOKASI
488 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
kinerja layanannya dengan berorientasi pada
peningkatan minat baca. Dari hasil pengukuran kinerja
yang dilakukan dengan metode survei terhadap 1.478
warga Surabaya yang tersebar di berbagai wilayah
Surabaya, diperolah hasil-hasil sebagai berikut:
- Tiga besar layanan baca yang paling banyak
dikunjungi adalah layanan baca di SD, RW, dan
Perpustakaan Umum
- Mayoritas responden mengunjungi layanan baca
dengan periode mingguan, diikuti bulanan, harian,
dan tahunan
- Sebesar 54% dari responden memiliki pola kunjungan
yang sama atau ajeg
- Rata-rata lama berkunjung ke layanan baca untuk
seluruh responden adalah sebesar 1 jam 26 menit per
kunjungan
- Rata-rata lama berkunjung ke layanan baca untuk
seluruh responden adalah sebesar 4 jam 28 menit per
minggu
- Kelompok usia Sekolah Dasar (6-13 tahun) memiliki
rata-rata lama berkunjung ke layanan baca yang
paling tinggi di antara yang lain yaitu sebesar 1 jam
30 menit per kunjungan dan 5 jam 27 menit per
minggu
- Rata-rata lama kunjungan ke layanan baca untuk
seluruh warga Surabaya diestimasikan sebesar 35
menit per kunjungan dan 1 jam 45 menit per minggu
490 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Dalam Gambar 3 ditunjukkan hasil tes retelling.
Idealnya, siswa kelas 4 seharusnya memiliki kemampuan
retelling minimum setara dengan Level 4, demikian juga
di kelas 5 dan 6 yang seharusnya minimum setara
dengan Level 5 dan 6. Gambar 3 menunjukkan bahwa
50% lebih siswa memiliki kemampuan retell di bawah
target. Hal ini mengkonfirmasi hasil survei PISA yang
menyatakan bahwa kemampuan membaca siswa
Indonesia beradaSiswa
Prosentase di bawah target. Kemampuan Retell
4 - 6 Berdasarkan
100%
80%
60%
40%
20%
0%
Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6
Level 3 Level 4 Level 5 Level 6 Level 7
Gambar 3. Prosentase Siswa Kelas 4-6 Berdasarkan
Kemampuan Retelling
0
Barat Pusat Selatan Timur Utara
Alur Penulisan Kedetilan Kesesuaian dengan Kaidah SPOK
Pemilihan Kata Penulisan Ejaan dan Tanda Baca Format dan Tulisan
Nilai Akhir
492 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
kemampuan baca warga kota kita menuju SMART
PEOPLE.
Daftar Pustaka
Gupta, S., Mustafa, S.Z, Kumar, H. (2017) Smart People for Smart Cities:
A Behavioral Framework for Personality and Roles: Smarter People,
Governance, and Solutions, Advances in Smart Cities, pp.23-30
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017) Peta Jalan Gerakan
Literasi Nasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta, tersedia online di
http://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/tentang-gln/, terakhir diakses 6
Januari 2019
Kumar, T. V. (2015) E-governance for smart cities, in E-governance for
Smart Cities (pp. 1– 43). Singapore: Springer
OECD (2019) The Programme for International Student Assessment
(PISA), tersedia online di http://www.oecd.org/pisa/aboutpisa/,
terakhir diakses 6 Januari 2019
UNESCO (2019) Literacy, tersedia online di
https://en.unesco.org/themes/literacy, terakhir diakses 6 Januari
2019
Penulis
Maria Anityasari adalah dosen senior di
Departemen Teknik Industri ITS, yang
menyelesaikan master dan doktoralnya di
University of New South Wales (UNSW) Sydney
Australia dengan beasiswa dari Australian
Development Scholarship (ADS). Dia
mendampingi Pemerintah Kota Surabaya
sebagai konsultan dalam berbagai bidang,
utamanya yang berkenaan dengan analisa dan
pengembangan sistem, perencanaan strategis,
494 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
MENGENAL GENERASI MILENIAL
DI INDONESIA DAN PERILAKU MEREKA
DALAM MERESPON MODEL BISNIS DAN
PELAYANAN BERBASIS TEKNOLOGI
Gen Y (Milenial)
34%
496 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
melekat pada generasi ini seperti mudah nya untuk
beradaptasi terhadap perubahan, dapat mengerjakan
berbagai jenis pekerjaan secara bersamaan dan
menyelesaikan dengan cepat, dapat berpikir lebih global
dari generasi sebelumnya, dapat dengan mudah
mengakses berbagai informasi untuk menyelesaikan
permasalahan.
Memperoleh anugerah yang belum sempat dirasakan
oleh generasi pendahulunya, generasi milenial hidup dan
besar dengan kecukupan teknologi. Generasi milenial
dapat menjalankan aktivitas mereka dengan bantuan
teknologi, baik dalam proses aktivitas produktif aupun
kontraproduktif. Teknologi dapat dianalogikan sebagai
pedang bermata dua, dimana teknologi dapat
memberikan dampak baik berupa pengembangan,
pengoptimalan bakat maupun kreativitas. Teknologi juga
dapat memiliki dampak buruk yang dapat
menghancurkan jika disalah gunakan (McGuire &
Dowling, 2013). Menjadi tantangan yang cukup berat
bagi orangtua generasi milenial untuk menjaga anak
mereka dari dampak negatif teknologi. Akan tetapi,
peluang pengembangan positif secara optimal ini akan
dapat direalisasikan dengan baik apabila ada dukungan
dari berbagai pihak bersama dengan orang tua.
Sehingga, adanya smart city sebagai wadah lingkungan
generasi milenial memiliki peran kunci untuk menfasilitasi
kegiatan generasi milenial. Generasi milenial juga
menjadi generasi yang akan mampu menggerakan roda-
498 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
generasi ini adalah generasi ini dapat dengan sukses
mengintegrasi kan online sharing economy kedalam
kehidupan mereka.
Jika kita melihat benang merah meledaknya
penggunaan konsep bisnis sharing economy dengan
aplikasi, konteks keberhasilan online sharing economy
pasti tidak luput dari peran generasi milenial. Sharing
economy sendiri sebenarnya bukan konsep yang baru
dan sudah ada pada generasi pendahulunya, hal ini
dapat dilihat dengan adanya jasa ojek secara offline,
sewa kamar rumah untuk kebutuhan penginapan
sementara, peminjaman dan penyewaan barang pribadi
atau apapun kegiatan yang memiliki esensi sebagai
paradigma ekonomi berbagi (collaborative economy).
Online sharing economy menjadi merebak karena
kecocokan antara model dan proses bisnis sekaligus
dengan memadai nya infrastruktur teknologi yang
disediakan dengan kepribadian yang dimiliki oleh
segmentasi milenial. Sebagai contoh, generasi milenial
yang memilih kepraktisan dan sesuatu yang tidak ribet
terkait transportasi akan memilih menggunakan jasa
perusahaan “G1” atau “G2”. Perusahaan “G1” dan “G2”
(bukan nama sebenarnya) sendiri merupakan perusahaan
yang menfasilitasi platform online sharing economy,
dimana partner sebagai pihak ke-3 yang memiliki mobil
atau motor pribadi dapat bertemu dengan konsumen
yang ingin menggunakan jasa taksi online melalui
aplikasi berbasis online. Value proposition dan
500 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
sosial untuk pelayanan publik ini masih bersifat
independen. Sehingga, pentingnya integrasi data dari
berbagai sosial media pelayanan publik dapat
memberikan informasi yang sangat mendalam bagi
pemerintah dan itu semua sangat mungkin terwujud
dengan adanya smart city. Untuk itu, memasukan
komponen media sosial menjadi aspek yang penting
dalam model bisnis seperti yang terlihat pada Gambar 2.
Daftar Pustaka
Ali, H., & Purwandi, L. (2016). Indonesia 2020: The Urban Middle Class
Millenials. Alvara Research Center.
Badan Pusat Statistik.(2013). Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.
Jakarta.
Berkup, S. B. (2014). Working with generations X and Y in generation Z
period: Management of different generations in business life.
Mediterranean Journal of Social Sciences, 5(19), 218.
Cabral, J. (2008). Is generation Y addicted to social media. Future of
children, 18, 125.
502 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
McCrindle, M., & Wolfinger, E. (2009). The ABC of XYZ: Understanding
the Global Generations. The ABC of XYZ.
McGuire, M., & Dowling, S. (2013). Cyber crime: A review of the
evidence. Summary of key findings and implications. Home Office
Research report, 75.
Omar, F. I., Hassan, N. A., Sallehuddin, I. S., & Abdullah, N. H. (2016).
Gen Y: A study on social media use and outcomes. Journal of
Management & Muamalah, 6(1), 53-64.
Penulis
Satria Fadil Persada, S.Kom., MBA, Ph.D.
adalah dosen di Departemen Manajemen Bisnis.
Lulus di tahun 2016 dengan gelar Ph.D, penulis
memiliki motivasi dan semangat untuk terus
mengembangkan area keilmuan disertasinya
yang berbicara tentang perilaku manusia baik
dalam aspek konsumen maupun organisasi.
Penulis aktif menjalankan kegiatan tiga dharma
berupa pendidikan, pengajaran dan pengabdian masyarakat. Untuk
aspek pendidikan, saat ini penulis aktif sebagai dosen tetap di
Departemen Manajemen Bisnis sejak pertengahan tahun 2018. Penulis
memiliki serangkaian penelitian baik yang bersifat formal (anggota
penelitian unggulan dana lokal ITS) maupun informal (penelitian
independen yang di publikasikan di berbagai jurnal internasional).
Penulis dipercaya membantu menjadi reviewer di beberapa kegiatan
penelitian seperti di seminar nasional (SESINDO), seminar
internasional (ISICO), jurnal nasional (Teknobisnis), jurnal internasional
(IEEE Access), tim klinik jurnal, maupun tim reviewer monitoring dan
evaluasi kemajuan penelitian dana lokal ITS. Penulis juga memiliki
kontribusi keilmuan yang dimanifestasikan kedalam artikel yang
diterbitkan di berbagai seminar nasional, seminar internasional, jurnal
internasional tidak bereputasi, dan jurnal internasional bereputasi.
Penulis memiliki beberapa kegiatan pengabdian masyarakat seperti
dipercaya untuk mengisi berbagai acara sebagai pemateri dan
pendampingan kegiatan abdi masyarakat.
Pendahuluan
“I think, I am falling in love with Jamu” adalah
sepenggal kalimat yang banyak saya dengar, ketika saya
turun dari mimbar speech di Omni hotel – Washington
DC, Amerika Serikat, 2 tahun silam.
Saya didaulat untuk speech pada The Elsevier
Foundation Award for Early-Career Women Scientist –
2016 awarding ceremony, untuk bercerita bagaimana
awal saya tertarik pada Natural Product Chemistry yang
mengantarkan saya menjadi salah satu pemenang
penghargaan kelas dunia tersebut.
Ini bukan hal yang main-main, ketika para undangan
yang hadir sangat tertarik dengan jamu. Komentar diatas
menunjukkan bahwa potensi jamu sebagai warisan
budaya Indonesia sangat besar. Lantas apa yang dapat
kita lakukan? bagaimana supaya jamu menjadi bagian
dari wacana global?
504 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Jamu Lovers
Jamu Lovers atau Pecinta Jamu seharusnya banyak
kita jumpai di masyarakat sekarang. Kenyataannya
berbanding terbalik, hal ini karena jamu pada umumnya
rasanya pahit dan beraroma rempah. Padahal jika kita
mampu meramu, menciptakan suasana yang nyaman
dan membuat jamu sebagai gaya hidup, maka rasa
pahitnya akan menghilang. Layaknya teh hijau yang
pahit, menjadi minuman khas yang disuka orang Jepang
dari anak-anak hingga dewasa. Maka tantangannya
adalah bagaimana menjadikan masyarakat Indonesia
sebagai jamu lovers.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya
akan keanekaragaman sumber hayati. Indonesia sampai
saat ini masih menduduki peringkat kedua sebagai
sumber pemasok tanaman herbal. Di beberapa negara
seperti Cina, India dan Thailand telah mengembangkan
obat tradisional mereka menjadi bagian dari kesehatan.
World Health Organization (WHO) memperkirakan
80% penduduk dunia tergantung pada obat tradisional
untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Tanaman
obat tradisional dapat diketahui secara turun temurun
dari generasi ke generasi berikutnya. Namun, tanaman
tersebut dapat punah jika tidak ada lagi yang
melestarikannya.
506 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
satu gerai kopi ternama. Jika ada banyak warung kopi,
cafe dengan aneka minuman dan jus atau rumah ice
cream dan lainnya yang sedang naik daun, maka jamu
harusnya dapat mengambil hati generasi ini, sebagai
produk utama dalam arena kumpul-kumpul tersebut.
Dobrak opini jamu yang dianggap sebagai minuman
“manusia jaman old” yang berasa pahit dan tidak ada
gunanya. Untuk itu perlu dilakukan strategi yang bijak
untuk menjadikan jamu sebagai pesona baru. Deretan
barista dan chef kita, sudah seharusnya mampu
menciptakan jamu dengan racikan populer. Ramuan
jamu sebaiknya dibuat dari tanaman herbal yang masih
segar sehingga yang meminumnya mendapatkan sensasi
segar tanpa mengurangi khasiat dari jamu tersebut.
Selain warung dan cafe, jamu juga dapat disediakan di
beberapa hotel maupun restoran terkenal di Indonesia.
Beberapa hotel ternama di Indonesia sudah mulai
menyediakan jamu sebagai alternatif minuman. Tamu-
tamu dari luar negeri akan dengan senang hati
meminumnya. Hal ini dapat menambah nilai jamu
sebagai minuman khas Indonesia sekaligus
memperkenalkan jamu kepada tamu atau wisatawan
negara asing yang berkunjung. Namun, jamu dengan
kualitas baik tetap saja tidak mudah didapatkan dan
belum menjadi bagian dari modernisasi gaya hidup
orang Indonesia.
508 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Jamu Lovers
510 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
vitro maupun secara in vivo. Scientist research kimia
sintesis dapat dilakukan dengan mensintesis senyawa
yang aman untuk dikomsumsi dimana sediaan obatnya
merupakan senyawa hasil isolasi dari bahan alam.
Sementara itu, scientist biologi memiliki peran dalam
pemeriksaan morfologi maupun fisiologi dari suatu
tanaman obat sebelum dilakukan isolasi senyawa kimia
yang terkandung di dalam tanaman obat tersebut.
HO OH
HO OH
512 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
biologis sebagai antioksidan, antikanker, larvasida dan
lain-lain. Senyawa ini merupakan hasil isolasi dari
tanaman kencur (Kaempferia galanga).
O CH3
HO
514 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Jamu sangat penting dikenalkan kepada generasi
millenial. Jamu Lovers harus semakin banyak di era
industri 4.0 ini. Dengan demikian, jamu society akan
terbentuk sebagai modernisasi gaya hidup sehat.
Millenial yang mencintai jamu adalah Kekuatan
Indonesia masa depan.
Daftar Pustaka
Du, Guankui, Man Xiao, Siman Yu, Mengyi Wang, Yiqiang Xie, and
Shenggang San, 2018. Phyllanthus urinaria: a potential
phytopharmacological source of natural medicine. International
Journal of Clinical and Experimental Medicine, vo. 11, (7) pp. 6509-
6520.
Elfahmi, Herman J. Woerdenbag, and O. Kayser, 2014. Jamu:
Indonesian traditional herbal medicine towards rational
phytopharmacological use. Journal of Herbal Medicine, vol. 4, pp.
51-73.
Hindayani, Lestari, Syharmiati, Suharti Sakirno, B. Djoerban, K. R.
Soegijono and S. Pranata, 1998. Inventarisasi jamu madura yang
dimanfaatkan untuk pengobatan atau perawatan gangguan
kesehatan berkaitan dengan fungsi reproduksi wanita. Buletin
Sistem Kesehatan, vol. 2, (1).
Jantan, I. F. C. Saputri, M. N. Qaisar, and F. Buang, 2012. Correlation
between Chemical Composition of Curcuma domestica and
Curcuma xanthorrhiza and their antioxidant effect on Human low
density lipoprotein oxidation. Evidence-Based Complementary and
Alter native Medicine, pp. 1-10.
Jovičić, Daria, A. Jozinović, M. Grčević, E. S. Aleksovska, and D. Šubarić,
2017. Nutritional And Health Benefits Of Curcumin. Food in Health
and Disease, scientific-professional journal of nutrition and dietetics,
vol. 6, (1), pp. 22-27.
Krier, Sarah E., 2011. Our roots, our strength: the jamu industry,
women‟s health and islam in contemporary indonesia.
Penulis
Sri Fatmawati, S.Si., M.Sc., Ph.D adalah
Dosen aktif di Departemen Kimia ITS dan
Presiden Organization For Women in Science
in The Developing World (OWSD) -
Indonesia. Penulis menyelesaikan studi
Master of Science (M.Sc) dan Doctor of
Philosophy (Ph.D) di Graduate School of
Bioresources and Bioenvironmental Sciences,
Kyushu University pada 2011. Penulis adalah peneliti di Bidang Kimia
bahan Alam, yang terkait dengan kesehatan, baik dari jamu
Indonesia, jamur, tanaman mangrove, dari bahan laut seperti
spons, coral dan telah dianugerahi beberapa penghargaan yaitu
Anugerah Wira Adhiacarya 2018 oleh ITS, The Elsevier Foundation
516 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Award for Early-Career Women Scientist 2016 di Washington DC USA,
Early Career Chemist Award 2015 di Hawaii USA, The Most Inspiring
Woman 2015 di Surabaya Indonesia, Inspiring female scientist from
Indonesia 2015 oleh Euraxess Links ASEAN E-newsletter March
edition, People of The Year 2013 kategori “Tokoh Muda Indonesia”
oleh Koran Sindo (Seputar Indonesia, MNC Group) dan juga
International L‟Oreal-UNESCO For Women in Science (FWIS) 2013 di
Paris. Puluhan publikasinya telah terbit di jurnal ilmiah nasional
maupun internasional serta memiliki beberapa paten dan buku.
Kontak person: WA +62 852-3099-4949 atau Instagram
srifatmawati_its
518 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
dengan cepat menembusi dunia virtual, sehingga
dampaknya dapat dirasakan orang lain di tempat yang
berjauhan letaknya.
Generasi migran yaitu generasi orang tua mereka,
walau merupakan orang “urban” (yang berpindah migrasi
dari dunia analog ke dunia digital atau dunia virtual)
mengikuti perkembangan perluasan dunia virtual ini.
Orang-orang sudah mencicipi rasanya berbelanja di
dunia virtual belanja daring (online). Pembelian barang
dengan uang digital, pengantaran makanan, pesan
penginapan di hotel, revervasi tiket, semuanya dilakukan
melalui dunia virtual.
Terciptanya sambungan antara dunia nyata dan dunia
virtual ini menimbulkan banyak perubahan, memerlukan
cara berpikir yang berbeda. Apa-apa yang dulu dirasakan
memerlukan waktu yang cukup panjang untuk dilakukan
seperti memesan hotel atau tiket pesawat terbang,
sekarang dapat dilakukan dengan beberapa kali tap layar
gadget saja.
Sambungan antara dunia nyata dan dunia virtual ini
dapat dirasakan dan dialami. Sebagai contoh, saat ini
mahasiswa yang sedang lapar di kos-kosannya dapat
memesan soto ayam melalui Go-Food bermodal uang
virtual Go-Pay. Tak lama kemudian soto ayam favoritnya
sudah dapat dinikmati dan dimakannya. Uang virtual
yang tak ada wujud fisiknya ini dapat menjadi soto ayam
yang nikmat rasanya dan mengenyangkan.
520 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Jembatan yang sudah tercipta antara objek virtual dan
lingkungan nyata memungkinkan peserta didik untuk
memvisualisasikan hubungan spasial yang kompleks dan
konsep abstrak. Fenomena yang terjadi di dunia nyata
dapat direka ulang dengan fleksibilitas yang lebih tinggi,
tingkat bahaya yang lebih rendah, dimainkan berulang-
ulang, interaksi dimungkinkan antara benda virtual dan
benda nyata. Ini boleh jadi berpeluang menjadikan peran
IoT akan semakin signifikan di masa-masa mendatang.
Peran
Pendekatan yang menekankan pelibatan peserta didik
ke “peran” yang berbeda dalam lingkungan AR termasuk
simulasi partisipatif, bermain peran, dan pendekatan
jigsaw. Karena pendekatan ini menekankan interaksi dan
kolaborasi di antara siswa, ketiganya biasanya dikaitkan
dengan mobile-AR, AR multipemain, atau AR berbasis
game. Simulasi partisipatif dapat didefinisikan sebagai
cara yang memungkinkan pemain yang berbeda,
berfungsi sebagai komponen yang berinteraksi dari
sistem dinamis dan akibatnya interaksi di antara siswa
memengaruhi hasil sistem (Klopfer &Squire, 2008, hlm.
225). Contoh ilustrasi simulasi partisipatif dapat
522 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
ditemukan dalam permainan Virus yaitu siswa
memainkan virus proses penularan penyakit menular
(Klopfer, Yoon, & Rivas, 2004). Siswa saling
“memancarkan” informasi melalui perangkat genggam
mereka untuk mensimulasikan proses saling menginfeksi
satu sama lain.
Di beberapa lingkungan AR, siswa memiliki peran
yang berbeda untuk dimainkan secara berurutan untuk
mengembangkan pemahaman mendalam tentang suatu
topik. Misalnya, dalam Squire dan Klopfer (2007), siswa
ditugaskan sebagai penyelidik lingkungan, ilmuwan, dan
aktivis lingkungan untuk memahami sifat sosial alamiah
penyelidikan ilmiah. Dengan demikian, siswa tidak hanya
mengambil bagian dalam sistem simulasi tetapi juga
mengadopsi cara berpikir yang berbeda atau memiliki
akses ke informasi yang relevan dengan peran mereka
sambil memainkan peran yang berbeda. Selanjutnya,
pendekatan jigsaw berfokus pada kolaborasi antar peran
yang berbeda sehingga siswa bisa menyelesaikan tugas
melalui permainan peran. Dalam desain semacam ini,
siswa yang memainkan peran berbeda diberi informasi
unik. Ini bersandar banyak pada kolaborasi atau jigsaw di
antara berbagai peran tim untuk menyelesaikan masalah
bersama (Dunleavy et al., 2009).
Lokasi
Pembelajaran berbasis tempat atau berbasis lokasi
menekankan interaksi peserta didik dengan lingkungan
524 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Tugas
Kategori ketiga berpusat pada desain tugas belajar di
lingkungan AR. Pendekatan yang dapat diidentifikasi
dalam kategori ini adalah: pembelajaran berbasis game,
berbasis masalah, dan berbasis studio. Karena sifat tugas
yang beragam, pelaksanaan pendekatan ini tidak selalu
bergantung pada sub-set spesifik dari teknologi AR. Di
antara pendekatannya, pembelajaran berbasis permainan
adalah salah satu yang paling populer untuk AR. Game
AR dapat didefinisikan sebagai “game yang dimainkan di
dunia nyata dengan dukungan perangkat digital yang
membuat lapisan fiksi aktif di atas konteks dunia nyata
”(Squire & Jan, 2007, hlm. 6). Fitur pembelajaran berbasis
game meliputi peran, kegiatan yang berpusat pada
tantangan, situs untuk ruang yang diperebutkan, dan
sumber daya serta alat otentik yang tertanam dalam
sistem (Squire & Jan, 2007).
Meskipun fitur peran penghuni tumpang tindih
dengan pendekatan bermain peran, fitur lain
membedakan pembelajaran berbasis game dari
pendekatan menekankan peran peserta didik. Game,
biasanya termasuk satu atau serangkaian tugas,
merupakan kombinasi kesenangan, tantangan, dan rasa
ingin tahu. Sebuah game menyediakan informasi digital
kepada satu atau lebih pemain, mengambil dan
memproses input dari para pemain, dan mengubah
informasi digital yang diberikan kepada para pemain
berdasarkan input (Kirriemuir & McFarlane, 2003).
526 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Pembelajaran berbasis studio juga menekankan sifat
tugas belajar dan berfokus pada pembelajaran dengan
desain, yang dengannya siswa merancang dan membuat
game augmented reality mereka sendiri (Mathews, 2010).
Pendekatan ini dimulai dengan pekerjaan berbasis
proyek pada masalah-masalah terbuka dan diikuti oleh
perulangan desain dan evaluasi (Kafai, 1995). Gagasan
mendasar untuk pembelajaran berbasis studio adalah
bahwa siswa, sebagai desainer, belajar tentang desain,
konten, dan keterampilan saat mereka menjalani tugas-
tugas dalam proses desain. Misalnya, dalam Mathews
(2010), siswa sekolah menengah dari kelas seni
interdisipliner dan studi sosial menggunakan perangkat
seluler untuk mengidentifikasi dan meneliti masalah
dalam komunitas, dan kemudian merancang game
tentang masalah yang diidentifikasi secara individual dan
kolaboratif. Akhirnya, mereka mendesain permainan AR
berbasis GPS pada perangkat seluler untuk mengajar
siswa lain dan anggota komunitas tentang masalah
tersebut.
Desain lingkungan belajar AR biasanya melibatkan
lebih dari satu pendekatan pengajaran. Misalnya, sebuah
lingkungan belajar AR dapat dirancang dalam konteks
permainan, mengadaptasi pembelajaran berbasis lokasi,
dan juga menggunakan simulasi partisipatif (Rosenbaum
et al., 2007; Squire & Klopfer, 2007). Dengan
menggunakan pendekatan instruksional yang tepat,
lingkungan AR dapat memanfaatkan affordance dari
Efek Pembelajaran
Penelitian telah menunjukkan bahwa sistem dan
lingkungan AR dapat membantu peserta didik
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang
dapat dipelajari di lingkungan belajar lain dengan cara
yang lebih efektif (El Sayed, Zayed, & Sharawy, 2011). El
Sayed et al. (2011) menggunakan sistem AR untuk
menyajikan pelajaran dalam format 3D sehingga
pembelajar bisa melakukannya untuk memanipulasi
berbagai objek pembelajaran dan menangani informasi
dengan cara baru dan interaktif. Lingkungan AR juga
dapat memfasilitasi keterampilan perolehan. Dalam
Klopfer (2008), game seluler AR memungkinkan peserta
didik untuk mengatur, mencari, dan mengevaluasi data
dan informasi; oleh karena itu, peserta didik meraih
keterampilan dalam menavigasi data primer dan
sekunder yang dapat dikembangkan melalui game-game
ini.
Serangkaian keterampilan baru yang penting dan
esensial dalam ekonomi berbasis informasi juga dapat
dipromosikan di lingkungan pembelajaran AR (Mathews,
2010; Rosenbaum et al., 2007). Misalnya, Rosenbaum et
al. (2007) menunjukkan bahwa rasa keaslian yang
ditawarkan oleh lingkungan belajar AR mempromosikan
528 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
pemahaman peserta didik tentang model dinamis dan
hubungan sebab akibat yang kompleks. Selanjutnya,
lingkungan AR bisa meningkatkan motivasi dan minat
siswa, yang pada gilirannya dapat membantu mereka
mengembangkan keterampilan investigasi yang lebih
baik dan mendapatkan lebih akurat pengetahuan
tentang topik (Sotiriou & Bogner, 2008). Secara khusus,
kemampuan spasial siswa dapat ditingkatkan setelah
menggunakan aplikasi AR kolaboratif dan imersif
(Kaufmann & Schmalstieg, 2003; Kaufmann et al., 2005;
Martin-Gutierrez et al., 2010). Berbagai sekenario guru
interaksi siswa juga dapat didukung oleh sistem AR,
sehingga memaksimalkan transfer pembelajaran (Dede,
2009; Kaufmann & Schmalstieg, 2003). Satu set
keterampilan baru yang mungkin bisa dipromosikan di
AR adalah keterampilan psikomotor-kognitif karena AR
bisa memanfaatkan isyarat visual serta isyarat haptic
untuk meningkatkan pengalaman pengguna (Feng et al.,
2008). Kotranza et al. (2009) menunjukkan sistem AR
dalam kedokteran klinis yang menanamkan sensor
sentuh di lingkungan fisik, mengumpulkan data sensor
untuk mengukur kinerja peserta didik, dan kemudian
mengubah data kinerja menjadi umpan balik visual.
Dengan menggunakan sistem AR ini, peserta didik dapat
menerima tanggapan in-situ real-time, yang dapat
membantu meningkatkan kinerja mereka dan
meningkatkan keterampilan psikomotorik mereka dalam
tugas kognitif.
530 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
dan Jan (2007) memberikan siswa kesempatan untuk
mengalami bagaimana para ilmuwan berpikir dan
melakukan, dan untuk menerapkan pemahaman ilmiah
mereka untuk menyelesaikan masalah saat ini terjadi di
komunitas lokal mereka. Squire dan Klopfer (2007) juga
menyarankan bahwa game AR dapat mengaktifkan
pengetahuan sebelumnya peserta didik, yang terhubung
ke pengetahuan ke dunia fisik, dan melibatkan siswa
dalam konten dan praktik akademik.
Meskipun menggunakan AR untuk mengajar dan
belajar tampak menjanjikan, beberapa penelitian
menunjukkan efek negatif pada pembelajaran seperti
rendahnya keterlibatan (Kerawalla et al., 2006). Kerawalla
et al. menemukan bahwa sementara guru mengakui
manfaat menggunakan sistem AR di ruang kelas, mereka
ingin memiliki kontrol lebih besar atas konten dalam
sistem sehingga mereka dapat menyesuaikan kebutuhan
siswa mereka. Ini menunjukkan bahwa, seperti banyak
inovasi yang muncul, AR memberikan kemungkinan baru
serta tantangan.
Isu Teknologi
Satu jenis teknologi AR meliputi layar yang dipasang
di kepala (Head Mounted Display) dan/atau ransel
tambahan dengan peralatan komputer. Desain yang
rumit dan mahal dapat menyebabkan masalah seperti
ketidaknyamanan dan persepsi kedalaman yang buruk
(Kerawalla et al., 2006). Untuk menghindari masalah ini,
532 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Masalah lain adalah mengenai trade-off dalam desain
teknologi antara ketergantungan lokasi dan
independensi (Klopfer & Sheldon, 2010). Sementara
teknologi khusus lokasi mengontekstualisasikan
pembelajaran siswa, memberikan koneksi ke lokasi
tertentu, dan membantu siswa memberi makna baru
untuk lokasi yang mereka kenal, desain independen
lokasi memiliki keunggulan dalam portabilitas dan
fleksibilitas dan dapat menghemat biaya transportasi.
Untuk menyeimbangkan dua pendekatan, pendidik dan
desainer mungkin mempertimbangkan desain yang tidak
hanya menghubungkan ke lokasi dunia nyata tetapi juga
mencakup fitur-fitur penting yang dapat umum temukan
di lokasi lain (Klopfer & Sheldon, 2010). TimeLab 2100
adalah contoh yang mengintegrasikan portabilitas
dengan spesifisitas lokasi dan menyediakan lokasi dunia
nyata yang umum (mis., sekolah dan halte) sehingga
siswa dapat menemukan pengganti lokal untuk
kebutuhan belajar mereka.
Isu Pedagogi
Ada juga masalah pedagogis yang perlu
dipertimbangkan ketika sistem AR diterapkan di ruang
kelas. Pertama, seperti banyak inovasi pendidikan di
masa lalu, penggunaan AR di ruang kelas dapat
menghadapi kendala dari sekolah dan resistensi di
kalangan guru. Kegiatan pembelajaran yang terkait
dengan AR biasanya melibatkan pendekatan inovatif
seperti simulasi partisipatif dan pedagogi berbasis studio.
534 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Masalah pedagogis lainnya adalah mengenai tidak
fleksibelnya konten dalam sistem AR (Kerawalla et al.,
2006). Dalam beberapa sistem AR, konten dan urutan
pengajaran diperbaiki; guru tidak dapat membuat
perubahan untuk mengakomodasi kebutuhan siswa atau
untuk mencapai tujuan pengajaran. Masalah ini dapat
diatasi dengan menggunakan alat penulisan (authoring)
(Bergig, Hagbi, El-Sana, & Billinghurst, 2009), yang
memungkinkan guru dan siswa untuk merevisi dan
membuat kegiatan dan aplikasi AR (Klopfer & Squire,
2008).
Isu Pembelajaran
Ada juga tantangan yang terkait dengan peserta didik
dan proses pembelajaran mereka. Dalam lingkungan
belajar AR, siswa dapat secara kognitif kelebihan beban
oleh banyaknya informasi yang mereka temui, berbagai
perangkat teknologi yang harus mereka gunakan, dan
tugas rumit yang harus mereka selesaikan. Artinya, siswa
perlu melakukan banyak tugas di lingkungan AR.
Dunleavy et al. (2009) melaporkan bahwa siswa sering
merasa kewalahan dan bingung ketika mereka terlibat
dalam simulasi AR multi-pengguna karena mereka harus
berurusan dengan teknologi asing serta tugas-tugas
kompleks.
Selain itu, tugas-tugas di lingkungan AR mungkin
mengharuskan siswa untuk menerapkan dan mensintesis
beberapa keterampilan kompleks dalam navigasi ruang
Penulis
Ir. Purwanita Setijanti MSc., PhD saat ini
menjabat sebagai Dekan Fakultas Arsitektur, Desain
dan Perancangan, ITS Surabaya. Beliau menyelesaikan
studi doktoral di University of Melbourne, Australia
dengan disertasi berjudul „Low-income inner city
settlement processes: a Surabaya study‟. Saat ini aktif
meneliti dalam bidang Perumahan dan Permukiman,
536 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
khususnya yang berkaitan dengan kampung tengah kota dan proses
pembangunan.
Tanti Satriana Rosary Nasution ST., MT. adalah dosen
Departemen Arsitektur, ITS
Pendahuluan
Smart city (kota cerdas) adalah sebutan untuk sebuah
kota yang inovatif yang menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi dan cara lain untuk
meningkatkan kualitas hidup, efisiensi layanan dan
operasi perkotaan, kompetitif, yang memenuhi
kebutuhan masyarakat akan aspek ekonomi, sosial,
lingkungan dan budaya (UNECE, 2015). Saat ini,
pengembangan dan implementasi kota cerdas telah
menarik perhatian banyak peneliti dan praktisi. Semakin
hari, upaya untuk mewujudkan sebuah kota menjadi kota
cerdas semakin terstruktur dan terencana dengan baik.
Berbagai program dijalankan dan dievaluasi berdasarkan
indikator-indikator yang jelas. Menurut Cohen terdapat 7
dimensi pendukung terwujudnya kota cerdas, yaitu smart
governance, smart environment, smart mobility, smart
government, smart economy, smart people, dan smart
living (Cohen, 2014). Salah satu aspek yang berpengaruh
dalam smart people adalah smart education dengan salah
satu indicator kemudahan dan ketersediaan dalam
538 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
mengakses sarana dan prasarana pendidikan yang
berkualitas.
Di Indonesia upaya menuju kota cerdas terus
dilakukan. Kementerian Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia mencanangkan gerakan Langkah
Menuju “100 Smart City” (Kominfo, 2018). Jumlah siswa
usia sekolah di Indonesia sangat banyak. Menurut data
statistik di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
pada tahun ajaran 2016/2017 terdapat 147.503 siswa
sekolah dasar, 37.763 siswa sekolah menengah pertama,
dan 13.144 siswa sekolah menengah atas (Kemdikbud,
2017). Salah satu aspek yang diupayakan untuk menuju
smart society / smart people adalah penyediaan sarana
dan prasarana pembelajaran yang efektif berbasis
teknologi informasi guna mendukung smart education.
Makalah ini membahas usulan penulis tentang smart
home-based learning, sebuah sarana pembelajaran
mandiri berbasis teknologi informasi dan komunikasi
yang mendukung proses pembelajaran dan evaluasi hasil
belajar secara mandiri.
Home-based Learning
Gambar 1 menggambarkan rancangan arsitektur
sistem smart home-based learning yang diusulkan. Sistem
dirancang berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi
yang digunakan di Indonesia. Sistem terdiri dari dua sub
sistem, yaitu sub sistem pembelajaran dan sub sistem
evaluasi pembelajaran. Siswa dapat belajar mandiri
dengan mengakses sub sistem pembelajaran.
540 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
ke sub sistem evaluasi pembelajaran untuk memastikan
pencapaian kompetensi yang dipelajari.
Sub sistem evaluasi pembelajaran terdiri dari empat
modul, yaitu modul pakar, modul evaluasi, modul
administrasi, dan modul model siswa (Yuhana et al.,
2019). Modul pakar berisi hirarki kompetensi yang terkait
dengan soal dan soal evaluasi yang telah diklasifikasi
berdasarkan kompetensi yang terkait. Soal disimpan
dalam bank soal. Ketika siswa melakukan proses evaluasi,
modul evaluasi akan mengidentifikasi kemampuan awal
siswa terlebih dahulu(Yuhana, Mangowal, Rochimah,
Yuniarno, & Purnomo, 2017; Yuhana, Yuniarno, Nugroho,
Rochimah, & Purnomo, 2017). Hasil identifikasi
digunakan sebagai bahan untuk pemilihan soal evaluasi.
Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh sistem
melalui modul administrasi. Jawaban dikelola oleh sistem
dan digunakan untuk menganalisis pencapaian
kompetensi dan performa siswa dalam modul model
siswa. Berdasarkan hasil analisis, sistem akan
mendefinisikan profil siswa yang berisi hasil evaluasi dan
capaian kompetensi.
Sistem smart home-based learning ini diharapkan
dapat digunakan untuk membantu siswa belajar dan
melakukan evaluasi secara mandiri. Sistem secara adaptif
dapat menyesuaikan konten pembelajaran dan soal
evaluasi sesuai kompetensi dan tingkatan siswa.
542 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
6. Instalasi dan implementasi sistem. Sistem dapat
dipasang di sekolah maupun di rumah untuk
membantu siswa belajar di luar jam sekolah.
7. Sosialisasi pemanfaatan sistem dan pengelolaan
sistem. Kegiatan sosialisasi melibatkan pemerintah
daerah, guru, dan siswa. Kegiatan pengelolaan
sistem dapat ditangani oleh bagian TIK yang
ditunjuk oleh pemerintah daerah.
Kesimpulan
Makalah ini membahas smart home-based learning
yang dirancang untuk membantu siswa belajar dan
mengevaluasi hasil belajar secara mandiri.
Pengembangan dan implementasi sistem memerlukan
banyak pihak antara lain pemerintah daerah, guru, siswa,
dan praktisi TIK. Tersedianya salah satu sarana belajar
mandiri akan mendukung terwujudnya smart people /
smart education di sebuah kota atau daerah.
Daftar Pustaka
Cohen, B. (2014). The Smartest Cities In The World 2015:
Methodology. Retrieved January 4, 2019, from
https://www.fastcompany.com/3038818/the-smartest-cities-in-
the-world-2015-methodology
Kemdikbud. (2017). Education Data Overview 2016/2017 - Ikhtisar
Data Pendidikan Tahun 2016/2017. Retrieved March 8, 2018, from
http://publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_FC1DCA36-
A9D8-4688-8E5F-0FB5ED1DE869_.pdf
Kominfo. (2018). Langkah Menuju “100 Smart City.” Retrieved January
4, 2019, from https://kominfo.go.id/content/detail/11656/langkah-
Penulis
Umi Laili Yuhana, S.Kom, M.Sc. adalah
dosen di Departemen Informatika, Fakultas
Teknologi Informasi dan Komunikasi, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
sejak tahun 2004. Selain aktif sebagai dosen dan
peneliti beliau juga aktif sebagai konsultan
pengembangan TIK dan penyusunan Master
Plan TIK Pemerintah Kota / Kabupaten di
Indonesia sejak Tahun 2012. Pengembangan sistem penilaian
kompetensi siswa sekolah dasar yang merupakan bagian dari Smart
education merupakan salah satu fokus penelitian yang sedang
ditekuninya saat ini.
544 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Dr. Eko Mulyanto Yuniarno, S.T., M.T. adalah
dosen di Departemen Teknik Komputer, Fakultas
Teknologi Elektro, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS). Beliau menjadi dosen sejak
tahun 1995. Beliau banyak melakukan penelitian
di bidang komputer dan visi. Selain meneliti di
bidang smart health beliau juga aktif meneliti
pengembangan game di bidang edukasi untuk mendukung smart
education
546 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Permainan digital yang minim interaksi kelak akan
berhadapan dengan peran-peran tidak nyata tersebut.
Indonesia sebagai negara berkembang yang kaya akan
potensi nusantara dengan berbagai adat istiadatnya
memiliki kekuatan untuk menghadapi tantangan-
tantangan jaman.
Salah satu asosiasi papan permainan di Eropa,
tepatnya di Jerman, melansir bahwa papan permainan
dalam beberapa tahun ini mengalami perkembangan
produksi yang pesat, khususnya pada tema-tema
keluarga, anak-anak dan pendidikan. Papan permainan
sendiri menjadi sebuah fenomena, karena menjadi
bagian dari era budaya populer atau pop culture.
Bersama dengan game digital, papan permainan memiliki
skala ekonomi yang sangat menjanjikan. Menurut riset
lembaga statistic Newzoo, pendapatan dari penjualan
game tahun ini di dunia mencapai US$26,4 miliar hingga
US$ 30,3 miliar. Newzoo juga memprediksi bahwa
penjualan game akan mencapai US$ 40.9 miliar.Papan
permainan ini dipercaya membantu menumbuh
kembangkan anak-anak terutama jika dipadu padankan
dengan unsur pendidikan dan kurikulum pembelajaran di
sekolah.
Indonesia lagi-lagi jika tidak mengambil kesempatan
ini, maka akan segera terlewati begitu saja. Munculnya
para kreator papan permainan di Indonesia yang
diwadahi oleh Asosiasi Pegiat Industri Board Game
Indonesia (APIBGI), berusaha menjawab kegelisahan
548 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Papan permainan untuk pendidikan
Dari sebuah penelitian sederhana yang dilakukan oleh
para pelaku pemain dan kreator papan permainan,
menggunakan pengamatan secara berkala, bisa
disimpulkan bahwa Surabaya merupakan salah satu kota
terbaik menuju smart city dengan kekuatan anak-anak
muda yang mulai sadar pentingnya pola-pola kerjasama
secara kreatif. Salah satu tempat berkumpulnya penggiat
papan permainan di Surabaya Timur mengalami
peningkatan kunjungan pada usia anak-anak sekolah
dasar yang cukup drastis, mereka meluangkan waktu
berkelompok, menghabiskan berbagai permainan yang
rata-rata dengan tema fun dan pendidikan. Pola
kesuksesan komunitas ini kemudian diduplikasi menjadi
beberapa tempat lainnya di Surabaya, tercatat saat ini
ada 4 lokasi tempat bermain papan permainan dengan
animo pengunjung yang tidak pernah sepi.
Asumsi di atas merupakan gejala-gejala positif bahwa
industri papan permainan tidak bisa diremehkan,
terutama papan permainan dengan tema pendidikan.
Pengalaman-pun memberikan kesimpulan bahwa
dengan bermain papan permainan bisa mengurangi
ketergantungan dari gawai, setidaknya mengurangi
penggunaannya, bahkan menambah waktu yang
berkualitas antar pemain. Untuk permainan bertema
pendidikan, ada beberapa jenis gameplay atau mekanik
yang memudahkan pemain memahami suatu tema
pembelajaran dengan cepat. Selain itu, pemain juga
550 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Papan permainan tema Potensi Nusantara
Pesatnya arus industri 4.0 saat ini banyak
mempengaruhi berbagai lini industri serta kebiasaan
manusia, terutama pasar remaja maupun anak-anak.
Positifnya segala sesuatu informasi menjadi lebih serba
cepat, sebaliknya membuat manusia menjadi
ketergantungan dan informasi tadi sangat beragam
bervariasi sehingga sesekali kemampuan menerima
informasi tersebut tidak lengkap, tertumpuk, bahkan
menguap begitu saja tanpa menimbulkan kesan yang
berharga. Itulah mengapa papan permainan menjadi
salah satu alternatif sebagai media yang relatif baru
untuk mengatasi „kecanduan‟ dan „ketergantungan‟
teknologi via gawai, dalam hal ini khususnya anak-anak
dan umumnya untuk usia remaja atau dewasa.
Indonesia memiliki ribuan potensi nusantara dengan
segala budayanya yang seharusnya wajib kita ketahui.
Mengapa wajib? Sederhana saja, dengan mengenal
potensi-potensi tersebut kita akan jauh lebih mencintai
dan menghargai Negara Kesatuan Republik Indonesia
tercinta ini. Pengenalan potensi nusantara tersebut
kebanyakan sudah dikenalkan di tingkat sekolah dengan
metode-metode kurikulum sesuai dengan jenjangnya.
Selebihnya, informasi mengenai potensi nusantara bisa
didapatkan secara mandiri di luar akademik. Metode-
metode pengenalan tersebut didominasi dengan cara
menghafal atau praktek pada pelajaran di kelas atau
pelajaran ketrampilan di sekolah. Sudah menjadi rahasia
552 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
wajib hukumnya ada unsur interaksi antar pemain. Tipe
mekanik disesuaikan dengan usia dan kedalaman
permainan, mulai dari yang rumit hingga yang
sederhana. Unsur yang paling penting dalam desain
permainan adalah kombinasi antara tema dan mekanik
yang sesuai. Tema potensi Nusantara akan menggunakan
mekanik yang “family friendly”, mudah dimainkan oleh
siapa saja dan memiliki target umur yang luas.
Dengan begitu, pengenalan Potensi Nusantara melalui
media papan permainan bisa fleksibel menyasar beragam
usia dan kebutuhan. Beberapa contoh mekanik
sederhana adalah; mengurutkan suatu urutan kejadian
atau peristiwa, beradu kecepatan menebak satu
peninggalan atau potensi daerah, atau memecahkan
persoalan dengan menggunakan petunjuk berupa narasi
dan visual. Mekanik-mekanik tersebut bisa berdiri sendiri
atau digabungkan. Ke depan, papan permainan juga
berpotensi melibatkan teknologi digital yang dapat
menambah pengalaman bermain. Salah satunya adalah
teknologi augmented reality atau virtual reality, yang
pengaplikasiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan
mekanik permainan itu sendiri.
Smart City sebagai visi misi mulia pada setiap
perkotaan, tidak hanya mempersiapkan infrastruktur
sarana dan prasarananya, namun sumber daya manusia
unggulan terutama generasi penerus perlu digarap
sesuai dengan kebutuhan dimasa mendatang. Papan
permainan sebagai media bermain ini dapat menjadi
Penulis
Rabendra Yudistira Alamin, ST. M.Ds.
Desainer penghobi kuliner ini adalah alumnus
Magister Desain Program Pasca sarjana Institut
Teknologi Bandung (ITB), yang secara
kebetulan lulus dengan predikat cumlaude
tahun 2011. Dikenal hobi menggambar dan
membaca sejak kecil, ia mencicipi pendidikan
sarjana di program studi Desain Komunikasi
Visual - Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS). Lulus dengan IPK terbaik tahun 2006,
penggila film dan game ini hijrah ke industri media dan advertising.
Memfokuskan kenakalan tangannya pada karya-karya berbasis
ilustrasi, project yang ia tangani kebanyakan berupa branding, graphic
fashion, game dan animasi. Beberapa coretannya juga menghiasi
beberapa majalah dan tabloid skala nasional. Penyabet peringkat atas
berbagai kejuaraan komik nasional, disela kesibukannya mengajar dan
sebagai sekertaris departemen Desain Komunikasi Visual ITS, kadang
masih menyempatkan diri untuk „berkarya seni‟ dan mengikuti
pameran bersama para seniman lokal.
554 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Nugrahardi Ramadhani, S.Sn. MT. Ayah
berusia 38 beristri satu dan beranak 3 tahun
kelahiran Malang ini mempunyai panggilan
Dhani Soenyoto, lengkapnya Nugrahardi
Ramadhani. Memiliki hobi kuliner dan
menggambar, pernah bergabung sebagai
punggawa bidang seni di Televisi Transformasi
Indonesia dan salah satu televisi lokal di
Surabaya. Terdaftar mengikuti pameran-
pameran seni baik di tingkat nasional maupun
regional. Riwayat Pendidikan sarjana seni diambil di Fakultas Seni
Rupa dan Desain ITB, Bandung. Tahun 2010, menyelesaikan jenjang
Magister Teknik di Teknologi Permainan, Teknik Elektro, ITS, Surabaya.
Hingga saat ini menjadi pengajar tetap dan Kepala Laboratorium
Digital Creative Media, Program Studi Desain Komunikasi Visual, ITS.
Bidang yang diampu antara lain Gambar Bentuk, Dasar Desain,
Ilustrasi, Animasi dan Cinematography.
Pendahuluan
Perilaku Manusia di Dalam Interior suatu Bangunan
Perilaku manusia di dalam bangunan ataupun
lingkungannya adalah sangat menarik untuk diteliti
dengan lebih mendalam. Hal ini adalah disebabkan
faktor-faktor pembentuk perilaku sangatlah kompleks
dan beragam. Namun demikian, pola dalam beraktivitas
dalam perilaku manusia secara indivdual maupun
kelompok akan dapat dikenali polanya. Dengan
memperhatikan kebutuhan dan tujuan pengguna suatu
lingkungan, maka akan dapat diperkirakan sejumlah
kecenderungan awal aktivitas yang terjadi. Dengan kajian
lebih mendalam lagi, maka aktivitas tambahan yang
kemungkinan terjadi akan dapat diteliti.
Gaya hidup manusia berubah sejalan dengan
perubahan waktu dan kehidupannya. Pergeseran
kebutuhan dan keadaan menyebabkan perilakupun
berubah. Kemajuan teknologi dan peralatan yang
digunakan manusia juga berakibat pada berubahnya
aktivitas manusia. Generasi muda saat ini sudah sangat
lekat dengan peralatan informasi dan teknologi mutakhir.
556 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Pemanfaatan internet pada semua sisi kehidupan juga
dapat disaksikan saat ini.
Perubahan perilaku dan gaya hidup di atas juga terjadi
pada aktivitas manusia di dalam bangunannya. Bangunan
dengan fungsi tertentu akan memerlukan pemrograman
ruang dan aktivitas yang tepat sesuai kebutuhan
mutakhir penggunanya. Kemajuan teknologi dan
informasi menjadi sangat penting untuk dimanfaatkan
dalam pemrograman ruang dan aktivitas manusia di
dalam bangunannya. Ini adalah tantangan masa kini yang
sedang banyak diteliti dan dikembangkan oleh para
ilmuwan.
Permasalahan
Permasalahan yang sangat penting dalam kaitan
dengan analisa pergerakan dan kepadatan pengguna
suatu ruangan adalah pada keamanan dan kenyamanan
manusia dalam beraktivitas di dalam lingkungannya.
Keamanan dan kenyamanan ini memiliki beberapa
dimensi dalam perwujudannya, yakni pencegahan dan
tindakan penyelamatan. Pernyataan ini adalah selaras
dengan pendapat Wardhana (2017) tentang
minimalisasi risiko bencana di dalam bangunan
karena kepadatan manusia di dalamnya. Dimensi
pencegahan dimaksudkan dengan memberikan perkiraan
kemampuan daya dukung lingkungan dari waktu ke
waktu. Dimensi tindakan penyelamatan dimaksudkan
dengan memberikan respon-respon tindakan
penyelamatan yang dapat dilakukan oleh peralatan
otomasi bangunannya. Agenda penting dalam
penyelamatan musibah di dalam bangunan ini juga
dinyatakan oeh U.S. Department of Housing and Urban
Development tahun 2017.
Pada pembahasan permasalahan tingkat integrasi
peralatannya, maka fokus pembahasannya adalah pada
teknis pembangunan peralatan Environmental
Socialization Value Analysis yang selanjutnya akan
disingkat ESVA dan otomasi bangunannya. ESVA
adalah teknik analisa kepadatan dan pergerakan
558 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
manusia pada bangunan (lingkungannya)
sebagaimana telah dibahas oleh Wardhana (2016).
Permasalahan yang kemudian dikembangkan pada ide
penggabungan ESVA pada perangkat otomasi bangunan
ini adalah tahapan teknis keterhubungannya. Dengan
demikian, rangkaian yang dibahas di sini adalah
keterhubungan dari dua bagian utama yakni antara
perangkat ESVA dan perangkat otomasi bangunannya.
Pembahasan
Environmental Socialization Value Analysis (ESVA)
dan Kemampuannya dalam Memprediksi Keadaan
Perilaku Bersama Manusia di Dalam Interior
Bangunan
Kemampuan dalam memperkirakan kemampuan daya
dukung suatu lingkungan terhadap penggunaannya
sudah dimengerti menjadi hal yang sangat penting untuk
dilaksanakan. Hal ini berkaitan dengan aspek
keselamatan, keamanan dan kenyamanan manusia dalam
upaya pencegahan serta penanganannya saat terjadi
keadaan yang tidak menguntungkan di suatu
lingkungannya. Dengan mendalami perilaku manusia
ketika berinteraksi dan menggunakan lingkungannya,
maka didapatkan pola perulangan aktivitas dan cara
analisanya. Teknik analisa ini yang dalam uraian di atas di
sebut dengan ESVA. Temuan ini selanjutnya akan
dikembangkan kemampuannya hingga lebih akurat
dalam kemampuan prediksinya.
560 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
tertentu) berdasarkan indikator seperti jumlah pengguna,
waktu penggunaan, lama penggunaan, luas ruang
(tempat), tingakatan dan hubungan antar ruang (tempat)
serta jenis aktivitas yang berlangsung. Hasil perhitungan
rata-rata penggunaan ruang ini akan mampu
memberikan gambaran tentang daya tampung maksimal
suatu ruangan, waktu-waktu maksimal saat penggunaan
ruang dan pilihan ruang yang mampu menampung
kepadatan penggunaan suatu ruangan apabila telah
maksimal dipergunakan.
Manfaat dalam mengetahui daya tampung satu
lingkungan serta keadaannya dari teknik analisa ESVA ini
selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan penting dalam menjaga keamanan dan
kenyamanan aktivitas manusia di suatu ruangan. ESVA
yang memiliki teknik menghitung rata-rata pengguna
suatu ruangan ini juga memiliki keunggulan dari sisi
ketepatan penggunanya. Hal ini adalah dikarenakan
setiap pengguna suatu ruangan akan dihitung jumlahnya
pada setiap jamnya.
562 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar 1. Kontrol otomasi pada peralatan manusia di dalam
bangunan (Mahendra Wardhana, 2018)
564 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar 2. Hubungan ESVA dengan rangkaian perangkat
otomasi bangunan (Mahendra Wardhana, 2018)
KESIMPULAN
Berbagai kebutuhan fisik dan psikologis manusia
selama beraktivitas harus dipenuhi guna mendapatkan
kualitas aktivitas yang terbaik dari pengguna suatu
566 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
tempat (bangunan). Faktor lain yang juga sangat penting
adalah perilaku manusia pada saat melaksanakan
aktivitasnya juga harus dipenuhi untuk memperoleh
kenyamanan saat beraktivitas tersebut. Kenyamanan ini
dapat dipenuhi dengan memperhatikan faktor kebutuhan
panca indera selama beraktivitas. Hal mendasar lainnya
yang harus dipenuhi dalam meraih kenyamanan serta
keamanan manusia dalam beraktivitas adalah
terhindarnya pengguna suatu tempat dari kepadatan dan
kesesakan. Jumlah pengguna yang melebihi kapasitas
maksimal suatu ruangan akan menyulitkan pergerakan
tubuh selama beraktivitas di suatu tempat. Pergerakan
manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya juga akan
mengalami gangguan apabila jmlah penggunanya
melebihi kapasitas optimalnya.
ESVA yang terhubungkan dengan sistem otomasi
bangunan akan dapat menjawab kebutuhan akan
kenyamanan dan keamanan pengguna suatu bangunan
(tempat) terhadap ketidak nyamanan dan juga keamanan
selama beraktivitas. ESVA akan memberikan data yang
diolah oleh perangkat otomasi bangunan untuk
menjalankan peralatan tertentu yang menunjang
kenyamanan dan keamanan penggunanya. Kedetailan
analisa dari ESVA akan mempu dimanfaatkan oleh
pernagkat otomasi bangunan untuk memecahkan
berbagai keadaan di dalam bangunan. Ini menjadi nilai
penting akan kehadiran perangkat otomasi bangunan
yang didalamnya diperkuat oleh analisa ESVA.
568 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Bangunannya. Jurnal Desain Interior. Vol. 3, No. 2, Desember 2018,
pISSN 2527-2853, eISSN 2549-2985.
Penulis
Dr. Mahendra Wardhana, S.T., M.T. lahir di
Jombang tanggal 28 April 1972. Menempuh
pendidikan Sekolah Dasar, Menengah dan
Atas di Jombang dan kemudian melanjutkan
pendidikan Sarjana pada bidang Arsitektur di
Universitas Brawijaya serta pendidikan
Magister dan Doktor di Institut Teknologi
Sepuluh Nopember. Sekarang penulis adalah
seorang dosen dan tergabung pada
Laboratorium Perilaku dan Lingkungan Interior
di Departemen Desain Interior Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
572 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, taraf hidup
masyarakat yang rendah, serta ketersediaan sarana dan
prasarana yang tidak sesuai standar teknis [1][2].
Permukiman kumuh seringkali terjadi akibat tingginya
arus urbanisasi yang menjadi magnet bagi masyarakat
untuk bermukim di kota-kota besar [3], akan tetapi pola
urbanisasi ini tidak ditopang oleh keberadaan tanah bagi
permukiman yang terjangkau bagi masyarakat, sehingga
masyarakat dengan terpaksa menetap di tanah ilegal
dengan kondisi yang tidak layak huni [4].
Penanganan permukiman kumuh di Kota Surabaya
telah dilakukan sejak tahun 1968 melalui keberadaan
program peningkatan lingkungan pada wilayah
berpenghasilan rendah di Indonesia atau lebih dikenal
dengan sebutan Kampung Improvement Project (KIP) [5].
Selain itu hingga saat ini telah terdapat banyak program-
program perbaikan permukiman kumuh melalui
pendanaan dari pusat maupun pendanaan dari Kota
Surabaya sendiri.
Pada tahun 2018 ini, Departemen Perencanaan
Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya dalam
kerangka smart city berupaya merumuskan suatu aplikasi
pelaporan kawasan permukiman kumuh berbasis seluler
guna memudahkan stakeholder dalam mendata kawasan
permukiman kumuh di Kota Surabaya. Sistem seluler
sendiri merupakan salah satu teknologi penting dalam
kehidupan saat ini operasi yang dirancang khusus untuk
574 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
kumuh di Kelurahan Keputih sebagai wilayah studi awal
melalui wawancara secara terstruktur yang kemudian
dinilai dengan skala likert [9]. Aspek yang diamati berupa:
1) aspek keberadaan pendataan dan keterlibatan; 2)
aspek proses dan kualitas data; 3) aspek keberlanjutan.
Secara garis besar berdasarkan hasil evaluasi ketiga
aspek diatas diperoleh hasil akhir berupa perlunya
peningkatan kualitas pada hal-hal berikut ini: 1) program
pendataan permukiman potensi kumuh; 2) proses survei
pendataan; 3) peningkatan kualitas sumber daya manusia
yang dilibatkan dalam pendataan; 4) proses rekapitulasi
data. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa diperlukan
suatu sistem pendataan yang terintegrasi dengan suatu
sistem/aplikasi untuk dapat memudahkan proses
pendataan yang dilakukan. Selain itu aplikasi yang
nantinya disusun diperlukan sebagai sistem pendataan
yang terkait khusus dengan permukiman kumuh sesuai
dengan kriteria atau pedoman yang dikeluarkan oleh
Pemertintah.
Berdasarkan kebutuhan tersebut, maka peneliti
menyusun suatu aplikasi android dalam pelaporan
kawasan permukiman kumuh dengan prorotype awal di
Kelurahan Keputih. Aplikasi ini dinamakan Kumuh Meter.
576 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Kriteria ketidakteraturan bangunan dengan indikator
jumlah bangunan yang tidak memiliki keteraturan
Kriteria tingkat kepadatan bangunan dengan indikator
luas kawasan yang tidak memiliki kepadatan sesuai
ketentuan
Kriteria ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis
bangunan dengan indikator jumlah bangunan yang
tidak memiliki persyaratan teknis
Kriteria cakupan pelayanan jalan lingkungan dengan
indikator sebagian lokasi perumahan atau
permukiman tidak terlayani dengan jalan lingkungan
yang sesuai dengan ketentuan teknis
Kriteria kualitas permukaan jalan lingkungan dengan
indikator sebagian atau seluruh jalan lingkungan
terjadi kerusakan permukaan jalan pada lokasi
perumahan atau permukiman
Kriteria ketersediaan akses aman air minum dengan
indikator masyarakat pada lokasi perumahan dan
permukiman tidak dapat mengakses air minum yang
memiliki kualitas tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa
Kriteria tidak terpenuhinya kebutuhan air minum
dengan indikator kebutuhan air minum masyarakat
pada lokasi perumahan atau permukiman tidak
mencapai minimal sebanyak 60 liter/orang/hari
Kriteria ketidakmampuan mengalirkan limpasan air
dengan indikator jaringan drainase lingkungan tidak
mampu mengalirkan limpasan air sehingga
578 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
indikator kloset leher angsa tidak terhubung dengan
tangki septik dan tidak tersedianya sistem pengolahan
limbah setempat dan terpusat
Kriteria prasarana dan sarana persampahan tidak
sesuai dengan persyaratan teknis dengan indikator
jumlah kepala keluarga dengan sarana prasarana
pengolahan sampah yang tidak sesuai persyaratan
teknis
Kriteria sistem pengelolaan persampahan yang tidak
sesuai standar teknis dengan indikator pengelolaan
persampahan pada lingkungan perumahan atau
permukiman tidak memenuhi persyaratan pewadahan,
pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan
sampah
Kriteria tidak terpeliharanya sarana dan prasarana
pengelolaan persampahan dengan indikator tidak
dilakukannya pemeliharaan sarana dan prasarana
pengelolaan persampahan pada lokasi perumahan
atau permukiman, baik pemeliharaan rutin dan/atau
pemeliharaan berkala
Krteria ketidaktersediaan prasarana proteksi
kebakaran dengan indikator tidak tersedianya
prasarana proteksi kebakaran pada lokasi berupa
pasokan air, jalan lingkungan, sarana komunikasi,
bangunan pos kebakaran
Kriteria ketidaktersediaan sarana proteksi kebakaran
dengan indikator tidak tersedianya prasarana proteksi
kebakaran pada lokasi berupa Alat Pemadam Api
580 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar 3. Tampilan-tampilan dalam Aplikasi Kumuh Meter
582 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar 5. Dokumentasi Kegiatan Sosialisasi Aplikasi Kumuh
Meter
Daftar Pustaka
[1] Kuswartojo, T., Rosnarti, D., Effendi, V., Rasiono Eko, K., & Sidi, P.
(2005). Perumahan dan Permukiman di Indonesia, Upaya
membuat perkembangan kehidupan yang berkelanjutan.
Bandung: Penerbit ITB.
[2] What are slums and why do they exist? UN-Habitat, Kenya (April
2007)
[3] Olalekan, B. G. (2014). Urbanization, urban poverty, slum and
sustainable urban development. Dev. Ctry. Stud, 4, 13-19.
[4] Singh, P. O., Dhote, K. K., & Soni, N. (2013). Development of
typologies of slum settlements: the case of a million plus city of
India. The Sustainable City VIII (2 Volume Set): Urban Regeneration
and Sustainability, 179, 1153.
[5] Silas, J., & Ernawati, R. (2013). Liveability of Settlements by People
in the Kampung of Surabaya. In World Building Congress.
[6] ALFarsi, G. M., Jabbar, J., & ALSinani, M. (2018). Implementing a
Mobile Application News Tool for Disseminating Messages and
Events of AlBuraimi University College. International Journal of
Interactive Mobile Technologies (iJIM), 12(7), 129-138.
[7] Koswara, A. Y., Ariastita, P. G., Handayeni, K. D. M. E., & Farikha, N.
(2018, November). Typology of slum settlements in Keputih sub
584 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
district. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science
(Vol. 202, No. 1, p. 012066). IOP Publishing.
[8] Aronoff, S. (1989). Geographic information systems: a
management perspective.
[9] Aulia, B. U., Muklason, A., Santoso, E. B., & Farikha, N. Evaluation
of Slum Potential Settlement Data Collection System toward
Surabaya Smart Government (case study: Keputih Village)
Penulis
Pendahuluan
Dalam beberapa dekade terakhir, isu-isu yang sedang
hangat diperbincangkan oleh berbagai kalangan adalah
segala sesuatu yang terkait dengan pemanasan global
(global warming). Salah satu penyebabnya adalah efek
rumah kaca. Efek rumah kaca merupakan proses
pemanasan dari permukaan suatu benda langit atau
diangkasa yang disebabkan oleh komposisi serta
keadaan atmosfernya. Salah satu akibatnya adalah
meningkatnya suhu permukaan bumi yang akhirnya bisa
mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat
ekstrem. Inilah yang disebut pemanasan global (global
warming). Untuk mengantisipasinya, beberapa perjanjian
telah dibuat antara negara-negara di dunia. Seperti
misalnya Kesepakatan Kyoto (Kyoto Protocol), dan lain
sebagainya.
Di Indonesia, gerakan pengurangan emisi rumah kaca
ditindaklanjuti dengan dibuatnya Undang-Undang
Industri hijau oleh Kementerian Perindustrian Republik
Indonesia dengan berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian adalah
industri yang dalam proses produksinya mengutamakan
586 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya
secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan
pembangunan Industri dengan kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi
masyarakat.
Adapun berdasarkan Pedoman Penilaian
Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau tahun
2013 oleh Kementerian Perindustrian Republik
Indonesia, upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
mencapai industri hijau antara lain:
1. Meningkatkan upaya-upaya pengelolaan internal/
housekeeping
2. Meningkatkan proses pengawasan
3. Melakukan daur ulang bahan/material
4. Melakukan modifikasi pada peralatan yang ada
5. Menerapkan teknologi bersih yaitu semua produk,
jasa, dan proses yang mendayagunakan bahan ramah
lingkungan dan sumber energi terbarukan, mampu
mengurangi penggunaan sumber daya alam secara
drastis, dan mengurangi atau mengeliminasi emisi gas
dan sampah.
6. Melakukan perubahan bahan baku dengan
menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan
7. Melakukan modifikasi produk
8. Pemanfaatan produk samping yaitu produk dengan
nilai total relatif kecil dan dihasilkan secara bersamaan
dengan produk yang nilainya lebih besar atau produk
utama
588 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
berbentuk lembaran tipis yang disusun melalui metode
konfigurasi silang vertikal dengan menggunakan perekat
polychloroprene untuk mengikatnya. Kombinasi bahan
dapat dilihat pada struktur dalam com-board yang
tersusun dari bahan sampah kertas dan permukaannya
tersusun dari sampah daun kering.
Penelitian ini direncanakan akan menjadi sebuah riset
atau kajian yang akomodatif dan akurat untuk
mengoptimalkan potensi konfigurasi silang vertikal
sebagai metode pembentukan struktur dan tampilan
visual com-board dari beragam jenis sampah kota
lembaran sebagai bahan konstruksi bangunan dan
perencanaan interior. Implementasinya mengacu pada
nilai standar perancangan fungsi interior bangunan
secara global dan nilai estetika natural. Beberapa alasan
diatas itulah, peneliti memandang perlunya penelitian ini
dilakukan.
Permasalahan
1. Kemampuan fisik com-board masih belum diuji secara
aplikatif dalam bentuk pemanfaatan sebagai benda
fungsi
2. Perlu diketahuinya nilai kebaruan dan orisinalitas dari
produk com-board
3. Karakter (type) com-board yang dapat diproduksi
terkait kemampuannya fisiknya sebagai bahan
pembuatan benda fungsi
Pembahasan
Hasil pengamatan dan analisis menyatakan bahwa
sampah kota lembaran yang dapat digunakan adalah
yang bersifat easy treatment dan mudah dirangkai serta
mempunyai jumlah terbanyak. Sampah yang sesuai
dengan kriteria tersebut adalah sampah yang berbentuk
lembaran (sheet) non plastik, seperti: sampah kertas dan
daun kering. Konsep bentuk lembaran itu sendiri yang
akhirnya menjadi acuan eksperimen konfigurasi silang
vertikal untuk membentuk struktur panel yang kuat dan
590 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
kaku. Salah satu produknya adalah com-
board(combination board).
Sudah disebutkan di pendahuluan bahwa com-board
merupakan produk aesthetic board yang dihasilkan dari
kombinasi dua bahan, sampah kertas dan daun kering.
Pada penelitian sebelumnya, bahan sampah kertas
menghasilkan produk paper board dan bahan daun
kering kering menghasilkan produk dry leaf board
dengan ketebalan masing-masing 22 mm.
592 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
besar, maka bahan sampah kertas digunakan sebagai
struktur dalam aesthetic board. Sementara terkait dengan
penampilan yang lebih estetis dan orisinil maka bahan
sampah daun kering digunakan sebagai lapisan terluar.
Kombinasi kedua bahan ini menghasilkan com-board ini.
Teknologi – Metodologi
Untuk menyatukan lembaran limbah kota yang tipis
dan lemas menjadi com-board yang rigid dan kokoh,
594 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
maka diciptakanlah satu sistem baru yang dinamakan
konfigurasi silang vertikal. Konfigurasi silang vertikal juga
menghasilkan tekstur permukaan com-board yang unik,
orisinil, dan berkarakter kuat.
Apabila papan konvensional mengandalkan lem Urea
Formaldehyde (UF) yang mengandung resin serta mahal
dan sangat sulit didapatkan, sebagai pembentuk papan,
maka konfigurasi silang vertikal justru menggunakan lem
termoplastis yaitu polychloroprene contact adhesive yang
dapat terurai, murah, serta mudah didapatkan. Dua hal
ini menjadi nilai kebaruan dan orisinalitas dari teknologi-
metodologi penelitian disertasi ini. Perpaduan
konfigurasi silang vertikal dan perekat polychloroprene
menjadi andalan pembentukan komposisi struktur dan
estetik com-board yang layak dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Konfigurasi silang vertikal yang merupakan inovasi
sistem baru untuk menyatukan lembaran limbah kota
menjadi bahan papan untuk fungsi elemen interior.
Konfigurasi ini akan diaplikasikan pada kegiatan
penelitian disertasi ini untuk mengetahui dan
mengembangkan kemampuannya.
596 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar 5. Konfigurasi Fungsi 'U' Model
Kesimpulan
Sampai sejauh ini beberapa asumsi/hipotesis yang
dapat dikemukakan terkait dengan perencanaan dan
aplikasi konfigurasi silang vertikal serta produk com-
board yang dihasilkannya sebagai bahan konstruksi
bangunan dan perancangan interior, antara lain:
1. Konfigurasi silang vertikal sejauh ini mampu
memanfaatkan lembaran sampah kota yang tipis dan
lemas menjadi com-board yang berbentuk lembar
papan bertektur yang kuat, kokoh, dan rigid
2. Kegiatan penelitian disertasi ini berpotensi
memunculkan eksperimen pengembangan konfigurasi
silang vertikal yang sustainable secara terpadu untuk
Daftar Pustaka
Asby, Mike dan Johnson, Kara (2009): Material and Design, Elsevier,
USA, 165-169
Haygreen, J.G dan Bowyer, JL (1993): Hasil Hutan dan Ilmu Kayu
(Suatu Pengantar), Diterjemahkan oleh Sutjipto A. Hadikusumo,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Hawari, Firman (2012): „Studi Faktor Kenyamanan Pada Kursi Santai
Dengan Struktur Dari Material Dry Leaf Board‟, Penelitian PNPB –
ITS, Surabaya, 1 – 11
Hawari, Firman (2017): „Implementasi Prinsip-Prinsip Strukturalisme
untuk Mengidentifikasi Kondisi Aktual Dry Leaf Board sebagai
Material Perancangan Interior, Jurnal Desain Interior – ITS,
Surabaya, 6 – 8
Sindung Haryanto (2010): Teori Strukturalisme. Dalam Anatomi dan
Perkembangan Ilmu Sosial, Bagong Suyanto dan M Khusna Amal
(ed) Aditya Media, Yogyakarta, Indonesia
Sachari, Agus. (1989): „Estetika Terapan‟. Penerbit NOVA. Bandung.
598 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Surdia, Tata (1984): Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramita,
Jakarta. Indonesia, 229 - 235
T. Dick, George (1971): Aesthetic, An Introduction, Pegasus Books, New
York, USA
Wong, Wucius (1989): Beberapa Asas Merancang Trimatra, terjemahan
Adjat Sakri, Penerbit ITB, Bandung, 9 – 17
Penulis
Firman Hawari, S.Sn., M.Ds. adalah
dosen Departemen Desain Interior, ITS
600 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
organik dan inorganik. Saat ini proses pengolahan
sampah atau limbah terus dikembangkan untuk
memperoleh metode yang efektif, murah dan ramah
lingkungan. Proses penguraian sampah dapat dilakukan
secara fisis, kimiawi maupun biologis. Salah satu metode
yang ramah lingkungan dan dapat diterapkan yaitu
dengan metode bioremediasi. Bioremediasi merupakan
salah satu teknik pengolahan limbah yang melibatkan
mikroorganisme dalam menghilangkan, menguraikan
atau menetralkan polutan atau limbah pada daerah yang
terkontaminasi. Teknik pengolahan limbah secara
bioremediasi ini berprinsip pada peningkatan aktifitas
alami yang terjadi pada lingkungan dengan adanya
pemanfaatan mikroorganisme. Teknik ini merupakan
teknik yang lebih ramah lingkungan serta lebih murah
dibandingkan metode yang lain seperti pembakaran
maupun penimbunan limbah atau polutan.
Dalam pengolahan limbah dengan menggunakan
metode bioremediasi, beberapa peneliti mulai
mengembangkan jamur dan bakteri untuk menguraikan
polutan atau limbah. Kemampuan jamur dan bakteri
dalam menguraikan limbah berkaitan dengan
kemampuannya dalam menghasilkan enzim pengurai
yang dibutuhkan selama proses metabolismenya. Dalam
bioremediasi bakteri pada umumnya dapat menunjukan
hasil yang lebih cepat namun tidak bertahan lama dan
tidak tahan pada semua ekosistem. Dengan
menggunakan jamur, proses bioremedisasi dapat
602 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Kemudahan budidaya dan ketahanan jamur tiram
untuk hidup di beberapa kondisi lingkungan membuat
jamur tiram berpotensi besar untuk dimanfaatkan
sebagai agen pendegradasi dalam penguraian tumpukan
limbah yang ada. Beberapa peneliti telah melakukan
penelitan terkait kemampuan jamur tiram dalam
menguraikan beberapa jenis limbah mulai dari limbah
pestisida (Purnomo dkk., 2008, 2010, 2014, 2017), limbah
minyak (Bezalel dkk., 1966; Schutzendubel dkk., 1999),
hingga limbah plastik (Sasek dkk., 2006; Da Luz dkk.,
2013).
604 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
mendegradasi DDT lebih optimal bila dilakukan pada
media PDB. Selanjutnya pada tahun 2011, Purnomo dkk.
kembali mengembangkan penelitianya dan berhasil
memanfaatkan limbah media tanam jamur tiram untuk
mendegradasi DDT pada media tanah dengan tingkat
degradasi mencapai 80% selama 28 hari inkubasi. Secara
umum degradasi DDT oleh jamur pelapuk putih
menghasilkan metabolit yang lebih sederhana dan lebih
non-toksik seperti DDA, DDD, DDMU, dan DDMS.
Dalam penelitian lain, Purnomo dkk. (2013) juga
berhasil membuktikan bahwa jamur tiram mampu
mendegradasi pestisida jenis heptaklor dan heptaklor
epoksida pada media PDB selama 14 hari masa inkubasi.
Pestisida heptaklor dan heptaklor epoksida tersebut
dirubah menjadi bentuk yang kurang berbahaya seperti
klordena dan 1-hidroksi-klordena. Perubahan tersebut
melibatkan reaksi epoksidasi, deklorinasi dan hidrolisis.
Di penelitian lain, Pereira dkk. (2013) juga melaporkan
bahwa jamur tiram mampu mendegradasi pestisida jenis
atrazine hingga mencapai 94.5% dengan menggunakan
media garam MnSO4 selama 15 hari masa inkubasi.
Selanjutnya pada tahun 2017, Purnomo dkk. kembali
membuktikan bahwa jamur tiram dapat mendegradadi
polutan pestisida jenis aldrin dan dieldrin. Jamur tiram
mampu merubah senyawa aldrin dan dieldrin menjadi
senyawa yang lebih tidak toksik yaitu 9-hidroksialdrin
dan 9-hidroksidieldrin dalam media PDB dalam waktu 14
hari inkubasi. Beberapa penelitian tersebut menguatkan
606 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
mendegradasi PAH jenis fluorena dan antrasena hingga
mencapai masing-masing 43% dan 60% hanya dalam 3
hari inkubasi. Dalam penelitian tersebut, kemampuan
jamur tiram dalam mendegradasi PAH dominan berasal
dari aktivitas enzim MnP yang tersubstitusi dalam media
BSM (Basal Salt Medium) dengan tambahan serbuk kayu.
Dalam kasus tersebut, enzim lakase dan LiP juga
memberi peran dalam mendegradasi namun tidak
sedominan enzim MnP. Kemampuan degradasi tertinggi
diperoleh dengan waktu inkubasi selama 12 hari.
608 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
limbah media tanam jamur tiram dapat mendegradasi
pestisida DDT pada media tanah dengan tingkat
degradasi mencapai 80% selama 28 hari inkubasi.
Kemampuan limbah media tanam jamur tersebut dalam
mendegradasi berkaitan dengan adanya sisa-sisa
miselium pada limbah media tanam yang masih
mengandung enzim-enzim pendegradasi sehingga dapat
digunakan sebagai agen pendegradasi. Dari beberapa
uraian hasil penelitian diatas, jamur tiram dinilai memiliki
potensi yang sangat luar biasa untuk diaplikasikan
sebagai agen pengolah limbah kota melalui metode
bioremediasi untuk mewujudkan smart city.
Daftar Pustaka
Bezalel, L., Hadar, Y., Cerniglia, C.E., 1996a, Mineralization of polycyclic
aromatic hydrocarbons by the white rot fungus Pleurotus
ostreatus, Appl. Environ. Microbiol., 62, 292-295.
Bezalel, L., Hadar, Y., Fu, P.P., Freeman, J.P., Cerniglia, C.E., 1996b, Initial
oxidation products in the metabolism of pyrene, anthracene,
fluorene, and dibenzothiophene by the white rot fungus Pleurotus
ostreatus, Appl. Environ. Microbiol., 62, 2554-2559.
Bezalel, L., Hadar, Y., Fu, P.P., Freeman, J.P., Cerniglia, C.E., 1996c,
Metabolism of phenanthrene by the white rot fungus Pleurotus
ostreatus, Appl. Environ. Microbiol., 62, 2547-2553.
Bollag, W.B., Bollag, J.M., 1992, Biodegradation Encyclopedia of
Microbiology, New York: Academic Press Inc.
Bumpus, J.A., Aust, S.D., 1987, Biodegradation of DDT [1,1,1-trichloro-
2,2-bis (4-Chlorophenyl) ethane] by the white rot fungus
Phanerochaete chrysosporium, Appl. Environ. Microbiol., 53, 2001-
2008.
610 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Penulis
Adi Setyo Purnomo, S.Si., M.Sc., Ph.D
adalah Dosen di Departemen Kimia, Fakultas
Sains, Intitut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS), Surabaya. Penulis menempuh
Pendidikan sarjana di Departemen Kimia
FMIPA ITS, kemudian menyelesaikan studi
Master of Science (M.Sc) dan Doctor of
Philosophy (Ph.D) di Graduate School of Bioresources and
Bioenvironmental Sciences, Kyushu University, Fukuoka Japan. Penulis
adalah peneliti di Bidang Biokimia khususnya yang terkait dengan
biodegradasi polutan organic seperti pestisida, pewarna, minyak dll.
Puluhan publikasinya telah terbit di jurnal ilmiah internasional serta
memiliki beberapa paten dan buku. Penulis dapat dihubungi di email :
adi@chem.its.ac.id atau adi.spurnomo@yahoo.com.
612 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
TANTANGAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
DI INDONESIA: SMART WASTE MANAGEMENT
SYSTEM
614 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
terutama berkaitan dengan pengumpulan dan
pengangkutan sampah. Seperti studi kasus Kota
Surabaya.
Kota Surabaya sudah mempunyai sistem terintegrasi
mengenai transportasi dan pengumpulan sampah,
sehingga jarang terlihat tumpukan sampah di tengah
Kota Surabaya. SWAT (Solid Waste Transportation)
merupakan sistem IoT yang dapat memonitor sistem
pengangkutan sampah dengan jelas sehingga
memungkinan Pemerintah Kota melakukan effisiensi
mulai dari waktu dan biaya di dalam pengangkutan
sampah. Selain itu, DKRTH dapat menentukan prioritas
pelayanan pengangkutan sampah dengan sistem SWAT
ini, karena diketahui secara real time daerah yang
menghasilkan sampah cukup banyak. Gambar 2 salah
satu contoh smart waste management untuk tranportasi
sampah.
616 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
sampah, serta berupaya memformalkan sector
informal seperti pemulung untuk berupaya bersama-
sama mereduksi sampah. Data dari terbitan World Bank
(2018), menyatakan bahwa pemulung mempunyai peran
besar mengurangi dan mendaur ulang sampah di Jakarta
mencapai 25%. Upaya formalisasi pemulung sudah
dilakukan di Kota Surabaya, sebagai kota terdepan dalam
penerapan inovasi pengelolaan sampah. Kota Surabaya
menempatkan pemulung pada lokasi pemilahan sampah
terpusat seperti Super Depo di Mulyorejo Surabaya.
Pemulung bekerja memilahkan sampah yang dihasilkan
di lingkungan sekitar, kemudian mengolah dan
bekerjasama dengan DKRTH dalam upaya mengolahan
dan mengelola residu hasil pemilahan.
618 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
“Rombeng” juga bisa menjadi garda depan dalam
pemulung dengan sistem ICT ini, sehingga mereka akan
lebih effisien dalam mencari sampah yang dibutuhkan
dan effisiensi juga dari segi waktu, biaya dan finansial.
Hal ini akan menambah kemauan dan partisipasi
masyarakat dalam ikut peduli tentang pengelolaan
sampah yang dihasilkan sendiri oleh masyarakat. Ingat
tidak berlaku lagi syndrome NIMBY (“not in my back
yard”) di Indonesia, apalagi dengan melibatkan berbagai
actor di dalam pengelolaan persampahan.
Konsep ini juga sangat berguna dapat digunakan
dalam sistem yang sudah dikembangkan oleh
entrepreneur muda Indonesia yang ada di Jakarta,
dengan konsep Hunger Bank dan Food Bank
Indonesia. Jumlah sampah sisa makanan di Indonesia
terus bertambah, berdasarkan hasil penelitian di Kota
Surabaya 2014-2016, sampah sisa makanan kurang lebih
perhari 58-60% dari total sampah. Sisa makanan semua
dibuang ke TPA dan hanya sebagian kecil yang
dimanfaatkan untuk pakan ternak. Sampah ini
sebenarnya dapat dikomposkan namun karena
menimbulkan bau maka masyarakat jarang
memanfaatkan sampah makanan ini. Komunitas Hunger
Bank dan Food Bank Indonesia yang didirikan pertama
kali di Jakarta, mengumpulkan sampah dari hotel-hotel
ataupun rumah makan yang masih layak untuk
dimanfaatkan untuk kemudian diberikan kepada
masyarakat yang membutuhkan. Sisa makanan tidak
Penulis
IDAA Warmadewanthi S.T., M.T., Ph.D. adalah
dosen Departemen Teknik Lingkungan, ITS dengan
bidang keahlian: Solid Waste Treatment
620 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
SMART ENERGI SARANA MENUJU KAMPUS
HIJAU
Smart Energy
Sistem Smart Energi dapat diartikan sebagai sebuah
sistem yang mengkonsusi energi terbarukan 100%
(renewable energy) atau sistem yang mengkonsumsi
bioenergi dengan tingkat berkelanjutan, atau sistem
yang memanfaatkan sinergi dalam sistem energi untuk
memaksimalkan efisiensi dan mengurangi biaya.
Mengacu pada pertanyaan-pertanyaan yang dimuat
pada Survey Green Matrik “Wold University Rankings”
terdapat sektor-sektor penting yang akan dinilai dan
dikelompokkan menjadi enam bagian utama yang
meliputi : Setting and Infrastructure; Energy and Climate
Change; Waste; Water; Transportation and Education.
Adapun komponen utama dalam kasus tersebut akan
dikelompokkan menjadi delapan pokok kajian yang
meliputi :
a. Energi Efficient aplliances usage replacing
conventional appliances
b. Smart Building Implementation
c. Renewable Energy produce inside campus
d. Electricity usage per year ( in kilo watt hour)
e. Ratio of renewable energy produce/production
toward total energy usage per year
622 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
pencapaian universitas menuju kampus yang
keberlanjutan. Sebagai langkah awal penanganan energi
adalah dengan menetapkan personal yang terkait
dengan manajemen energi dengan cara mengangkat
anggota komite energi , sebagai contoh : Dr. A– sebagai
Chair (Keahlian khusu ME), Dr. B (disiplin ilmu teknik
mesin) – Member ; Dr. C (disiplin ilmu teknik elektro) –
Member ; Dr. D (Teknik Komputer) – Member ; Dr. E
(Arsitektur ) – Member dan Insinyur F (Physical Plant
Department Director) – Member .
Untuk menjalankan pengelolaan energi yang efektif
dan efisien diperlukan beberapa rekomendasi yang
meliputi kegiatan ”Audit Energi”. Untuk studi kasus di
Kampus ITS, SDM dari bagian sarana dan prasarana fisik
dan grup riset pengembangan energi berkelanjutan (PSE)
bekerja sama dengan pihak ketiga telah melakukan audit
energi untuk 4 gedung : Gedung Rektorat, Gedung
Departemen Teknik Fisika, Gedung Departemen
Matematika dan Gedung Research Center. Kampus ITS
Surabaya mulai Tahun 2017-2018. Bangunan Kampus ITS
adalah unit kegiatan pendidikan tinggi yang banyak
memanfaatkan sumber energi listrik untuk kegiatan
operasional yang dikelompokkan untuk keperluan : air
conditioning, pencahayaan, utilitas dan lain-lain, agar
penggunaan energi listrik tersebut efektif, efisien dan
aman maka perlu segera menerapkan standarisasi yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah Indoensia dengan
Standart Nasional Indonesia. Dalam perencanaan
konservasi energi listrik tersebut, sistem tata udara
624 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
dalam menetapkan nilai IKE (indek konsumsi energi)
awal.
Audit energi rinci harus dilakukan bila nilai IKE lebih
besar dari nilai standar seperti tercantum dalan SNI.
Kegitan proyek audit energi yang dikerjakan adalah
melakukan berbagai pendekatan standar yang telah
dikembangkan untuk mengevaluasi efisiensi energi,
mengindentifikasi peluang penghematan energi serta
menetapkan rencana untuk proyek-proyek agar
penggunaan energi memenuhi standart dan aman dalam
penggunaanya.
Audit Energi Awal : Audit energi awal pada dasarnya
merupakan pengumpulan data awal atau audit singkat
atau survei awal). Biasanya PEA dapat dilakukan tanpa
instrumentasi yang canggih atau rumit dan dapat
menggunakan data yang sudah tersedia. Data catatan
plant, dilengkapi dengan pengamatan kondisi umum
operasi peralatan pada saat peninjauan di lapangan (walk
through), diperhatikan pula standar pemeliharaan dan
tingkat pengendalian manajemen terhadap operasi. PEA
dapat diselesaikan dalarn waktu yang relatif singkat dan
biasanya auditor energi berpengalaman untuk
mendapatkan informasi tertulis, lisan maupun visual
untuk diagnosa secara tepat guna mendapatkan
gambaran situasi energi di plant.
Audit Energi Rinci : Audit energi rinci (Detailed Energy
Audit = DEA), merupakan survai dengan memakai
instrumen untuk menyelidiki peralatan-peralatan
626 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Gambar 1. Diagram alir kegiatan audit energi listrik awal
dan rinci (SNI-2000)
628 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Series1; Series1;
Peneran Peralata
gan; n kantor;
5,26; 5% 19,76;
20%
Series1;
AC;
74,98;
75%
Temuan
Konsumsi listrik sistem HVAC (Pendingin, unit AC DX,
AHU dan FCU) mewakili 69,26 % dari tagihan listrik
tahunan yang mana pencahayaan menyumbang 13,43%.
Peralatan kantor hanya 17,31 % dari keseluruhan
tagihan. Beban lain termasuk (peralatan IT, Lift dan beban
soket). Penghematan energi pada bangunan gedung
pengguna pendngin dapat dikurangi secara terukur
untuk utilitas bangunan bisa mencapai lebih 45% untuk
tagiahan tahunan dengan cara :
630 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
• Menginstalasi sistem control pada sistem HVAC
dengan penggantian valve.
• Mengganti chiller.
• Mengganti dengan AC split
• Menginstalasitimer pada sistem HVAC yang telah ada.
632 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Rekomendasi Energi – Efisiensi Energi Jangka
Pendek (1/6):
• Desain bangunan yang hemat energi - konstruksi
baru.
• Lakukan audit energi - memastikan sistem bangunan
beroperasi pada efisiensi maksimum.
• Seleksi gedung untuk program audit energi -
Dilakukan melalui Komite Energi Universitas.
• Manajemen energi gedung / Sistem Otomasi
Bangunan (BAS): tambahkan kontrol dan integrasi
sistem bangunan ke dalam bangunan yang ada. Ini
akan membantu kontrol yang lebih besar atas jadwal
operasi dan menerapkan strategi manajemen
permintaan untuk mengurangi konsumsi energi dan
biaya terkait.
• Gunakan sistem Pengawasan Kontrol dan Akuisisi Data
(SCADA)
• Pengukuran utilitas
• Efisiensi Energi - Meningkatkan efisiensi sistem listrik
dan pendingin.
• Penggunaan sistem panas dan daya gabungan (CHP
atau kogenerasi) - Menghasilkan listrik dan energi
termal untuk pemanasan.
o Efisiensi - mengurangi penggunaan bahan bakar
fosil dan dampak
o lingkungan dengan menggunakan sistem energi
yang lebih efisien.
o Meningkatkan efisiensi energi - meningkatkan
bangunan dan teknologi
634 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Rekomendasi Energi – Efisiensi Energi Jangka
Pendek (3/6):
• Gunakan sensor siang hari untuk meredupkan atau
mematikan pencahayaan ketika ada cahaya siang hari
yang memadai.
• Komputer / Teknologi Informasi: mengurangi jejak
energi dari teknologi universitas - Beli peralatan
energi yang efisien( tanda bintang) mulai komputer,
printer dan peralatan lainnya
• Mode tidur ketika tidak digunakan
• Matikan komputer pada malam hari
• Gunakan screen saver
• Gunakan perangkat lunak manajemen daya - matikan
monitor yang tidak digunakan
• Sistem Pemanasan dan Pendinginan (sistem HVAC):
Kantor dan ruang akademik harus mempertahankan
suhu yang diinginkan selama musim yang sesuai saat
ditempati. Sistem BAS harus menyesuaikan dengan
suhu yang diinginkan selama malam dan akhir pekan
(periode kosong).
636 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
menjadi glazur ganda atau triple dan melapisi kaca
atau bahkan mengisi ruang antara pelat kaca dengan
gas lembam atau ruang hampa udara akan
mengurangi perpindahan panas.
Berikan ventilasi alami untuk menghilangkan panas
dari bangunan.
Lindungi selubung bangunan tanpa mengubah fasad
eksternal.
638 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
eksternal digunakan dan kemudian dimatikan
untuk sisa malam itu.
Penulis
Dr. Ali Musyafa’ adalah dosen Departemen Teknik
Fisika, ITS dan Kepala Pusat Studi LPPM ITS email:
musyafa@ep.its.ac.id & musyafa1960@gmail.com.
Mobil Phone : 087851250830
640 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
SMART ENERGY DENGAN TEKNOLOGI RECYCLE
BATERAI LITHIUM UNTUK KEBUTUHAN
SEHARI-HARI
642 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Peningkatan permintaan jumlah baterei lithium tentu
juga akan meningkatkan jumlah kebutuhan bahan
lithium. Karena hampir 80% bahan utama pembuatan
baterei lithium berasal dari material tersebut. Seperti kita
ketahui bahan lithium sendiri termasuk bahan tambang
langka. Di seluruh dunia, tambang lithium hanya ada di
beberapa negara seperti di Chili, Bolivia, China dan
Australia. Dimana wilayah Amerika Selatan memiliki dua
pertiga cadangan lithium dunia. Tentu hal ini sangat
mengkhawatirkan terutama bagi Indonesia yang belum
ditemukan tambang lithium. Meskipun akhir –akhir ini
berdasarkan penelitian oleh LIPI ada beberapa daerah
pegunungan kapur yang memiliki potensi kandungan
lithium seperti Rembang, Grobogan dan Tuban.
Kelangkaan akan keberadaan bahan lithium di Indonesia
tentu akan mengakibatkan ketergantungan dalam jangka
panjang. Apalagi jumlah konsumen pengguna baterei
lithium di Indonesia temasuk terbesar di dunia. Untuk itu
diperlukan strategi dan langkah konkrit yang harus di
dukung oleh semua pihak baik itu pemerintah pusat,
pemerintah daerah, pihak swata maupun komponen
masyarakat lainnya.
Beberapa strategi yang bisa ditempuh antara lain yaitu
dibentuk tim khusus dari peneliti di seluruh Indonesia
dengan dukungan dari pemerintah untuk mencari
sumber-sumber lithium di Indonesia. Dimana seperti kita
ketahui sumber-sumber lithium bisa berasal dari mineral
bebatuan, danau garam, air laut atau dari air geothermal.
644 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Upaya yang lain juga telah dilakukan dengan strategi
menghidupkan atau memanfaatkan kembali baterei
lithium bekas tersebut. Seperti kita ketahui bahwa baterai
lithium bekas dari handphone, laptop, dan barang-
barang elektronik portabel lainnya pada umumnya
sebenarnya masih mempunyai kemampuan cukup untuk
diisi ulang. Namun kemampuan isi ulang tersebut tidak
cukup digunakan sebagai sumber energi atau daya yang
dibutuhkan oleh alat-alat elektronik tersebut. Disamping
itu baterai lithium bekas untuk mobil listrik umumnya
umur baterei berkisar dua sampai tiga tahun untuk
pemakian normal maka setelah itu kemampuan isi ulang
dan kapasitasnya akan menurun. Tapi kondisi baterei
tersebut sebenarnya masih cukup layak untuk dapat
digunakan atau didaur ulang digunakan untuk
pemakaian peralatan listrik dengan daya rendah misalnya
lampu LED. Maka melihat potensi yang sangat besar ini
keberadaan baterai lithium bekas baik bekas handphone,
laptop ataupun mobil listrik sangat berpotensi untuk di
daur ulang atau dihidupkan kembali untuk penggunaan
aplikasi sumber energi listrik bagi penerangan lampu
terutama untuk penerangan lampu rumah tangga.
Seperti kita ketahui masih banyak daerah-daerah di
Indonesia yang tingkat pemerataan akan instalasi listrik
terutama di daerah-daerah yang terpencil, tertinggal dan
terbelakang (3T) yang belum mendapatkan jaringan
intalasi listrik dari PLN. Disamping itu konsep smart city
yang sekarang ini sedang di galakkan oleh pemerintah
juga harus mendukung akan program kemandirian
646 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
(a) (b)
Penulis
Lukman Noerochim, Ph.D. Merupakan
staf pengajar di Departemen Teknik
Material FTI-ITS sejak tahun 2003 hingga
sekarang. Setelah menyelesaikan S3-nya
di University of Wollongong, Australia
pada tahun 2013 dengan bidang
penelitian pada sintesa material elektroda
untuk baterei ion lithium, kemudian diberi
kepercayaan menjadi Kepala
Laboratorium Manufaktur dan yang
terakhir sebagai Kaprodi Program Pascasarjana Teknik Material dan
Metalurgi ITS. Telah mempublikasikan lebih dari 15 karya tulis di jurnal
internasional terindeks dan berimpact tinggi dengan jumlah sitasi
lebih dari 350 kali. Untuk info lebih lanjut silahkan mengubungi
alamat email: lukman@mat-eng.its.ac.id
648 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
DESAIN ENGINEERING UNTUK FASILITAS TES
SEBUAH KOTA PINTAR DI ERA INDUSTRI 4.0
Pendahuluan
Ketersediaan informasi hasil pengukuran pada era
industri 4.0 mudah diperoleh, namun pemanfaatan data-
data dalam mendesain, mengoperasikan dan perawatan
sebuah kota masih terbatas. Hal ini disebabkan
kurangnya perangkat lunak enjinering yang
menerjemahkan data yang sangat banyak ke dalam
bahasa manajemen yang bisa digunakan sebagai support
decision tool. Pada makalah ini akan dipaparkan
bagaimana data berupa informasi konsumsi listrik di
gedung-gedung bisa dipergunakan untuk merencanakan
sebuah Thermal Energy Storage (TES) yang akan
menggantikan chiller saat tarif energi listrik mahal,
kekurangan energi listrik dan bahkan men-scheduling
pemakaian listrik yang sangat besar di gedung-gedung
dengan baik atau tidak ada pemadaman listrik. Konsumsi
energi sektor komersial di Indonesia masih didominasi
oleh listrik yang pangsanya mencapai 70% pada tahun
2010 [1]. Jika dibandingkan pada tahun 2000 jumlah
kebutuhan energi listrik mencapai tiga kali lipat. Semakin
banyak gedung-gedung pemerintah dan swasta, pusat
perbelanjaan dan hotel baru dibangun akan
menyebabkan kenaikan konsumsi listrik yang cukup
tinggi [2].
650 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
penyebab membengkaknya biaya operasional gedung
pada penggunaan sistem pengkondisian udara.
652 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
loss pada TES tank untuk mencari perbedaan kapasitas
total chiller dan beban pendinginan gedung yang
minimum disertai heat loss pada TES tank yang kecil.
Permasalahan ini sangat mudah diselesaikan dan dapat
dihasilkan solusi global optimum dengan menggunakan
metode sederhana [9]. Dengan optimisasi ini didapatkan
nilai perbedaan kapasitas chiller dan beban pendinginan
yang minimum, serta heat loss pada TES tank yang kecil
dengan mencari biaya penghematan konsumsi listrik,
nilai payback period dan nilai return on investment yang
optimal. Pada dasarnya optimisasi pada sistem TES
digunakan untuk membantu operator dan medesain
sistem TES secara efektif dan efisien dengan energi atau
biaya yang minimal [10].
654 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
17.00 WIB. Kecuali instalasi yang membutuhkan waktu
operasional selama 24 jam seperti UGD dan farmasi
klinik.
Sama seperti rumah sakit, gedung hotel memiliki
waktu operasional selama 24 jam, beban listrik hotel
meningkat pada pukul 07.00 WIB sebab operasional
hotel mulai dari reservasi dan pendinginan ruangan
selain hunian, karena AC beroperasi selama 24 jam di
setiap hunian. Untuk kantor pemerintah dan kantor
swasta beroperasi selama 5 hari sepekan dengan durasi
selama 8-9 jam perhari. Waktu operasional kantor
dimulai pukul 07.00 WIB untuk memulai pendinginan
ruangan dan peralatan kantor lainnya, hingga pukul
17.00 WIB. Untuk kantor swasta terdapat pekerjaan
tambahan sehingga pemakian listrik hingga pukul 22.00
WIB.
656 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Tabel 1. Hasil perhitungan chiller plant gedung komersial
Chilled Chiller plant
Total chiller
water flow energy
Gedung plant / hours
out / hours consumption /
(kW/TR)
(TR) hours (kW)
Pusat 1085 0,710 771,3
perbelanjaan
Rumah sakit 223 0,770 171,6
Hotel 163 0,776 126,8
Kantor swasta 90 0,867 77,6
Kantor 33 0,936 30,7
pemerintah
658 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Tabel 2. Hasil optimisasi kapasitas chiller dan TES tank pada
setiap gedung komersial.
Volume Heat
Charging Kapasitas Kapasitas TES loss
Gedung period Chiller TES tank tank TES
3
(Jam) (TR) (TR) (m ) tank
(TR)
Pusat
10 890 7692 2327 154
perbelanjaan
Rumah sakit 8 180 805 247 18
Hotel 15 165 901 273 20
Kantor
7 70 496 150 10
swasta
Kantor
7 17 132 40 2
pemerintah
660 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Biaya penggunaan listrik sistem pendingin
dipengaruhi oleh kapasitas chiller. Semakin kecil
kapasitas chiller dalam mencukupi kebutuhan WBP dan
LWBP akan menghasilkan biaya penghematan yang
cukup besar. Perbedaan tarif listrik saat WBP dan LWBP
juga mempengaruhi besar biaya penghematan listrik
sistem TES. Dalam penelitian M.M Rahman dan M.G Rasul
menjelaskan mengenai analisis kelayakan dari segi
ekonomi sistem TES yang diterapkan pada bangunan
sekolah di Australia dengan selisih tariff WBP sebesar 3
kali lipat dari harga LWBP dapat meningkatkan
penghematan biaya listrik hingga 61 %.
Selain tarif WBP yang lebih mahal, faktor yang dapat
meningkatkan penghematan listrik adalah interval WBP.
WBP di Indonesia ditetapkan pada pukul 17.00 WIB
hingga 22.00 WIB dan sebaliknya untuk LWBP ditetapkan
pada pukul 23.00 WIB hingga 16.00 WIB, sehingga
interval WBP selama 5 jam dan LWBP selama 19 jam.
Berbeda dengan Malaysia dan Australia, WBP dimulai
pada pukul 07.00 WIB hingga 21.00 WIB dan sebaliknya
untuk LWBP pada pukul 22.00 WIB hingga 06.00 WIB.
Rentang WBP selama 14 jam dan LWBP selama 10 jam.
Semakin lama interval WBP akan semakin meningkatkan
penghematan listrik disebabkan pada saat WBP chiller
akan berhenti operasi.
Kantor
80.773.037 102.043.913 21.270.876 21%
pemerintah
662 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Kelayakan investasi sistem TES tidak dapat diketahui
hanya dengan melihat besarnya biaya penghematan
listrik, untuk melihat peluang penerapan sistem TES pada
gedung komersial dibutuhkan analisis investasi pada
setiap gedung dan kombinasinya. Secara umum biaya
investasi sistem pendingin konvensional atau terdiri dari
investasi chiller, investasi pompa CHWP dan CWP dan
biaya operasional sistem pendingin konvensional untuk
perhitungan biaya investasi sistem pendingin
konvensional dan sistem pendingin menggunakan TES
untuk gedung pusat perbelanjaan ditunjukkan pada
Tabel 4.
Jumlah 14.790.233.532
664 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
Sedangkan penghematan yang diperoleh dari gedung
pusat perbelanjaan adalah sebesar Rp. 1.200.182.189
sehingga penerpaan TES pada gedung pusat
perbelanjaan menghasilkan ROI sebesar 175 % dengan
payback period selama 6 bulan.
Untuk gedung komersial lainnya seperti, rumah
sakit, hotel, kantor swasta dan kantor pemerintah tidak
diperlukan biaya investasi tambahan. Sebab penerapan
TES pada gedung komersial tersebut langsung
menghasilkan penurunan biaya investasi sampai
mencapai 40% pada kantor swasta. Hal ini disebabkan
biaya investasi sistem pendingin menggunakan TES lebih
murah dibandingkan sistem pendingin konvesnional
ditambah keuntungan biaya operasional listrik gedung,
sehingga perhitungan nilai ROI dan payback period tidak
diperlukan dalam analisis ini. Dalam penerapan sistem
TES, investasi terbesar terletak pada chiller dan TES tank,
Namun semakin besar kapasitas chiller maka biaya
operasional dan perawatan chiller akan semakin besar
Kesimpulan
Telah diuraikan bahwa pemanfaatan informasi
pemakaian listrik di gedung-gedung di sebuah kota
pintar untuk mendesain thermal energy storage
menghasilkan penghematan energi listrik sampai 21%
dan bahkan menurunkan biasa investasi mencapai 40%.
666 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
[13] International. District. Energy. Association, District Energy.
U.S, 1994.
Penulis
Contact:
Website: riset.its.ac.id/smartcity
Email: smartcity@its.ac.id
SMS/WA: +62 81217762280
668 Bunga Rampai Pengetahuan, Gagasan, & Rekomendasi ITS untuk Indonesia
SMART CITY: KONSEP, MODEL, & TEKNOLOGI 669