Professional Documents
Culture Documents
( Blok RS )
Disusun oleh :
Kinanti Safira Fajrin 1510211073
M. Fawwaz Farhan 1510211082
M. Muktasim Billah 1510211087
Annisa Weningtyas 1510211094
Bella Siti Syafina 1510211132
Halimah Anggi Rahmani 1510211142
Nabillah Virginia 1510211162
Puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-NYA saya dapat
menyelesaikan makalah lab komputer tepat pada waktunya.
Selanjutnya dalam makalah ini saya sampaikan bahwa kegiatan pembelajarn ini dapat
terlaksanakan dengan baik dan lancar sesuai dengan yang diinginkan. Untuk itu tak lupa saya
mengucapkan terimakasih pada dr. Ferdiana Yunita selaku dosen pengajar pada kegiatan
pembelajaran lab computer ini.
Demikian laporan ini saya buat atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika kita
melakukan sesuatu pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka apakah yang akan terjadi?”.
Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang di control secara
ketat maka kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan hal inilah yang
dilakukan pada penelitian eksperimen. Sehingga penelitian eksperimen dapat dikatakan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiono : 2010).
Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di
dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari hubungan
sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat kaitanya dalam menguji suatu hipotesis
dalam rangka mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok
yang dikenakan perlakuan.
1. Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous
management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun
random (acak).
2. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan
kelompok eksperimen.
3. Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan
variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi
variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak
menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi
kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan
penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara
acak.
4. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian
eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat
studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
5. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan
penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi yang
sama.
6. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara
sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
1. Memiliki teori hipotesis penelitian , teori ini menjelaskan hubungan sebab akibat dalam
sebuah penelitian. Dengan adanya hipotesis penelitian ini akan memberikan indikasi
yang jelas tentang bagaimana temuan itu harus di generalisasi, hipotesis penelitian juga
menjadi pengendali kisaran hasil yang akan dicapai.
2. Equivalensi statistik; Mencapai kesetaraan statistik individu dalam kelompok yang
dibandingkan, karakteristik kedua ini penting untuk mengesampingkan variabel yang
mungkin dapat membatalkan kesimpulan kausal.
3. Peneliti melakukan intervensi yang terkendali, atau manipulasi langsung dari
intervensi, karakteristik ini mungkin merupakan fitur yang paling khas dan berbeda yang
dimilki penelitian eksperimental. Manipulasi, dalam pengertian ini, berarti bahwa peneliti
memutuskan dan mengontrol intervensi tertentu, meberikan perlakuan, atau kondisi untuk
setiap kelompok mata pelajaran. Variabel independen dimanipulasi dalam nilai, kondisi
(tingkat) yang berbeda dari variabel independen yang ditugaskan untuk kelompok dengan
eksperimen. Minimal ada dua kelompok atau kondisi yang akan dibandingkan. Tujuan
eksperimen adalah membandingkan pengaruh suatu kondisi pada satu kelompok dengan
pengaruh kondisi yang berbeda pada kelompok kedua atau membandingkan pengaruh
kondisi yang berbeda pada kelompok yang sama. Dengan demikian, setidaknya ada dua
kelompok atau kondisi yang diperlukan untuk membuat perbandingan.
4. Memerlukan alat ukur dan variabel terikat. Artinya, penelitian eksperimental
terkonsentrasi pada sesuatu yang dapat ditentukan dengan angka. Jika hasil eksperimen
tidak bisa diukur dan dihitung, maka itu bukanlah penelitian eksperimen.
5. Memanfaatkan statistik inferensial. Statistik inferensial digunakan untuk membuat
pernyataan tentang probabilitas hasil. Statistik inferensial (sering juga disebut statistik
induktif/statistik probabilitas) adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis
data sampel data dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok
digunakan apabila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan
sampel dari populasi itu dilakukan secara random. Statistik ini juga disebut statistik
probabilitas , karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi berdasarkan data
sampel itu kebenaranyya masih bersifat peluang (probability). Suatu kesimpulan dari
data yang akan diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan
kebenaran yang dinyatakan dalam prosentase . bila kesalahannya 5% maka taraf
kepercayaannya 95%. Peluang kesalahan dan kebenaran itudisebut taraf signifikansi.
6. Adanya sebuah kontrol yang ketat terhadap variabel asing.
Selain itu, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam
melakukan penelitian ini, yaitu kontrol, manipulasi, dan pengamatan. Variabel kontrol disini
adalah inti dari metode eksperimental, karena variabel control inilah yang akan menjadi standar
dalam melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan yan terjadi akibat perbedaan perlakuan
yang diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah operasi yang sengaja dilakukan dalam
penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang dimanipulasi adalah variabel independent
dengan melibatkan kelompok-kelompok perlakuan yang kondisinya berbeda. Setelah peneliti
menerapkan perlakuan eksperimen, ia harus mengamati untuk menentukan apakah hipotesis
perubahan telah terjadi (Observasi).
Dari beberapa penjelasan diatas secara garis besar dapat kita simpulkan karakteristik penelitian
eksperimen adalah antara lain :
Menurut Sukardi, (2003) pada umumnya, penelitian eksperirnental dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah seperti beriku :
1. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang hendak
dipecahkan.
2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis
penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan definisi
istilah.
4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
d) Menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah
subjek penelitian.
1. Melaksanakan eksperimen.
2. Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
3. Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah
ditentukan.
4. Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan
untuk menentukan tahap signifikasi hasilnya.
5. Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan.
D.BENTUK DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN
Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian Pendidikan” tahun 2010, beliau
membagi desain penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-experimental design, true
experimental design, dan quasy experimental design.
1. Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini berguna untuk mendapatkan informasi awal
terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian. Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada
beberapa macam antara lain :
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberi treatment (perlakuan) dan
selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil adalah
sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen ini subjek disajikan dengan beberapa jenis
perlakuan lalu diukur hasilnya.
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat pretest sebelum diberi
perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
c. Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu;
setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok
kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi
perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut
kelompok kontrol.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok
diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari
kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi
posttest.
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang
sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi
Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol
yang digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin
menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian
menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan
dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi
Experimental. Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk
mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil
pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya
labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui
dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan
satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini,
baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok
tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes,
kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
c. Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang
berbeda-beda, dan dilakukan secara random.
4. Factorial Design
Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang
dimanipulasi). Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-
eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual
dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek
suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel
kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari
variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat
dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.
Idealnnya suatu desain eksperimental yang baik memilki kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
Namun dalam implementasi ditemukan berbagai kekurangan dalam desain eksperimen, sebagai
berikut:
KONTROL
EFEK (+)
EFEK (-)
Pada jurnal ini, metode pengambilan sampel nya menggunakan metode quasy experiment. Yang
dimana quasy experiment adalah eksperimen yang memiliki perlakuan (treatments), pengukuran-
pengukuran dampak (outcome measures), dan unit-unit eksperiment (experimental units) namun
tidak menggunakan penempatan secara acak. Pada penelitian lapangan biasanya menggunakan
rancangan eksperiment semu (kuasi eksperimen). Desain tidak mempunyai pembatasan yang
ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman
validitas. Di sebut eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau tidak memiliki cir-ciri
rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya dikontrol atau
di manipulasi.Oleh sebab itu validitas penelitian menjadi kurang cukup untuk disebut sebagai
eksperimen yang sebenarnya. Tujuan penelitian experiment semu untuk memperkirakan kondisi
eksperimen murni dalam keadaan tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau
memanipulasi semua variable yang relevan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan
hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok
eksperimen, namun pemilahan kedua kelompok tersebut tidak dengan teknik random. Penelitian
eksperimental semu bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan,mengklarifikasi penyebab
terjadinya suatu peristiwa, atau keduanya.
Dalam jurnal yang akan dibahas ini design penelitian menggunakan Penelitian
Experimental yaitu QUASY EXPERIMENTAL. Sebelum membahas lebih dalam kita harus
mengetahui teori mendasar dari Penelitia Experimental tersebut, meliputi :
untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu
dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda.
1. peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan melakukan
penelitian;
2. penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama;
pre-experimental (nondesign),
true-experimental,
factorial experimental; dan
Quasi experimental,
Pada jurnal yang kita bahas, design penelitian menggunakan Penelitian Experimental dengan
bentuk desain penelitian QUASI EXPERIMENTAL, dimana quasi experimental meliputi time
series design dan non equivalent control group design.
Merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel
luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Berikut ini dikemukakan dua bentuk
eksperimen ini yaitu:
Desain ini tidak dapat di pilih secara random. Sebelum diberi perlakuan kelompok diberi pretest
sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui keistabilan dan kejelasan kelompok
sebelum di beri perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilanya berbeda-beda,
berarti kelompok tersebut labil, dan tidak konsisten.
O1 O2 O3 O4 X O5 O6 O7 O8
Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4 dan perlakuan yang baik adalah O5 = O6 =
O7 = O8. Besarnya pengaruh perlakuan adalah = (O5 + O6 + O7 O8) – (O1 + O2 + O3 + O4).
Hasil penelitian yang paling baik adalah ditunjukan pada keadaan kelompok stabil dan
konsistensi ( O1 = O2 = O3 = O4) setelah diberi perlakuan keadaanya meningkat secara
konsisten ( O5 = O6 = O7 = O8).
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group desain, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Kelebihan : peneliti dapat memilih variabel dan variabel dapat di kontrol secara ketat sehingga
validitas dapat terjamin
z12 / 2 P(1 P)
n
d2
Variabel Kondisi 1 Kondisi 2 Reversal Jumlah
Delayed 48 21 17 96
Immidiate 45 17 21 93
Jumlah 93 38 38
2
𝑍1−∝/2 𝑃(1−𝑃)
Rumus 𝑑2
0.956
= 0.0025=383
BAB IV
IV.2 SARAN
Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta